Dosen pengampu :
Ns. Wahyu Dwi Fatimah,M.Kep
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Keperawatan Anak 1. Makalah ini berisikan tentang
Asuhan Keperawatan Anak Dengan Masalah Deama Typhoid,
diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita
semua.
Dalam menyelesaikan makalah ini, banyak kesulitan yang kami
hadapi. Namun berkat dukungan teman-teman, sehingga makalah ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif
agar makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna. Harapan kami,
mudah-mudahan makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita
semua
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................................ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1
1. Latar Belakang ..............................................................................................1
2. Rumusan Masalah .........................................................................................2
3. Tujuan ...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................3
1. Definisi Lelaki Suka Lelaki (LSL) ................................................................3
2. Jenis-Jenis Homoseksual................................................................................3
3. Faktor penyebab terjadinya Lelaki Suka Lelaki (LSL)..................................4
4. Pola kehidupan kelompok Lelaki Suka Lelaki (LSL)....................................4
5. Definisi Napza................................................................................................5
6. Jenis-Jenis Napza...........................................................................................6
7. Hubungan Napza dan HIV AIDS...................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................11
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
didapatkan laki-laki yaitu 57.6% sedangkan perempuan 42.4%. (Rachman
Yudhistira Nugraha, 2017). Sedangkan untuk angka insidensi terbanyak
Demam tifoid di Indonesia adalah usia 2 – 15 tahun (Purba, dkk., 2016).
Demam tifoid juga merupakan salah satu penyakit menular penyebab
kematian di Indonesia (6% dengan n = 1.080), khusus pada kelompok usia 5–
14 tahun tifoid merupakan 13% penyebab kematian pada kelompok tersebut
(Retnosari & Tumbelaka, 2000; Depkes RI, 2008; Ahmad, et al., 2016).
Penyakit tifoid termasuk penyakit yang mengakibatkan angka kejadian
luar biasa (KLB) yang terjadi di Kalimantan Timur, pada tahun 2012
menempati urutan ke 7 dari 10 penyakit yang tercatat. Meskipun hanya
menempati urutan ke 7, penyakit tifoid menemukan perawatan yang
komprehensif, mengingat penularan Salmonella thypi ada satu sumber
penularan Salmonella thypi yaitu pasien yang menderita demam tifoid namun
masih mengeksresikan Salmonella thypi dalam tinja selama lebih dari satu
tahun (Depkes, 2012). Dari data yang didapat dari Dinas Kesehatan Kota
(2012) menunjukkan kasus typoid mencapai 911 kasus, yang terjadi pada
anak usia 6-12 tahun.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Definisi
Demam thypoid atau enteric fever adalah penyakit infeksi
akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala
demam lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan dan
gangguan keasadaran. Demam thypoid disebabkan oleh infeksi
salmonella typhi. (Lestari Titik, 2016).
Thypoid fever atau demam tifoid adalah penyakit infeksi
akut pada usus halus dengan gejala demam satu minggu atau lebih
disertai gangguan pada saluran pencernaan dan dengan gangguan
kesadaran. (Wijayaningsih kartika sari, 2013).
2.1.2 Etiologi
Penyebab utama demam thypoid ini adalah bakteri
samonella typhi. Bakteri salmonella typhi adalah berupa basil gram
negatif, bergerak dengan rambut getar, tidakberspora, dan
mempunyai tiga macam antigen yaitu antigen O (somatik yang
terdiri atas zat kompleks lipopolisakarida), antigen H (flegella),
dan antigen VI. Dalam serum penderita, terdapatzat (aglutinin)
terhadap ketiga macam antigen tersebut. Kuman tumbuh pada
suasana aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15-41 derajat
celsius (optimum 37 derajat celsius) dan pH pertumbuhan 6-8.
Faktor pencetus lainnya adalah lingkungan, sistem imun yang
rendah, feses, urin, makanan/minuman yang terkontaminasi,
formalitas dan lain sebagainya. (Lestari Titik, 2016).
2.1.3 Patafisiologi
C. Gangguan kesadaran
Umumnya kesadaran pasien menurun, yaitu apatis
sampai samnolen. Jarang terjadi supor, koma atau gelisah
(kecuali penyakit berat dan terlambat mendapatkan
pengobatan). Gejala yang juga dapat ditemukan pada
punggung dan anggota gerak dapat ditemukan reseol, yaitu
bintikbintik kemerahan karena emboli hasil dalam kapiler
kulit, yang ditemukan pada minggu pertama demam,
kadang-kadang ditemukan pula trakikardi dan epistaksis.
4
D. Relaps
Relaps (kambuh) ialah berulangnya gejala penyakit
demam thypoid, akan tetap berlangsung ringan dan lebih
singkat. Terjadinya pada minggu kedua setelah suhu badan
normal kembali, terjadinya sukar diterangkan. Menurut
teori relaps terjadi karena terdapatnya basil dalam organ-
organ yang tidak dapat dimusnahkan baik oleh obat
maupun oleh zat anti.
5
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Demam Typhoid
2.2.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama di dalam
memberikan asuhan keperawatan. Perawat harus mengumpulkan data
tentang status kesehatan pasien secara sistematis, menyeluruh, akurat,
singkat, dan berkesinambungan. Pengumpulan data ini juga harus dapat
menggambarkan status kesehatan klien dan kekuatan masalah-masalah
yang dialami oleh klien. (Hutahaean Serri, 2010).
Menurut sodikin 2012 pengkajian pada anak demam typhoid antara lain:
1. Identifikasi, sering ditemukan pada anak berumur diatas satu tahun.
2. Keluhan utama
Berupa perasaan yang tidak enak badan, lesu, nyeri kapala,
pusing dan kurang bersemangat, serta nafsu makan kurang
(terutama selama masa inkubasi). Pada kasus yang khas, demam
berlangsung selama 3 minggu, bersifat febris remiten, dan suhu
tubuhnya tidak tinggi sekali. Selama minggu pertama, suhu tubuh
berangsur-angsur baik setiap harinya biasanya menurun pada pagi
hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari. Pada minggu
kedua, pasien terus berada dalam keadaan demam. Saat minggu ke
tiga, suhu beragsur turun dan normal kembali pada akhir minggu
ke tiga. Umumnya kesadaran pasien menurun walaupun tidak
berada dalam kedaaan yaitu apatis sampai samnolen. Jarang terjadi
stupor, koma, atau gelisah (kecuali bila penyakitnya berat dan
terlambat mendapatkan pengobatan). Disamping gejala-gejala
tersebut mungkin terdapat gejala lainnya. Kadang-kadang
ditemukan pula bradikardia dan epitaksis pada anak besar.
3. Pemeriksaan fisik:
A. Kepala Melihat kebersihan kulit kepala, distribusi
rambut merata dan warna rambut.
B. Wajah, melihat ke semetrisan kiri dan kanan.
C. Mata, terlihat sklera putih, konjuntiva merah muda,
dan reflek pupil mengecil ketika terkena sinar.
D. Mulut, terdapat napas yang berbau tidak sedap serta
bibir kering, dan pecah-pecah (ragaden). Lidah
tertutup selaput putih kotor, sementara ujung dan
tepinya berwarna kemerahan dan jarang disertai
tremor.
E. Leher, tidak adanya distensi vena jugularis.
F. Abdomen, dapat ditemukan keadaan perut
kembung. Bisa terjadi konstipasi, atau mungkin
diare atau normal.
G. Hati dan limfe membesar disertai dengan nyeri pada
perabaan.
H. Ektermitas, pergerakan baik antara kiri dan kanan.
I. Integumen, akral teraba hangat dan terdapat pada
punggung dan anggota gerak dapat ditemukan
reseola (bintik-bintik kemerahan karena emboli
basil dalam kapiler kulit yang dapat ditemukan pada
minggu pertama demam).
6
4. Pemeriksaan laboratorium
a. Pada pemeriksaan darah tepi terdapat
gambaran leukopenia, limfositosis relatif dan
aneosinofillia pada permukaan yang sakit.
b. Darah untuk kultur (biakan darah, empedu)
dan widal.
c. Biakan empedu basil salmonella typhosa
dapat ditemukan dalam darah pasien pada
minggu pertama sakit. Selanjutnya lebih
sering ditemukan dalam urine dan feses.
d. Pemeriksaan widal Untuk membuat
diagnosis, pemeriksaan yang diperlukan
ialah titer zat anti terhadap antigen O yang
bernilai 1/200 atau lebih menunjukkan
kenaikan yang progresif (Nursalam
Susianingrum, Rekawati Utami, Sri, 2008).
2.2.2 Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah proses menganalisa data subjektif
dan objektif yang telah diperoleh pada tahap pengkajian untuk
menegakkan diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan melibatkan
proses berpikir kompleks tentang data yang dikumpulkan dari klien,
keluarga, rekam medis, dan pemberi pelayanan kesehatan yang lain.
(Hutahaean Serri, 2010) Berdasarkan Nanda NIC NOC 2016 diagnosa
keperawatan yang muncul yaitu :
A. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit.
B. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis.
C. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan
mengabsorbsi nutrisi.
D. Konstipasi berhubungan dengan ketidakcukupan asupan
cairan.
E. Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua,
lingkungan yang asing, prosedur-prosedur tindakan.
F. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat dan peningkatan suhu tubuh.
2.2.3 Intervensi
Berdasarkan NANDA NIC NOC 2016, intervesi keperawatan antara lain adalah:
No Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Intervensi
7
1. Hipertermia NOC (Nursing NIC (Nursing Intervention
berhubungan dengan Outcome Classification) : Classification) :
proses penyakit. Kriteria hasil : 1.1. Kaji warna kulit
Batasan karakteristik: Suhu tubuh 1.2. Monitor suhu tubuh
Konvulsi dalam rentang normal, minimal tiap 2 jam.
Kulit kemerahan antara 36,5 - 37,5 derajat 1.3. Monitor TD, N dan
Peningkatan celsius. RR.
suhu tubuh di Nadi dan 1.4. Identifikasi adanya
atas kisaran normal. pernafasan dalam rentang penurunan tingkat kesadaran.
Kejang normal. 1.5. Tingkatkan intake
Takikardi Tidak cairan dan nutrisi.
Takipnea ada perubahan warna 1.6. Beri kompres hangat pada
Kulit kulit dan tidak ada sekitar axilla dan lipatan
terasa hangat. pusing. paha.
1.7. Beri pakaian yang tipis
dan menyerap keringat.
1.8. Kolaborasi
pemberian oabt
antiperetik.
8
Sikap
melindungi nyeri.
Melaporkan
nyeri secara
verbal.
Perubahan
posisi untuk
menghindari nyeri.
9
4.. Konstipasi berhubungan NOC (Nursing Outcome NIC (Nursing Intervention
dengan ketidakcukupan Classification) : Classification) :
asupan cairan. Mempertahankan 4.1. Identfikasi faktor
Batasan karakteristik : bentuk feses yang penyebab dari
Nyeri abdomen lunak 1-3 hari. konstipasi.
Anoraksia Bebas 4.2. Monitor bising usus.
Perubahan pada dari ketidaknyamanaan 4.3. Monitor feses,
pola defekasi. dari konstipasi. frekuensi,
Rasa rektal penuh. Feses lunak konsistensi dan volume.
Feses keras dan dan berbentuk. 4.4. Anjurkan klien/keluarga
berbentuk. Mengidentifikasi untuk mencatat warna,
Masa abdomen indikator untuk volume, frekuensi dan
yang dapat diraba. mencegah konstipasi. konsistensi tinja.
Perkusi pekak. 4.5. Kolaborasi pemberian
Nyeri saat obat laktasif.
defekasi.
Bising usus
hipoaktif.
Mengejan pada
saat defekasi.
5. Cemas berhubungan NOC (Nursing NIC (Nursing Intervention
dengan perpisahan Outcome Classification) :
dengan orang tua, Classification) : 5.1. Gunakan
lingkungan asing, Anak pendekatan yang
prosedur-prosedur istirahat dengan tenang menenangkan.
tindakan Anak 5.2. Pertahankan sikap yang
Batasan karakteristik : mendiskusikan prosedur tenang dan menyakinkan.
Gelisah dan aktivitas tanpa 5.3. Jelaskan prosedur dan
Melihat sepintas adanya kecemasan aktivitas kain sebelum
Kontak mata memulai.
yang buruk 5.4. Jawab pertayaan dan
Ketakutan jelaskan tujuan aktivitas.
Berfokus pada 5.5. Anjurkan orang
diri sendiri terdeekat bagi anak untuk tetap
Peningkatan bersama anak sebanyak
kewaspadaan mungkin.
Wajah tegang 5.6. Memenuhi kebutuhan
Gemetar bermain.
Penigkatan
keringat
Jantung berdebar
10
6. Resiko kekurangan NOC (Nursing NIC (Nursing Intervention
volume cairan Outcome Classification) :
berhubungan dengan Classification) : 6.1. Kaji status cairan
intake yang tidak Tekanan darah, termasuk intake dan output.
adekuat dan nadi, suhu tubuh 6.2. Monitor vital sign.
peningkatan suhu dalam batas 6.3. Monitor status dehidrasi
tubuh. normal. (kelembaban membran
Batasan karakteristik : Tidak ada tanda- mukosa).
Kehilangan tanda dehidrasi, 6.4. Dorong keluarga
cairan secara aktif. elastisitas turgor kulit untuk membantu pasien
Kurang baik, membram mukosa makan.
pengetahuan. lembab, tidak ada rasa 6.5. Kolaborasi pemberian
Berat haus yang berlebihan. berikan cairan IV
badan ekstrem.
Kegagalan
fungsi regulator.
Kehilangan
cairan melalui rute
abnormal (slang
menetap).
2.2.4 Implementasi
Implementasi adalah proses membantu pasien untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Tahap ini dimulai setelah rencana tindakan
disusun. Perawat mengimplementasi tindakan yang telah diindentifikasi
dalam rencana asuhan keperawtan. Dimana tujuan implementasi
keperawatan adalah meningkatkan kesehatan klien, mencegah penyakit,
pemulihan dan memfasilitasi koping klien (Hutahaean Serri, 2010).
Dalam implementasi rencana tindakan keperawatan pada anak
demam typhoid adalah mengkaji keadaan klien, melibatkan keluarga
dalam pemberian kompres hangat, menganjurkan klien memakai pakaian
tipis, mengobservasi reaksi non verbal, mengkaji intake dan output klien,
dan membantu keluarga dalam memberikan asupan kepada klien.
2.2.5 Evaluasi
12
DAFTAR PUSTAKA
Purba, dkk. (2016). Program Pengendalian Demam Tipoid di indonesia: tantangan dan
Peluang. Media Litbangkes, Vol. 26 No. 2.
Handu,K. 2018. Asuhan keperawatan pada pasien anak dengan demam typhoid di
rumah sakit samarinda medika citra. Karya Tulis Ilmiah. Politeknik Kesehatan
Kalimantan Timur. Samarinda.
13
14
15