Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN DEFISIT PERAWATAN DIRI PADA PASIEN

GANGGUAN JIWA

Dosen Pengampu :

Ns.DESI KURNIATI,M.kep,Sp.kep.An

Disusun Oleh Kelompok 4 :

Adam Amrullah (2020206203036)

Dwi Heni Setyaningsih (2020206203047)

Hadi Prasetyo (2020206203054)

Hanny Fauziah (2020206203055)

Lizda Putri Nugraha (2020206203060)

Niken Wulan Arta Aris Tobini Putri (2020206203063)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU

TAHUN AJARAN 2021/2022

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
dengan judul Asuhan Keperawatan pada Ny.S dengan Prioritas
Masalah Kebutuhan Dasar Personal Hygiene :Defisit Perawatan Diri
yang merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas mata kuliah
mata kuliah keperawatan dasar 1 pendidikan S1 ilmu keperawatan
universitas muhammadiyah pringsewu. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan kemampuan serta
pengalaman penulis. Karena itu penulis sangat mengharapkan adanya
kritik serta saran dari semua pihak yang bersifat membangun guna
dijadikan pedoman bagi penulis dikemudian hari.

Pringsewu, 21 Juni 2021

Hormat Saya

Penulis
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan....................................................................................................i

Kata Pengantar............................................................................................................ii

Daftar Isi.....................................................................................................................iv

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................3
C. Manfaat..................................................................................................3
Bab II Pengelolaan Kasus
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan.............................................................4
1. Pengkajian..............................................................................................8
2. Analisa Data...........................................................................................8
3. Rumusan Masalah...................................................................................9
4. Perencanaan...........................................................................................10
B. Asuhan Keperawatan Kasus.........................................................................11
I. Pengkajian..............................................................................................11
II. Analisa Data..........................................................................................19
III. Rumusan Masalah................................................................................20
IV. Perencanaan Keperawatan...................................................................21
V. Pelaksanaan Keperawatan.....................................................................27
Bab III Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan...........................................................................................46
B. Saran.....................................................................................................47
Daftar Pustaka 48
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan,
karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan
sangatdipengaruhi oleh kebiasaan.Hal-hal yang sangat berpengaruh itu diantaranya
kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan
(Wartonah, 2010).Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidup, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya.Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang
mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan aktifitas perawatan diri secara
mandiri (Tarwoto, 2010).

Menurut Dharwono (2007), penelitian yang dilakukan WHO (World Health


Organization) diberbagai negara menunjukkan sebesar 20-30% pasien yang datang
kepelayanan kesehatan dasar menunjukkan gejala gangguan jiwa. Department Of Health
and Human Service memperkirakan 51 juta penduduk Amerika dapat didiagnosis
mengalami gangguan jiwa. Dari jumlah tersebut 6,5 juta mengalami disabilitas akibat
gangguan jiwa yang berat dan 4 juta diantaranya adalah anak-anak dan remaja.

Pada individu yang mengalami gangguan jiwa cenderung memiliki masalah-masalah


dalam pemenuhan kebutuhan diri diantaranya yaitu ketidakmampuan memenuhi
kebutuhan merawat diri atau yang biasa disebut dengan defisit perawatan diri.

Gangguan jiwa yang ditemukan di masyarakat adalah perilaku menarik diri, individu
akan melepaskan diri, perhatian, maupun minatnya terhadap sosial secara langsung
(isolasi diri). Perilaku menarik diri bisa mengakibatkan gangguan dalam bidang
interpersonal.
Terabaikannya masalah keperawatan diri karena kurangnya minat memenuhi kebutuhan
diri sendiri dan akan timbul ketergantungan terhadap orang lain.
Skizofrenia adalah suatu penyakit yang mempengaruhi otak yang menyebabkan
timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan dan perilaku yang aneh dan
terganggu.Skizofrenia ditunjukkan dengan gejala klien sering tersenyum sendiri, suka
berbicara sendiri, jalan mondar-mandir, sering mendengarkan suara-suara, mata
melihat kekanan dan kekiri dan sering mengabaikan perawatan dirinya.Defisit
perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri
(mandi, berhias, makan, toileting). Orang penderita skizofrenia di Indonesia saat ini
disebut dengan ODS (Orang Dengan Skizofrenia) oleh asosiasi orang peduli skizofren.
Manusia mempunyai kebutuhan dasar (kebutuhan pokok) untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya berdasarkan kebutuhan maslow kebutuhan merawat diri
termasuk kedalam kebutuhan fisiologis. Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan
yang palingmendasar diantaranya kebutuhan dasar yang lainnya seperti kebutuhan
keselamatandan keamanan, kebutuhan mencintai dan dicintai, kebutuhan harga diri, dan
kebutuhan aktualisasi diri (Asmadi, 2008).
Dari latar belakang dan pengkajian yang dilakukan, penulis tertarik melakukan
pengelolaan kasus dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan
Keperawatan Pada Ny.S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Personal Hygiene
: Defisit Perawatan Diri di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia”.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Tujuan penulis Karya Tulis Ilmiah ini adalah memberikan gambaran nyata
tentang asuhan keperawatan pada klien dengan masalah kebutuhan dasar
Defisit Perawatan Diri.
2. Tujuan khusus
a) Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan masalah Defisit
Perawatan Diri
b) Mampu membuat asuhan keperawatan pada klien dengan masalah Defisit
Perawatan Diri

C. Manfaat
1. Instansi Pendidikan
Sebagai tolak ukur kemampuan mahasiswa dalam melakukan penulisan Karya
Tulis Ilmiah untuk meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa,
khususnya mahasiswa DIII Keperawatan USU.
2. Bagi Praktek Keperawatan
Untuk meningkatkan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah Defisit
Perawatan Diri
3. Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan bagi penulis tentang asuhan keperawatan,
terkhususnya perlunya kebutuhan personal hygiene dan memberi
pengetahuan pada klien dengan masalah Defisit Perawatan Diri.
BAB II

PENGOLAHAN KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan


Dasar Personal Hygiene : Defisit Perawatan Diri
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidup, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan
kondisi kesehatannya, dikatakan terganggu perawatan dirinya jika klien
tidak dapat melakukan perawatan diri secara mandiri (Tarwoto, 2010).
Pemenuhan personal hygiene diperlukan untuk keamanan dan
kesehatan individu.Praktik personal hygiene bertujuan untuk peningkatan
kesehatan dimana kulit merupakan garis tubuh pertama dari pertahanan
melawan infeksi.Dengan membantu anggota keluarga untuk melakukan
tindakan itu makaakan menambah tingkat kesembuhan pada klien (Potter
& Perry, 2006).
Defisit Perawatan Diri pada klien gangguan jiwa terjadi akibat
adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan
aktifitas perawatan diri menurun. Defisit perawatan diri tampak dari
ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan secara mandiri, berhias
secara mandiri dan toileting (BAB/BAK) secara mandiri (Keliat, 2010).
Kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak
mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya (Tarwoto dan
Wartonah, 2009) keterbatasan perawatan diri tersebut biasanya
diakibatkan karena stresor yang cukup berat dan sulit ditangani oleh klien
(klien bisa mengalami harga diri rendah), sehingga dirinya tidak mau
mengurus atau merawat dirinya sendiri.Bila tidak dilakukan intervensi
oleh perawat, maka kemungkinan klien bisa mengalami masalah resiko
tinggi isolasi sosial (Fitria, 2010).

I. Etiologi
Menurut Tarwoto(2010) penyebab kurang perawatan diri adalah :
1) Faktor Predisposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien
sehingga perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa “dengan kemampuan realitas”
yang kurang menyebabkan ketidakpeduliandirinya dan
lingkungan termasuk perawatan diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya.Situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri.
2) Faktor Presipitasi
Menurut Wartonah (2010) ada beberapa faktor presipitasi
yang dapat menyebabkan seseorang kurang perawatan diri.
Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari berbagai stressor
antara lain :
a. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik
sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.
b. Praktik Sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c. Status sosial ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,
pasta gigi, sikat gigi, shampoo, alat mandi yang semuanya
memerlukan uang untuk menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting, karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan diri
misalnya pada pasien penderita Diabetes Mellitus ia harus
selalu menjaga kebersihan kakinya.
e. Budaya
Disebagian masyarakat jika individu sakit maka tidak boleh
dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu
dalam perawatan diri, seperti penggunaan sabun, shampoo
dan lain-lain.
g. Kondisi fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan dalam melakukannya.
II. Dampak Defisit Perawatan Diri
Dampak yang sering timbul pada masalah defisit perawatan diri
menurut Tarwoto (2010) seperti :
a) Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena
tidak terpelihara kebersihan perorangan dengan baik,
gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan
integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi
pada mata, telinga dan gangguan fisik pada kuku.
b) Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene
adalah gangguan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan
mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan
gangguan interaksi sosial.
III. Tanda Dan Gejala
Menurut Tarwoto (2010) tanda dan gejala defisit perawatan diri adalah
sebagai berikut :
 Fisik
Badan bau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, kuku
panjang dan kotor, gigi kotor disertai mulut bau, penampilan
tidak rapi.
 Psikologi
Malas, tidak inisiatif, menarik diri, isolasi diri, merasa tak
berdaya, rendah diri dan merasa hina.
 Sosial
Interaksi kurang, kegiatan kurang, tidak mampu berperilaku
normal, cara makan tidak teratur, BAB/BAK disembarang
tempat.
IV. Tujuan Personal Hygiene
Menurut Tarwoto (2010) tujuan personal hygiene adalah sebagai
berikut :
1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
2. Memelihara kebersihan diri seseorang
3. Memperbaiki personal hygiene yang kurang
4. Pencegahan penyakit
5. Meningkatkan percaya diri seseorang
6. Menciptakan keindahan
1. Pengkajian
Menurut Tarwoto (2010) data pengkajian dapat dikumpulkan dari
klien, keluarga dan orang terdekat, catatan informasi sebelumnya dan
orang yang terlibat dalam memberi dukungan atau perawatan klien. Hal
yang dapat dikaji berupa :
a) Riwayat masa lalu atau riwayat keluarga dengan gangguan emosional
jiwa
b) Riwayat penyalahgunaan obat atau alkohol
c) Riwayat gangguan personal atau gangguan kesulitan untuk makan
d) Riwayat kehilangan
e) Riwayat kondisi medis yang akut atau kronis
f) Riwayat keperawatan
Kebiasaan dalam melakukan aktifitas terutama dalam kebersihan
diri sendiri, mandi, berpakaian, berdandan, toileting dan makan, pola
mandi dalam sehari, apakah ada perubahan pada waktu mandi, jumlah
mandi dalam sehari.
g) Pemeriksaan fisik
2. Analisa Data
Analisa data mencakup mengenali pola atau kecenderungan,
membandingan pola ini dengan kesehatan yang normal dan menarik
konklusi tentang respon klien.Perawat memperhatikan pola kecenderungan
sambil memeriksa kelompok data.Kelompok data terdiri atas batas
karakteristik (Potter & Perry, 2005).
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien
yang dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah,
serta kebutuhan keperawatan dan kesehatan lainnya. Pengumpulan
informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari
informasi yang terkumpul, didapatkan data dasar tentang masalah-masalah
yang dihadapi klien.Selanjutnya, data dasar itu digunakan untuk
menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan
serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien
(Prasetyo, 2010).
Tujuan pengumpulan data :
a) Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien.
b) Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien
c) Untuk menilai keadaan kesehatan klien
d) Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah-
langkah berikutnya.
Tipe data :
a) Data subjektif
Data yang didapatkan dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap
suatu situasi dan kejadian.Informasi tersebut tidak bisa ditentukan
oleh perawat, mencakup persepsi, perasaan, ide pasien tentang
status kesehatannya misalnya tentang nyeri, perasaan lemah,
ketakutan, kecemasan, frustasi, mual, perasaan malu (Potter &
Perry, 2005).
b) Data Objektif
Data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh dengan
menggunakan panca indera (lihat, cium, raba) selama pemeriksaan
fisik misalnya frekuensi nadi, pernapasan, tekanan darah, edema,
berat badan, tingkat kesadaran (Potter & Perry, 2005).
3. Rumusan Masalah
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai
status kesehatan atau masalah aktual atau resiko dalam rangka
mengidentifikasi dan menunjukkan intervensi keperawatan untuk
mengurangi, menghilangkan atau mencegah masalah kesehatan klien yang
ada padatanggungjawabnya (Tarwoto dan Wartonah, 2009).
Berdasarkan data yang didapat ditetapkan diagnosa :
a) Defisit Perawatan Diri
b) Harga Diri Rendah
4. Perencanaan
Tindakan keperawatan untuk klien ;
1. Melatih klien cara perawatan diri mandi untuk menjaga kebersihan diri
 Mengidentifikasi penyebab malas mandi
 Menjelaskan pentingnya mandi untuk kebersihan diri
 Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri
 Bantu klien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
 Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan
2. Melatih klien berdandan/berhias
Perawat dapat melatih pasien berdandan.Pasien laki-laki harus
dibedakan dengan wanita.
Untuk pasien laki-laki latihan meliputi :
 Berpakaian
 Menyisir rambut
 Bercukur
Untuk pasien wanita lattihan meliputi :
 Berpakaian
 Menyisir rambut
 Berhias
3. Melatih pasien untuk makan secara mandiri adalah sebagai berikut :
 Menjelaskan cara mempersiapkan makan
 Menjelaskan cara makan yang tertib
 Menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan
4. Melatih klien perawatan diri toileting
 Menjelaskan tempat BAB/BAK
 Menjelaskan pentingnya membersihkan diri setelah BAB/BAK
 Menganjurkan klien dalam jadwal kegiatan harian klien
A. Identitas Pasien
1. Nama (inisial klien) : Ny. S
2. Usia : 31 Tahun
3. Status Perkawinan : Belum menikah
4. Pekerjaan : tidak berkerja
5. Agama : Islam
6. Pendidikan : SD
7. Suku : Jawa
8. Bahasa yang digunakan : Bahasa Indonesia,Bahasa jawa
9. Alamat rumah : Kalirejo,lampung tengah
10. Sumber Biaya : BPJS
11. Tanggal Masuk RS : 28 April 2021
12. Diagnosa Medis Saat Pengkajian : Schizophrenia Paranoid

I. KELUHAN UTAMA
Pada saat pengkajian Ny.S mengatakan suka menyendiri karena merasa
malu dengan dirinya sendiri yang menjadi korban pelecehan seksual yang
dilakukan oleh orang yang tak dikenal sehingga ia malas untuk merawat
dirinya sendiri.
II. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
A. Provocative/palliative
1. Apa penyebabnya
Klien mengatakan ia tidak mau mandi lagi karena merasa dirinya
sudah tidak berharga lagi karena pelecehan seksual yang
dilakukan padanya jadi tidak ada gunanya untuk merawat diri.
Keluarga klien juga mengatakan setelah keluar dari rumah sakit
klien sudah tampak rapi dan bersih, klien sudah bisa merawat diri
sendiri.Kurang lebih 2 minggu setelah keluar dari rumah sakit
klien berhenti mengkonsumsi obatnya dan klien mengalami sakit
demam sehingga keluarga melarang dia untuk melakukan
aktivitasnya terutama mandi.Sejak saat itu klien tidak mau lagi
mandi ataupun merawat dirinya.
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan
Keluarga selalu mengarahkan klien untuk meminum obat dan
merawat dirinya
B. Quantity/quality
1. Bagaimana dirasakan
Klien mengatakan sering terpikir dengan kejadian yang
dialaminya
2. Bagaimana dilihat
Klien tampak suka menyendiri
C. Severity
Klien merasa tidak terganggu dengan kondisinya saat ini
D. Time
Sampai saat ini klien masih mengalami kondisi tersebut

III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


A. Penyakit yang pernah dialami
Keluarga klien mengatakan penyakit yang diderita klien sekitar 5
tahunyang lalu yaitu gangguan jiwa dengan harga diri rendah, isolasi
sosial.
B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan
Pengobatan yang pernah dilakukan yaitu membawa klien ke Rumah
Sakit Jiwa.
C. Pernah dirawat/dioperasi
Pernah di rawat di Rumah Sakit Jiwa provinsi lampung sekitar 5 tahun yang
lalu
D. Alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi

IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


A. Orang tua
Tidak memiliki riwayat penyakit gangguan jiwa seperti yang dialami
klien.
B. Saudara kandung
Tidak ada satupun yang menderita penyakit gangguan jiwa
C. Penyakit keturunan yang ada
Tidak ada penyakit keturunan
D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
E. Anggota keluarga yang meninggal
Anggota keluarga yang meninggal ayah dan ibu kandung klien
F. Penyebab meninggal
Keluarga mengatakan penyebab meninggal kedua orang tua karena
usia yang sudah tua

V. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL


A. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Klien mengatakan ia malu dengan keadaan dirinya sekarang sehingga
ia lebih suka menyendiri dan merasa dirinya tidak berguna dan malas
untuk merawat dirinya.

B. Konsep diri
 Gambaran diri
Klien mengatakan tidak ada yang kurang dari tubuhnya
 Ideal diri
Klien mengatakan ia ingin percaya diri seperti dulu lagi
 Harga diri
Klien mengatakan dirinya sudah tidak berguna dan tidak berharga
lagi
 Peran diri
Klien sebagai seorang wanita yang belum menikah
 Identitas
Klien seorang yang tamatan SD
C. Keadaan emosi
Stabil dan kooperatif
D. Hubungan sosial
 Orang yang berarti
Klien mengatakan orang yang paling berartiadalah ayah kandung
 Hubungan dengan keluarga
Hubungan klien dengan keluarga kurang harmonis
 Hubungan dengan orang lain
Kurang baik karena klien lebih suka menyendiri
 Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Kurang bersosialisasi dengan orang-orang disekitarnya
E. Spiritual
 Nilai dan keyakinan
Klien menganut agama Islam
 Kegiatan ibadah
Sholat
VI. STATUS MENTAL
 Tingkat kesadaran : sadar penuh
 Penampilan : tidak rapi, bau, acak-acakan
 Pembicaraan : lambat
 Alam perasaan : kurang bersemangat
 Afek : datar
 Interaksi selama wawancara : kontak mata kurang
VII. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
Sadar penuh
B. Tanda-tanda vital
 Suhu tubuh : 36,5 C
 Tekanan darah : 100/80 mmhg
 Nadi : 80 x/i
 Pernapasan : 22 x/i
 Tinggi : 159 cm
 Berat : 51 kg
C. Pemeriksaan head to toe
Kepala dan rambut
 Bentuk : bulat dan simetris
 Ubun-ubun : tidak ada benjolan
 Kulit kepala : kotor
Rambut
 Penyebaran dan keadaan rambut : rambut merata, kotor dan
mudah rontok
 Bau : berbau
 Warna kulit : sawo matang
Wajah
 Warna kulit : sawo matang
 Struktur wajah : simetris
Mata
 Kelengkapan dan kesimetrisan : lengkap dan simetris
 Palpebra : lembab
 Konjungtiva dan sclera : normal
 Pupil : isokor
 Cornea dan iris : bening
Hidung
 Tulang hidung dan posisi septum : simetris dan berada ditengah
 Lubang hidung : 2 lubang hidung
 Cuping hidung : tidak ada cuping hidung
Telinga
 Bentuk telinga : normal dan simetris
 Ukuran telinga : simetris kiri dan kanan
 Lubang telinga : kotor
 Ketajaman pendengaran : tidak mengalami gangguan
Mulut dan faring
 Keadaan bibir :simetris, mukosa bibir kering
 Keadaan gusi dan gigi : kotor dan bau
 Keadaan lidah : kotor
Leher
 Posisi trachea : simetris
 Thyroid : tidak ada pembengkakan
 Suara : normal
 Kelenjar limfe : tidak ada pembesaran
Pemeriksaan integument
 Kebersihan : terlihat kotor berdaki, kering
 Kehangatan : hangat
 Warna : sawo matang
 Kelembaban : kulit kering
Pemeriksaan thoraks/dada
 Inspeksi thoraks : simetris
 Pernapasan : tidak ada kesulitan bernafas
Pemeriksaan abdomen
 Inspeksi : simetris
Pemeriksaan kelamin dan sekitarnya
 Genetalia (rambut pubis) : tidak ada kelainan
 Anus dan perineum : tidak ada kelainan

VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


1. Pola makan dan minum
 Frekuensi makan/hari : 3 kali sehari
 Nafsu selera makan : baik
 Nyeri ulu hati : tidak ada
 Alergi : tidak ada riwayat alergi
 Mual dan muntah : tidak ada
 Jumlah dan jenis makanan : 1 porsi, jenis nasi + ikan +
sayur
 Masalah makan dan minum : tidak mengalami masalah
 Tampak makan memisahkan diri : memisahkan diri
2. Perawatan diri/personal hygiene
 Kebersihan tubuh : tampak kotor, berdaki, kulit
kusam
 Kebersihan gigi dan mulut : mulut bau dan gigi kotor
 Kebersihan kuku kaki dan tangan : kuku panjang dan kotor
3. Pola kegiatan/Aktivitas
 Klien dalam perawatan dirinya harus diarahkan terlebih dahulu
oleh keluarganya
 Klien rajin ibadah/sholat
4. Pola eliminasi
a) BAB
 Pola BAB : 1x/hari
 Karakter feses : lembek
 Riwayat perdarahan : tidak ada
 BAB terakhir : pagi hari
 Diare : tidak ada
 Penggunaan laksatif : tidak ada
b) BAK
 Pola BAK : 1-4x/hari
 Kateter urine : tidak memakai
 Nyeri/kesulitan BAK : tidak ada
 Penggunaan diuretik : tidak ada

5. Mekanisme koping
Klien lebih memilih menyendiri saat mengalami masalah

A. ANALISA DATA
No Data Masalah Etiologi
1. Data Subyektif : -Koping Individu Defisit Perawatan
-Klien mengatakan dirinya malas Tidak Efektif Diri

mandi dan berdandan karena merasa -Gangguan


dirinya sudah tidak berharga lagi Konsep Diri :
Data Obyektif Harga Diri Rendah
-Klien terlihat kotor dan acak-acakan -Defisit Perawatan
-Badannya bau dan kotor Diri
-Kulit kering dan kusam
-Rambut kotor
-Kuku panjang dan kotor
-Mulut bau dan gigi tampak kotor

2. Data Subjektif -Koping Individu Harga Diri Rendah


Tidak Efektif
-Klien mengatakan dirinya malu karena
-Harga Diri
tidak suci lagi dan tidak berharga lagi
Rendah
sehingga ia suka menyendiri
-Isolasi Diri
Data objektif
-Kontak mata berkurang
-Terlihat menyendiri
-Memisahkan diri

 DIAGNOSA KEPERAWATAN SESUAI PRIORITAS

1. Defisit Perawatan Diri


2. Harga Diri Rendah
I. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny. S
Dx. Medis : Schizophrenia Paranoid
Ruang : mawar
No. MR : 69321054

Diagnosa
Tujuan
No Tanggal Keperawatan dan Rencana Tindakan Rasional
(SMART)
Data Penunjang
1. Senin, Gangguan defisit Setelah -Bina hubungan
21 juni perawatan diri b.d dilakukan asuhan saling percaya
2021 penurunan motivasi. keperawatan -Jelaskan
Ditandai dengan : selama 2x24 jam pentingnya
Klien mengatakan klien membersihan diri
dirinya malas mandi menunjukan
-Jelaskan cara
dan berdandan karena defisit perawatan
membersihkan diri
merasa dirinya sudah diri teratasi
dan peralatan yang
tidak berharga lagi dengan kriteria :
digunakan beserta
-klien dapat
cara
membina
penggunaannya
hubungan saling
-Latih klien
percaya
-klien dapat mempraktekkan

membersihkan cara kebersihan diri

diri sesuai -Berikan pujian pada


dengan yang setiap hasil
diajarkan tindakan yang
dilakukan klien
selama berlatih.
2. Senin, Gangguan harga diri Setelah
21 juni rendah berhubungan dilakukan
-Identifikasi
2021 dengan koping tindakan selama
kemampuan
individu tidak efektif. 2x24 jam
klien untuk
Ditandai dengan : diharapkan klien
berdandan dan
Klien mengatakan menujukana
berhias/berdan
dirinya malu karena gangguan harga
dan
tidak suci lagi dan diri rendah
tidak berharga lagi rendah teratasi. -Bina

sehingga ia suka Dengan kriteria : hubungan

menyendiri -klien dapat saling percaya

membina dengan

hubungan saling menggunakan

percaya prinsip

-klien dapat komunikasi

membina terapeutik

kemampuan -Berikan
yang dimiliki pujian pada
untuk setiap hasil
dilaksanakan tindakan klien

II. CATATAN PERKEMBANGAN


Nama Klien : Ny.S
Dx. Medis : Schizophrenia Paranoid
Ruang : Mawar
No. MR : 69321054

No Tanggal No. Dx. Implementasi Paraf Evaluasi


Kep (Respon dan atau Hasil) (SOAP)
1. Senin,21 1 -Membina hubungan saling
juni 2021 percaya
-menjelaskanpentingnya
membersihan diri
-menjelaskan cara
membersihkan diri dan
peralatan yang digunakan
beserta cara penggunaannya
-melatih klien mempraktekkan
cara kebersihan diri
-memberikan pujian pada
setiap hasil tindakan yang
dilakukan klien selama
berlatih.

2. Senin,21juni 2
-mengidentifikasi kemampuan
2021
klien untuk berdandan dan
berhias/berdandan
-membina hubungan saling
percaya dengan menggunakan
prinsip komunikasi terapeutik
-memberikan pujian pada
setiap hasil tindakan klien

Anda mungkin juga menyukai