GANGGUAN JIWA
Dosen Pengampu :
Ns.DESI KURNIATI,M.kep,Sp.kep.An
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
dengan judul Asuhan Keperawatan pada Ny.S dengan Prioritas
Masalah Kebutuhan Dasar Personal Hygiene :Defisit Perawatan Diri
yang merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas mata kuliah
mata kuliah keperawatan dasar 1 pendidikan S1 ilmu keperawatan
universitas muhammadiyah pringsewu. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan kemampuan serta
pengalaman penulis. Karena itu penulis sangat mengharapkan adanya
kritik serta saran dari semua pihak yang bersifat membangun guna
dijadikan pedoman bagi penulis dikemudian hari.
Hormat Saya
Penulis
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan....................................................................................................i
Kata Pengantar............................................................................................................ii
Daftar Isi.....................................................................................................................iv
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................3
C. Manfaat..................................................................................................3
Bab II Pengelolaan Kasus
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan.............................................................4
1. Pengkajian..............................................................................................8
2. Analisa Data...........................................................................................8
3. Rumusan Masalah...................................................................................9
4. Perencanaan...........................................................................................10
B. Asuhan Keperawatan Kasus.........................................................................11
I. Pengkajian..............................................................................................11
II. Analisa Data..........................................................................................19
III. Rumusan Masalah................................................................................20
IV. Perencanaan Keperawatan...................................................................21
V. Pelaksanaan Keperawatan.....................................................................27
Bab III Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan...........................................................................................46
B. Saran.....................................................................................................47
Daftar Pustaka 48
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan,
karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan
sangatdipengaruhi oleh kebiasaan.Hal-hal yang sangat berpengaruh itu diantaranya
kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan
(Wartonah, 2010).Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidup, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya.Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang
mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan aktifitas perawatan diri secara
mandiri (Tarwoto, 2010).
Gangguan jiwa yang ditemukan di masyarakat adalah perilaku menarik diri, individu
akan melepaskan diri, perhatian, maupun minatnya terhadap sosial secara langsung
(isolasi diri). Perilaku menarik diri bisa mengakibatkan gangguan dalam bidang
interpersonal.
Terabaikannya masalah keperawatan diri karena kurangnya minat memenuhi kebutuhan
diri sendiri dan akan timbul ketergantungan terhadap orang lain.
Skizofrenia adalah suatu penyakit yang mempengaruhi otak yang menyebabkan
timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan dan perilaku yang aneh dan
terganggu.Skizofrenia ditunjukkan dengan gejala klien sering tersenyum sendiri, suka
berbicara sendiri, jalan mondar-mandir, sering mendengarkan suara-suara, mata
melihat kekanan dan kekiri dan sering mengabaikan perawatan dirinya.Defisit
perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri
(mandi, berhias, makan, toileting). Orang penderita skizofrenia di Indonesia saat ini
disebut dengan ODS (Orang Dengan Skizofrenia) oleh asosiasi orang peduli skizofren.
Manusia mempunyai kebutuhan dasar (kebutuhan pokok) untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya berdasarkan kebutuhan maslow kebutuhan merawat diri
termasuk kedalam kebutuhan fisiologis. Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan
yang palingmendasar diantaranya kebutuhan dasar yang lainnya seperti kebutuhan
keselamatandan keamanan, kebutuhan mencintai dan dicintai, kebutuhan harga diri, dan
kebutuhan aktualisasi diri (Asmadi, 2008).
Dari latar belakang dan pengkajian yang dilakukan, penulis tertarik melakukan
pengelolaan kasus dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan
Keperawatan Pada Ny.S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Personal Hygiene
: Defisit Perawatan Diri di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia”.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Tujuan penulis Karya Tulis Ilmiah ini adalah memberikan gambaran nyata
tentang asuhan keperawatan pada klien dengan masalah kebutuhan dasar
Defisit Perawatan Diri.
2. Tujuan khusus
a) Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan masalah Defisit
Perawatan Diri
b) Mampu membuat asuhan keperawatan pada klien dengan masalah Defisit
Perawatan Diri
C. Manfaat
1. Instansi Pendidikan
Sebagai tolak ukur kemampuan mahasiswa dalam melakukan penulisan Karya
Tulis Ilmiah untuk meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa,
khususnya mahasiswa DIII Keperawatan USU.
2. Bagi Praktek Keperawatan
Untuk meningkatkan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah Defisit
Perawatan Diri
3. Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan bagi penulis tentang asuhan keperawatan,
terkhususnya perlunya kebutuhan personal hygiene dan memberi
pengetahuan pada klien dengan masalah Defisit Perawatan Diri.
BAB II
PENGOLAHAN KASUS
I. Etiologi
Menurut Tarwoto(2010) penyebab kurang perawatan diri adalah :
1) Faktor Predisposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien
sehingga perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa “dengan kemampuan realitas”
yang kurang menyebabkan ketidakpeduliandirinya dan
lingkungan termasuk perawatan diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya.Situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri.
2) Faktor Presipitasi
Menurut Wartonah (2010) ada beberapa faktor presipitasi
yang dapat menyebabkan seseorang kurang perawatan diri.
Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari berbagai stressor
antara lain :
a. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik
sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.
b. Praktik Sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c. Status sosial ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,
pasta gigi, sikat gigi, shampoo, alat mandi yang semuanya
memerlukan uang untuk menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting, karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan diri
misalnya pada pasien penderita Diabetes Mellitus ia harus
selalu menjaga kebersihan kakinya.
e. Budaya
Disebagian masyarakat jika individu sakit maka tidak boleh
dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu
dalam perawatan diri, seperti penggunaan sabun, shampoo
dan lain-lain.
g. Kondisi fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan dalam melakukannya.
II. Dampak Defisit Perawatan Diri
Dampak yang sering timbul pada masalah defisit perawatan diri
menurut Tarwoto (2010) seperti :
a) Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena
tidak terpelihara kebersihan perorangan dengan baik,
gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan
integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi
pada mata, telinga dan gangguan fisik pada kuku.
b) Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene
adalah gangguan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan
mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan
gangguan interaksi sosial.
III. Tanda Dan Gejala
Menurut Tarwoto (2010) tanda dan gejala defisit perawatan diri adalah
sebagai berikut :
Fisik
Badan bau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, kuku
panjang dan kotor, gigi kotor disertai mulut bau, penampilan
tidak rapi.
Psikologi
Malas, tidak inisiatif, menarik diri, isolasi diri, merasa tak
berdaya, rendah diri dan merasa hina.
Sosial
Interaksi kurang, kegiatan kurang, tidak mampu berperilaku
normal, cara makan tidak teratur, BAB/BAK disembarang
tempat.
IV. Tujuan Personal Hygiene
Menurut Tarwoto (2010) tujuan personal hygiene adalah sebagai
berikut :
1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
2. Memelihara kebersihan diri seseorang
3. Memperbaiki personal hygiene yang kurang
4. Pencegahan penyakit
5. Meningkatkan percaya diri seseorang
6. Menciptakan keindahan
1. Pengkajian
Menurut Tarwoto (2010) data pengkajian dapat dikumpulkan dari
klien, keluarga dan orang terdekat, catatan informasi sebelumnya dan
orang yang terlibat dalam memberi dukungan atau perawatan klien. Hal
yang dapat dikaji berupa :
a) Riwayat masa lalu atau riwayat keluarga dengan gangguan emosional
jiwa
b) Riwayat penyalahgunaan obat atau alkohol
c) Riwayat gangguan personal atau gangguan kesulitan untuk makan
d) Riwayat kehilangan
e) Riwayat kondisi medis yang akut atau kronis
f) Riwayat keperawatan
Kebiasaan dalam melakukan aktifitas terutama dalam kebersihan
diri sendiri, mandi, berpakaian, berdandan, toileting dan makan, pola
mandi dalam sehari, apakah ada perubahan pada waktu mandi, jumlah
mandi dalam sehari.
g) Pemeriksaan fisik
2. Analisa Data
Analisa data mencakup mengenali pola atau kecenderungan,
membandingan pola ini dengan kesehatan yang normal dan menarik
konklusi tentang respon klien.Perawat memperhatikan pola kecenderungan
sambil memeriksa kelompok data.Kelompok data terdiri atas batas
karakteristik (Potter & Perry, 2005).
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien
yang dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah,
serta kebutuhan keperawatan dan kesehatan lainnya. Pengumpulan
informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari
informasi yang terkumpul, didapatkan data dasar tentang masalah-masalah
yang dihadapi klien.Selanjutnya, data dasar itu digunakan untuk
menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan
serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien
(Prasetyo, 2010).
Tujuan pengumpulan data :
a) Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien.
b) Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien
c) Untuk menilai keadaan kesehatan klien
d) Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah-
langkah berikutnya.
Tipe data :
a) Data subjektif
Data yang didapatkan dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap
suatu situasi dan kejadian.Informasi tersebut tidak bisa ditentukan
oleh perawat, mencakup persepsi, perasaan, ide pasien tentang
status kesehatannya misalnya tentang nyeri, perasaan lemah,
ketakutan, kecemasan, frustasi, mual, perasaan malu (Potter &
Perry, 2005).
b) Data Objektif
Data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh dengan
menggunakan panca indera (lihat, cium, raba) selama pemeriksaan
fisik misalnya frekuensi nadi, pernapasan, tekanan darah, edema,
berat badan, tingkat kesadaran (Potter & Perry, 2005).
3. Rumusan Masalah
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai
status kesehatan atau masalah aktual atau resiko dalam rangka
mengidentifikasi dan menunjukkan intervensi keperawatan untuk
mengurangi, menghilangkan atau mencegah masalah kesehatan klien yang
ada padatanggungjawabnya (Tarwoto dan Wartonah, 2009).
Berdasarkan data yang didapat ditetapkan diagnosa :
a) Defisit Perawatan Diri
b) Harga Diri Rendah
4. Perencanaan
Tindakan keperawatan untuk klien ;
1. Melatih klien cara perawatan diri mandi untuk menjaga kebersihan diri
Mengidentifikasi penyebab malas mandi
Menjelaskan pentingnya mandi untuk kebersihan diri
Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri
Bantu klien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan
2. Melatih klien berdandan/berhias
Perawat dapat melatih pasien berdandan.Pasien laki-laki harus
dibedakan dengan wanita.
Untuk pasien laki-laki latihan meliputi :
Berpakaian
Menyisir rambut
Bercukur
Untuk pasien wanita lattihan meliputi :
Berpakaian
Menyisir rambut
Berhias
3. Melatih pasien untuk makan secara mandiri adalah sebagai berikut :
Menjelaskan cara mempersiapkan makan
Menjelaskan cara makan yang tertib
Menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan
4. Melatih klien perawatan diri toileting
Menjelaskan tempat BAB/BAK
Menjelaskan pentingnya membersihkan diri setelah BAB/BAK
Menganjurkan klien dalam jadwal kegiatan harian klien
A. Identitas Pasien
1. Nama (inisial klien) : Ny. S
2. Usia : 31 Tahun
3. Status Perkawinan : Belum menikah
4. Pekerjaan : tidak berkerja
5. Agama : Islam
6. Pendidikan : SD
7. Suku : Jawa
8. Bahasa yang digunakan : Bahasa Indonesia,Bahasa jawa
9. Alamat rumah : Kalirejo,lampung tengah
10. Sumber Biaya : BPJS
11. Tanggal Masuk RS : 28 April 2021
12. Diagnosa Medis Saat Pengkajian : Schizophrenia Paranoid
I. KELUHAN UTAMA
Pada saat pengkajian Ny.S mengatakan suka menyendiri karena merasa
malu dengan dirinya sendiri yang menjadi korban pelecehan seksual yang
dilakukan oleh orang yang tak dikenal sehingga ia malas untuk merawat
dirinya sendiri.
II. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
A. Provocative/palliative
1. Apa penyebabnya
Klien mengatakan ia tidak mau mandi lagi karena merasa dirinya
sudah tidak berharga lagi karena pelecehan seksual yang
dilakukan padanya jadi tidak ada gunanya untuk merawat diri.
Keluarga klien juga mengatakan setelah keluar dari rumah sakit
klien sudah tampak rapi dan bersih, klien sudah bisa merawat diri
sendiri.Kurang lebih 2 minggu setelah keluar dari rumah sakit
klien berhenti mengkonsumsi obatnya dan klien mengalami sakit
demam sehingga keluarga melarang dia untuk melakukan
aktivitasnya terutama mandi.Sejak saat itu klien tidak mau lagi
mandi ataupun merawat dirinya.
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan
Keluarga selalu mengarahkan klien untuk meminum obat dan
merawat dirinya
B. Quantity/quality
1. Bagaimana dirasakan
Klien mengatakan sering terpikir dengan kejadian yang
dialaminya
2. Bagaimana dilihat
Klien tampak suka menyendiri
C. Severity
Klien merasa tidak terganggu dengan kondisinya saat ini
D. Time
Sampai saat ini klien masih mengalami kondisi tersebut
B. Konsep diri
Gambaran diri
Klien mengatakan tidak ada yang kurang dari tubuhnya
Ideal diri
Klien mengatakan ia ingin percaya diri seperti dulu lagi
Harga diri
Klien mengatakan dirinya sudah tidak berguna dan tidak berharga
lagi
Peran diri
Klien sebagai seorang wanita yang belum menikah
Identitas
Klien seorang yang tamatan SD
C. Keadaan emosi
Stabil dan kooperatif
D. Hubungan sosial
Orang yang berarti
Klien mengatakan orang yang paling berartiadalah ayah kandung
Hubungan dengan keluarga
Hubungan klien dengan keluarga kurang harmonis
Hubungan dengan orang lain
Kurang baik karena klien lebih suka menyendiri
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Kurang bersosialisasi dengan orang-orang disekitarnya
E. Spiritual
Nilai dan keyakinan
Klien menganut agama Islam
Kegiatan ibadah
Sholat
VI. STATUS MENTAL
Tingkat kesadaran : sadar penuh
Penampilan : tidak rapi, bau, acak-acakan
Pembicaraan : lambat
Alam perasaan : kurang bersemangat
Afek : datar
Interaksi selama wawancara : kontak mata kurang
VII. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
Sadar penuh
B. Tanda-tanda vital
Suhu tubuh : 36,5 C
Tekanan darah : 100/80 mmhg
Nadi : 80 x/i
Pernapasan : 22 x/i
Tinggi : 159 cm
Berat : 51 kg
C. Pemeriksaan head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk : bulat dan simetris
Ubun-ubun : tidak ada benjolan
Kulit kepala : kotor
Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut : rambut merata, kotor dan
mudah rontok
Bau : berbau
Warna kulit : sawo matang
Wajah
Warna kulit : sawo matang
Struktur wajah : simetris
Mata
Kelengkapan dan kesimetrisan : lengkap dan simetris
Palpebra : lembab
Konjungtiva dan sclera : normal
Pupil : isokor
Cornea dan iris : bening
Hidung
Tulang hidung dan posisi septum : simetris dan berada ditengah
Lubang hidung : 2 lubang hidung
Cuping hidung : tidak ada cuping hidung
Telinga
Bentuk telinga : normal dan simetris
Ukuran telinga : simetris kiri dan kanan
Lubang telinga : kotor
Ketajaman pendengaran : tidak mengalami gangguan
Mulut dan faring
Keadaan bibir :simetris, mukosa bibir kering
Keadaan gusi dan gigi : kotor dan bau
Keadaan lidah : kotor
Leher
Posisi trachea : simetris
Thyroid : tidak ada pembengkakan
Suara : normal
Kelenjar limfe : tidak ada pembesaran
Pemeriksaan integument
Kebersihan : terlihat kotor berdaki, kering
Kehangatan : hangat
Warna : sawo matang
Kelembaban : kulit kering
Pemeriksaan thoraks/dada
Inspeksi thoraks : simetris
Pernapasan : tidak ada kesulitan bernafas
Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : simetris
Pemeriksaan kelamin dan sekitarnya
Genetalia (rambut pubis) : tidak ada kelainan
Anus dan perineum : tidak ada kelainan
5. Mekanisme koping
Klien lebih memilih menyendiri saat mengalami masalah
A. ANALISA DATA
No Data Masalah Etiologi
1. Data Subyektif : -Koping Individu Defisit Perawatan
-Klien mengatakan dirinya malas Tidak Efektif Diri
Diagnosa
Tujuan
No Tanggal Keperawatan dan Rencana Tindakan Rasional
(SMART)
Data Penunjang
1. Senin, Gangguan defisit Setelah -Bina hubungan
21 juni perawatan diri b.d dilakukan asuhan saling percaya
2021 penurunan motivasi. keperawatan -Jelaskan
Ditandai dengan : selama 2x24 jam pentingnya
Klien mengatakan klien membersihan diri
dirinya malas mandi menunjukan
-Jelaskan cara
dan berdandan karena defisit perawatan
membersihkan diri
merasa dirinya sudah diri teratasi
dan peralatan yang
tidak berharga lagi dengan kriteria :
digunakan beserta
-klien dapat
cara
membina
penggunaannya
hubungan saling
-Latih klien
percaya
-klien dapat mempraktekkan
membina dengan
percaya prinsip
membina terapeutik
kemampuan -Berikan
yang dimiliki pujian pada
untuk setiap hasil
dilaksanakan tindakan klien
2. Senin,21juni 2
-mengidentifikasi kemampuan
2021
klien untuk berdandan dan
berhias/berdandan
-membina hubungan saling
percaya dengan menggunakan
prinsip komunikasi terapeutik
-memberikan pujian pada
setiap hasil tindakan klien