Dosen Pengampuh:
SITI NUR UMARIYAH,S.SiT.,M.KeS
Disusun Oleh
MIRIAM MITA KALEMUDJI
(2004031)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan kesehatan
dan kesempatan untuk kami sehingga Laporan Pendahuluan “PIJAT COMMOND
COLD” ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Laporan pendahuluan ini disusun guna untuk memenuhi ujian individu Natural
Advanced Therapy IV yang dibimbing oleh Ibu SITI NUR
UMARIYAH,S.Sit.,M.Kes dan penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan pendahuluan ini.
Semoga laporan pendahuluan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
mahasiswa STIKes Karya Husada Semarang pada khususnya. Kritik dan saran yang
membangun sangat kami butuhkan demi kesempurnaan laporan pendahuluan kami
selanjutnya. Besar harapan kami agar laporan pendahuluan ini bisa bermanfaat bagi
para bidan pada khususnya dan tenaga kesehatan pada umumnya.
penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A.Latar Belakang.........................................................................................1
B.Rumusan Masalah....................................................................................4
C.Tujuan.......................................................................................................4
D.Manfaat.....................................................................................................4
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................20
BAB V PENUTUP................................................................................................25
A.Simpulan.................................................................................................25
B.Saran.......................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................27
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
macam penyakit infeksi dan membutuhkan zat gizi yang relatif tinggi
dibandingkan dengan kelompok umur lainnya. Masa balita adalah umur yang
paling rawan dimana pada masa ini balita mudah terserang penyakit karena
balita mempunyai daya tahan tubuh yang lebih rendah dan lebih rentang
terhadap berbagai penyakit. Penyakit yang sering diderita oleh balita adalah
penyakit infeksi salah satunya yaitu commond cold. Usia balita dapat
dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu golongan usia bayi (0-2 tahun),
golongan batita (2-3 tahun), dan golongan prasekolah (>3-5 tahun) (Adriani dkk,
2012).
Salah satu penyakit infeksi yang angka kejadiannya cukup sering baik di
dunia maupun di Indonesia adalah common cold. Common cold yang juga
nasofaring dan hidung yang sering mengeluarkan cairan, penyakit ini banyak
Adapun menurut WHO, kelompok usia balita adalah 0-60 bulan. Sumber
lain mengatakan bahwa usia balita adalah 1-5 tahun. Usia sangat berpengaruh
terhadap kejadian commond cold karena usia balita masih rawan terkena
dengan orang dewasa karena sistem imum balita tidak sama dengan sistem imum
orang dewasa. Daya tahan tubuh balita sangat berbeda dengan orang dewasa
karena sistem pertahanan tubuhnya belum adekuat, dengan kondisi tubuh balita
2010).
(ISPA). Penyakit commond cold (batuk dan pilek) adalah penyakit yang kurang
disadari oleh masyarakat. Hal ini dapat di lihat dari sebagian besar orang tua
belum familiar dengan istilah commond cold. Orang tua lebih terbiasa dengan
istilah batuk, pilek dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Padahal
commond cold tidak sama dengan influenza, pharingitis, tonsillitis dan otitis.
merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering terjadi. WHO memperkirakan
per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20% pertahun pada golongan usia bayi dan
balita
common cold di Indonesia sekitar 25,0% dan 13,8% kasus setelah terdiagnosis
pasti oleh dokter. Sedangkan di Provinsi Jawa Tengah pravelensi common cold
sekitar 28,0% dan di Kota Surakarta dengan 4.0% diantaranya telah terdiagnosis
pasti oleh dokter. Pravelensi ini tertinggi pada golongan bayi dan balita.
Penyakit commond cold (batuk dan pilek) pada balita disebabkan oleh
banyak faktor. Sebagian besar penyebabnya adalah virus selain virus commond
cold (batuk dan pilek) dapat juga disebabkan oleh bakteri. Adapun faktor resiko
secara umum yang dapat menyebabkan terjadinya commond cold meliputi usia,
jenis kelamin, status gizi, lingkungan, pendidikan orang tua, dan status sosial
Salah satu dampak jangka panjang dari ISPA pada balita yang tidak
ditangani dengan segera adalah gangguan tumbuh kembang atau yang disebut
dengan stunting. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat
dari kekurangan gizi kronis dalam waktu panjang sehingga anak terlalu pendek
angka kematian ispa balita dari 44 menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup.
anak diantaranya pneumonia, diare dan malaria, Selain itu pemberian imunisasi
DPT (difteri, pertusis dan tetanus) dapat diberikan untuk mencegah tiga macam
yaitu metode farmakologi dan non farmakologi. Penanganan batuk pilek secara
non farmakologi lebih aman digunakan karena tidak menggunakan efek samping
terbukti secara ilmiah dapat digunakan sebagai terapi pendamping untuk bayi
batuk dan pilek. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
pijat bayi commond cold untuk mengatasi batuk pilek pada bayi.
TINJAUAN TEORI
Peran protein bagi anak -yang sedang dalam masa pertumbuhan- amat
penting. Jika asupan protein mereka dibawah angka kecukupan gizinya,
maka balita beresiko mengalami kondisi Kurang Energi Protein (KEP).
Para ahli mengelompokan KEP kedalam tiga tipe utama yaitu:
1) Marasmus
2) Kwashiorkor
3) Kwasiorkor Marasmus
c. Obesitas
Kegemukan ini terjadi karena ketidakseimbangan antara
energi yang masuk dan energi yang keluar. Pada gangguan gizi
sebelumnya disebabkan oleh defisiensi atau kekurangan nutrisi
tertentu, obesitas atau berat badan berlebih dapat terjadi ketika
anak mendapatkan asupan kalori melebihi batas kebutuhan
disertai dengan kurangnya aktifitas gerak. Anak yang mengalami
obesitas dapat juga mengalami gangguan pernafasandan
komplikasi ortopedik (tulang). Pengaturan pola makan termasuk
memastikan kecukupan nutrisiyang berimbang adalah upaya
yang direkomendasikan para ahli guna menghindari resiko
obesitas pada anak balita. Selain itu, membiasakan anak aktif
secara fisik melalui beragam aktivitas olah raga atau bermain
juga dapat menurunkan resiko kondisi ini. Resiko balita gemuk
menimbulkan banyak penyakit, antara Iain:
d. ISPA
Batuk pilek merupakan penyakit saluran pada pernapasan
yang sangat sering terjadi pada bayi dan anak. Bayi yang masih
sangat muda akan sangat rentan tertular, penularan akan sering
terjadi akibat seseorang yang pilek sering memegang hidungnya
karena rasa gatal tidak mencuci tangan, akan mengakibatkan
salah satu sumber penularan.
2.2 Common Cold
Common Cold atau Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) merupakan infeksi yang
terjadi pada saluran pernapasan bagian atas yang meliputi mulut, hidung, tenggorokan,
laring (pita suara), dan trakea (batang tenggorokan) .Batuk pilek yang terjadi pada bayi
akan berlangsung lebih berat dibandingkan orang dewasa, karena infeksi yang dialami
akan meluas diantaranya pada daerah sinus paranasal, telinga tengah dan nasofaring
disertai demam yang tinggi, sedangkan pada orang dewasa lebih terbatas dan tidak
mengalami demam tinggi.
b. Kontak langsung
a. Farmakologi
c. Open book
d. Butterfly
j. Back circle
k. Back rain drop
l. Pitching
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
PADA ANAK “ A “ USIA 7 BULAN
DENGAN COMMON COLD
DI PUSKESMAS TAKARI
I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
1. BIODATA
Nama anak : An. “ A “
Umur : 7 bulan
Jenis kelamin : laki-laki
Anak ke : 1
Nama orang tua :
Nama ibu : Ny. “ R “ Nama ayah : Tn “ H
Umur : 23thn Umur : 28thn
Pendidikan : SMU Pendidikan : D3
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Agama : Kristen Agama : Kristen
Alamat : kelurahan takari, RT/RW: 002.005
2. Keluhan Utama :
Ibu datang ke Puskesmas mengatakan anaknya batuk pilek sejak 2 hari
yang lalu dan nafsu makan anak berkurang.
3. Riwayat Kesehatan :
a. Riwayat Penyakit Anak sekarang :
Anak batuk pilek sejak 3 hari yang lalu dan nafsu makan anak
berkurang sejak anak sakit.
b. Riwayat Penyakit Anak dahulu :
Anak pernah menderita penyakit Diare, panas, nak tidak alergi
terhadap apapun.
c. Riwayat Penyakit keluarga.
Dalam keluarga tidak ada yang sedang menderita batuk pilek.
4. Riwayat Tumbuh Kembang
a. Perkembangan :
1) Cuci tangan dan mengeringkan tangan
2) Memakai baju
3) Menara dari 6 bungkus
4) Bicara sebagian dimengerti
5) Menunjuk 4 gambar
6) Menyebut 1 gambar
7) Bagian badan 6
8) Melempar bola tangan keatas
9) Melompat
5. Riwayat Psikososial
a. Hubungan anak dengan ayah dan ibu baik
b. Hubungan anak dengan keluarga baik
c. Hubungan anak dengan teman sebaya Baik
d. Jumlah anggota keluarga 3 orang
6. Kegiatan sehari-hari :
a. Nutrisi
Sebelum sakit : Makan 3 x / hari ( nasi, lauk pauk, sayur ) dengan porsi
cukup, minum air putih +/- 7 – 8 gelas / hari + susu 1 x / hari.
Setelah sakit : makan susah ( 5-8 sendok) , tidak mau minum air putih
b. Istirahat
Sebelum sakit : Tidur siang +/- 2 jam, tidur malam +/- 8 – 9 jam.
Selama sakit : Tidur siang +/- 1 jam, tidur malam +/- 7 jam sering
terganggu oleh batuk.
c. Eleminasi
Sebelum sakit: BAB 1 x / hari, BAB 4 – 5 x / hari.
Selama sakit : Tidak ada perubahann
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda Vital :
Suhu : 38°C
Nadi : 120 x / menit
Rr : 32 x / menit
2. Antropometri
BB : 14 Kg
TB : 100 Cm
Lila : 18 Cm
3. Pemeriksaan :
Kepala : Tidak ada haematom, tidak ada benjolan.
Muka : Tidak pucat
Mata : Simetris, conjungtiva tidak anemis, selera tidak uterus.
Hidung : Terdapat secret cair dan jernih.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar Lympe, Hyroid
Telinga : Bersih tidak ada seramen.
Dada : Tidak ada tarikan intercostae.
Axilla : Tidak ada pembesaran kelenjar lympe.
Perut : Bising usus normal, tidak ada nyeri tekan, turgor baik.
II. INTERPRETASI DATA DASAR
DX : Bayi sakit umur 2 tahun dengan common cold
DS : Ibu mengatakan anaknya batuk pilek sejak 2 hari yang lalu
Ibu mengatakan anaknya tidak mau makan dan sulit tidur
DO :
Keadaan umum : Baik
TTV :
N : 120 x / menit
S : 38 °C
Rr : 32 x / menit
Inspeksi :
Mata : Conjungtiva tidak anemis, setara tidak uterus
Hidung : Terdapat secret cair dan jernih.
Dada : Tidak ada tarikan intercustae.
Perut : Tidak ada nyeri tekan.
Masalah : Adanya sumbatan jalan napas ( hidung ) dan sulit tidur serta susah
makan.
Kebutuhan : Penanganan sumbatan jalan napas ( hidung ), perbaikan nafsu makan
anak.
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSI
Bronchitis
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
-
V. INTERVENSI
1. Jelaskan pada ibu cara mengatasi batuk, pilek pada anaknya termasuk mengatasi
sumbatan jalan napas.
2. Jelaskan pada ibu cara mencegah batuk pilek.
3. Jelaskan pada ibu tentang Pijat Commond Cold
4. Jelaskan tata cara pemijatan Pijat Commond Cold
5. Jelskan cara pemenuhan nutrisi pada anak
6. Berikan terapi sesuai dengan kebutuhan sesuai resep dokter:
7. Anjurkan pada ibu untuk kontrol ulang 1 minggu lagi jika ada keluhan atau
sakitnya berlanjut.
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 19 juni 2021
Pukul : 10.25 WIB
1. 10.28 WIB
Menjelaskan cara mengatasi batuk, pilek pada anaknya termasuk cara mengatasi
sumbatan jalan napas :
a. Minum air hangat.
b. Bersihkan lubang hidung anak dari secret / lendir agar ank dapat bernapas
dengan baik.
c. Beri jeruk nipis seiris ditambah kecap (madu 1 sendok teh).
d. Beri makanan yang sehat / bergizi hindari anak dari makanan yang dapat
merangsang batuk seperti chiki, gorengan, permen, dll.
e. Beri minyak kayu putih(vicks) didada dan punggung anak sehingga anak
merasa nyaman dan pernapasannya lega.
2. 10.35 WIB
Menjelaskan tentang cara mencegah batuk dan pilek :
a. Jauhkan / lindungi anak dari penderita batuk dpilek.
b. Beri makanan yang bergizi sesuai dengan umur anak.
c. Jaga kebersihan rumah dan lingkungan.
d. Membuka jendela agar ada pergantian udara.
3. 10.40 WIB
Menjelaskan cara menenuhan nutrisi pada anak :
a. Beri makan anak sedikit demi sedikit tapi sering sampai nafsu makan anak
membaik.
b. Beri makanan yang bergizi sesuai dengan usia anak
4. 10.50 WIB
Menjelaskan pada ibu tentang Pijat Commond Cold
Pijat common cold adalah memijat bagian tubuh untuk melemaskan otot
sehingga peredarah darah lancar yang dilakukan pada seluruh permukaan bagian
tubuh pada balita yang mengalami keluhan common cold. Terapi sentuh yang
diberikan kepada anak mampu menurunkan hormone stress sehingga membantu
meningkatkan system kekebalan tubuhnya. Sentuhan pada kulit anak juga dapat
merangsang hormon pertumbuhan serta hormone serotonin yang membuatnya
merasa lebih nyaman
5. 11.00 WIB
Menjelaskan tata cara pemijatan Pijat Commond Cold
a. Mekanisme Pijat Commond Cold
Pijat Common cold memiliki mekanisme yang kurang lebih sama yakni
manipulasi secara menual pada jaringan lunak untuk meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan bayi dan anak. Hal meningkatkan aliran darah,
mengurangi ketegangan otot, mempengaruhi system saraf melalui stimulasi,
meningkatkan penyembuhan system jaringan.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. PEMBAHASAN
Bayi adalah anak yang berusia 0-12 bulan, yang ditandai dengan
pertumbuhan dan perkembangan yang cepat disertai dengan perubahan dalam
kebutuhan zat gizi. Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu
penduduk yang berada dan rentan usia tertentu. Usia balita dapat dikelompokkan
menjadi tiga golongan yaitu golongan usia bayi (0-2 tahun), golongan batita (2-3
tahun), dan golongan prasekolah (>3-5 tahun). adapun Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pertumbuhan Anak yaitu asupan makan yang kurang dan adanya
penyakit infeksi, makanan, perawatan (pola asuh) dan pelayanan kesehatan yang
didapat oleh bayi. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi dan Kesehatan
Anak yaitu Status sosial ekonomi. Masalah Kesehatan yang Rentan Dialami Bayi
dan Balita yaitu Kurang Energi Protein (KEP), Kurang Asupan Vitamin A, Obesitas,
dan ISPA.
Common Cold atau Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) merupakan infeksi
yang terjadi pada saluran pernapasan bagian atas yang meliputi mulut, hidung,
tenggorokan, laring (pita suara), dan trakea (batang tenggorokan). Penyebab
terjadinya common cold adalah Human rhinovirus (HRV) yaitu kelompok virus
yang paling banyak menyebabkan batuk pilek. Dapat juga disebabkan oleh corona
virus, adenovirus, human parainfluenza virus(HPV), dan respiratory syncytial virus
(RSV). Gejala Common Cold yaitu demam, nyeri kelapal, nyri badan dan pegal,
lesu, slema dan kelelahan, mampet, bersin nyeri tenggorokan dada tidak nyaman dan
batuk Predisposisi Common Cold Penularan melalui udara, Kontak langsung,
Menyentuh benda yang terkontaminasi virus, Polusi Udara, Imunitas / kekebalan
tubuh yang buruk.
4.1 Pembahasan Manajemen Asuhan Kebidanan
Pada bab ini akan di bahas tentang kesenjangan antara teori dan tinjauan
kasus pada pelaksanan manajemen asuhan kebidanan pada Bayi “A” Bayi Sakit
Umur 7 Bulan dengan Commond Cold. Pembahasan ini penulis akan membahas
berdasarkan pendekatan manajemen asuhan kebidanan dengan tujuh langkah
varney, yaitu pengumpulan data dasar, merumuskan diagnosis atau masalah aktual,
merumuskan diagnosis atau masalah potensial, melaksanakan tindakan segera atau
kolaborasi , merencanakan tindakan asuhan kebidanan, melakukan tindakan asuhan
kebidanan, dan mengevaluasi asuhan kebidanan.
4.1.1 Langkah I : Pengkajian Data Dasar dan Analisa Data
Identifikasi data dasar merupakan proses manajemen asuhan
kebidananyang ditujukan untuk pengumpulan informasi baik fisik, psikososial
dan spritual. Informasi yang diperoleh mengenai data-data tersebut dapatkan
dengan mengadakan wawancara langsung dari klien dan keluarganya serta
sebagian identifikasi data dasar merupakan proses manajemen asuhan
kebidanan yang ditujukan untuk pengumpulan informasi baik fisik, psikososial
dan spritual. Tahap pengkajian diawali dengan pengumpulan data melalui
anamnesis yang meliputi identidas bayi dan orang tua, data biologis atau
fisiologis, riwayat prenatal, riwayat post natal, riwayat neonatus, riwayat masa
bayi, pemeriksaan fisik yang berpedoman pada format pengkajian yang
tersedia.
Tahap ini dilakukan identifikasi data dasar (pengkajian) merupakan
proses manajemen asuhan kebidanan yang ditujukan untuk mengumpulkan
informasi baik fisik, psikososial dan spiritual. Pengumpulan data dilakukan
melalui anamnesis yang meliputi biodata bertujuan memperjelas identitas
pasien, riwayat kesehatan, dan riwayat psikososial untuk mendapatkan
informasi tentang keluhan keluhan yang biasa dialami oleh bayi dan
kekhawatiran khusus yang muncul akibat adanya perubahan fisiologis maupun
psikologi. Dalam tahap pengumpulan data dasar, tidak ditemukan hambatan
yang berarti, karena pada saat pengumpulan data pada Bayi “A”, maupun
keluarga ada di tempat dan dapat memberikan informasi secara terbuka
sehingga mudah untuk memperoleh data-data yang diinginkan sesuai dengan
permasalahan yang diangkat. Tahap ini merupakan langkah awal yang akan
menentukan langkah berikutnya sehingga kelengkapan data sesuai dengan
kasus yang dihadapi akan menentukan benar tidaknya proses interpretasi data
pada tahap selanjutnya. Data diperoleh secara terfokus pada masalah klien
sehingga intervensinya juga lebih terfokus sesuai keadaan klien. Langkah
pertama yakni identifikasi data dasar pada Bayi “A” didapatkan dari tahap
anamnesa yakni keluhan utama ibu mengeluh bayinya mengalami batuk dan
pilek.
Pada data obyektif pemertiksaan fisik pada hidung terdapat secret dan
tampak pernafasan melalui mulut dan berat badan bayi umur 7 bulan adalah 8
kg. Menurut WHO, 2018 berap badan bayi umur 7 bulan idealnya adalah 8 kg.
Berupa gejala nasofariing dengan pilek, batuk sedikit dan kadang-
kadang bersin. Dan hidung keluar secret cair dan jernih yang dapat kental dan
purulen bila terjadi infeksi sekunder oleh kokus. Secret itu sangat merangsang
anak kecil. Sumbatan hidung (kongesti) menyebabkan anak bernapas melalui
mulut dan anak menjadi helisah. Pada anak yang lebih besar kadang-kadang
didapat rasa nyeri pada otot, pusing dan anoreksia. Sumbatan hidung disertai
lendir tenggorok yang kering menambah rasa nyeri (FKUI, 1985 : 605).
4.1.2 Langkah II. Identifikasi Diagnosa / Masalah Aktual
Pada langkah ini dilakukan interpretasi yang benar terhadap diagnosis
atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas
data-data yang dikumpulkan. Data dasar yang telah dikumpulkan di
interpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosis yang spesifik. Kata
masalah dan diagnosis keduanya digunakan karena beberapa masalah tidak
dapat diselesaikan seperti diagnosis, tetapi sesungguhnya membutuhkan
penanganan yang dituangkan kedalam sejumlah rencana asuhan terhadap klien.
Masalah sering di identifikasikan oleh bidan sesuai dengan pengarahan,
masalah ini sering menyertai diagnosis.
Dari tinjauan kasus diperoleh data: pada klien Bayi “A” umur 7 bulan
dengan keluhan bayi batuk pilek. Berdasarkan hasil analisa dan interpretasi
data yang diperoleh dari data dasar subyektif dan obyektif, maka diagnosa atau
masalah aktual pada Bayi “A” adalah Bayi Sehat Umur 7 Bulan dengan
commond cold dengan kebutuhan pijat.
Pijat bayi adalah pemijatan yang dilakukan dengan usapan-usapan halus
pada permukaan kulit bayi, dilakukan dengan menggunakan tangan yang
bertujuan untuk menghasilkan efek terhadap syaraf, otot, system pernafasan
serta sirkulsi darah dan limpha. Pijat adalah terapi sentuh tertua yang dikenal
manusia dan yang paling popular.Pijat adalah seni perawatan kesehatan dan
pengobatan yang dipraktekkan sejak berabad-abad silam. Bahkan diperkirakan
ilmu ini telahsejak awal manusia diciptakan ke dunia, mungkin karena pijat
berhubungan sangat erat dengan kehamilan dan proses kelahiran manusia
(Santi, 2012).
Dengan demikian penerapan tinjauan pustaka dan studi kasus pada Bayi
“A” secara garis besar tampak ada persamaan dalam diagnosa aktual yang
ditegakkan sehingga memperlihatkan tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktek.
4.1.3 Langkah III. Identifikasi Diagnosa / Masalah Potensial
Pada tinjauan pustaka manajemen kebidanan adalah mengidentifikasi
adanya masalah potensial, melakukan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan
pencegahan, sambil mengamati klien diharapakan dapat pula bersiap-siap bila
diagnosa/masalah potensial ini benar-benar terjadi berdasarkan diagnosis atau
masalah yang sudah diidentifikasi. Dalam merumuskan diagnosa/masalah
potensial dengan manajemen asuhan kebidanan adalah pengambilan keputusan
untuk mempersiapkan segala sesuatu yang mungkin terjadi dan membahayakan
klien.
Pada kasus Bayi “A” yang dilakukan pengkajian dapat
mengidentifikasikan bahwa terdapat masalah potensial yang akan terjadi pada
kasus ini karena masalah yang bayi alami merupakan hal yang patologis.
Common Cold atau Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) merupakan
infeksi yang terjadi pada saluran pernapasan bagian atas yang meliputi mulut,
hidung, tenggorokan, laring (pita suara), dan trakea (batang tenggorokan)
.Batuk pilek yang terjadi pada bayi akan berlangsung lebih berat dibandingkan
orang dewasa, karena infeksi yang dialami akan meluas diantaranya pada
daerah sinus paranasal, telinga tengah dan nasofaring disertai demam yang
tinggi, sedangkan pada orang dewasa lebih terbatas dan tidak mengalami
demam tinggi.
4.1.4 Langkah IV.Tindakan Emergency / Kolaborasi
Dalam hal ini Bidan tidak melakukan tindakan segera \ sesuai dengan
kondisi klien. Pada langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses
manajemen kebidanan. Jadi, manajemen kebidanan bukan hanya selama
asuhan primer periodik atau kunjungan perinatal saja, melainkan juga selama
wanita tersebut bersama bidan terus-menerus. Data baru dapat saja perlu
dikumpulkan dan dievaluasi. Dengan demikian tindakan yang di lakukan
antara tinjaun pustaka dan manajemen asuhan kebidanan pada studi kasus dan
praktik sesuai.
B. SARAN
Untuk menerapkan ilmu yang telah di peroleh dan menjadi tambahan
sumber kepustakaan dalam memberikan asuhan kepada bayi dengan keluhan
ISPA atau pun batuk pilek serta commond cold agar dapat di tanggani
segera.
DAFTAR PUSTAKA
Ratnaningsih dan Benggu. 2020. Terapi Komplementer Dalam Mengatasi ISPA Pada
Ibu Yang Memiliki Balita Di Dusun Setan Desa Maguwoharjo, Kelurahan Depok,
Kabupaten Sleman. Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan.