PROPOSAL PENELITIAN
Disusun oleh :
KRISTINA LUTFIAH
NIM : P2.06.24.5.17.019
i
KATA PENGANTAR
Penulis Ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat
dan karunia-Nya penulis mendapat kesehatan dan kekuatan fisik serta pikiran
Kecukupan ASI pada Bayi” tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan
proposal skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat untuk mengerjakan skripsi
Penulis menyadari dalam penyusunan proposal skripsi ini tidak akan selesai tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini kami ingin
3. Dr. Meti Widya Lestari, SST, M.Keb, selaku Ketua Program Studi Sarjana
Tasikmalaya
i
4. Dr. Hj. Atit T, AM.Keb, S.Kep,Ns, M.Pd, selaku pembimbing 1 yang telah
6. Keluarga yang telah memberikan doa dan semangat untuk membuat proposal
skripsi ini.
8. Semua pihak yang membantu penulis dalam penyusunan proposal skripsi ini
semoga prosal skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumny bagi
yang berkepentingan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................
INTISARI..................................................................................................................
ABSTRACT..............................................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................vii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1..........................................................................................Latar Belakang
................................................................................................................1
1.2.....................................................................................Rumusan Masalah
................................................................................................................6
1.3......................................................................................Tujuan Penelitian
................................................................................................................7
1.4....................................................................................Kegunaa Penelitian
................................................................................................................7
iii
2.1 Kajian Pustaka........................................................................................9
2.4 Hipotesis...............................................................................................48
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 GambaranMetodePenelitianmenurutNotoatmodjo......................................4
3.2 DefinisiOperasional..........................................................................................5
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
KerangkaTeori.......................................................................................................1
Kerangka Konsep...................................................................................................2
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDHULUAN
opportunities atau sering juga disebut periode emas (golden period) didasarkan
pada kenyataan bahwa pada masa janin sampai anak usia dua tahun terjadi proses
tumbuh kembang yang sangat cepat dan tidak terjadi pada kelompok usia lain.
Gagal tumbuh pada periode 1000 hari pertama kehidupan, selain akan
metabolik.(1)
pendamping (termasuk air jeruk, madu, air gula), yang dimulai sejak bayi baru
lahir sampai dengan usia 6 bulan.(2) ASI merupakan makanan yang bergizi
dipengaruhi oleh banyak faktor seperti, frekuensi pemberian ASI, berat bayi saat
lahir, usia kehamilan bayi lahir, usia ibu dan paritas, stres dan penyakit akut, IMD,
kelelahan, ASI sedikit, puting susu lecet, gangguan tidur malam hari, dan stress
yang berhubungan dengan peran baru, hal itu dapat menjadi sumber stress ibu. Ibu
yang cemas dan stress dapat mengganggu laktasi hingga mempengaruhi produksi
(4)
ASI karena menghambat pengeluaran ASI . Semuanya itu bisa membuat ibu
1
2
tidak berhasil menyusui. Jika ibu mengalami gangguan emosi, maka kndisi itu
mengganggu proses let down reflek yang berakibat ASI tidak keluar, sehingga
bayi tidak mendapat ASI dalam jumlah yang cukup. Dan bayi pun akan terus
menangis. Tangisan bayi membuat ibu gelisah dan mengganggu proses let down
(5)
reflek . Ketersediaan ASI yang lancar pada ibu menyusui akan membantu
tentang cakupan ASI eksklusif di dunia hanya sebesar 36%. Capaian tersebut
masih dibawah target cakupan ASI eksklusif yang ditetapkan oleh WHO yaitu
sebesar 50%. Menurut data Riskesdas yang diambil dari tahun 2014 - 2018
cakupan ASI eksklusif di Indonesia pada tahun 2014 sebesar 37,3%, 2015 sebesar
55,7%, tahun 2016 sebesar 54%, tahun 2017 sebesar 61,33%, dan pada tahun
dibandingkan dengan target yang ditetapkan oleh Kemenkes RI yaitu 80% maka,
Capaian ASI eksklusif di wilayah Provinsi Jawa Barat tahun 2017 sebesar 53%
sedangkan pada tahun 2018 mengalami penurunan yang signifikan yaitu sebesar
37,29%. Capaian ASI Provinsi Jawa Barat masih dibawah target yang ditentukan
pengetahuan mengenai produksi ASI pada hari-hari pertama pasca persalinan dan
3
tersebut mengindikasikan adanya masalah dalam pemberian ASI serta faktor yang
mempengaruhinya.
pemenuhan nutrisi ibu hamil dan melakukan perawatan payudara. Selain itu, perlu
kebutuhan psikologis ibu seperti menghindari stress juga perlu dilakukan pada
saat hamil. Peran dan dukungan keluarga terutama suami dan peran tenaga
(Roland, 2010).
kehidupan, bayi yang tidak cukup ASI bisa mengalami diare dan pneumonia.
Angka kejadian diare di Jawa Barat pada tahun 2018 adalah (60,28%) kasus
ditangani dan angka kejadian pneumonia di Jawa Barat meningkat pada tahun
2018. Tahun 2017 cakupan penemuan sebesar 57.6% , tahun 2018 menjadi
59.79%. Jumlah balita penderita pneumonia yang ditemukan dan ditangani tahun
Google Form tidak melakukan ASI Eksklusif karena faktor yang menjadi masalah
pada saat proses menyusui bagi ibu adalah karena produksi ASI sedikit pada hari-
4
hari pertama setelah melahirkan, menurut mereka produksi ASI sedikit karena
tidak nafsu makan dan minum merea takut BAB dan BAK karena jahitan belum
kering dan beberapa ibu juga menyebutkan merasa gelisah karena akan
bahkan gagal ASI Eksklusif. Hari pertama dikarenakan ASI sedikit, ibu
memberikan susu formula agar bayi tidak menangis. Tetapi setelah ASI lancar,
menunjang pemberian ASI. Bidan dapat membantu ibu agar sukses menyusui dan
sukses ASI Eksklusif. Bidan bisa membantu meyakinkan ibu bahwa ASI ibu
cukup dan membantu mengurangi rasa tidak percaya diri serta stress laktasi pada
ibu menyusui. Beberapa upaya yang dapat dilakukan ibu sendiri untuk
mengurangi stress laktasi adalah dengan melakukan olahraga teratur seperti yoga
dan senam, memperbaiki pola tidur ibu dan memenuhi asupan makanan yang baik
bagi ibu menyusui. Salah satu cara yang dapat membantu ibu meningkatkan
produksi ASI dan mengurangi stress laktasi ibu adalah dengan melakukan
Hypnobreastfeeding.
sadar kita, untuk menghasilkan ASI yang cukup untuk kepentingan bayi.
tenang selama menyusui dengan demikian maka seluruh sistem didalam tubuh
akan berjalan jauh lebih sempurna sehingga proses menyusui pun menjadi proses
yang penuh arti dan menyenangkan baik bagi ibu maupun bagi bayi(6)
5
Produksi ASI” dengan hasil studi ini merupakan suatu tinjauan literatur yang
ASI. Hal ini disebabkan hypnobreastfeeding membuat ibu lebih relaks, tenang
fisik, pikiran, dan nyaman selama masa menyusui sehingga dapat memberikan
prolaktin oleh pituitari. Hormon prolaktin berperan dalam merangsang zat gizi
untuk sintesis air susu dalam sel-sel sekretorius alveoli. Oksitosin menyebabkan
Penelitian serupa telah dilakukan oleh Restu Aji Dyah Lestari (7)dan Ns.
Happy Dwi Aprilina, S,.Kep.M.Kep pada tahun 2019 dengan judul : “Penerapan
Cilongok” dengan hasil studi kasus menujukan adanya peningkatan skor yaitu
Ny. M dn Ny. N 3, setelah dilakukan tindakan skor menjadi 6 dan skor pada
indikator ibu sebelum dilakukan tindakan pada Ny. M 3 sedangkan pada Ny. N 4,
setelah dilakukan tindakan skor Ny. M dan Ny. N menjadi 8. Pebedaan dengan
yang berbeda yaitu dengan total sampling dengan kriteria inklusi dan eksklusi
yang berbeda selain, itu variabel yang akan digunakan pada penelitian ini juga
6
berbeda. Variabel dependen pada penelitian ini adalah kecukupan ASI pada bayi.
Metode yang akan digunakan pada penelitian ini juga berbeda, pada penelitian ini
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Yetti Anggraini(8) tahun
relaks dan tenang. Ketenangan adalah salah satu faktor keberhasilan menyusui
mengenai angka kesakitan akibat bayi tidak cukup ASI di Kabupaten Tasikmalaya
dan atas dasar hal yang sudah disebutkan diatas, maka peneliti ingin mengetahui
Tasikmalaya.
Kebidanan pada Ibu hamil yang bersifat terbukti secara ilmiah (evidence-
based).
Hypnobreastfeeding.
b. Bagi Peneliti
c. Bagi Klien
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi ibu nifas sebagai upaya
KAJIAN PUSTAKA
A. Kehamilan
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan
pertama dimulai dari hasil konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dimuali
dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh
sampai 9 bulan.(10)
9
10
kurun waktu terhitung sejak HPHT hingga kelahiran bayi yang menandai
masing terdiri dari 13 minggu atau tiga bulan menurut hitungan kalender.
bulan (berdasarkan perputaran bulan atau lunar), atau 9 bulan sejak HPHT.
berlangsung ketika terjadi ovulasi, kurang lebih 14 hari setelah haid terakhir
selama kurang lebih 266 hari atau 38 minggu. Dengan penambahan 14 hari,
maka lama kehamilan menjadi 280 hari, bila dihitung hari haid terakhir.
dua pada minggu ke 13 hingga ke-27 (15 minggu), dan trimester ke tiga
Trimester III
periode ini wanita menanti kehadiran bayinya sebagai bagian dari dirinya,
dia menjadi tidak sabar untuk segera melihat bayinya. Ada perasaan tidak
menyenangkan ketika bayinya tidak lahir tepat pada waktunya, fakta yang
11
khawatir terhadap hidupnya dan bayiny, tidak akan tahu kapan akan
mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada
body image yaitu merasa dirinya aneh dan jelek. Ibu memerlukan
1. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh dan
tidak menarik.
3. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat
8. Libido menurun.
laktasi. Persiapan mental dan fisik yang cukup membuat proses menyusui
menyusui”.
c. Perawatan bayi
masing.
keluarga/tidak.
atau tidak
botol/formula
14
keluarga lain.
dalam keluarga.
sehat, ada 2 hal penting lain yang perlu dilakukan ibu agar sukses
1. Tumbuhkan Niat
bagi sang buah hati. Niat ini harusnya sudah tertanam kuat jauh hari
bagi bayinya. Dengan niat bulat, ibu akan berpikir optimis. Dari situ
2. Hilangkan Stres
menyusui. Yakinlah, setiap ibu pasti bisa menyusui dan bayi tidk
akan pernah kekurangan ASI. Di sisi lain, ibu juga tak boleh terlalu
sehingga ASI yang keluar justru jadi seikit. Bila ada masalah, ibu
kulit, diatas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu
yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram, dan saat
payudara.(14)
berikut:
1. Areola
akan lebih gelap dan warna ini akan menetap untuk selajutnya,
Bila diikuti pohon tersebut dari akarnya pada puting susu, akan
alveoli.
18
3. Alveoli
(basket cell) atau sel laba-laba (spider cell). Apabila sel-sel ini
4. Tubullus Lactifer
5. Ductus Lactifer
lactifer.
6. Ampula
7. Vaskularisasi
8. Drainase Limfatik
9. Persarafan
papila mamae.(15)
paling tinggi adalah pada malam hari. Hal ini cukup efektif digunakan
Menurut Saleha (2009), pada seorang ibu yang hamil dikenal dua
pengeluaran air susu, yaitu: refleks prolaktin dan refleks let down.
1. Refleks Prolaktin
untuk membuat air susu. Kadar prolaktin pada ibu yang menyusui
b. Anastesi
c. Operasi
dan fenotiazid
Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat keluar
a. Melihat bayi
c. Mencium bayi
1. Laktogenenesis I
2. Laktogenesis II
lebih banyak, yaitu sekitar pukul 02.00 dini hari hingga 06.00
penuh.
3. Laktogenesis III
Cukup ASI
1. Faktor Menyusui
ibu mungkin lebih lama keluarnya, dan bayi lebih lama untuk
pertama, atau kurang dari 5-6 sehari untuk bayi yang lebih tua,
tidak mendapat cukup susu akhir yang kaya zat lemak. Kadang
ibu melepaskan bayi dari payudaranya setelah hanya satu atau dua
menit.
25
g. Makanan Pendamping
2. Faktor Ibu
a. Faktor Psikologis
baik.
b. Kondisi Fisik
1) Pil Kontrasepsi
2) Kehamilan
3) Malnutrisi Berat
ASI. Akan tetapi, ibu yang kekurangan gizi tingkat ringan atau
diperoleh bayi.
3. Faktor Bayi
a. Penyakit
tidak bisa mendapat ASI yang cukup. Jika keadaan ini berlanjut,
b. Cacat Bawaan
Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan kehidupan terbaik yang sangat
dibutuhkan oleh bayi. ASI mengandung berbagai zat yang penting untuk
sebagainya. Dilain pihak, ada juga ibu yang ingin menyusui bayinya tetapi
kurang lancar.(14)
28
dengan nutrisi ibu, semakin asupan nutrisinya baik maka produksi yang
sering puting susu dihisap oleh bayi maka semakin banyak pula
bahagia, rasa dicintai, rasa aman, ketenangan, dan rileks. Hal-hal yang
1. Makanan
terhadap produksi ASI. Apabila makanan yang ibu makan cukup akan
gizi dan pola makan yang teratur, maka produksi ASI akan berjalan
dengan lancar.
pikiran harus tenang. Keadaan psikologis ibu yang tertekan, sedih, dan
agar tidak mengurangi produksi ASI. Contoh alat kontrasepsi yang bisa
hormonal 3 bulanan.
4. Perawatan Payudara
oksitosin.
5. Anatomi Payudara
Selain itu, perlu diperhatikan juga bentuk anatomis papila atau puting
susu ibu.
6. Faktor Fisiologi
7. Pola Istirahat
Apabila kondisi ibu terlalu capek, kurang istirahat maka ASI juga
berkurang.
dengan pemompaan ASI lebih dari 5 kali per hari selama bulan pertama
menghisap ASI yang lebih rendah dibandingkan bayi yang berat lahir
frekuensi dan lama penyusun yang lebih rendah daripada bayi yang
ini disebabkan bayi yang lahir prematur sangat lemah dan tidak mampu
bayi prematur dapat disebabkan berat badan yang rendah dan belum
H. Manajemen Laktasi
diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Sementara itu,
yang dimaksud dengan manajemen laktasi ialah suatu upaya yang dilakukan
Prasetyo (2012) :
1. Masa Kehamilan
formula.
puting payudara.
32
kebutuhan bayi.
2. Masa Persalinan
3. Masa Nifas
selama 6 bulan pertama. Beberapa langkah yang dapat menuntun ibu agar
dalam 1 jam pertama (inisiasi dini), karena bayi baru lahir sangat aktif
dan tanggap dalam 1 jam pertama dan setelah itu akan mengantuk dan
kuat pada saat itu. Jika ibu melahirkan dengan operasi caisar juga
dapat melakukan hal ini (bila kondisi ibu saar, atau bila ibu telah
terjadi kontak kulit dengan kulit. Bayi akan mulai merangkak untuk
mencari puting ibu dan menghisapnya. Kontak kulit dengan kulit ini
34
bayi anda. Tidak ada makanan atau cairan lain (seperti gula, air, susu
3. Susui bayi sesuai kebutuhannya sampai puas. Bila bayi puas, maka ia
yang tepat.(19)
perlekatan yang tidak baik. Pisoso dasar menyusui terdiri dari posisi
badan ibu, posisi badan bayi, serta posisi mulut bayi dan payudara ibu
bayi menempel dengan badan ibu (sanggahan bukan hanya pada bahu
dan leher). Sentuh bibir bawah bayi dengan puting, tunggu sampai
dengan cara menekan punggung dan bahu bayi (bukan kepala bayi).
Arahkan puting susu ke atas, lalu masukan ke mulut bayi dengan cara
terlihat dibanding areola bagian atas. Bibir bayi akan memutar keluar,
dagu bayi menempel pada payudara dan puting susu terlipat di bawah
I. Hypnobreastfeeding
1. Pengertian Hypnobreastfeeding
dan pikiran.(20)
subjek, dapat dilakukan sendiri oleh subjek (ibu menyusui) dan cukup
kreatif.(6)
sukses. Meniatkan yang tulus dari batin untuk memberi ASI eksklusif
pada bayi yang kita sayangi dan yakin bahwa semua ibu, bekerja atau
kalimat sugesti atau afirmasi, misalnya “ASI saya cukup untuk bayi
dan rileks saat mulai memerah”. Kalimat sugesti juga dapat diberikan
4. Tahapan Relaksasi
yaitu:
telapak kaki, termasuk wajah, bahu kiri dan kanan, kedua lengan,
ditempat yang sama dengan raga. Salah satu cara dengan berdiam
hal-hal tertentu, misalnya yakin bahwa kita bisa menyusui dan ASI
rileks.(21)
Produksi ASI tergantung pada dua faktor yaitu faktor fisiologi dan
lebih baik. Selain itu wanita yang menyusui memiliki resiko lebih
rendah dari kanker payudara, kanker ovarium dan bahkan patah tulang
darah, persyarafan dan sistem lain di dalam tubuh anda akan berfungsi
lebih baik. Sikap positif sangatlah penting untuk seperti merasa tenang
dan rilcks selama menyusui. Pada saat ibu rileks dikala menyusui maka
demikian maka seluruh sistem di dalam tubuh akan berjalan jauh lebih
Menurut Yanti dan Sundawati (2011), bayi usia 0-6 bulan, dapat
a. Bayi yang minum ASI tiap 2-3 jam atau dalam 24 jam minimal
c. Bayi akan buang air kecil (BAK) paling tidak 6-8 kali sehari.
pertumbuhan.
h. Bayi kelihatan puas, sewaktu-waktu saat lapar bangun dan tidur dengan
cukup.
b. Bila buang air kecil lebih dari 6 kali sehari dengan warna urine yang
tidak pekat dan bau tidak menyengat. Hari pertama bayi akan BAK
ASI ibu semakin banyak maka bayi diharapkan kecing sekitar lebih
c. Berat badan naik lebih dari 500 gram dalam sebulan dan telah
d. Berat badan bayi tidak turun lebih dari 10% dibanding berat lahir
e. Berat badan bayi kembali seperti berat lahir pada usia 10 sampai 14
f. Bayi akan relaks dan puas setelah menyusu dan melepas sendiri dari
payudara ibu.
pertama atau pada bayi berat lahir rendah (kurang dari 2500 gram),
proses menyusu terkadang sangat lama dan hal ini merupakan hal
43
bawah
efektif. Bayi merasa tidak puas dan ingin menyusu sering dan
lama. Bayi akan mendapat ASI sangat sedikit dan berat badan
cukup untuk memenuihi kebutuhan bayi. Banyak hal yang dapat dilakukan
oleh ibu sebagai bentuk persiapan menyusui. Namun, ada beberapa faktor
44
faktor ibu yang dibagi dua menjadi faktor fisik ibu dan faktor psikologis
ibu.
adalah keadaan bayi yang memilik cacat bawaan, penyakit yang diderita
oleh bayi dan berat badan bayi saat lahir. Beberapa keadaan tersebut dapat
mempengaruhi produksi ASI pada ibu. Keadan bayi yang memiliki cacat
bawaan dan penyakit juga memiliki berat lahir yang kurang akan
ASI dan kecukupan ASI pada bayi. Beberapa hal yang dapat
yang tertunda, menyusui tidak sering, ibu tidak menyusui dimalam hari,
perlekatan yang tidak baik antara ibu dan bayi, serta penggunaan
Faktor yang terpenting dari laktasi adalah faktor ibu. Ibu yang
baik dan cukup. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi produksi ASI
dari segi faktor fisik ibu adalah menggunakan pil kontrasepsi, ibu
45
sedang hamil, dan keadaan payudara ibu. Faktor psikologis yang berperan
diharapkan adalah ibu memproduksi ASI dengan baik dan bayi cukup ASI.
Faktor Menyusui
Hypnobreasfeeding
dengan yang lainya, dari masalah yang diteliti dengan apa yang diuraikan
Hypnobreastfeeding
Variabel Intervening
Faktor Menyusui
Faktor Bayi
Keterangan
48
2.4 Hipotesis
Hypnobreastfeeding pada Ibu Hamil Trimester III Terhadap Kecukupan ASI pada
METODE PENELITIAN
yang benar.
49
50
Perlakuan Postest
R (Kelompok Ekperimen)
X 02
R (Kelompok Kontrol) 02
dipilih karena terjadi penurunan capaian target ASI Eksklusif pada tahun
2019.
3.3.1 Populasi
3.3.2 Sampel
berjumlah 40.
51
sebelumnya.(22)
berikut:
ibunya.
Definiai Operasional
minggu.
Ditambah bayi
mengalami
penurunan BB
lebih dari 10%
dari BB lahir
yang dinilai
pada saat bayi
berusia 2
minggu.
a. Analisa Univariat
rumus (Budiarto,2002) :
P = F x 100%
Keterangan :
P = Presentase
b. Analisis Bivariat
55
isian dan lembar observasi untuk mendapatkan data primer, dimana data
kecukupan ASI pada bayi yang dilihat dan diobservasi dari faktor bayi.
dengan jawaban “YA” dari indikator yang dinilai yaitu BAK, BAB,
dengan jawaban “YA” dari indikator yang dinilai yaitu BAK, BAB
sebagai berikut:
Tahap Persiapan
tersebut.
c. Confidentiality (Kerahasiaan)
2007.
18. Prasetyo Sunar Dwi. ASI Eksklusif, Pengenalan Praktek dan kemanfaatan –
kemanfaatannya. Jakarta: DIVA Press; 2012.
19. IDAI. Air Susu Ibu dan Tumbuh Kembang Anak. In 2013.
20. Kuswandi L AY. Basic Hypnosis & Hypnobirthing. Dalam Basic
Hypnosis. & hypnobirting work book. Bali Pro V Clinic; 2009.
21. Armini NW. Hypnobreastfeeding awali suksesnya ASI Eksklusif, Denfasar.
J Skala Husada. 2016;13(1).
22. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. (Edisi Rev. Jakarta: PT.
Rineka Cipta; 2005.
23. Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu.
Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian.
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika; 2003.
24. Nursalam. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.
Ed. 4. Jakarta: Salemba Medika; 2016.
25. Alimul HA. Metode Penelitian Kesehatan Paradigma. Kuantitatif. Jakarta:
Health Books; 2010.
21
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. PREPARASI
Preparasi merupakan tahap terpenting dalam sesi hypnotherapi. Ini disebut
juga tahap pretalk atau preparasi yang merupakan tahapan awal saat
pertama kali klien bertemu hypnotherapis. Dimulai dari pengumpulan data
awal, apersepsi tentang hypnotherapi dan prosesnya, anamnesa klien
tentang masalah yang dihadapi.
2. RELAKSASI (INDUCTION)
Induksi adalah bagian dari sesi hypnotherapi yang menghantarkan klien
masuk kedalam kondisi trance hipnosis. Trance hipnosis adalah suatu
kondisi kesadaran dimana bagian kritis pikiran sadar tidak aktif, sehingga
klien sangat reseptif terhadap sugesti yang diberikan oleh hypnotis.
Melalui induksi, terapis berperan sebagai pemandu klien untuk memasuki
kondisi trans, yang dimulai dengan memusatkan perhatian klien pada
objek tertentu yang mana tujuanya adalah mengisolasi klien dari
banyaknya rangsangan atau stimulus-stimulus dari lingkungan sekitarnya.
3. ISOLASI
Yaitu cara melindungi klien atau dalam bahasa hipnosis disebut sujet dari
pengaruh luar yang dapat mengganggu proses hipnosis, seperti adanya
suara bising disekitar, tempat yang kurang nyaman, adanya cahaya yang
terlalu terang atau gangguan lain.
4. TEST
Melakukan tes kepada klien guna menilai sejauh mana klien memasuki
alam bawah sadar.
5. DEEPENING
Merupakan kelanjutnya dari induksi. Tujuan dari deepening adalah untuk
membuat klien semakin meningkatkan kemampuan untuk meneriman
sugesti.
6. IMPLANTASI
Dalam sesi ini hypnoterapis mulai memberikan terapi sesuai dengan
permasalahan yang dihadapi klien. Pada sesi ini terapis menanamkan
sugesti pasca hipnosis sesuai dengan kesepakatan dalam kontak dengan
klien. Berupa kalimat-kalimat positif dan terapeutik.
7. TERMINASI
Tahap mengakhiri sesi hipnosis.
PANDUAN RELAKSASI
Sebagian besar dari tubuh kita terdiri dari otot dan ini adalah alasan utama
mengapa kita melakukan relaksasi pada otot terlebih dahulu.
(Relaksasi Otot)
Persiapkan posisi berbaring atau duduk dengan nyaman, posisi lengan disamping
kanan dan kiri, posisi telapak tangan terbuka menghadap keatas. Pejamkan kedua
kelopak mata dengan lembut...
Sebelum mengendurkan otot kita akan meregangkan dahulu agar terasa perbedaan
pada saat otot dalam kondisi tegang dan otot dalam kondisi relaks..
Kini saatnya kembali anda merasakan rileksnya otot-otot didaerah wajah. Wajah
yang relaks selalu berseri-seri dan tersenyum. Rasakan rileksnya otot-oto didaerah
leher..bahu kiri dan kanan... lengan atas.. lengan bawah.. kedua telapak...dan
seluruh jari jemari ... tangan terasa semakin lama semakin rileks..
Kini rasakan rileksnya otot-otot didaerah dada depan sampai belakang... seiring
dengan tarikan dan hembusan nafas anda rasakan semakin lama semakin rileks...
bagus sekali. Kemudian sekarang rasakan rileksnya otot-otot didaerah perut terasa
semakin rileks... Rasakan rileksnya otot-otot dibagian panggul... Rasakan seluruh
otot semakin mengendur semakin rileks...
Dam tiba saatnya rasakan rileksnya otot-otot didaerah paha kiri... dan paha
kanan...lutut kiri..dan lutut kanan...telapak kaki...dan seluruh jari jemari...kaki
terasa semakin rileks.. dan telapak kaki yang rileks perlahan-lahan terjatuh ke sisi
kiri dan kanan...Bagus sekali.
Rasakan betapa nikmatnya dan dan betapa nyamannya seluruh oto mulai dari
puncak kepala...sampai jari jemari kaki... terasa semakin rileks seluruh sel..
seluruh pembuluh darah...seluruh saraf...seluruh organ...bekerja dengan seimbang
dan semakin sehat... Bagus sekali...
(Relaksasi Nafas)
Dan kini tiba saatnya untuk melakukan relaksasi nafas...Nafas yang rileks adalah
nafas perut... Silahkan menghirup nafas yang panjang ... dari hidung ... tahan
sejenak kemudian hembuskan lewat mulut... sembari lepaskan semua ketegangan.
Tarik nafas yang panjang dari hidung ... tahan sejenak kemudian hembuskan lewat
mulut... sembari lepasan semua kecemasan... kesedihan... ketakutan...
kemarahan... dan seluruh kebencian... serta perasaan dendam... Bagus sekali.
Silahkan tarik nafas panjang dari hidung...tahan sejenak kemudian
hembuskanlewat mulut.. dengan perlahan-lahan teruslah bernafas dengan
pernafasan perut... dan hayati bahwa nafas adalah nafas kehidupan...Nafas adalah
sarana yang penting dalam, bayangkan saja tanpa nafas manusia hanya bertahan
beberapa menit. Perhatikan nafas dan keluar dan masuk lewat hidung, nafas yang
relaks lambat dan teratur. Dalam keadaan baring saat kita bernafas secar aotomatis
udara akan terdorong ke rongga perut. Tarik nafas panjang sambil hitung ± 10 kali
hitungan, kemudian hembuskan perlahan-lahan. Setiap tarikan nafas niatkan
semakin santai dan terus semakin santai dan selalu niatkan dari dalam hati bahwa
setiap kali anda menghirup nafas dan menghembuskannya, masuki alam relaksasi
10 kali lipat dari sebelumnya... Bagus sekali
Dan teruslah pusatkan perhatian anda pada nafas yang keluar masuk yang terus
menghantarkandiri anda untuk masuk kedalam keadaan rileks yang paling
dalam... jauh lebih dalam dari sebelumnya ... jauh lebih rileks dari sebelumnya...
Bagus sekali.
Pada saat ketiga unsur jiwa (perasaan, kemauan dan pikiran ) dan ketiga unsur
raga dalam keadaan rileks, rasakan betapa nyamannya. Terukan dengan
memusatkan perhatian pada nafas keluar dan masuk yang terus menghantarkan
kedalam ketenangan pikiran yang jauh lebih dalam jauh lebih dalam.
Setelah itu, lakukan tes dengan cara: mengangkat tangan klien atau
menjentrikan jari. Jika klien sudah rileks dan memasuki alam bawah sadar
maka tangan klien saat diangkat akan terasa berat, dan jika kita
menjentrikan jari klien tidak merspon apapun.
Berikan kalimat sugesti positif yang berulang-ulang dan setelah dirasa cukup
lakukan terminasi.
Dan kini tiba saat untuk mengakhiri latihan relaksasi ini. Persiakan diri anda dan
pada hitungan kelima latihan selesai dan semua sugesti yang anda terima menjadi
kenyataan dalam kehidupan anda. Bagus sekali...
Saya akan menghitung dari angka satu sampai lima, pada hitungan kelima anda
bangun dalam keadaan sehat, tenang dan bugar.
Sebagai hasil dari relaksasi ini setiap klien berbeda-beda. Sehingga apa yang
dirasakan setelah melakukan relaksasi relaksasi terima saja apa adanya.
Lembar Observasi
No Kecukupan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
ASI
Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T
1. Frekuensi
Buang Air
Kecil
(BAK) lebih
dari 6 kali
sehari
2. Frekuensi
Buang Air
Besar
(BAB) lebih
dari 4 kali
sehari
3. Frekuensi
menyusu
minimal 8
kali sehari
4. Berat badan YA TIDAK
bayi tidak
turun ≥ 10%
dari berat
badan lahir
Tanda Kecukupan ASI pada Bayi
Keterangan :
Y = YA
T = TIDAK