TINJAUAN PUSTAKA
A. Nyeri Persalinan
1. Persalinan
a. Pengertian persalinan
(janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar
kandungan melalui jalan lahir ataupun melalui jalan lain. Proses ini
2012:37).
b. Tanda persalinan
7
8
c. Tahapan persalinan
1) Kala I (pembukaan)
terbagi menjadi dua fase yaitu fase laten (8 jam) dimana serviks
janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm. Gejala utama
a) His semakin kuat dengan interval 2-3 menit, dengan durasi 50-
100 detik.
(1) Pegang kepala pada tulang oksiput dan bagian bawah dagu,
Kala III disebut juga kala uri atau kala pengeluaran plasenta dan
selaput ketuban setelah bayi lahir. Lama kala III <10 menit pada
bawah rahim
4) Kala IV
pernafasan.
c) Kontraksi uterus
2. Nyeri
a. Pengertian nyeri
berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan
b. Teori nyeri
diantaranya:
1) Transmisi nyeri
2015:124).
3) Teori pola
(Uliyah, 2015:124).
4) Teori pemisahan
c. Dampak nyeri
klien, selain itu tanpa melihat pola, sifat, atau penyebab nyeri. Apabila
nyeri tidak segera diatasi dengan adekuat akan memberikan efek yang
d. Stimulus nyeri
reseptor.
asam laktat.
3. Nyeri persalinan
Nyeri persalinan kala I peregangan, dan trauma pada serat otot dan
Jenis nyeri ini timbul pada saat mendekati kala II. Tidak
dan parenium, sekitar anus. Nyeri kenis ini disebut nyeri somatic
3) Episiotomi
4) Kondisi psikologis
2012).
uterus
4) Kontraksi otot ketika otot ini berada dalam keadaan yang relatif
simpatis lumbaris. Nervus ini berasal dari dari uterus dan serviks.
pada saat kontraksi saja dan hilang pada saat relaksasi (Bobak,
2004:253).
Pertama berasal dari otot rahim saat berkontraksi, nyeri yang timbul
18
lain yang bukan di tempat asalnya tersebut juga nyeri alih (reffered
antara satu perempuan dengan yang lain, demikian pula antara nyeri
dan nyeri selama proses persalinan terjadi hal yang cukup penting.
berlangsung. Pada kondisi ini terjadi nyeri viseral dan terasa seperti
rasa mules yang berasal dari uterus dan serviks. Rasa nyeri disebabkan
(Indrayani, 2016:94-95).
pemeriksaan fisik.
1) Respons fisik
akut dan nyeri kronis. Rasa nyeri akut akan menstimulasi sistem
dan terasa hangat atau panas. Perubahan ekspresi wajah yang dapat
mengigit bibir.
b) Gelisah
d) Tidak konsentrasi
20
e) Insomnia
(Solehati, 2015:140).
1) Budaya
rasa nyeri yang tak terelakkan. Maka dari itu, ketika ibu yang
21
3) Pengalaman persalinan
2012:81).
4) Support sistem
5) Persiapan persalinan
oleh individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual dan
kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua
orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling
mungkin adalah menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri.
Namun, pengukuran dengan tehnik ini juga tidak dapat memberikan gambaran
pasti tentang nyeri itu sendiri. Beberapa skala atau pengukuran nyeri, yaitu:
VDS merupakan garis yang terdiri atas tiga sampai lima kata
pendeskripsian ini dirangkum dari tidak terasa nyeri sampai terasa nyeri (nyeri
yang tidak tertahankan). Pengukur menunjukan pada pasien skala tersebut atau
Gambar 1.
VDS (Verbal Descriptor Scale)
Skala ini dapat diketahui dengan kata-kata kunci pada keadaan yang
ekstrim yaitu „tidak nyeri‟ dan „nyeri senyeri-nyerinya‟. Skala ini tidak memiliki
tingkatan yang tepat tanpa angka dan tidak memberikan ibu kebebasan untuk
23
memilih dengan apa yang dialami, hal ini menyebabkan kesulitan (Indrayani,
2016:111).
mengidentifikasi tidak ada nyeri yang berat. Pada skala ini, garis dibuat
memanjang tanpa ada suatu tanda angka, kecuali angka 0 dan angka 10 (solehati,
2015:144).
Gambar 2
Visual Analog Sc
Skala ini memiliki nilai numeris dan hubungan antara berbagai tingkat
nyeri. Skala nyeri ini terjadi dari garis 0-10 cm yang telah di tentukan terlebih
dahulu berdasarkan daerah yang paling nyeri kemudian diberi skalanya. Ibu
menunjukkan tidak ada rasa sakit dan nilai 10 inilah nyeri dirasakan paling buruk.
Instrumen NRS juga dapat dilengkapi dengan gambaran ekspresi wajah sehingga
Nyeri pasien akan dikategorikan tidak nyeri (0). Nyeri ringan (1-3) secara
objektif pasien dapan berkomunikasi dengan baik. Nyeri sedang (4-6) secara
mendeskripsikannya, dan dapat mengikuti perintah dengan baik. Nyeri berat (7-9)
secara objektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tetapi masih
24
mendeskripsikannya, serta tidak dapat diatasi dengan alih posisi, nafas panjang,
dan distraksi. Nyeri hebat (10) pasien sudah tidak mampu berkomunikasi atau
Keterangan:
1) Tidak nyeri 0
Tabel 1
Karakteristik nyeri
FPRS merupakan skala nyeri dengan model gambar kartun dengan enam
tingkatan nyeri dan dilengkapi dengan angka dari 0 sampai dengan 5. Skala ini
biasanya digunakan untuk mengukur skala nyeri pada anak (Solehati, 2015:145).
Gambar 4
Faces Pain Rating Scale
1) Hidroterapi
nyaman dan relaksasi tubuh. Secara umum, hidro terapi zet dapat
26
(Indrayani, 2016:146).
punggung, baik pada posisi berlutut (bola diatas lantai) atau berdiri
(bola diatas tempat tidur atau meja). Posisi ini juga meluruskan
juga karena panas yang diberikan pada area yang telah dioles krim
(Nurasiah, 2014:57).
28
(Nurasiah, 2014:57).
bawah dengan usapan sebanyak dua kali jika wanita merasa nyeri
(Varney, 2007:721).
29
7) Effleurage
8) Counterpressure
sebuah benda keras (misalnya bola tenis) atau tinju atau tumit
9) Hip-squeeze
2014:58).
10) Knee-press
2014:58).
11) Akupressure
pergelangan kaki, kuku pada jari kecil dan telapak kaki (Indrayani,
2016:143).
12) Akupuntur
1) Terapi musik
2) Homeopati
(Danuatmaja, 2004:63).
3) Relaksasi
4) Aromaterapi
2016:150).
2016:129).
35
c. Strategi kognitif
2) Hipnotis
3) Psikoprofilasis
2003:160).
6. Metode farmakologis
akan menghasilkan analgesia pada kala satu serta dua persalinan dan
akan meningkat jika pasien tidak mendapat cairan yang cukup sebelum
37
b. Analgesia inhalasi
Cooper, 2009:469).
c. Obat opiat
mual, muntah, dan mengantuk pada ibu serta depresi pusat pernafasan
pada bayi saat lahir. Opioid yang diberikan kepada ibu bersalin dapat
relaksasi nafas dalam adalah pernafasan abdomen dengan frekuensi lambat atau
relaksasi nafas dalam selain dapat menurunkan intensitas nyeri teknik relaksasi
nafas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigen
darah.
kadar hormon kortisol dan adrenalin dalam tubuh yang mempengaruhi tingkat
2. Tindakan
a. Klien menarik nafas dalam dan mengisi paru dengan udara, dalam tiga
dua, tiga).
e. Setelah seluruh tubuh klien merasa rileks anjurkan klien untuk bernafas
2011:128).
Deep back massage, yaitu pasien berbaring miring, kemudian perawat atau
keluarga pasien menekan daerah sakrum dengan telapak tangan, lepaskan dan
40
tekan lagi, begitu seterusnya (Zakiyah, 2015:75). Deep back massage adalah
sakrum yang dapat mengurangi ketegangan pada sendi sakroiliakus dari posisi
oksiput posterior janin. Menurut Melzack dan Wall (1997) dalam Gaidaka (2012)
deep back massage adalah pijatan lembut dengan menekan daerah sakrum
menggunakan telapak tangan. Pijat ini diberikan dengan menggunakan dasar teori
2. Tujuan masase
a. Meningkatkan relaksasi
3. Manfaat masase
Masase yang lembut membantu otot untuk rileks, juga membantu klien
dan nyeriserta perasaan yang positif. Pada kondisi ini ibu yang mendapatkan
partum.
masase dapat mengurangi rasa sakit dan kejang otot pada pasien yang memiliki
beberapa sayatan. Pada saat survei, 95% pasien merasa bahwa masase merupakan
bagian penting dari pengalaman mereka di rumah sakit, kebutuhan obet untuk
Efektivitas masase terletak pada strategi yang sederhana dan langsung bekerja dari
holistis, dengan fokus pada sistem seluruh tubuh dan hubungannya deangan
jaringan lunak. Manfaat lain masase dari perspektif pasien adalah bagaimana
membantu pasien menjadi lebih sadar dengan tubuh mereka dan membantu
beradaptasi dengan rasa sakit yang dialami. Masase tidak hanya membantu
meringankan nyeri otot dan jaringan lunak lainnya, tetatpi juga memiliki dampak
saat awal kontraksi dan diakhiri setelah kontraksi berhenti. Jika klien
menggunakan fetal monitor, dapat melihat garis kontraksi untuk memulai dan
dikepalkan seperti bola tenis pada sakrum 2,3,4. Penekanan selama kontraksi
dapat menghambat impuls nyeri tidak sampai ke thalamus. Hal ini sesuai dengan
teori Gate Control Dan Melzack.selain juga akan mempercepat proses pembukaan
Gambar 5.
LokasiDeep Back Massage
meredakan ketegangan otot serta memberi relaks. Sirkulasi darah menjadi lancar
sehingga nyeri berkurang (Judha, 2012). Menurut teori Gate Control Dan
Melzack, sensasi nyeri berjalan di sepanjang jalur sensorik saraf ke otak tetapi
hanya sejumlah sensasi atau pesan, dapat berjalan melalui jalur saraf ini pada satu
waktu. Penggunaan teknik seperti memijat dapat memblok seluruh kapasita jalur
saraf yang mengirimkan rasa nyeri dengan menutup gerbang hipotetik disumsum
43
2016:110).
Menurut Rukma (2014) dalam Nurmalitasari (2016), selain itu deep back
massage juga memberikan manfaat memberi rasa nyaman pada punggung atas
persalinan, menghilangan tegangan otot pada paha diikiti ekspansi tulang pelvis
karena relaksasi pada otot-otot sekitar pelvis dan memudahkan bayi turun dan
pembuluh darah.
1. Definisi
atau pencapaian suatu tujuan yang diukur dengan kualitas, kuantitas, dan waktu,
tingkat keberhasilan yang dihasilkan oleh seseorang atau organisasi dengan cara
meredakan nyeri dengan mengurangi tekanan otot dan ansiets (Black: Hawks,
44
2014: 48). Menurut Huges dkk (2005) di dalam Rukmala (2016: 5) teknik
relaksasi melalui olah nafas merupakan salah satu keadaan yang mampu
nafas dalam ini dapat mengendalikan nyeri dengan menimalkan aktivitas simpatik
Menurut Danuatmaja (2004), ibu yang dipijat 20 menit setiap jam selama
persalinan akan lebih terbebas dari rasa sakit. Hal ini disebabkan karena pijatan
sakit. Pijatan secara lembut membantu ibu merasa lebih segar, rileks dan nyaman
dalam persalinan serta dapat membuat ibu merasa lebih dekat dengan orang yang
merawatnya. Sentuhan orang yang peduli dan ingin menolong dan merupakan
Deep back massage, yaitu pasien berbaring miring, kemudian perawat atau
keluarga pasien menekan daerah sakrum dengan telapak tangan, lepaskan dan
dengan teknik deep back massage berdasarkan konsep gate control theory. Selama
kontraksi, impuls nyeri berjalan terus menerus dari uterus sepanjang serabut saraf
taktil menghasilkan pesan yang sebaliknya dikirim lewat serabut saraf yang lebih
selebri tidak menerima pesan nyeri karena sudah terblokir sehingga persepsi nyeri
45
stimulan, maka ini menyebabkan terjadinya penurunan kadar hormon kortisol dan
definisi efektivitas kombinasi relaksasi nafas dalam dengan deep back massage
nafas dalam dengan deep back massagememiliki pengaruh penurunan nyeri yang
pengaruh dan perubahan terhadap responden yang diberikan teknik relaksasi nafas
dalam yaitu bahwa dari 35 orang terdapat 16 orang yang mengalami penurunan
nyeri.
Amd.Keb tentang pengaruh deeb back massage terhadap nyeri persalinan kala I
46
fase aktif, hasilnya menunjukkan bahwa teknik deep back massage dapat
Penelitian oleh Lestari dkk (2012) di surabaya tentang pengaruh deeb back
massage terhadap penurunan nyeri persalinan kala I fase aktif dan kecepatan
pembukaan pada ibu bersalin mengatakan bahwa deep back massage dapat
deep back massage terhadap penurunan nyeri pada asuhan keperawatan ny. S
dalam persalinan kala I fase aktif di ruang bersalin di puskesmas sibella surakarta
tahun 2016 menyebutkan bahwa hasil intervensi non farmakologi tindakan deep
back massage pada persalinan kala I fase aktif yang telah dilakukan terhadap ny.
E. Kerangka Teori
penelitian. Kerangka teori penelitian ini seperti digambarkan pada diagram berikut
ini:
Metode farmakologis :
1. Analgesi regional (epidural)
2. Analgesi inhalasi
3. Obat opiat
Metode nonfarmakologis :
1. Hidroterapi
2. TENS
3. Bhirthing ball
4. Kompres panas/dingin pada punggung
bawah
5. Usapan pada abdomen
6. Penggunaan sentuhan fisik
7. Effleurage
8. Counterpressure
9. Hip-sqeeze Penurunan intensitas
10. Knee-press nyeri persalinan kala
11. Akupressure I fase aktif
12. Akupuntur
13. Relaksasi nafas dalam
14. Deep back massage (penekanan pada os
sakrum)
15. Terapi musik
16. Homeopati
17. Relaksasi
18. Aromaterapi
19. Imageri dan visualisasi
20. Relaksasi umpan balik
21. Hipnotis
22. Psikoprofilasis
Sumber : Danuatmaja (2004), Bobak (2004), Varney (2007), Mayering (2014),
Indrayani (2016), Zakiyah (2015).
Gambar 6
Kerangka Teori
48
F. Kerangka Konsep
visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya,
atau antara yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti
Gambar 7
Kerangka Konsep
G. Hipotesis
pembuktian dari hasil penelitian maka hipotesis ini dapat benar atau salah, dapat
deep back massage terhadap penurunan intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif
H. Variabel Penelitian
depengaruhi oleh variabel lain atau variabel terpengaruh. Variabel dari penelitian
variabel lain atau variabel pengaruh. Variabel indepanden dar penelitian ini adalah
I. Definisi Operasional
Agar variabel dapat diukur dengan menggunakan instrumen atau alat ukur,
maka variabel harus diberi batasan atau definisi yang operasional atau “definisi
sumber data (responden) yang satu dengan responden yang lain (Notoatmodjo,
2018:111).
Tabel 2
Definisi operasional