TINJAUAN PUSTAKA
A. Persalinan Normal
1. Pengertian
janin turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan
a. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi
bercampur darah).
6
7
4. Tahapan Persalinan :
disebut juga dengan kala pengeluaran, oleh karena kekuatan his dan
kekuatan mengedan, janin di dorong keluar sampai lahir. Dalam kala III
atau disebut juga kala uri, plasenta terlepas dari dinding uterus dan
I menurut Sari Puspita, dkk., (2014) dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase
cm.
8
atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau
vagina,
crowning).
9
(Sumarah,2009).
kala III persalinan jika dibandingkan kala III fisiologis (Sari Puspita, dkk.,
atonia uteri dan retensio plasenta. Keuntungan manajemen aktif kala III
adalah
setelah bayi lahir dan dapat diulangi setelah 15 menit jika plasenta
maternal dan fetal. Periksa kembali uterus setelah satu hingga dua
dan setiap 30 menit selama satu jam kedua pasca persalinan (Lusa,
2013).
11
jumlahnya tidak melebihi 400 sampai 500 cc) yang dilakukan setiap
15 menit pada satu jam pertama post partum dan dilanjutkan dengan
2011).
1. Pengertian
500 ml melalui jalan lahir yang terjadi selama atau setelah persalinan
kala III. Perdarahan pasca bersalin dapat terjadi langsung setelah pasien
3. Etiologi
2010).
a. Atonia uteri
persalinan.
13
1) Penyebab
c) Partus lama
e) Kelainan uterus
f) Faktor ekonomi
2) Gejala klinis
4) Pencegahan
transfusi darah.
5) Penanganan
perdarahan.
secara ketat.
oxytocin 6 amp)
b. Retensio plasenta
1) Jenis –jeni
fisiologis.
myometrium.
2) Penanganan
kandung kemih.
kranial
(mekanisme rujukan)
kavum uteri.
17
kompresi aorta.
kompresi.
3) Komplikasi
a)
b) Infeksi
1) Gejal
a) Pendarahan segera.
f) Menggigil.
18
2) Klasifikasi
a) Tingkat I:
b) Tingkat II:
c) Tingkat III:
ani.
d) Tingkat IV:
3) Penanganan
e. Gangguan Koagulasi
1) Deteksi dini
a) Masa kehamilan
persalinan.
b) Masa persalinan
optimal.
2) Komplikasi
Diseminata) :
b) Syok berat
3) Penanganan
koagulopati dilusional
C. Retensio Plasenta
1. Definisi
2009).
2. Ptofisiologis
melainkan menjadi lebih pendek dan lebih tebal. Dengan kontraksi yang
serat-serat otot ini menekan pembuluh darah dan rateraksi otot itu
myometrium.
22
uterus
4. Terapi
5. Penanganan
a) Pasien
(2) Oksitosin
b) Penolong
tali pusat
plasenta
paling bawah
pusat)
5) Mengeluarkan plasenta :
yang keluar
tindakan
lainya
untuk dipantau
(Wiknjosastro, 2008).
6. Komplikasi
(Wang, 2011).
7. Faktor resiko
postpartum:
a. Umur
paling rendah untuk terjadinya komplikasi bagi ibu maupun janin ibu
banyak terjadi pada umur ibu hamil yang tua dibandingkan umur
b. Paritas
c. Anemia
(Manuaba 2010).
indonesia apabila berat badan bayi lebih dari 4000gram lebih dari
dua standar devisiensi, dan lebih dari 90 persentil dari berat badan
post partum
e. Cara persalinan
2012)
f. Polihidramion
PERDARAHAN
RETENSIO PLASENTA
1) Jika plasenta belum lahir dalam waktu 15 menit, berikan 10 unit oksitosin
IM dosis kedua.
2) Periksa kandung kemih, jika ternyata penuh, gunakan teknik aseptik untuk
memasukkan kateter nelaton desinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk
mengosongkan kandung kemih.
3) Ulangi kembali peregangan tali pusat dan tekanan dorso-kranial
TIDAK
Pehatikan : jika sebelum plasenta
lahir kemudian mendadak terjadi
perdarahan maka segera lakukan
tindakan plasenta manual untuk
segera mengosongkan kavum
uteri.
32
D. Manajemen kebidanan
1. Pengertian
Kesehatan pasien
dan lingkungannya.
2) Keluhan utama
3) Riwayat perkawinan
yaitu:
a) Tempat melahirkan
(Salmah,dkk,2006).
penyakit lainnya.
8) Pola kebiasaan
a) Pola Nutrisi
b) Pola Eliminasi
c) Pola Aktifitas
d) Pola Istirahat
Wulandari, 2008).
e) Pola Seksualitas
a) Pemeriksaan Generalis
keadaan kesadaran).
(Sulistyiawati, 2012).
(Hani,dkk, 2011).
37
b) Pemeriksaan sistematis
(1) Kepala
perdarahan.
(Wiknjosastro, 2008).
(2) Leher
(Varney, 2004).
(6) Abdomen
keadaan sendiri.
39
a) Diagnosa kebidanan
menjadi perdarahan
f. Langkah VI : pelaksanaan
a. perdarahan
b. Kontraksi
7