Anda di halaman 1dari 11

A.

KONSEP DASAR
1. Pengertian
Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan
lahir dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). (Sulistyowati &
Nugraheny, 2013)
Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi dengan usia kehamilan
cukup bulan, letak memanjang atau sejajar sumbu badan, presentasi belakang serta
dengan tenaga ibu sendiri. (Saifuddin, 2014)

Tahap persalinan:
Tahap persalinan menurut Prawirohardjo (2012) antara lain :
a. Kala I (kala pembukaan)
Kala I persalinan adalah permulaan kontraksi persalinan sejati,
yang ditandai oleh perubahan serviks yang progresif yang diakhiri dengan
pembukaan lengkap (10 cm) pada primigravida kala I berlangsung kira-
kira 13 jam, sedangkan pada multigravida kira-kira 7 jam. Terdapat 2 fase
pada kala satu,yaitu :
 Fase Laten
Merupakan periode waktu dari awal persalinan pembukaan
mulai berjalan secara progresif, yang umumnya dimulai sejak
kontraksi mulai muncul hingga pembukaan 3-4 cm atau permulaan
fase aktif berlangsung dalam 7-8 jam. Selama fase ini presentasi
mengalami penurunan sedikit hingga tidak sama sekali.
 Fase Aktif
Merupakan periode waktu dari awal kemajuan aktif pembukaan
menjadi komplit dan mencakup fase transisi, pembukaan pada
umumnya dimulai dari 3-4 cm hingga 10 cm dan berlangsung selama
6 jam. Penurunan bagian presentasi janin yang progresif terjadi
selama akhir fase aktif dan selama kala dua persalinan. Fase aktif
dibagi dalam 3 fase, antara lain :
(1) Fase Akselerasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm
menjadi 4 cm.
(2) Fase Dilatasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan sangat
cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
(3) Fase Deselerasi, yaitu pembukaan menjadi lamban kembali
dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap.
b. Kala II (kala pengeluaran janin)
Menurut Prawirohardjo (2012), beberapa tanda dan gejala
persalinan kala II yaitu : a) Ibu merasakan ingin mengejan bersamaan
terjadinya kontraksi; b) Ibu merasakan peningkatan tekanan pada rectum
atau vaginanya, c) Perineum terlihat menonjol; d) Vulva vagina dan
sfingter ani terlihat membuka; e) Peningkatan pengeluaran lendir darah.
c. Kala III (kala pengeluaran plasenta)
Menurut Prawirohardjo (2012) tanda-tanda lepasnya plasenta
mencakup beberapa atau semua hal dibawah ini :
(1) Perubahan bentuk dan tinggi fundus.
Sebelum bayi lahir dan miometrium mulai berkontraksi,
uterus berbentuk bulat penuh (discoit) dan tinggi fundus
biasanya turun sampai dibawah pusat. Setelah uterus
berkontraksi dan uterus terdorong ke bawah, uterus menjadi
bulat dan fundus berada di atas pusat (sering kali mengarah ke
sisi kanan).
(2) Tali pusat memanjang
Tali pusat terlihat keluar memanjang atau terjulur melalui vulva
dan vagina (tanda Ahfeld).
(3) Semburan darah tiba-tiba
Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan
membantu mendorong plasenta keluar dan dibantu oleh gaya
gravitasi. Semburan darah yang secara tiba-tiba menandakan
darah yang terkumpul diantara melekatnya plasenta dan
permukaan maternal plasenta (maternal portion) keluar dari tepi
plasenta yang terlepas.
d. Kala IV
Kala pengawasan selama 2 jam setelah plasenta lahir untuk
mengamati keadaan ibu terutama bahaya perdarahan postpartum.
Perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak melebihi 400 cc
sampai 500 cc. Observasi yang harus dilakukan pada kala IV antara lain :
(1) Intensitas kesadaran penderita
(2) Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi dan pernafasan
(3) Kontraksi uterus
(4) Terjadinya perdarahan
2. Etiologi
Penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum diketahui secara
pasti/jelas, namun beberapa teori menghubungkan dengan faktor hormonal,
struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada syaraf dan nutrisi
(Hafifah, 2011)
a. Teori penurunan hormon
1-2 minggu sebelum partus dimulai, terjadi penurunan hormon
progesterone dan estrogen. Fungsi progesteron sebagai penenang otot-otot
polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga
timbul his bila progesteron menurun.
b. Teori plasenta menjadi tua
Turunnya kadar hormon estrogen dan progesteron menyebabkan
kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
c. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik
otot-otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
d. Teori iritasi mekanik
Dibelakang servik terlihat ganglion servikale (fleksus franterhauss).
Bila ganglion ini digeser dan ditekan misalnya oleh kepala janin akan
timbul kontraksi uterus.
e. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang
dimasukkan dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus
frankenhauser, amniotomi pemecah ketuban, oksitosin drip yaitu
pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus.
3. Manifestasi Klinis
Tanda-tanda permulaan persalinan adalah lightening atau settling atau
dropping yang merupakan kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama
pada primigravida. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun. Perasaan
seringsering atau susah buang air kencing karena kandung kemih tertekan oleh
bagian terbawah janin. Perasaan sakit diperut dan dipinggang oleh adanya
kontraksikontraksi lemah di uterus (fase labor pain). Servik menjadi lembek,
mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah (bloody show).
(Hafifah, 2011)
Adapun tanda-tanda ketuban dini yaitu :
1) Keluar air ketuban warna putih keruh, jernih, kuning hijau atau kecoklatan
sedikit atau sekaligus banyak
2) Dapat disertai demam apabila ada infeksi
3) Janin mudah diraba
4) Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering
5) Inspekula = tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada dan
air ketuban sudah kering (Mansjoer, 2000).
4. Patofisiologi
Untuk menentukan pecahnya ketuban ditentukan dengan kertas lakmus.
Pemeriksaan pH dalam ketuban adalah asam, dilihat apakah memang air ketuban
keluar dari kanatis serviks dan adalah bagian yang pecah. Pengaruh terhadap ibu
karena jalan janin terbuka dapat terjadi infeksi intraportal. Peritoritis dan dry
labour. Ibu akan merasa lelah, suhu naik dan tampak gejala infeksi intra uterin
lebih dahulu sebelum gejala pada ibu dirasakan. Jadi akan meninggikan mortalita
dan morbiditas perinatal. Setelah ½ jam ketuban pecah tidak terjadi persalinan
spontan (partus lama) maka persalinan diinduksi.
Persalinan dibagi menjai 4 kala yaitu:
1) Kala I dimulai dari pada saat persalinan sampai pembukaan lengkap (10
cm). Proses ini terbagi dalam 2 fase. Fase laten (8 jam) servik membuka
sampai 5 cm dan fase aktif (7 jam) servik membuka diri 3 sampai 10 cm
kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif.
2) Kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir, proses
ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
3) Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
4) Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama pos
partum. (Taber, 1994)
5. Pemeriksaan Penunjang
Adapun pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada KPD meliputi:
(Taber, 1994).
1) Pemeriksaan lekosit darah > 15.00/UL bila terajdi nyeri
2) Tes lakmus merah berubah menjadi bim
3) Amniosintesis
4) USG = menentukan usi kehamilan dan indeks cairan amnion berkurang
6. Komplikasi
1) Infeksi intrauterin
2) Partus preterrn
3) Prolaps tall pusat
4) Distosia atau kelainan presentasi janin. ( Faber, 1994).

B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1) Identitas Ibu
Nama, nama panggilan, alamat, bahasa yang digunakan. Usia ibu
dalam kategori usia subur (15-49 tahun). Bila didapatkan terlalu muda
(kurang dari 20 tahun) atau terlalu tua (lebih dari 35 tahun) merupakan
kelompok resiko tinggi. Pendidikan dan pekerjaan klien. (Taufan, 2014).
2) Keluhan Utama
Berisi keluhan ibu sekarang saat pengkajian dilakukan. Pada
umumnya, klien akan mengeluh nyeri pada daerah pinggang menjalar ke
perut, adanya his yang makin sering, teratur, keluarnya lendir dan darah,
perasaan selalu ingin buang air kecil, bila buang air kecil hanya sedikit-
sedikit. (Rohani, 2011)
3) Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan yang lalu dikaji untuk mengetahui apakah ibu
mempunyai riwayat penyakit seperti diabetes mellitus, dll. Riwayat
penyakit keluarga dikaji untuk mengetahui adakah riwayat penyakit
menurun atau menular, adakah riwayat keturunan kembar atau tidak.
(Wiknjosastro, 2009)
4) Riwayat Penyakit
a. Riwayat penyakit sekarang
Dalam pengkajian ditemukan ibu hamil dengan usia kehamilan
antara 38-42 minggu disertai tanda-tanda menjelang persalinan yaitu
nyeri pada daerah pinggang menjalar ke perut, his makin sering,
teratur, kuat, adanya show (pengeluaran darah campur lendir),
kadang ketuban pecah dengan sendirinya. (Mitayani, 2009)
b. Riwayat penyakit sistemik
Untuk mengetahui apakah adanya penyakit jantung, hipertensi,
diabetes mellitus, TBC, hepatitis, penyakit kelamin, pembedahan
yang pernah dialami, dapat memperberat persalinan
c. Riwayat penyakit keluarga
Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang menderita
penyakit menular seperti TBC dan hepatitis, menurun seperti
jantung dan DM.
d. Riwayat Obstetri
Riwayat haid. Ditemukan amenorrhea (aterm 38-42 minggu),
prematur kurang dari 37 minggu.
Riwayat kebidanan. Adanya gerakan janin, rasa pusing, mual
muntah, dan lain-lain. Pada primigravida persalinan berlangsung 13-
14 jam dengan pembukaan 1 cm/ jam, sehingga pada multigravida
berlangsung 8 jam dengan 2 cm/ jam.
5) Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Untuk mengetahui keadaan umum baik, sedang, jelek
(Prawirohardjo, 2010). Pada kasus persalinan normal keadaan
umum pasien baik (Nugroho, 2010)
b. Kesadaran
Untuk mengetahui tingkat kesadaran pasien composmentis,
apatis, somnolen, delirium, semi koma dan koma. Pada kasus ibu
bersalin dengan persalinan normal kesadarannya composmentis
(Rohani, 2011)
c. Tanda – Tanda Vital
 Tekanan darah : Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi dan
hipotensi. Batas normalnya 120/80 mmHg (Saifuddin, 2010)
 Nadi : Untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam
menit (Saifuddin, 2010). Batas normalnya 69-100x/ menit
(Taufan, 2014)
 Respirasi : Untuk mengetahui frekuensi pernafasan pasien yang
dihitung dalam 1 menit (Saifuddin, 2010). Batas normalnya 12-
22x/ menit (Taufan, 2014)
 Suhu : Untuk mengetahui suhu tubuh klien, memungkinkan
febris/ infeksi dengan menggunakan skala derajat celcius. Suhu
wanita saat bersalin tidak lebih dari 38°C (Wiknjosastro, 2009).
Suhu tubuh pada ibu bersalin dengan persalinan normal 
38°C (Taufan, 2014).

d. Pemeriksaan B1-B6
 Breath (B1)
(1) Inspeksi : Respirasi rate normal (20x/ menit), tidak ada retraksi otot
bantu nafas, tidak terjadi sesak nafas, pola nafas teratur, tidak
menggunakan alat bantu nafas, terdapat adanya pembesaran
payudara, adanya hiperpigmentasi areola mammae dan papilla
mammae.
(2) Palpasi :Pergerakan dinding dada sama
(3) Auskultasi : Suara nafas regular, tidak ada suara tambahan seperti
wheezing dan ronchi
(4) Perkusi : Suara perkusi sonor (Nugroho T, 2011)
 Blood (B2)
(1) Inspeksi : Anemis (jika terjadi syok akibat perdarahan post partum)
(2) Palpasi : Pulsasi kuat, tidak ada pembesaran vena jugularis, CRT <
2 detik, akral hangat, takikardi (jika terjadi syok)
(3) Auskultasi : Pada auskultasi didapatkan suara jantung normal (S1
dan S2 normal), S1 ; Lup dan S2 ; Dup (Nugroho T, 2011)
 Brain (B3)
(1) Inspeksi : Kesadaran : Composmentis, GCS : (eyes : 4, verbal : 5,
motorik : 6), tidak ada kejang
(2) Palpasi : Tidak ada kaku kuduk, tidak ada brudzinsky (Nugroho T,
2011
 Bladder (B4)
(1) Inspeksi : Disuria, perineum menonjol, vagina dan vulva berwarna
kemerahan dan agak kebiru-biruan (livide), cairan ketuban keluar
pervaginam berwarna putih keruh mirip air kelapa atau sudah
berwarna kehijauan.
(2) Palpasi : Kandung kemih biasanya kosong, pada VT terdapat
pembukaan lengkap (Nugroho T, 2011)
 Bowel (B5)
(1) Inspeksi : Mulut bersih, mukosa lembab, keadaan anus terbuka,
ada strie dan linea
(2) Palpasi : Distensi abdomen, TFU 3 jari dibawah prosesus
xifoideus, nyeri perut karena kontraksi uterus.
Pada pemeriksaan Leopold :
a) Leopold I : TFU : Teraba 3 jari dibawah prosesus xifoideus dan
di bagian fundus uteri teraba bulat lunak tidak melengking
(bagian bokong janin)
b) Leopold II : Umumnya saat di palpasi bagian kanan teraba keras
memanjang (punggung janin), dan bagian kecil janin
(ekstremitas) di sepanjang sisi kiri
c) Leopold III : Di palpasi bagian terendah janin teraba keras bulat
(presentasi kepala)
d) Leopold IV : Di palpasi teraba sudah masuk PAP Pada tahapan
persalinan :
Kala 1 : Umumnya HIS ; 3-4x dalam 10 menit lama kekuatan
30 detik dengan frekuensi kuat, Pemeriksaan Leopold : Leopold
1 TFU : Umumnya teraba 3 jari dibawah prosesus xifoideus dan
di bagian fundus uteri teraba bulat lunak tidak melengking
(bagian bokong janin), Leopold II: Pada umumnya saat di
palpasi bagian kanan teraba keras memanjang (punggung janin),
dan bagian kecil janin (ekstremitas) di sepanjang sisi kiri,
Leopold III : Di palpasi bagian terendah janin teraba keras bulat
(presentasi kepala), Leopold IV : Di palpasi teraba sudah masuk
PAP, umumnya cairan ketuban merembes, pemeriksaan VT
pembukaan lengkap.
Kala 2 : Perineum menonjol, vulva-vagina dan sfingter ani
membuka, dan meningkatnya pengeluaran lendir bercampur
darah.
Kala 3 : Keluar nya plasenta disertai dengan keluarnya darah
pada vulva, umumnya darah yang keluar tidak lebih dari 50-100
cc.
Kala 4 : Normalnya keadaan ibu baik, tidak ada penurunan
kesadaran, TTV dalam keadaan normal, serta terjadinya
perdarahan (keluarnya darah nifas) yang tidak lebih dari 400-
500 cc.
e) Auskultasi : DJJ < 120x/ menit atau > 160x/ menit (Irmayanti,
2011)
 Bone (B6)
(1) Inspeksi : Kemampuan pergerakan sendi bebas, warna kulit sawo
matang, tidak terdapat oedema, kebersihan kulit bersih
(2) Palpasi : Akral hangat, tidak terdapat fraktur, turgor kulit elastis,
kulit pasien lembab, kekuatan otot :

5 5

5 5

2. Diagnosa keperawatan
1) Nyeri Akut berhubungan dengan intensitas kontraksi
2) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi menegnai
penyebab dan akibat persalinan
3) Ansietas berhubungan dengan ketidak tahuan tentang situasi persalinan,
nyeri pada persalinan
3. Intervensi Keperawatan
1) Dx: Nyeri Akut berhubungan dengan intensitas kontraksi (Mitayani, 2009)

No Tujuan / Kriteria Hasil Intervensi Rasional


1 Setelah dilakukan tindakan 1. Jelaskan pada 1. Untuk menambah
keperawatan selama 1 x 60 menit, pasien dan keluarga pengetahuan pasien
diharapkan nyeri pasien dapat pasien tentang nyeri tentang nyeri
berkurang / teratasi. Dengan dan penyebab dari 2. Untuk membantu
Kriteria Hasil : nyeri mengurangi nyeri
1. Pasien dapat menjelaskan 2. Anjurkan pasien pasien
kembali tentang nyeri dan untuk nafas dalam 3. Untuk mengalihkan
penyebab nyeri saat nyeri rasa nyeri pasien
2. Pasien mau melakukan nafas berlangsung 4. Untuk mengetahui
dalam saat nyeri 3. Ajarkan teknik keadaan pasien
3. Pasien dapat mempraktekkan relaksasi dan 5. Untuk mengetahui
kembali teknik relaksasi dan distraksi keadaan pasien
distraksi 4. Observasi tingkat 6. Untuk mengetahui
4. Tingkat kesadaran baik kesadaran pasien kesiapan persalinan
5. Tanda-tanda vital dalam batas 5. Observasi tanda- pasien
normal tanda vital pasien 7. Untuk
TD : 120 / 80 mmHg 6. Observasi kala mempercepat
N : 80x/ menit pembukaan pasien penyembuhan
S : 36,5°C 7. Kolaborasi dengan pasien
RR : 20x/ menit dokter dan tim
6. Kala pembukaan lengkap medis lain untuk
pemberian obat
antipiretik pada
pasien
2) Dx: Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
menegnai penyebab dan akibat persalinan (Mitayani, 2009)

No Tujuan / Kriteria Hasil Intervensi Rasional


2 Setelah dilakukan tindakan 1. Jelaskan pada 1. Untuk menambah
keperawatan selama 1 x 60 pasien dan pengetahuan pasien
menit, diharapkan pasien keluarga pasien dan keluarga pasien
dapat mengetahui tentang tentang penyebab tentang persalinan
penyebab dan akibat dari dan akibat dari 2. Untuk mengetahui
persalinan. Dengan Kriteria persalinan tingkat pengetahuan
Hasil : 2. Bantu pasien pasien tentang
1. Pasien dan keluarga mengenali persalinan
pasien dapat menjelaskan akibat-akibat dari 3. Untuk membantu
kembali tentang penyebab persalinan pengetahuan pasien
dan akibat dari persalinan 3. Bantu pasien dan dan keluarga
2. Pasien dan keluarga keluarga pasien 4. Untuk mengetahui
pasien dapat menyebutkan untuk mengenali adakah penjelasan
kembali akibat- tanda-tanda yang tidak
akibat dari persalinan persalinan yang dimengerti
3. Pasien dan keluarga sudah dekat 5. Untuk mengetahui
pasien dapat mengenali 4. Observasi keadaan pasien
tanda-tanda persalinan tandatanda 6. Untuk mempercepat
yang sudah dekat kebingungan penyembuhan pasien
4. Tidak ada tanda pada pasien
kebingungan pada pasien dan keluarga
dan keluarga 5. Observasi TTV
5. TTV dalam batas normal 6. Kolaborasi
TD : 120 / 80 mmHg dengan dokter
N : 80x/ menit dan tim medis
S : 36,5°C lain untuk
RR : 20x/ menit pemberian obat
jika diperlukan
3) Dx: Ansietas berhubungan dengan ketidak tahuan tentang situasi persalinan,
nyeri pada persalinan (Mitayani, 2009)

No Tujuan / Kriteria Hasil Intervensi Rasional


3 Setelah dilakukan tindakan 1. Jelaskan pada 1. Untuk menambah
keperawatan selama 1 x 60 menit, pasien dan keluarga pengetahuan pasien
diharapkan cemas dapat berkurang. tentang penyebab tentang cemas
Dengan Kriteria Hasil : cemas 2. Untuk mengalihkan
1. Pasien dapat menjelaskan 2. Anjurkan pasien kecemasan yang
kembali tentang penyebab untuk melakukan sedang dirasakan
cemas kegiatan yang pasien pasien
2. Pasien terlihat melakukan membuat hati 3. Meningkatkan
kegiatan untuk mengurangi pasien tenang kenyamanan pasien
cemas 3. Ajarkan pasien cara sehingga bisa
3. Pasien mampu mengidentifikasi mengontrol mengurangi
dan menunjukkan teknik kecemasan kecemasan
mengontrol cemas 4. Identifikasi tingkat 4. Untuk memantau
4. Postur tubuh, ekspresi wajah kecemasan pasien derajat kecemasan
dan tingkat kecemasan 5. Kolaborasi pasien
menunjukkan berkurangnya dengan keluarga 5. Agar
kecemasan pasien untuk meningkatkan
5. Keluarga pasien terlihat selalu memberikan kenyamanan dan
memberikan dukungan pada motivasi kepada mengurangi
pasien pasien kecemasan pasien

4. Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah
direncanakan mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi. Tindakan mandiri
adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat.
Tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang didasarkan oleh
hasil keputusan bersama bersama dengan dokter atau petugas kesehatan lain.
(Mitayani, 2009)

5. Evaluasi
Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman kepada hasil dan
tujuan yang hendak dicapai (Mitayani, 2009)
DAFTAR PUSTAKA

Alexander, A., Mustafa, A., Emil, S. A. V., Amekah, E., Engmann, C., Adanu, R., et al.
(2013). “Social Support During Delivery In Rural Central Ghana : A Mixed
Methods Of Women’s Preferences For and Against Inclusion Of A Lay Companion
In The Delivery Room”. Journal Of Biosocial Science.
Cambridge University Press. (http://journals.cambridge.orgS002193201300041
diakses tanggal 08 Agustus 2019 jam 16:15 WIB).

Anwar, Saifuddin. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonata.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar ; 2014.

Arif, Ulfa., dkk. (2014). Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kecemasan pada Ibu Hamil
Primigravida di Wilayah Kerja Puskesmas Pasar Kemis
Tanggerang Tahun 2014. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. 8, No. 49-56, Desember
2014. ISSN : 2086-9266

Cunninghsm, F. G., Leveno, K. J., Bloom, S. L., Hauth, J. C., Gilstrap, L., & Wenstrom, K.
D. (2014). Pregnancy Hypertension. Dalam F. G. Cunningham, K. J. Leveno, S. L.
Bloom, J. C. Hauth, L. Gilstrap, & K. D. Wenstrom (Penyunt.), Williams Obstetrics
(24th Edition ed.). New York : The McGraw-Hill Companies

Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Badan Penelitian dan pengembangan
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI

Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC

Shodiqoh, E.R., & Syahrul, F. (2014). Perbedaan Tingkat Kecemasan dalam


Menghadapi Persalinan antara Primigravida dan Multigravida. Jurnal Berkala
Epidemiologi.2(1),141-150.Diterima dari http://www.journal.unair.ac.id/download-
full/JBE8534d73df33709fullabstract.pdfpada tanggal 05 September 2019

Anda mungkin juga menyukai