INTRANATAL CARE
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Keperawatan Maternitas
Dosen Koordinator: Monna Maharani H, M.Kep., Ns.Sp.Kep.Mat
Dosen Pembimbing: Murtiningsih, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat
Disusun oleh:
Delia Ananda Putri
2350321133
3. Diagnosa
a. Nyeri akut bd agen pencedera fisiologis (kontraksi uterus) dd pasien
mengeluh nyeri, meringis, gelisah berfokus pada diri sendiri (D.0077)
b. Nyeri melahirkan bd pengeluaran janin dd ekspresi wajah meringis nadi
meningkat, ketegangan otot meningkat (D.0079)
c. Risiko perdarahan bd pelepasan plasenta (D.0012)
d. Keletihan bd kondisi fisiologis (persalinan) dd pasien mengeluh lelah,
tidak mampu mempertahankan aktivitas rutin, tampak lesu (D.0057)
4. Intervensi
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1. Nyeri akut bd agen Setelah dilakukan Manajemen Nyeri (I.08238)
Observasi:
pencedera fisiologis tindakan keperawatan
a. Identifikasi lokasi,
(persalinan) dd pasien selama ...x24 jam
karakteristik, durasi,
mengeluh nyeri, diharapkan tingkat nyeri
frekuensi, kualitas, intensitas
tampak meringis, menurun dengan kriteria
nyeri.
gelisah, berfokus pada hasil: (L.08066)
b. Identifikasi skala nyeri.
diri sendiri, bersikap a. Keluhan nyeri
c. Identifikasi respons nyeri
protektif (D.0077) menurun
nonverbal.
b. Meringis menurun
d. Identifikasi faktor yang
c. Gelisah menurun
memperberat dan
d. Berfokus pada diri
memperingan nyeri.
sendiri menurun
e. Identifikasi pengaruh nyeri
pada kualitas hidup.
f. Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
diberikan.
g. Monitor efek samping
penggunaan analgetik.
Terapeutik:
a. Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis:
TENS, hipnosis, akupresur,
terapi musik, biofeedback,
terapi pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain), teknik
distraksi dan teknik relaksasi.
b. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis:
suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan).
c. Fasilitasi istirahat & tidur.
Edukasi:
a. Jelaskan penyebab, metode,
dan pemicu nyeri.
b. Jelaskan strategi meredakan
nyeri.
c. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri.
d. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat.
e. Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
Kolaborasi:
a. Kolaborasi pemberian
analgetic, jika perlu
2. Nyeri melahirkan bd Setelah dilakukan Terapi Relaksasi (I.09326)
pengeluaran janin dd tindakan keperawatan Observasi
ekspresi wajah selama ...x24 jam a. Identifikasi penurunan
meringis nadi diharapkan tingkat nyeri tingkat energy
meningkat, ketegangan menurun dengan kriteria b. Identifikasi teknik relaksasi
otot meningkat hasil: (L.08066) yang pernah digunakan
(D.0079) a. Meringis menurun c. Monitor respon terhadap
b. Ketegangan otot relaksasi
menurun Terapeutik
c. Nadi membaik a. Ciptakan lingkungan tenang
tanpa gangguan
b. Gunakan nada suara lembut
c. Guakan relaksasi sebagai
strategi penunjang
Edukasi
a. Anjurkan mengambil posisi
nyaman
b. Anjurkan relaks dan
merasakan sensasi relaksasi
3. Risiko perdarahan bd Setelah dilakukan Pencegahan Perdarahan
pelepasan plasenta tindakan keperawatan (I.02067)
(D.0012) selama …x24 jam Observasi:
diharapkan tingkat a. Monitor tanda dan gejala
perdarahan menurun perdarahan
dengan kriteria hasil: b. Monitor nilai hematocrit/Hb
(L.02017) sebelum dan sesudah
a. Perdarahan vagina kehilangan darah
menurun c. Monitor tanda-tanda vital
b. Hemoglobin ortostatik
membaik d. Monitor koagulasi
Terapeutik
c. Suhu tubuh a. Pertahankan bed rest
membaik b. Batasi tindakan invasive
c. Gunakan Kasur pencegah
decubitus
Edukasi
a. Jelaskan tanda dan gejala
perdarahan
b. Anjurkan meningkatkan
cairan, makanan dan vitamin
k
c. Anjurkan segera melapor
jika terjadi perdarahan
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian obat
pengontrol darah
b. Kolaborasi pemberian
produk darah
c. Kolaorasi pemberian pelunak
tinja
4. Keletihan bd kondisi Setelah dilakukan Manajemen Energi (I. 05178)
fisiologis (persalinan) tindakan keperawatan Observasi:
dd pasien mengeluh selama ...x24 jam a. Monitor kelelahan fisik dan
lelah, tidak mampu diharapkan tingkat emosional
mempertahankan keletihan membaik b. Monitor pola dan jam tidur
aktivitas rutin, tampak dengan kriteria hasil: c. Monitor lokasi dan
lesu (D.0057) (L.05046)) ketidaknyamanan selama
a. Lesu menurun aktivitas
b. Verbalisasi lelah Terapeutik:
menurun a. Sediakan lingkungan
c. Kemampuan nyaman dan rendah stimulasi
melakukan
aktivitas rutin b. Lakukan latihan rentan gerak
meningkat pasif/aktif
c. Fasilitasi duduk di sisi tempat
tidur
Edukasi:
a. Anjurkan tirah baring
b. Anjurkan beraktivitas secara
bertahap
Kolaborasi:
a. Kolaborasi dengan ahli gizi
cara meningkatkan asupan
makanan
5. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah proses dimana perawat
melaksanakan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan
terminologi SIKI, implementasi terdiri atas melakukan serta
mendokumentasikan tindakan khusus yang dilakukan untuk
penatalaksanaan intervensi keperawatan (PPNI, 2018).
6. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap terakhir di proses keperawatan (Tarwoto dan
Wartonah, 2015). Evaluasi terdiri dari evaluasi formatif dan sumatif,
evaluasi formatif yaitu evaluasi yang dilakukan ketika tindakan
berlangsung dan evaluasi sumatif yaitu evaluasi yang dilakukan ketika
tindakan berakhir (Deswani, 2011).
Penentuan masalah teratasi, teratasi sebagian, atau tidak teratasi adalah
dengan cara membandingkan antara SOAP/SOAPIER dengan tujuan dan
kriteria hasil yang telah ditetapkan.
S (Subjective) : informasi berupa ungkapan yang didapat dari klien setelah
tindakan diberikan.
O (Objective) : informasi yang didapat berupa hasil pengamatan,
penilaian, pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah tindakan
dilakukan.
A (Assessment) : membandingkan antara informas subjective dan
objective dengan tujuan dan kriteria hasil, kemudian diambil kesimpulan
bahwa masalah teratasi, teratasi sebahagian, atau tidak teratasi.
P (Planning) : rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan
berdasarkan hasil assessment.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.