Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertusis (whooping-cough) atau batuk rejan adalah infeksi saluran napas

yang sangat menular. Penyakit yang disebabkan oleh Bordetella pertussis

umumnya menyerang anak-anak balita. Manusia penderita umumnya anak-anak

berumur dibawah 7 tahun, merupakan satu-satunya sumber infeksi bagi orang

lainnya. Penularan terjadi melalui droplet titik ludah penderita yang infektif yang

masuk melalui udara yang terhirup (Soedarto, 2017).

Menurut data WHO (World Health Organizaton), pada tahun 2018,

terdapat lebih dari 151.000 kasus pertusis secara global. Pertusis menyebar

dengan mudah dari orang ke orang terutama melalui tetesan yang dihasilkan oleh

batuk atau bersin. Penyakit ini paling berbahaya pada bayi, dan merupakan

penyebab utama penyakit dan kematian pada kelompok usia ini (WHO, 2020).

Organisasi kesehatan dunia WHO juga melaporkan bahwa masih

terdapatnya kasus pertusis dibeberapa negara berkembang. Seperti data kasus

pertusis yang didapat di Singapura yang berjumlah 114 kasus pada tahun 2018,

dan di tahun 2019 kasus ini sudah tidak ditemukan lagi. Di negara Thailand

sejumlah 79 kasus pada tahun 2018 dan mengalami kenaikan menjadi 99 kasus

di tahun 2019, dan Malaysia yang tercatat 915 kasus pada tahun 2019 (WHO,

2020).
2

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh organisasi World Health

Organization (WHO), bahwa masih banyak ditemukannya sejumlah kasus

penyakit pertusis di indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun

2018, kasus pertusis di Indonesia tercatat sebanyak 40 kasus, dan pada tahun

2019 terjadi penurunan kasus pertusis di Indonesia menjadi 27 kasus (WHO,

2020).

Profil kesehatan provinsi Sumatera Utara (2017) mengatakan bahwa

Berdasarkan Laporan hasil penelitian didapat bahwa Tidak adanya laporan kasus

pertusis pada tahun 2016 dan tahun 2017, dan kasus pertusis terakhir di

Sumatera Utara dilaporkan pada tahun 2015 yaitu ditemukannya 7 kasus yang

terdiri dari 3 orang penderita laki-laki dan 4 orang penderita perempuan (Dinkes

Sumut, 2018).

Menurut data medical record yang tercatat di Rumah Sakit Tentara Tk IV

01.07.01 Pematangsiantar dari tahun 2018 – 2020 terdapat sebanyak 3 orang

penderita pertusis, dengan rincian pada tahun 2018 terdapat 2 pesien yang rawat

inap, tidak ada ditemukan pasien meninggal, dan 2 pasien pulang. Pada tahun

2019 terdapat 1 orang pasien yang rawat inap, tidak ada ditemukan pasien

meninggal, dan 1 pasien pulang. Ditahun 2020 tidak terdapat adanya pasien yang

rawat inap, meninggal, dan pulang.

Berdasarkan dari kasus diatas penulis tertarik untuk mengetahui lebih

lanjut tentang “Asuhan Keperwatan Pada An.P Dengan Gangguan Sisitem

Pernafasan Pada Pertusis Di Ruang Melati Rumah Sakit Tentara IV 01.07.01

Pematangsiantar”.
3

B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :

1. Tujuan Umum

Penulis mampu melakukan asuhan keperawaatan pada pasien dengan

gangguan sistem pernapasan pada pertusis.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian keperawatan pada pasien

dengan gangguan sistem pernapasan pertusis

b. Penulis mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien

dengan gangguan sistem pernapasan pertusis

c. Penulis mampu mebuat rencana tindakan keperawatan pada pasien

dengan masalah dan keluhan pasien dengan gangguan sistem

pernapasan pertusis

d. Penulis mampu melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan

rencana tindakan keperawatan pada sisitem pernapasan pertusis

e. Penulis mampu mengevaluasi hasil hasil yang dicapai berdasarkan

tujuan yang akan dicapai pada sistem pernapasan pertusis

C. Metode Penulisan

Menurut Metode Supardi, S., & Rustika (2013), penulisan merupakan proses

keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti

fisik (Supardi, S., & Rustika, 2013). Penulisan karya tulis ilmiah ini

menggunakan metode deskriptif yang menggambarkan keadaan nyata yang

dijumpai pada pasien pertusis dengan pendekatan studi kasus yang bersifat
4

menyinmpulkan data, menganalisa data dan menarik kesimpulan (Machfoeds,

I, 2010). Adapun metode penulisan dengan pendekatan studi meliputi :

1. Studi Kasus

a. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan tanya jawab langsung kepada pasien dan

keluarga dengan tim kesehatan lainnya yang berkaitan dengan masalah yang

dihadapi oleh pasien, wawancara terdiri dari:

1). Wawancara terstruktur dalam kalimat pertanyaan, urutan dan perkiraan

jawaban responden. Digunakan apabila waktu wawancara singkat,

jawaban dapat di prediksi dan responden banyak.

2). Wawancara tidak berstruktur dalam kalimat pertanyaan urutan jawaban

bebas responden. Digunakan untuk mengetahui akar permasalahan,

jawaban tidak dapat diprediksi dan responden sedikit.

b. Observasi

Penulis mengadakan pengamatan langsung terhadap pasien sehingga

penulis dapat melihat kenyataan mengenai perkembangan dan

pengobatan pada pasien (Suparni, S., & Rustika, 2013).

c. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh perawat secara menyeluruh dari

kepala sampai ujung kaki dengan melaksanakan inspeksi, palpasi,

auskultasi dan perkusi (Suparni, S., & Rustika, 2013).


5

2. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dengan mempelajari status pasien yang merupakan

kumpulan catatan atau data pasien yang dibuat oleh tim kesehatan

mengenai pasien tersebut.

3. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan dengan cara memperoleh bahan-bahan yang

diperlukan dalam penulisan melalui buku-buku dan internet searching

yang ada hubungannya dengan karya tulis ilmiah ini.

D. Ruang Lingkup Penulisan

Mengingat luasnya permasalahan yang ditemui dan adanya keterbatasan

pada diri penulis maka dalam karya tulis ilmiah ini penulis hanya melakukan

Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Sisitem Pernafasan Dengan Pertusis.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini terdiri dari 5 bab dengan penjabaran sebagai

berikut :

BAB I : Pendahuluan yaitu Pendahuluan Terdiri dari Latar Belakang,

Tujuan Penulisan, Ruang Lingkup, Metode Penulisan,

Sistematika penulisan.

BAB II : Tujuan Teoritis Medis : Defenisi, Etiologi, Anatomi dan

Fisiologi, Patofisiologi, Manifestasi Klinis, Komplikasi,

Pemeriksaan Penunjang, Penatalaksanaan, Tujuan Teoritis


6

Keperawatan meliputi Pengkajian, Diagnosa, Perencanaan

Keperawatan.

BAB III : Tinjauan Kasus : Pengkajian, Analisa Data, Diagnosa

Keperawatan, Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi

BAB IV : Pembahasan : Membahas kesenjangan yang ditemukan pada

tinjauan teoritis medis dengan tinjauan kasus yang meliputi

tahap pengkajian, tahap diagnosa keperawatan, dan tahap

evaluasi

BAB V : Penutup : Kesimpulan yaitu pendapat akhir dari suatu uraian

berupa informasi : fakta, pendapat, dan alasan pendukung.

Saran yaitu tahapan dari butir kesimpulan yang berupa

kesenjangan dari pemecahan masalah.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Pustaka merupakan kumpulan dari sumber karya tulis ilmiah yaitu dari

buku-buku karangan ilmiah, sumber internet yang ada hubungannya dengan karya

tulis ilmiah ini.

LAMPIRAN

Lampiran adalah segala hal yang bersifat informatif yang mendukung

penyusunan karya tulis ilmiah, terdiri dari :


7

a. Surat penghantar pengambilan data kasus pertusis di Rumah Sakit Tentara TK

IV 01.07.01 Pematangsiantar

b. Hasil medical record kasus pertusis di Rumah Sakit Tentara TK IV 01.07.01

Pematangsiantar

c. Lembar Konsultasi

Anda mungkin juga menyukai