PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan umum
Penulisan karya tulis ilmiah dapat memberikan asuhan keperawatan
secara komprehensif pada pasien dengan ileus obstruktif.
2. Tujuan khusus
a. Mampu melakukan dan mendokumentasikan pengkajian pada
pasien dengan ileus obstruktif.
b. Mampu melakukan dan mendokumentasikan diagnosa
keperawatan pada pasien dengan ileus obstruktif.
c. Mampu melakukan dan mendokumentasikan rencana asuhan
keperawatan pada pasien dengan ileus obstruktif.
d. Mampu mengevaluasi dan medokumentasikan hasil tindakan
keperawatan yang telah dilakukan pada pasien dengan ileus
obstruktif.
C. PENGUMPULAN DATA
1. Observasi – partisipatif
Yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan
secara langsung dengan pasien atau keluarga dan ikut dalam
pemberian rencana asuhan keperawatan.
2. Wawancara
Yaitu teknik mengadakan komunikasi / wawancara dengan pasien
keluarga dan semua pihak.
3. Studi dokumentasi
Dengan mempelajari catatan medis serta pemeriksaan lainnya yang
kaitannya dengan Ileus Obstruktif.
4. Studi literatur
Yaitu teknik dengan cara menelaah buku-buku perpustakaan yang
berhubungan dengan Ileus Obstruktif, serta diktat sumber ilmiah
lainnya sebagai landasan teori tentang penyakit Ileus Obstruktif.
5. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik adalah data penunjang untuk menemukan
kebutuhan pasien. Pengkajian ini diperlukan untuk memperoleh data
objektif dan riwayat keperawatan pasien. Pada saat perawat
melakukan pengkajian fisik. Data dasar awal harus sudah dipersiapkan
untuk mendokumentasikannya.
Pemeriksaan fisik bisa dimulai dengan prosedur yang umum,
seperti pengukuran tanda-tanda vital yang meliputi pengukuran
tekanan darah, pernafasan, suhu dan nadi. Penulis harus menjelaskan
setiap langkah prosedur kepada pasien. Jelaskan dan tanyakan setiap
ketidaknyamanan yang dirasakan pasien. Sangat penting menjaga
privasi pasien
Pemeriksaan fisik dilaksanakan dalam upaya menegakkan diagnosa
keperawatan dengan teknik I P P A
I (Inspeksi) : melakukan pengamatan pada bagian tubuh pasien.
P (Palpasi) : pemeriksaan dilakukan dengan cara meraba.
P (Perkusi) : pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara mengetuk
jari telunjuk pada bagian tubuh yang diperiksa
A (Auskultasi) : pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara
mendengarkan bagian tubuh tertentu.
a. Head to-toe
Pendekatan ini dilakukan mulai dari kepala dan secara
berurutan sampai ke kaki (keadaan umum berupa, tanda-tanda
vital, kepala, wajah, mata, telinga, hidung, tenggorokan, leher,
dada, paru, jantung, abdomen, ginjal, genetalia, rectum dan
ekstermitas). Pengkajian dilakukan pada setiap bagian tubuh,
secara anatomi dan fisiologisnya mulai dari kepala sampai
ekstermitas bawah.
b. ROS (Riview Of System)
Pada bagian ini penulis melakukan pengkajian sistem tubuh
secara keseluruhan. Adapun lingkup mayor body sistem meliputi :
keadaan umum, tanda-tanda vital, sistem pernafasan, sistem
perkemihan, secara pencernaan, sistem muskuloskeletal, sistem
integumen dan sistem reproduksi.
c. Berdasarkan kebutuhan pasien
Pengkajian yang menggunakan pendekatan fungsi
biopsikososialkultural, termasuk analisis terhadap faktor biologis,
perkembangan, psikologis, sosial dan spiritual.
D. SITEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Metode Pengumpulan Data
D. Sistematika Penulisan
E. Manfaat Penilitian
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Definisi
B. Etiologi
C. Patofisiologi
D. Pathway
E. Manifestasi Klinis
F. Penatalaksanaan
G. Pengkajian Keperawatan
H. Diagnosa Keperawatan
I. Intervensi Keperawatan
BAB III HASIL STUDI KASUS (KASUS)
A. Pengkajian
B. Analisa Data
C. Diagnosa Keperawatan
D. Perencanaan (Itervensi, Tujuan, kriteria Hasil,
Rasionalisasi)
E. Implementasi
F. Evaluasi (SOAP)
BAB IV PEMBAHASAN
Pembahasan menguraikan tentang perbandingan analisa
teori dan kasus
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
E. MANFAAT PENULISAN
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mengharapkan dapat
memberikan manfaat, yaitu :
1. Bagi penulis
a. Sebagai persyaratan untuk menyelesaikan Program Diploma III
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Kudus
b. Menerapkan pengetahuan dalam memberikan Asuhan Keperawatan
yang komprehensif pada pasien dengan Ileus Obstruktif.
2. Bagi pasien dan keluarga
Manfaat karya tulis ilmiah ini bagi pasien dan keluarga yaitu agar
dapat memperoleh asuhan keperawatan yang mendekati konsep teori
yang baik.
3. Bagi Universitas Muhammadiyah Kudus
a. Menambah referensi dibidang ilmu kesehatan mengenai asuhan
keperawatan Ileus Obstruktif.
b. Dapat digunakan sebagai bahan acuan masukan bagi pihak-pihak
yang berkepentingan langsung dalam Karya Tulis Ilmiah untuk
tenaga kesehatan khususnya perawat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
B. ETIOLOGI
C. PATOFISIOLOGI
D. PATHWAY
Obstruksi Usus
Tekanan intralumen
meningkat
Volume ECF
meningkat
Iskemia dinding
usus
F. PENATALAKSANAAN
G. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan
secara menyeluruh. Pengkajian Pasien Snake Bite (Maharta, 2011)
meliputi :
1. Pengumpulan Data
a. Identitas Klien
Meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, diagnosa medis, no register dan tanggal MRS.
b. Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan utama pada kasus ileus obstruktif
adalah nyeri. Nyeri tersebut bisa akut/ kronik tergantung dari
lamanya serangan. Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap
tentang rasa nyeri pasien digunakan:
Provoking inciden: apakah ada peristiwa yang menjadi faktor
prepitasi nyeri.
Quality of pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan pasien.
Apakah seperti terbakar, berdenyut atau menusuk.
Region radiation, relief: apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa
sakit menjalar/ menyebar dan dimana rasa sakit terjadi.
Saverity( scale of pain): seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan
pasien, bisa berdasarkan skala nyeri atau pasien menerangkan
seberapa jauh rasa sakit mempengaruhi kemampuan fungsinya.
Time: berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah
buruk pada malam hari/ siang hari.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada klien ileus obstruktif dapat disebabkan oleh nyeri
akibat distensi abdomen.
d. Riwayat Penyakit Dahulu.
Apakah pasien pernah mengalami (ileus obstruktif) atau
pernah punya penyakit yang menular atau menurun sebelumnya.
e. Riwayat Penyakit Keluarga.
Di dalam anggota keluarga tidak atau ada yang pernah
mengalami ileus obstruktif atau penyakit menular.
2. Pola-pola fungsional
a. Pola aktivitas dan latihan
Pasien dengan ileus obstruktif aktifitas dan latihan
mengalami perubahan atau gangguan akibat adanya pembesaran
pada perut sehingga perlu dibantu baik perawat maupun keluarga
pasien.
b. Pola tidur dan istirahat
Pasien dengan ileus obstruktif pola tidur dan istirahat
mengalami gangguan yang disebabkan oleh nyeri pada perut dan
sering muntah.
c. Pola persepsi dan konsep diri
Pasien dengan ileus obstruktif setelah pemeriksaan
mengalami distensi abdomen pasien akan mengalami gangguan
konsep diri karena perubahan bentuk tubuh (perut) karena terjadi
pembesaran.
d. Pola sensori dan kognitif
Pasien dengan ileus obstruktif mengeluh nyeri yang
disebabkan oleh adanya sumbatan pada usus.
e. Pola tata nilai dan kepercayaan
Pasien dengan ileus obstruktif akan mengalami gangguan
atau perubahan dalam menjalankan ibadahnya.
f. Pola Nutrisi dan Metabolisme
Pada pasien ileus obstruktif harus mengkonsumsi nutrisi
dengan kebutuhan sehari-harinya seperti serat dan buah untuk
membantu proses pencernaan.
g. Pola Eliminasi
Untuk kasus ileus obstruktif terdapat gangguan pada pola
eliminasi, yaitu konstipasi yang disebabkan oleh bising usus
menurun dan juga distensi abdomen.
h. Pola Tidur dan Istirahat.
Semua pasien dengan ileus obstruktif timbul rasa nyeri,
keterbatasan gerak, sehingga hal ini dapat mengganggu pola dan
kebutuhan tidur pasien. Selain itu juga, pengkajian dilaksanakan
pada lamanya tidur, suasana lingkungan, kebiasaan tidur, dan
kesulitan tidur serta penggunaan obat tidur.
i. Pola Aktivitas
Karena timbulnya nyeri, keterbatasan gerak, maka semua
bentuk kegiatan Pasien dengan ileus obstruktif menjadi berkurang
dan kebutuhan pasien perlu banyak dibantu oleh orang lain. Hal
lain yang perlu dikaji adalah bentuk aktivitas pasien terutama
pekerjaan pasien.
j. Pola Hubungan dan Peran
Pasien dengan ileus obstruktif akan kehilangan peran dalam
keluarga dan dalam masyarakat. Karena pasien harus menjalani
rawat inap.
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut Nanda International 2015-2017 :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis, iritasi intestinal,
distensi abdominal
2. Konstipasi berhubungan dengan hipomotilitas atau kelumpuhan
intestinal
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan gangguan absorpsi nutrien , intake tidak adekuat
I. INTERVENSI KEPERAWATAN
Sumber : Nanda International (2015-2017) & NIC-NOC (2015)
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Hari/tanggal : Senin,11 Januari 2021
Jam : 10.00 WIB
Oleh : Aninda Devi Helrina
1. Biodata pasien
a) Identitas pasien
Nama : Tn. K
Umur : 61 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Pendidikan : Smp
Pekerjaan : Supir
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Ds. Pagerharjo RT 2/2 Pati
Tanggal Masuk : 9 Januari 2021
Dx Medis : Ileus Obstruktif
2. Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama
Pasien mengatan nyeri pada perut.
b) Riwayat penyakit sekarang
Pada tanggal 9 Januari 2021 jam 17.00 WIB pasien datang ke IGD
RSUD Soewondo Pati dengan keluhan nyeri kram pada perut dan perut
terasa kembung dan mual, demam, sulit BAB dan nafsu makan minum
menurun. Setelah mendapat terapi dari IGD, pasien dibawa ke ruang
bougenville untuk mendapat perawatan. Pada tanggal 10 Januari 2021
dilakukan pemeriksaan radiologi didapatkan hasil menyokong gambaran
Ileus Obstruksi letak tinggi cardiomegali. Klien dijadwalkan operasi pada
tanggal 15 Januari 2021.
c) Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan belum pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya.
Pasien belum pernah mengalami sakit seperti ini sebelumnya. Pasien juga
mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan seperti
hipertensi, DM dan pasien tidak mempunyai penyakit menular seperti TB
dan hepatitis
d) Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang mengalami sakit
seperti yang dialami oleh pasien dan juga tidak ada yang mempunyai
riwayat penyakit menurun seperti hipertensi, DM dan juga keluarga tidak
ada yang mempunyai riwayat menular seperti TB dan hepatitis.
e) Riwayat alergi
Pasien tidak mempunyai riwayat alergi cuaca, obat-obatan, makanan dan
minuman.
f) Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Tinggal 1 rumah
3. Pola fungsional
a) Pola pernafasan
Sebelum sakit : pasien mengatakan tidak mengalami gangguan
pernafasan, pasien dapat bernafas dengan normal.
Selama sakit : selama sakit pasien tidak sesak nafas, suara pernafasan
vesikuler, tidak ada whezing, frekuensi pernafasan
20x/menit.
b) Kebutuhan nutrisi
Sebelum sakit : pasien makan 3x sehari dengan menu nasi, sayur dan
lauk pauk habis 1 porsi dan minum 7-8 gelas dalam sehari
Selama sakit : pasien makan 3x sehari menu dari RS namun hanya
makan beberapa sendok karena merasa mual dan
terkadang muntah.
c) Kebutuhan eliminasi
Sebelum sakit : pasien BAB 1x sehari dan BAK 4-5 kali dalam sehari
Selama sakit : pasien selama dirawat belum BAB sama sekali dan BAK
3-4 kali sehari
d) Kebutuhan istirahat dan tidur
Sebelum sakit : pasien mengatakan tidur antara 7-8 jam dalam sehari dan
dapat tidur pulas tidak sering bangun pada malam hari.
Selama sakit : pasien mengatakan tidur sedikit terganggu karena
merasakan nyeri, pasien tidur ± 5 jam sehari
e) Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Sebelum sakit : pasien mengatakan merasa nyaman dan aman saat
dirumah maupun ditempat kerjanya, karena tidak sedang
sakit.
Selama sakit : pasien mengatakan merasakan nyeri pada abdomen,
ekspresi wajah tampak meringis kesakitan.
P : nyeri akibat sumbatan usus.
Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk.
R : nyeri dirasakan di bagian perut kiri melebar kebawah perut.
S : skala nyeri 7
T : hilang timbul.
f) Kebutuhan berpakaian
Sebelum sakit : pasien mengatakan bisa mandiri ganti pakaian 1x sehari
tanpa bantuan orang lain
Selama sakit : pasien mengatakan ganti pakaian 2x dalam sehari dan
dibantu keluarganya.
g) Kebutuhan mempertahankan suhu tubuh dan sirkulasi
Sebelum sakit : pasien mengatakan jarang mengalami demam yang tinggi
dan dissat kedinginan pasien memakai jaket atau selimut
untuk menghangatkan badannya dan begitu pula sebaliknya
kalau kepanasan pasien memakai pakaian seperti kaos.
Selama sakit : pasien mengatakan jika kedinginan memakai selimut, suhu
ketika dikaji 36,7ºc
h) Kebutuhan personal hygine
Sebelum sakit : pasien mengatakan mandi 2x sehari dipagi dan sore hari
menggunakan sabun, keramas 2 hari sekali dan gosok gigi
setiap hari
Selama sakit : pasien mengatakan hanya sibin 2x sehari dipagi dan sore
hari, keramas 2x seminggu dan gosok gigi 1x sehari.
i) Kebutuhan gerak dan keseimbangan tubuh
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Mandi √ √
Toileting √ √
Berpakaian √ √
Mobilisasi √ √
Keterangan :
0 : Mandiri
1 : Memerlukan alat
2 : Memerlukan bantuan
3 : Memerlukan alat dan bantuan
4 : Ketergantungan alat
j) Berkomunikasi dengan orang lain
Sebelum sakit :pasien dapat berkomunikasi dengan baik, baik dengan
keluarga, tetangga dan teman kerja.
Selama sakit :pasien selama sakit hanya berkomunikasi dengan
keluarga, perawat karena sedang masa pandemi.
k) Kebutuhan spiritual
Sebelum sakit : pasien beragama islam, pasien selalu melakukan sholat 5
waktu.
Selama sakit : pasien tetap melaksanakan sholat 5 waktu dengan
berbaring dan berwudhu dengan cara tayamum.
l) Kebutuhan kerja
Sebelum sakit : pasien mengatakan kesehariannya bekerja sebagai supir.
Selama sakit : pasien hanya bisa berbaring ditempat tidur dan pasien
tidak bisa bekerja selama sakit.
m) Kebutuhan bermain dan rekreasi
Sebelum sakit : pasien mengatakan jika liburan diisi dengan jalan jalan
dengan anak ke tempat rekreasi
Selama sakit : pasien tidak bisa bercanda dengan anak-anaknya karena
selama pandemic hanya di temani oleh istri.
n) Kebutuhan belajar
Sebelum sakit : pasien mengatakan belajar untuk mensyukuri hidup
Selama sakit : pasien mengatakan dengan keadaan seperti ini pasien
dapat belajar dengan pengalamannya untuk lebih menjaga
pola hidup.
4. Pemeriksaan fisik
a) Kesadaran : baik
b) GCS (Glass Coma Scale) : composmenthis E:4 M:6 V:5
c) TTV
1) TD : 120/80 mmHg
2) N : 80x/menit
3) S : 36,7ºc
4) RR : 30x/menit
d) Kepala : mesochepal, tidak ada bekas luka, rambut beruban, kulit
kepala bersih.
e) Wajah : simetris antara kanan dan kiri, tidak pucat.
f) Mata : mata simetris antara kanan dan kiri, konjungtiva tidak
anemis, pupil isokor, sklera tidak ikterik.
g) Hidung : simetris, tidak ada pembesaran polip, dan tidak ada
pernafasan cuping hidung.
h) Mulut : simetris, mukosa bibir kering, lidah kotor, tidak terdapat
dermatitis.
i) Telinga : kanan dan kiri simetris, tidak ada penumpukan serumen,
tidak ada gangguan pendengaran.
j) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran
vena jugularis.
k) Dada :
1) Paru-paru
I : simetris, ada retraksi dinding dada
P : simetris, tidak ada nyeri tekan
P : sonor
A : vesikuler, tidak ada nafas tambahan
2) Jantung
I : simetris, tidak ada jejas, ictus cordis terlihat
P : tidak ada nyeri tekan, ictus cordis teraba
P : pekak
A : reguler
3) Abdomen
I : perut distensi, tidak ada lesi.
A : hiperperistaltik, bising usus bernada tinggi. Pada fase lanjut
bising usus dan peristaltic melemah sampai hilang.
P : hipertimpani
P : kadang teraba massa seperti tumor
l) Genetalia : terpasang DC
m) Ekstermitas :
1) Atas : bentuk kedua tangan simetris, tidak ada pembengkakan
2) Bawah : bentuk kedua kaki simetris, tidak menggunakan alat
bantu.
3) Kekuatan otot
4 4
3 3
5. Pemeriksaan penunjang
a) Hasil laborat
Tanggal : 11-12-2018
b) Terapi obat-obatan
B. ANALISA DATA
NO. Hari/ No Data fokus Problem Etiologi
Tgl DX
DO :- Pasien tampak
meringis kesakitan
2. Kamis, II DS : Pasien mengatakan Konstipasi Distensi
13-12- susah untuk BAB , abdomen
2018 pasien tidak BAB sejak 4 Domain 3
hari yang lalu Kelas 2
(00011), hal
DO :- Distensi abdomen 208.
- Bising usus
menurun
3. Jum’at, III DS : Pasien mengatakan Ketidaksei Ketidak
14-12- tidak nafsu makan, mbangan mampua
2018 pasien mengeluh mual nutrisi n
DO :- Pasien makan kurang dari mengabs
terakhir 3 sendok makan kebutuhan orpsi
karena mual dan tidak tubuh nutrient
nafsu makan
- Berat badan Domain 2
pasien turun dari 68kg Kelas 1
menjadi 61kg (00002) hal
A : antropometri 177.
BB : 61 kg
TB : 169 cm
B : biokimia
Hb : 10,8 (normal
11,0-16,0)
C : clinis
- Kulit : sedikit
kering
- Mata : sclera
anikterik,
konjungtiva anemis
- Mukosa bibir :
kering,tidak ada
sariawan
D : diet
Bubur halus
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (sumbatan usus)
2. Konstipasi berhubungan dengan kelemahan otot abdomen
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan mengabsorpsi nutrien
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO. Hari/tgl/ NO. Tujuan Intervensi
Jam DX
1. Rabu, I Setelah dilakukan 1. Lakukan
12-12- tindakan pengkajian nyeri
2018 keperawatan secara
selama 3x24 jam komprehenshif
nyeri dapat termasuk lokasi,
berkurang dengan karakteristik durasi,
kriteria hasil : frekuensi, kualitas
- Keadaan dan faktor
umum baik presipitasi.
- Nyeri 2. Ajarkan tentang
berkurang teknik non
- TTV dalam farmakologi: napas
batas dalam, relaksasi,
normal distraksi, kompres
hangat/ dingin.
3. Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri (Ceftriaxone
2x1 gr).
4. Tingkatkan
istirahat.
5. Monitor vital sign
sebelum dan
sesudah pemberian
analgesik pertama
kali.
2. Kamis, II Setelah dilakukan 1. Monitor tanda dan
13-12- tindakan selama gejala konstipasi
2018 3x24 jam 2. Monitor bising usus
diharapkan pasien
konstipasi dapat 3. Anjurkan pasien
teratasi dengan untuk mencatat
kriteria hasil : warna, volume
a. Pasien mampu frekuensi dan
mempertahank konsistensi feses
an bentuk 4. Berikan intake
feses cairan oral adekuat
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
DS : Pasien mengatakan
2. Memberikan obat
08. 15 nyeri pada perut
sesuai indikasi
DO : Obat masuk melalui
selang infus
DS : pasien mengatakan
masih tidak nafsu
makan
DO : pasien nampak lesu
DS : pasien mengatakan
akan mencoba
makan sedikit tapi
sering
DO : pasien tampak tenang
F. EVALUASI
RR :30x/menit
SPO2:95%