E DENGAN GANGGUAN
SISTEM PENCERNAAN POST OPERASI APENDIKTOMI
AKIBAT APENDIKSITIS DI RUANG PERAWATAN
GEDUNG C LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH CIBABAT CIMAHI
Oleh:
Ahmad Rizal Jaelani
NPM. 3.01.05.14.002
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
baik secara biologis, psikologis maupun sosio budaya. UU No.36 tahun 2014
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif
secara sosial dan ekonomi”. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus
dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental
kesehatan dan gaya hidup atau pada kebiasaan sehari-hari. Salah satu
sehari-hari, hal ini diduga sebagai salah satu penyebab terjadinya masalah
1
2
2014 adalah 4,8% dan 2,6% penduduk dari total populasi. Di Indonesia
Indonesia, kasus apendiksitis pada tahun 2013 sebanyak 65.755 orang dan
buntu adalah umbai cacing yaitu organ berbentuk tabung, panjangnya kira-
fekalith (batu feses), hiperplasia jaringan limfoid, dan cacing usus. Obstruksi
3
Namun penyakit ini paling sering dijumpai pada dewasa muda antar umur
hidupnya. Insiden tertinggi terdapat pada laki-laki usia 10-14 tahun dan
wanita usia 15-19 tahun. Laki-laki lebih banyak menderita apendiksitis dari
pada wanita pada usia pubertas dan pada usia 25 tahun. Apendiksitis jarang
atau peri umbilikus yang disertai dengan muntah. Dalam 2-12 jam nyeri akan
beralih ke kuadran kanan bawah, yang akan menetap dan diperberat bila
juga terdapat konstipasi, tetapi kadang-kadang juga terjadi diare, mual dan
yang menetap. Namun dalam beberapa jam nyeri abdomen bawah akan
ditunjukkan satu titik dengan nyeri maksimal. Perkusi ringan pada kuadran
kanan bawah dapat membantu menentukan lokasi nyeri. Nyeri lepas dan
spasme biasanya juga muncul. Bila tanda rovsing, psoas, dan obturator
peritonitis atau abses. Insiden perforasi adalah 10%-32%. Insiden lebih tinggi
adalah anak kecil dan lansia. Perforasi secara umum terjadi 24 jam setelah
yang aktif terhadap kuman aerob dan anaerob. Baru setelah keadaan tenang
perut kanan bawah. Timbul keluhan Nyeri perut kanan bawah mungkin
dapat hilang atau timbul nyeri dalam waktu yang lama. Keluhan yang
maka penulis tertarik mengambil topik dalam studi Karya Tulis Ilmiah dengan
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk
2. Tujuan Khusus
apendiksitis.
akibat apendiksitis.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi penulis
pengambilan data yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini
a. Observasi Partisipatif
asuhan keperawatan pada klien selama di rumah sakit dan lebih bersifat
b. Wawancara (Interview)
apendiktomi.
8
c. Pemeriksaan Fisik
d. Studi Dokumenter
serta hasil pemeriksaan diagnostik yang ada. Dalam hal ini penulis
e. Studi Pustaka
E. Sistematika Penulisan
BAB I
BAB II
intervensi.
BAB III
BAB IV
kesenjangan antara konsep teori dan fakta kasus yang ada mulai dari
BAB V
Berisi tentang kesimpulan dari temuan kasus dan saran yang dapat
diaplikasikan.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Apendiksitis
1. Pengertian
2. Anatomi Fisiologi
10
11
terletak pada 1/3 atas garis yang menghubungkan spina iliaca anterior
vermiformis lebih ke dalam dari titik pada batas antara bagian sepertiga
lateral dan dua pertiga medial garis miring antara spina iliaca anterior
depan usus halus) 1%, dan postileal (di belakang usus halus) 0,4%,
3. Klasifikasi
dua, yaitu:
13
a. Apendiksitis akut
b. Apendiksitis kronis
4. Etiologi
Faktor pencetus dari kejadian ini yaitu sumbatan pada lumen yang
disebabkan oleh fekalit atau massa fekal padat karena konsumsi diet
limfe, barium kering, biji atau cacing usus. Penyebab lain yang diduga
(Sjamsuhidajat, 2011).
cacing, parasit, benda asing dalam tubuh, cancer primer dan striktur.
5. Manifestasi Klinis
malaise, dan demam yang tidak terlalu tinggi. Biasanya juga terdapat
lepas dan spasme biasanya juga muncul. Bila tanda Rovsing, psoas,
muntah dan nyeri hebat di perut kanan bagian bawah. Nyeri bisa secara
mendadak mulai di perut sebelah atas atau di sekitar pusar, lalu timbul
mual dan muntah. Setelah beberapa jam, rasa mual hilang dan nyeri
Pada kasus apendiksitis, gejala awal adalah nyeri atau rasa tidak
enak di sekitar umbilikus. Gejala ini umunya berlangsung lebih dari 1-2
dengan disertai oleh anoreksia, mual dan muntah. Dapat juga terjadi
dapat timbul spasme otot dan nyeri tekan lepas. Biasanya ditemukan
demam ringan dan leukositosis sedang. Nyeri tekan lepas (hasil atau
nyeri tekan, spasme otot, dan apakah terdapat konstipasi atau diare
6. Patofisiologi
Pada saat ini terjadi apendiksitis akut fokal yang ditandai oleh
bawah. Suhu tubuh mulai naik. Bila sekresi mukus terus berlanjut,
yang meradang atau perforasi hingga timbul suatu massa lokal disebut
relatif lebih panjang, dinding apendiks lebih tipis dan daya tahan tubuh
masih kurang, demikian juga pada orang tua karena telah ada gangguan
Menekan Resperitory
Medulla Spinalis
Feses lama di Lumen Kolon
Kurang Informasi
Corteks Cerebri
Konstipasi
Kurang Pengetahuan Tentang Kondisi, Prognosis dan Kebutuhan Pengobatan
Nyeri
Kecemasan
7. Komplikasi
adalah 10%-32%. Insiden lebih tinggi pada anak kecil dan lansia.
8. Pemeriksaan Penunjang
hitung jenis yang bergeser pada purforasi terjadi lekositosis yang lebih
Sari, 2013)
inflamasi.
9. Penatalaksanaan
a. Obat-obatan
dan elektrolit
2) Pengobatan antibiotika
b. Operasi Pembedahan
c. Tindakan Keperawatan
penyakit lain.
mulai 15 jam selama 4-5 jam lalu dinaikkan 30 jam. Satu hari pasca
x 30 menit. Pada hari kedua pasien dapat berdiri dan duduk diluar
Apendiksitis
1. Fokus Pengkajian
a. Identitas
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
dangkal, pucat
kelainan hematologis.
23
menular lainnya.
5) Riwayat psikososial
3) Pola eliminasi
d. Pemeriksaan fisik
1) Tanda-tanda vital
2) Sistem kardiovaskuler
3) Sistem hematologi
splenomegali.
4) Sistem gastrointestinal
5) Sistem urogenital
pinggang.
6) Sistem muskuloskeletal
7) Sistem persyarafan
bening.
e. Pemeriksaan penunjang
Sari, 2013).
2. Diagnosa Keperawatan
tinjauan literatur yang berkaitan, catatan medis klien masa lalu, dan
corteks serebri.
operasi
kebutuhan pengobatan.
3. Rencana Keperawatan
Tujuan:
Kriteria Evaluasi:
Intervensi:
ketidaknyamanan abdomen.
Tujuan:
Kriteria Evaluasi:
Intervensi:
Tujuan:
Kriteria Evaluasi:
Intervensi:
Tujuan:
Kriteria Evaluasi:
Intervensi:
Tujuan:
Kriteria Evaluasi:
adekuat.
Intervensi:
operasi
Tujuan:
Kriteria Evaluasi:
Intervensi:
istirahat
aktivitas
kebutuhan pengobatan.
Tujuan:
potensi komplikasi
Kriteria Evaluasi:
Intervensi:
operasi
yang benar.
telah diberikan.
Tujuan:
Kriteria Evaluasi:
Intervensi:
komunikasi verbal.
mendiskusikan perasaannya.
kecemasan.
4. Implementasi Keperawatan
Sari 2013).
5. Evaluasi Keperawatan
yang optimal.
potensi komplikasi.
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Identitas
1) Identitas Klien
a) Nama : Tn. E
b) Umur : 59 Tahun
d) Agama : Islam
e) Pendidikan : SMA
h) No. RM : 510600
a) Nama : Tn. A
38
39
b. Riwayat Kesehatan
Sejak 2 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit, klien merasa
2) Keluhan Utama
2017 pukul 09.00 Wib klien mengatakan nyeri pada bekas luka
Nyeri yang dirasakan oleh klien pada skala 5 (skala antara 0-10).
ringan seperti sakit kepala, pilek, dan batuk jika cuacanya tidak
40
penyakit yang sama yang diderita klien saat ini dan tidak ada
a) Data Psikososial
1) Status Emosi
penyakitnya.
2) Gaya Komunikasi
adalah mengaji.
41
beraktivitas.
sakitnya.
(d) Peran
4) Pola Koping
b) Data Sosial
c) Data Spiritual
sembuh.
tinggalnya.
43
b. Minum
Frekuensi 6 – 8 gelas/hari (± 2000 cc) 4 – 5 gelas/hari (± 1200 cc)
Jenis Air putih, susu, teh, kopi Air putih
Keluhan Tidak ada Tidak ada
4 Personal Hygiene
Mandi 2x/hari pakai sabun Diseka
Gosok gigi 2x/hari pakai pasta gigi 1x/hari pakai pasta gigi
Keramas 3x/minggu Belum pernah
e. Pemeriksaan Fisik
Suhu : 34,60 C
Nadi : 80 x/menit
2) Tingkat Kesadaran
GCS : E: 16 M: 4 V: 5
a) Sistem Pancaindera
mata.
b) Sistem Pernafasan
Ronchi (-).
c) Sistem Kardiovaskuler
sakit dada.
e) Sistem Pencernaan
f) Sistem Endokrin
g) Sistem Integumen
halusinasi
i) Sistem Persyarafan
sebaliknya.
normal
bawah
segala arah.
j) Sistem Muskuloskeletal
50
5. Pada pemeriksaan
f. Pemeriksaan Penunjang
1. 19-02- Hematologi
2017 Hemoglobin 12,1 g/dl 13,0 – 16,0 Pectrophotent
Lekosit 10, 600 /mm3 4000 – 10,000 Impedance
Hematokrit 37 % 40 - 50 Impedance
Trombosit 160,000 /mm3 150,000 – 440,000 Impedance
2 19-02- Kimia Klinis
2017 Glukosa 75 mg% <140 God pap
Ureum 24 mg% 20 – 40 Enzimate Rate
Kroatirin 1,3 mg% 0,8 – 1,3 Jaffe
3 19-02- Kimia Urine
2017 Warna Urin Kuning Kuning Strip
Kejernihan Jernih Jernih
Berat Jenis Urin 1,015 1.015 – 1.025
pH Urin 5,5 4.8 – 7.4
Protein Urin Negatif Negatif
Glukosa Urin Negatif Negatif
Bilirubin Urin Negatif Negatif
Lekosit Estrase Negatif Negatif
Darah Samar urin Negatif Negatif
Nitrit Urin Negatif Negatif
Keton Urin Negatif Negatif
Urobilinogen Negatif UE Negatif
51
Mikroskopis Urin
Lekosit 4–6 /ipb < 10 Mikroskopis
Eritrotis 1–2 /ipb 0–2
Sel Epitel 0–1 /ipb Negatif
Kristal Negatif /ipb Negatif
Lian-lain Negatif
Nama Cara
No Dosis Indikasi Kontra Indikasi
Obat Pemakaian
1 Ranitidin 2x1 Intra vena 1. Pengobatan Ranitidin
amp jangka kontraindikasi bagi
pendek tukak pasien yang yang
usus 12 jari hipersensitif atau
aktif, tukak alergi terhadap
lambung aktif, Ranitidin.
mengurangi
gejala refluks
esofagitis.
2. Terapi
pemeliharaan
setelah
penyembuhan
tukak usus 12
jari, tukak
lambung.
3. Pengobatan
keadaan
hipersekresi
patologis,
misal
sindroma
Zollinger
Ellison dan
mastositosis
sistemik.
4. Sepsis
5. Meningitis
6. Infeksi tulang
dan jaringan
lunak
7. Infeksi kulit
Nama Cara
No Dosis Indikasi Kontra Indikasi
Obat Pemakaian
3 Ketorolac 3x1 Intra vena Penatalaksanaan 1. Hipersensitif
amp jangka pendek, terhadap ketorolac
nyeri akut sedang tromethamine dan
-berat setelah pernah
operasi prosedur menunjukkan
bedah. reaksi alergi
terhadap aspirin
atau obat AINS
lainnya.
2. Pasien dengan
atau yang
mempunyai
riwayat ulkus
peptikum akut,
perdarahan
saluran cerna atau
perforasi.
3. Penderita
gangguan ginjal
berat atau berisiko
menderita gagal
ginjal.
4. Pasien yang
diduga menderita
perdarahan
serebrovaskular,
diatesis
hemoragik.
5. Pasien yang
sedang
mengalami proses
persalinan.
6. Ibu menyusui.
7. Mendapatkan obat
AINS lainnya dan
53
probenecid.
8. Tidak boleh
diberikan secara
intratekal atau
epidural.
2. Analisa Data
mengeluh nyeri
luka post operasi apendiktomi, dan klien mengeluh nyeri dengan skala 5
apendiktomi
C. Rencana Keperawatan
2 Risiko tinggi Setelah dilakukan 1. Memonitor vital sign dan kaji 1. Peningkatan suhu menunjukkan Ahmad
infeksi asuhan keperawatan adanya peningkatan suhu adanya infeksi. Rizal
1x24 jam diharapkan 2. Lakukan prinsip steril dalam 2. Untuk mencegah kontaminasi
tidak timbul infeksi perawatan luka. kuman masuk ke luka insisi
pada luka klien sehingga menurunkan resiko
dengan kriteria: terjadinya infeksi.
1. Tidak terjadi 3. Pantau hasil laboratorium pada 3. Angka leukosit yang tinggi, melebihi
60
potensi komplikasi
2. Berpartisipasi
dalam pengobatan
3. Tidak terlihat
bingung, cemas
dan yang lainnya
5 Cemas Setelah dilakukan 1. Monitor respons fisik, seperti: 1. Digunakan dalam mengevaluasi Ahmad
asuhan keperawatan kelemahan, perubahan tanda derajat/tingkat Rizal
1x24 jam diharapkan vital, gerakan yang berulang- kesadaran/konsentrasi, khususnya
klien tidak merasa ulang, catat kesesuaian ketika melakukan komunikasi
cemas dengan respons verbal dan nonverbal verbal.
kriteria: selama komunikasi.
1. Secara subjektif 2. Anjurkan pasien dan keluarga 2. Memberikan kesempatan untuk
melaporkan rasa untuk mengungkapkan dan berkonsentrasi, kejelasan dari rasa
cemas berkurang. mengekspresikan rasa takut, dan mengurangi cemas
2. Pasien dapat takutnya. berlebihan
mendemonstrasik 3. Catat reaksi dari 3. Anggota keluarga dengan
an keterampilan pasien/keluarga. Berikan responsnya pada apa yang terjadi
pemecahan kesempatan untuk dan kecemasannya dapat
masalahnya dan mendiskusikan perasaannya. disampaikan kepada pasien.
perubahan koping 4. Anjurkan aktivitas pengalihan 4. Sejumlah aktivitas atau ketrampilan
63
D. Implementasi
No.
No Tanggal Jam Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
1 22 09.00 2 1. Memonitor vital sign dan kaji adanya TD: 130/70 Ahmad
0
Februari peningkatan suhu S: 36 C Rizal
2017 N: 80x/menit
R: 30x/ menit
2. Melakukan prinsip steril dalam Luka masih terlihat basah dengan
perawatan luka, mengganti balutan panjang luka ±5 cm, tidak ada push,
dan membersihkan luka dengan tidak ada granulasi, tidak ada luka
antiseptic. kemerahan dan demam
3. Melakukan kolaborasi dalam Pemberian antibiotic pada waktu yang
pemberian antibiotik sesuai advis ditentukan
dokter.
2 22 10.00 1 1. Mengkaji nyeri, mencatat lokasi nyeri, Nyeri masih dirasakan klien dengan Ahmad
Februari karakteristik, beratnya (skala 0 sampai skala 5 pada abdomen bawah bekas Rizal
2017 10) selidiki dan melaporkan perubahan luka operasi dan klien mengeluh masih
65
3 22 11.00 3 1. Mengkaji respon, emosi, sosial, Klien masih merasa takut untuk bergerak Ahmad
Februari spiritual namun mengatakan akan mencoba Rizal
2017 untuk melakukan mobilisasi
2. Membatu memenuhi kebutuhan pasien Klien dapat melakukan aktivitas sendiri
66