Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN An.

I (11 TAHUN)
DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : POST
OPERASI APENDISITIS DI RUANG KEMUNING 2 RSUP Dr.
HASAN SADIKIN BANDUNG

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan untuk Menyelesaikan Pendidikan
Program Studi Diploma Tiga Keperawatan

Disusun Oleh:

AMIRAH HANGGORO
AROEM

NIM 4003170055

PROGRAM DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
DHARMA HUSADA
BANDUNG 2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Balakang

Apendisitis merupakan peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau

umbai cacing (apendiks). Infeksi ini bisa mengakibatkan peradangan akut

sehingga memerlukan tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya (Wim de Jong et al, 2010). Apendisitis adalah kasus bedah

abdomen yang paling sering dilakukan di dunia dengan meote apendiktomi.

Sebanyak 40% bedah emergensi di negara barat dilakukan atas indikasi

apendisitis (Lee et al, 2010;Shrestha et al, 2012).

Sebanyak 7% penduduk di negara barat menderita apendisitis dan terdapat

lebih dari 200.000 apendiktomi dilakukan di Amerika setiap tahunnya (WHO,

2014). World Health Organization (WHO) menunjukkan kejadian apendisitis di

dunia pada tahun 2010 mencapai 8% dari keseluruhan penduduk di dunia

(Juliansyah, 2011). Di Indonesia kasus apendisitis mengalami peningkatan

setiap tahunnya. Berdasarkan data yang diperoleh kasus apendisitis pada tahun

2010 sebanyak 621.435 dengan persentase 3,53% (Depkes, 2011). Kasus

apendisitis di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2012 mencatat sebanyak 1.148

anak usia 5-14 tahun dan 6.018 pada usia 15-44 tahun (Profil Kesehatan

Provinsi Jawa Barat, 2012).


Apendisitis dapat menyerang semua kelompok usia, tetapi pada anak

dibawah 1 tahun jarang terjadi. Kelompok usia penderita apendsitis terbanyak

adalah 20-30 tahun (Sjamsuhidajat, 2010). Kejadian apendisitis pada pria 1,4

kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita sebanyak 8,6 % pada pria dan

6,7% pada wanita (Sandy, 2010). Hal ini dikarenakan laki-laki lebih banyak

menghabiskan waktu diluar rumah untuk bekerja dan lebih cenderung

mengkonsumsi makanan cepat saji (Sirma F, dkk, 2013 ).

Kurangnya pemilihan nutrisi yang dikonsumsi menyebabkan kesulitan

dalam buang air besar yang akan meningkatkan tekanan pada rongga usus dan

akhirnya menyebabkan sumbatan pada saluran apendiks (Pasaribu IC, 2010).

Penelitian yang dilakukan di salah satu rumah sakit Di Kota Taipei, Taiwan

mengatakan pada usia anak akan lebih cepat mengalami perforasi, dengan

menemukan 91 anak mengalami apendsitis perforasi dari 173 anak yang sedang

melakukan pengobatan atas indikasi apendisitis (Wolfe, 2014). Pengobatan

terhadap apendisitis dapat dilakukan dengan cara pembedahan segera untuk

mencegah komplikasi yang umumnya berbahaya (Kartono D, 2010).

Komplikasi yang sering terjadi yaitu apendisitis perforasi yang dapat

menyebabkan abses sehingga dibutuhkan tindakan pembedahan (Haryono,

2012). Pada tindakan pembedahan timbul berbagai masalah keperawatan, salah

satunya rusaknya ujug-ujung syaraf yang menyebabkan kerusakan integritas

jaringan (Aribowo, H & Andrifiliana, 2011). Kerusakan integritas jaringan

dapat diatasi dengan cara memantau perkembangan kerusakan kulit klien setiap

hari dengan memonitor karakteristik luka meliputi : warna, ukuran, bau, dan
pengeluaran pus pada luka (Sjamsuhidajat & De Jong 2011).

Luka yang disebakan trauma atau insisi pembedahan akan menimbulkan

respon nyeri. Kualitas nyeri pada pasien pembedahan biasanya terasa panas dan

tertusuk-tusuk (Wijaya, 2014 ). Upaya yang dilakukan untuk mengatasi nyeri

post operasi dengan melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif,

penanganan nyeri dengan farmakologi dan non farmakologi (Bulecheck,

Butcher, Dochterman, & Wagner, 2016). Penanganan nyeri yang sebagian besar

perawat lakukan adalah kolaborasi pemberian analgetik (Sandika et al, 2015).

Berdasarkan dari pemaparan yang telah dijelaskan di atas maka peneliti

tertarik untuk mengambil kasus tentang asuhan keperawatan pada An. I (11

tahun) dengan gangguan sistem pencernaan : post operasi apendisitis di ruang

kemuning 2 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.


B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimanakah penerapan asuhan keperawatan pada An.I (11 tahun) dengan Post

Operasi Apendisitis di Ruang KEMUNING 2 RSUP Dr. HASAN SADIKIN

BANDUNG.

C. TUJUAN
1.Tujuan Umum

Perawat mengetahui penerapan asuhan keperawatan pada pasien An.I (11

Tahun) dengan gangguan pencernaan : Post Operasi Apendisitis di RUANG

KEMUNING 2 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

2.Tujuan Khusus

Penulis mengetahui dan mampu :

a. Melakukan pengkajian pada An. I (11 tahun) dengan gangguan sistem

pencernaan : Post Operasi Apendisitis di ruang kemuning 2 RSUP Dr. Hasan

Sadikin Bandung.

b. Merumuskan dan menegakkan diagnosa keperawatan pada klien An. I (11

tahun) dengan gangguan sistem pencernaan : Post Operasi Apendisitis di

ruang kemuning 2 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

c. Menyusun intervensi keperawatan pada An. I (11 tahun) dengan gangguan

sistem pencernaan : Post Operasi Apendisitis di ruang kemuning 2 RSUP Dr.

Hasan Sadikin Bandung.

d. Melakukan implementasi keperawatan pada An. I (11 tahun) dengan

gangguan sistem pencernaan : Post Operasi Apendisitis di ruang kemuning 2

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

e. Melakukan evaluasi pada An. I (11 tahun) dengan gangguan sistem


pencernaan : Post Operasi Apendisitis di ruang kemuning 2 RSUP Dr. Hasan

Sadikin Bandung.

D. MANFAAT
1. Bagi Penulis

Hasil studi kasus ini dapat memberikan wawasan tentang penyakit

Apendisitis pada anak dengan menggunakan asuhan keperawatan.

2. Bagi Instansi Akademik

Sebagai bahan bacaan di perpustakaan dan acuan pertimbangan pada

keperawatan khususnya kasus keperawatan anak Post Operasi Apendisitis.

3. Bagi Klien

Memberi pengetahuan dan keterampilan pada anggota keluarga tentang

perawatan anak dengan Post Operasi Apendisitis.

4. Bagi Rumah Sakit

Dapat memberikan masukan dalam pelayanan asuhan keperawatan untuk

kasus yang sama yaitu Post Operasi Apendisitis serta menjaga dan

meningkatkan pelayanan pada masyarakat, khususnya asuhan keperawatan

pada anak Post Operasi Apendisitis.

Anda mungkin juga menyukai