A. Latar Belakang
hidup terutama pada pola makan (stang dalam Novita, 2017). Pergeseran pola
dilakukan setiap hari meyebabkan mereka tidak memiliki banyak waktu untuk
yang beralih mengkonsumsi makanan cepat saji. Makanan cepat saji menjadi
1
2
kurang dari satu tahun jarang dilaporkan. Insiden tertinggi pada kelompok
umur 20-30 tahun, setelah itu menurun. Insiden pada laki-laki dan perempuan
umumnya sebanding, kecuali pada umur 20-30 tahun insiden laki-laki lebih
atau periumbilikus yang disertai dengan muntah. Dalam 2-12 jam nyeri akan
beralih ke kuadran kanan bawah, yang akan menetap dan diperberat bila
berjalan. Terdapat juga keluhan anoreksia, malaise, dan demam yang tidak
diare, mual, dan muntah. Pada permulaan timbulnya penyakit belum ada
keluhan abdomen yang menetap. Namun dalam beberapa jam nyeri abdomen
bawah akan semakin progresif, dan dengan pemeriksaan seksama akan dapat
ditunjukkan satu titik dengan nyeri maksimal. Perkusi ringan pada kuadran
kanan bawah dapat membantu menentukan lokasi nyeri. Nyeri lepas dan
demam dengan suhu 37,7°C atau lebih tinggi, dan nyeri abdomen atau nyeri
4,8% penduduk dari total populasi. Sedangkan dari hasil Survey Kesehatan
terawat, angka kematian cukup tinggi dikarenakan oleh peritonitis dan syok
dan terapi bedah. Terapi farmakologi yang diberikan adalah antibiotik, cairan
keperawatan yang akan muncul pada kasus post operatif appendisitis yaitu
pre operatif, dan memberikan informasi tentang kondisi atau prognosis dan
benson terhadap skala nyeri pada klien post operasi appendisitis di RSUP.
Prof. dr. R.D Kandou dan RS tk. III R.W. Monginsidi Teling Manado
3 kali selama
15 – 30 menit skala nyeri pada klien pre dan post operasi appendisitis
Gastrointestinal.
didapatkan data bahwa dalam dua tahun terakhir kasus klien dengan diagnosa
dalam hal ini penulis tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan pada
Klien dengan Pre dan Post Operatif appendisitis di RSUD dr. Kanujoso
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. TujuanUmum
Tujuan umum dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk
2. Tujuan Khusus
2020.
2020.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
dengan masalah appendisitis, selain itu tugas akhir ini diharapkan dapat
menjadi salah satu cara peneliti dalam mengaplikasi kan ilmu yang
dengan Appendisitis.
2. Bagi TempatPenelitian
langsung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
merupakan penyebab nyeri abdomen akut yang paling sering. Penyakit ini
penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran bawah kanan dan
Dalam kasus ringan dapat sembuh tanpa perawatan, tetapi banyak kasus
a. Anatomi Appendisitis
adalah organ berbentuk tabung dan sempit yang mempunyai otot dan
8
9
2009b).
b. Fisiologi Appendisitis
3. Etiologi
limfe, fekalit, tumor apendiks, dan cacing askaris dapat pula menyebabkan
2010).
4. Patofisiologi
disebabkan oleh feses yang terlibat atau fekalit. Penjelasan ini sesuai
dalam lumen, yang menjadi distensi dengan pus. Akhirnya, arteri yang
terjadi dan
12
5. Klasifikasi
a. Appendisitis akut.
Keluhan ini sering disertai mual dan kadang muntah. Umumnya nafsu
mcBurney. Disini nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas letaknya
b. Appendisitis kronik.
jaringan parut dan ulkus lama dimukosa, dan adanya sel inflamasi
6. Manifestasi Klinis
b. Mual, muntah
c. Anoreksia, malaise
e. Spasme otot
f. Konstipasi, diare
14
7. Pathway
APPENDISITIS
ResikoResiko
Hipovolemia
Kerusakan control suhu Appendiks teregang
terhadap inflamasi
Operasi
Luka Insisi Anastesi
Defisit Anastesi
Kerusakan Jaringan Pintu masuk
Kuman
Peristaltic usus
Ujung sayaraf terputus Resiko infeksi Ansieta
Distensi abdomen
Pelepasan Prostagladin
Mual Muntah
Nyeri Akut
Spinal cord
Resiko Hipovolemia
Cortex serebri Nyeri dipersepsikan
Bagan 2.1
8. Penatalaksanaan Medis
appendisitis meliputi :
a. Sebelum operasi
1) Observasi
dipuasakan.
(leukosit dan hitung jenis) diulang secara periodik, foto abdomen dan
keluhan.
2) Antibiotik
b. Operasi
memblokir sensasi rasa sakit. Efek dari anastesi yang sering terjadi
2015) .
penyembuhan.
jalan masuk peralatan bedah seperti penjepit atau gunting. Ahli bedah
c. Pasca operasi
9. Komplikasi
a. Abses
massa lunak di kuadran kanan bawah atau daerah pelvis. Massa ini
beberapa minggu.
b. Perforasi
gambaran klinis yang timbul lebih dari 36 jam sejak sakit, panas lebih
dari 38,5° C, tampak toksik, nyeri tekan seluruh perut, dan leukositosis
membatasi
19
c. Peritonitis
Peritonitis disertai rasa sakit perut yang semakin hebat, muntah, nyeri
organ dalam.
20
1. Definisi
Masalah keperawatan merupakan label diagnosis keperawatan
Penyebab :
neoplasma).
21
iritan).
a) Mayor :
b) Minor :
(1) Subjektif :
diaphoresis.
2) Hipertermia (D.130).
Penyebab
a) Dehidrasi.
f) Respon trauma.
g) Aktivitas berlebihan.
h) Penggunaan incubator.
a) Mayor :
(1) Subjektif :
b) Minor :
(1) Subjektif :
Factor resiko :
c) Usia lanjut.
e) Status hipermetabolik.
g) Evaporasi.
4) Ansietas ( D.0080).
ancaman.
Penyebab :
a) Krisis situsional.
c) Krisis maturasional.
j) Penyalahgunaan zat.
lain).
a) Mayor :
b) Minor :
Penyebab :
neoplasma).
a) Mayor :
b) Minor :
(1) Subjektif :
diaphoresis.
Factor resiko :
c) Usia lanjut.
e) Status hipermetabolik.
g) Evaporasi.
Factor resiko :
c) Malnutrisi.
(7) Merokok.
(2) Imunosupresi.
(3) Leukopenia.
1. Pengkajian Keperawatan
a. Data demografi
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
demam tinggi
sama.
>110/70mmHg; hipertermi.
stridor.
pucat.
kembali normal.
3) Pola Eliminasi.
kemih, rasa nyeri atau karena tidak biasa BAK ditempat tidur akan
4) Pola aktifitas.
tidak stabil.
8) Pola hubungan.
9) Pemeriksaan diagnostic.
kelainan non spesifik seperti fekalit dan pola gas dan cairan
pembedahan.
d) Pemeriksaan Laboratorium.
2. Diagnosa Keperawatan
2017).
(inflamasi appendicitis).(D.0077)
oprasi). (D.0077)
(D.0034)
3. Perencanaan Keperawatan
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Potter, P., & Perry, 2014).
(Wilkinson.M.J, 2012).
38
keperawatan.
5. Evaluasi Keperawatan
sistematis dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah
klien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. Terdapa dua jenis evaluasi:
yaitu:
ditetapkan.