PEDAHULUAN
menjadi lebih sering dijumpai pada tahun kedua dan seterusnya. Apendiks
Dr. R. Soedjono Selong dalam kurun waktu 4 tahun terakhir, 2011 sebanyak
1
2
menduduki urutan ke-3 dari 10 jenis penyakit yang terdaftar di buku medical
record Ruang Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R. Soedjono Selong
2015).
tahun 2009, yaitu kesehatan merupakan salah satu unsur kesejahteraan yang
2002).
3
yang dapat timbul dengan sebab yang jelas atau timbul setelah obstruksi
dijumpai yang dapat timbul dengan sebab yang jelas atau timbul setelah
hyperplasia limfoid, adanya fekalit dalam lumen appendiks, benda asing dan
cacing askariasis. Salah satu komplikasi yang dapat terjadi pada klien
pola hidup seperti pola makan, makanan berserat, konsumsi buah dan sayur,
olah raga teratur. Bagi mereka yang dalam profesinya banyak duduk
Timur?”.
adalah:
5
benar.
komplikasinya.
perkembangan psikososial.
Appendicittis.
Medis Appendicittis.
1.5.1 Waktu
1.5.2 Tempat
evaluasi keperawatan.
9
BAB 2
TINJAUAN TEORI.
berikut.
(skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih komplek dalam
pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
lingkungannya.
10
a. Faktor genetik
b. Faktor lingkungan
b) Mekanis
bawaan.
mental.
12
d) Endokrin
insulin.
e) Radiasi
f) Infeksi
g) Imunitas
(3) Umur
(4) Gizi
2) Sanitasi
sebagainya.
terganggu.
3) Keadaan rumah
4) Radiasi
1) Stimulasi
stimulasi.
2) Motivasi belajar
4) Kelompok sebaya
dari narkotika.
5) Stres
sebagainya.
6) Sekolah
keluarganya.
menerima kenyataan.
maupun skunder.
3) Jumlah saudara
tertutup.
8) Agama
kebajikan.
23
5) Sandang.
6) Kesegaran jasmani,rekreasi.
Kasih sayang dari orang tuanya akan menciptakan ikatan yang erat
a. Masa pranatal
2) Masa remaja
25
(Soetjiningsih, 1995)
(2012) yaitu :
dan mengucap.
Selama fase ini, genetalia menjadi area yang menarik dan area
sebagai anak, yang sedang berada pada fase transisi dari kanak-
2.2.1 Pengertian
jenis yang akut merupakan penyebab yang umum dari abdomen akut
pernanahan. Bila infeksi bertambah parah, usus buntu itu bisa pecah.
buntu dan menonjol dari bagian awal usus besar atau sekum
1) Mulut (oris)
2) Faring
3) Esofagus (kerongkongan)
dengan lambung.
4) Gaster (lambung)
uteri.
gas.
dari :
menjadi pepsin.
protein susu).
33
(Syaifuddin, 2006).
papila valeri.
mesenterium.
limfe.
35
asam amino.
a) Selaput lender
d) Jaringan ikat
a) Colon assenden
b) Colon transversum
c) Colon dessenden
colon sigmoid.
d) Colon sigmoid
dengan rektum.
e) Rektum
koksigis.
f) Anus
sfingter :
menurut kehendak.
kehendak.
menurut kehendak.
38
air, dan elektrolit bagi tubuh dari nutrient yang dicerna kimia,
saluran pencernaan.
39
berlangsung.
pencernaan.
usus halus.
defekasi.
2.2.3 Etiologi
edema dan ulserasi mukosa. Pada sat inilah terjadi appendicitis akut
disebabkan oleh :
rendah serat.
b. Cacing/parasit
f. Hyperplasia limfoid.
42
a. Pathofisiologi
b. Clinical Pathway
Appendicitis
Resiko Cortex
Perforasi serebri Nyeri akut
infeksi
a. Tahap awal
perut, mual dan muntah, rasa ngilu dan sakit tekan (nyeri tekan) di
b. Tahap pertengahan
Mc.Burney.
2) Anoreksia
45
5) Suhu subfebris
2) Muntah
4) Kekakuan abdomen
6) Leukositosis
7) Takikardia
2.2.6 Klasifikasi
menetap di dinding usus). Gejala lain adalah badan lemah dan kurang
menahan sakit, dan kita akan merasakan seperti ada tumor di titik
Mc. Burney.
b. Test rectal
c. Pemeriksaan Laboratorium
appendicitis akut.
e. Foto abdomen
f. Ultrasonografi (USG)
g. Urinalisis
sedikit.
2.2.8 Penatalaksanaan
2.2.9 Komplikasi
a. Perforasi
pembentukan abses.
49
b. Peritonitis
infeksi.
c. Obstruksi usus
dapat akut atau kronik, parsial atau total. Obstruksi usus kronik
2.3 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada An. “N’ Dengan Diagnosa
Medis Appendicitis
diberiikan dengan berfokus pada pasien dan berorientasi paa tujuan (Alimul
Aziz, 2006).
(Doengoes, 2000).
2.3.1 Pengakjian
meliputi :
a. Pengumpulan data
1) Identitas
a) Identitas pasien
perempuan).
2) Keluhan utama
kanan bawah.
tusuk dengan skala nyeri lebih dari lima (0-10). Nyeri akan
riwayat operasi atau tidak dan perlu dikaji juga apa ada
6) Pola kebiasaan
a) Persepsi Kesehatan
d) Pola Nutrisi
e) Pola Eliminasi
h) Pola Koping
i) Pola Seksualitas
kemampuan seksual.
j) Pola Peran-perhubungan
yang dialami.
7) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum
gelisah.
(1) Kesadaran
(1) Kepala
(3) Leher
kelenjar tiroid.
oedema.
(8) Reproduksi
(a) Insfeksi
(b) Palpasi
pelvika.
tinggi.
adalah :
keperawatan.
61
situasi tertentu.
a. Pre operasi
b. Post operasi
dan muntah.
terdiri dari :
dipertimbangkan.
63
b. Merumuskan tujuan
arti ganda).
bersifat khusus, dan konkret. Selain itu, hasilnya harus dapat dilihat,
Tabel 2.1 Rencana Tindakan Keperwatan Pre Operasi pada An. “N”
Apendiktomy.
Intervensi
No Diagnosa (Nursing Intervension
Tujuan dan Kriteria Hasil
Keperawaan Classification)
Administrasi Analgetik
1. Cek program pemberian
analgetik; jenis, dosis,
dan frekuensi.
2. Cek riwayat alergi.
3. Tentukan analgetik
pilihan, rute pemberian
dan dosis optimal.
4. Berikan analgetik tepat
waktu terutama saat nyeri
muncul dan evaluasi
gejala efek sampingya.
9. Berikan pengobatan
untuk mengatasi
penyebab demam.
10. Kolaborasi pemberian
cairan intravena.
11. Kompres pasien pada
lipatan paha dan aksila.
12. Tingkatkan sirkulasi
udara.
13. Berikan pengobatan
untuk mencegah
terjadinya menggigil.
Temperature regulation
1. Monitor suhu minimal
tiap 2 jam.
2. Rencanakan monitoring
suhu secara kontinyu.
3. Monitor nadi dan RR,
4. Monitoring warna dan
suhu kulit.
5. Monitor tanda-tanda
hipertermi dan
hipotermi.
6. Tingkatkan intake cairan
dan nutrisi.
7. Selimuti pasien untuk
mencegah hilangnya
kehangatan tubuh.
8. Ajarkan pada pasien cara
mencegah keletihan
akibat panas.
9. Diskusikan tentang
pentingnya. pengaturan
suhu dan kemungkinan
efek negative dari
kedinginan.
10. Beritahukan tentang
indikasi terjadinya
kelebihan dan
penanganan emergency
yang diperlukan.
67
Intervensi
No Diagnosa (Nursing Intervension
Tujuan dan Kriteria Hasil
Keperawaan Classification)
2.3.4 Implementasi
dengan cermat dan efisien dalam situasiyang tepat, keamanan fisik dan
2.3.5 Evaluasi
2001).
tahap evaluasi ini adalah criteria hasil yang telah dibuat pada tahap
yaitu :
76
perawat.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
Nama : An. “ N ”
Usia : 13 Tahun
Suku/Bangsa : Sasak/Indonesia
Agama : Islam
Suku : Sasak
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Siswi
Nama : Ny. ” N “
Pekerjaan : Petani
risa
kanan bawah.
luka, pusing, lemas, nyeri saat beraktivitas dan hilang ketika klien
istirahat.
selanjutnaya.
3) Penyakit
c. Kebiasaan
terus menerus.
Genogram :
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
X : Meninggal
: Hubungan Perkawinan
: Garis Keturunan
memadai.
Saat sakit : pasien mengatakan selama sakit hanya miring kiri atau
tempat tidur.
satu piring nasi dan lauk pauk seperti sayuran, tahu, tempe, telur,
ikan, daging. Dan pasien minum 3-5 gelas sehari dengan jenis
minuman air putih terkadang minum susu dan tidak ada makanan
pantangan.
bubur, tahu, tempe dan telur,porsi yang dihabiskan klien ¾ porsi dari
air putih
konsistensi feses lembek, warna kuning dan bau khas feses. Klien
Saat Sakit : klien mengatakan belum BAB sejak operasi. Klien BAK
Saat sakit : Pasien mengatakan selama dirumah sakit bisa tidur ±6 jam
per-hari dan terkadang tidur siang. hanya saja pada saat nyeri datang
dirinya.
arah pembicaraan.
Tidak terkaji.
1) Kesadaran : Composmentis
2) Tanda-tanda Vital :
b) Respirasi : 26x/menit
c) Nadi : 90x/menit
85
d) Suhu : 37,6◦C
3) TB : 150 Cm BB : 48 Kg
1) Kepala
Bentuk kepala normal, tidak ada lesi, tidak ada benjolan, tidak
ada nyeri tekan dan tidak ada edema, Distribusi rambut rata,
2) Mata
3) Hidung
terlihat bersih.
5) Telinga
6) Leher
tidak ada nyeri tekan, tidak ada edema dan refleks menelan
klien baik.
c. Dada
1) Jantung
2) Paru
interkosta simetris, tidak ada lesi, tidak ada benjolan, tidak ada
tunggal.
Tidak terkaji
e. Abdomen
Perkusi : Tidak ada pembesaran hati dan limpa, dan Suara pekak
f. Punggung
g. Genetalia
Tidak terkaji
h. Ekstremitas
1) Ekstremitas atas
2) Ekstremitas bawah
Turgor kulit baik, terlihat ada luka jahitan pda perut, kukunterlihat
3.1.18 Therapi
Tabel 3.2 Analisa Data Pada Pasien An.”N” Dengan Diagnosa Medis
Appendicitis
No Sign & Symtom Etiologi Problem
3 DS : appendictomy Gangguan
- Klien mengatakan nyeri di mobilitas fisik
luka post operasi jika ia
bergerak luka insisi
- Klien tarlihat tidak berani
menggerakkan badannya kerusakan jaringan
- Keadaan umum lemah
- Kebutuhan sehari-hari
seperti makan, minum ujung syaraf
dibantu oleh keluarganya terputus
dan perawat
- Nyeri pada skala 5 (1-10)
pelepasan
prostagladin
91
stimulsi
dihantarkan
spinal cord
kortex serebri
Nyeri akut
Gangguan mobilitas
fisik
Infeksi Dolor : nyeri pada luka, rubor: luka terlihat masih basah
Tabel 3.3 Rencana Keperawatan Pada An. “N” Dengan Diagnosa Medis
Appendicitis.
Hari/ No
Tanggal Dx Tujuan Dan Kriteria Rencana Tindakan
Tabel 3.4 Tindakan Keperawatan Pada An. ”N” Dengan Diagnosa Medis
Appendicitis.
Hari/ Jam No
Tindakan
Tanggal Dx Respon Hasil Paraf
Keperawatan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kamis, 08.30 1 1. Mengunakan tekhnik 1 Klien
21 April komunikasi trapiutik mengungkapkan
2016 untuk mengetahui pengalaman nyeri
pengalaman nyeri yang dirasakan
klien sebelumnya
P : Intervensi dilanjutkan
105
O : - Tanda-tanda Infeksi
Dolor : nyeri pada luka
Rubor: luka terlihat mulai agak
mengering
Kalor: teraba hangat pada area luka
Fungsi Laesa: tidak bisa bergerak
dengan bebas.
P : Intervensi dilanjutkan
P : Intervensi dilanjutkan
106
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian
Pada dasarnya kesenjangan pada teori dan kenyataan yang ada tidak
terlalu jauh. Pada waktu pengkajian, pada kenyataannya lebih mudah dari
seperti C-Rective Protein, Hb, LED, pemeriksaan urin dan foto abdomen,
Selain itu, kesenjangan juga terlihat pada tanda dan gejala pada teori
dan kenyataan yang ada, pada teori salah satu tanda dan gejala yang
hal yang sama antara teori dan kenyataan yang ada. Seperti tanda dan
gejala yang dikeluhkan oleh klien dimana klien mengeluh nyeri pada luka
post Appendictomy.
diagnosa keperawatan yang ada pada teori bisa muncul pada saat
muntah
Post operasi
muntah.
108
kasus adalah :
pola nutrisi klien baik, tidak ada tanda-tanda seperti tidak ada nafsu
makanan.
BAB 5
Bab ini merupakan bab terakhir dari penyusunan karya tulis ilmiah yang
penulis susun selama ini, dimana berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya,
proses keperawatan, baik untuk perawat sendiri, rumah sakit, institusi pendidikan
5.1. Kesimpulan
5.1.1 Pengkajian
pemeriksaan penunjang,.
111
saat itu.
112
Respirasi : 24x/menit
5.2 Saran
berikut:
NTB
yang optimal.
digeneralisasikan.
115
DAFTAR PUSTAKA
Yogyakarta:NuhaMedika
Majid, Abdul & Agus Sarwo Prayogi (2013). Buku Pintar Perawatan Pasien.
Yogyakarta : KDT
Nurarif, Amin Huda & Hardhi Kusuma (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Jogjakarta : Mediaction
Medika
Sjmsuhidrajat,R.dan Wim de jong 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah ,Edisi revisi. CGC
: Jakarta.
Sjmsuhidrayat, 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah ,Edisi revisi. CGC : Jakarta.
Jakarta