AGUSTINUS HAMONANGAN
NIRM : 15003
Disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar Ahli Madya
Keperawatan
AGUSTINUS HAMONANGAN
NIRM : 15003
bahwa Karya Tulis Ilmiah ini, saya susun tanpa tindak plagiarisme sesuai
Jika dikemudian hari ternyata saya melakukan tindakan plagiarisme, saya akan
Pembuat Pernyataan
Agustinus Hamonangan
NIRM 15003
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah oleh Agustinus Hamonangan, NIRM 15003, dengan judul
Pembimbing I Pembimbing II
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Intervensi Teknik Relaksasi Benson Dalam Mengurangi Nyeri Pada Pasien Post
Dewan Penguji
Penguji III
Penguji I Penguji II
Mengetahui
Direktur Akademi Keperawatan PELNI Jakarta
Tini Wartini,SPd,S.Kep.,MKM
NIDNHandayani.,S.Kp.,M.Kep.,MM
Buntar : 0328016003
NIDN. 030.405.67.03
iii
Akademi Keperawatan PELNI Jakarta
iv
Nursing Academy of PELNI Jakarta
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur Peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karunia-Nya, sehingga Peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan
judul “Analisis Intervensi Teknik Relaksasi Benson dalam Mengurangi Nyeri pada
Pasien Post Operasi Appendik di Rumah Sakit PELNI Jakarta”. Penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan kali ini Peneliti mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat :
1. Dr. dr. Fathema Djan Rachmat, Sp. B, BTKV (K), Direktur Utama Rumah
PELNI Jakarta
PELNI Jakarta.
6. Tini Wartini S.Pd S.Kep MKM, pembimbing KTI dan Penguji Akademi
7. Seluruh Dosen dan Para Staff Civitas Akademi Keperawatan PELNI Jakarta.
8. Haryani, Ns, S.Kep, Kepala Ruangan dan Clinical Instructor Ruangan Melati
vi
10. Orang tua yang saya cintai, dan selalu memberikan support dan doa-doa yang
tiada henti, sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan
12. Para Sahabat Saya “Stupid Boy” yang selalu mendukung, menyupport dan
PELNI.
13. Orang-orang yang masih atau pernah mendampingi, menemani saya sampai
menyelesaikan KTI.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, untuk itu
Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi Peneliti dan para pembaca.
Peneliti
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................... iv
viii
2.1.6 Penatalaksanaan Medis Penyakit Apendisitis .............................................. 10
ix
4.3 Fokus Studi Kasus ........................................................................................... 35
Daftar Lampiran………………………………………………………………...52
x
DAFTAR BAGAN
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
DENGAN APPENDIK……………………………………………………….…57
BENSON…………………………………………………………………………63
1
BAB I
PENDAHULUAN
Apendiks adalah organ tambahan kecil yang menyerupai jari, melekat pada
10-17 tahun di Amerika Serikat. Apabila dirata-rata appendicitis 1,1 kasus per
gastritis dan duodenitis dan system cerna lainnya (Stefanus Satrio 2009).
Rawat Inap Rumah Sakit di Indonesia mencapai 30.703 kasus, dibagi dari
jenis kelamin laki-laki 13.920, dan perempuan 16.783 kasus, dengan pasien
2
3
PELNI Jakarta pada Tahun 2016 terdapat 48 kasus, dengan perkiraan pasien
dirawat diruang rawat inap Rumah Sakit PELNI selama 3,77 hari atau 3 - 4
hari.
Tindakan Pembedahan merupakan salah satu bentuk upaya terapi yang dapat
merupakan tabung sepanjang 1,5 cm membentang dari usus besar. Nyeri pada
Appendisitis terletak di dekat pusar atau perut bagian atas yang menjadi
dirasakan oleh Pasien. Ada dua cara penatalaksanaan nyeri yaitu terapi
nyeri selain mengubah posisi, meditasi, makan, dan membuat Pasien merasa
biasa digunakan di rumah sakit pada pasien yang sedang mengalami nyeri
atau mengalami nyeri. Dan, pada relaksasi Benson ada penambahan unsur
keyakinan dalam bentuk kata-kata yang merupakan rasa cemas yang sedang
pasien alami.
apendiksitis dari hasil penelitian dan beberapa hasil penelitian yang telah
skala nyeri menjadi skala nyeri ringan. Selain itu, teknik relaksasi benson dapat
tidur pada lansia walaupun perubahan nilai tidaklah banyak namun rata-rata
1.3 Tujuan
Tujuan Penelitian ini adalah untuk perubahan tingkat Nyeri setelah diberikan
terpi relaksasi Benson pada pasien Post-Op Appendik di Rumah Sakit PELNI
Jakarta
6
Penelitian ini dapat menjadi masukan dalam meningkatkan mutu dan kualitas
dikurangi.
Hasil karya tulis ilmiah dalam bentuk penerapan riset ini diharapkan dapat
Hasil karya tulis ilmiah dalam bentuk penerapan riset ini diharapkan dapat
TINJAUAN PUSTAKA
Apendiks adalah organ tambahan kecil yang menyerupai jari, melekat pada
Apendisitis adalah inflamasi akut pada apendiks yang terletak pada kuadran
penyebab abdomen akut yang paling sering (Arif Mansjoer dkk, 2000).
Apendisitis adalah kondisi di mana infeksi terjadi di umbai cacing, dalam kasus
terawat, angka kematian cukup tinggi, dikarenakan oleh peritonitis dan shock
7
8
dapat di lakukan dengan anestesi umum atau pun dengan anestesi spinal dan
dilakukan insisi pada abdomen bawah. Selain itu, dapat juga dilakukan dengan
metode baru yang sangat efektif yaitu dengan laparoskopi (Smeltzer & Bare
2002).
2.1.2 Etiologi
penyebab lain yang diduga dapat menimbulkan apendisitis ialah erosi mukosa
2.1.3 Patofisiologi
menyebabkan edema, diapedesis bakteri dan ulserasi mukosa. Pada saat inilah
Bila sekresi mukus berlanjut, tekanan akan terus meningkat dan menyebabkan
supuratif akut. Bila aliran arteri terganggu akan terjadi infark dinding apendiks
yang diikuti dengan gangren. Stadium ini disebut apendisitis gangrenosa. Bila
dinding apendiks yang rapuh tersebut pecah maka akan terjadi apendisitis
perforasi.
Ditentukan oleh posisi dari apendiks dan apakah apendiks mengalami ruptur.
100C. Posisi yang nyaman bagi pasien adalah posisi seperti fetus atau
kekakuan otot (defense muskular), dan nyeri lepas pada titik McBurney
Tanda Rovsing (nyeri kuadran kanan bawah dengan palpasi dalam kuadran kiri
kanan pasien diekstensikan pada saat berbaring pada sisi kiri ) memperlihatkan
(rotasi interna pasif dari paha kanan yang difleksikan dengan pasien dalam
2.1.5 Komplikasi
2.1.5.1 Perforasi
kuadran kanan bawah dengan tanda peritonitis umum atau abses yang
2.1.5.2 Peritonitis
Peritonitis umum terapi spesifik yang dilakukan adalah dengan menutup asal
luas.
dan penggunaan metode pembedahan yang lakukan yaitu bedah terbuka atau
hal Appendik tidak ada tata laksana keperawatan khusus yang diberikan pada
pasien apendisitis, adapun tindakan non medis yang diberikan adalah persiapan
bahwa tes darah, cek urin, rontgen, dan puasa sudah dilaksanakan.
perawatan luka jahitan dan mobilisasi pasien secara teratur untuk mencegah
dekubitus.
2.1.6.2.1 Observasi
Dalam 8-12 jam setelah timbulnya keluhan, tanda dan gejala apendisitis
darah diulang secara periodik. Foto abdomen dan toraks tegak dilakukan
2.1.6.2.1.2 Antibiotik
Apendiktomi dapat dilakukan dibawah anestesi umum atau spinal dengan insisi
abdomen bawah atau dengan laparoskopi yang merupakan metode terbaru yang
sangat efektif.
sonde lambung bila pasien telah sadar, sehingga aspirasi cairan lambung dapat
dicegah. Baringkan pasien dalam posisi fowler. Pasien dikatakan baik bila
dalam 12 jam tidak terjadi gangguan. Selama itu pasien dipuasakan. Bila
sampai fungsi usus kembali normal. 17 Untuk nutrisi pasien dapat diberikan
minum mulai 15ml/ jam selama 4-5 jam, lalu dinaikan menjadi 30ml/jam.
makanan lunak. Satu hari berikutnya pasien dianjurkan untuk duduk tegak di
tempat tidur selama 2 x 30 menit. Pada hari kedua pasien dapat berdiri dan
duduk diluar kamar. Dan pada hari ketujuh jahitan dapat diangkat dan pasien
diperbolehkan pulang.
13
Relaksasi adalah sebuah keadaan dimana seseorang terbebas dari tekanan dan
terintegrasi dan juga mengganggu bagian dari kesadaran yang dikenal sebagai
2.2.2.1 Relaksasi otot, relaksasi ini bertujuan untuk mengurangi nyeri ketegangan
dan nyeri dengan cara melemaskan otot-otot badan, dimulai dari otot ibu jari
2.2.2.2 Relaksasi kesadaran indra dalam kondisi rileks, pasien diberi perintah-
oleh pasien dengan memejamkan mata dan bernafas dengan perlahan dan
hati dan lambat bersama setiap inhalasi “hirup, dua, tiga” dan ekshalasi
mengajarkan teknik ini, akan sangat membantu bila menghitung dengan keras
tidur tenang dalam posisi nyaman dan rileks, memejamkan mata dan bernafas
dengan perlahan dan nyaman. Irama yang konstan dapat dipertahankan dengan
menghitung dalam hati dan lambat bersama setiap inhalasi “hirup, dua, tiga”
dan ekshalasi “hembuskan, dua, tiga (sambil mengucap dengan nama Tuhan),
orang. Rasa nyeri dapat menjadi peringatan terhadap adanya ancaman yang
bersifat aktual maupun potensial, namun nyeri bersifat subyektif dan sangat
15
Nyeri merupakan cara tubuh untuk memberitahu kita bahwa terjadi sesuatu
yang salah, nyeri bekerja sebagai suatu system alam yang merupakan sinyal
menyakitkan kita, dengan cara ini melindungi kita dari keadaan yang
berbahaya. Alasan ini nyeri seharusnya ditangani secara serius (Guide, 2007).
Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cidera akut penyakit, atau
intervensi bedah dan memiliki awitan yang cepat, dengan intensitas yang
bervariasi (ringan sampai berat) dan berlangsung untuk waktu singkat. Untuk
tujuan definisi, nyeri akut dapat dijelaskan sebagai nyeri yang berlangsung
dari beberapa detik hingga enam bulan. Fungsi nyeri akut ialah member
peringatan akan suatu cidera atau penyakit yang akan datang. Nyeri akut akan
atau tanpa pengobatan setelah keadaan pulih pada area yang terjadi
omset yang tiba-tiba dan berlokalisasi. Nyeri ini biasanya disebabkan trauma
bedah atau inflamasi. Kebanyakan orang pernah mengalami nyeri sejenis ini,
seperti pada saat sakit kepala, sakit gigi, terbakar, tertusuk duri, persalinan,
Nyeri akut terkadang desertai oleh aktifitas system saraf simpatis yang akan
mengalami nyeri akut biasanya juga akan memperlihatkan respon emosi dan
menyeringai.
McCaffery (1986) dalam Potter & Perry (2006) nyeri kronik adalah nyeri
konstan atau interminten yang menetap suatu panjang waktu. Nyeri kronik
berlangsung lebih dari 6 bulan. Nyeri kronik tidak dapat mempunyai awitan
yang ditetapkan dengan tepat dan sering sulit untuk diobati karena biasanya
nyeri ini tidak memberikan respon terhadap pengobatan yang diarahkan pada
nonmalignan dan malignan (Potter & Perry, 2006). Shceman (2009) dalam
Potter & Perry (2006) nyeri kronik nonmalignan merupakan nyeri yang
timbul akibat cidera jaringan yang progresif atau yang menyembuh, biasa
timbul tanpa penyebab yang jelas misalnya nyeri pinggang bawah, nyeri yang
Potter & Perry (2006). Nyeri kronik malignan yang disebut juga nyeri kanker
perubahan pada syaraf. Perubahan ini terjadi biasa karena penekanan pada
maupun pengaruh zat-zat kimia yang dihasilkan oleh kanker itu sendiri.
yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda.
pengukuran dengan teknik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti
Nyeri adalah masalah yang sering kita temui pada pasien. Hampir setiap
pasien dapat digunakan berbagai macam indikator atau skala, salah satu
Sumber: Keperawatanskalawajah.blogspot.com
Keterangan:
Ekspresi wajah 1 : Tidak merasa nyeri sama sekali
Ekspresi wajah 2 : Nyeri hanya sedikit/ ringan
Ekspresi wajah 3 : Sedikit lebih nyeri
Ekspresi wajah 4 : Jauh lebih nyeri/nyeri yang hebat
Ekspresi wajah 5 : Nyeri yang sangat hebat tetapi bisa di control
Ekspersi wajah 6 : Sangat nyeri luar biasa hingga penderita menangis
Sumber: Keperawatanskalawajah.blogspot.com
Skala analog visual (Visual Analog Scale, VAS) adalah suatu garis lurus/
menerus dan pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya. Skala ini member
19
pada di paksa memilih satu kata atau angka (Potter & Perry, 2006).
Sumber: Keperawatanskalawajah.blogspot.com
Dalam hal ini pasien menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10. Skala
Sumber: Keperawatanskalawajah.blogspot.com
digunakan sebagai pengganti untuk laporan verbal dari nyeri pada pasien
Pada saat impuls nyeri naik ke medulla spinalis menuju ke batang otak dan
respon stress. Stimulasi pada cabang simpatis pada system saraf otonom
dalam atau viseral maka system saraf simpatis akan menghasilkan suatu aksi
akibat nyeri.
2.3.2.5.4 Meminimalkan reaksi yang tak diinginakan atau intoleransi terhadap terapi
nyeri.
Nyeri
Rehabilitasi
Subjek 1 Subjek 2
Pada bab ini Penelitian ini menguraikan tentang rancangan Penelitian, subyek
pengumpulan data, lokasi dan waktu Penelitian, penyajian data, dan etika
komunitas atau institusi. Desain dari studi kasus tergantung dari keadaan kasus
dipilih secara acak. Pada Penelitian ini, Peneliti melakukan intervensi hasil
perubahan nilai kekuatan otot ekstremitas atas pada pasien Appendik dengan
perawatan.
24
25
2010).
pertimbangan tertentu.
Kriteria inklusi adalah karakteistik umum subyek Penelitian dari suatu populasi
3.3.1.1 Pasien yang sedang menjalani rawat inap dan setelah dilakukan operasi
Appendiktomi.
Fokus studi adalah kajian utama dari masalah yang akan dijadikan titik acuan
penelitian. Fokus studi dari penelitian ini adalah “penurunan tingkat nyeri pada
Benson.
27
mengalami nyeri
atau mengalami
kecemasan. Dan,
pada relaksasi
Benson ada
penambahan unsur
keyakinan dalam
bentuk kata-kata
pasien alami.
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, teknik yang
3.7.1 Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi yang
pasien tersebut.
3.7.2.1.3 Peneliti menyampaikan ijin penelitian kepada kepala ruangan dan perawat
3.7.2.2.2 Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan
kepala ruangan
3.7.2.2.4 Mencari atau memilih calon subyek penelitian yang sesuai dengan kriteria
3.7.2.2.6 Meminta persetujuan dari calon subyek penelitian untuk bersedia dan
Penelitian ini akan dilakukan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit PELNI
kali sehari (Pagi dan Sore), dari tanggal 16 Juli 2018 sampai tanggal 21 Juli
responden sesuai kriteria inklusi bersama kepala Ruangan Rawat Inap Rumah
dan kepala Ruangan Rawat Inap diperoleh 2 orang calon responden yang
selama proses pengambilan data ini responden tidak dipungut biaya. Semua
keperluan data yang membutuhkan biaya dalam Penelitian ini ditanggung oleh
perubahan nilai nyeri pada responden. Peneliti mengamati nilai nyeri selama 3
responden sebelum dan sesudah terapi relaksasi Benson aktif dan mencatat
2003).
antara dua pihak, apakah pasein setuju atau tidak menjadi responden untuk
3.10.2 Anonimity
3.10.3 Confidentiality
menjadi subyek ataupun tidak tanpa adanya sangsi apapun atau akan
Pada bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan dari sebuah penelitian mengenai
“Analisis Intervensi Teknik Relaksasi Benson dalam Mengurangi Nyeri pada Pasien
Post-Op Appendik di Rumah Sakit PELNI Jakarta”. Penelitian ini dilakukan mulai
tanggal 9 Juli -15 Juli 2018 pada dua orang subyek yaitu Subyek 1 dan Subyek 2.
Penelitian studi kasus ini dilakukan di Rumah Sakit PELNI Jakara yang
beralamat di Jln. KS Tubun No 92-94 Jakarta Barat. Rumah Sakit ini memiliki
beberapa fasilitas, seperti IGD, Ruang Perawatan, Kamar Bedah, Poli Klinik, CT
Ruang Hemodialisa, Farmasi, Instalasi Gizi Rumah Sakit, Fisioterapi dan sarana
Ibadah.
Penelitian ini dilakukan di Ruangan Melati Rumah Sakit PELNI pada Subyek 1
dan Subyek 2 dikelas satu yang berisi 51 Pasien yang terdiri dari 25 Kamar dan
33
34
4.2.1 Subyek 1
Al Amin RT/RW 007/003 Kel Pagar Agung, Kec Lahat, Sumatera Selatan, memiliki
pekerjaan Karyawan Swasta, merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, tinggal
dikost didaerah Slipi Petamburan. Saat ini Subyek 1 menjalani rawat inap di ruang
Melati, memiliki tinggi badan 170 cm, berat badan 55 kg, berambut hitam, kulit sawo
matang, berpenampilan rapi, dan idak memiliki cacat fisik. Berdasarkan pengamatan,
Subyek 1 tampak ramah dan kooperatif, ekspresi wajah Pasien tampak meringis
seperti menahan nyeri saat dilakukan wawancara lebih sering yang menjawab oleh
subyek 1 mengeluh nyeri di abdomen, nyeri terasa seperti berdenyut dan tertusuk,
skala nyeri 5-6 dan timbul ketika Pasien merubah posisi, wajah Pasien terlihat
4.2.2. Subyek II
Lontar Atas Rt 02 RW 012, Kel Kebon Melati, Kec Tanah Abang, Jakarta Pusat,
memiliki pekerjaan Mahasiswa, merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, tinggal
serumah dengan orang tua dan saudaranya. Saat ini Subyek II menjalani rawat inap
di ruang Melati, memiliki tinggi badan 160 cm, berat badan 58 kg, berambut hitam,
kulit sawo matang, berpenampilan rapi, dan tidak memiliki cacat fisik. Berdasarkan
pengamatan, Subyek II tampak diam dan kooperatif, ekspresi wajah Pasien tampak
35
meringis seperti menahan nyeri saat dilakukan wawancara lebih sering yang
berdenyut dan tertusuk, skala nyeri 5-6 dan timbul ketika Pasien merubah posisi,
Studi kasus ini memaparkan tentang Upaya Mengurangi Nyeri pada Pasien
Appendisitis yang difokuskan pada intervensi dan sesudah intervensi berupa tekanan
darah, Suhu, Pernafasan, Nadi, Skala Nyeri, Haluaran Drain. Hasil Studi Kasus akan
4.3.1.1 Subyek 1
abdomen, nyeri seperti berdenyut dan tertusuk, skala nyeri 6 dan timbul ketika
Pasien merubah posisi, wajah Pasien terlihat meringis dan gelisah. Keluhan yang
pada abdomen. Pasien belum bisa kentut dan perutnya belum kembung. Pasien
mengalami kelemahan dikedua belah kaki. Pasien mengatasi nyeri dengan tidur dan
minum obat. Keadaan luka operasi masih ada pendarahan didaerah bekas luka post-
Pasien terpasang nasal kanul 3 Liter/ Menit. Tanda-tanda vital 122/68 mmHg, N
89x/m, Suhu 38,1, P 20x/m. Haluaran Drain Warna Merah sebanyak 150 cc. Subyek
36
berulang lebih dari 3 kali dalam satu hati. Nyeri timbul 3-4 menit. Keadaan Luka
Masih Belum Kering. Klien masih tirah baring belum diperbolehkan pergi dari
4.3.1.2 Subyek II
abdomen, nyeri seperti berdenyut dan tertusuk, skala nyeri 5 dan timbul ketika
Pasien merubah posisi, wajah Pasien terlihat meringis dan gelisah. Keluhan yang
dirasakan pasien seperti tertekan, penyebaran luka operasi appendik terletak pada
abdomen. Pasien belum bisa kentut dan perutnya belum kembung. Pasien mengalami
kelemahan dikedua belah kaki. Pasien mengatasi nyeri dengan tidur dan minum obat.
Keadaan luka operasi masih ada pendarahan didaerah bekas luka post-op. Obat-
Tanda-tanda vital 110/70 mmHg, N 86 x/m, Suhu 37,3 , P 18x/m. Haluaran Drain
Warna Merah sebanyak 50 cc. Subyek 1 mengalami keluhan nyeri diabdomen bawah
sudah 1 minggu. . Nyeri berulang lebih dari 3-4 kali dalam satu hati. Nyeri timbul 3-
4 menit. Keadaan Luka Masih Belum Kering. Klien masih tirah baring belum
Kegiatan ini dilakukan selama tiga hari, dalam 2 kali intervensi sehari pada setiap
subyek.
37
Tindakan Apa yang dilakukan, Meminta persetujuan Pasien atau Informed Consent.
memberikan Privasi Pasien dan Tampilkan Video cara melakukan teknik relaksasi.
tidur yang terlentang atau bisa duduk pada kursi, yang dirasakan paling nyaman.
Pasien memejamkan mata dengan pelan tidak perlu dipaksakan sehingga tidak ada
ketegangan otot sekitar mata. Menarik Nafas perlahan dan teratur. Secara bersamaan
ulangi. Mengendurkan otot – otot serileks mungkin, mulai dari kaki, betis, paha,
perut dan lanjutkan kesemua otot tubuh. Melemaskan kepala, leher dan pundak
dengan memutar kepala dan mengangkat pundak perlahan – lahan, tangan dan
lengan, diulurkan, kemudian kendorkan dan biarkan terkulai wajar di sisi badan.
Usahakan agar tetap rileks. Mulai lah bernafas yang lambat dan wajar, dan ucapkan
dalam hati frase atau kata sesuai keyakinan anda. Sebagi contoh anda menggunkan
frase yaa Allah. Pada saat mengambil nafas seratu dengan mengucapkan Allah dalam
hati. Sambil terus melakukan nomor 5 ini, lemasakn seluruh tubuh disertai dengan
sikap pasrah kepada Allah. Sikap ini menggambarkan sikap pasif yang diperlukan
dalam relaksasi, dari sikap pasif akan muncul efek relaksasi yaitu ketenangan. Kata
atau kaliamat yang di ucapkan dapat diubah dan disesuaikan dengan keyakinan klien.
Teruskan selama 15 menit, anda diperbolehkan membuka mata untuk melihat waktu
tetapi jangan menggunakan alarm. Bila sudah selesai, tetap berbaring dengan tenang
beberapa menit, mula – mula mata terpejam dan sesudah itu mata dibuka Saat Usai
jangan langsung berdiri. Teruskan duduk tenang selama 1 menit atau lebih.
Kemudian, bukalah mata secara perlahan. Duduk Lagi Selama 1 Menit. Latihan ini
38
dilakukan 1 hari sekali. Kontrak Waktu Yang akan Datang dan Ucapkan Salam
Penutup
4.3.3.1 Subyek 1
Kesimpulan dan Analisa data yang didapat dari hari pertama subyek I mau dan
mampu melakukan Teknik relaksasi Benson dengan gerakan yang pelan dan
Kesimpulan dan Analisa data yang didapat dari hari kedua subyek I mau dan mampu
melakukan Teknik relaksasi Benson secara mandiri dan kemajuan yang didapat
Kesimpulan dan Analisa data yang didapat dari hari ketiga subyek I mau dan mampu
melakukan Teknik relaksasi Benson secara mandiri, skala nyeri 0-1 dan kemajuan
Dalam studi selama tiga hari penelitian dan enam kali pertemuan dapat mengevaluasi
hasil dari inervensi Teknik relaksasi benson, sebelum tindakan intervensi Teknik
relaksasi benson. Subyek 1 masih mengeluh nyeri datang saat klien merubah posisi,
sperti tertusuk diarea abdomen bawah , skala nyeri 5, hasil observasi kesadaran
110/70 mmHg, N 86 x/m, Suhu 37,3 C, P 18x/m. Setelah dilakukan Teknik relaksasi
39
Benson Subyek 1 mengalami penurunan skala nyeri dengan mengatakan nyeri sudah
hilang pada intervensi keenam , hari ketiga, klien hanya merasa sedikit pusing dan
lemas karena tirah baring yang lama, hasil observasi kesadaran compos mentis, klien
terlihat tenang, haluaran drain sudah tidak ada karena sudah dilepas, TD vital 115/82
4.3.3.2 Subyek II
Evaluasi:
Kesimpulan dan Analisa data yang didapat dari hari pertama subyek I mau dan
mampu melakukan Teknik relaksasi Benson dengan gerakan yang pelan dan
Kesimpulan dan Analisa data yang didapat dari hari kedua subyek I mau dan mampu
melakukan Teknik relaksasi Benson secara mandiri dan kemajuan yang didapat
Kesimpulan dan Analisa data yang didapat dari hari ketiga subyek I mau dan mampu
melakukan Teknik relaksasi Benson secara mandiri, skala nyeri 0-1 dan kemajuan
Dalam studi selama tiga hari penelitian dan enam kali pertemuan dapat mengevaluasi
hasil dari inervensi Teknik relaksasi benson, sebelum tindakan intervensi Teknik
relaksasi benson. Subyek 1 masih mengeluh nyeri datang saat klien merubah posisi,
sperti tertusuk diarea abdomen bawah , skala nyeri 6, hasil observasi kesadaran
40
mmHg, N 89x/m, Suhu 37,3, P 18x/m. Setelah dilakukan Teknik relaksasi Benson
Subyek 1 mengalami penurunan skala nyeri dengan mengatakan nyeri sudah hilang
pada intervensi kelima, hari ketiga, klien hanya merasa sedikit pusing dan lemas
karena tirah baring yang lama, hasil observasi kesadaran compos mentis, klien
terlihat tenang dan rileks, haluaran drain sudah tidak ada karena sudah dilepas, Tanda
4.3.4.1 Subyek 1
Tabel 4.3 perbandingan kondisi klien sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pada
subyek 1
0
Intervensi 1 Intervensi 2 Intervensi 3 Intervensi 4 Intervensi 5 Intervensi 6
120
100
80
60
40
20
0
Intervensi 1 Intervensi 2 Intervensi 3 Intervensi 4 Intervensi 5 Intervensi 6
Sistole Pre Intervensi Diastole Pre Intervensi Sistole Post Intervensi Diastole Post intervensi
Pada hari pertama, pertemuan pertama peneliti bertemu dengan pasien dan
memperkenalkan diri dan maksud serta tujuan dari tekhnik relaksasi benson. Pasien
bersedia mau melakukan Teknik relaksasi Benson. Pasien mengatakan Nyeri di area
luka operasi Abdomen, Nyeri terasa seperti berdenyut dan tertusuk, skala nyeri 5-6
dan timbul ketika Pasien merubah posisi. Peneliti melakukan pemeriksaan tanda-
tanda vital dengan hasil: TD 110/70 mmHg, N 86 x/m, Suhu 37,3, P 18x/m. Haluaran
Drain Warna Merah 100 cc. Wajah Pasien terlihat sedikit meringis kesakitan dan
lemas. Kemajuan yang didapat Skala Nyeri berkurang menjadi 5, Tanda-tanda vital
TD 110/70 mmHg, N 89x/m, Suhu 37,3, P 18x/m. Haluaran Drain Warna Merah.
Pada hari pertama pertemuan kedua. Peneliti mengajarkan kembali pasien melakukan
Teknik relaksasi Benson saat nyeri datang, skala nyeri 4-5 dan timbul ketika Pasien
merubah posisi. Tanda-tanda vital 111/70 mmHg, N 82x/m, Suhu 36,6, P 19x/m.
Haluaran Drain Warna Merah. Kemajuan yang Didapat Skala Nyeri menurun
menjadi 4, Tanda- Tanda Vital TD 111/70 mmHg, N 82x/m, Suhu 36,6, P 19x/m
Haluaran Drain Warna Merah. Pasien terlihat lebih tenang dan rileks.
Kesimpulan dan Analisa data yang didapat dari hari pertama subyek I mau dan
mampu melakukan Teknik relaksasi Benson dengan gerakan yang pelan dan
Pada hari kedua pertemuan ketiga. Peneliti mengajarkan kembali pasien melakukan
Teknik relaksasi Benson saat nyeri datang Pasien melakukan Teknik relaksasi
Benson saat nyeri datang, skala nyeri 4 dan timbul ketika Pasien merubah posisi.
Tanda-tanda vital 110/70 mmHg, N 80x/m, Suhu 36,2, P 19x/m. Haluaran Drain
Warna Merah. Kemajuan yang didapat Skala Nyeri menurun menjadi 3 Tanda-tanda
vital 110/70 mmHg, N 80x/m, Suhu 36,2, P 19x/m. Haluaran Drain Warna Merah.
melakukan Teknik relaksasi Benson saat nyeri datang Pasien melakukan Teknik
relaksasi Benson saat nyeri datang, Pasien melakukan Teknik relaksasi Benson saat
nyeri datang, skala nyeri 3-4 dan timbul ketika Pasien merubah posisi. Tanda-tanda
vital 111/74 mmHg, N 81 x/m, Suhu 36,1, P 19x/m. Haluaran Drain Warna Merah.
Kemajuan yang didapat Skala nyeri menurun menjadi 2 Tanda-tanda vital 111`/74
43
mmHg, N 81 x/m, Suhu 36,1, P 19x/m.. Haluaran Drain Warna Merah. Pasien
Kesimpulan dan Analisa data yang didapat dari hari kedua subyek I mau dan mampu
melakukan Teknik relaksasi Benson secara mandiri dan kemajuan yang didapat
Pada hari ketiga pertemuan kelima. Peneliti mengajarkan kembali pasien melakukan
Teknik relaksasi Benson saat nyeri datang Pasien melakukan Teknik relaksasi
Benson saat nyeri datang,Pasien melakukan Teknik relaksasi Benson saat nyeri
datang, skala nyeri 2-3 dan timbul ketika Pasien merubah posisi. Tanda-tanda vital
101/60 mmHg, N 84x/m, Suhu 36,7, P 18x/m. Drain Sudah Dilepas. Kemajuan yang
didapat Skala Nyeri menurun menjadi 1 Tanda-tanda vital 101/60 mmHg, N 84x/m,
Pada hari ketiga pertemuan kelima. Peneliti mengajarkan kembali pasien melakukan
Teknik relaksasi Benson saat nyeri datang Pasien melakukan Teknik relaksasi
Benson saat nyeri datang, Pasien melakukan Teknik relaksasi Benson saat nyeri
datang, skala nyeri 1 dan timbul ketika Pasien merubah posisi. Tanda-tanda vital
115/82 mmHg, N 85 x/m, Suhu 36,5, P 18x/m. Kemajuan yang didapat Tidak Ada
Nyeri atau nyeri ringan hanya ada rasa sedikit pusing jika berdiri dan berjalan karena
terlalu tidur yang terlama. Tanda-tanda vital 115/82 mmHg, N 85 x/m, Suhu 36,5, P
18x/m.
44
Kesimpulan dan Analisa data yang didapat dari hari ketiga subyek I mau dan mampu
melakukan Teknik relaksasi Benson secara mandiri, skala nyeri 0-1 dan kemajuan
4.3.4.2 Subyek 2
Perbandingan Kondisi Klien sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pada subyek
II
0
Intervensi 1 Intervensi 2 Intervensi 3 Intervensi 4 Intervensi 5 Intervensi 6
120
100
80
60
40
20
0
Intervensi 1 Intervensi 2 Intervensi 3 Intervensi 4 Intervensi 5 Intervensi 6
Sistole Pre Intervensi Diastole Pre Intervensi Sistole Post Intervensi Diastole Post intervensi
4.3.2.2 Subyek II
Pada hari pertama, pertemuan pertama peneliti bertemu dengan pasien dan
memperkenalkan diri dan maksud serta tujuan dari tekhnik relaksasi benson. Pasien
bersedia mau melakukan Teknik relaksasi Benson. Pasien bersedia mau melakukan
Teknik relaksasi Benson. Nyeri di area luka operasi Abdomen. Nyeri terasa seperti
berdenyut dan tertusuk, skala nyeri 6 dan timbul ketika Pasien merubah posisi.
Tanda-tanda vital 122/68 mmHg, N 89x/m, Suhu 38,1, P 20x/m. Haluaran Drain
Warna Merah 50 cc. Kemajuan Yang Didapat Skala Nyeri berkurang menjadi 5,
Tanda-tanda vital TD 122/68 mmHg, N 89x/m, Suhu 38,1, P 20x/m. Haluaran Drain
Pada hari pertama pertemuan kedua. Peneliti mengajarkan kembali pasien melakukan
Teknik relaksasi Benson saat nyeri datang, skala nyeri 4-5 dan timbul ketika Pasien
46
merubah posisi. Pasien melakukan Teknik relaksasi Benson saat nyeri datang, skala
nyeri 5 dan timbul ketika Pasien merubah posisi. Tanda-tanda vital 120/85 mmHg, N
96x/m, Suhu 37,6, P 20x/m. Haluaran Drain Warna Merah. Kemajuan Yang Didapat
Skala Nyeri menurun menjadi 4, Tanda- Tanda Vital 120/83 mmHg, N 94x/m, Suhu
37,6, P 20x/m. Haluaran Drain Warna Merah. Pasien terlihat lebih tenang dan rileks.
Kesimpulan dan Analisa data yang didapat dari hari pertama subyek I mau dan
mampu melakukan Teknik relaksasi Benson dengan gerakan yang pelan dan
Pada hari kedua pertemuan ketiga. Peneliti mengajarkan kembali pasien melakukan
Teknik relaksasi Benson saat nyeri datang Pasien melakukan Teknik relaksasi
Benson saat nyeri datang, Pasien melakukan Teknik relaksasi Benson saat nyeri
datang, skala nyeri 4 dan timbul ketika Pasien merubah posisi. Tanda-tanda vital
110/83 mmHg, N 84x/m, Suhu 37,2, P 19x/m. Haluaran Drain Warna Merah.
Kemajuan yang didapat Skala Nyeri menurun menjadi 3 Tanda-tanda vital 110/83
mmHg, N 84x/m, Suhu 37,2, P 19x/m. Haluaran Drain Warna Merah. Pasien terlihat
melakukan Teknik relaksasi Benson saat nyeri datang Pasien melakukan Teknik
relaksasi Benson saat nyeri datang, Pasien melakukan Teknik relaksasi Benson saat
nyeri datang, skala nyeri 3 dan timbul ketika Pasien merubah posisi. Tanda-tanda
vital 106/67 mmHg, N 74x/m, Suhu 36,3, P 19x/m. Haluaran Drain Warna Merah.
Kemajuan yang didapat Skala Nyeri menurun menjadi 2 Tanda-tanda vital 106/72
47
mmHg, N 74x/m, Suhu 6,3, P 19x/m. Haluaran Drain Warna Merah. Pasien terlihat
Kesimpulan dan Analisa data yang didapat dari hari kedua subyek II mau dan
mampu melakukan Teknik relaksasi Benson secara mandiri dan kemajuan yang
Pada hari ketiga pertemuan kelima. Peneliti mengajarkan kembali pasien melakukan
Teknik relaksasi Benson saat nyeri datang Pasien melakukan Teknik relaksasi
Benson saat nyeri datang, Pasien melakukan Teknik relaksasi Benson saat nyeri
datang, skala nyeri 1 dan timbul ketika Pasien merubah posisi. Tanda-tanda vital
101/60 mmHg, N 84x/m, Suhu 36,7, P 18x/m. Haluaran Drain berwarna merah.
Kemajuan Yang Skala Nyeri menurun menjadi tidak nyeri. Tanda-tanda vital 101/60
mmHg, N 84x/m, Suhu 36,7, P 18x/m.. Haluaran Drain Berwarna Merah. Pasien
Pada hari ketiga pertemuan kelima. Peneliti mengajarkan kembali pasien melakukan
Teknik relaksasi Benson saat nyeri datang Pasien melakukan Teknik relaksasi
Benson saat nyeri datang, Pasien melakukan Teknik relaksasi Benson saat nyeri
datang, skala nyeri 1 dan timbul ketika Pasien merubah posisi. Tanda-tanda vital
124/86 mmHg, N 85 x/m, Suhu 36,7, P 18x/m. Drain Sudah Dilepas.. Kemajuan
yang didapat Pasien melakukan Teknik relaksasi Benson saat nyeri datang, skala
nyeri 1 dan timbul ketika Pasien merubah posisi. Tanda-tanda vital TD 124/86
Kesimpulan dan Analisa data yang didapat dari hari ketiga subyek I mau dan
mampu melakukan Teknik relaksasi Benson secara mandiri, skala nyeri 0-1 dan
4.4 Pembahasan
Subyek 1 dan 2 telah mengalami penurunan skala nyeri dengan hasil nyeri ringan dan
sudah tidak ada nyeri, haluaran drain berwarna kemerahan, tanda-tanda vital dalam
rentang normal, lukaPost Operasi sudah kering dan ekspresi klien terlihat tenang.
Pada subyek 1 mengalami nyeri pasca bedah diberikan teknik relaksasi Benson dan
observasi tanda-tanda vital, haluaran drain dan skala nyeri. Pada subyek 1 mengalami
nyeri pasca bedah diberikan teknik relaksasi Benson dan observasi tanda-tanda vital,
haluaran drain dan skala nyeri. Hal itu disebabkan karena selama proses intervensi
pada skala nyeri. Subyek II lebih cepat mengatakan nyeri ringan pada hari ketiga,
intervensi kelima dibandingkan subyek I mengatakan nyeri ringan pada hari ketiga,
Benson.
Menurut Benson dan Proctor (2000) mengatakan selain mengurangi nyeri pasca
pernurunan terhadap konsumsi oksigen oleh tubuh dan selanjutnya otot-otot tubuh
menjadi relaks sehingga menimbulkan perasaan tenang dan nyaman. Selain itu,
relaksasi Benson berfokus pada kata atau kalimat tertentu yang diucapkan berulang
49
kali dengan ritme teratur dan disertai sikap yang pasrah pada Tuhan Yang Maha
Hasil penelitian yang dilakukan Grace dkk (2017) yang berjudul Pengaruh Teknik
Relaksasi terhadap skala nyeri pada pasienPost Operasierasi di RSUP Prof Dr R.D
Manado, menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada teknik relaksasi
benson terhadap skala nyeri pada pasienPost Operasierasi di Prof Dr R.D Manado
dengan hasil menunjukan terjadinya penurunan skala nyeri yang dipertegas oleh hasil
nilai tengah yang sebelumnya 6,50 menjadi 3,00 serta interpretasi berubah dari nyeri
sedang berubah menjadi nyeri ringan. Hal tersebut dapat membuktikan bahwa
4.5.1 Kurang mendalamnya wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Maka hal
tersebut menyebabkan data yang diperoleh menjadi kurang kuat dan kurang akurat,
4.5.3 Variasi Pemberian Terapi Analgetik. Peneliti belum dapat bisa membedakan
dengan jelas penurunan skala nyeri pasca bedah disbabkan oleh pemberian terapi
BAB V
Pada Bab ini penulis ingin memberikan kesimpulan dan saran ini tindakan
keperawatan yang telah diberikan kepada subyek 1 dan subyek II yaitu Teknik
relaksasi Benson dalam upaya penurunan skala nyeri pasca bedah Appendisitis di
5.1 Kesimpulan
Tahun.
5.1.2 Subyek I dan II mengalami penurunan skala nyeri dengan hasil nyeri ringan
dan sudah tidak ada, haluaran drain warna merah, tanda-tanda vital dalam
rentang normal, tidak ada ketegangan dikandung abdomen bawah dan ekspresi
klien terlihat tenang. Hal itu disebabkan karena selama proses intervensi kedua
5.1.3 Subyek II lebih cepat mengatakan nyeri hilang atau ringan pada intervensi hari
5.1.4 Dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa kombinasi intervensi
5.2 Saran
dilakukan pada seluruh populasi, maka perlu dilakukan penelitian yang sama
Daftar Pustaka
Barbara, Kozier. (2010). Buku Ajar Fundamental Konsep, Proses, dan Praktik
(Pamilih Eko Karyuni, Penerjemah). Jakarta : EGC
Brunner and Suddarth (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8
volume 2. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzzane C, dan Bare, Brenda G, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner dan Suddarth (Edisi 8, Vol 1,2) ( Alih Bahasa oleh Agung
Waluyo, dkk) , Jakarta : EGC
Sudoyo, A. W. (2009) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta:
InternaPublishing
Grace, Frida (2017), Pengaruh Teknik Relaksasi Benson Terhadap Skala Nyeri Pada
PasienPost Operasierasi dI RSUP. PROF. DR. R.D. KANDOU dan RS TK.III
R.W. MONGISIDI TELING Manado. Diperoleh dari
53
(https://media.neliti.com/media/publications/108176-ID-pengaruh-teknik-
relaksasi-benson-terhada.pdf) Diunduh Pada Tanggal 20 Juli 2018 jam 18.30
WIB
Gad, Datak (2008), Efektivitas Relaksasi Benson terhadap Nyeri Pasca Bedah Pada
Pasien TURP di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta. Diperoleh
Dari (http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-10/20437530-Gad%20Datak.pdf)
Diunduh Pada tanggal 20 Juli 2018 jam 18.10 WIB
JADWAL PENELITIAN
1. Pengajuan Judul
1. Penyusunan Proposal
2. Pengumpulan Proposal
3. Ujian Proposal
4. Ujian Etik
Implementasi
5.
Penelitian
Penyusunan Hasil
6.
Penelitian
54
Lampiran 2
(PSP)
1. Kami adalah Peneliti berasal dari Akademi Keperawatan PELNI Jakarta dengan
ini meminta saudara /i untuk berpartisipasi dengan sukarela dalam penelitian yang
2. Tujuan dari penelitian studi kasus ini adalah untuk Analisis Intervensi Teknik
Rumah Sakit PELNI Jakarta yang dapat memberi manfaat untuk melancarkan
Keperawatan.
penelitian ini adalah saudara /I dapat mendapat informasi baru mengenai cara
5. Nama dan jati diri saudara /i beserta seluruh informasi yang saudara sampaikan
55
6. Jika saudara membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian ini, silakan
Peneliti,
Agustinus Hamonangan
56
Lampiran 3
INFORMED CONSENT
mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang akan
Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini secara
sukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan mengundurkan
(...........................................) (............................................)
Peneliti
Agustinus Hamonangan
57
Lampiran 4
Nama Responden :
Usia :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Tanggal Pengkajian :
No Telepon :
A. Wawancara
Pertanyaan
Nyeri Sedang
Nyeri Ringan
2-3 Kali
58
1-2 Menit Lebih dari 4 Menit
4. Keluhan yang dirasakan pada saat serangan nyeri luka operasi Appendik?
Tertekan Tertusuk-tusuk
Jawaban: Abdomen
Paha
Dada
Jawaban : Sudah
Belum
Jawaban : Sudah
Belum
8. Apakah ada bagian anggota tubuh yang mengalami kelemahan, bila ada
sebelah mana?
59
10. Keadaan Luka Operasi
Antibiotik
B. PENGKAJIAN FISIK
1. TTV
No Kegiatan Hasil
1 Tekanan Darah
2 Nadi
3 Suhu
4 Pernafasan
5 Saturasi Oksigen
60
61
4 Pengukuran Nyeri
No Kegiatan Hasil
1 Provokatif
2 Qualitas
3 Region
4 Skala
5 Timing
5 Urine
No Kegiatan Hasil
1 Jumlah Urine
2 Warna
62
6 Obat-Obatan
63
Lampiran 5
Nama Responden :
Usia :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Tanggal Pengkajian :
Ya Tidak
64
paling nyaman
6 Pejamkan mata dengan pelan tidak perlu
dipaksakan sehingga tidak ada
ketegangan otot sekitar mata
7 Tarik Nafas perlahan dan teratur. Secara
bersamaan ulangi
8 Kendurkan otot – otot serileks mungkin,
mulai dari kaki, betis, paha, perut dan
lanjutkan kesemua otot tubuh.
9 Lemaskan kepala, leher dan pundak
dengan memutar kepala dan
mengangkat pundak perlahan – lahan,
tangan dan lengan, diulurkan, kemudian
kendorkan dan biarkan terkulai wajar di
sisi badan. Usahakan agar tetap rileks
10 Mulai lah bernafas yang lambat dan
wajar, dan ucapkan dalam hati frase atau
kata sesuai keyakinan anda. Sebagi
contoh anda menggunkan frase yaa
Allah.
11 Pada saat mengambil nafas seratu
dengan mengucapkan Allah dalam hati.
Sambil terus melakukan nomor 5 ini,
lemasakn seluruh tubuh disertai dengan
sikap pasrah kepada Allah.
12 Sikap ini menggambarkan sikap pasif
yang diperlukan dalam relaksasi, dari
sikap pasif akan muncul efek relaksasi
yaitu ketenangan. Kata atau kaliamat
yang di ucapkan dapat diubah dan
disesuaikan dengan keyakinan klien
12 Teruskan selama 15 menit, anda
diperbolehkan membuka mata untuk
65
melihat waktu tetapi jangan
menggunakan alarm. Bila sudah selesai,
tetap berbaring dengan tenang beberapa
menit, mula – mula mata terpejam dan
sesudah itu mata dibuka
13 Saat Usai jangan langsung berdiri.
Teruskan duduk tenang selama 1 menit
atau lebih. Kemudian, bukalah mata
secara perlahan
14 Duduk Lagi Selama 1 Menit
66
Lampiran 6
Data Klien
a. Usia ;
b. Tanggal Observasi:
c. Tanggal Operasi :
1 Tanda-Tanda Vital
1.1 Tekanan Dareh
1.2 Nadi
1.3 Suhu
1.4 Pernafasan
2 Nyeri:
1.1 Provokatif
1.2 Qualitas
1.3 Region
1.4 Skala
1.5 Timing
3 Haluaran Urine/ Drain:
1.1 Jumlah
1.2 Warna
67
Lampiran 7
PERFORMANCE ASSESSMENT
(Lembar Kerja)
Nama Responden :
Diagnosa :
Usia :
4. Leaflet
68
4 3. Memutarkan video cara Teknik
relaksasi Benson
5 Lakukan observasi pertama dan pengukuran
skala nyeri pada responden, yaitu 24 jamPost
Operasierasi appendik atau sebelum
diberikan perlakuan Teknik relaksasi Benson
6 Posisi relaksasi Benson dengan Posisi Semi
Fowler
a. Mengajarkan teknik nafas dalam
b. Menginstruksikan klien untuk
menarik nafas lewat hidung dan
mengeluarkan lewat mulut dan tahan
selama 3 detik saat sebelum
dikeluarkan
7 c. Tarik Nafas Secara Teratur. Secara
bersamaan ulangi kata dan kalimat
ini akan menjadi focus. Lakukan
berulang sambil menghembuskan
nafas
8 d. Jika ada pikiran lain yang merembes
masuk, katakana kepada diri sendiri:
“Tidak apa-apa” dan secara perlahan
lanjutkan doa dan kata focus tadi.
9 e. Lakukan selama sepuluh atau lima
belas menit
10 f. Saat usai jangan langsung berdiri.
Teruslah duduk tenang selama satu
menit atau lebih
11 g. Duduk Lagi selama 1 menit atau
lebih sebelum berdiri
12. h. Lakukan kegiatan ini minimal satu
kali sehari atau jika nyeri muncul
13. Berikan reinforcement positif atas
69
keberhasilan responden melakukan Teknik
relaksasi Benson
14. Untuk observasi kedua, lakukan identifikasi
perubahan skala nyeri responden setelah
diberikan perlakuan Teknik relaksasi Benson
15. Catat dan dokumentasikan Tindakan
70
Lampiran 8
Scale
Keterangan:
71
Lampiran 9
A. Subyek 1
72
Menurunkan relaksasi Benson saat nyeri menjadi 2 Tanda-tanda
Skala Nyeri datang, skala nyeri 3-4 dan timbul vital 111/74 mmHg, N
ketika Pasien merubah posisi. 81 x/m, Suhu 36,1, P
Tanda-tanda vital 111/74 mmHg, 19x/m.. Haluaran Drain
N 81 x/m, Suhu 36,1, P 19x/m. Warna Merah. Pasien
Haluaran Drain Warna Merah. terlihat lebih tenang dan
rileks.
5 Untuk Pasien melakukan Teknik Skala Nyeri menurun
Menurunkan relaksasi Benson saat nyeri menjadi 1 Tanda-tanda
Skala Nyeri datang, skala nyeri 2-3 dan timbul vital 101/60 mmHg, N
ketika Pasien merubah posisi. 84x/m, Suhu 36,7, P
Tanda-tanda vital 101/60 mmHg, 18x/m.. Pasien terlihat
N 84x/m, Suhu 36,7, P 18x/m. lebih tenang dan rileks.
Drain Sudah Dilepas.
6 Untuk Pasien melakukan Teknik Tidak Ada Nyeri atau
Menurunkan relaksasi Benson saat nyeri nyeri ringan hanya ada
Skala Nyeri datang, skala nyeri 1 dan timbul rasa sedikit pusing jika
ketika Pasien merubah posisi. berdiri dan berjalan
Tanda-tanda vital 115/82 mmHg, karena terlalu tidur yang
N 85 x/m, Suhu 36,5, P 18x/m. terlama. Tanda-tanda
vital 115/82 mmHg, N
85 x/m, Suhu 36,5, P
18x/m.
73
Lampiran 10
B. Subyek II
74
rileks.
4 Untuk Pasien melakukan Teknik Skala Nyeri menurun
Menurunkan relaksasi Benson saat nyeri menjadi 2 Tanda-tanda
Skala Nyeri datang, skala nyeri 3 dan timbul vital 106/72 mmHg, N
ketika Pasien merubah posisi. 74x/m, Suhu 6,3, P
Tanda-tanda vital 106/67 mmHg, 19x/m. Haluaran Drain
N 74x/m, Suhu 36,3, P 19x/m. Warna Merah. Pasien
Haluaran Drain Warna Merah. terlihat lebih tenang dan
rileks.
5 Untuk Pasien melakukan Teknik Skala Nyeri menurun
Menurunkan relaksasi Benson saat nyeri menjadi tidak nyeri.
Skala Nyeri datang, skala nyeri 1 dan timbul Tanda-tanda vital 101/60
ketika Pasien merubah posisi. mmHg, N 84x/m, Suhu
Tanda-tanda vital 101/60 mmHg, 36,7, P 18x/m.. Haluaran
N 84x/m, Suhu 36,7, P 18x/m. Drain Berwarna Merah.
Haluaran Drain berwarna merah Pasien terlihat lebih
tenang dan rileks.
6 Untuk Pasien melakukan Teknik Skala Nyeri Ringan.
Menurunkan relaksasi Benson saat nyeri Sedikit Pusing karena
Skala Nyeri datang, skala nyeri 1 dan timbul terlalu lama tidur.
ketika Pasien merubah posisi. Tanda-tanda vital 124/86
Tanda-tanda vital 124/86 mmHg, mmHg, N 85 x/m, Suhu
N 85 x/m, Suhu 36,7, P 18x/m. 36,7, P 18x/m.
Drain Sudah Dilepas.
75