PROPOSAL
EKA RAHAYU
NIRM : 16012
PROPOSAL
EKA RAHAYU
NIRM : 16012
bahwa Karya Tulis Ilmiah ini, saya susun tanpa tindak plagiarisme sesuai
Jika dikemudian hari ternyata saya melakukan tindakan plagiarisme, saya akan
Pembuat Pernyataan
Eka Rahayu
NIRM 16013
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah oleh Eka Rahayu, NIRM 16012, dengan judul “Analisis
Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Appendiktomi Di Rumah Sakit Pelni
Pembimbing I Pembimbing II
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis ilmiah Eka Rahayu NIRM 16012 dengan judul “Analisis Intervensi
Pada Pasien Post Operasi Appendiktomi Di Rumah Sakit Pelni Jakarta” telah
Dewan Penguji
Mengetahui
Direktur
NIDN.030.405.67.03
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
Jari Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Appendiktomi
Di Rumah Sakit Pelni Jakarta”. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas
dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan kali ini Peneliti mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Dr. dr. Fathema Djan Rachmat, SpB, SpBTKV (K), MPH Direktur Utama
Jakarta.
PELNI Jakarta
PELNI Jakarta.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, untuk
iv
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi Peneliti dan para
pembaca.
Peneliti
v
DAFTAR ISI
2.1.2 Etiologi.................................................................................... 9
vi
2.2.4 Penilaian Skala Nyeri .............................................................. 22
3.9 Analisis Data dan Penyajian Data................. Error! Bookmark not defined.
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.6……………………………………….………………………………....33
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 …………………………………………………………………..41
Lampiran 2 ………………………………………………………..…………42
Lampiran 3 …………………………………………………………………..44
Lampiran 4 ………………………………………………………..…………45
Lampiran 5 …………………………………………………………………..47
Lampiran 6 …………………………………………………………………..49
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Gejala awal apendisitis akut tersering adanya nyeri atau rasa tidak enak di
sekitar umbilikus yang berlangsung lebih dari 1 atau 2 hari. Dalam beberapa
jam nyeri bergeser ke kuadran kanan bawah dengan disertai anoreksia, mual
dan muntah. Dapat juga terjadi nyeri tekan disekitar titik Mc Burney.
Kemudian timbul spasme otot dan nyeri tekan lepas. Apabila terjadi ruptur
pada apendiks, tanda perforasi dapat berupa nyeri tekan dan spasme (Price.S,
2012)
dilaporkan pada rentang usia 20-30 tahun, hal ini diakibat pola makan atau
kurangnya konsumsi makannan berserat, pada anak kurang dari satu tahun
jarang ditemukan, sedangkan pada usia lebih dari 60 tahun berkisar antara
1
2
dan sekitar 10.000 jiwa pada perempuan. Di amerika serikat terdapat 70.000
apendiksitis akut merupakan salah satu penyebab dari akut abdomen dan
Nyeri terjadi akibat luka insisi, penarikan, manipulasi jaringan serta organ.
Nyeri juga dapat terjadi akibat stimulasi ujung serabut saraf oleh zat-zat kimia
ada penekanan, spasme otot, atau edema, trauma pada serabut kulit
Pasca pembedahan (pasca operasi) pasien merasakan nyeri hebat dan 75%
yang tidak adekuat (Novarizki, 2009). Bila pasien mengeluh nyeri maka
hanya satu yang mereka inginkan yaitu mengurangi rasa nyeri. Hal itu wajar,
pengelolaan yang tidak adekuat (Zulaik, 2008). Tingkat dan keparahan nyeri
pasca operatif tergantung pada fisiologis dan psikologis individu dan toleransi
yang ditimbulkan nyeri (Brunner & Suddart, 2002). Perawat berperan dalam
perawat dalam berbagai strategi penanganan rasa nyeri adalah hal yang sangat
non farmakologis untuk menghilangkan rasa nyeri ketika merawat pasien post
genggam jari.
yang dapat pula dilakukan untuk mengurangi nyeri pada pasien post op
Jyutsu. Jin Shin Jyutsu adalah akupresur jepang. Bentuk seni yang merupakan
didalam tubuh. Tangan (jari dan telapak tangan) adalah alat bantu sederhana
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pinandita (2012) dengan
yaitu ada perbedaan nilai rata-rata atau mean antara pre dan post dengan
genggam jari sebesar 6,64 dan mean sesudah diberikan teknik relaksasi
genggam jari sebesar 4,88. Perbedaan rata-rata intensitas nyeri pre test dan
post test pada kelompok eksperimen adalah 1.764, dengan p-value – 0,000,
5
dimana nilai (p<0,05), artinya ada pengaruh dari teknik relaksasi genggam
jari terhadap penurunan intensitas nyeri pasien pasca laparatomi. Begitu juga
teknik relaksasi genggam jari terhadap perubahan skala nyeri pada pasien
kurang lebih 3-5 menit dapat mengurangi ketegangan fisik dan emosi, karena
meridian (energy channel) yang terletak pada jari tangan kita. Titik-titik
listrik menuju otak yang akan diterima dan diproses dengan cepat, lalu
anti nyeri dan teknik relaksasi. Tetapi penulis belum melihat pasien dilakukan
Jakarta”.
1.3 Tujuan
relaksasi Genggam Jari dalam upaya mengurangi nyeri pada pasien Post
Penelitian ini dapat menjadi masukan dalam meningkatkan mutu dan kualitas
mengurangi nyeri.
Penelitian ini dapat menjadi masukan dalam meningkatkan mutu dan kualitas
Hasil karya tulis ilmiah dalam bentuk penerapan riset ini diharapkan dapat
Hasil karya tulis ilmiah dalam bentuk penerapan riset ini diharapkan dapat
TINJAUAN PUSTAKA
Apendiks disebut juga umbai cacing. Istilah usus buntu yang selama ini dikenal
dan digunakan di masyarakat kurang tepat, karena yang merupakan usus buntu
2002).
Apendisitis adalah suatu proses obstruksi kemudian diikuti proses infeksi dan
8
9
2.1.2 Etiologi
(Saferi, 2013).
2.1.3 Patofisiologi
folikel limfoid, fokalit, benda asing, struktur karena fikosis akibat peradangan
ulserasi mukosa pada saat inilah terjadi apendisitis akut fokal yang ditandai
Sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat hal tersebut akan
disebut dengan apendisitis sukuratif akut. Aliran arteri terganggu akan terjadi
infark dinding apendiks yang diikuti dengan gangree, stadium ini disebut
10
dengan apendisitis gangrenosa. Bila dinding yang telah rapuh ini pecah akan
Semua proses diatas berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan akan
bergerak ke arah apendiks sehingga timbul suatu massa lokal yang disebut
Ditentukan oleh posisi dari apendiks dan apakah apendiks mengalami ruptur.
100C. Posisi yang nyaman bagi pasien adalah posisi seperti fetus atau
kekakuan otot (defense muskular), dan nyeri lepas pada titik McBurney
Tanda Rovsing (nyeri kuadran kanan bawah dengan palpasi dalam kuadran kiri
kanan pasien diekstensikan pada saat berbaring pada sisi kiri ) memperlihatkan
(rotasi interna pasif dari paha kanan yang difleksikan dengan pasien dalam
2.1.5 Komplikasi
2.1.5.1 Perforasi
kuadran kanan bawah dengan tanda peritonitis umum atau abses yang
2.1.5.2 Peritonitis
Peritonitis umum terapi spesifik yang dilakukan adalah dengan menutup asal
luas.
dan penggunaan metode pembedahan yang lakukan yaitu bedah terbuka atau
hal Appendik tidak ada tata laksana keperawatan khusus yang diberikan pada
pasien apendisitis, adapun tindakan non medis yang diberikan adalah persiapan
bahwa tes darah, cek urin, rontgen, dan puasa sudah dilaksanakan.
perawatan luka jahitan dan mobilisasi pasien secara teratur untuk mencegah
dekubitus.
mengangkat usus buntu atau umbai cacing (appendix) yang telah terinfeksi
termasuk salah satu tindakan darurat medis, pada keadaan dimana usus
membuat irisan pada bagian kanan bawah perut sepanjang 2-4 inci. Usus
13
Apendektomi terbuka harus dilakukan jika usus buntu pasien sudah pecah
bagian perut.
dengan membuat 1-3 irisan kecil di bagian kanan bawah abdomen. Setelah
tabung tipis panjang yang terdiri dari kamera dan alat bedah. Pada saat
dan minum selama setidaknya 8 jam sebelum operasi. Baik sebelum dan
berlangsung. Pasien juga akan diberikan cairan intravena yang berisi obat-
4. Jika apendiks sudah pecah, bagian perut akan dibasuh menggunakan air
garam (saline).
5. Air bilasan, darah dan cairan tubuh lain di sekitar area yang dioperasi,
6. Setelah operasi selesai dilakukan, otot perut dan irisan pada kulit akan
berikut:
1. Dibuat irisan kecil di bagian kanan bawah perut. Irisan dapat dibuat di
usu buntu.
15
4. Usus buntu kemudian diikat dan dijahit menggunakan benang, setelah itu
5. Cairan dan darah pada rongga perut dan di sekitar lokasi yang dioperasi,
7. Setelah operasi selesai dilakukan, otot perut dan irisan pada kulit akan
Setelah operasi usus buntu dilakukan, pasien akan memiliki luka irisan
operasi yang dapat menimbulkan rasa sakit pada pasien. Dokter akan
memberikan obat penahan rasa sakit tertentu yang harus dikonsumsi rutin
2.2 Nyeri
2012).
16
didefinisikan, pengalaman personal dan subjektif, dan tidak ada dua individu
setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah
Individu ini mungkin akan lebih sedikit mentoleransi nyeri, ia ingin nyerinya
segera reda dan sebelum nyeri tersebut menjadi lebih parah. Individu yang
2.2.2.2 Kecemasan
yang memiliki andil dalam memodulasi nyeri pada susunan saraf. Hal inilah
tertentu. Penyakit yang hanya dijumpai pada jenis kelamin tertentu, terutama
yang berhubungan erat dengan alat reproduksi atau yang secara genetik
2.2.2.4 Kelelahan
nyeri akan berkurang setelah melakukan istirahat yang cukup dan liburan
2.2.2.5 Spiritual
Spiritual membuat seseorang mencari tahu makna atau arti dari nyeri yang
dirasakannya, mengapa nyeri ini terjadi pada dirinya, apa yang telah
2.2.2.6 Budaya
Faktor budaya yang mempengaruhi nyeri terdiridari (1) makna nyeri dan (2)
budaya. Seseorang akan merasa nyeri yang berbeda jika mendapatkan sebuah
Dua serat memiliki tanggung jawab utama untuk nociception, transmisi impuls
nyeri dari lokasi cedera ke tanduk dorsal kran dan otak kewanitaan, membuat
rasa sakit menjadi sensasi sadar. Serat A-delta myelinated yang besar dengan
cepat mengirimkan rasa sakit yang tajam dan terlokalisasi dengan baik. Serat
terbakar, menyebar, dan juga rasa sakit kronis. Nociceptors, ujung saraf bebas
Nosiseptor adalah ujung saraf bebas yang tersebar secara luas di seluruh tubuh.
Dapat ditemukan di perifer pada kulit, fasia, tulang periosteum, otot rangka,
peristiwa seperti kerusakan jaringan, perlukaan, invasi tumor, dan nekrosis sel;
atau tekanan yang berbahaya yang disebabkan oleh distensi pada viscera, fasia,
dustuk. Zat kimia mediator nosiseptor pada perifer antara lain bradikinin,
Nyeri merupakan suatu hal yang kompleks serta banyak mediator kimia yang
menghasilkan potensial aksi dari dua tipe neuron yang berbeda, menghasikan
persepsi dari nyeri cepat dan nyeri lambat. Nyeri cepat dihasilkan oleh saraf
kecil bermielin (serat A-delta), neuron ini membuat berbagai koneksi sinaps di
refleks menarik tangan. Koneksi sinaps yang lain mengaktivasi urutan neuron
yang melewati thalamus dan berakhir di korteks sensori, sitem limbic, dan
sensasi tajam dan terlokalisasi dan biasanya terkait dengan kerusakan pada
Sebaliknya nyeri lambat dihantarkan oleh saraf kecil tidak bermielin (serat C).
Neuron ini juga membuat banyak koneksi pada medulla spinalis, dan
Dikarakteristikan dengan kerusakan pada kulit, otot, dan organ internal serta
20
bercirikan sensasi tumpul dan terbakar. Aspek yang kurang terlokalisasi pada
nyeri lambat menghasilkan observasi bahwa nyeri berasal dari organ internal
Kornu dorsalis pada medulla spinalis adalah hantaran sinaps pertama pada jalur
nosiseptor nyeri. Dua tipe dari serat nyeri masuk lapisan yang berbeda pada
spinalis dan naik pada jalur spinotamik dan membawa sinyal nyeri ke
otak melalui berbagai jalur. Informasi sensori yang di bawa melalui saluran
secara tepat pada peta somatic pada tubuh. Sebaliknya, lokakisasi pada nyeri
21
lambat tidak begitu tepat. Lokalisasi nyeri sebenarnya dapat dihasilkan dari
serat C pada dermatoma yang sama. Aferen nosiseptif juga merupakan sinaps
di RAS, dimana mereka dapat mengatur tingkat kesadaran dan perhatian. Nyeri
denyut jantung dan frekuensi nafas. Pada akhirnya terdapat aspek emosional
yang signifikan pada nyeri, disebarkan melalui sistem limbik dan korteks
sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki myelin yang
tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada visera, persendian, dinding
arteri, hati, dan kandung empedu. Reseptor nyeri dapat memberikan respon
akibat adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi tersebut dapat berupa zat
oksigenasi. Stimulasi yang lain dapat berupa termal, listrik, atau mekanis;
impuls nyeri ke sumsum tulang belakang oleh dua jenis serabut yang bermyelin
spinal melalui akar dorsal (dorsal root) serta sinaps pada dorsal horn. Dorsal
horn terdiri atas beberapa lapisan atau laminae yang saling bertautan. Di antara
22
lapisan dua dan tiga terbentuk substantia gelatinosa yang merupakan saluran
pada interneuron dan bersambung ke jalur spinal asendens yang paling utama,
spinoreticular tract (SRT) yang membawa informasi tentang sifat dan lokasi
nyeri. Dari proses transmisi terdapat dua jalur mekanisme terjadinya nyeri,
yaitu jalur opiate dan jalur nonopiate. Jalur opiate ditandai oleh pertemuan
reseptor pada otak yang terdiri atas jalur spinal desenden dari thalamus yang
melalui otak tengah dan medula ke tanduk dorsal dari sumsum tulang belakang
(2012)).
nyeri dalamintensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang
sendiri, namun pengukuran dengan teknik ini juga tidak dapat memberikan
gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri (Tamsuri, 2007). Penilaian intensitas
garis tersebut ditandai dengan unit dari 0-5 atau 10 (banyaknya nomor
bervariasi). Skala ini dianjurkan untuk digunakan pada anak yang berusia
konsep angka dan nilai-nilai dalam kaitannya dengan angka yang lain
(Hockenberry & Wilson, 2007). Skala dapat digunakan secara horizontal atau
vertikal. Pengkodean angka harus sama dengan skala lain yang digunakan di
Keterangan :
Skala 0 : Tidak nyeri
Skala 1-3 : Nyeri ringan
Skala 4-6 : Nyeri sedang
Skala 7-9 : Nyeri berat
Skala10 : Nyeri sangat berat
sebuah tanda pada garis yang paling menggambarkan jumlah nyeri yang
24
dialami. Dengan penggaris sentimeter, ukur dari ujung “tanpa nyeri” sampai
ke tanda tersebut dan catat hasil pengukuran ini sebagai skor nyeri
(Hockenberry & Wilson, 2007). Skala ini dapat digunakan untuk anak-anak
berusia 4,5 tahun, lebih baik setidaknya pada usia 7 tahun (Wong, 2008).
garis yang terdiri dari tiga sampai limakata pendeskripsi yang tersusun
dengan jarak yang sama di sepanjang garis. Pendeskripsi ini diurutkan dari
Keterangan :
Skala 0 : Tidak nyeri
Skala 1-3 : Nyeri ringan
Skala 4-6 : Nyeri sedang
Skala 7-9 : Nyeri berat
Skala10 : Nyeri sangat berat
25
penyayatan.
daerah lainnya
atau bertahap
Teknik genggam jari adalah cara yang mudah untuk mengelolaemosi dan
Teknik genggam jari adalah sebuah teknik relaksasi sederhana yang mudah
dilakukan oleh siapapun yang berhubungan dengan tangan dan aliran tubuh
manusia. Teknik relaksasi membuat pasien dapat mengontrol dan jika terjadi
rasa tidak nyaman atau nyeri, stress fisik, dan emosi pada nyeri (Potter &
Perry, 2010)
Teknik relaksasi genggam jari adalah sebuah teknik relaksasi yang sangat
sederhana dan mudah dilakukan oleh siapapun yang berhubungan dengan jari
tangan serta aliran energi di dalam tubuh kita. Teknik genggam jari disebut
Teknik menggenggam jari merupakan bagian teknik Jin Shin Jyutsu. Jin Shin
tubuh. Tangan (jari dan telapak tangan) adalah alat bantu sederhana dan ampuh
dan jari kelingking berhubungan dengan rendah diri dan kecil hati (Hill, 2011).
Teknik relaksasi ini dapat membantu kita untuk menjadi lebih tenang dan fokus
sehingga kita dapat mengambil tindakan atau respon yang tepat dalam
menghadapi situasi nyeri (Cane, 2013). Teknik relaksasi genggam jari ini
sangat berguna untuk mengurangi nyeri, hal ini sudah diteliti oleh Pinandita
(2012) yang menyatakan bahwa ada pengaruh dari teknik relaksasi genggam
jari terhadap penurunan intensitas nyeri pasien pasca laparatomi. Hal itu
diungkapkan pula oleh Linatu Sofiyah (2014) bahwa sebelum diberikan teknik
responden dan sesudah diberikan Teknik relaksasi genggam jari sebagian besar
2.3.4.1 Cara melakukan teknik relaksasi genggam jari dengan mulai memegang tiap
2.3.4.3 Tarik nafas, hiruplah rasa dengan harmonis, damai, nyaman, dan kesembuhan
2.4 Kerangka
Apendisitis
Apendiktomi
Nyeri
Subjek 1 Subjek 2
pengumpulan data, lokasi dan waktu Penelitian, penyajian data, dan etika
Studi kasus adalah salah satu jenis penelitian kualitatif, dimana peneliti
aktivitas, terhadap satu atau lebih orang. Suatu kasus terikat oleh waktu dan
30
31
Studi kasus disebut sebagai studi longitudinal, artinya subyek tidak hanya
diobservasi pada satu saat tetapi diikuti selama periode yang ditentukan.
perawatan
2010).
pertimbangan tertentu.
32
Kriteria inklusi adalah karakteistik umum subyek Penelitian dari suatu populasi
3.3.1.1 Pasien yang sedang menjalani rawat inap dan setelah dilakukan operasi
Fokus studi adalah kajian utama dari masalah yang akan dijadikan titik acuan
penelitian. Fokus studi dari penelitian ini adalah “Penurunan tingkat nyeri pada
Jari “.
Hasil
Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Skala Ukur
Ukur
Teknik Teknik Relaksasi Menggunakan Alat Ukur Kwesioner Nyeri
Relaksasi Genggam Jari Skala Numerik List Berkurang
Genggam merupakan salah satu
Jari teknik dalam
mengurangi atau
menghilang rasa nyeri
dengan cara
menggenggam jari
sambil mengatur napas
(relaksasi) dilakukan
selama kurang lebih 3-5
menit yang dapat
mengurangi ketegangan
fisik dan emosi, karena
genggaman jari akan
menghangatkan titik-
titik keluar dan
masuknya energi
meridian (energy
channel) yang terletak
pada jari tangan kita.
Nyeri Nyeri merupakan bentuk Menggunakan Alat Ukur Skala Skala Nyeri
ketidaknyamanan yang Skala Numerik Numerik 0-1
dapat dialami oleh setiap
orang
34
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, teknik yang
3.7.1 Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi yang
pasien tersebut.
3.7.2.1.3 Peneliti menyampaikan ijin penelitian kepada kepala ruangan dan perawat
3.7.2.2.2 Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan
kepala ruangan
3.7.2.2.4 Mencari atau memilih calon subyek penelitian yang sesuai dengan kriteria
3.7.2.2.6 Meminta persetujuan dari calon subyek penelitian untuk bersedia dan
Penelitian ini akan dilakukan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit PELNI
kali sehari (Pagi dan Sore), pada akhir bulan Juni 2019 pada pasien
Penilaian nyeri dengan melihat respon nyeri pada pasien post apendiktomi,
Skor nyeri dinilai selama + 10 menit sampai selesai yaitu pada saat 3 menit
sebelum teknik relaksasi genggam jari dilakukan, pada saat 5 menit ketika
teknik relaksasi genggam jari dilakukan, serta pada saat 2 menit setelah teknik
36
relaksasi genggam jari dilakukan. Hasil penilaian skor nyeri disajikan dalam
2003).
Informed consent adalah persetujuan tindakan yang diberikan oleh pasien atau
antara dua pihak, apakah pasein setuju atau tidak menjadi responden untuk
3.10.2 Anonimity
nama responden pada lembar alat ukur, tetapi hanya menuliskan kode pada
3.10.3 Confidentiality
kelompok tertentu saja yang disajikan atau dilaporkan sebagai hasil penelitian
menjadi subyek ataupun tidak tanpa adanya sangsi apapun atau akan
Alder AC, Fomby TB, Woodward WA, Haley RW, Sarosi G, Livingston EH.
Association of viral infection and appendicitis. Arch Surg. 2010
Jan;145(1):63
Andra, Ns. Saferi Wijaya, S.Kep dan Ns. Yessie Mariza Putri, S.Kep. 2013. KMB 2
Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan Dewasa).Yogyakarta:Nuha
Medika.
Ball, JW., Bindler, RC & Cowen, KJ. (2010). Principles of Pediatric Nursing
Baradero, M., et al. (2008). Keperawatan perioperatif : Prinsip dan praktik. Jakarta :
EGC
Black, J dan Hawks, J. 2014. Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk
Hasil yang Diharapkan. Dialihbahasakan oleh Nampira R. Jakarta:
Salemba Emban Patria.
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa:
Waluyo Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC,
Jakarta.
Cane, PM. (2013). Hidup Sehat Dan Selaras Penyembuhan Trauma. Alih Bahasa:
Maria, S & Emmy, L.D. Yogyakarta: Capacitar International, INC. Caring
for Children, 5th Edition. New Jersey:Pearson Education.
Ester, Monika, (2002). Penyakit Apendiksitis Secara Garis Besar. Jakarta: Media
Aesculapius.
Eylin, 2009. Karakteristik Pasien dan Diagnosis Histologi pada Kasus Apendisitis
Berdasarkan Data Registrasi di Departemen Patologi Anatomi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia RSCM pada Tahun 2003 – 2007.
Jakarta:Universitas Indonesia
Hill, R. Y. (2011). Nursing from the inside-out:Living and nursing from the highest
point of your consciousness. London: Jones and Barlett Publishers
Hockenberry , J.M. & Wilson, D. (2007). Wong‟s nursing care of infant and
children. (8 th edition). Canada: Mosby Company.
IASP (International Association for Study of Pain). 2012. Global Year Against Acute
Pain
38
Jaffe BM, Berger DH. The apendix. In: Brunicardi FC, Andersen DK, Billiar TR,
Dunn DL, Hunter JG, Pollock RE, editors. Schwartz‟s principles ofsurgery
10th ed. McGraw-Hill Companies Inc, 2010. p.1119-1138
Lawrence. M, dkk. 2002. Diagnosis dan Terapi Kedokteran Penyakit Dalam. Edisi 1.
Jakarta: Salemba Medika.
Linatu, 2014. Pengaruh Teknik Relaksasi genggam Jari Terhadap perubahan skala
Nyeri pada Pasien Post Operasi section Caesarea di RSUD Prof.Dr.
margono soekarno Purwekerto.
Mansjoer, Arif dkk. 2005. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga Jilid 1 Cetakan
keenam. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI
Naulibaza (2011). Latar Belakang Appendik. Http //: Repositori: USU. ac.id. diakses
tgl 27 mei 2019
39
Pisano M et al,2013. Conservative treatment for uncomplicated acute appendicitis in
adult. Emergency medicine and Health Care: 1-6
Potter, Perry. (2010). Fundamental Of Nursing: Consep, Proses and Practice. Edisi 7.
Vol. 3. Jakarta : EGC
Price & Wilson. (2006). Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta:
EGC.
Price SA, Wilson LM. 2012. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit, edisi
ke-6. Jakarta: EGC.
Wong, D.L., Hockenberry, M., Wilson, D., Winkelstein, M.L, Schwartz, P. 2008.
Wong‟s essential‟s of pediatric nursing. 6th Ed. St. Louis, Missouri:
Mosby.
Zakiyah, Ana. 2015. Nyeri Konsep dan Penatalaksanaan dalam Praktik Keperawatan
Berbasis Bukti. Jakarta: Salemba Medika
40
Lampiran 1
JADWAL PENELITIAN
Penyusunan
2
Proposal
Pengumpulan
3
Proposal
4 Ujian Proposal
5 Revisi Proposal
6 Ujian Etik
Persiapan
7
Implementasi
Implementasi
8
Penelitian
Penyusunan Hasil
9
Penelitian
Ujian Hasil
10
Penelitian
Revisi Hasil
11
Penelitian
12 Pengumpulan KTI
41
Lampiran 2
(PSP)
1. Kami adalah Peneliti berasal dari Akademi Keperawatan PELNI Jakarta dengan
ini meminta saudara /i untuk berpartisipasi dengan sukarela dalam penelitian yang
2. Tujuan dari penelitian studi kasus ini adalah untuk Analisis Intervensi Pemberian
Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien
Post Op Apendiktomi di Ruang Rawat Inap di Rumah Sakit PELNI Jakarta yang
Keperawatan.
penelitian ini adalah saudara /I dapat mendapat informasi baru mengenai cara
genggam jari
5. Nama dan jati diri saudara /i beserta seluruh informasi yang saudara sampaikan
42
6. Jika saudara membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian ini, silakan
Peneliti,
Eka Rahayu
43
Lampiran 3
INFORMED CONSENT
mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang akan
dilakukan oleh Eka Rahayu dengan judul ” Analisis Intervensi Pemberian Teknik
Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Op
Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini secara
sukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan mengundurkan
(...........................................) (............................................)
Peneliti
Eka rahayu
44
Lampiran 4
LEMBAR WAWANCARA
Nama Responden :
Usia :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Tanggal Pengkajian :
No Telepon :
NO PERTANYAAN JAWABAN
tubuh lainnya ?
45
4 Kapan nyeri paling terasa berat ?
46
Lampiran 5
PERFORMANCE ASSESSMENT
(Lembar Kerja)
Skala Penelitian
No Sistem Penilaian Keterangan
Ya Tidak
1. Persiapan Alat :
2. Cara kerja :
a) Salam terapeutik
pasien
c) Cuci tangan
terbuka sedikit
47
(3) Kedua tangan rileks disamping
saja
kesembuhan
kita
48
Lampiran 6
LEMBAR OBSERVASI
1. Skala 0
2. Skala 1
3. Skala 2
3. Skala 3
5. Skala 4
6. Skala 5
7. Skala 6
8. Skala 7
9. Skala 8
10. Skala 9
11. Skala 10
49