KELUARGA BERENCANA
Disusun Oleh :
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat_Nya
pengetahuan sehingga penulis yakin makalah ini ini masih jauh dari
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Untuk
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada awal tahun 70-an seorang wanita di Indonesia rata-rata memiliki 5,6
anak selama masa reproduksinya. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) menunjukkan angka TFR (Total Fertility Rate) pada
periode 2002 sebesar 2,6 artinya potensi rata–rata kelahiran oleh wanita
usia subur berjumlah 2-3 anak. Pada tahun 2007, angka TFR stagnan pada
2,6 anak. Sekarang ini di samping keluarga muda yang ketat membatasi
anak, banyak pula yang tidak mau menggunakan KB dengan alasan
masing-masing seperti anggapan banyak anak banyak rezeki. Artinya ada
dua pandangan yang berseberangan, yang akan berpengaruh pada
keturunan atau jumlah anak masing-masing (Kusumaningrum dalam Andy,
2011).
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
salah satu tugas dari mata kuliah Pelyanan Primer dan untuk
meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai evidence based KB,
macam- macam alat kontrasepsi
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Sejarah Perkembangan Keluarga Berencana
(KB)
b. Untuk mengetahui Definisi Keluarga Berencana (KB)
c. Untuk mengetahui Manfaat Keluarga Berencana (KB)
d. Untuk mengetahui Sasaran Program Keluarga Berencana di
Indonesia
e. Untuk mengetahui Jenis- jenis metode kontrasepsi
BAB II
TINJAUAN TEORI
Berawal dari pengertian harfiah kontrasepsi yang terdiri dari dua kata,
yaitu kontra (menolak) dan konsepsi (pertemuan antara sel telur yang telah
matang dengan sel sperma), maka kontrasepsi dapat diartikan secara
sederhana sebagai cara untuk mencegah pertemuan antara sel telur dan sel
sperma sehingga tidak terjadi pembuahan dan kehamilan. Konsep ini
sepertinya belum dipahami di era sebelum abad ke-20, namun konsep
pengaturan kehamilan sepertinya sudah dilakukan dengan penerjemahan
cara/metode yang beragam dan unik. Misalkan perempuan China secara
sukarela meminum timbal dan merkuri untuk mengontrol fertilitasnya
yang sering berujung pada kejadian infertilitas (kemandulan) bahkan
kematian.
Di abad pertengahan di Eropa dimana pengaruh penyihir masih sangat
kuat dan sangat dipercaya, pengendalian kelahiran dilakukan dengan
menggantungkan testis musang di paha perempuan atau memotong kaki
musang tersebut dan menggantungkannya di leher wanita. Wanita di
Canada meyakini bahwa dengan minum ramuan testis beaver kering
dengan cairan alkohol berkadar tinggi mampu mencegah pembuahan yang
merupakan proses awal dari kehamilan. Atau ada pula yang beranggapan
bahwa dengan mengitari titik kencing serigala hamil sebanyak tiga kali
akan mampu mencegah kehamilan.
Di Indonesia sejak zaman dulu telah dipakai obat dan jamu yang
maksudnya untuk mencegah kehamilan. Di Irian Jaya telah lama dikenal
ramuan dari daun-daunan yang khasiatnya dapat mencegah kehamilan.
Dalam masyarakat hindu bali, sejak dulu hanya ada nama untuk empat
orang anak, mungkin suatu cara untuk menganjurkan supaya pasangan
suami istri mengatur kelahiran anaknya sampai empat.
Di Indonesia keluarga berencana modern mulai dikenal pada tahun 1953.
Pada waktu itu sekelompok ahli kesehatan, kebidanan, dan tokoh
masyarakat telah mulai membantu masyarakat memecahkan masalah-
masalah penduduk. Pada tanggal 23 Desember 1957 mereka mendirikan
wadah dengan nama perkumpulan Keluarga berencana Indonesia (PKBI)
dan bergerak secara silent operation membantu masyarakat memerlukan
bantuan secara sukarela. Jadi Indonesia PKBI adalah pelopor pergerakan
Keluarga Berencana Nasional.
Untuk menunjang dalam rangka mencapai tujuan berdasarkan hasil
penandatanganan Deklarasi Kependudukan PBB 1967 oleh beberapa
Kepala Negara Indonesia, maka dibentuklah suatu lembaga program
Keluarga Berencana dan dimasukkan dalam program pemerintah sejak
pelita I berdasarkan instruksi presiden nomor 26 tahun 1968 yang di namai
Lembaga Keluarga berencana nasional (LKBN) sebagai lembaga semi
pemerintah.
Pada tahun 1970 ditingkatkan menjadi Badan Pemerintah melalui Kepres
No. 8 tahun 1970 dan diberi nama Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) yang bertanggung jawab kepada presiden dan
bertugas mengkoordinasikan prencanaan, pengawasan dan penilaian
pelaksanaan program Keluarga Berencana.
Seiring berjalannya waktu, tuntutan kebutuhan pengaturan kehamilan yang
lebih rasional dan empiris terus memacu dan menantang perkembangan
teknologi kesehatan dalam penyediaan metode kontrasepsi yang efektif.
Hormonal
1. Kontrasepsi kombinasi (hormone estrogen dan progesterone)
Pil kombinasi
Suntikan kombinasi
2. Kontrasepsi progestin
3. Suntikan progestin
Pil progestin (mini pil)
Implant
AKDR dengan progestin
4. Transdermal patches
Metode Kontrasepsi Non Hormonal
Belum haid
Keuntungan
Keterbatasan
4. Metode Barier
a) Kondom
Kondom bekerja menghalangi pertemuan sperma dengan sel telur
dengan cara menahan sprema diujung selubung karet sehingga tidak
mengarak ke dalam saluran reproduksi wanita
b) Diafragma
Lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel yang akan menutup mulut
rahim bila dipasang dalam liang vagina 6 jam sebelum senggama.
Efektivitasnya sangat kecil, karena itu harus digunakan bersama
spermatisida untuk mencapai efektivitas 80%.
c) Spermisida
Bahan kimia aktif untuk 'membunuh' sperma, berbentuk cairan, krim
atau tisu vagina yang harus dimasukkan ke dalam vagina 5 menit
sebelum senggama. Efektivitasnya 70%.
d) Vaginal Contraceptive Film (VCF)
VCF adalah suatu kertas semi transparan yang larut air dan efisien
membunuh sperma saat kontak. Ketika VCF dimasukan ke dalam
vagina, segera meresap ke dalam mukosa vagina. VCF bukanlah suatu
metode kontrasepsi hormonal, karena zat yang terkandung di
dalamnya bukan hormon melainkan spermisida. Efek kerja VCF
muncul 15 menit setelah pertama kali dimasukan ke dalam vagina dan
bertahan selama selama 3 jam.
Keuntungan IUD
• Efektivitas tinggi
• Metode jangka panjang
• Tidak ada efek samping hormonal
• Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
Kerugian IUD
• Perdarahan (spotting) antar menstruasi
• Haid lama dan banyak
• Saat haid lebih sakit
Kontraindikasi IUD
Utama
Infeksi pelvic akut dan resiko tinggi PID
Diduga adanya keganasan pada seviks atau uterus
Kehamilan
Relative
Kelainan uterus seperti kelainan congenital, mioma yang merubah
bentuk uterus
Hypermenore
Dysmenorrhea
Vasektomi
Vasektomi adalah oklusi vasa deferens sehingga alur trasnportasi sperma
terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi.
Keuntungan
Sangat efektif dan permanen
Tidak ada efek samping jangka panjang
Tindakan lebih aman dan sederhana
Keterbatasan
Terdapat kondisi-kondisi yang memerlukan perhatian khusus untuk
vasektomi diantaranya adalah: infeksi kulit daerah operasi, infeksi
sistemik, hidrokel atau varikokel besar, hernia inguinalis, filariasis,
undensensus testikularis, masa intraskrotalis, anemia berat, gangguan
pembekuan darah hebat atau sedang menggunakan antikoagulansia.
Efektif setelah 2 bulan paska operasi atau 15-20 kali ejakulasi (tes
semen negative)
7. Kontrasepsi emergensi
Digunakan pada situasi-situasi:
Kondom yang tergelincir atau diafragma yang berpindah posisi
Lupa memakai metode kontrasepsi biasa dan melakukan hubungan
seksual atau dipaksa melakukan hubungan seksual
Salah melakukan perhitungan waktu subur
Jenis :
Emergency contraceptive pills (ECP) atau morning after pill
kombinasi dosis tinggi dan digunakan 72 jam pasca hubungan seksual
yang tidak terproteksi dapat menurunkan resiko kehamilan sampai 72-
88%. Mengandung estrogen dan progestin.
Intra Uterine Device (IUD), dipasang dalam waktu 7 hari (120 jam)
setelah hubungan seksual yang tidak terproteksi dapat menurunkan
angka kehamilan 99%.
Metode Kontrasepsi Hormonal
1. Kontrasepsi Kombinasi
Pil Kombinasi
Pil kontrasepsi berisi estrogen maupun progesterone (progestagen,
gestagen). Dosis estrogen ada yang 0,05; 0,08; dan 0,1 mg pertablet.
Sedangkan dosis dan jenis progesteronnya bervariasi dari masing-masing
pabrik pembuatnya.
Keuntungan
Memiliki efektivitas yang tinggi
Risiko terhadap kesehatan sangat kecil.
Tidak mengganggu hubungan seksual.
Siklus haid menjadi teratur
Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan.
Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.
Keterbatasan
Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya setiap hari.
Mual, terutama pada 3 bulan pertama.
Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama 3 bulan pertama.
Pusing.
Nyeri payudara.
Berat badan naik sedikit,
Berhenti haid (amenorea), jarang pada pil kombinasi.
Tidak mencegah IMS (Infeksi Menular Seksual), HBV, HIV/AIDS.
Suntikan Kombinasi
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo medroksiprogesteron Asetat
dan 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi I.M. sebulan sekali
(Cyclofem), dan 50 mg Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat
yang diberikan injeksi I.M. sebulan sekali.
Cara Kerja
Obat ini menghalangi terjadinya ovulasi dengan jalan menekan
pembentukan Releasing factor dari hipotalamus.
Lendir serviks bertambah kental, sehingga menghambat penetrasi
sperma melalui serviks uteri.
Implantasi ovum dalam endometrium dihalangi.
Kecepatan transport ovum melalui tuba berubah
Keuntungan
Efektivitas tinggi (0,1 – 0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama
tahun pertama pengunaan
Sederhana pemakaiannya cukup
Cocok untuk ibu-ibu yang menyusui anak
Kerugian
Terjadi perubahan pada pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan
bercak/spotting, atau perdarahan sela sampai 10 hari.
Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini
akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga.
Penambahan berat badan.
Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular
seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV.
Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian
pemakaian.
Cara kerja
Mencegah ovulasi
Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan
penetrasi sperma
Menjadikan selaput lendir rahim tipis
Menghambat pengangkutan gamet oleh tuba
Efektifitas
Kontrasepsi suntik progestin memiliki efektivitas yang sangat
tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan per tahun, asal
penyuntikan dilakukan sesuai jadwal dan secara teratur.
4. Transdermal patches
Mekanisme Kerja
Melepaskan hormon estrogen & progestin dalam taraf harian
Mencegah ovulasi
Mengentalkan lendir serviks, sehingga membuat sperma sulit untuk
masuk kerahim
Lokasi pemakaian transdermal patches
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran