F DENGAN
GASTRITIS PADA IBU. R DI JL.KS TUBUN II RT 013/RW 001
DESA SLIPI KECAMATAN PALMERAH JAKARTA BARAT
Di susun Oleh :
Kelompok 1
Selama penyusunan makalah ilmiah ini, penulis menemukan banyak hambatan dan
kesulitan, akan tetapi berkat bantuan, bimbingan serta pengarahan dari berbagai
pihak maka penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu dengan
kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih pada yang terhormat terutama
kepada :
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna maka dari
itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk
perbaikan dimasa yang akan datang agar bermanfaat dalam meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan.
Jakarta, Desember 2018
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan yang ada di lingkungan
masyarakat dan masalah kesehatan saluran pencernaan yang banyak terjadi
di masyarakat. Badan penelitian kesehatan dunia WHO mengadakan tinjauan
terhadap beberapa Negara di dunia dan mendapatkan hasil persentase dari
angka kejadian gastritis di dunia, diantaranya Inggris 31%, Jepang 14,5%,
Kanada 35%, dan Prancis 29,5% (Gustin, 2012). Gastritis yang terjadi di Asia
Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya (WHO,
2013)
Di Indonesia prevalensi gastritis sebanyak 0,99% dan insiden gastritis sebesar
115/100.000 penduduk (Putri dkk, 2012). Persentase angka kejadian gastritis
di Indonesia menurut WHO adalah 40%. Angka kejadian gastritis di
Indonesia menurut WHO adalah 40,8%. Angka kejadian gastritis pada
beberapa daerah di Indonesia pada tahun 2011 cukup tinggi dengan
prevalensi 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk. Gastritis
merupakan salah satu penyakit didalam sepuluh penyakit terbanyak pada
pasien gawat inap di rumah sakit Indonesia (Gustin,2012).
Di Indonesia angka kejadian gastritis cukup tinggi . Penelitian yang dilakukan
oleh Departemen Kesehatan RI angka kejadian gastritis dibeberapa kota di
Indonesia ada yang tinggi mencapai 81,6% yaitu di kota Medan, di beberapa
kota lainnya seperti Surabaya 31,2%, Denpasar 46%, Jakarta 50%, Bandung
32,5%, Palembang 35,5%,
Aceh 31,7%, dan Pontianak 31,2% (Sulastri, 2012)
Gastritis adalah proses imflamasi pada mukosa lambung dan submukosa
lambung. Gastritis merupakan gangguan kesehatan dimana pada umumnya
di diagnosa berdasarkan gejala klinis bukan pemeriksaan histopatologi saja.
Gastritis erosive atau ulserasi lambung atau duodenum yang telah mencapai
sistem pembuluh darah lambung atau duodenum dapat terjadi secara akut
atau kronis . kekambuhan yang berulang dapat menyebabkan terjadi penyakit
lambung seperti kanker lambung dan perdarahan pada lambung (Saefani dkk,
2012).
Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut. Seperti beberapa jenis obat,
alkohol, bakteri, virus, jamur, stress akut, radiasi, alergi atau intoksikasi dari
bahan makanan dan minuman, garam empedu, iskemia dan trauma
langsung. Garam empedu dari usus kecil ke mukosa lambung sehingga
menimbulkan respon peradangan mukosa. Iskemia berhubungan dengan
akibat penurunan aliran darah ke lambung, trauma langsung lambung
berhubungan dengan keseimbangan antara agresi dan mekanisme
pertahanan untuk menjaga integritas mukosa, yang dapat menimbulkan
respon peradangan pada mukosa lambung.
Nyeri merupakan salah satu manisfestasi klinis yang terjadi pada pasien
gastritis. Nyeri yang dirasakan adalah nyeri ulu hati atau nyeri epigastrium.
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan
akibat kerusakan jaringan yang aktual dan potensial. Secara umum tanda dan
gejala yang sering terjadi pada pasien yang mengalami nyeri dapat tercermin
dari perilaku pasien misalnya suara (menangis, merintih, menghembuskan
nafas), ekspresi wajah (meringis, menggigit bibir, dll), pergerakan tubuh
(gelisah, otot tegang, mondar-mandir, dll). Interaksi sosial (menghindari
perakapan, disorientasi waktu) (Judha, 2012).
Secara garis besar nyeri dibagi menjadi 2 yaitu nyeri akut dan nyeri kronis.
Nyeri akut biasanya awitannya tiba-tiba dan umumnya berkaitan dengan
cedera spesifik, waktunya kurang dari enam bulan dan biasanya kurang dari
satu bulan. Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap
sepanjang suatu periode waktu. Nyeri kronis berlangsung selama enam bulan
atau lebih (Potter & Perry, 2013).
32
Hasil observasi yang dilakukan apabila nyeri yang dialami oleh klien tidak
segera diatasi maka akan mengganggu aktivitas lain klien, seperti kebutuhan
tidur dan istirahat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Membantu memandirikan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan
dengan pendekat dan penulis mendapatkan pengalaman secara nyata
dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah
kesehatan Gastritis.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa bersama keluarga bpk. F mampu :
a. Melakukan pengkajian keperawatan pada keluarga dengan masalah
gastritis.
b. Menganalisa data untuk menentukan diagnosa keperawatan pada
keluarga dengan masalah gastritis.
c. Merencanakan diagnosa tindakan keperawatan dengan masalah
gastritis.
d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada keluarga dengan masalah
gastritis.
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada keluarga dengan masalah
gastritis.
f. Mengidentifikasi kesenjangan yang terjadi pada teori dan kasus
gastritis.
g. Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat serta dapat
mencari solusinya.
h. Mendokumentasikan seluruh kegiatan keperawatan dalam bentuk
narasi.
33
C. Ruang Lingkup
Dalam memberikan asuhan keperawatan ini penulis membatasi masalah
keluarga dengan asuhan keperawatan keluarga Bpk. F khususnya Ibu. R
dengan Gastritis di Jl.KS Tubun II Rt 013/Rw 001 Desa Slipi Kecamatan
Palmerah Jakarta Barat yang dilaksanakan pada tanggal 03-05 Desember
2018.
D. Metode Penulisan
Dalam Penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode deskriptif yaitu
suatu metode yang menggambarkan tentang asuhan keperawatan terhadap
keluarga dengan cara mengumpulkan data, menganalisa data, dan menarik
kesimpulan dan di sajikan dalam bentuk narasi, yang menggambarkan
tentang penerapan asuhan keperawatan pada keluarga dengan gastritis.
Adapun beberapa teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah
terdiri atas studi kepustakaan yang diambil dari beberapa buku sumber dan
media elektronik internet sebagai referensi. Studi kasus yaitu menerapkan
asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi dimulai dari melakukan
pengkajian dengan mengumpulkan data yang diperoleh melalui wawancara,
observasi, menentukan diagnosa, membuat perencanaan, melakukan
pelaksanaan serta evaluasi keperawatan. Studi dokumentasi mempelajari
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penerapan asuhan keperawatan
keluarga dengan hipertensi. Metode studi kepustakaan dengan mempelajari
buku-buku referensi yang terkait dengan asuhan keperawatan keluarga, tidak
lupa dengan menggunakan referensi dari internet.
E. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari 5 BAB, yaitu BAB I Pendahuluan yang terdiri atas
latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup, metode penulisan,
sistematika penulisan. BAB II Tinjauan Teori yang terdiri atas definisi,
etiologi, patofisiologi, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan medis,
asuhan keperawatan keluarga, peran keluarga, fungsi keluarga dan tahap-
tahap perkembangan keluarga serta tugas perkembangan keluarga. Konsep
proses keperawatan keluarga seperti pengkajian keperawatan, diagnosa
keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan, dan
34
evaluasi keperawatan. BAB III Tinjauan Kasus yang terdiri atas pengkajian
keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan
keperawatan, dan evaluasi keperawatan. BAB IV Pembahasan yang terdiri
atas pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan
keperawatan, pelaksanaan keperawatan, dan evaluasi keperawatan. BAB V
Penutup yang terdiri atas kesimpulan dan saran.
35
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Gastritis berasal dari kata gaster yang artinya lambung dan itis yang
berarti inflamasi/peradangan. Gastritis adalah peradangan pada
mukosa lambung. Menurut Hirlan dalam Suyono (2006), gastritis
adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa
lambung, yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa
dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain. Gastritis merupakan
inflamasi dari mukosa lambung klinis berdasarkan pemeriksaan
endoskopi ditemukan eritema mukosa, kerapuhan bila trauma yang
ringan saja sudah terjadi perdarahan (Hadi, 2002).
Penyebab asam lambung tinggi antara lain : aktivitas padat sehingga
telat makan, stress tinggi yang berimbas pada produksi asam lambung
berlebih. Faktor lain yaitu infeksi kuman (e-colli, salmonella atau
virus), pengaruh obat-obatan, konsumsi alkohol berlebih (Purnomo,
2009). Secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi
sel-sel. Sedangkan, menurut Lindseth dalam Prince (2005), gastritis
adalah suatu peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat
bersifat akut, kronis, difus, atau lokal. Gastritis merupakan suatu
peradangan mukosa lambung paling sering diakibatkan oleh
ketidakteraturan diet, misalnya makan terlalu banyak dan cepat atau
makan makanan yang terlalu berbumbu atau terinfeksi oleh penyebab
yang lain seperti alkohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi
(Brunner, 2006).
Secara garis besar, gastritis dapat dibagi menjadi beberapa macam
berdasarkan pada manifestasi klinis, gambaran hispatologi yang khas,
distribusi anatomi, dan kemungkinan patogenesis gastritis. Didasarkan
pada manifestasi klinis, gastritis dapat dibagi menjadi akut dan kronik.
Harus diingat, bahwa walaupun dilakukan pembagian menjadi akut
dan kronik, tetapi keduanya tidak saling berhubungan. Gastritis kronik
merupakan kelanjutan dari gastritis akut (Suyono, 2006).
Gejala gastritis atau maag antara lain: tidak nyaman sampai nyeri
pada saluran pencernaan terutama bagian atas, mual, muntah, nyeri
36
B. Etiologi
a. Gastritis akut Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut,
seperti merokok, jenis obat, alkohol, bakteri, virus, jamur, stres
akut, radiasi, alergi 12 atau intoksitasi dari bahan makanan dan
minuman, garam empedu, iskemia dan trauma langsung
(Muttaqin, 2011).
b. Gatritis dapat terjadi pada kondisi refluks garam empedu
(komponen penting alkali untuk aktivasi enzim-enzim
gastrointestinal) dari usus kecil ke mukosa lambung sehingga
menimbulkan respons peradangan mukosa (Mukherjee, 2009).
c. Gastritis kronik Penyebab pasti dari penyakit gastritis kronik
belum diketahui, tetapi ada dua predisposisi penting yang bisa
meningkatkan kejadian gastritis kronik, yaitu infeksi dan non
infeksi (Muttaqin, 2011).
d. Gastritis infeksi
Infeksi Helicobacter pylori sering terjadi pada masa kanak-kanak
dan dapat bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan perawatan.
Saat ini Infeksi Helicobacter pylori diketahui sebagai penyebab
tersering terjadinya gastritis (Wibowo, 2007; Price dan Wilson,
2005). Infeksi lain yang dapat menyebabkan gastritis kronis yaitu
Helycobacter heilmannii, Mycobacteriosis, Syphilis, Infeksi
parasit dan infeksi virus (Wehbi, 2008).
e. Gastritis non-infeksi
1) Autoimmune atrophic gastritis terjadi ketika sistem kekebalan
tubuh menyerang sel-sel sehat yang berada dalam dinding
lambung
2) Gastropati akibat kimia, dihubungkan dengan kondisi refluk
garam empedu kronis dan kontak dengan OAINS atau Aspirin
(Mukherjee, 2009).
3) Gastropati uremik, terjadi pada gagal ginjal kronis yang
menyebabkan ureum terlalu banyak beredar pada mukosa
38
C. Patofisiologi
Obat-obatan, alkohol, garam empedu, zat iritan lainnya dapat
merusak mukosa lambung (gastritis erosif). Mukosa lambung
berperan penting dalam melindungi lambung dari autodigesti oleh
HCl dan pepsin. Bila mukosa lambung rusak maka terjadi difusi HCl
ke mukosa dan HCl akan merusak mukosa. Kehadiran HCl di mukosa
lambung menstimulasi perubahan pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin
merangsang pelepasan histamine dari sel mast. Histamine akan
menyebabkan peningkatan pemeabilitas kapiler sehingga terjadi
perpindahan cairan dari intra sel ke ekstrasel dan meyebabkan edema
dan kerusakan kapiler sehingga timbul perdarahan pada lambung.
Lambung dapat melakukan regenerasi mukosa oleh karena itu
gangguan tersebut menghilang dengan sendirinya.
Bila lambung sering terpapar dengan zat iritan maka inflamasi akan
terjadi terus menerus. Jaringan yang meradang akan diisi oleh
jaringan fibrin sehingga lapisan mukosa lambung dapat hilang dan
terjadi atropi sel mukasa lambung. Faktor intrinsik yang dihasilkan
oleh sel mukosa lambung akan menurun atau hilang sehingga
cobalamin (vitamin B12) tidak dapat diserap diusus halus.
Sementara vitamin B12 ini berperan penting dalam pertumbuhan dan
maturasi sel darah merah. Selain itu dinding lambung menipis rentan
terhadap perforasi lambung dan perdarahan (Suratum, 2010).
D. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan radiologi terdiri dari :
1) EGD (Esofagogastroduodenoskopi) : untuk perdarahan GI atas,
dilakukan untuk melihat perdarahan gastrointestinal atas sisi
perdarahan/derajat ulkus jaringan.
2) Minum barium dengan foto rontgen : dilakukan untuk
membedakan diagnosa penyebab atau sisi luka.
39
E. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis gastritis menurut Black (Black, 2014 Edisi 8
hal : 102), yaitu :
1. Konservatif
a. Farmakoterapi
Jika infeksi oleh Helicobacter pylori : antibiotik (amoksisilin,
klaritromisin, tetrasiklin, dan subsalisilat bismuth/peptobismol
digunakan denga antibiotik) dan obat anti-tukak (omeprazole
dan metronidazole). Antasida merupakan obat bebas yang
dapat berbrntuk cairan atau tablet dan merupakan obat yang
umum dipakai untuk mengatasi gastritis ringan. Antasida
menetralisir asam lambung dan dapat menghilangkan rasa sakit
akibat asam lambung dengan cepat : Maalox, Maaloxplus,
Gelusil, Mylanta, Riopan, Riopanplus, Gaviscon)
Penghambat asam lambung/ Antagonis Reseptor H2/ARH2 :
Cimetidine, ranitidine, nizatidine atau famotidine untuk
mengurangi jumlah asam lambung yang diproduksi.
b. Non farmakoterapi
Diit lambung I diberikan pada penderita gastritis berat yang
disertai pendarahan, jenis makanan : bubur saring yang
diberikan setiap 3 jam sekali. Diit lambung II untuk penderita
akut yang sudah dalam perawatan, jenis makanan : lunak
diberikan setiap 3 jam sekali. Diit lambung III untuk penderita
gastritis yang tidak begitu berat atau ringan, jenis makanan :
TIM diberikan 6 jam sekali. Diit lambung IV ini diberikan
pada penderita gastritis, jenis makanan : TIM dan nasi ketika
mual, muntah dan kembung menghilang perlahan kembali ke
diet normal, penurunan stress dan istirahat.
2. Operatif
Gastrectomi parsial membolehkan regurgitasi isi alkalin
duodenum, sehingga menetralkan asam lambung, indikasi :
karsinoma lambung dan gastric ulcer
41
1. Konsep Keluarga
a. Definisi
Keluarga adalah satu atau lebih individu yang tinggal bersama
hingga mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam
interelasi social, peran dan tugas. (Allender, Spradley,2001 hal :10
di Tantut Susanto, 2012).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang berasal dari kelompok
keluarga yang sama atau yang berbeda dan saling mengikutsertakan
dalam kehidupan yang terus menerus, biasanya tinggal dalam satu
rumah, mempunyai ikatan emosional dan adanya pembagian tugas
antara satu dengan yang lainnya. (Stanhope dan Lacnester, 1996 hal
10 di Tantut Susanto,2012).
c) Keluarga Usila
Keluarga terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan
anaknya yang sudah memisahkan diri .
d) The childless family
yaitu keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk
mendapatkan anak dikarenakan mengejar karir/pendidikan
yang terjadi pada wanita.
e) The Extended family
Bentuk keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup
bersama dalam satu rumah seperti Nuclear Family di sertai
paman, tante, orang tua (kakek-nenek), keponakan.
f) The single parent family
keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan
anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian,
kematian, atau karena ditinggalkan (menyalahi hukum
pernikahan).
g) Commuter family
kedua orang tua bekerja dikota yang berbeda, tetapi salah satu
kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja
diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat
“weekends” atau pada waktu-waktu tertentu.
h) Multigenerational family
yaitu keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur
yang tinggal bersama dalam satu rumah.
i) Kin-network family
yaitu beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah
atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang
dan pelayanan yang sama, contoh : dapur, kamar mandi,
television, telephone, dll.
j) Blended family
yaitu duda atau janda (karena perceraian) yang menikah
kembali dan membesarkan anak dari hasil perkawinan atau dari
perkawinan sebelumnya.
43
2. Non Tradisional
a) The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua terutama ibu dengan anak
dari hubungan tanpa pernikahan .
b) The stepparent family
Keluarga dengan orang tua tiri.
c) Commune family
beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber
dan fasiltas, pengalam yang sama, sosialisasi anak dengan
melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak bersama.
d) The nonmartal heteroseksual cohabiting family
keluarga dengan hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa
melalui pernikahan.
e) Gay and lesbian families
yaitu seseorang yang mempunyai persamaan seks hidup
bersama sebagai mana “marital partners”.
f) Cohabiting family
yaitu orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan
perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
g) Group marriage family
yaitu beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat
rumah tangga bersama, yang saling merasa saling menikah satu
dengan lainnya berbagi sesuatu termasuk seksual dan
membesarkan anak.
h) Group network family
keluarga inti yang dibatasi oleh set atau aturan nila-nilai, hidup
berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang
44
c. Struktur Keluarga
Struktur keluarga dapat menggambarkan bagaimana keluarga
melakukan fungsi keluarga di masyarakat sekitarnya. Menurut
Friendman, Bowden, dan Jones (2003) dalam Tantut Susanto (2012),
mengatakan ada empat elemen struktur keluarga, yaitu :
1) Pola komunikasi Keluuarga
Komunikasi dalam keluarga dapat berupa komunikasi secara
emosional, komunikasi verbal, dan non verbal, komunikasi
sirkular (Wright dan Leahey, 2000 dalam Tantut Susanto, 2012).
Tidak berfungsinya komunikasi disebabkan seperti sender,
chanel-media, massage, environment dan receiver.
2) Pola peran keluarga
Peran dalam keluarga merupakan pola tingkah laku dari semua
anggota dalam keluarga yang konsisten terhadap sistuasi dio
dalam keluarga yang terjadi akibat interaksi di antara anggota
45
5) Dominasi keluarga
Menurut (Komang Ayu H, 2010). Dominasi keluarga terdiri dari :
a) Dominasi jalur hubungan darah
(1) Patrilineal keluarga yang berhubungan melalui jalur garis
keturunan ayah.
(2) Matrineal keluarga yang berhubungan melalui jalur garis
keturunan ibu.
b) Dominasi keberadaan tempat tinggal
(1) Patrilokal keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang
tinggal dengan keluarga sedarah pihak suami
(2) Matrilokal keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang
tinggal dengan keluarga sedarah pihak
c) Dominasi pengambilan keputusan
(1) Patrikal pengambilan keputusan ada di pihak suami.
(2) Matrikal pengambilan keputusan ada di pihak istri.
d. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman, Boweden dan Jones (20030
dalam Tantu Susanto (2012) adalah :
1) Fungsi Afektif
Fungsi afektif adalah keluarga memberikan kenyamanan
emosional anggota. Membantu anggota dalam membentuk
identitas dan mempertahankan saat terjadi stress.
2) Fungsi Sosialisasi
Keluarga sosialisasi adalah keluarga sebagai guru, menanamkan
kepercayaan, nilai, sikap dan mekanisme koping, memberikan
feedback dan memberikan petunjuk dan pemecahan masalah.
3) Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi adalah keluarga melahirkan anaknya.
4) Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi adalah keluarga memberikan finensial
keluarganya dan kepetingan di masyarakat.
47
1. Pengakajian Keperawatan
Pengkajian merupakan suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil
informasi secara terus menerus tehadap anggota keluarga yang di bina
metode yang di gunakan adalah wawancara keluarga, observasi fasilitas
rumah, pemeriksaan fisik dan data sekunder. Fridmen memberikan
batasan 6 katagori dalam memberikan pertanyaan saat melakukan
pengkajian menurut Setiadi (2008).
a. Data pengenalan keluarga.
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga.
c. Data lingkungan.
49
e) Fungsi keluarga
(1) Fungsi afektif.
(2) Fungsi social.
(3) Fungsi reproduksi.
(4) Fungsi perawatan.
(5) Fungsi ekonomi.
f) Koping keluarga
(1) Stressor jangka pendek dan jangka panjang.
(2) Kemampuan keluarga berrespon terhadap masalah.
(3) Strategi koping yang di gunakan.
(4) Strategi koping disfungsional.
g) Pemeriksaan fisik
h) Harapan keluarga
2) Penjajagan tahap 2
Berkaitan dengan ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi
keluarga.
a) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Bagaimana persepsi keluarga terhadap tingkat keparahan
pemyakit, pengertian, tanda dan gejala, factor penyebab, dan
persepsi keluarga terhadap masalah yang di alami.
b) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
Sejak mamna keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya
masalah, bagaimana masalah di rasakan oleh keluarga,
keluarga menyerah atau tidak terhadap masalah yang di hadapi
adakah rasa takut terhadapa akibat, bagaimana sistem
pengambilan keputusan yang dilakukan terhadap anggotan
keluarga yang sakit.
c) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
Bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakitnya, sifat dan
perkembanagn perawatan yang idi perlukan, sumvber yang
ada pada keluarga, serat sikap keluarga yang sakit
d) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
Pentingnya hygiene dan sanitasi bagi keluarga, upaya
pencegahan penyakit yang dilakukan keluarga, kekompakan
51
2. Diagnosa keperawatan
Diagnose keperawatan adalah pernyataan yang di rumuskan berdasarkan
data yang terkumpul dan berupa rumusan tentang respon klien terhadap
masalah kesehata serta factor penyebab (etiologi) yang berkontribusi
terhadap timbulnya masalah yang perlu di atasi dengan tindakan atau
intervensi keperawatn
a. Tipe diagnose keperawatan keluarga
1) Masalah keperawatan actual
Masalah ini memberikan gambaran berupa tamda dan gejala yang
jelas
Dan mendukung bahwa bmasalah benar-benar terjadi
2) Masalah keperawatan resiko tinggi
Masalah ini sudah di tunjang dengan data yang akan mengaruh
pada timbulnya masalah kesehatan bila tidak segera di tangani
3) Masalah keperawatan potensial/sejahtera
Status kesehatan berada pada kondisi sehat dan ingin mengikat
oleh optimal
b. Menetapkan etiologi
Menentukan penyebab atau etiologi dalam perumusan diagniosa
keperawatan dengan model single diagnose di anmgkat 5 tugas
keluarga, antara lain :
1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
52
3. Perencanaan keperawatan
Perencanaan asuhan keperawatan adalah kesimpulan tindakan yang di
tentukan oleh perawat untuk di laksanakan dalam menyelesaikan masalah
kesehatan dan masalah keperawatan yang telah ditetapkan.
a. Penentuan skor untuk memprioritaskan masalah
1) Tentukan skor untuk setiap kriteria
2) Skor di bagi dengan angka tertinggi dan di lakukan bobot
Skor x Bobot
Angka tertinggi
3) Jumlah kan skor untuk semua kriteria
b. Menetapkan tujuan keperawatan
Menurut Karpenito, (1998) dalam Tantut Susanto, (2012).
Tujuan keperawatan terbagi atas :
1) Tujuan jangka pendek adalah target dari kegiatan atau hasil akhir
yang di harapkan dari rangkaian proses penyelesaian masalah
keperawatan.
2) Tujuan jangka pendek adalah hasil tindakan yang di harapkan dari
setiap akhir kegiatan yang di lakukan pada waktu tertentu di
sesuaikan dengan penjabaran jangka panjang.
c. Klasifikasi intervensi menurut Friedman, (1998) dalam Sulistio
Andarmoyo, (2012).
1) Supplemental
Intervensi yang terkait dengan rencana pemberian pelayanan
secara langsung.
2) Fasilitas
Rencana dalam membantu mengatasi hambatan dari keluarga
dalam memperoleh pelayanan medis, kesejahteraan social,
transportasi.
3) Developmental
Intervensi ini terkait dengan rencana perawat membantu keluarga
dalam kapasitasnya untuk menolong diri nya sendiri (membuat
54
4. Pelaksanaan Keperawatan
Pelaksanaan keperawatan merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun perawat bersama keluarga (Tantut
Susanto, 2012).
Pada pelaksanaan hal-hal yang perlu diperhatikan adalah (Friedman, 2004
dalam Tantut Susanto, 2012) yaitu:
a. Menstimulasi keluarga memutuskan tindakan yang tepat
55
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahapan akhir dari proses keperawatan keluarga
rangkaian proses keperawatan dan merupakan tahap yang menentukan
56
3) Analisa
Pernyataan yang menunjukkan sejauh mana masalah keperawatan
dapat tertanggulangi.
4) Planning
Rencana yang ada dalam catatan perkembangan merupakan
rencana tindakan hasil evaluasi tentang dilanjutkan atau tidak
rencana tersebut sehingga diperlukan inovasi dan modifikasi bagi
perawat.
58
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Menurut informasi yang didapat dari warga Desa Nerangan diberikan
keterangan bahwa terdapat salah satu warganya menderita gastritis
pada tanggal 03 Desember 2018, kemudian penulis mendatangi ketua
RT untuk meminta ijin mengunjungi keluarga Bp. S dalam rangka
menerapkan asuhan keperawatan keluarga. Selanjutnya penulis
mendatangi Bpk. S dan menjelaskan tujuan kedatangan penulis
kemudian penulis mengadakan kontrak waktu untuk kunjungan
selanjutnya.
Penjajagan Tahap I
Pada tanggal 03 Desember 2018 pukul 09.00 WIB. Penulis
mendatangi Bp.S untuk melakukan pengkajian dan pengumpulan data
dasar yang meliputi data dasar keluarga, lingkungan, struktur
keluarga, fungsi keluarga, stress dan koping keluarga, pemeriksaan
fisik serta fungsi keperawatan. Selain itu penulis mengkaji tentang
data status kesehatan anggota keluarga. Adapun hasil yang diperoleh
sebagai berikut:
1. Data Dasar Keluarga
a. Nama Kepala keluarga (KK) : Bp.F
b. Usia : 37 Tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : Buruh
e. Alamat : Jl. KS Tubun 2, RT 13/RW 01,
No.26, Kelurahan Slipi, Kecamatan Palmerah
f. Komposisi Keluarga
Nama Jenis Hubungan Usia Pendidikan Pekerjaan
59
Kelamin dengan KK
Ibu. R Perempuan Istri 41thn SMP Ibu rumah
tangga
An. R Perempuan Anak 22thn SMA Wiraswasta
An. J Perempuan Anak 14thn SMP Pelajar
An. J Perempuan Anak 14thn SMP Pelajar
An.A Perempuan Anak 8thn SD Pelajar
g. Genogram
K K
Keterangan:
= Perempuan = laki-laki meninggal
= Laki-laki
= Tinggal serumah
= Garis Keturunan
= Klien
h. Tipe Keluarga
60
b. Denah Rumah
Keterangan:
D KM KT T: Teras
RT: Ruang Tamu
RK: Ruang
KT Keluarga
RK
KT: Kamar Tidur
D: Dapur
KM: Kamar
KT Mandi
RT
c. Pengolahan Sampah
3. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga
Bp.F sudah berusaha menerapkan komunikasi yang baik
untuk anak-anaknya menurut perkaataan Ibu R tetapi anak-
anak terkadang merasa kurang karena menurut anak-anaknya
tetap ingin Bp.F lebih seering pulang kerumah untuk
berkomunikasi langsung dengan mereka Ibu R mengatakan
berusaha menerapkan kmunikasi yang baik pada anak-anak
nya. Sedangkan anak-anak dari Ibu R serig menceritakan jika
ada masalah disekolah ataupun masalah lainnya. Ibu R juga
mengatakan An.R tidak terlalu banyak bicara jika pulang
kerumahnya karena An.R lebih sering menghabiskan waktu
bersama teman-teman nya dibangingkan dengan keluarga.
b. Struktur kekuatan keluarga
Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah Bp.F kali ini
didasarkan pada Bp.F dan Ibu.R sering membicarakan
masalah keluarganya tanpa melibatkan anak-anak nya. Jika
Bp.F sudah memutuskan sesuatu Ibu.F ikut saja dan nurut,
tetapi jika ada yang kurang cocok maka Ibu.R akan
memberikan masukan kepada Bp.F.anak-anak jarang
dilibatkan dalam pengambilan keputusan dalam keluarga.
Anak nya yang pertama ayitu An.R juga jarang ikut dlam
pengambilan keputusan karen An.R ikut saja apa kata orang
tua. Semua anak dari Bp.F dan Ibu.R patuh kepada orang tua
nya walupun terkadang A.C dan An.J malas untuk disuruh
karena sibuk bermain tetapi bagi Ibu.F itu bukanlah masalah
yang besar bagi keluarganya
c. Struktur Peran
Bp.F bereperan sebagaikepala keluargadan Ibu.R berperan
sebagai Ibu.R berperan sebagai ibu rumat tangga.
66
4. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Keluarga Bp.F cukup harmonis. Ibu.R mengatakan jika Bp.F
menunjukan kasih sayang nya dengan percakapan lewat
telfon dan selalu memberi nasehat. Jika Bp.F ada uang
berusaha menyenangkanhati anak-ankan nya dengna
mengajak jalan-jalan. Ibu.R juga mengatakan jika ia sangat
menyayangi anank-anak nya dengan caramemberikan kasih
sayang itu memeluk anak-anak nya dan bercanda jika ada
waktu senggang. Anak anak dari Ibu.R menunjukan kasih
sayang nya dengan cara membantu pekerjaan Ibu.R walaupun
kadang masih malas-malasan.
b. Fungsi Sosialisasi
Ibu.R mengatakan tidakmelrang anak-anak nya untuk bergaul
dnegan siapa saja. Asalkan masih ada batasan dan
jelasdnegan siapa saja anak nya bergaul. Menurut Ibu.R anak
–anak sangan=t babnyak teman-temany nya kecuali anak
pertamanya yaitu An.r karena dia sudahmulaidewasa dan
sibuk bekerja jadijarang berkumpuldengan teman-temannya.
Ibu.R mengatakan walaupun bebas tapi anak-anak nya
67
8. Analisa data
No Data Masalah Penyebab
1 DS : Ny.N mengatakan sering sakit Nyeri akut KMK merawat
di daerah ulu hati, Ny.N anggota keluarga
mengatakan nyeri sering sekali yang menderita
terasa didaerah ulu hati dan sering gastritis
terasa, Ny.N mengatakan pernah
dirawat dirumah sakit.
9. Penapisan Masalah
a. Nyeri akut berhubungan dengan KMK merawat anggota
keluarga yang menderita gastritis
No Kriteria Bobot Skor Pembenaran
1 Sifat Masalah: 3/3x1 1 Ny.N merasakan nyeri
Aktual di daerah ulu hati.
2 Kemungkinan 2/2x2 2 Keluarga dapat mengatasi dengan
masalah dapat membeli obat ke warung, berobat
diubah: mudah ke dokter atau pelayanan
kesehatan terdekat.
Jumlah 4 2/3
Jumlah 4 2/3
75
A. Rencana Keperawatan
Diagnosa Tujuan Evaluasi
Keperawat Umum Khusus Kriteri Standar Intervensi
an a
Nyeri akut Setelah Setelah 1. Diskusikan
pada melakukan dilakukan bersama
keluarga keperawat pertemuan keluarga
Ny.N an diharap sebanyak tentang
berhubung kan nyeri 3x45menit, pengertian,
an dengan dapat keluarga R. Gastritis adalah tanda dan
ketidakma teratasi mampu: Verbal peradangan pada gejala, dan
mpuan atau hilang 1. Menyebut mukosa lambung. penyebab
keluarga ditandai kan hipertensi
merawat dengan pengertia 2. Beri waktu
anggota pasien n gastritis keluarga untuk
keluarga tidak bertanya
yang sakit merasakan kepada
khususnya nyeri keluarga
2. Infeksi bakteri
3. Peningkatan
produksi asam
lambung
4. Makanan pedas
3.Penyebab dan asam
gastritis R. 5. Stress
Verbal
1 dari 3 akibat
lanjut gastritis : 1. penjelasan
TUK 2 : tukak lambung, kepada
a. Mengung perdarahan di keluarga
kapkan lambung, dan tentang
bahaya kanker lambung komplikasi
atau 1.gastritis
akibat 2. Beri
1
gastritis kesempatan
jika tidak keuarga untuk
diatasi bertanya
3. Motivasi
keluarga
mengungkapka
n kembali
komplikasi
gastritis bila
tidak ditangani
4. Beri pujian
positif atas
1. Olahraga jawaban
secara teratur keluarga
TUK 3: 2. Diet rendah
a. Menjelask R. garam 1. Galih pendapat
77
positif atas
jawaban yang
diberikan
TUK 4: Modifikasi
a. Menyebut lingkungan dalam
kan R. mencegah gastritis : 1. Diskusikan
modifikasi Verbal 1. Lingkungan dengan
lingkunga rumah yang keluarga cara
n yang nyaman memodifikasi
dalam 2. Istirahat lingkungan
merawat yang cukup 2. Motivasi
gastritis 3. Hindari untuk
makanan mengungkapk
pedas dan an kembali
asam hal yang telah
4. Hindari didiskusikan
stress 3. Beri
kesempatan
untuk
bertanya
Melakukan 4. Beri pujian
b. Melakukan modifikasi
modifikasi lingkungan
lingkungan merawat gastritis
untuk Demo
merawat nstrasi
gastritis
S: keluarga
menyebutkan akibat jika
80
S: keluarga
menyebutkan cara
modifikasi lingkungan
dengan benar yaitu,
Lingkungan rumah yang
TUK 4: nyaman, Istirahat yang
memodifikasi cukup, Hindari makanan
lingkungan bagi pedas dan asam, dan
Bpk. M dengan Hindari stress
gastritis
1. Menyebutka Keluarga mengatakan
n modifikasi sudah melakukan
82
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas mengenai kesenjangan yang terdapat
pada teori dan kasus yang penulis dapatkan dalam melakukan penerapan
Asuhan Keperawatan Pada Klien Ibu.R Dengan Gastritis di Rt.013 Rw. 001,
selama 3 hari perawatan, dimulai dari tanggal 03 Desember 2018 sampai
dengan 05 Desember 2018, melalui asuhan keperawatan yang terdiri dari
pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan,
pelaksanaan keperawatan dan evaluasi keperawatan.
A. Pengkajian Keperawatan
Tanda dan gejala yang ada pada teori yaitu Nyeri lambung, hilang nafsu
makan, cepat merasa kenyang, gangguan saluran cerna, mual, muntah,
sakit perut, kembung, bab berwarna hitam pekat, muntah darah.
Sedangkan Tanda dan gejala yang ada pada kasus yaitu pusing, mual,tidak
nafsu makan, sakit dibagian ulu hati. Yang ada pada teori namun tidak ada
pada kasus yaitu bab berwarna hitam pekat, muntah darah karena tidak
ditemukan tanda dan gejala seperti yang disebutkan.
84
Pada pemeriksaan diagnostic tidak sesuai antara teori karena pada kasus
dilakukan pemeriksaan fisik dengan cara palpasi uluhati dan terasa sakit
atau nyeri, dan klien sering mengkonsumsi obat promag. Pada tahap ini
pengkajian keperawatan penulis sedikit mendapatkan hambatan yaitu
kurangnya ketelitian penulis dalam proses pengkajian keperawatan, faktor
pendukung yaitu klien dan keluarga sangat kooperatif dalam memberikan
data tentang dirinya, tidak adanya catatan keperawatan dan hasil
pemeriksaan diagnostik sehingga kurang membantu penulis dalam
memperoleh data
B. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang ada pada teori ada tiga diagnosa keperawatan ,
sedangkan yang ada pada kasus dua diagnosa keperawatan. Dua diagnosa
keperawatan yang sesuai dengan teori dan kasus adalah Ketidak seimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan asupan makanan yang
tidak adekuat, Nyeri berhubungan dengan Iritasi mukosa lambung.
Faktor penghambat tidak penulis temukan pada factor pendunkung tegaknya
diagnosa diatas yaitu data – data pengkajian yang lengkap dan adanya
referensi yang cukup menunjang untuk diagnosa tersebut.
C. Perencanaan keperawatan
Pada tahap perencanaan keperawatan pada 2 diagnosa keperawatan yang
ditemukan pada kasus yaitu Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan asupan makanan yang tidak adekuat, Nyeri
berhubungan dengan Iritasi mukosa lambung.
Pada diagnosa prioritas pada kasus sesuai dengan teori yaitu Ketidak
seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan asupan
makanan yang tidak adekuat. Tujuan: kebutuhan nutrisi teratasi setelah
dilakukan tindakan asuhan keperawatan keluarga dengan melakukan
85
D. Pelaksanaan keperawatan
Pada tahap pelaksanaan keperawatan penulis telah melaksanakan tindakan
keperawatan untuk mengatasi masalah sesuai dengan rencana tindakan
keperawatan yang telah direncanakan.
Pada diagnosa prioritas pada kasus yaitu Ketidak seimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan berhubungan dengan asupan makanan yang tidak adekuat.
Pelaksanaan keperawatan yang penulis lakukan sesuai dengan perencanaan
keperawatan yaitu, Mengukur tanda-tanda vital
E. Evaluasi keperawatan
Pada tahap evaluasi keperawatan penulis melaksanakan evaluasi keperawatan
setelah melakukan tindakan dan evaluasi keperawatan terakhir, penulis
mengacu pada tujuan dan kriteria hasil yang terdapat pada perencanaan
keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan.
A. Kesimpulan
Setelah penulis mempelajari kasus keluarga dengan masalah nyeri (gastritis) baik
tinjauan secara teori maupun pelaksanaan asuhan keperawatan pada keluarga Ibu.R
terkhusus Ibu.R maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Dalam pengkajian Ibu.R mengalami Nyeri (gastritis), pada saat pengkajian Ibu.R
mengatakan sering mual, muntah dan sendawa, terasa dirusuk-tusuk di daerah ulu hati.
Jika nyeri sedang terasa Ibu.R tidak mampu melakukan aktivitas secara mandiri, untuk
memenuhi kebutuhan dibantu oleh keluarga. Keluarga belum mengetahui bagaimana cara
mengatasi nyeri (gastritis) yang benar.
Sesuai dengan data yang didapatkan saat pengkajian didapatkan 2 diagnosa keperawatan
keluarga, yaitu : 1) Nyeri akut pada keluarga Ibu.R berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit ditandai dengan Ibu.R
mengatakan sakit dibagian ulu hati dan merasa seperti ditusuk-tusuk. 2) Resiko mual
muntah pada keluarga Ibu.R terkhusus Ibu.R berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga ditandai dengan Ibu.R sering mual,
sendawa dan nafsu makan berkurang
B. Saran
1. Pendidikan kesehatan
Senantiasa meningkatkan mutu pendidikan yang berkualitas dan profesional sehingga
dapat tercipta perawat profesional, terampil, dan bermutu yang mampu memberikan
asuhan keperawatan secara menyeluruh berdasarkan kode etik keperawatan.
2. Pelayanan keperawatan
Lebih meningkatkan pelayanan keperawatan terkhusus yang bergerak dibidang
komunitas, dengan meningkatkan pelayanan homecare dan pendidikan kesehatan
untuk mendukung : kesembuhan dan kesejahteraan kesehatan masyarakat
komunitas.
3. Masyarakat
Senantiasa meningkatkan kualitas kesehatan dengan memanfaatkan pelayanan
kesehatan yang ada disekitar serta mendukung program- program yang diberikan
oleh pelayanan kesehatan sekitar
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, A. (2011). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta.
Salemba Medika
Ali, Zaidin. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC Asmadi. (2008).
Konsep Dasar Keperawatan Keluarg., Jakarta : EGC Budiman. (2011). Penelitian
Kesehatan. Buku Pertama. Bandung : Refika
: EGC
Gustin, Rahmi Kurnia, (2012). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian gastritis.
Jakarta : EGC
Hirlan. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi ketiga. Jakarta : FKUI (2009)
Misnadiarly (2009). Mengenal Penyakit Organ cerna : Gastritis (Dyspepsia arau Maag.
Jakarta : Pustaka Populer OBDA