Anda di halaman 1dari 63

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BPK.

F DENGAN
GASTRITIS PADA IBU. R DI JL.KS TUBUN II RT 013/RW 001
DESA SLIPI KECAMATAN PALMERAH JAKARTA BARAT

Di susun Oleh :

Kelompok 1

1. Choirunisa Suci Rumandani (16008)


2. Deysa Meidiana Indah (16010)
3. Eka Rahayu (16012)
4. Gusti Nyoman Ardane (16015)
5. Indra Subianto (160)
6. Milda Aidah (160)
7. Nursyiffa Aprianti (160)
8. Sahdati Amalia (160)
9. Tri Astuti (160)
10. Wahyuni Amalia (160)

AKADEMI KEPERAWATAN PELNI


JAKARTA
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Keluarga Bpk. F khususnya Ibu. R dengan Gastritis di Jl.KS
Tubun Ii Rt 013/Rw 001 Desa Slipi Kecamatan Palmerah Jakarta Barat”.

Selama penyusunan makalah ilmiah ini, penulis menemukan banyak hambatan dan
kesulitan, akan tetapi berkat bantuan, bimbingan serta pengarahan dari berbagai
pihak maka penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu dengan
kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih pada yang terhormat terutama
kepada :

1. Buntar Handayani.,SKp.,M.Kep.,MM. Direktur Akademi Keperawatan Pelni


Jakarta
2. Ns Ritanti.,M.Kep. Sp.Kep.Kom. Koordinator Mata Ajar Keperawatan
Komunitas
3. Ns Eni Hastuti., S.Kep. Pembimbing makalah
4. Bpk. Ali Hakim Ketua RW 001 Desa Slipi
5. Kader Desa Slipi Kecamatan Palmerah Kabupaten Jakarta Barat
6. Warga-warga Desa Slipi Kecamatan Palmerah Kabupaten Jakarta Barat

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna maka dari
itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk
perbaikan dimasa yang akan datang agar bermanfaat dalam meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan.
Jakarta, Desember 2018
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan yang ada di lingkungan
masyarakat dan masalah kesehatan saluran pencernaan yang banyak terjadi
di masyarakat. Badan penelitian kesehatan dunia WHO mengadakan tinjauan
terhadap beberapa Negara di dunia dan mendapatkan hasil persentase dari
angka kejadian gastritis di dunia, diantaranya Inggris 31%, Jepang 14,5%,
Kanada 35%, dan Prancis 29,5% (Gustin, 2012). Gastritis yang terjadi di Asia
Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya (WHO,
2013)
Di Indonesia prevalensi gastritis sebanyak 0,99% dan insiden gastritis sebesar
115/100.000 penduduk (Putri dkk, 2012). Persentase angka kejadian gastritis
di Indonesia menurut WHO adalah 40%. Angka kejadian gastritis di
Indonesia menurut WHO adalah 40,8%. Angka kejadian gastritis pada
beberapa daerah di Indonesia pada tahun 2011 cukup tinggi dengan
prevalensi 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk. Gastritis
merupakan salah satu penyakit didalam sepuluh penyakit terbanyak pada
pasien gawat inap di rumah sakit Indonesia (Gustin,2012).
Di Indonesia angka kejadian gastritis cukup tinggi . Penelitian yang dilakukan
oleh Departemen Kesehatan RI angka kejadian gastritis dibeberapa kota di
Indonesia ada yang tinggi mencapai 81,6% yaitu di kota Medan, di beberapa
kota lainnya seperti Surabaya 31,2%, Denpasar 46%, Jakarta 50%, Bandung
32,5%, Palembang 35,5%,
Aceh 31,7%, dan Pontianak 31,2% (Sulastri, 2012)
Gastritis adalah proses imflamasi pada mukosa lambung dan submukosa
lambung. Gastritis merupakan gangguan kesehatan dimana pada umumnya
di diagnosa berdasarkan gejala klinis bukan pemeriksaan histopatologi saja.
Gastritis erosive atau ulserasi lambung atau duodenum yang telah mencapai
sistem pembuluh darah lambung atau duodenum dapat terjadi secara akut
atau kronis . kekambuhan yang berulang dapat menyebabkan terjadi penyakit
lambung seperti kanker lambung dan perdarahan pada lambung (Saefani dkk,
2012).
Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut. Seperti beberapa jenis obat,
alkohol, bakteri, virus, jamur, stress akut, radiasi, alergi atau intoksikasi dari
bahan makanan dan minuman, garam empedu, iskemia dan trauma
langsung. Garam empedu dari usus kecil ke mukosa lambung sehingga
menimbulkan respon peradangan mukosa. Iskemia berhubungan dengan
akibat penurunan aliran darah ke lambung, trauma langsung lambung
berhubungan dengan keseimbangan antara agresi dan mekanisme
pertahanan untuk menjaga integritas mukosa, yang dapat menimbulkan
respon peradangan pada mukosa lambung.
Nyeri merupakan salah satu manisfestasi klinis yang terjadi pada pasien
gastritis. Nyeri yang dirasakan adalah nyeri ulu hati atau nyeri epigastrium.
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan
akibat kerusakan jaringan yang aktual dan potensial. Secara umum tanda dan
gejala yang sering terjadi pada pasien yang mengalami nyeri dapat tercermin
dari perilaku pasien misalnya suara (menangis, merintih, menghembuskan
nafas), ekspresi wajah (meringis, menggigit bibir, dll), pergerakan tubuh
(gelisah, otot tegang, mondar-mandir, dll). Interaksi sosial (menghindari
perakapan, disorientasi waktu) (Judha, 2012).
Secara garis besar nyeri dibagi menjadi 2 yaitu nyeri akut dan nyeri kronis.
Nyeri akut biasanya awitannya tiba-tiba dan umumnya berkaitan dengan
cedera spesifik, waktunya kurang dari enam bulan dan biasanya kurang dari
satu bulan. Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap
sepanjang suatu periode waktu. Nyeri kronis berlangsung selama enam bulan
atau lebih (Potter & Perry, 2013).
32

Hasil observasi yang dilakukan apabila nyeri yang dialami oleh klien tidak
segera diatasi maka akan mengganggu aktivitas lain klien, seperti kebutuhan
tidur dan istirahat.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Membantu memandirikan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan
dengan pendekat dan penulis mendapatkan pengalaman secara nyata
dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah
kesehatan Gastritis.

2. Tujuan Khusus
Mahasiswa bersama keluarga bpk. F mampu :
a. Melakukan pengkajian keperawatan pada keluarga dengan masalah
gastritis.
b. Menganalisa data untuk menentukan diagnosa keperawatan pada
keluarga dengan masalah gastritis.
c. Merencanakan diagnosa tindakan keperawatan dengan masalah
gastritis.
d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada keluarga dengan masalah
gastritis.
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada keluarga dengan masalah
gastritis.
f. Mengidentifikasi kesenjangan yang terjadi pada teori dan kasus
gastritis.
g. Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat serta dapat
mencari solusinya.
h. Mendokumentasikan seluruh kegiatan keperawatan dalam bentuk
narasi.
33

C. Ruang Lingkup
Dalam memberikan asuhan keperawatan ini penulis membatasi masalah
keluarga dengan asuhan keperawatan keluarga Bpk. F khususnya Ibu. R
dengan Gastritis di Jl.KS Tubun II Rt 013/Rw 001 Desa Slipi Kecamatan
Palmerah Jakarta Barat yang dilaksanakan pada tanggal 03-05 Desember
2018.

D. Metode Penulisan
Dalam Penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode deskriptif yaitu
suatu metode yang menggambarkan tentang asuhan keperawatan terhadap
keluarga dengan cara mengumpulkan data, menganalisa data, dan menarik
kesimpulan dan di sajikan dalam bentuk narasi, yang menggambarkan
tentang penerapan asuhan keperawatan pada keluarga dengan gastritis.
Adapun beberapa teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah
terdiri atas studi kepustakaan yang diambil dari beberapa buku sumber dan
media elektronik internet sebagai referensi. Studi kasus yaitu menerapkan
asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi dimulai dari melakukan
pengkajian dengan mengumpulkan data yang diperoleh melalui wawancara,
observasi, menentukan diagnosa, membuat perencanaan, melakukan
pelaksanaan serta evaluasi keperawatan. Studi dokumentasi mempelajari
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penerapan asuhan keperawatan
keluarga dengan hipertensi. Metode studi kepustakaan dengan mempelajari
buku-buku referensi yang terkait dengan asuhan keperawatan keluarga, tidak
lupa dengan menggunakan referensi dari internet.

E. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari 5 BAB, yaitu BAB I Pendahuluan yang terdiri atas
latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup, metode penulisan,
sistematika penulisan. BAB II Tinjauan Teori yang terdiri atas definisi,
etiologi, patofisiologi, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan medis,
asuhan keperawatan keluarga, peran keluarga, fungsi keluarga dan tahap-
tahap perkembangan keluarga serta tugas perkembangan keluarga. Konsep
proses keperawatan keluarga seperti pengkajian keperawatan, diagnosa
keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan, dan
34

evaluasi keperawatan. BAB III Tinjauan Kasus yang terdiri atas pengkajian
keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan
keperawatan, dan evaluasi keperawatan. BAB IV Pembahasan yang terdiri
atas pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan
keperawatan, pelaksanaan keperawatan, dan evaluasi keperawatan. BAB V
Penutup yang terdiri atas kesimpulan dan saran.
35

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Gastritis berasal dari kata gaster yang artinya lambung dan itis yang
berarti inflamasi/peradangan. Gastritis adalah peradangan pada
mukosa lambung. Menurut Hirlan dalam Suyono (2006), gastritis
adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa
lambung, yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa
dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain. Gastritis merupakan
inflamasi dari mukosa lambung klinis berdasarkan pemeriksaan
endoskopi ditemukan eritema mukosa, kerapuhan bila trauma yang
ringan saja sudah terjadi perdarahan (Hadi, 2002).
Penyebab asam lambung tinggi antara lain : aktivitas padat sehingga
telat makan, stress tinggi yang berimbas pada produksi asam lambung
berlebih. Faktor lain yaitu infeksi kuman (e-colli, salmonella atau
virus), pengaruh obat-obatan, konsumsi alkohol berlebih (Purnomo,
2009). Secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi
sel-sel. Sedangkan, menurut Lindseth dalam Prince (2005), gastritis
adalah suatu peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat
bersifat akut, kronis, difus, atau lokal. Gastritis merupakan suatu
peradangan mukosa lambung paling sering diakibatkan oleh
ketidakteraturan diet, misalnya makan terlalu banyak dan cepat atau
makan makanan yang terlalu berbumbu atau terinfeksi oleh penyebab
yang lain seperti alkohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi
(Brunner, 2006).
Secara garis besar, gastritis dapat dibagi menjadi beberapa macam
berdasarkan pada manifestasi klinis, gambaran hispatologi yang khas,
distribusi anatomi, dan kemungkinan patogenesis gastritis. Didasarkan
pada manifestasi klinis, gastritis dapat dibagi menjadi akut dan kronik.
Harus diingat, bahwa walaupun dilakukan pembagian menjadi akut
dan kronik, tetapi keduanya tidak saling berhubungan. Gastritis kronik
merupakan kelanjutan dari gastritis akut (Suyono, 2006).
Gejala gastritis atau maag antara lain: tidak nyaman sampai nyeri
pada saluran pencernaan terutama bagian atas, mual, muntah, nyeri
36

ulu hati, lambung merasa penuh, kembung, bersendawa, cepat


kenyang, perut keroncongan dan sering kentut serta timbulnya luka
pada dinding lambung. Gejala ini bisa menjadi akut, berulang dan
kronis. Disebut kronis bila gejala itu berlangsung lebih dari satu
bulan terus-menerus dan gstritis ini dapat ditangani sejak awal yaitu:
mengkonsumsi makanan lunak dalam porsi kecil, berhenti
mengkonsumsi makanan pedas dan asam, berhenti merokok serta
minuman beralkohol dan jika memang diperlukan dapat minum
antasida sekitar setengah jam sebelum makan atau sewaktu makan
(Misnadiarly, 2009).
Lambung sering disebut sebagai maag yang berfungsi untuk
menampung makanan. Sakit maag sering dihubungkan dengan faktor
stress dan makan yang tidak teratur. Keadaan stress memang bikin
makan tidak teratur. Orang masih percaya bahwa penyakit maag
disebabkan oleh stress. Keadaan stress menyebabkan produksi cairan
asam lambung meningkat sehingga “tegang” oleh cairan asam
lambung. Cairan asam lambung ini bisa mengikis dinding lambung
sehingga luka dan terasa perih bila terkena bahan asam. Bila luka
lambung semakin meluas, berisiko melukai pembuluh darah dan
terjadi perdarahan yang dimuntahkan sebagai muntah darah. Hati-
hatilah jangan stress berkepanjangan, tidak ada gunanya dan
makanlah secara teratur. Makanan dari lambung akan disalurkan ke
usus untuk dicerna kemudian diserap dan masuk dalam aliran darah
menuju hati (Budiman, 2011).
Gangguan pencernaan diakibatkan oleh kebiasaan pola makan yang
buruk dan stress sehari-hari. Banyak kasus gangguan pencernaan tidak
ditemukan penyebabnya secara organik dengan adanya luka atau
kerusakan pada organ. Masalah pencernaan umumnya disebabkan
oleh faktor-faktor eksternal yang membahayakan fungsi sistem
pencernaan seperti stress, kebiasaan makan yang kurang sehat, tidak
teratur, diet yang salah, pengobatan yang menyebabkan iritasi,
infeksi kronis dan hadirnya bakteri dalam saluran pencernaan.
Banyak gangguan pencernaan yang dapat teratasi dengan mengubah
37

gaya hidup dengan mengurangi stress, berhenti merokok, berolahraga


secara rutin dan menjalankan diet yang tepat (Prita, 2010).

B. Etiologi
a. Gastritis akut Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut,
seperti merokok, jenis obat, alkohol, bakteri, virus, jamur, stres
akut, radiasi, alergi 12 atau intoksitasi dari bahan makanan dan
minuman, garam empedu, iskemia dan trauma langsung
(Muttaqin, 2011).
b. Gatritis dapat terjadi pada kondisi refluks garam empedu
(komponen penting alkali untuk aktivasi enzim-enzim
gastrointestinal) dari usus kecil ke mukosa lambung sehingga
menimbulkan respons peradangan mukosa (Mukherjee, 2009).
c. Gastritis kronik Penyebab pasti dari penyakit gastritis kronik
belum diketahui, tetapi ada dua predisposisi penting yang bisa
meningkatkan kejadian gastritis kronik, yaitu infeksi dan non
infeksi (Muttaqin, 2011).
d. Gastritis infeksi
Infeksi Helicobacter pylori sering terjadi pada masa kanak-kanak
dan dapat bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan perawatan.
Saat ini Infeksi Helicobacter pylori diketahui sebagai penyebab
tersering terjadinya gastritis (Wibowo, 2007; Price dan Wilson,
2005). Infeksi lain yang dapat menyebabkan gastritis kronis yaitu
Helycobacter heilmannii, Mycobacteriosis, Syphilis, Infeksi
parasit dan infeksi virus (Wehbi, 2008).
e. Gastritis non-infeksi
1) Autoimmune atrophic gastritis terjadi ketika sistem kekebalan
tubuh menyerang sel-sel sehat yang berada dalam dinding
lambung
2) Gastropati akibat kimia, dihubungkan dengan kondisi refluk
garam empedu kronis dan kontak dengan OAINS atau Aspirin
(Mukherjee, 2009).
3) Gastropati uremik, terjadi pada gagal ginjal kronis yang
menyebabkan ureum terlalu banyak beredar pada mukosa
38

lambung dan gastritis sekunder dari terapi obat-obatan (Wehbi,


2008).

C. Patofisiologi
Obat-obatan, alkohol, garam empedu, zat iritan lainnya dapat
merusak mukosa lambung (gastritis erosif). Mukosa lambung
berperan penting dalam melindungi lambung dari autodigesti oleh
HCl dan pepsin. Bila mukosa lambung rusak maka terjadi difusi HCl
ke mukosa dan HCl akan merusak mukosa. Kehadiran HCl di mukosa
lambung menstimulasi perubahan pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin
merangsang pelepasan histamine dari sel mast. Histamine akan
menyebabkan peningkatan pemeabilitas kapiler sehingga terjadi
perpindahan cairan dari intra sel ke ekstrasel dan meyebabkan edema
dan kerusakan kapiler sehingga timbul perdarahan pada lambung.
Lambung dapat melakukan regenerasi mukosa oleh karena itu
gangguan tersebut menghilang dengan sendirinya.
Bila lambung sering terpapar dengan zat iritan maka inflamasi akan
terjadi terus menerus. Jaringan yang meradang akan diisi oleh
jaringan fibrin sehingga lapisan mukosa lambung dapat hilang dan
terjadi atropi sel mukasa lambung. Faktor intrinsik yang dihasilkan
oleh sel mukosa lambung akan menurun atau hilang sehingga
cobalamin (vitamin B12) tidak dapat diserap diusus halus.
Sementara vitamin B12 ini berperan penting dalam pertumbuhan dan
maturasi sel darah merah. Selain itu dinding lambung menipis rentan
terhadap perforasi lambung dan perdarahan (Suratum, 2010).

D. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan radiologi terdiri dari :
1) EGD (Esofagogastroduodenoskopi) : untuk perdarahan GI atas,
dilakukan untuk melihat perdarahan gastrointestinal atas sisi
perdarahan/derajat ulkus jaringan.
2) Minum barium dengan foto rontgen : dilakukan untuk
membedakan diagnosa penyebab atau sisi luka.
39

3) Analisa Gaster : untuk menentukan adanya darah mengkaji


aktivitas seksretori mukosa gaster, peningkatan asam hidrolik
dan pembentukan asam nokturnal penyebab ulkus duodenal.
4) Angiografi : Vaskularisasi gastrointestinal dapat dilihat bila
endoskopi tidak dapat disimpulkan/dilakukan. Menunjukan
sirkulasi kolateral dan kemungkinan sisi perdarahan.
b. Pemersiksaan laboratorium/darah terdiri dari :
1) Feses : tes feses akan positif
2) Hb/ ht : penurunan kadar terjadi dalam 6-4 jam setelah
perdarahan mulai
3) Jumlah darah lengkap : dapat meningkat, menunjukan respon
tubuh terhadap cedera.
4) BUN : meningkat dalam 24-48 jam karena protein darah dipecah
dalam saluran percernaan dan filtrasi ginjal menurun.
5) Kreatinin : biayanya tidak meningkat bila perfusi ginjal
dipertahankan.
6) Amonia : dapat meningkat bila disfungsi hati berat mengganggu
metabolisme dan ekskreasi urea .
7) Profil koagulasi : peningkatan trombosit dan penurunan waktu
pembekuan dapat terjadi menunjukan memperbaiki hemostasis.
8) AGD : dapat menyatakan alkalosis respiratori.
9) Natrium : dapat meningkat sebagai kompensasi hormonal
terhadap simpanan cairan tubuh
10) Kalium : dapat menurun pada awal karena pengosongan gaster
berat/muntah dan diare berat.
11) Analisa gastrin serum peningkatan kadar diduga sindrom
zollinger allison/ kemungkinan adanya penyembuhan ulkus
yang buruk.
12) Amilase serum : mengikat dengan penetrasi posterior ulkus
duodenal.
13) Kadar pepsinogen : meningkat dengan ulkus duodenal
14) Sel parietal antibody serum : adanya dugaan gastritis kronis
40

E. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis gastritis menurut Black (Black, 2014 Edisi 8
hal : 102), yaitu :
1. Konservatif
a. Farmakoterapi
Jika infeksi oleh Helicobacter pylori : antibiotik (amoksisilin,
klaritromisin, tetrasiklin, dan subsalisilat bismuth/peptobismol
digunakan denga antibiotik) dan obat anti-tukak (omeprazole
dan metronidazole). Antasida merupakan obat bebas yang
dapat berbrntuk cairan atau tablet dan merupakan obat yang
umum dipakai untuk mengatasi gastritis ringan. Antasida
menetralisir asam lambung dan dapat menghilangkan rasa sakit
akibat asam lambung dengan cepat : Maalox, Maaloxplus,
Gelusil, Mylanta, Riopan, Riopanplus, Gaviscon)
Penghambat asam lambung/ Antagonis Reseptor H2/ARH2 :
Cimetidine, ranitidine, nizatidine atau famotidine untuk
mengurangi jumlah asam lambung yang diproduksi.
b. Non farmakoterapi
Diit lambung I diberikan pada penderita gastritis berat yang
disertai pendarahan, jenis makanan : bubur saring yang
diberikan setiap 3 jam sekali. Diit lambung II untuk penderita
akut yang sudah dalam perawatan, jenis makanan : lunak
diberikan setiap 3 jam sekali. Diit lambung III untuk penderita
gastritis yang tidak begitu berat atau ringan, jenis makanan :
TIM diberikan 6 jam sekali. Diit lambung IV ini diberikan
pada penderita gastritis, jenis makanan : TIM dan nasi ketika
mual, muntah dan kembung menghilang perlahan kembali ke
diet normal, penurunan stress dan istirahat.
2. Operatif
Gastrectomi parsial membolehkan regurgitasi isi alkalin
duodenum, sehingga menetralkan asam lambung, indikasi :
karsinoma lambung dan gastric ulcer
41

Vagotomi dilakukan untuk menghilangkan rangsangan sekresi


asam ke sel lambung, indikasi : apabila terapi medik gagal atau
terjadinya komplikasi seperti perdarahan, perforasi, dan obstruksi

A. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga

1. Konsep Keluarga

a. Definisi
Keluarga adalah satu atau lebih individu yang tinggal bersama
hingga mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam
interelasi social, peran dan tugas. (Allender, Spradley,2001 hal :10
di Tantut Susanto, 2012).

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang berasal dari kelompok
keluarga yang sama atau yang berbeda dan saling mengikutsertakan
dalam kehidupan yang terus menerus, biasanya tinggal dalam satu
rumah, mempunyai ikatan emosional dan adanya pembagian tugas
antara satu dengan yang lainnya. (Stanhope dan Lacnester, 1996 hal
10 di Tantut Susanto,2012).

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bergabung


hubungan darah, karena perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu
rumah tangga, saling berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya
dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya. (Baikon dan
Maglaya 1997,hal 10 di Tantut Susanto,2012).

b. Jenis atau tipe keluarga


ada beberapa jenis pembagian bentuk tipe keluarga yang dalam
masyarakat. Menurut Friedman, Bowdem, dan Jones (2003) dalam
Tantut 2012 :
1. Tradisional
a) The Nuclear Family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu , dan anak-anak.
b) The Dyad Family
Keluarga yang terdiri dari sumi-istri (tanpa anak) yang hidup
bersama dalam saru rumah.
42

c) Keluarga Usila
Keluarga terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan
anaknya yang sudah memisahkan diri .
d) The childless family
yaitu keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk
mendapatkan anak dikarenakan mengejar karir/pendidikan
yang terjadi pada wanita.
e) The Extended family
Bentuk keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup
bersama dalam satu rumah seperti Nuclear Family di sertai
paman, tante, orang tua (kakek-nenek), keponakan.
f) The single parent family
keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan
anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian,
kematian, atau karena ditinggalkan (menyalahi hukum
pernikahan).
g) Commuter family
kedua orang tua bekerja dikota yang berbeda, tetapi salah satu
kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja
diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat
“weekends” atau pada waktu-waktu tertentu.
h) Multigenerational family
yaitu keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur
yang tinggal bersama dalam satu rumah.
i) Kin-network family
yaitu beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah
atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang
dan pelayanan yang sama, contoh : dapur, kamar mandi,
television, telephone, dll.
j) Blended family
yaitu duda atau janda (karena perceraian) yang menikah
kembali dan membesarkan anak dari hasil perkawinan atau dari
perkawinan sebelumnya.
43

k) The single adult living alone/single adult family


keluarga terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau
di tinggal mati.

2. Non Tradisional
a) The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua terutama ibu dengan anak
dari hubungan tanpa pernikahan .
b) The stepparent family
Keluarga dengan orang tua tiri.
c) Commune family
beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber
dan fasiltas, pengalam yang sama, sosialisasi anak dengan
melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak bersama.
d) The nonmartal heteroseksual cohabiting family
keluarga dengan hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa
melalui pernikahan.
e) Gay and lesbian families
yaitu seseorang yang mempunyai persamaan seks hidup
bersama sebagai mana “marital partners”.
f) Cohabiting family
yaitu orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan
perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
g) Group marriage family
yaitu beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat
rumah tangga bersama, yang saling merasa saling menikah satu
dengan lainnya berbagi sesuatu termasuk seksual dan
membesarkan anak.
h) Group network family
keluarga inti yang dibatasi oleh set atau aturan nila-nilai, hidup
berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang
44

rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung jawab


membesarkan anaknya.
i) Foster family
yaitu keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara di dalam waktu sementara, pada saat orang
tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk
menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
j) Homeless family
yaitu keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai
perlindungan yang permanen karena krisis personal yang
dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem
kesehatan mental.
k) Gang
yaitu sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang
muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang
mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan
criminal dalam kehidupannya.

c. Struktur Keluarga
Struktur keluarga dapat menggambarkan bagaimana keluarga
melakukan fungsi keluarga di masyarakat sekitarnya. Menurut
Friendman, Bowden, dan Jones (2003) dalam Tantut Susanto (2012),
mengatakan ada empat elemen struktur keluarga, yaitu :
1) Pola komunikasi Keluuarga
Komunikasi dalam keluarga dapat berupa komunikasi secara
emosional, komunikasi verbal, dan non verbal, komunikasi
sirkular (Wright dan Leahey, 2000 dalam Tantut Susanto, 2012).
Tidak berfungsinya komunikasi disebabkan seperti sender,
chanel-media, massage, environment dan receiver.
2) Pola peran keluarga
Peran dalam keluarga merupakan pola tingkah laku dari semua
anggota dalam keluarga yang konsisten terhadap sistuasi dio
dalam keluarga yang terjadi akibat interaksi di antara anggota
45

keluarga, peran dalam keluarga dapat juga peran ganda sehingga


anggota keluarga menyesuaikan peran tersebut.
Peran keluarga menurut (Nasrul Effendi, 1998) dalam (Fery
Effendi, 2009). Peran keluarga yaitu :
a) Peran Ayah
Sebagai suami bagi istrinya dan ayah, bagi anaknya, pencari
nafkah, pendidik, kepala keluarga, anggota kelompok social,
anggota masyatrakat dan lingkungan.
b) Peran Ibu
Sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya, pelindung dan
sebagai salah satu anggota masyarakat dan lingkungannya. Di
samping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah,
tambahan dalam keluarga.
c) Peran Anak
Anak-anak melaksanakan perannya sesuai dengan tingkat
perkembangan baik fisik, social, dan spiritual.

3) Pola norma dan nilai keluarga


Norma adalah peran-peran yang dilakukan manusia berasal dari
budaya yang terkait, nilai merupakan suatu sistem, sikap dan
kepercayaan yang secara sadar atau tidak mempersatukan anggota
keluarga dalam satu budaya.

4) Sturktur Kekuatan Keluarga


Kekeuatan keluarga merupakan kemampuan pontesial atau actual
dari individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk
merubah perilaku orang lain kearah positif. Tipe kekuatan dalam
keluarga antara lain hak untuk mengontrol seperti orang tua
terhadap anak, seseorang yang di tiru, pendapat, pengaruh
kekeuatan karena adanya harapan yang di terima, pengaruh yang
di lalui melalui persuasi, pengaruh yang di berikan memlaui
manipulasi dengan cinta dan kasih.
46

5) Dominasi keluarga
Menurut (Komang Ayu H, 2010). Dominasi keluarga terdiri dari :
a) Dominasi jalur hubungan darah
(1) Patrilineal keluarga yang berhubungan melalui jalur garis
keturunan ayah.
(2) Matrineal keluarga yang berhubungan melalui jalur garis
keturunan ibu.
b) Dominasi keberadaan tempat tinggal
(1) Patrilokal keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang
tinggal dengan keluarga sedarah pihak suami
(2) Matrilokal keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang
tinggal dengan keluarga sedarah pihak
c) Dominasi pengambilan keputusan
(1) Patrikal pengambilan keputusan ada di pihak suami.
(2) Matrikal pengambilan keputusan ada di pihak istri.

d. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman, Boweden dan Jones (20030
dalam Tantu Susanto (2012) adalah :
1) Fungsi Afektif
Fungsi afektif adalah keluarga memberikan kenyamanan
emosional anggota. Membantu anggota dalam membentuk
identitas dan mempertahankan saat terjadi stress.
2) Fungsi Sosialisasi
Keluarga sosialisasi adalah keluarga sebagai guru, menanamkan
kepercayaan, nilai, sikap dan mekanisme koping, memberikan
feedback dan memberikan petunjuk dan pemecahan masalah.
3) Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi adalah keluarga melahirkan anaknya.
4) Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi adalah keluarga memberikan finensial
keluarganya dan kepetingan di masyarakat.
47

5) Fungsi Keperawatan Kesehatan


Fungsi keperawatan kesehatan adalah keluarga memberikan
keamanan, kenyamanan lingkungan yang di butuhkan, untuk
pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk penyembuhan
dari sakit.

e. Tahap-tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangan


keluarga.
Tahap perkembanagan keluarga menurut Friedman (1998) dalam
Tantu Susanto (2012) :
1) Tahap pasangan baru
Tugas perkembangan keluarga pasanganbaru antara lain, membina
hubungan intim yang memuaskan, membina hubungan dengan
keluarga lain, teman, kelompok social, mendiskusikan rencana
memiliki anak.
2) Tahap keluarga kelahiran anak pertama
Tugas perkembangan keluarga tahap ini yaitu, persiapan menjadi
orang tua, adaptasi dengan perubahan anggota keluarga,
mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
3) Tahap keluarga dengan anak prasekolah
Tugas perkembanagn kelurga tahap ini yaitu, memenuhi
kebutuhan anggota keluarga, membantu anak untuk bersosialisasi,
beradaptasi dengan anak yang baru lahir, mempertahankan
hubungan yang sehat baik di dalam maupun di luar keluarga.
4) Tahap kelaurga dengan anak usia sekolah
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini yaitu membantu
sosialisasi anak, tetangga sekolah, dan lingkungan,
mempertahankan keintiman pasangan, memenuhi kebutuhan dan
biaya kehidupan yang semalin meningkat termasuk kebutuhan
meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
5) Tahap keluarga dengan anak remaja
Tugas perkembangan keluarga tahap ini yaitu memberikan
kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab meninggat
remaja yang sudah bertambah dewasa, mempertahankan hubungan
48

yang intim dalam keluarga, mepertahanakan komuniakasi terbuka


antara anak dengan orang lain, perubahan sistem peran dan
peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.
6) Tahap keluarga dengan anak dewas
Tugas perkembangan keluarga saat ini memperluas keluarga inti
menjadi keluarga besar, mempertahankan keintiman pasangan,
membantu orang tua suami-istri yang sedang sakit dan memasuki
masa tua, membantu anak untuk mandiri di masyarakat, penataan
kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
7) Tahap keluarga usia pertengahan
Tugas perkembangan keluarga saat ini mempertahankan
kesehatan, mempertahankan hubungan yang memuaskan, dengan
teman sebaya, dan anak-anak, meningkatkan keakraban pasangan.
8) Tahap keluarga usia lanjut
Tugas perkembangan keluarga saat ini mempertahankan suasan
rumah, yang menyenangkan, adaptasi dengan perubahan
kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan,
mempertahankan keakraban suami-istri dengan saling merawat,
mempertahankan hubungan dengan anak dan social dan
masyarakat, melakukan review.

B. Konsep Proses Keperawatan Keluarga

1. Pengakajian Keperawatan
Pengkajian merupakan suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil
informasi secara terus menerus tehadap anggota keluarga yang di bina
metode yang di gunakan adalah wawancara keluarga, observasi fasilitas
rumah, pemeriksaan fisik dan data sekunder. Fridmen memberikan
batasan 6 katagori dalam memberikan pertanyaan saat melakukan
pengkajian menurut Setiadi (2008).
a. Data pengenalan keluarga.
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga.
c. Data lingkungan.
49

Lingkungan sehat terdiri atas lantai kedap air, yang mudah


dibersihkan tidak ada lalat, maupun tikus, langit-langit rumah mudah
dibersihkan, ventilasi yang permanen minimal 10% ruangan ditata
menurut fungsinya, dapur memiliki sarana pembuangan asap,
tersedianya penyedian air bersih, luas kamar tidur minimal 8m2,
limbah rumah tangga tidak mencemari. (Kepmenkes, 1999, dalam
Kajono 2011).
a. Struktur keluarga.
b. Fungsi keluarga.
c. Koping keluarga.
Untuk mempermudah perawat keluarga saat melakukan pengkajian di
pergunakan istilah penjajagan :
1) Penjajagan tahap 1
a) Data pengenalan keluarga
Meliputi nama kepala keluarga, alamat, pendidikan kepala
keluarga, pekerjaan kepala keluarg, komposisi keluarga, tipe
keluraga, suku bangsa, agama, status social, ekonomi
keluarga, aktivitas rekreasi keluarga.
b) Riwayat dan tahap perkembangan
(1) Tahap perkembangan keluarga saat ini.
(2) Tahap perkembangan keluarga.
(3) Riwayat keluarga inti.
(4) Riwayat keluarga sebelumnya
c) Data lingkungan
(1) Karakteristik rumah.
(2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW.
(3) Mobilisasi geografi keluarga.
(4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
(5) Sistem pendukung keluarga
d) Struktu keluarga
(1) Pola komunikasi keluarga.
(2) Struktur kekuatan keluarga.
(3) Struktur peran.
(4) Nilai dan norma budaya.
50

e) Fungsi keluarga
(1) Fungsi afektif.
(2) Fungsi social.
(3) Fungsi reproduksi.
(4) Fungsi perawatan.
(5) Fungsi ekonomi.
f) Koping keluarga
(1) Stressor jangka pendek dan jangka panjang.
(2) Kemampuan keluarga berrespon terhadap masalah.
(3) Strategi koping yang di gunakan.
(4) Strategi koping disfungsional.
g) Pemeriksaan fisik
h) Harapan keluarga
2) Penjajagan tahap 2
Berkaitan dengan ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi
keluarga.
a) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Bagaimana persepsi keluarga terhadap tingkat keparahan
pemyakit, pengertian, tanda dan gejala, factor penyebab, dan
persepsi keluarga terhadap masalah yang di alami.
b) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
Sejak mamna keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya
masalah, bagaimana masalah di rasakan oleh keluarga,
keluarga menyerah atau tidak terhadap masalah yang di hadapi
adakah rasa takut terhadapa akibat, bagaimana sistem
pengambilan keputusan yang dilakukan terhadap anggotan
keluarga yang sakit.
c) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
Bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakitnya, sifat dan
perkembanagn perawatan yang idi perlukan, sumvber yang
ada pada keluarga, serat sikap keluarga yang sakit
d) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
Pentingnya hygiene dan sanitasi bagi keluarga, upaya
pencegahan penyakit yang dilakukan keluarga, kekompakan
51

anggota keluarga dalam menata lingkungan dan luar rumah,


berdampak terhadap kesehatan keluarga.
e) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan
Kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas
kesehatan yang ada, keuntungan yang di dapatkan terhadap
penggunaan fasilitas kesehatan, apa saja pelayan yang di
berikan.

2. Diagnosa keperawatan
Diagnose keperawatan adalah pernyataan yang di rumuskan berdasarkan
data yang terkumpul dan berupa rumusan tentang respon klien terhadap
masalah kesehata serta factor penyebab (etiologi) yang berkontribusi
terhadap timbulnya masalah yang perlu di atasi dengan tindakan atau
intervensi keperawatn
a. Tipe diagnose keperawatan keluarga
1) Masalah keperawatan actual
Masalah ini memberikan gambaran berupa tamda dan gejala yang
jelas
Dan mendukung bahwa bmasalah benar-benar terjadi
2) Masalah keperawatan resiko tinggi
Masalah ini sudah di tunjang dengan data yang akan mengaruh
pada timbulnya masalah kesehatan bila tidak segera di tangani
3) Masalah keperawatan potensial/sejahtera
Status kesehatan berada pada kondisi sehat dan ingin mengikat
oleh optimal
b. Menetapkan etiologi
Menentukan penyebab atau etiologi dalam perumusan diagniosa
keperawatan dengan model single diagnose di anmgkat 5 tugas
keluarga, antara lain :
1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
52

5) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang


ada
c. Prioritas masalah
Prioritas masalah dengan menggunakan skala menyusun prioritas dari
Bailon dan Maklaya, (1978) dalam Tantut Susanto, (2012).
1) Kriteria penilaian
a) Sifat masalah terdiri atas
(1) Actual dengan nilai 3
(2) Resiko tinggi dengan nilai 2
(3) Potensial dengan nilai 1
b) Kemungkinan masalah untuk di ubah
(1) Mudah dengan nilai 2
(2) Sebagian dengan nilai 1
(3) Tidak dapat dengan nilai 0
c) Potensial masalah untuk dicegah
(1) Tinggi dengan nilai 3
(2) Cukup dengan nilai 2
(3) Rendah dengan nilai 1
d) Menonjolnya masalah
(1) Segera di atasi dengan nilai 2
(2) Tidak segera di atasi dengan nilai 1
(3) Tidak di sarankan adanya masalah dengan nilai 0
e) Bobot
(1) Sifat masalah dengan bobot 1
(2) Kemungkinan masalah untuk di cegah dengan bobot 2
(3) Potensial masalah untuk dicegah dengan bobot 1
(4) Menonjolnya masalah dengan bobot 1
f) Pembenaran
(1) Alasan penentuan subkriteria
(2) Dampak terhadap kesehatan keluarga
(3) Ditunjang dengan data hasil pengkajian
g) Cara perhitungan
(1) Skor atau angka tertinggi X bobot
(2) Jumlah skor
53

(3) Skor tertinggi menjadi masalah prioritas

3. Perencanaan keperawatan
Perencanaan asuhan keperawatan adalah kesimpulan tindakan yang di
tentukan oleh perawat untuk di laksanakan dalam menyelesaikan masalah
kesehatan dan masalah keperawatan yang telah ditetapkan.
a. Penentuan skor untuk memprioritaskan masalah
1) Tentukan skor untuk setiap kriteria
2) Skor di bagi dengan angka tertinggi dan di lakukan bobot
Skor x Bobot
Angka tertinggi
3) Jumlah kan skor untuk semua kriteria
b. Menetapkan tujuan keperawatan
Menurut Karpenito, (1998) dalam Tantut Susanto, (2012).
Tujuan keperawatan terbagi atas :
1) Tujuan jangka pendek adalah target dari kegiatan atau hasil akhir
yang di harapkan dari rangkaian proses penyelesaian masalah
keperawatan.
2) Tujuan jangka pendek adalah hasil tindakan yang di harapkan dari
setiap akhir kegiatan yang di lakukan pada waktu tertentu di
sesuaikan dengan penjabaran jangka panjang.
c. Klasifikasi intervensi menurut Friedman, (1998) dalam Sulistio
Andarmoyo, (2012).
1) Supplemental
Intervensi yang terkait dengan rencana pemberian pelayanan
secara langsung.
2) Fasilitas
Rencana dalam membantu mengatasi hambatan dari keluarga
dalam memperoleh pelayanan medis, kesejahteraan social,
transportasi.
3) Developmental
Intervensi ini terkait dengan rencana perawat membantu keluarga
dalam kapasitasnya untuk menolong diri nya sendiri (membuat
54

keluarga belajar mandiri), denagan kekuatan dan sumber


pendukung yang terdapat pada keluarga.
d. Menetapkan intervensi
1) Rencana tindakan yang di susun harus prioritas pada pemecahan
masalah.
2) Rencana tindakan yang di buat dapat di lakukan mandiri oleh
keluarga.
3) Rencana tindakan yang di buat berdasarkan masalah kesehatan.
4) Rencana tindakan sederhana dan mudah di lakukan.
5) Rencana tindakan perawatan dapat di lakukan secara terus-
menerus.
e. Domain intervensi
Ada tiga domain yang bisa kita gunakan dalam menyusun intervensi.
1) Domain kognitif
Intervensi dengan domain kognitif di wujudkan untuk di berikan
informasi, gagasan, motivasi dan sarana, dengan keluarga sebagai
target asuha keperawatan.
2) Domain afektif
Intervensi ini di tunjukkan membentuk keluarga dalam respon
emosional, sehingga dalam keluarga terdapat perubahan sikap
terhadap masalah yang di hadapi.
3) Domain psikomotor
Intervensi ini ditunjukkan untuk membantu anggota keluarga
dalam perubahan perilaku yang merugikan keprilaku yang
menguntungkan.

4. Pelaksanaan Keperawatan
Pelaksanaan keperawatan merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun perawat bersama keluarga (Tantut
Susanto, 2012).
Pada pelaksanaan hal-hal yang perlu diperhatikan adalah (Friedman, 2004
dalam Tantut Susanto, 2012) yaitu:
a. Menstimulasi keluarga memutuskan tindakan yang tepat
55

1) Diakui tentang konsekuensi tidak melakukan tindakan.


2) Identifikasi sumber-sumber tindakan dan langkah serta sumber
yang dibutuhkan.
3) Diakui konsekuensi tiap alternative tindakan.
b. Menstimulasi kesadarn dan penerimaan tentang masalah kebutuhan
kesehatan.
1) Memperluas informasi keluarga.
2) Membantu untuk melihat dampak akibat situasi yang ada.
3) Hubungan kebutuhan kesehatan dengan sasaran keluarga.
4) Dorong sikap emosi yang sehat menghadapi masalah.
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat keluarga yang sakit
1) Mendemonstrasikan cara perawatan.
2) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah.
3) Mengawasi keluarga melakukan perawatan.
d. Intervensi untuk menurunkan ancaman psikologis.
1) Meningkatkan hubungan yang terbuka dan dekat.
2) Memilih intervensi keperawatan yang tepat.
3) Memilih metode kontak yang tepat kunjungan rumah atau
pendekatan kelompok.
e. Membantu keluarga untuk menemukan cara membuat lingkungan
sehat.
1) Menemukan sumber yang dapat digunakan keluarga.
2) Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.
f. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada.
1) Mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada.
2) Membantu keluarga untuk menggunakan fasilitas kesehatan yang
ada.

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahapan akhir dari proses keperawatan keluarga
rangkaian proses keperawatan dan merupakan tahap yang menentukan
56

apakah tujuan dapat tercapai sesuai yang ditetapkan dalam tujuan


direncana perawatan (Santun Setiawati, 2005).
a. Sifat evaluasi
Beberapa sifat evaluasi yang perlu ditinjau kembali yaitu:
1) Tujuan tidak realistis.
2) Tindakan keperawatan yang tepat.
3) Faktor-faktor lingkungan yang tidak bias diatasi.
b. Kriteria dan standar
Kriteria akan memberikan gambran tentang faktor-faktor tidak tepat
yang memberikan petunjuk bahwa tujuan telah tercapai. Standar
menunjukkan tingkat pelaksanaan yang diinginkan untuk
membandingkan dengan pelaksanaan yang sebenarnya.
c. Evaluasi kuantitatif dan kualitatif
Evaluasi kuantitatif menekankan pada jumlah pelayanan atau kegiatan
yang telah diberikan misalnya imunisasi, kunjungan ANC pada ibu
hamil.
d. Metode-metode evaluasi.
1) Observasi langsung.
2) Memeriksa laporan atau dokumentasi.
3) Wawancara atau angket.
4) Stimulasi latihan.
e. Catatan perkembangan
Catatan perkembangan keluarga merupakan indicator keberhasilan
tindakan keperawatan yang diberikan pada keluarga oleh petugas
kesehatan. Karakteristik evaluasi sebagai berikut:
1) Subjektif
Pernyataan keluarga klien atau sumber lain tentang perubahan
yang dirasakan baik kemajuan ataupun kemunduran setelah
diberikan tindakan keperawatan.
2) Objektif
Data yang bias diamati dan diukur melalui teknik observasi,
palpasi, perkusi dan auskultasi sehingga kemajuan dan
kemunduran dapat dilihat sebelum dan setelah diberikan asuhan
keperawatan.
57

3) Analisa
Pernyataan yang menunjukkan sejauh mana masalah keperawatan
dapat tertanggulangi.
4) Planning
Rencana yang ada dalam catatan perkembangan merupakan
rencana tindakan hasil evaluasi tentang dilanjutkan atau tidak
rencana tersebut sehingga diperlukan inovasi dan modifikasi bagi
perawat.
58

BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
Menurut informasi yang didapat dari warga Desa Nerangan diberikan
keterangan bahwa terdapat salah satu warganya menderita gastritis
pada tanggal 03 Desember 2018, kemudian penulis mendatangi ketua
RT untuk meminta ijin mengunjungi keluarga Bp. S dalam rangka
menerapkan asuhan keperawatan keluarga. Selanjutnya penulis
mendatangi Bpk. S dan menjelaskan tujuan kedatangan penulis
kemudian penulis mengadakan kontrak waktu untuk kunjungan
selanjutnya.

Penjajagan Tahap I
Pada tanggal 03 Desember 2018 pukul 09.00 WIB. Penulis
mendatangi Bp.S untuk melakukan pengkajian dan pengumpulan data
dasar yang meliputi data dasar keluarga, lingkungan, struktur
keluarga, fungsi keluarga, stress dan koping keluarga, pemeriksaan
fisik serta fungsi keperawatan. Selain itu penulis mengkaji tentang
data status kesehatan anggota keluarga. Adapun hasil yang diperoleh
sebagai berikut:
1. Data Dasar Keluarga
a. Nama Kepala keluarga (KK) : Bp.F
b. Usia : 37 Tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : Buruh
e. Alamat : Jl. KS Tubun 2, RT 13/RW 01,
No.26, Kelurahan Slipi, Kecamatan Palmerah

f. Komposisi Keluarga
Nama Jenis Hubungan Usia Pendidikan Pekerjaan
59

Kelamin dengan KK
Ibu. R Perempuan Istri 41thn SMP Ibu rumah
tangga
An. R Perempuan Anak 22thn SMA Wiraswasta
An. J Perempuan Anak 14thn SMP Pelajar
An. J Perempuan Anak 14thn SMP Pelajar
An.A Perempuan Anak 8thn SD Pelajar

g. Genogram

K K

Keterangan:
= Perempuan = laki-laki meninggal

= Laki-laki

= Tinggal serumah
= Garis Keturunan
= Klien

h. Tipe Keluarga
60

Tipe keluarga Bpk. F adalah sebagai keluarga inti dimana


dalam keluarga terdapat Bpk. F sebagai suami dan Ibu. R
sebagai istri dan memiliki 4 anak perempuan.
i. Suku Bangsa
Keluarga Bpk. F berasal dari suku Betawi, bahasa yang
digunakan adalah Betawi.
j. Agama
Keluarga Bpk.F menganut agama Islam, tidak ada perbedaan
antara anggota keluarga menjalani keyakinannya. Anggota
keluarga senantiasa menjalankan ibadah dan keyakinannya
seperti sholat, puasa, dan mengaji. Keluarga beranggapan
bahwa agama sebagai dasar atau nilai yang mempengaruhi
kehidupannya.
k. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Pendapatan keluarga perbulan diatas 2.000.000, penghasilan
tersebut tidak mencukupi untuk biaya sehari-hari. Keluarga
Bp. F mempunyai tabungan. Yang mengelola keuangan dalam
keluarga adalah Ibu.R.
l. Aktivitas Rekreasi dan Keluarga
Keluarga Bpk.F jarang melakukan rekreasi dan waktunya
tidak tentu dan biasanya saat waktu senggang Bpk.F dan Ibu R
hanya melakukan nonton tv dan berbincang-bincang dirumah.
m. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga
dengan Anak dewasa muda. Keluarga belum dapat melakukan
pemenuhan perkembangan keluarga dengan anak dewasa
muda hal ini terjadi karena Bp.F jarang pulang ke rumah, jadi
keluarga Bp.F belum dapat mampu memperluas keluarga inti
menjadi keluarga besar. Tugas perkembangan keluarga saat ini
yang masih belum dilakukan secara optimal oleh keluarga
Bp.F belum bisa memperluas keluarga inti menjadi keluarga
besar, Ibu.R mengatakan komunikasi dalam keluarga juga
belum terpenuhi dengan baik karena Bp.F jarang pulang ke
rumah karena sibuk bekerja..
61

n. Riwayat keluarga inti


Bp.F dan Ibu.R merupakan orang sunda dan betawi dari slipi.
Sejak lahir Ibu.R tinggal di slipi dan bertemu dengan Bp.F
waktu Ibu.R main ke tempat saudaranya di rangkas bitung.
Ibu.R berkenalan dengan Bp.F karena saudara Ibu.R.
hubungan mereka diawali dengan pacaran Cuma beberapa
bulan saja, lalu Bp.F memutuskan menikahi Ibu.R dan kedua
orangtua dari masing-masing sudah setuju. Setelah beberapa
bulan kemudian Ibu.R dikaruniai anak. Ibu.R dan Bp.F
mempunyai 4 orang anak perempuan. Anak pertama berumur
22 tahun, anak kedua dan ketiga kembar berumur 14 tahun,
dan anak keempat berumur 8 tahun.
o. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Keluarga Bp.F merupakan keluarga menengah kebawah di
daerah slipi. Riwayat keluarga Bp.F cukup harmonis, menurut
perkataan Ibu.R. kedua orangtua Bp.F masih hidup, dan terdiri
dari 2 bersaudara. Kakak dari Bp.F juga sudah menikah.
Sedangkan keluarga dari Ibu.R berasal dari keluarga
menengahke atas, menurut Ibu.R keluarganya kurang
harmonis karena anaknya An.R tidak akur dengan adik dari
Ibu.R yang ketiga. Orangtua Ibu.R sudah ada yang meninggal
yaitu bapak dari Ibu.R dan Ibu dari Ibu.R sudah menikah lagi.
Ibu.R terdiri dari 4 bersaudara.
2. Lingkungan
a. Perumahan
keluarga Bpk. F tinggal dirumah milik pribadi dengan luas
bangunan kurang lebih 100 m2 dan tidak memiliki
pekarangan, jenis rumah Bpk.F semi permanen, dengan atap
rumah seng/asbes, lantai ubin kondisi rumah secara
keseluruhan berdebu, banyak lawa-lawa, terdapat ventilasi
rumah dengan luas kurang dari 10% luas lantai. Cahaya
matahari dapat masuk kedalam rumah pada siang hari.
62

b. Denah Rumah
Keterangan:

D KM KT T: Teras
RT: Ruang Tamu
RK: Ruang
KT Keluarga

RK
KT: Kamar Tidur
D: Dapur
KM: Kamar

KT Mandi

RT
c. Pengolahan Sampah

c. Keluarga Bpk. F mempunyai tempat pembuangan


sampah, Tempat pembuangan sampah Bpk.F yaitu di
samping rumah dan cara pengelolaan sampah rumah
tangga Bpk.F yaitu diambil oleh petugas.
d. Sumber air
Sumur gali merupakan sumber air yang digunakan
keluarga Bpk.F untuk mandi dan mencuci. Sumber air
minum yang digunakan oleh keluarga Bpk.F adalah air
isi ulang.
e. Jamban Keluarga
Bpk.F mempunyai WC sendiri dengan jenisnya yaitu
leher angsa dan jarak antara sumber air dengan
penampungan tinja kurang dari 10 m, keluarga
mengetahui apabila sumber air dengan tempat tinja
berdekatan maka air yang digunakan tidak baik untuk
kesehatan.
f. Pembuangan air limbah
63

Saluran pembuangan air limbah Bpk.F dengan


menggunakan paralon besar dibelakang rumah yang
dialirkan keselokan. Keadaannya bersih dan tidak
tersumbat.
g. Fasilitas social dan fasilitas kesehatan
Perkumpulan sosial yang diikuti oleh Ibu.R adalah
PKK, pengajian dimasjid dan senam sehat. Fasilitas
kesehatan ada di desanya yaitu posyandu, puskesmas,
dan rumah sakit dan fasilitas tersebut pernah
dimanfaatkan oleh keluarga Bpk.F.
h. Karakteristik tetangga dan komunitas
Rumah Bp.F masuk gang kecil dan tidak terlalu kecil,
kanan dan kiri dan belakang rumah Bp.F dibatasi oleh
teras dan tembok rumah tetangga. Bp.F jarang sekali
dirumah karena sibuk bekerja diluar kota, yaitu ke
tempat asalnya. Ibu R sering berkunjung ke
tetangganya atau saudaranya Pada sore hari setelah
selesai mengerjakan pekerjaan rumah. Pada malam hari
biasanya anak-anak Ibu R sering bermain bersama
tetapi anak pertama Ibu R tidak ada dirumah karena
sudah mengekost. Yaitu An.R . Ibu R lebih sering
menghabiskan waktu dengan anak-anaknya, tetangga
keluarga Bpa.F berprofesi sebagai pedagang, buruh,
dan karyawan.
i. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Bp.F merupakan penduduk asli kelurahan
slipi. Keluarga Bp.F menurut perkataan iIbu.R jarang
pergi keluar kota. Umumnya, Bp.F mengajak keempat
anaknya pergi ketempat neneknya di Rangkas
Belitung. Ibu.R biasanya mengajak jalan-jalan anaknya
ke mall. Jika anak pertama Ibu.R yaaitu An.R
memberikan uang dari hasil gajinya. Ibu.R mengatakan
tidak menentu untuk pergi bertamasya bersama anak-
64

anaknya. Ibu.R mengajak jalan-jalan jika ada uangnya


saja.
j. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan
masyarakat
Keluarga Bp.F berinteraksi dengan tetangga dalam
bentuk berbincang-bincang tanpa tujuan yang jelas
setiap harinya, yang untuk mengakrabkan dengan
tetangga umumnya, Ibu R yang sering main ketempat
tetangga ataupun saudra setelah selesai berberes-beres
rumah, sehingga banyak terjadi perbincangan-
perbincangan kecil pada waktu tersebut. Ibu R tidak
aktif mengikuti kegiatan dimasyarakat. Bp.F jarang
bergaul dengan masyarakat sekitar karena jarang di
rumah. An.R sudah mengekost dan jarang bergaul
dengan anak-anak sekitar sedangkan An.J dan An.J
sering bermain dengan anak-anaknya di sekitar
rumahnya. An.A juga sering bermain dengan anak-
anak yang disekitar rumahnya.
k. Sistem Pendukung Keluarga
Keluarga Bp.F menurut perkataan Ibu.R berusaha
mencukupi kebutuhannya sendiri, tetapi jika
mengalami kesulitan keuangan keluarga , Ibu R akan
meminta untuk mengirimkan uang dari Bp.F dan Bp.F
akan mengirimnya jika Bp.F belum mempunyai uang.
Ibu R akan meminta uang kepada An.R yaitu anak
pertama dari Ibu R yang sudah bekerja. Ibu R
mengatakan komunikasi dengan Bp.F masih cukup
baik walaupun hanya lewat telepon. Ibu R mengatakan
jika ada permasalahan Ibu R akan membicarakan
terlebih dahulu kepada Bp.F. permasalahan yang
umumnya dialami adalah permintan anak-amnk dari
Ibu R yang kedua dan ketiga yang tidak terpenuhi yang
membuat Ibu R pusing karena anaknya tidak mengerti
sedangkan An.R menurut Ibu R adalah perokok tetapi
65

Ibu R tidak berani mengatakan kepada Bp.F karena


takut anaknya diomelin oleh bapaknya dan Ibu R
berusaha menasehatinya walaupun sangat sulit.

3. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga
Bp.F sudah berusaha menerapkan komunikasi yang baik
untuk anak-anaknya menurut perkaataan Ibu R tetapi anak-
anak terkadang merasa kurang karena menurut anak-anaknya
tetap ingin Bp.F lebih seering pulang kerumah untuk
berkomunikasi langsung dengan mereka Ibu R mengatakan
berusaha menerapkan kmunikasi yang baik pada anak-anak
nya. Sedangkan anak-anak dari Ibu R serig menceritakan jika
ada masalah disekolah ataupun masalah lainnya. Ibu R juga
mengatakan An.R tidak terlalu banyak bicara jika pulang
kerumahnya karena An.R lebih sering menghabiskan waktu
bersama teman-teman nya dibangingkan dengan keluarga.
b. Struktur kekuatan keluarga
Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah Bp.F kali ini
didasarkan pada Bp.F dan Ibu.R sering membicarakan
masalah keluarganya tanpa melibatkan anak-anak nya. Jika
Bp.F sudah memutuskan sesuatu Ibu.F ikut saja dan nurut,
tetapi jika ada yang kurang cocok maka Ibu.R akan
memberikan masukan kepada Bp.F.anak-anak jarang
dilibatkan dalam pengambilan keputusan dalam keluarga.
Anak nya yang pertama ayitu An.R juga jarang ikut dlam
pengambilan keputusan karen An.R ikut saja apa kata orang
tua. Semua anak dari Bp.F dan Ibu.R patuh kepada orang tua
nya walupun terkadang A.C dan An.J malas untuk disuruh
karena sibuk bermain tetapi bagi Ibu.F itu bukanlah masalah
yang besar bagi keluarganya
c. Struktur Peran
Bp.F bereperan sebagaikepala keluargadan Ibu.R berperan
sebagai Ibu.R berperan sebagai ibu rumat tangga.
66

d. Nilai dan Norma Budaya


Keluarga menerapkan nilai nilai agama islam dalam kegiatan
sehari-harii tetapi jika nak-anak dari Ibu.R masih ada yang
malas shalat atau mnegaji maka Ibu.R akan
menasehatinya.anak Ibu.R yang paling kecil juga diikuti
pengajian yaitu TPA. Keluarga Bp.F kadang juga
melaksanakan puasa sunah tapi Ibu.r mengatakan jika An.R
tidak terpantau karena ngkos dan hanya bisa diingatkan lewat
chat.

4. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Keluarga Bp.F cukup harmonis. Ibu.R mengatakan jika Bp.F
menunjukan kasih sayang nya dengan percakapan lewat
telfon dan selalu memberi nasehat. Jika Bp.F ada uang
berusaha menyenangkanhati anak-ankan nya dengna
mengajak jalan-jalan. Ibu.R juga mengatakan jika ia sangat
menyayangi anank-anak nya dengan caramemberikan kasih
sayang itu memeluk anak-anak nya dan bercanda jika ada
waktu senggang. Anak anak dari Ibu.R menunjukan kasih
sayang nya dengan cara membantu pekerjaan Ibu.R walaupun
kadang masih malas-malasan.
b. Fungsi Sosialisasi
Ibu.R mengatakan tidakmelrang anak-anak nya untuk bergaul
dnegan siapa saja. Asalkan masih ada batasan dan
jelasdnegan siapa saja anak nya bergaul. Menurut Ibu.R anak
–anak sangan=t babnyak teman-temany nya kecuali anak
pertamanya yaitu An.r karena dia sudahmulaidewasa dan
sibuk bekerja jadijarang berkumpuldengan teman-temannya.
Ibu.R mengatakan walaupun bebas tapi anak-anak nya
67

diberikan waktu batas bermain yaitu tidak boleh lebih dari


jam 21.00 malam juga saat ujian sekolah.
c. Fungsi Reproduksi
Bp.F masih dalam rproduksi aktif, Ibu.R juga masih dalam
produksi aktif tetapi menggunakanalat kontrasepsi yaitu
spiral. Ibu.R tidak mengeluh soal sistem reproduksinya,
menstruasi teratur setiap buannya dantidak adanya nyeri
haid.anak-anak nya juga sudah mengalami menstruasi kecuali
yang paling kecilyaiu An.A.Ibu.R cukupmenjelaskan epada
anak nya waktu awal menstruasi bahwasetiap wanita akan
seperti itu
5.Stress dan koping keluarga
a. Stressor jangka pendek
Ibu.R mengatakan masalah yang besar pada sau tahun terakhir
adalah ekonomi.

b. Stresor jangka panjang


Ibu.R mengatakan masalah panjang yang ia pikirkan yaitu
An.R karena merokok dansulit untuk dinasehati.
c. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Ibu.R selalu berusaha menasehati jika An.R masih merokok
untuk berhenti.
d. strategi koping yang digunakan
Ibu.R mengatakan tidak senang jika An.R merokok. Ibu.R
apabila memilikimasalah akan diceritakan kepada suaminya
Bp.F
e. Strategi adaptasi disfungsonal
Bp.F mengkonsumsi rokok 1 bungkus kadang lebihdlaam
sehari. Bp.F jarang pulang kerumah kadang sampai 2 bulan
lebih Ibu.R sering menangis jika memiliki masalah An.r jarang
pulang kerumah.keluarga Bp.F memilikimasalah dengan adik
dari Ibu.R karena soal uang. Ibu.R menceritakan bahwa awal
anaknya ngkos karena pernah ditendang oleh adik Ibu.R
f. Pemeriksaan Fisik
68

NO SISTEM Ny.R An.J An.J An.A


1 TTV,BB, TD=130/60 TD=110/90 TD=120/80 TD=110/70
TB mmHg,N.88 mmHg,N=8 mmHg,N=86 mmHg,N=83
x\menit 4x\menit x\menit x\menit
RR,20x\meni RR=20X\m RR=20X\me RR=20X\me
t,Suhu=36,5, enit S=36,8 nit S=36,8 nit S=36,8
BB=63kg, BB=37kg,T BB=39kg,TB BB=30kg,TB
TB=148cm B=145cm =146cm =130cm
2 Kepala\ra Ada ketombe Ada kutu, Ada kutu, Ada kutu,
mbut dan warna warna warna warna
rambut hitam rambut rambut hitam rambut hitam
hitam dan dan dan
menyebar menyebar menyebar
rata rata rata
3 Mata Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva
tidak anemis, tidak tidak anemis, tidak anemis,
pupil anemis, pupil pupil
mengecil saat pupil mengecil saat mengecil saat
terkena mengecil terkena terkena
cahaya,pengl saat terkena cahaya,pengl cahaya,pengl
ihatan baik, cahaya,peng ihatan baik, ihatan baik,
sclera lihatan baik, sclera sclera
anikterik, , sclera anikterik, , anikterik, ,
reaksi anikterik, , reaksi reaksi
terhadap reaksi terhadap terhadap
cahaya terhadap cahaya cahaya
normal cahaya normal normal
normal
4 Telinga Bersih, tidak Bersih tidak Bersih tidak Bersih tidak
ada serumen, ada ada ada
pendengaran serumaen. serumaen. serumaen.
masih bagus Pendengara Pendengaran Pendengaran
tidak ada n baik. baik. Tidak baik. Tidak
69

benjolan, Tidak ada ada benjolan. ada benjolan.


tidak benjolan.
bengkak, Tidak
tidak ada bengkak,tid
nyeri tekan. ak ada nyeri
tekan
5 Hidung Tidak Tidak Tidak Tidak
terdapat lesi terdapat lesi terdapat lesi terdapat lesi
dan cairan dan cairan . dan cairan dan cairan
mukosa. mukosa mukosa. mukosa.
Hidung hidung Hidung Hidung
lembab. lembab, lembab. lembab.
Terdapat terdapat Terdapat Terdapat
bulu hidung. bulu hidung. bulu hidung. bulu hidung.
Penciuman Penciuman Penciuman Penciuman
baik baik. baik baik
6 Mulut Lidah Lidah Lidah bersih, Lidah bersih,
simetris, bersih, lidah lidah lidah
bibir simetris, simetris, simetris,
simetris, gigi bibir bibir simetris bibir simetris
lengkap, simetris , ,gigi lengkap, ,gigi lengkap,
stomatis gigi tidak caries, tidak caries,
tidak ada, lengkap, stomatitis stomatitis
lidah bersih. caries, tidak ada tidak ada
stomatitis
tidak ada
7 Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
benjolan, benjolan, benjolan, benjolan,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar, kelenjar, kelenjar, kelenjar,
simetris simetris simetris simetris
8 Dada\thor Tidak Tidak Tidak Tidak
70

ax terdapat terdapat terdapat terdapat


benjolan, benjolan,tid benjolan,tida benjolan,tida
tidak ada ak ada sura k ada sura k ada sura
suara nafas tambahan. tambahan. tambahan.
tambahan, Bunyi nafas Bunyi nafas Bunyi nafas
bunyi nafas vesikulrer vesikulrer vesikulrer
vesikuler bunyi bunyi bunyi
bunyi jantung jantung jantung
jantung normal. RR normal. RR normal. RR
normal.perna 20x\menit 18x\menit 18x\menit
fasan
20x\menit
9 Abdomen Perut Perut datar. Perut datar. Perut datar.
kembung ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
nyeri tekan, nyeri tekan. nyeri tekan. nyeri tekan.
hepar tidak Hepar tidak Hepar tidak Hepar tidak
teraba. teraba. Perut teraba. Perut teraba. Perut
lembek. lembek. lembek.
10 Ekstermit Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
as atas odema, tidak oedema. oedema. oedema.
dan ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
bawah kemerahan, kemerahan kemerahan kemerahan
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
varises, varises, varises, varises,
kekuatan kekuatan kekuatan kekuatan
tonos otot tonos otot tonos otot tonos otot
baik. baik. baik. baik
11 Kulit Bersih, Bersih, Bersih, Bersih,
warna kulit warna kulit warna kulit warna kulit
sawo putih putih langsat, putih langsat,
matang, langsat, turgor kulit turgor kulit
turgor kulit turgor kulit elastis, CRT elastis, CRT
elastis, CRT elastis, CRT < 3 detik < 3 detik
71

< 3 detik < 3 detik


12 Lain-lain - - - -
13 Kesimpul Keadaan Keadaan Keadaan Keadaan
an umum baik, umum baik, umum baik, umum baik,
kesadaran kesadaran kesadaran kesadaran
CM, postur CM, postur CM, postur CM, postur
tubuh tubuh tubuh tubuh
seimbang , seimbang , seimbang , seimbang ,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
kelaianan kelaianan kelaianan kelaianan
pada organ pada organ pada organ pada organ
tubuh. tubuh. tubuh. tubuh.

6. Harapan keluarga terhadap asuhan keperawatan keluarga


Keluarga mengatakan senang bila ada yang melakukan kunjungan
ke rumah, keluarga sangat berharap masalah yang berhubungan
dengan kesehatan Ibu.R dan Ibu.R bisa menambah pengetahuan
dan bisa menjaga kondisi tubuhnya lebih baik lagi.

7. Fungsi perawatan (penjajagan 2)


Mengenal masalah : keluarga mengatakan Ibu.R mengatakan
gastritis adalah peradangan pada lambung dan tanda gejalanya
yaitu merasakan nyeri pada daerah perut. Dan Ibu.R sudah
mengetahui tentang tanda gejala gastritis.

Mengambil keputusan : keluarga mengatakan setiap anggota


keluarga yang mengalami masalah kesehatan sudah mampu di
tangani dengan segera karena apabila ada salah satu anggota ada
yang sakit, Ibu.R sudah langsung periksa ke pelayanan kesehatan.

Merawat : Ibu.R mengatakan selama ini sudah mengkonsumsi


obat yang yang diberi oleh Puskesmas untuk sakitnya
72

Modifikasi Lingkungan : Ibu.R mengatakan tahu akan


kepentingan kesehatan keluarganya, jadi jika ada salah satu
anggota keluarga yang sakit maka akan segera untuk
memeriksakan ke pelayanan kesehatan seperti puskesmas.

Memanfaatkan Fasilitas : keluarga mengatakan jika ada anggota


keluarga yang sakit selalu di bawa ke fasilitas pelayanan
kesehatan. Yang dapat dijangkau oleh kelurga yaitu puskesmas
dan klinik.

8. Analisa data
No Data Masalah Penyebab
1 DS : Ny.N mengatakan sering sakit Nyeri akut KMK merawat
di daerah ulu hati, Ny.N anggota keluarga
mengatakan nyeri sering sekali yang menderita
terasa didaerah ulu hati dan sering gastritis
terasa, Ny.N mengatakan pernah
dirawat dirumah sakit.

DO : TD: 100/70 mmHg


HR:83x/mnt RR:18x/mnt T: 37,4 C
Ny.N tampak sering memegangi
perutnya. Saat ditanya keluarga
tidak paham betul mengenai cara
mengatasinya.
2 DS: Ny.N mengatakan sering Resiko mual Ketidakmampuan
mual, muntah dan nyeri ulu hati. muntah keluarga dalam
mengenal
DO : TD: 100/70 mmHg masalah
HR:83x/mnt RR:18x/mnt T: 37,4 C kesehatan
Saat ditanya keluarga tidak tahu
apa penyebab masalah yang
dialami oleh Ny.N
73

9. Penapisan Masalah
a. Nyeri akut berhubungan dengan KMK merawat anggota
keluarga yang menderita gastritis
No Kriteria Bobot Skor Pembenaran
1 Sifat Masalah: 3/3x1 1 Ny.N merasakan nyeri
Aktual di daerah ulu hati.
2 Kemungkinan 2/2x2 2 Keluarga dapat mengatasi dengan
masalah dapat membeli obat ke warung, berobat
diubah: mudah ke dokter atau pelayanan
kesehatan terdekat.

3 Potensi masalah 2/3x1 2/3 Mengontrol makanan


untuk di cegah: dapat mencegah terjadinya
cukup kekambuhan berulang.

4 Menonjolnya 2/2x1 1 Keluarga memberi


masalah: pertolongan/pengobatan
Masalah di
dengan membeli obat di warung,
rasakan dan
berobat ke dokter atau pelayanan
harus di tangani
kesehatan terdekat menandakan
keluarga ingin segera teratasi
tetapi tidak tahu bagaimana cara
merawatnya.

Jumlah 4 2/3

b. Resiko mual muntah berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga


dalam mengenal masalah kesehatan
No Kriteria Bobot Skor Pembenaran
74

1 Sifat Masalah: 3/3x1 1 Ny. N sering mual dan muntah


Aktual dan terasa nyeri seperti di tusuk-
tusuk dibagian ulu hati

2 Kemungkinan 2/2x2 2 Keluarga dapat mengatasi dengan


masalah dapat membawa keluarga khususnya Ny.
diubah: mudah N ke pelayanan kesehatan
terdekat
3 Potensi masalah 2/3x1 2/3 Keluarga dapat mengatur pola
untuk di cegah: makan agar dapat mencegah
cukup terjadinya kekambuhan berulang
4 Menonjolnya 2/2x1 1 Keluarga memberi pertolongan
masalah: atau pengobatan dengan membeli
Masalah di obat di warung, berobat ke
rasakan dan dokter atau pelayanan kesehatan
harus di tangani terdekat menandakan keluarga
ingin segera teratasi tetapi
keluarga tidak tahu bagaimana
cara mengatasinya

Jumlah 4 2/3
75

A. Rencana Keperawatan
Diagnosa Tujuan Evaluasi
Keperawat Umum Khusus Kriteri Standar Intervensi
an a
Nyeri akut Setelah Setelah 1. Diskusikan
pada melakukan dilakukan bersama
keluarga keperawat pertemuan keluarga
Ny.N an diharap sebanyak tentang
berhubung kan nyeri 3x45menit, pengertian,
an dengan dapat keluarga R. Gastritis adalah tanda dan
ketidakma teratasi mampu: Verbal peradangan pada gejala, dan
mpuan atau hilang 1. Menyebut mukosa lambung. penyebab
keluarga ditandai kan hipertensi
merawat dengan pengertia 2. Beri waktu
anggota pasien n gastritis keluarga untuk
keluarga tidak bertanya
yang sakit merasakan kepada
khususnya nyeri keluarga

Ny. N seperti di 3. Minta keluarga


tusuk- Menyebutkan 2 dari untuk
tusuk. 4 tanda dan gejala mengulang
2. Tanda dan gastritis : kembali
gejala 1. Mual
gastritis 2. Perut terasa
nyeri
R. 3. Nafsu makan
Verbal menurun
4. Sering sendawa

1. Pola makan tidak


teratur
76

2. Infeksi bakteri
3. Peningkatan
produksi asam
lambung
4. Makanan pedas
3.Penyebab dan asam
gastritis R. 5. Stress
Verbal

1 dari 3 akibat
lanjut gastritis : 1. penjelasan
TUK 2 : tukak lambung, kepada
a. Mengung perdarahan di keluarga
kapkan lambung, dan tentang
bahaya kanker lambung komplikasi
atau 1.gastritis
akibat 2. Beri
1
gastritis kesempatan
jika tidak keuarga untuk
diatasi bertanya
3. Motivasi
keluarga
mengungkapka
n kembali
komplikasi
gastritis bila
tidak ditangani
4. Beri pujian
positif atas
1. Olahraga jawaban
secara teratur keluarga
TUK 3: 2. Diet rendah
a. Menjelask R. garam 1. Galih pendapat
77

an tentang Verbal 3. Hindari keluarga


cara merokok 2. Bimbing dan
merawat 4. Kurangi motivasi
gastritis mengkonsumsi keluarga untuk
garam berlebihan memutuskan
5. Memeriksa merawat
tekanan darah hipertensi pada
secara teratur anggota
keluarga
dengan
1. 1 tepat
3. Beri . pujian
positif atas
keputusan
1.Kunyit keluarga
dibersihkan,
b. Mendemo setelah
nstrasikan R. dibersihkan 1. Diskusikan
cara Verbal dikupas kulitnya dengan kelurga
membuat dan dihaluskan. tentang cara
obat 2.Lalu diperas perawatan
tradisioanl menggunakan air anggota dengan
gastritis 50-100cc gastritis
dengan 3.dicampurkan 2. Anjurkan
kunyit madu dan minum keluarga untuk
hingga habis. menyebutkan
kembali apa yang
telah disebutkan
3. Jelaskan
kembali kepada
keluarga jika
belum mampu
mengungkapkan
4. Beri pujian
78

positif atas
jawaban yang
diberikan

TUK 4: Modifikasi
a. Menyebut lingkungan dalam
kan R. mencegah gastritis : 1. Diskusikan
modifikasi Verbal 1. Lingkungan dengan
lingkunga rumah yang keluarga cara
n yang nyaman memodifikasi
dalam 2. Istirahat lingkungan
merawat yang cukup 2. Motivasi
gastritis 3. Hindari untuk
makanan mengungkapk
pedas dan an kembali
asam hal yang telah
4. Hindari didiskusikan
stress 3. Beri
kesempatan
untuk
bertanya
Melakukan 4. Beri pujian
b. Melakukan modifikasi
modifikasi lingkungan
lingkungan merawat gastritis
untuk Demo
merawat nstrasi
gastritis

B. CATATAN EVALUASI KEPERAWATAN


Nama Paraf,
Diagnosa Evaluasi Askep
Implementasi Tanggal, dan
Keperawatan Keluarga
Waktu
79

Nyeri akut TUK 1: dengan S: keluarga dapat


pada menggunakan leaflet menyebutkan pengertian
keluarga dan lembar balik gastritis
Ny.N 1. Diskusikan
berhubungan bersama Keluarga menyebutkan
dengan keluarga 2 dari tanda gejala
ketidakmam tentang gastritis yaitu Mual dan

puan pengertian, Perut terasa nyeri

keluarga tanda dan .

merawat gejala, serta Keluarga menyebutkan

anggota penyebab penyebab gastritis yaitu

keluarga gastritis Pola makan tidak

yang sakit 2. Memberikan teratur, makan makanan

khususnya penyuluhan pedas dan asam, dan


pada keluarga stress
Ny. N
tentang definisi,
tanda dan
gejala, O: keluarga
penyebab memperhatikan
gastritis mahasiswa saat
3. Memberi pujian penyuluhan berlangsung
atas jawaban Terdapat kontak mata
yang benar Sesekali keluarga
menganggukan kepala
saat diberi penjelasan
Keluarga tersenyum saat
diberi pujian atas
jawaban yang benar
A: masalah teratasi
P: lanjutkan ke TUK2

S: keluarga
menyebutkan akibat jika
80

gastritis tidak diobati


yaitu tukak lambung,
TUK 2: menjelaskan perdarahan di lambung
pada keluarga dan kanker lambung
tentang akibat lanjut
dari gastritis Keluarga mau mencoba
1. Memberikan untuk melakukan
motivasi atau keperawatan yang sesuai
dukungan dengan kesepakatan
keluarga
untuk O: keluarga
memilih mempertahankan
alternative perhatian kepada
2. Beri pujian mahasiswa saat
atas pilihan penyuluhan berlangsung
yang tepat Terdapat kontak mata
3. Beri Sesekali menganggukan
dukungan kepala
atau motivasi Banyak bertanya kepada
kepada mahasiswa
keluarga A: masalah teratasi
untuk P: lanjutkan ke TUK 3
membuat
keputusan
pemilihan
alternative S: Keluarga
menyebutkan tujuan dari
TUK 3: menjelaskan membuat obat
kepada keluarga cara tradisional gastritis
membuat obat dengan kunyit yaitu
tradisioanl gastritis mengurangi asam
dengan kunyit lambung
1. Mendiskusik
81

an bersama Keluarga khususnya


keluarga Tn.M mengikuti dan
tujuan membuat obat
membuat tradisional dari kunyit
obat
tradisional O: keluarga
gastritis memperhatikan yang
dengan dijelaskan oleh
kunyit mahasiswa, Terdapat
2. Mendemonst kontak mata
rasikan cara Tn.M,
membuat mendemonstrasikan cara
obat membuat obat
tradisional tradisional dari kunyit,
gastritis Sesekali menganggukan
dengan kepala saat diberi
kunyit penjelasan
A: masalah teratasi
P: Lanjut ke TUK 4

S: keluarga
menyebutkan cara
modifikasi lingkungan
dengan benar yaitu,
Lingkungan rumah yang
TUK 4: nyaman, Istirahat yang
memodifikasi cukup, Hindari makanan
lingkungan bagi pedas dan asam, dan
Bpk. M dengan Hindari stress
gastritis
1. Menyebutka Keluarga mengatakan
n modifikasi sudah melakukan
82

lingkungan modifikasi lingkungan


yang ada dengan benar
dalam
merawat O: keluarga tersenyum
klien dengan saat di beri pujian atas
gastritis tindakan yang benar
2. Melakukan A: masalah teratasi
modifikasi P: Intervensi dihentikan
lingkungan
83

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas mengenai kesenjangan yang terdapat
pada teori dan kasus yang penulis dapatkan dalam melakukan penerapan
Asuhan Keperawatan Pada Klien Ibu.R Dengan Gastritis di Rt.013 Rw. 001,
selama 3 hari perawatan, dimulai dari tanggal 03 Desember 2018 sampai
dengan 05 Desember 2018, melalui asuhan keperawatan yang terdiri dari
pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan,
pelaksanaan keperawatan dan evaluasi keperawatan.

A. Pengkajian Keperawatan

Pada teori penyebab dari gastritis adalah refluks garam empedu


(komponen penting alkali untuk aktivasi enzim-enzim gastrointestinal)
dari usus kecil ke mukosa lambung sehingga menimbulkan respons
peradangan mukosa , alkohol, bakteri, virus, jamur, stres akut, radiasi,
merokok, jenis obat, alergi atau intoleransi dari bahan makanan dan
minuman, garam empedu, iskemia dan trauma langsung. Sedangkan yang
ada pada kasus yaitu karena pola makan tidak teratur yang mengakibatkan
meningkatnya mukosa lambung sehingga terjadinya peradangan, stress
dan juga usia. Yang ada pada teori namun tidak ada pada kasus merokok,
alkohol, bakteri, jenis obat, intoleransi pada makanan dan minuman,
iskemia dan trauma karena tidak ditemukan tanda dan gejala yang seperti
yang disebutkan.

Tanda dan gejala yang ada pada teori yaitu Nyeri lambung, hilang nafsu
makan, cepat merasa kenyang, gangguan saluran cerna, mual, muntah,
sakit perut, kembung, bab berwarna hitam pekat, muntah darah.
Sedangkan Tanda dan gejala yang ada pada kasus yaitu pusing, mual,tidak
nafsu makan, sakit dibagian ulu hati. Yang ada pada teori namun tidak ada
pada kasus yaitu bab berwarna hitam pekat, muntah darah karena tidak
ditemukan tanda dan gejala seperti yang disebutkan.
84

Penatalaksanaan medis secara farmakoterapi yang sesuai antara teori dan


kasus yaitu golongan histamine seperti ranitidine dan promag. Non
farmakotherapy yang sesuai antara teori dan kasus yaitu untuk melakukan
pola makanan yang teratur sampai gejala berkurang.

Pada pemeriksaan diagnostic tidak sesuai antara teori karena pada kasus
dilakukan pemeriksaan fisik dengan cara palpasi uluhati dan terasa sakit
atau nyeri, dan klien sering mengkonsumsi obat promag. Pada tahap ini
pengkajian keperawatan penulis sedikit mendapatkan hambatan yaitu
kurangnya ketelitian penulis dalam proses pengkajian keperawatan, faktor
pendukung yaitu klien dan keluarga sangat kooperatif dalam memberikan
data tentang dirinya, tidak adanya catatan keperawatan dan hasil
pemeriksaan diagnostik sehingga kurang membantu penulis dalam
memperoleh data

B. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang ada pada teori ada tiga diagnosa keperawatan ,
sedangkan yang ada pada kasus dua diagnosa keperawatan. Dua diagnosa
keperawatan yang sesuai dengan teori dan kasus adalah Ketidak seimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan asupan makanan yang
tidak adekuat, Nyeri berhubungan dengan Iritasi mukosa lambung.
Faktor penghambat tidak penulis temukan pada factor pendunkung tegaknya
diagnosa diatas yaitu data – data pengkajian yang lengkap dan adanya
referensi yang cukup menunjang untuk diagnosa tersebut.

C. Perencanaan keperawatan
Pada tahap perencanaan keperawatan pada 2 diagnosa keperawatan yang
ditemukan pada kasus yaitu Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan asupan makanan yang tidak adekuat, Nyeri
berhubungan dengan Iritasi mukosa lambung.
Pada diagnosa prioritas pada kasus sesuai dengan teori yaitu Ketidak
seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan asupan
makanan yang tidak adekuat. Tujuan: kebutuhan nutrisi teratasi setelah
dilakukan tindakan asuhan keperawatan keluarga dengan melakukan
85

kunjungan rumah 5 kali dalam 4 hari. Kriteria hasil: Adanya peningkatan


berat badan, BB ideal sesuai dengan tinggi badan, Tidak ada tanda – tanda
mal nutrisi seperti mual, muntah, Makan habis 1 porsi. Perencanaan yang
sesuai dengan teori kaji masukan intake,kaji tingkat nafsu makan, sajikan
makanan dalam kondisi hangat, beri makan sedikit tapi sering, kolaborasi
dengan ahli gizi.

Diagnosa kedua yaitu Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung.


Tujuan : Nyeri hilang atau berkurang. tidak terjadi setelah dilakukan
kunjungan rumah 5 kali dalam 4 hari . Kriteria hasil : Mengetahui faktor
penyebab nyeri, Nyeri hilang atau berkurang, Mampu mengontrol nyeri,
Merasa nyaman. Tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus. Perencanaan
yang sesuai dengan teori Kaji nyeri ( lokasi, durasi, kualitas, dan faktor
pencetus), Ajarkan teknik relaksasi, distraksi, nafas dalam, Kurangi
presipitasi nyeri, Ukur tanda – tanda vital. Perencanaan yang terdapat di teori
sama dengan yang ada di kasus sehingga tidak terjadi kesenjangan

D. Pelaksanaan keperawatan
Pada tahap pelaksanaan keperawatan penulis telah melaksanakan tindakan
keperawatan untuk mengatasi masalah sesuai dengan rencana tindakan
keperawatan yang telah direncanakan.

Pada diagnosa prioritas pada kasus yaitu Ketidak seimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan berhubungan dengan asupan makanan yang tidak adekuat.
Pelaksanaan keperawatan yang penulis lakukan sesuai dengan perencanaan
keperawatan yaitu, Mengukur tanda-tanda vital

Dengan hasil : TD : 150/80 mmHg, N : 80x/menit, RR : 20x/menit, S : 36,6


˚C, Memberikan pendikikan kesehatan pengertian penyakit,penyebab,dan
tanda gejala pada klien, hasil : klien memahami materi yang diberikan.
Mengevaluasi pendidikan kesehatan pengertian,penyebab,dan tanda gejala
pada klien, hasil : klien memahami materi yang diberikan. Menanyakan
kepada Ny. H apakah tau komplikasi dari gasritis jika tidak diobati, hasil :
klien menjawab dengan benar. Memberikan terapi kenplementer, hasil: Klien
86

meminum obat tersebut. Klien dirujuk ke puskesmas: klien mau di rujuk ke


puskesmas. Tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

Pada diagnosa kedua yaitu nyeri akut kepala berhubungan dengan


peningkatan tekanan vaskuler serebral. Pelaksanaan keperawatan yang
penulis lakukan sesuai dengan perencanaan yaitu Mengukur tanda-tanda vital,
Hasil : TD : 150/80 mmHg, N : 80x/menit, RR : 20x/menit, S : 36,6 ˚C.
Menanyakan kepada Ny. H apakah tau komplikasi dari gasritis jika tidak
diobati, Hasil : klien menjawab dengan benar. Tidak ada kesenjangan antara
teori dan kasus.

E. Evaluasi keperawatan
Pada tahap evaluasi keperawatan penulis melaksanakan evaluasi keperawatan
setelah melakukan tindakan dan evaluasi keperawatan terakhir, penulis
mengacu pada tujuan dan kriteria hasil yang terdapat pada perencanaan
keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan.

Evaluasi keperawatan untuk diagnosa keperawatan Nyeri berhubungan


dengan Iritasi mukosa lambung. Setelah diberikan penyuluhan kesehatan
klien mengatahui tentang penyakit nya, klien mengetahui cara mengatasi dan
cara mencegah penyakitnya, klien bisa memutuskan masalah kesehatannya.
Klien mengatahui pentingnya fasilitas kesehatan. Tujuan teratasi, intervensi
dihentikan.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah penulis mempelajari kasus keluarga dengan masalah nyeri (gastritis) baik
tinjauan secara teori maupun pelaksanaan asuhan keperawatan pada keluarga Ibu.R
terkhusus Ibu.R maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Dalam pengkajian Ibu.R mengalami Nyeri (gastritis), pada saat pengkajian Ibu.R
mengatakan sering mual, muntah dan sendawa, terasa dirusuk-tusuk di daerah ulu hati.
Jika nyeri sedang terasa Ibu.R tidak mampu melakukan aktivitas secara mandiri, untuk
memenuhi kebutuhan dibantu oleh keluarga. Keluarga belum mengetahui bagaimana cara
mengatasi nyeri (gastritis) yang benar.

Sesuai dengan data yang didapatkan saat pengkajian didapatkan 2 diagnosa keperawatan
keluarga, yaitu : 1) Nyeri akut pada keluarga Ibu.R berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit ditandai dengan Ibu.R
mengatakan sakit dibagian ulu hati dan merasa seperti ditusuk-tusuk. 2) Resiko mual
muntah pada keluarga Ibu.R terkhusus Ibu.R berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga ditandai dengan Ibu.R sering mual,
sendawa dan nafsu makan berkurang

Perencanaan dirumuskan berdasarkan prioritas masalah yang dihadapi sekaligus


memperhatikan kondisi Ibu.R serta kesanggupan keluarga dalam bekerja sama.

Tindakan keperawatan yang diberikan merupakan implementasi dari rencana


keperawatan yang telah disusun. Pelaksanaan saat bergantung pada sikap dan
keterampilan yang dimiliki oleh perawat. Kepercayaan klien terhadap perawat
menimbulkan sikap kooperatif dalam menjalankan tindakan keperawatan. Ibu.R dan
keluarga dapat berpartisipasi dan menerima terhadap pelaksanaan tindakan keperawatan
yang telah direncankan.
Evaluasi yang telah di terapkan dalam teori tidak semua dapat dicapai dalam batasan
waktu yang telah ditentukan dikarenakan waktu yang cukup lama untuk melihat
perubahan terhadap intervensi yang di berikan. Namun, dalam batasan waktu yang
ditentukan ada perubahan yang di alami Ibu.R dan keluarga terhadap tindakan
keperawatan yang diberikan dapat mengatasi rasa nyeri yang diderita Ibu.R. Nyeri, mual
dan muntah yang dialami Ibu.R mulai berkurang.

B. Saran
1. Pendidikan kesehatan
Senantiasa meningkatkan mutu pendidikan yang berkualitas dan profesional sehingga
dapat tercipta perawat profesional, terampil, dan bermutu yang mampu memberikan
asuhan keperawatan secara menyeluruh berdasarkan kode etik keperawatan.
2. Pelayanan keperawatan
Lebih meningkatkan pelayanan keperawatan terkhusus yang bergerak dibidang
komunitas, dengan meningkatkan pelayanan homecare dan pendidikan kesehatan
untuk mendukung : kesembuhan dan kesejahteraan kesehatan masyarakat
komunitas.
3. Masyarakat
Senantiasa meningkatkan kualitas kesehatan dengan memanfaatkan pelayanan
kesehatan yang ada disekitar serta mendukung program- program yang diberikan
oleh pelayanan kesehatan sekitar
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A. (2011). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta.
Salemba Medika

Ali, Zaidin. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC Asmadi. (2008).
Konsep Dasar Keperawatan Keluarg., Jakarta : EGC Budiman. (2011). Penelitian
Kesehatan. Buku Pertama. Bandung : Refika

Doenges M. E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC

Friedman, Marilyn M. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta

: EGC

Gustin, Rahmi Kurnia, (2012). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian gastritis.
Jakarta : EGC

Harnilawati (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Sulawesi Selatan :


Pustaka As Sulam

Hirlan. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi ketiga. Jakarta : FKUI (2009)

Misnadiarly (2009). Mengenal Penyakit Organ cerna : Gastritis (Dyspepsia arau Maag.
Jakarta : Pustaka Populer OBDA

Muhlisin A. (2012). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Gosyen Publising.

Muttaqin, (2013). Gangguan Gastrointestinal. Jakarta : Selemba Medica Muwisin (2012).


Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Gosyen Publishing Potter & Perry, (2008).Buku
Saku Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

Sarutun (2010). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Gastrointestinal.


Jakarta : EGC

Zaidin, (2010). Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta :Widya Medica

Anda mungkin juga menyukai