Anda di halaman 1dari 18

Peng :

- Mobilisasi

 Mobilitas adalah pergerakan yang memberikan kebebasan dan kemandirian bagi seseorang (Ansari, 2011).
 Mobilisasi adalah suatu kondisi dimana tubuh dapat melakukan keegiatan dengan bebas (Kosier, 1989 cit Ida 2009)
Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
aktivitas guna mempertahankan kesehatannya (Aziz AA, 2006)

Fiis :

Muskuloskeletal terdiri dari kata Muskulo yang berarti otot dan kata Skeletal yang berarti tulang.1.

Otot ( Muskulus / Muscle )Otot merupakan organ tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energikimia menjadi energi mekanik/gerak sehingga
dapat berkontraksi untukmenggerakkan rangka, sebagai respons tubuh terhadap perubahan lingkungan.Otot disebut alat gerak aktif karena mampu
berkontraksi, sehingga mampumenggerakan tulang. Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk berkontraksi.a.

Fungsi Sistem Otot1)

Pergerakan2)

Penopang tubuh dan mempertahankan postur


3)

Produksi panas b.

Jenis-Jenis Otot1)

Berdasarkan letak dan struktur selnya, dibedakan menjadi:

Otot Rangka (Otot Lurik)Otot rangka merupakan otot lurik, volunter (secara sadar atas perintah dari otak), dan melekat pada rangka, misalnya yang
terdapat pada otot paha, otot betis, otot dada. Kontraksinya sangat cepat dankuat.

Otot PolosOtot polos merupakan otot tidak berlurik dan involunter (bekerjasecara tak sadar). Jenis otot ini dapat ditemukan pada dinding berongga seperti
kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba,seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius,dan sistem sirkulasi darah.
Kontraksinya kuat dan lamban.
Otot JantungOtot Jantung juga otot serat lintang involunter, mempunyai strukturyang sama dengan otot lurik. Otot ini hanya terdapat pada jantung.Bekerja
terus-menerus setiap saat tanpa henti, tapi otot jantung jugamempunyai masa istirahat, yaitu setiap kali berdenyut.2)

Berdasarkan gerakannya dibedakan menjadi :

Otot Antagonis, yaitu hubungan antarotot yang cara kerjanya bertolak belakang/tidak searah, menimbulkan gerak berlawanan.

Otot Sinergis, yaitu hubungan antar otot yang cara kerjanya salingmendukung/bekerjasama, menimbulkan gerakan searah. Contohnya pronator teres dan
pronator kuadrus.c.

Mekanisme Kontraksi OtotDari hasil penelitian dan pengamatan dengan mikroskop elektron dandifraksi sinar X, Hansen dan Huxly (1995) mengemukakan
teori kontraksiotot yang disebut model Sliding Filamens. Model ini menyatakan bahwakontraksi terjadi berdasarkan adanya dua set filamen didalam sel
ototkontraktil yang berupa filamen aktin dan miosin.Ketika otot berkontraksi, aktin dan miosin bertautan dan salingmenggelincir satu sama lain, sehingga
sarkomer pun juga memendek.Dalam otot terdapat zat yang sangat peka terhadap rangsang disebutasetilkolin. Otot yang terangsang menyebabkan
asetilkolin teruraimembentuk miogen yang merangsang pembentukan aktomiosin. Hal ini

menyebabkan otot berkontraksi sehingga otot yang melekat pada tulang bergerak.2.
Rangka (skeletal)Sistem rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang, sendi, dan tulangrawan (kartilago) sebagai tempat menempelnya otot dan
memungkinkan tubuhuntuk mempertahankan sikap dan posisi.Tulang sebagai alat gerak pasif karena hanya mengikuti kendali otot. Akantetapi tulang tetap
mempunyai peranan penting karena gerak tidak akan terjaditanpa tulang.a.

Fungsi Rangka1)

Penyangga; berdirinya tubuh, tempat melekatnya ligamen-ligamen, otot, jaringan lunak dan organ.2)

Penyimpanan mineral (kalsium dan fosfat) dan lipid (yellow marrow)3)

Produksi sel darah (red marrow)4)

Pelindung; membentuk rongga melindungi organ yang halus dan lunak.5)

Penggerak; dapat mengubah arah dan kekuatan otot rangka saat bergerakkarena adanya persendian. b.

Jenis Tulang1)
Berdasarkan jaringan penyusun dan sifat-sifat fisiknya, yaitu:

Tulang Rawan (kartilago)a)

Tulang Rawan Hyalin: kuat dan elastis terdapat pada ujungtulang pipa. b)

Tulang Rawan Fibrosa: memperdalam rongga dari cawan-cawan(tl. Panggul) dan rongga glenoid dari skapula.c)

Tulang Rawan Elastik: terdapat dalam daun telinga, epiglotisdan faring.

Tulang Sejati (osteon)Tulang bersifat keras dan berfungsi menyusun berbagai sistemrangka. Permukaan luar tulang dilapisi selubung fibrosa(periosteum).
Lapis tipis jaringan ikat (endosteum) melapisi ronggasumsum dan meluas ke dalam kanalikuli tulang kompak.2)

Berdasarkan matriksnya, yaitu:


Tulang kompak, yaitu tulang dengan matriks yang padat dan rapat.

Tulang Spons, yaitu tulang dengan matriksnya berongga.3)

Berdasarkan bentuknya, yaitu:

Ossa longa (tulang pipa/panjang), yaitu tulang yang ukuran panjangnya terbesar. Contohnya os humerus dan os femur.

Pengkaji :

Pemeriksaan Fisik
1) Mengkaji skelet tubuh
Adanya deformitas dan kesejajaran. Pertumbuhan tulang yang abnormal akibat tumor tulang. Pemendekan ekstremitas, amputasi dan bagian
tubuh yang tidak dalam kesejajaran anatomis. Angulasi abnormal pada tulang panjang atau gerakan pada titik selain sendi biasanya menandakan
adanya patah tulang.
2) Mengkaji tulang belakang
 Skoliosis (deviasi kurvatura lateral tulang belakang)
 Kifosis (kenaikan kurvatura tulang belakang bagian dada)
 Lordosis (membebek, kurvatura tulang belakang bagian pinggang berlebihan)
3) Mengkaji system persendian
Luas gerakan dievaluasi baik aktif maupun pasif, deformitas, stabilitas, dan adanya benjolan, adanya kekakuan sendi
4) Mengkaji system otot
Kemampuan mengubah posisi, kekuatan otot dan koordinasi, dan ukuran masing-masing otot. Lingkar ekstremitas untuk mementau adanya
edema atau atropfi, nyeri otot.
5) Mengkaji cara berjalan
Adanya gerakan yang tidak teratur dianggap tidak normal. Bila salah satu ekstremitas lebih pendek dari yang lain. Berbagai kondisi neurologist
yang berhubungan dengan cara berjalan abnormal (mis.cara berjalan spastic hemiparesis - stroke, cara berjalan selangkah-selangkah – penyakit
lower motor neuron, cara berjalan bergetar – penyakit Parkinson).
6) Mengkaji kulit dan sirkulasi perifer
Palpasi kulit dapat menunjukkan adanya suhu yang lebih panas atau lebih dingin dari lainnya dan adanya edema. Sirkulasi perifer dievaluasi
dengan mengkaji denyut perifer, warna, suhu dan waktu pengisian kapiler.
7) Mengkaji fungsional klien
 Kategori tingkat kemampuan aktivitas
TINGKAT
KATEGORI
AKTIVITAS/ MOBILITAS

0 Mampu merawat sendiri secara penuh


1 Memerlukan penggunaan alat
2 Memerlukan bantuan atau pengawasan orang
lain
3 Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain,
dan peralatan
4 Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan
atau berpartisipasi dalam perawatan

 Rentang gerak (range of motion-ROM)


DERAJAT RENTANG
GERAK SENDI
NORMAL

Bahu Adduksi: gerakan lengan ke lateral 180


dari posisi samping ke atas kepala,
telapak tangan menghadap ke posisi
yang paling jauh.
Siku Fleksi: angkat lengan bawah ke arah 150
depan dan ke arah atas menuju
bahu.
Pergelangan Fleksi: tekuk jari-jari tangan ke arah 80-90
tangan bagian dalam lengan bawah.
Ekstensi: luruskan pergelangan 80-90
tangan dari posisi fleksi
Hiperekstensi: tekuk jari-jari tangan 70-90
ke arah belakang sejauh mungkin
Abduksi: tekuk pergelangan tangan 0-20
ke sisi ibu jari ketika telapak tangan
menghadap ke atas.
Adduksi: tekuk pergelangan tangan 30-50
ke arah kelingking telapak tangan
menghadap ke atas.
Tangan dan Fleksi: buat kepalan tangan 90
jari Ekstensi: luruskan jari 90
Hiperekstensi: tekuk jari-jari tangan 30
ke belakang sejauh mungkin
Abduksi: kembangkan jari tangan 20
Adduksi: rapatkan jari-jari tangan dari 20
posisi abduksi

 Derajat kekuatan otot


PERSENTASE KEKUATAN
SKALA KARAKTERISTIK
NORMAL (%)

0 0 Paralisis sempurna
1 10 Tidak ada gerakan, kontraksi otot
dapat di palpasi atau dilihat
2 25 Gerakan otot penuh melawan
gravitasi dengan topangan
3 50 Gerakan yang normal melawan
gravitasi
4 75 Gerakan penuh yang normal
melawan gravitasi dan melawan
tahanan minimal
5 100 Kekuatan normal, gerakan penuh
yang normal melawan gravitasi dan
tahanan penuh

 KATZ INDEX
AKTIVITAS KEMANDIRIAN KETERGANTUNGAN
(1 poin) (0 poin)
TIDAK ADA pemantauan, Dengan pemantauan, perintah,
perintah ataupun didampingi pendampingan personal atau
perawatan total
MANDI (1 poin) (0 poin)
Sanggup mandi sendiri tanpa Mandi dengan bantuan lebih
bantuan, atau hanya dari satu bagian tuguh, masuk
memerlukan bantuan pada dan keluar kamar mandi.
bagian tubuh tertentu Dimandikan dengan bantuan
(punggung, genital, atau total
ekstermitas lumpuh)
BERPAKAIAN (1 poin) (0 poin)
Berpakaian lengkap mandiri. Membutuhkan bantuan dalam
Bisa jadi membutuhkan bantuan berpakaian, atau dipakaikan
unutk memakai sepatu baju secara keseluruhan
TOILETING (1 poin) (0 poin)
Mampu ke kamar kecil (toilet), Butuh bantuan menuju dan
mengganti pakaian, keluar toilet, membersihkan
membersihkan genital tanpa sendiri atau menggunakan
bantuan telepon
PINDAH (1 poin) (0 poin)
POSISI Masuk dan bangun dari tempat Butuh bantuan dalam berpindah
tidur / kursi tanpa bantuan. Alat dari tempat tidur ke kursi, atau
bantu berpindah posisi bisa dibantu total
diterima
KONTINENSIA (1 poin) (0 poin)
Mampu mengontrol secara baik Sebagian atau total
perkemihan dan buang air besar inkontinensia bowel dan bladder
MAKAN (1 poin) (0 poin)
Mampu memasukkan makanan Membutuhkan bantuan
ke mulut tanpa bantuan. sebagian atau total dalam
Persiapan makan bisa jadi makan, atau memerlukan
dilakukan oleh orang lain. makanan parenteral

Total Poin :
6 = Tinggi (Mandiri); 4 = Sedang; <2 = Ganggaun fungsi berat; 0 = Rendah (Sangat
tergantung)
 Indeks ADL BARTHEL (BAI)
NO FUNGSI SKOR KETERANGAN
1 Mengendalikan 0 Tak terkendali/ tak teratur (perlu
rangsang pencahar).
pembuangan tinja 1 Kadang-kadang tak terkendali (1x
seminggu).
2 Terkendali teratur.
2 Mengendalikan 0 Tak terkendali atau pakai kateter
rangsang berkemih 1 Kadang-kadang tak terkendali
(hanya 1x/24 jam)
2 Mandiri
3 Membersihkan diri 0 Butuh pertolongan orang lain
(seka muka, sisir 1 Mandiri
rambut, sikat gigi)
4 Penggunaan jamban, 0 Tergantung pertolongan orang lain
masuk dan keluar 1 Perlu pertolongan pada beberapa
(melepaskan, kegiatan tetapi dapat mengerjakan
memakai celana, sendiri beberapa kegiatan yang lain.
membersihkan, 2 Mandiri
menyiram)
5 Makan 0 Tidak mampu
1 Perlu ditolong memotong makanan
2 Mandiri
6 Berubah sikap dari 0 Tidak mampu
berbaring ke duduk 1 Perlu banyak bantuan untuk bias
2 duduk
3 Bantuan minimal 1 orang.
Mandiri
7 Berpindah/ berjalan 0 Tidak mampu
1 Bisa (pindah) dengan kursi roda.
2 Berjalan dengan bantuan 1 orang.
3 Mandiri
8 Memakai baju 0 Tergantung orang lain
1 Sebagian dibantu (mis: memakai
2 baju)
Mandiri.
9 Naik turun tangga 0 Tidak mampu
1 Butuh pertolongan
2 Mandiri
10 Mandi 0 Tergantung orang lain
1 Mandiri
Total Skor
Skor BAI :
20 : Mandiri
12 - 19 : Ketergantungan ringan
9 - 11 : Ketergantungan sedang
5-8 : Ketergantungan berat
0-4 : Ketergantungan total
b. Pemeriksaan Penunjang

RENCANA KEPERAWATAN

DIANGOSA
NO
KEPERAWATAN DAN TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
DX
KOLABORASI
1 Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan asuhan keperawatan Latihan Kekuatan
berhubungan selama ...x 24 jam klien menunjukkan:  Ajarkan dan berikan dorongan pada klien untuk melakukan program latihan
dengan Kerusakan sensori Mampu mandiri total secara rutin
persepsi.  Membutuhkan alat bantu
 Membutuhkan bantuan orang lain Latihan untuk ambulasi
 Membutuhkan bantuan orang lain dan alat  Ajarkan teknik Ambulasi & perpindahan yang aman kepada klien dan
 Tergantung total keluarga.
Dalam hal :  Sediakan alat bantu untuk klien seperti kruk, kursi roda, dan walker
 Penampilan posisi tubuh yang benar  Beri penguatan positif untuk berlatih mandiri dalam batasan yang aman.
 Pergerakan sendi dan otot
 Melakukan perpindahan/ ambulasi : miring Latihan mobilisasi dengan kursi roda
kanan-kiri, berjalan, kursi roda Ajarkan pada klien & keluarga tentang cara pemakaian kursi roda & cara
berpindah dari kursi roda ke tempat tidur atau sebaliknya.
 Dorong klien melakukan latihan untuk memperkuat anggota tubuh
 Ajarkan pada klien/ keluarga tentang cara penggunaan kursi roda

Latihan Keseimbangan
 Ajarkan pada klien & keluarga untuk dapat mengatur posisi secara mandiri
dan menjaga keseimbangan selama latihan ataupun dalam aktivitas sehari
hari.

Perbaikan Posisi Tubuh yang Benar


 Ajarkan pada klien/ keluarga untuk mem perhatikan postur tubuh yg benar
untuk menghindari kelelahan, keram & cedera.
 Kolaborasi ke ahli terapi fisik untuk program latihan.

2 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan Asuhan keperawatan


dengan cedera fisik selama …. x 24 jam: Pain Management
 Pain Level,  Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
 Pain control, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
 Comfort level  Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
Kriteria Hasil :  Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri
 Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab pasien
nyeri, mampu menggunakan tehnik  Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan
mencari bantuan) kontrol nyeri masa lampau
 Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
menggunakan manajemen nyeri  Kurangi faktor presipitasi nyeri
 Ajarkan tentang teknik non farmakologi
 Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas,
frekuensi dan tanda nyeri)  Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
 Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri  Tingkatkan istirahat
berkurang  Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak
 Tanda vital dalam rentang normal berhasil
 Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri

3 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan Asuhan keperawatan Managemen Energi


berhubungan selama …. x 24 jam :  Tentukan penyebab keletihan: :nyeri, aktifitas, perawatan , pengobatan
denganKelemahan umum  Klien mampu mengidentifikasi aktifitas dan Kaji respon emosi, sosial dan spiritual terhadap aktifitas.
situasi yang menimbulkan kecemasan Evaluasi motivasi dan keinginan klien untuk meningkatkan aktifitas.
yang berkonstribusi pada intoleransi Monitor respon kardiorespirasi terhadap aktifitas : takikardi, disritmia,
aktifitas. dispnea, diaforesis, pucat.
 Klien mampu berpartisipasi dalam aktifitas Monitor asupan nutrisi untuk memastikan ke adekuatan sumber energi.
fisik tanpa disertai peningkatan TD, N, RR Monitor respon terhadap pemberian oksigen : nadi, irama jantung, frekuensi
dan perubahan ECG Respirasi terhadap aktifitas perawatan diri.
 Klien mengungkapkan secara verbal, Letakkan benda-benda yang sering digunakan pada tempat yang mudah
pemahaman tentang kebutuhan oksigen, dijangkau
pengobatan dan atau alat yang dapat Kelola energi pada klien dengan pemenuhan kebutuhan makanan, cairan,
meningkatkan toleransi terhadap aktifitas. kenyamanan / digendong untuk mencegah tangisan yang menurunkan
 Klien mampu berpartisipasi dalam energi.
perawatan diri tanpa bantuan atau dengan Kaji pola istirahat klien dan adanya faktor yang menyebabkan kelelahan.
bantuan minimal tanpa menunjukkan
kelelahan Terapi Aktivitas
Bantu klien melakukan ambulasi yang dapat ditoleransi.
Rencanakan jadwal antara aktifitas dan istirahat.
Bantu dengan aktifitas fisik teratur : misal: ambulasi, berubah posisi,
perawatan personal, sesuai kebutuhan.
 Minimalkan anxietas dan stress, dan berikan istirahat yang adekuat
 Kolaborasi dengan medis untuk pemberian terapi, sesuai indikasi

4 Defisit perawatan diri Setelah dilakukan asuhan keperawatan Bantuan Perawatan Diri: Mandi, higiene mulut, penil/vulva, rambut,
berhubungan selama... x24 jm kulit
dengan Kerusakan Klien mampu :  Kaji kebersihan kulit, kuku, rambut, gigi, mulut, perineal, anus
neurovaskuler  Melakukan ADL mandiri : mandi, hygiene Bantu klien untuk mandi, tawarkan pemakaian lotion, perawatan kuku,
mulut ,kuku, penis/vulva, rambut, rambut, gigi dan mulut, perineal dan anus, sesuai kondisi
berpakaian, toileting, makan-minum, Anjurkan klien dan keluarga untuk melakukan oral hygiene sesudah makan
ambulasi dan bila perlu
 Mandi sendiri atau dengan bantuan tanpa Kolaborasi dgn Tim Medis / dokter gigi bila ada lesi, iritasi, kekeringan
kecemasan mukosa mulut, dan gangguan integritas kulit.
 Terbebas dari bau badan dan
mempertahankan kulit utuh Bantuan perawatan diri : berpakaian
 Mempertahankan kebersihan area perineal Kaji dan dukung kemampuan klien untuk berpakaian sendiri
dan anus  Ganti pakaian klien setelah personal hygiene, dan pakaikan pada ektremitas
 Berpakaian dan melepaskan pakaian sendiri yang sakit/ terbatas terlebih dahulu, Gunakan pakaian yang longgar
 Melakukan keramas, bersisir, bercukur, Berikan terapi untuk mengurangi nyeri sebelum melakukan aktivitas
membersihkan kuku, berdandan berpakaian sesuai indikasi
 Makan dan minum sendiri, meminta
bantuan bila perlu Bantuan perawatan diri : Makan-minum
 Mengosongkan kandung kemih dan bowel  Kaji kemampuan klien untuk makan : mengunyah dan menelan makanan
 Fasilitasi alat bantu yg mudah digunakan klien
 Dampingi dan dorong keluarga untuk membantu klien saat makan

Bantuan Perawatan Diri: Toileting


 Kaji kemampuan toileting: defisit sensorik
(inkontinensia), kognitif (menahan untuk toileting), fisik (kelemahan
fungsi/ aktivitas)
 Ciptakan lingkungan yang aman(tersedia pegangan dinding/ bel), nyaman
dan jaga privasi selama toileting
 Sediakan alat bantu (pispot, urinal) di tempat yang mudah dijangkau
 Ajarkan pada klien dan keluarga untuk melakukan toileting secara teratur
 Sinar –X tulang menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, dan perubahan hubungan tulang.
 CT scan (Computed Tomography) menunjukkan rincian bidang tertentu tulang yang terkena dan dapat memperlihatkan tumor jaringan lunak atau
cidera ligament atau tendon. Digunakan untuk mengidentifikasi lokasi dan panjangnya patah tulang didaerah yang sulit dievaluasi.
 MRI (Magnetik Resonance Imaging) adalah tehnik pencitraan khusus, noninvasive, yang menggunakan medan magnet, gelombang radio, dan
computer untuk memperlihatkan abnormalitas (mis: tumor atau penyempitan jalur jaringan lunak melalui tulang. Dll.
 Pemeriksaan Laboratorium:
Hb ↓pada trauma, Ca↓ pada imobilisasi lama, Alkali Fospat ↑, kreatinin dan SGOT ↑ pada kerusakan otot.

Diagns :

Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul


a. Gangguan mobilitas fisik
b. Nyeri akut
c. Intoleransi aktivitas
d. Defisit perawatan diri (Tarwoto & Wartonah, 2003)

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien. Jakarta : Salemba Medika.
Perry & Potter. 2006. Buku ajar fundal mental keperawatan konsep, proses dan praktik. Edisi 4. Jakarta : EGC.
Tarwoto & Wartonah, 2003. Kebutuhan dasar manusia & proses keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Wilkinson, Judith M. 2007. Buku saku diagnosa keperawatan dengan intervensi NIC dan kriteria hasil NOC. Jakarta : EGC.
Kushariyadi. 2010. Askep pada Klien Lanjut Usia. Jakarta: Salemba Medika
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima Medika

Anda mungkin juga menyukai