Anda di halaman 1dari 51

EFEKTIVITAS TERAPI MOBILISASI DINI TERHADAP

NYERI PADA PASIEN POST APPENDECTOMY


“LITERATURE REVIEW”

KARYA TULIS ILMIAH

SATRIANA
17.1461

PROGRAM STUDI KEPERARAWATAN PROGRAM DIPLOMA


TIGA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA
2020
HALAMAN JUDUL H
EFEKTIFITAS TERAPI MOBILISASI DINI TERHADAP
NYERI PADA PASIEN POST APPENDECTOMY ;
“LITERATURE REVIEW”

KARYA TULIS ILMIAH

Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan (A.md Kep)
Pada Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Sembilang Belas November Kolaka 2020

OLEH:
SATRIANA
17.1461

PROGRAM STUDI KEPERARAWATAN PROGRAM DIPLOMA


TIGA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA
2020
i
ABSTRAK

EFEKTIFITAS MOBILISASI DINI TERHADAP NYERI PADA PASIEN


POST APPENDECTOMY

OLEH:
SATRIANA
17.1461
(Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga)

Nyeri bersifat subjektif, dimana tidak ada dua individu yang mengalami nyeri
yang sama. Pasien post appendectomy membutuhkan perawatan yang maksimal
yang dapat membantu menurunkan tingkat nyeri. Salah satu terapi non farmakologi
yang dapat mengurangi nyeri adalah mobilisasi dini. Mobilisasi dini berguna untuk
mengalihkan perhatian klien dari nyeri yang dirasakan. Tujuan Literature Review
ini untuk mengetahui efektifitas mobilisasi dini terhadap nyeri pada pasien post
appendectomy.
Pencarian literature ini mengggunakan data base Google scholar, PubMed,
dan Proquest. Sebanyak 2.138 artikel didapatkan dari total data base yang di
gunakan. Setelah dilakukan screening terhadap artikel, terdapat 3 artikel yang
memenuhi criteria untuk di Review. Dua dari tiga artikel tersebut menggunakan
metode quasy eksperiment dengan lembar obserVASi NRS, dan lainnya
menggunakan pra eksperiment dengan lembar obserVASi Borbunis .Hasil analisis ke
3 artikel tersebut menunjukkan kefektifitasan dari intervensi mobilisasi dini dalam
penurunan tingkat nyeri pasien post appendectomy.
Hasil analisis artikel yang digunakan, dapat disimpulkan bahwa terapi
mobilisasi dini terbukti efektif dalam menurunkan tingkat nyeri pada pasien post
appendectomy. Literature Review diharapkan memberikan konstribusi bagi rumah
sakit untuk dapat menggunakan hasil literature Review ini sebagai salah satu terapi
alternatif dalam mengatasi nyeri pada pasien post appendectomy
.
Kata Kunci : Mobilisasi Dini, Nyeri, Post Appendectomy

ii
ABSTRACT

EFFECTIVENESS OF EARLY MOBILIZATION ON PAIN IN POST


APPENDICTOMIC PATIENTS
BY:
SATRIANA
17.1461
(Nursing Program Three Diploma Program)

Pain is subjective in nature, where no two individuals experience the same pain. Post
appendectomy patients need maximum care that can help reduce pain levels. One of
the non-pharmacological therapies that can reduce pain is early mobilization. Early
mobilization is useful for distracting clients from the pain they feel. The objective of
this literature review is to determine the effectiveness of early mobilization on pain in
post appendectomy patients.
This literature search used the Google scholar, PubMed, and Proquest
database. A total of 2,138 articles were obtained from the total data base used. After
screening the articles, there were 3 articles that met the criteria for review. Two of
the three articles used the quasy experiment method with the NRS observation sheet,
and the other used the pre-experiment with the Borbunis observation sheet. The
results of the analysis of these 3 articles showed the effectiveness of early
mobilization intervention in reducing the pain level of post appendectomy patients.
From the analysis of the articles used, it can be concluded that early
mobilization therapy is proven to be effective in reducing pain levels in post
appendectomy patients. Literature Review is expected to provide contribution for the
hospital to be able to use the results of this literature review as an alternative therapy
in dealing with pain in post appendectomy patients.

Keywords : Early Mobilization, Pain, Post Appendectomy

iii
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Satriana

NIM : 17.1462

Program Studi : Diploma Tiga Keperawatan

Fakultas : Sains dan Teknologi

Perguruan Tinggi : Universitas Sembilan Belas November Kolaka

Dengan ini menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang saya buat dengan
judul “Efektifitas Terapi Mobilisasi Dini Terhadap Nyeri Pada Pasien Post
Appendectomy” adalah hasil karya sendiri, tidak dibuatkan, bukan hasil
jiplakan/kopian atau plagiat.

Jika dikemudian hari Karya Tulis Ilmiah (KTI) tersebut ternyata bukan hasil karya
sendiri, maka saya bersedia Karya Tuis Ilmiah (KTI) dan gelar kesarjanaan saya
dicabut demi hukum.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan penuh rasa
tanggung jawab.

Kolaka, 31 Agustus,2020

Mahasiswa
Materai
6000
Satriana
Nim: 17.1461

iv
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : “EFEKTIFITAS TERAPI MOBILISASI DINI


TERHADAP NYERI POST APPENDECTOMY”
“LITERATURE REVIEW”
Nama : SATRIANA
NIM : 17.1461
PROGRAM STUDI : DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN

Kolaka, 31 Agustus,2020

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Ns.Heriyviatno J Siagian,S,Kep,.MN H. Muhdar, S.ST., M.Kes


NIDN: 0905078401 NIP : 197404231993031001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Keperawatan

Ns. Rosani Naim,S,Kep., M.Kep


NIP.19800308 200212 2 005

v
HALAMAN PERSETUJUAN

Pada hari…….. , tanggal……. , diterima Oleh Panitia Surat Keputusan Ujian


Karya Tulis Ilmiah (KTI) Tugas Akhir Program Diploma Tiga (D III) tahun
akademik……./……, Sembilanbelas November Nomor……./UN56.C03/PT/2020
tentang Pengankatan Tim Penguji Ujian Karya Tulis Ilmiah (KTI) Tujuan
Akhir Diploma Tiga (D III) tahun akademik……/…..dengan jadwal ujian pada
hari……....tanggal……..dalam ujian Karya Tulis Ilmiah Tugas Pada Program
Studi Kepeawatan Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Sembilanbelas
November Kolaka.

Kolaka, Agustus 2020

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

Ns.Heriviyatno J Siagian,S,Kep,.MN H. Muhdar, S.ST., M.Kes


NIDN: 0905078401 NIP : 197404231993031001

Dewan Penguji :

1. Penguji 1
Ns. Nuridah, S.Kep., M.Kep (…………………………)

2. Penguji 2
Mariany, S.ST., M.Keb (…………………………)

3. Penguji 3
Ns. Abd Gani Baeda, S.Kep., M.Kep (…………………………)

vi
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,


karena berkat limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah (KTI) Literature Review ini, yang berjudul
“Efektivitas Terapi Mobilisasi Dini Terhadap Nyeri Pada Pasien Post
Appendectomy : Literature Review”.
Dalam penulisan karya tuliss ilmiah ini, mulai dari tahap perencanaan
dan penyusunan hingga dapat terselesaikan, penulis banyak mendapat
hambatan, namun berkat adanya bimbingan dan arahan-arahan serta dorongan
moril dari berbagai pihak, Alhamdulillah karya tulis ilmiah ini dapat
terselesaikan dan siap untuk dipertahankan dihadapan dewan penguji sebagai
salah satu syarat untuk mencapai gelar kesarjana strata Diploma Tiga (D III)
Pada Program Studi Keperawatan Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas
Sembilanbelas November Kolaka. Oleh karena itu, penulis tak lupa ucapkan
terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada pembimbing yang
telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis dan terselesainya karya
tulis ilmiah ini.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada
yang terhormat :
1. Bapak Dr.Azhari, S.STP., M.Si selaku Rektor Universitas Sembilanbelas
November Kolaka
2. Bapak Fachryano, ST., MT Selaku Dekan Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Sembilanbelas November Kolaka
3. Ibu Ns. Rosani Naim, S.Kep selaku Ketua Program Studi Keperawatan
4. Bapak Ns. Heriviyatno, S.Kep., MN selaku pembimbing 1 Pada Program
studi Keperawatan Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Sembilanbelas
November Kolaka

vii
5. Bapak H. Muhdar, S.ST., M.Kes selaku pembimbing 2 Pada Program studi
Keperawatan Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Sembilanbelas
November Kolaka
6. Ibu Ns. Nuridah, S.Kep., M.Kep selaku penguji 1 pada Program Studi
Keperawan Fakultas Sains dan Tekhnologi Universitas sembilanbelas November
Kolaka
7. Ibu Mariany, S.ST., M.Keb selaku penguji 2 pada Program Studi Keperawan
Fakultas Sains dan Tekhnologi Universitas sembilanbelas November Kolaka
8. Bapak Ns. Abd Gani Baeda, S.Kep., M.Kep selaku penguji 3 pada Program
Studi Keperawan Fakultas Sains dan Tekhnologi Universitas sembilanbelas
November Kolaka
9. Seluruh Staff administrasi di Universitas Sembilanbelas November Kolaka
10. Ayah tercinta, Haswadi dan Ibu tercinta Nurjannah yang selama ini telah
mengasuh, mendidik, membimbing dan membesarkan penulis eengan penuh
pengorbanan
11. Kepada seluruh saudari dan saudaraku, Junika sarfana, Nabil afandi yang telah
banyak membantu dalam proses perkuliahan dan motiVASi yang sangat berharga
12. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Universitas sembilanbelas November kolaka
khususnya program studi keperawatan, Dyah Eka Putri, Sitti Maryam, Wawan
kurniawan, Juslan, dan lainnya yang selalu memberikan motiVASi dan
memberi dukungan bagi saya hingga Karya Tulis Ilmiah Ini dapat selesai
tepat waktu. Semoga Allah SWT selalu mnyertai dan merahmati kita
semua dan semoga bantuan dari semua pihak mendapat pahala yang
setimpal dari Allah, SWT. Amin

Kolaka , Agustus 2020

Satriana
NIM: 17.1461
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
ABSTRAK ........................................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. v
HALAMAN PERSETUJUAN ...........................................................................vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1


1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 3
1.3 Tujuan Literature Review ...................................................................... 3
1.4 Manfaat Literature Review ...................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 4


2.1 Konsep Dasar Apendisitis..................................................................... 4
2.1.1 Defenisi apendisitis ..................................................................... 4
2.1.2 Etiologi ........................................................................................ 4
2.1.3 Manifestasi klinis ......................................................................... 4
2.1.4 Penatalaksanaan ........................................................................... 5
2.2 Konsep Dasar Nyeri .............................................................................. 5
2.2.1 Defenisi nyeri .............................................................................. 5
2.2.2 Patofisiologi Nyeri ....................................................................... 6
2.2.3 Fisiologi nyeri ............................................................................. 7
2.2.4 Klasifikasi nyeri .......................................................................... 7
2.2.5 Pathway Nyeri............................................................................. 8
2.2.6 Faktor – factor yang mempengaruhi nyeri ................................. 9
2.2.7 Pengukuran derajat nyeri ............................................................ 10
2.3 Konsep Dasar Mobilisasi Dini ............................................................... 13
2.3.1 Defenisi mobilisasi dini .............................................................. 13
2.3.2 Tujuan Mobilisasi Dini............................................................... 13
2.3.3 Macam – macam Mobilisasi ....................................................... 14
2.3.4 Sop Pelaksanaan Terapi Mobilisasi Dini..................................... 14

ix
BAB III METODE LITERATURE REVIEW .................................................... 19
3.1 Metode Literature Review ..................................................................... 19
4.1 Hasil Pencarian ..................................................................................... 20
4.2 Karakteristik Penelitian ........................................................................ 20
4.2.5 Ringkasan Hasil Penelitian ......................................................... 23
4.2.6 Persamaan dan Perbedaan Hasil Penelitian ................................. 26

BAB V PEMBAHASAN ............................................................................. 28


5.1 Pembahasan .......................................................................................... 28
5.2 Implikasi Klinik .................................................................................... 29

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 31


6.1 Kesimpulan ........................................................................................... 31
6.2 Saran ..................................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 32


LAMPIRAN……………….………………………………………………...………35

x
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1.2 Pathway nyeri ........................................................................................ 8
Gambar 2.2 Visual analog scale .............................................................................. 10
Gambar 3.2 Verbal rating scale .............................................................................. 11
Gambar 4.2 Numeric rating scale ............................................................................ 11
Gambar 5.2 Wong-baker pain rating scale .............................................................. 12
Gambar 6.2 Skala bourbanis ................................................................................... 13

xi
DAFTAR TABEL

Halaman
Table 1.4 Ringkasan hasil penelitian ....................................................................... 23
Table 2.4 Persamaan dan perbedaan hasil penelitian ............................................... 26

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 SOP Mobilisasi Dini………………………………………………….39

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Apendisitis merupakan peradangan yang terjadi pada apendiks dimana
apendisitis berbahaya jika tidak ditangani dengan segera, apendisitis merupakan
penyebab tersering operasi kegawatdaruratan dan salah satu penyebab terjadinya
nyeri abdomen akut (Sri Puji, 2015). Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi
pada usus buntu atau umbai cacing (apendiks). Infeksi ini bisa mengakibatkan
peradangan akut sehingga memerlukan tindakan pengobatan untuk mencegah
komplikasi yang umumnya berbahaya (Saputro, 2018)
Tindakan pengobatan terhadap apendisitis dapat dilakukan dengan cara operasi.
Operasi apendiks dikenal dengan istilah appendectomy yang merupakan suatu
tindakan pembedahan untuk mengangkat apendiks. Masalah utama yang paling
umum yang disebabkan oleh post appendectomy yaitu berupa rasa nyeri akut
pada luka operasi (Yunitha, 2019)
Nyeri post appendectomy timbul dikarenakan oleh rangsangan mekanik luka
yang menyebabkan tubuh menghasilkan mediator kimia seperti prostaglandin
sehingga nyeri muncul pada pasien post appendectomy (Pramesti, 2018). Nyeri
bersifat subjektif pada masing-masing individu, dalam artian bahwa ada perbedaan
tingkat nyeri yang dirasakan oleh pasien khususnya post op appendectomy
tergantung pada respon individu. Dan nyeri dapat diatasi dengan terapi non
farmakologis (Wijaya &Putri, 2013 ; Irsan 2018)
Salah satu terapi non farmakologis yang bisa dilakukan pada Pasien yang telah
melakukan post appendectomy memerlukan terapi untuk mengurangi nyeri yang
dirasakan salah satunya melakukan mobilisasi dini sesuai dengan standar
operasional prosedur.
Mobilisasi dini dapat menunjang proses penyembuhan luka pasien karena dengan
menggerakkan anggota badan akan mencegah kekauan otot dan sendi, sehingga

1
2

dapat mengurangi nyeri dan dapat memperlancar peredaran darah ke bagian yang
mengalami perlukaan agar proses penyembuhan luka menjadi lebih cepat (Wahdiana,
2018). Berdasarkan hasil penelitian Firman, (2020) hubungan tingkat nyeri dengan
pelaksanaan mobilisasi dini post op digestif Appendectomy di rumah sakit Dr. H.
Moch. Ansari Saleh Banjarmasin Nilai Chi-squer adalah 0,023 < 0,05 sehingga
tingkat Nyeri bepengaruh nyata terhadap mobilisasi dini. Mobilisasi dini
mempunyai peranan penting, khususnya dalam mengurangi nyeri dan mencegah
komplikasi. Selain itu fungsi lain dari mobilisasi dini adalah untuk mengurangi
aktivitas mediator kimiawi dan mengurangi transmisi syaraf nyeri menuju ke
pusat sehingga intensitas nyeri yang dirasakan setelah melakukan mobilisasi
dini akan berkurang (Anggraeni, 2018)
Beberapa studi menemukan masih adanya pasien yang menolak untuk melakukan
mobilisasi dini. Studi yang dilakukan di RS Bhayangkara Bandar Lampung pada
pasien pasca bedah dimana angka pasien post op yang tidak melakukan mobilisasi
dini masih tinggi. Dampak yang tidak disadari oleh pasien dan keluarga dengan tidak
melakukan mobilisasi dini yaitu lamanya waktu perawatan sehingga mempengaruhi
status ekonomi keluarga (Yanti, 2016)
Berdasarkan studi yang dilakukan di Di RSU Muhammadiyah Bantul didapatkan
beberapa orang pasien enggan untuk melakukan pergerakan dikarenakan nyeri yang
masih dirasakan meskipun sudah diberikan analgetik (Ani Wulandari, 2018; firman,
2020). Sedangkan Sri dan Astuti (2018) menemukan beberapa pasien ragu unuk
melakukan mobilisasi dini dengan alasan takut luka jahitan operasinya terputus,
sehingga meskipun hal ini sudah menjadi sebuah SOP di fasilitas layanan kesehatan,
namun kenyataannya belum maksimal di laksanakan.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan literature Review
terkait Mobilisasi dini terhadap nyeri pada luka post op appendectomy.
3

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka rumusan permasalahan
dalam Literature Review ini yaitu : “Bagaimana Efektivitas Terapi Mobilisasi
Dini Terhadap Nyeri Pada Pasien Post Appendectomy”.

1.3 Tujuan Literature Review


Literature Review ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas mobilisasi dini
terhadap nyeri pada pasien post appendectomy.

1.4 Manfaat Literature Review


1.4.1 Manfaat Teoritis
Literature ini dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan keperawatan
khususnya dalam penatalaksanaan terapi mobilisasi dini terhadap penurunan tingkat
nyeri pada pasien post appendectomy serta pembuktian secara ilmiah terkait dengan
efektivitas terapi mobilisasi dini terhadap nyeri pada pasien post appendectomy.
1.4.2 Manfaat bagi masyarakat
Memberikan gambaran bagi masyarakat mengenai pentingnya melakukan
mobilisasi setelah dilakukan prosedur operasi appendectomy dan dapat
menjadikan mobilisasi dini pada klien post appendectomy sebagai salah satu
cara untuk meningkatkan kesembuhan dan kesehatan klien post appendectomy.
1.4.3 Bagi Penulis
Memperoleh pengalaman dalam mengapli kasikan hasil riset keperawatan
khususnya tentang penatalaksanaan terapi mobilisasi dini terhadap nyeri pada
pasien post appendectomy.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Apendisitis


2.1.1 Defenisi apendisitis
Apendisitis adalah peradangan yang terjadi pada apendiks vermiformis, dan
merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering. Apendiks disebut juga umbai
cacing (Wijaya dan Putri, 2013; Nurlina, 2019). Appendisitis adalah peradangan
akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing (apendiks) yang merupakan
penyebab paling umum untuk bedah abdomen (Brunner & Suddarth, 2014 ; Saputro,
2018)

2.1.2 Etiologi
Menurut Andra dan Yessie ( 2013). Penyebab apendisitis antara lain:
a. Ulserasi pada mukosa
b. Obstruksi pada colon oleh fecalit (feses yang keras)
c. Pemberian barium
d. Berbagai macam penyakit cacing
e. Tumor
f. Striktur karena fibrosis pada dinding usus

2.1.3 Manifestasi klinis


Menurut Andra dan Yessie (2013). Terdapat beberapa tanda dan gejala
terjadinya apendisitis antara lain:
a. Nyeri pindah ke kanan bawah (yang menetap dan diperberat bila
b. berjalan atau batuk) dan menunjukkan tanda rangsangan peritoneum
c. lokal di titik Mc. Burney: nyeri tekan, nyeri lepas, defans muskuler.
d. Nyeri rangsangan peritoneum tidak langsung
e. Nyeri pada kuadran kanan bawah saat kuadran kiri bawah ditekan
f. Nyeri kanan bawah bila tekanan di sebelah kiri dilepas (Blumberg)

4
5

g. Nyeri kanan bawah bila peritoneum bergerak seperti napas dalam,


h. Nafsu makan menurun

2.1.4 Penatalaksanaan
Salah satu penatalaksanaan penyakit apendiks adalah dengan cara
pembedahan appendectomy. Appendectomy dapat dilakukan pada penderita
apendisitis dengan tidak adanya komplikasi. Appendectomy dapat dilakukan segera
setelah terkontrol ketidakseimbangan cairan di dalam tubuh dan gangguan sistemik
lainnya. Pembedahan appendectomy merupakan suatu Pelaksanaan inVASive dengan
membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani, pembukaan bagian
tubuh ini umumnya dilakuan dengan membuat sayatan, pada pembedahan
appendectomy terbuka. Keluhan yang sering timbul pasca pembedahan (pasca
operasi) akan merasakan nyeri yang hebat dan mempunyai pengalaman yang kurang
menyenangkan akibat nyeri yang tidak adekuat Nyeri yang paling lazim adalah
nyeri insisi (Puwahang, 2011; Mahmudah, 2019)

2.2 Konsep Dasar Nyeri


2.2.1 Defenisi nyeri
Nyeri merupakan reaksi sensori yang muncul akibat stimulus nyeri yang
berupa biologis, zat kimia, panas, listrik serta mekanik (Prasetyo, 2010; Luthfiana &
Istianah, 2018). The International Association for the Study of Pain (IASP)
mendefinisikan nyeri sebagai berikut nyeri merupakan pengalaman sensorik dan
emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan atau ancaman
kerusakan jaringan (Wardani, 2014). Nyeri adalah pengalaman sensorik dan
emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun
potensial atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut (Mochamad,
2017)
6

Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang
disebabkan oleh stimulus tertentu. Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak
menyenangkan bersifat sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap
orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat
menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Kasiati & Rosmalawati,
2016)
Nyeri adalah rasa indrawi dan pengalaman emosional yang tidak
menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan yang nyata atau berpotensi rusak
atau tergambarkan seperti adanya kerusakan jaringan (Bambang, 2017)

2.2.2 Patofisiologi Nyeri


Rangsangan nyeri diterima oleh nociceptors pada kulit bisa intesitas tinggi
maupun rendah seperti perennggangan dan suhu serta oleh lesi jaringan. Sel yang
mengalami nekrotik akan merilis K+ dan protein intraseluler . Peningkatan kadar K +
ekstraseluler akan menyebabkan depolarisasi nociceptor, sedangkan protein pada
beberapa keadaan akan menginfiltrasi mikroorganisme sehingga menyebabkan
peradangan/inflamasi. Akibatnya, mediator nyeri dilepaskan seperti leukotrien,
prostaglandin E2, dan histamin yang akan merangasng nosiseptor sehingga
rangsangan berbahaya dan tidak berbahaya dapat menyebabkan nyeri (hiperalgesia
atau allodynia). Selain itu lesi juga mengaktifkan faktor pembekuan darah sehingga
bradikinin dan serotonin akan terstimulasi dan merangsang nosiseptor. Jika terjadi
oklusi pembuluh darah maka akan terjadi iskemia yang akan menyebabkan
akumulasi K+ ekstraseluler dan H+ yang selanjutnya mengaktifkan nosiseptor.
Histamin, bradikinin, dan prostaglandin E2 memiliki efek VASodilator dan
meningkatkan permeabilitas pembuluh darah. Hal ini menyebabkan edema lokal,
tekanan jaringan meningkat dan juga terjadi Perangsangan nosiseptor. Bila
nosiseptor terangsang maka mereka melepaskan substansi peptida P (SP) dan
kalsitonin gen terkait peptida (CGRP), yang akan merangsang proses inflamasi dan
juga menghasilkan VASodilatasi dan meningkatkan permeabilitas pembuluh darah.
VASokonstriksi (oleh serotonin), diikuti oleh VASodilatasi, mungkin juga
7

bertanggung jawab untuk serangan migrain . Peransangan nosiseptor inilah yang


menyebabkan nyeri (Mochamad, 2017)

2.2.3 Fisiologi nyeri


Terjadinya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan.
Reseptor nyeri yang dimaksud adalah nociceptor, merupakan ujung-ujung saraf
sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki myelin, yang tersebar
pada kulit dan mukosa, khususnya pada vicera, persendian, dinding arteri, hati dan
kadung empedu. Reseptor nyeri dapat memberikan respon akibat adanya stimulasi
atau rangsangan. Stimulasi tersebut dapat berupa zat kimiawi seperti bradikinin,
histamin, prostaglandin, dan macam-macam asam yang dilepas apabila terdapat
kerusakan pada jaringan akibat kekurangan oksigenasi. Stimulasi yang lain dapat
berupa termal, listrik atau mekanis (Kasiati & Rosmalawati, 2016)

2.2.4 Klasifikasi nyeri


Menurut PPNI (2016). Klasifikasi nyeri terbagi menjadi 2 sebagai berikut :
a. Nyeri akut
Pengalaman sensori atau emosional yang berkaitan dengan kesrusakan
jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
b. Nyeri kronik
Pengalaman sensori atau emosional yang berkaitan dengan kesrusakan
jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat dan konstan, yang berlangsung lebih dari 3
bulan.
8

2.2.5 Pathway Nyeri


Menurut Nurarif dan Kusuma (2015). Pathway nyeri adalah sebagai berikut :

Trauma jaringan, Infeksi, Tekanan

Luka insisi

Kerusakan jaringan

Respon saraf

Serabut saraf kecil serabut saraf besar

Respon cell

Signal aksi respon system

Sel subtansi gelatinosa

Signal inhibitor

Sel T

Sel T transmission

Stimulus control pusat (otak)

Pelepasan mediator nyeri ( prostaglandin )

Stimulasi di
hantarkan
(Serabut Tipe A dan serabut Tipe C)

Spinal cord

Cortex cerebri

Nyeri dipersepsikan

Nyeri

Gambar 1.2 Pathway nyeri


9

2.2.6 Faktor – factor yang mempengaruhi nyeri


Menurut Kasiati dan Rosmalawati (2016). Pengalaman nyeri seseorang dapat
dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain :
a. Arti nyeri
Arti nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hampir sebagian arti
nyeri merupakan arti yang negatif, seperti membahayakan, merusak, dan lain-
lain. Keadaan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti usia, jenis kelamin,
latar belakang sosial budaya, dan pengalaman.
b. Persepsi nyeri
Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sangat subyektif tempatnya pada
korteks (pada fungsi evaluatif kognitif). Persepsi ini dipengaruhi oleh faktor
yang dapat memicu stimuli nociceptor.
c. Toleransi nyeri
Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang dapat
mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri. Faktor yang dapat
mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara lain: alkohol, obat-obatan,
hipnotis, dan lain-lain. Sedangkan faktor yang dapat menurunkan toleransi nyeri
antara lain: kelelahan, rasa marah, bosan, cemas, nyeri yang tidak kunjung
hilang, sakit, dan lain-lain.
d. Reaksi terhadap nyeri
Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respons seseorang terhadap nyeri,
seperti ketakutan, gelisah, cemas, menangis, dan menjerit. Semua ini merupakan
bentuk responnyeri yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti arti
nyeri, tingkat persepsi nyeri, pengalaman masa lalu, nilai budaya, harapan sosial,
kesehatan fisik dan mental, rasa takut, cemas, usia dan lain-lain.
10

2.2.7 Pengukuran derajat nyeri


Menurut Riyandi dan Aryasa, (2017), pengukuran derajat nyeri dibagi
berdasarkan :
a. Visual Analog Scale (VAS)
Visual analog scale (VAS) adalah cara yang paling banyak digunakan untuk
menilai nyeri. Skala linier ini menggambarkan secara visual gradasi tingkat nyeri
yang mungkin dialami seorang pasien. Rentang nyeri diwakili sebagai garis
sepanjang 10 cm, dengan atau tanpa tanda pada tiap sentimeter .Tanda pada
kedua ujung garis ini dapat berupa angka atau pernyataan deskriptif. Ujung yang
satu mewakili tidak ada nyeri, sedangkan ujung yang lain mewakili rasa nyeri
terparah yang mungkin terjadi. Skala dapat dibuat vertikal atau horizontal. VAS
juga dapat diadaptasi menjadi skala hilangnya/reda rasa nyeri. Digunakan pada
pasien anak > 8 tahun dan dewasa. Manfaat utama VAS adalah penggunaannya
sangat mudah dan sederhana. Namun, untuk periode pasca bedah, VAS tidak
banyak bermanfaat karena VAS memerlukan koordinasi visual dan motorik serta
kemampuan konsentrasi.

Gambar 2.2 Visual analog scale


Sumber : unud.ac.id
11

b. Verbal rating scale (VRS)


Skala ini menggunakan angka-angka 0 sampai 10 untuk menggambarkan
tingkat nyeri. Dua ujung ekstrem juga digunakan pada skala ini, sama seperti
pada VAS atau skala reda nyeri. Skala numerik verbal ini lebih bermanfaat pada
periode pascabedah, karena secara alami verbal/kata-kata tidak terlalu
mengandalkan koordinasi visual dan motorik. Skala verbal menggunakan kata -
kata dan bukan garis atau angka untuk menggambarkan tingkat nyeri. Skala
yang digunakan dapat berupa tidak ada nyeri, sedang, parah. Hilang/redanya
nyeri dapat dinyatakan sebagai sama sekali tidak hilang, sedikit berkurang,
cukup berkurang, baik/nyeri hilang sama sekali. Karena skala ini membatasi
pilihan kata pasien, skala ini tidak dapat membedakan berbagai tipe nyeri.

Gambar 3.2 Verbal rating scale


Sumber : unud.ac.id

c. Numeric Rating Scale (NRS)


Dianggap sederhana dan mudah dimengerti, sensitif terhadap dosis, jenis
kelamin, dan perbedaan etnis. Lebih baik daripada VAS terutama untuk menilai
nyeri akut. Namun, kekurangannya adalah keterbatasan pilihan kata untuk
menggambarkan rasa nyeri, tidak memungkinkan untuk membedakan tingkat
nyeri dengan lebih teliti dan dianggap terdapat jarak yang sama antar kata yang
menggambarkan efek analgesik.

Gambar 4.2 Numeric rating scale


Sumber : unud.ac.id
12

d. Wong-Baker Pain Rating Scale


Adalah metode penghitungan skala nyeri yang diciptakan dan dikembangkan
oleh Donna Wong dan Connie Baker. Cara mendeteksi skala nyeri dengan
metode ini yaitu dengan melihat ekspresi wajah yang sudah dikelompokkan ke
dalam beberapa tingkatan rasa nyeri.

Gambar 5.2 Wong-baker pain rating scale


Sumber : wongbakerfaces.org

e. Skala Bourbanis
Kategori dalam skala nyeri Bourbanis sama dengan kategori VDS, yang
memiliki 5 kategori dengan menggunakan skala 0-10. (AHCPR 1992; Riyandi
& Aryasa, 2017) kriteria nyeri pada skala ini yaitu:
0 : Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan, secara objektif pasien dapat berkomunikasi dengan baik.
4-6 : Nyeri sedang, secara objektif pasien mendesis, menyeringai, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti
perintah dengan baik.
7-9 : Nyeri berat, secara objektif pasien terkadang tidak dapat mengikuti
perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi
nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih
posisi nafas panjang dan distraksi
10 : Nyeri sangat berat, pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi,
memukul.
13

Gambar 6.2 Skala bourbanis


Sumber : journal.umtas.ac.id

2.3 Konsep Dasar Mobilisasi Dini


2.3.1 Defenisi mobilisasi dini
Mobilisasi dini yaitu suatu proses aktivitas yang dilakukan pasca pembedahan
dimulai dari latihan ringan di atas tempat tidur (latihan pernafasan, latihan batuk
efektif dan menggerakkan tungkai) sampai dengan pasien bisa turun dari tempat
tidur, berjalan ke kamar mandi dan berjalan ke luar kamar (Syarifuddin, 2015).
Mobilisasi dini mempunyai peranan penting, khususnya dalam mengurangi nyeri dan
mencegah komplikasi. Selain itu fungsi lain dari mobilisasi dini adalah untuk
mengurangi aktivitas mediator kimiawi dan mengurangi transmisi saraf nyeri menuju
ke pusat. Dengan peran sebagaimana yang telah disebutkan di atas, mobilisasi dini
akan sangat berguna untuk mereka yang sedang pada taraf penyembuhan pasca
bedah (Anggraeni, 2018)
Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak
secara bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas
guna mempertahankan kesehatannya (Horhoruw, 2015)

2.3.2 Tujuan Mobilisasi Dini


Tujuan Mobilisasi Dini menurut Syarifuddin (2015). Memenuhi kebutuhan
dasar manusia, mencegah terjadinya trauma, mempertahankan tingkat kesehatan,
mempertahankan interaksisosial dan peran sehari-hari, mencegah hilangnya
kemampuan fungsi tubuh.
14

2.3.3 Macam – macam Mobilisasi


a. Mobilisasi penuh
Mobilisasi penuh ini menunjukkan syaraf motorik dan sensorik mampu
mengontrol seluruh area tubuh.Mobilisasi penuh mempunyai banyak keuntungan
bagi kesehatan, baik fisiologis maupun psikologis bagi pasien untuk memenuhi
kebutuhan dan kesehatan secara bebas, mempertahankan interaksi sosial dan
peran dalam kehidupan sehari hari.
b. Mobilisasi sebagian
Pasien yang mengalami mobilisasi sebagian umumnya mempunyai gangguan
syaraf sensorik maupun motorik pada area tubuh. Mobilisasi sebagian dapat
dibedakan menjadi:
1) Mobilisasi temporer yang disebabkan oleh trauma reversibel pada sistim
muskuloskeletal seperti dislokasi sendi dan tulang
2) Mobilisasi permanen biasanya disebabkan oleh rusaknya sistim syaraf yang
reversibel (Potter & Perry, 2006)

2.3.4 Sop Pelaksanaan Terapi Mobilisasi Dini


Menurut Elma Rahayu Andriyani (2018). SOP mobilisasi dini adalah sebagai
berikut :
a. Pengertian
Mobilisasi dini yaitu kegiatan yang dilakukan secara lebih dini pada pasien post
appendectomy dalam 6-12 jam yang meliputi kegiatan menggerakkan
ekstremitas atas dan bawah serta latihan miring ke kiri dan miring ke kanan.
b. Tujuan
Mengurangi rasa nyeri, Memperlancar peredaran darah, mendorong klien post
appendectomy untuk melakukan mobilisasi lebih dini.
c. Indikasi
Klien post appendectomy 6-12 jam pertama, klien dengan gangguan pemenuhan
ADL, klien yang memiliki tanda-tanda vital normal, klien yang dapat diajak
untuk berkomunikasi
15

d. Kontra Indikasi
Klien yang mengalami penurunan kesadaran, tanda-tanda vital jauh di bawah
normal
e. Persiapan Alat
Tensimeter, termometer, jam tangan, bantal, alat tulis
f. Persiapan Pelaksanaan
Memberi salam, memperkenalkan diri pada klien dan keluarga, menjelaskan
prosedur dan tujuan mobilisasi dini pada klien dan keluarga, memberi
kesempatan klien dan kelurga untuk bertanya, menciptakan lingkungan yang
nyaman
g. Persiapan Klien
Pastikan klien pulih dari kesadarannya dan mampu diajak berkomunikasi,
pastikan klien siap dan bersedia melakukan mobilisasi dini, pastikan keluarga
klien menyetujui pelaksanaan mobilisasi dini pada, klien, ukur tanda-tanda vital,
jaga priVASi klien dengan menutup tirai atau pintu kamar klien, atur posisi klien
senyaman mungkin.
h. Langkah Kerja
Cuci tangan, pakai sarung tangan bila perlu, beritahu klien dan keluarga bahwa
kegiatan mobilisasi dini akan segera dimulai, pastikan posisi klien dalam
keadaan nyaman
1) Langkah pertama menggerakkan ekstremitas
a) Siku
Fleksi 1500 menggerakkan daerah siku mendekati lengan atas, ekstensi
1500 luruskan kembali.
b) Lengan bawah
Supinasi 700-900 menggerakkan tangan dengan telapak tangan
menghadap ke atas, pronasi 700-900 menggerakkan tangan dengan
telapak tangan menghadap ke bawah.
16

c) Pergelangan tangan
Fleksi 800-900 menggerakkan pergelangan tangan ke arah bawah,
ekstensi 800-900 menggerakkan pergelangan tangan kembali lurus,
hiperektensi 800-900 menggerakkan pergelangan tangan kearah atas.
d) Jari-jari tangan
Fleksi 900 tangan menggenggam, ekstensi 900 membuka genggaman,
hiperekstensi 300-600 menggerakkan jari-jari ke arah atas, abduksi 300
meregangkan jari-jari tangan, adduksi 300 merapatkan kembali jari-jari
tangan, oposisi, mendekatkan ibu jari ke telapak tangan.
e) Mata kaki
Dorso fleksi 200-300 menggerakkan telapak kaki ke arah atas, plantar
fleksi 200-300 menggerakkan telapak kaki ke arah bawah.
f) Kaki
Inversi/supinasi 100 memutar/mengarahkan telapak kaki ke arah
samping dalam, Eversi/pronasi 100 memutar/mengarahkan telapak kaki
ke arah samping luar.
g) Jari-jari kaki
Fleksi 300-600 menekuk jari-jari kaki ke arah bawah, ekstensi 300-600
meluruskan kembali jari-jari kaki, abduksi 150 meregangkan jari-jari
kaki, adduksi 150 merapatkan kembali jari-jari kaki.
2) Langkah kedua miring ke kiri dan ke kanan
Posisikan klien di salah satu tempat tidur, fleksikan lutut klien yang tidak
mengenai kasur dan diletakkan di atas bantal atau guling tambahan,
tempatkan satu tangan pada pinggul klien dan yang lain pada bahu,
miringkan klien ke sisi kanan/kiri klien, posisikan klien dengan nyaman.
3) Langkah ketiga duduk di atas tempat tidur
Anjurkan pasien untuk meletakkan tangan di samping badannya dengan
telapak tangan menghadap ke bawah, Berdirilah di samping tempat tidur,
kemudian letakkan tangan petugas pada bahu pasien, Bantu pasien untuk
duduk dan beri penopang/bantal.
17

4) Langkah keempat melatih berjalan


Anjurkan pasien untuk meletakkan tangan di samping badan atau
memegang telapak tangan petugas/pelaksana, berdirilah di samping pasien
dan pegang telapak dan lengan tangan pada bahu pasien, bantu pasien turun
dari tempat tidur bantu pasien untuk berjalan.
i. Evaluasi/Terminasi
Evaluasi hasil kegiatan, evaluasi respon klien sebelum dan sesudah
tindakan, ukur tanda-tanda vital, beri reinforcement positif pada klien dan
keluarga.
j. Dokumentasi
Catat tindakan yang sudah dilakukan, catat respon pasien.
BAB III
METODE LITERATURE REVIEW

3.1 Metode Literature Review


Literature Review adalah uraian tentang teori, temuan dan artikel penelitian
lainnya yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan
literature Review. Literature Review bisa digunakan untuk menyusun kerangka
pemikiran jelas dari perumusan masalah yang ingin dilakukan literature Review
(Nursalam, 2020)

3.2 Strategi Pencarian Literature


Strategi pencarian bertujuan untuk mencari artikel yang sudah diterbitkan. Dari
data literature Review ini didapatkan melalui proses pencarian daring. Pencarian
dilakukan melalui google scholar, Pub Med dan Proquest . Kata kunci yang
digunakan ada 2 dimana kata kunci pencarian menggunakan bahasa Indonesia dan
bahasa inggris “mobilisasi dini, nyeri, post appendectomy” dan “early mobilization,
pain, post appendectomy” . Artikel yang digunakan dalam pembahasan ini adalah
artikel yang menggunakan bahasa Indonesia , terpublikasi dari tahun 2016 sampai
tahun 2020. Criteria inklusi untuk pencarian yaitu studi yang dilakukan pada pasien
dewasa, mengalami nyeri setelah dilakukan post appendectomy atau prosedur
pembedahan, intervensi adalah mobilisasi dini dan waktu pemberian mobilisasi dini
diberikan pada 6-8 jam setelah post appendectomy. Sedangkan untuk criteria
eksklusi dalam literature Review artikel yang duplikasi, tidak ful text,
skripsi/tesis/disertasi (repository,digilib), populasi anak dan remaja. Setelah
dilakukan screening berdasarkan criteria inklusi didapatkan 3 jurnal yang sesuai dan
kemudian dilkukan literature Review.

19
BAB IV
HASIL ANALISIS

4.1 Hasil Pencarian


Pencarian literature menggunakan database google scholar, Pub Med, Proquest.
Kata kunci yang digunakan dalam Bahasa Indonesia adalah “mobilisasi dini, nyeri,
post appendectomy”, sedangkan untuk bahasa inggris menggunakan kata kunci
“early mobilization, pain, post appendectomy”. Hasil total pencarian 2.138 jurnal.
Artikel yang digunakan dalam pembahasan ini adalah artikel yang menggunakan
bahasa Indonesia, terpublikasi dari tahun 2016 sampai tahun 2020. Criteria inklusi
untuk pencarian yaitu studi yang dilakukan pada pasien dewasa, mengalami nyeri
setelah dilakukan post appendectomy atau prosedur pembedahan dan waktu
pemberian mobilisasi dini diberikan pada 6-8 jam setelah post appendectomy,
intervensi adalah mobilisasi dini. Sedangkan untuk criteria eksklusi dalam literature
Review adalah artikel yang duplikasi, tidak full text, skripsi/tesis/disertasi
(repository,digilib), populasi yang digunakan anak dan remaja. Dalam literature
dilakukan 3 kali screening dimana pada screening pertama dengan menetukan artikel
yang duplikasi, kombinasi, tesis dan disertasi maka tereliminasi 1110 artikel,
screening kedua dilakukan dengan menentukan artikel full text dan jumlah populasi
maka teriliminasi 500 artikel dan screening ketiga dilakukan dengan menentukan
tidak menjelaskan intervensi, bukan masalah nyeri dan hasil tidak efektif maka
tereliminasi 525 artikel. Setelah dilakukan screening berdasarkan criteria inklusi
didapatkan 3 jurnal yang sesuai dan kemudian dilakukan literature review.

4.2 Karakteristik Penelitian


4.2.1 Metode penelitian
Metode yang digunakan pada 3 artikel ini adalah quasy eksperiment dan pre
eksperiment dengan rancangan pre and post test control group.

20
21

4.2.2 Jumlah sampel


Jumlah sampel yang terlibat dalam artikel ke-1 sebanyak 8 orang pasien post
appendectomy pada bulan Mei (Caecilia, 2016). Jumlah sampel yang terlibat dalam
artikel ke-2 sebanyak 22 orang pasien post appendectomy (Appolonaris, 2020).
Jumlah sampel yang terdapat dalam artikel ke-3 sebanyak 16 responden pada pasien
post appendectomy (Aprianti, 2020)
Intervensi yang dilakukan dalam 3 artikel ini adalah terapi mobilisasi dini.
Artikel ke-1, pada kelompok intervensi mendapatkan terapi mobilisasi dini dilakukan
1x 24 jam selama kurang lebih 45 menit, dalam 6-8 jam pertama post operasi
appendectomy yang terdiri dari dua langkah yakni langkah pertama menggerakkan
ekstremitas klien dengan menekuk dan meluruskannya, masing- masing diulang 3
kali, setiap pengulangan 8 kali hitungan, kemudian langkah kedua melakukan miring
kanan dan miring kiri, masing-masing selama 15 menit (Caecilia, 2016)
Artikel ke-2, Mobilisasi dilakukan sejak 8 jam setelah pembedahan,
mobilisasi dilakukan selama 20 menit selama 3 hari berturut-turut, tentu setelah
pasien dan atau anggota tubuh sudah dapat digerakkan kembali (Appolonaris, 2020)
Artikel ke-3 mobilisasi dini diberikan pada saat 6-8 jam post operasi selama
10 menit. Pada kelompok intervensi sebelum diberikan perlakuan mobilisasi dini
(pergerakan tungkai bawah) 6-8 jam post operasi, semua kelompok dilakukan
pengukuran awal (pre test) untuk menentukan tingkat nyeri responden sebelum
perlakuan, sedangkan pada kelompok kontrol dilakukan intervensi relaksasi penkes
tentang mobilisasi dan relaksasi nafas dalam. Setelah diberikan perlakuan dilakukan
pengukuran tingkat nyeri (post test) pada kelompok intervensi untuk menentukan
efek mobilisasi dini, dan pengukuran tingkat nyeri pada kelompok kontrol (Aprianti,
2020)
4.2.3 Instrument penelitian
Instrument yang digunakan pada Artikel ke-1 lembar obserVASi Numeric
Rating Scale NRS (Caecilia, 2016), ke-2, menggunakan SOP mobilasi dini, lembar
obserVASi dan instrument intensitas nyeri bourbanis (Appolonaris, 2020), dan ke-3
yaitu menggunakan instrument lembar observasi yang digunakan untuk penilaian
22

mobilisasi dini dan kuesioner penilaian nyeri scala Numeric Rating Scale NRS
(Aprianti, 2020)
4.2.4 Ringkasan hasil penelitian
Sebanyak 3 artikel membahas mengenai terapi mobilisasi dini dapat
menurunkan tingkat nyeri pada artikel ke-1 dari nyeri nyeri berat skala rerata 7,75
menjadi nyeri sedang skala rerata 5,62, artikel ke-2 dari nyeri berat skala 7-9 menjadi
nyeri sedang skala 4-6, artikel ke-3 dari nyeri berat rerata 7,75 menjadi skala nyeri
sedang skala rerata 5,62 pada pasien post appendectomy. Hasil dari penelitian ke-1
menunjukkan Hasil uji parametrik dependent t-test di dapatkan nilai p = < 0,05 ,
maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat nyeri klien post operasi
appendectomy sebelum dan setelah dilakukan mobilisasi dini (Caecilia, 2016), Hasil
dari penelitian ke-2 di peroleh hasil uji Wilcoxon diperoleh nilai Z score = - 3,947
dengan P- value = 0,000 berdasarkan hasil tersebut, disimpulkan bahwa adanya
pengaruh mobilisasi dini terhadap intensitas nyeri post operasi (Appolonaris, 2020),
Hasil dari penelitian ke-3 berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji
parametrik dependent t-test pada kelompok intervensi didapatkan nilai p = < 0,05,
artinya terdapat pengaruh mobilisasi terhadap perubahan tingkat nyeri pasien post
operasi appendectomy (Aprianti, 2020)
23

4.2.5 Ringkasan Hasil Penelitian

Table 1.4 Ringkasan hasil penelitian

Penulis ,
Tahun, Sampel Metode Instrument Intervensi Hasil
Tempat
Caecilia, Sampel dalam Quasy Lembar kelompok intervensi Hasil uji parametrik
(2016). RS penelitian ini eksperiment obserVASi mendapatkan terapi dependent t-test di
Baladika adalah klien dengan metode Numeric Rating mobilisasi dini dapatkan nilai p = <
Husada post operasi pendekatan one Scale (NRS) dilakukan 1x 24 jam 0,05, maka dapat
Kabupaten appendectomy grup pretest- selama kurang lebih disimpulkan bahwa ada
Jember sebanyak 8 posttest. 45 menit, dalam 6-8 perbedaan tingkat nyeri
responden jam pertama post klien post operasi
operasi appendectomy appendectomy sebelum
Teknik yang terdiri dari dua dan setelah dilakukan
samping: langkah yakni langkah mobilisasi dini dimana
pertama sebelum dilakukan
Consecutive menggerakkan mobilisasi dini nilai
sampling ekstremitas klien
dengan menekuk dan Nilai mean pre test
meluruskannya, 7,75 sedangkan nilai
masing- masing mean post test 5,62
diulang 3 kali, setiap
pengulangan 8 kali
hitungan, kemudian
langkah kedua
melakukan miring
kanan dan miring kiri,
masing-masing
24

selama 15 menit

Appolonaris, Sampel dalam Pre- Menggunakan Mobilisasi dilakukan Hasil uji Wilcoxon
(2020). RSUD penelitian eksperiment SOP mobilasi sejak 8 jam setelah diperoleh nilai Z score
S. K. Lerik menggunaka dengan design dini, lembar pembedahan, = - 3,947 dengan P-
Kupang 22 responden one grup pre- obserVASi mobilisasi dilakukan value = 0,000.
post design intensitas nyeri selama 20 menit Berdasarkan hasil
Teknik bourbanis selama 3 hari berturut- tersebut, disimpulkan
samping: turut, tentu setelah bahwa adanya
pasien dan atau pengaruh mobilisasi
Total anggota tubuh sudah dini terhadap intensitas
sampling dapat digerakkan nyeri post operasi
kembali.

Aprianti, Sampel yang Quasy Menggunakan Mobilisasi dini Hasil uji statistik
(2020). RSUD terdapat eksperiment instrument lembar diberikan pada saat 6- dengan menggunakan
Dr. Abdul Azis sebanyak 16 rancangan pre obserVASi yang 8 jam post operasi uji parametrik
orang pada and post test digunakan untuk selama 10 menit. Pada dependent t-test pada
pasien post control group penilaian kelompok intervensi kelompok intervensi
appendectomy design. mobilisasi dini sebelum diberikan didapatkan hasil
dan kuesioner perlakuan mobilisasi p = < 0,05, artinya
Teknik penilaian nyeri dini (pergerakan terdapat pengaruh
samping: scala Numeric tungkai bawah) 6-8 mobilisasi terhadap
Rating Scale jam post operasi, perubahan tingkat nyeri
Consecutive (NRS) semua kelompok pasien post operasi
sampling dilakukan pengukuran appendectomy
awal (pre test) untuk
menentukan tingkat
nyeri responden
sebelum perlakuan,
25

sedangkan pada
kelompok kontrol
dilakukan intervensi
relaksasi penkes
tentang mobilisasi dan
relaksasi nafas dalam.
Setelah diberikan
perlakuan dilakukan
pengukuran tingkat
nyeri (post test) pada
kelompok intervensi
untuk menentukan
efek mobilisasi dini,
dan pengukuran
tingkat nyeri pada
kelompok kontrol.
26

4.2.6 Persamaan dan Perbedaan Hasil Penelitian

Table 2.4 Persamaan dan perbedaan hasil penelitian

Persamaan Perbedaan

Jumlah sampel yang terlibat 8 orang


(Caecilia, 2016)

Jumlah sampel yang terlibat 22 orang


(Appolonaris, 2020)

Jumlah sampel yang terlibat 16 orang


(Aprianti, 2020)

Metode yang digunakan Quasy Metode yang digunakan Pre-


eksperiment pre and post test control eksperiment dengan design one grup
group design (Caecilia, 2016; pre-post design (Appolonaris, 2020)
Aprianti, 2020)

Teknik pengambilan sampling Teknik pengambilan sampling total


concecutiv sampling (Caecilia, 2016; sampling (Appolonaris, 2020)
Aprianti, 2020)

Instrument yang digunakan Numeric Instrument yang digunakan intensitas


Rating Scale (NRS) (Caecilia, 2016; nyeri bourbanis (Appolonaris, 2020)
Aprianti, 2020)

Intervensi terapi mobilisasi dini


dilakukan 6-8 jam setelah pos
appendectomy (Caecilia, 2016;
Aprianti, 2020; Appolonaris, 2020)
27

Hasil menunjukkan terdapat pengaruh


mobilisasi terhadap intensitas nyeri
pada pasien post paendiktomi hasil ( p
value < 0,05), artinya terdapat
pengaruh mobilisasi terhadap
perubahan tingkat nyeri pasien post
operasi appendectomy (Caecilia, 2016;
Aprianti, 2020; Appolonaris, 2020)

Terapi mobilisasi dini efektif dalam


menurunkan intensitas nyeri pada
pasien post appendectomy (Caecilia,
2016; Aprianti, 2020; Appolonaris,
2020)
BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan
Hasil ulasan ini menujukkan bahwa terapi mobilisasi dini untuk pasien post
appendectomy efektif dalam menurunkan intensitas nyeri. Hasil penelitian ini sama
dengan literature sebelumnya yang menjelaskan bahwa terapi mobilisasi dini sangat
efektif dalam menurunkan intensitas nyeri pasien post appendectomy (Aprianti ,
2020)
Pada penelitian yang dilakukan Caecilia (2016), telah menujukkan sebelum
dilakukan terapi mobilisasi dini skala tingkat nyeri 7,75 yang termasuk skala nyeri
berat dan setelah dilakukan terapi mobilisasi dini pada pasien skala tingkat nyeri
pasien mengalami penurunan menjadi skala nyeri 5,62 dimana skala nyeri ini
termasuk skala nyeri sedang. Penelitian lain yang dilakukan Appolonaris (2020),
telah menunjukkan mobilisasi dini mempengaruhi intensitas nyeri pada pasien post
operasi sehingga dapat digunakan sebagai salah satu tindakan keperawatan dalam
mengatasi nyeri pasien post operasi , diamana nilai skala nyeri responden setelah
dilakukan mobilisasi dini didapatkan hasil 95 % responden mengalami penurunan
nilai skala nyeri, dimana responden yang belum dilakukan mobilisasi dini adalah dari
rerata 3,09 yang termasuk kategori intensitas nyeri berat terkontrol dan setelaha
dilakukan mobilisasi dini tingkat nyeri berubah menjadi rerata 2,09 yang termasuk
kategori nyeri sedang.
Hasil studi yang dilakukan Metasari dan Sianipar (2018) menunjukkan bahwa
tingkat nyeri menurun dari nyeri sedang dannyeri ringan, seiring dengan mobilisasi
dini yang dilakukan sehingga mampu mencapai tingkat aktifitas normal seperti
biasanya dan dapat memenuhi kebutuhan gerak harian. Namun banyak pasien takut
melakukan pergerakan karena takut merasa nyeri padahal mobilisasi itu dapat
mengurangi nyeri.
Studi lain juga dilakukan Puspitasari (2017), yang telah dilakukan pada 10
pasien post bedah mayor yang menjalani perawatan di Ruang Teratai RSU Dr.
28
29

Soedirman Kebumen pada bulan Januari 2017 menunjukkan bahwa 8 pasien masih
berbaring pada hari kedua post operasi, 1 pasien yang lukanya tampak kemerahan
dan membengkak pada hari kelima post operasi, dan 1 pasien ditunda kepulangannya
karena lukanya belum kering pada hari keenam postoperasi. Perawat yang bertugas
di Ruang Teratai mengaku telah memberikan Konseling, Informasi, dan Edukasi
(KIE) kepada para pasien post bedah mayor untuk melakukan mobilisasi dini, tetapi
masih banyak pasien yang enggan untuk melakukan mobilisasi dini. Sebagian besar
pasien mengaku tidak melakukan mobilisasi dini karena bermacam alasan, seperti
nyeri pada bekas luka operasi, takut jahitan robek, dan sebagainya. Padahal,
mobilisasi dini sangat penting untuk melancarkan suplai oksigen dan nutrisi ke
jaringan.
Terapi mobilisasi dini, yaitu latihan gerak sendi, gaya berjalan,toleransi aktivitas
sesuai kemampuan dan kesejajaran tubuh. Ambulasi dini pasca laparatomi dapat
dilakukan sejak di ruang pulih dengan miring kanan/kiri dan memberikan tindakan
rentang gerak secara pasif. mobilisasi dini post operasi laparatomi dapat dilakukan
secara bertahap, setelah operasi, pada 6 jam pertama pasien harus tirah baring
(Rustianawati, 2013). Dari beberapa literature yang didapatkan bahwa mobilisasi
dini pasca pembedahan dapat mengurangi atau menghilangkan spasme otot,
memperbaiki gerakan sendi sekaligus memperbaiki sirkulasi darah yang akhirnya
terjadi penurunan rasa nyeri yang dirasakan responden (Ferdian, 2015)
Mobilisasi dini mempunyai peranan penting dalam mengurangi rasa nyeri dengan
cara menghilangkan konsentrasi pasien pada lokasi nyeri atau daerah operasi,
mengurangi aktiVASi mediator kimiawi pada proses peradangan yang meningkatkan
respon nyeri serta meminimalkan transmisi saraf nyeri menuju saraf pusat. Melalui
mekanisme tersebut, mobilisasi dini efektif dalam menurunkan intensitas nyeri pasca
operasi (Sumberjaya, 2020)

5.2 Implikasi Klinik


Terapi mobilisasi dini dapat menjadi pilihan terapi non farmakologi untuk
dijadikan sebagai salah satu intervensi keperawatan. Teknik ini dapat dipublikasikan
30

sebagai salah satu terapi non farmakologis karena tidak membutuhkan biaya apapun,
teknik ini harus dilakukan sesuai SOP untuk mencegah terjadinya komplikasi setelah
melakukan mobilisasi dini pada pasien post operasi dan dalam pelaksanaanya
mobilisasi dilakukan dengan menggerakan anggota tubuh dan ekstremitas.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Dari berbagai literature yang telah dianalisis, dapat disimpulkan bahwa terapi
mobilisasi dini terbukti efektif dalam menurunkan tingkat nyeri pada pasien post
appendectomy dan mobilisasi dini dilakukan 6-8 jam setelah post appendectomy.
Hasil analisis ke 3 artikel tersebut menunjukkan kefektifitasan dari intervensi
mobilisasi dini dalam penurunan tingkat nyeri pasien post appendectomy.

6.2 Saran
6.2.1 Bagi perkembangan ilmu keperwatan
Terapi mobilisasi dini dapat memberikan informasi bagi pendidikan
keperawatan dan dijadikan sebagai salah satu bahan pembelajaran, serta menjadi
salah satu alternativ dalam penatalksanaan penurunan tingkat nyeri pada pasien post
operasi.
6.2.2 Bagi pihak rumah sakit
Hasil literature Review diharapkan memberikan konstribusi dan masukan bagi
rumah sakit untuk dapat menggunakan hasil literature Review ini sebagai salah satu
terapi alternatif dalam mengatasi nyeri pada pasien post appendectomy.
6.2.3 Bagi masyarakat
Masyarakat terutama responden diharapkan dapat menggunakan terapi ini
sebagai terapi non farmakologis untuk menurunkan tingkat nyeri scara efektif dan
efisien, sehingga masalah nyeri dapat diatasi lebih awal.
6.2.4 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan literature Review ini dapat dijadikan
sebagai acuan dan tambahan informasi untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut
mengenai manfaat lain dari terapi mobilisasi dini terhadap kesehatan.

31
DAFTAR PUSTAKA

Andra & Yessie. (2013). Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan


Dewasa Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta: Nuha Medika
Andriyani, E. R. (2018). Penerapan Mobilisasi Dini Pada Pasien Gangguan
Pemenuhan Activities Daily Living Post Appendectomy Di Rsud Sleman
Yogyakarta (Doctoral Dissertation, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta).

Anggraeni, R. (2018). Pengaruh Penyuluhan Manfaat Mobilisasi Dini Terhadap


Pelaksanaan Mobilisasi Dini Pada Pasien Pasca Pembedahan
Laparatomi. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 3(2), 107-121.

Appolonaris T Berkanis , Desliewi Nubatonis & A.A. Istri Fenny Lastari, (2020).
Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi
Di Rsud S.K. Lerik Kupang Tahun 2018 : Chm-K Applied Scientifics Journal

Arisetijono E, Husna M, Munir B & Rahmawati D. (2015). Vertigo dan Nyeri : UB


Prees Universitas Brawijaya Malang
file:///C:/Users/user/Downloads/NYERISECARAUMUMGENERALPAIN201
5.pdf

Bambang S.S, Meliala L & Sudadi, (2017). Buku Ajar Nyeri. Indonesia Pain
Society:Novartis https://bikinflipchart.files.wordpress.com/2017/12/ebook-
buku-ajar-nyeri-r31jan2019.pdf

Ferdian, A. S. O., & Kristiyawati, S. P. (2015). Efektivitas Seft dan Mobilisasi Dini
Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Pasca bedah Dengan General
Anestesidi Rs Panti Wilasa Citarum semarang. Karya Ilmiah.

Firman Arief. (2020). Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan


Pelaksanaan Mobilisasi Dini Pasien Pasca Bedah Digestif Appendectomy Di
Rumah Sakit DR. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2016. Borneo
Nursing Journal (Bnj)

Imaniar, M. S. (2017). Pengaruh Minuman Jahe Merah Terhadap Perubahan Skala


Nyeri Persalinan Kala I Fase Akif Pada Primipara Di Wilayah Kerja
Puskesmas Bungursari Kota Tasikmalaya 2017. Jurnal Bimtas: Jurnal
Kebidanan Umtas, 1(2), 1-6.
http://umtas.ac.id/journal/index.php/bimtas/article/view/493

Irsan Prayogu, P., Hadi, I., & Wijayati, F. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Post Operasi Appendectomy Dalam Pemenuhan Kebutuhan Mobilitas Fisik Di

32
33

Ruang Melati Rsud Kota Kendari (Doctoral Dissertation, Poltekkes Kemenkes


Kendari).

Horhoruw, M. C. (2015). Hubungan MotiVASi Perawat Dengan Kemampuan


Mobilisasi Pasien Post Operasi Sectio Caesarea Di Ruangan Melati Rs. Tk. III
R.W. Mongisidi Manado. Ekp, 13(3), 1576–1580.

Kasiati & Rosmalawati N,W,D. (2016). Buku Kebutuhan Dasar Manusia 1 (KDM).
Pusdik SDM Kesehatan : Jakarta Selatan
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wpcontent/uploads/2017/08/Kebutuh
an -dasar-manusia-komprehensif.pdf \

Luthfiana, R., & Istianah, U. (2018). Penerapan Teknik Relaksasi Nafas Dalam Pada
Pasien Post Operasi Appendectomy Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan
Rasa Aman Nyaman Di Rsud Sleman (Doctoral dissertation, poltekkes
kemenkes yogyakarta).

Mahmudah, S. J. (2019). Pengaruh Relaksasi Nafas Dalam Dan Genggam Jari


Terhadap Penurunan Intesitas Nyeri Sedang Pada Pasien Post Appendectomy
Hari-3 (Doctoral Dissertation, Tugas Akhir, Universitas Muhammadiyah
Magelang).

Metasari, D., & Sianipar, B. K. (2018). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Penurunan Nyeri Post Operasi Sectio Caesarea Di RS. Raflessia
Bengkulu. Journal of Nursing and Public Health, 6(1).

Mochamad Bahrudin. (2017). Patofisiologi Nyeri (Pain). Fakultas Kedokteran


Universitas Muhammadiyah Malang

Ni Putu Wardani, (2014). Manajemen Nyeri Akut. Fakultas Kedokteran Universitas


Udayana Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/7a7e6ab189e88b45663
7b8a831bdec07.pdf

Nurlina, I. E., Sulistyowati, A., Putra, K. W. R., & Annisa, F. (2019). Asuhan
Keperawatan Pada Sdr. S Dengan Diagnosa Medis Post Operasi
Appendectomy Di Ruang Dahlia Rs Brawijaya Tk Iii Surabaya (Doctoral
Dissertation, Akademi Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo).

Nurarif A, H & Kusuma H. (2015).Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & Nanda Nic-Noc : Mediaction

Nursalam, H. (2020), penulisan literature Review dan systematic Review pada


pendidikan kesehatan
34

PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Defenisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Penilaian Nyeri.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/0a3e5b2c21e3b90b485
f882c78755367.pdf (diakses pada 1 Maret 2019)

Potter & Perry. (2006). Fundamental Keperawatan Jilid 2. Jakarta: EGC

Pramesti, I. A. A. D. (2018). Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post


Operasi Appendectomy dengan Nyeri Akut Di Ruang Janger RSUD
Mangusada Tahun 2018 (Doctoral dissertation, Jurusan Keperawatan 2018).

Puspitasari, D. (2017). Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Waktu Penyembuhan


Luka Post Bedah Mayor Di Rsu Dr. Soedirman Kebumen (Doctoral
Dissertation, Stikes Muhammadiyah Gombong).

Riyandi I, R, P, M & Aryasa T. (2017) Penilaian Nyeri : Fakultas Kedokteran


Universitas Udayana.

Rustianawati, Y., Karyati, S., & Himawan, R. (2013). Efektivitas ambulasi dini
terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi laparatomi di
RSUD Kudus. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, 4(2).

Rr. Caecilia Yudistika, Pristahayuningtyas & Murtaqib, Siswoyo. (2016). The Effect
of Early Mobilization on The Change of Pain Level in Clients with Post
Appendectomy Operation at Mawar Surgical Room of Baladhika Husada
Hospital Jember Regency: Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas
Jember

Saputro, N. E. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Klien Post Operasi Apendisitis


Dengan Masalah Keperawatan Kerusakan Integritas Jaringan (Di Ruang
Mawar Rumah Sakit Umum Daerah Jombang) (Doctoral Dissertation, Stikes
Insan Cendekia Medika Jombang).

Sumberjaya, I. W., & Mertha, I. M. (2020). Mobilisasi Dini Dan Penurunan Skala
Nyeri Pada Pasien Post Operasi Turp Benign Prostate Hyperplasia. Jurnal
Gema Keperawatan, 13(1).

Sri Karyati Hanafi, M & Astuti, D. (2018). Efektivitas Mobilisasi Dini Terhadap
Penurunan Skala Nyeri Post Operasi Sectio Cesarea Di RSUD Kudus.
University Research Colloqium
35

Sri Puji, R. (2015). Perbedaan Jumlah Leukosit Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia,
Dan Status Gizi Pada Penderita Apendisitis Perforasi Di Rsup Dr. M. Djamil
Padang (Doctoral Dissertation, Universitas Andalas).

Syarifuddin. (2015). Hubungan MotiVASi Dengan Pelaksanaan Mobilisasi Dini Pada


Pasien Post Operasi Dengan Anestesi Umum Di Ruang Cempaka 1 Rumah
Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2015. Dk,
53(9), 1689–1699. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Tri Nova Aprianti, Usman Seri & Sarliana Zaini, (2019). Pengaruh Mobilisasi Dini
terhadap Perubahan Tingkat Nyeri Pasien Post Operasi Appendectomy di
Ruang Bedah RSUD Dr. Abdul Azis : Journal of Applied Health Management
and Technology. http://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPK/article/view/2510

Wong-Baker Pain Rating Scale. http://wongbakerfaces.org/wp-


content/uploads/2016/05/FACES_English_Blue_w-instructions.pdf (diakses
pada 1 Maret 2019)

Yanti, D. E. (2016). Analisa Determinan Yang Memengaruhi Pelaksanaan Mobilisasi


Dini Pada Pasien Pasca Operasi Di Ruang Kebidanan Rs Bhayangkara Bandar
Lampung 2016. Jurnal Dunia Kesmas, 5(2).

Yunitha, R. (2019). Pengaruh Penyuluhan Mobilisasi Dini Dengan Metode


Demonstrasi Terhadap Perilakumobilisasi Dini Pada Pasien Post Operasi
Appendectomy dirst Tk. Ii Dr. Soedjono Magelang (Doctoral Dissertation,
Skripsi, Universitas Muhammadiyah Magelang).
36

LAMPIRAN
Lampiran 1

STANDAR STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


OPERASIONAL STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MOBILISASI
PROSEDUR DINI POST APPENDECTOMY

Mobilisasi dini yaitu kegiatan yang dilakukan secara lebih


dini pada pasien post appendectomy dalam 6-12 jam yang
PENGERTIAN
meliputi kegiatan menggerakkan ekstremitas atas dan bawah
serta latihan miring ke kiri dan miring ke kanan.

Mengurangi rasa nyeri, Memperlancar peredaran darah,


TUJUAN mendorong klien post appendectomy untuk melakukan
mobilisasi lebih dini.

Klien post appendectomy 6-12 jam pertama, klien dengan


INDIKASI gangguan pemenuhan ADL, klien yang memiliki tanda-tanda
vital normal, klien yang dapat diajak untuk berkomunikasi

KONTRA Klien yang mengalami penurunan kesadaran, tanda-tanda


INDIKASI vital jauh di bawah normal.

PERSIAPAN
Tensimeter, termometer, jam tangan, bantal, alat tulis.
ALAT

Memberi salam, memperkenalkan diri pada klien dan


keluarga, menjelaskan prosedur dan tujuan mobilisasi dini
PERSIAPAN
pada klien dan keluarga, memberi kesempatan klien dan
PELAKSANAAN
kelurga untuk bertanya, menciptakan lingkungan yang
nyaman.

Pastikan klien pulih dari kesadarannya dan mampu diajak


berkomunikasi, pastikan klien siap dan bersedia melakukan
PERSIAPAN mobilisasi dini, pastikan keluarga klien menyetujui
KLIEN pelaksanaan mobilisasi dini pada, klien, ukur tanda-tanda
vital, jaga priVASi klien dengan menutup tirai atau pintu
kamar klien, atur posisi klien senyaman mungkin.

Cuci tangan, pakai sarung tangan bila perlu, beritahu klien


LANGKAH dan keluarga bahwa kegiatan mobilisasi dini akan segera
KERJA dimulai, pastikan posisi klien dalam keadaan nyaman.
1. Langkah pertama menggerakkan ekstremitas
a. Siku
37

Fleksi 1500 menggerakkan daerah siku mendekati


lengan atas, ekstensi 1500 luruskan kembali.
b. Lengan bawah
Supinasi 700-900 menggerakkan tangan dengan
telapak tangan menghadap ke atas, pronasi 700-900
menggerakkan tangan dengan telapak tangan
menghadap ke bawah.
c. Pergelangan tangan
Fleksi 800-900 menggerakkan pergelangan tangan
ke arah bawah, ekstensi 800-900 menggerakkan
pergelangan tangan kembali lurus, hiperektensi 800-
900 menggerakkan pergelangan tangan kearah atas.
d. Jari-jari tangan
Fleksi 900 tangan menggenggam, ekstensi 900
membuka genggaman, hiperekstensi 300-600
menggerakkan jari-jari ke arah atas, abduksi 300
meregangkan jari-jari tangan, adduksi 300
merapatkan kembali jari-jari tangan, oposisi,
mendekatkan ibu jari ke telapak tangan.
e. Mata kaki
Dorso fleksi 200-300 menggerakkan telapak kaki ke
arah atas, plantar fleksi 200-300 menggerakkan
telapak kaki ke arah bawah.
f. Kaki
Inversi/supinasi 100 memutar/mengarahkan telapak
kaki ke arah samping dalam, Eversi/pronasi 100
memutar/mengarahkan telapak kaki ke arah samping
luar.
g. Jari-jari kaki
Fleksi 300-600 menekuk jari-jari kaki ke arah
bawah, ekstensi 300-600 meluruskan kembali jari-
jari kaki, abduksi 150 meregangkan jari-jari kaki,
adduksi 150 merapatkan kembali jari-jari kaki.
2. Langkah kedua miring ke kiri dan ke kanan
Posisikan klien di salah satu tempat tidur, fleksikan lutut
klien yang tidak mengenai kasur dan diletakkan di atas
bantal atau guling tambahan, tempatkan satu tangan pada
pinggul klien dan yang lain pada bahu, miringkan klien
ke sisi kanan/kiri klien, posisikan klien dengan nyaman.
3. Langkah ketiga duduk di atas tempat tidur
Anjurkan pasien untuk meletakkan tangan di samping
badannya dengan telapak tangan menghadap ke bawah,
Berdirilah di samping tempat tidur, kemudian letakkan
tangan petugas pada bahu pasien, Bantu pasien untuk
38

duduk dan beri penopang/bantal.


4. Langkah keempat melatih berjalan
Anjurkan pasien untuk meletakkan tangan di samping
badan atau memegang telapak tangan petugas/pelaksana,
berdirilah di samping pasien dan pegang telapak dan
lengan tangan pada bahu pasien, bantu pasien turun dari
tempat tidur bantu pasien untuk berjalan.

Evaluasi hasil kegiatan, evaluasi respon klien sebelum dan


EVALUASI sesudah tindakan, ukur tanda-tanda vital, beri reinforcement
positif pada klien dan keluarga.

DOKUMENTASI Catat tindakan yang sudah dilakukan, catat respon pasien

Andriyani, E. R. (2018). Penerapan Mobilisasi Dini Pada


Pasien Gangguan Pemenuhan Activities Daily Living Post
SUMBER Appendectomy Di Rsud Sleman Yogyakarta (Doctoral
Dissertation, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta).

Anda mungkin juga menyukai