SATRIANA
17.1461
Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan (A.md Kep)
Pada Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Sembilang Belas November Kolaka 2020
OLEH:
SATRIANA
17.1461
OLEH:
SATRIANA
17.1461
(Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga)
Nyeri bersifat subjektif, dimana tidak ada dua individu yang mengalami nyeri
yang sama. Pasien post appendectomy membutuhkan perawatan yang maksimal
yang dapat membantu menurunkan tingkat nyeri. Salah satu terapi non farmakologi
yang dapat mengurangi nyeri adalah mobilisasi dini. Mobilisasi dini berguna untuk
mengalihkan perhatian klien dari nyeri yang dirasakan. Tujuan Literature Review
ini untuk mengetahui efektifitas mobilisasi dini terhadap nyeri pada pasien post
appendectomy.
Pencarian literature ini mengggunakan data base Google scholar, PubMed,
dan Proquest. Sebanyak 2.138 artikel didapatkan dari total data base yang di
gunakan. Setelah dilakukan screening terhadap artikel, terdapat 3 artikel yang
memenuhi criteria untuk di Review. Dua dari tiga artikel tersebut menggunakan
metode quasy eksperiment dengan lembar obserVASi NRS, dan lainnya
menggunakan pra eksperiment dengan lembar obserVASi Borbunis .Hasil analisis ke
3 artikel tersebut menunjukkan kefektifitasan dari intervensi mobilisasi dini dalam
penurunan tingkat nyeri pasien post appendectomy.
Hasil analisis artikel yang digunakan, dapat disimpulkan bahwa terapi
mobilisasi dini terbukti efektif dalam menurunkan tingkat nyeri pada pasien post
appendectomy. Literature Review diharapkan memberikan konstribusi bagi rumah
sakit untuk dapat menggunakan hasil literature Review ini sebagai salah satu terapi
alternatif dalam mengatasi nyeri pada pasien post appendectomy
.
Kata Kunci : Mobilisasi Dini, Nyeri, Post Appendectomy
ii
ABSTRACT
Pain is subjective in nature, where no two individuals experience the same pain. Post
appendectomy patients need maximum care that can help reduce pain levels. One of
the non-pharmacological therapies that can reduce pain is early mobilization. Early
mobilization is useful for distracting clients from the pain they feel. The objective of
this literature review is to determine the effectiveness of early mobilization on pain in
post appendectomy patients.
This literature search used the Google scholar, PubMed, and Proquest
database. A total of 2,138 articles were obtained from the total data base used. After
screening the articles, there were 3 articles that met the criteria for review. Two of
the three articles used the quasy experiment method with the NRS observation sheet,
and the other used the pre-experiment with the Borbunis observation sheet. The
results of the analysis of these 3 articles showed the effectiveness of early
mobilization intervention in reducing the pain level of post appendectomy patients.
From the analysis of the articles used, it can be concluded that early
mobilization therapy is proven to be effective in reducing pain levels in post
appendectomy patients. Literature Review is expected to provide contribution for the
hospital to be able to use the results of this literature review as an alternative therapy
in dealing with pain in post appendectomy patients.
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Nama : Satriana
NIM : 17.1462
Dengan ini menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang saya buat dengan
judul “Efektifitas Terapi Mobilisasi Dini Terhadap Nyeri Pada Pasien Post
Appendectomy” adalah hasil karya sendiri, tidak dibuatkan, bukan hasil
jiplakan/kopian atau plagiat.
Jika dikemudian hari Karya Tulis Ilmiah (KTI) tersebut ternyata bukan hasil karya
sendiri, maka saya bersedia Karya Tuis Ilmiah (KTI) dan gelar kesarjanaan saya
dicabut demi hukum.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan penuh rasa
tanggung jawab.
Kolaka, 31 Agustus,2020
Mahasiswa
Materai
6000
Satriana
Nim: 17.1461
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Kolaka, 31 Agustus,2020
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
v
HALAMAN PERSETUJUAN
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
Dewan Penguji :
1. Penguji 1
Ns. Nuridah, S.Kep., M.Kep (…………………………)
2. Penguji 2
Mariany, S.ST., M.Keb (…………………………)
3. Penguji 3
Ns. Abd Gani Baeda, S.Kep., M.Kep (…………………………)
vi
KATA PENGANTAR
vii
5. Bapak H. Muhdar, S.ST., M.Kes selaku pembimbing 2 Pada Program studi
Keperawatan Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Sembilanbelas
November Kolaka
6. Ibu Ns. Nuridah, S.Kep., M.Kep selaku penguji 1 pada Program Studi
Keperawan Fakultas Sains dan Tekhnologi Universitas sembilanbelas November
Kolaka
7. Ibu Mariany, S.ST., M.Keb selaku penguji 2 pada Program Studi Keperawan
Fakultas Sains dan Tekhnologi Universitas sembilanbelas November Kolaka
8. Bapak Ns. Abd Gani Baeda, S.Kep., M.Kep selaku penguji 3 pada Program
Studi Keperawan Fakultas Sains dan Tekhnologi Universitas sembilanbelas
November Kolaka
9. Seluruh Staff administrasi di Universitas Sembilanbelas November Kolaka
10. Ayah tercinta, Haswadi dan Ibu tercinta Nurjannah yang selama ini telah
mengasuh, mendidik, membimbing dan membesarkan penulis eengan penuh
pengorbanan
11. Kepada seluruh saudari dan saudaraku, Junika sarfana, Nabil afandi yang telah
banyak membantu dalam proses perkuliahan dan motiVASi yang sangat berharga
12. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Universitas sembilanbelas November kolaka
khususnya program studi keperawatan, Dyah Eka Putri, Sitti Maryam, Wawan
kurniawan, Juslan, dan lainnya yang selalu memberikan motiVASi dan
memberi dukungan bagi saya hingga Karya Tulis Ilmiah Ini dapat selesai
tepat waktu. Semoga Allah SWT selalu mnyertai dan merahmati kita
semua dan semoga bantuan dari semua pihak mendapat pahala yang
setimpal dari Allah, SWT. Amin
Satriana
NIM: 17.1461
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
ABSTRAK ........................................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. v
HALAMAN PERSETUJUAN ...........................................................................vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
ix
BAB III METODE LITERATURE REVIEW .................................................... 19
3.1 Metode Literature Review ..................................................................... 19
4.1 Hasil Pencarian ..................................................................................... 20
4.2 Karakteristik Penelitian ........................................................................ 20
4.2.5 Ringkasan Hasil Penelitian ......................................................... 23
4.2.6 Persamaan dan Perbedaan Hasil Penelitian ................................. 26
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.2 Pathway nyeri ........................................................................................ 8
Gambar 2.2 Visual analog scale .............................................................................. 10
Gambar 3.2 Verbal rating scale .............................................................................. 11
Gambar 4.2 Numeric rating scale ............................................................................ 11
Gambar 5.2 Wong-baker pain rating scale .............................................................. 12
Gambar 6.2 Skala bourbanis ................................................................................... 13
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Table 1.4 Ringkasan hasil penelitian ....................................................................... 23
Table 2.4 Persamaan dan perbedaan hasil penelitian ............................................... 26
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 SOP Mobilisasi Dini………………………………………………….39
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
dapat mengurangi nyeri dan dapat memperlancar peredaran darah ke bagian yang
mengalami perlukaan agar proses penyembuhan luka menjadi lebih cepat (Wahdiana,
2018). Berdasarkan hasil penelitian Firman, (2020) hubungan tingkat nyeri dengan
pelaksanaan mobilisasi dini post op digestif Appendectomy di rumah sakit Dr. H.
Moch. Ansari Saleh Banjarmasin Nilai Chi-squer adalah 0,023 < 0,05 sehingga
tingkat Nyeri bepengaruh nyata terhadap mobilisasi dini. Mobilisasi dini
mempunyai peranan penting, khususnya dalam mengurangi nyeri dan mencegah
komplikasi. Selain itu fungsi lain dari mobilisasi dini adalah untuk mengurangi
aktivitas mediator kimiawi dan mengurangi transmisi syaraf nyeri menuju ke
pusat sehingga intensitas nyeri yang dirasakan setelah melakukan mobilisasi
dini akan berkurang (Anggraeni, 2018)
Beberapa studi menemukan masih adanya pasien yang menolak untuk melakukan
mobilisasi dini. Studi yang dilakukan di RS Bhayangkara Bandar Lampung pada
pasien pasca bedah dimana angka pasien post op yang tidak melakukan mobilisasi
dini masih tinggi. Dampak yang tidak disadari oleh pasien dan keluarga dengan tidak
melakukan mobilisasi dini yaitu lamanya waktu perawatan sehingga mempengaruhi
status ekonomi keluarga (Yanti, 2016)
Berdasarkan studi yang dilakukan di Di RSU Muhammadiyah Bantul didapatkan
beberapa orang pasien enggan untuk melakukan pergerakan dikarenakan nyeri yang
masih dirasakan meskipun sudah diberikan analgetik (Ani Wulandari, 2018; firman,
2020). Sedangkan Sri dan Astuti (2018) menemukan beberapa pasien ragu unuk
melakukan mobilisasi dini dengan alasan takut luka jahitan operasinya terputus,
sehingga meskipun hal ini sudah menjadi sebuah SOP di fasilitas layanan kesehatan,
namun kenyataannya belum maksimal di laksanakan.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan literature Review
terkait Mobilisasi dini terhadap nyeri pada luka post op appendectomy.
3
2.1.2 Etiologi
Menurut Andra dan Yessie ( 2013). Penyebab apendisitis antara lain:
a. Ulserasi pada mukosa
b. Obstruksi pada colon oleh fecalit (feses yang keras)
c. Pemberian barium
d. Berbagai macam penyakit cacing
e. Tumor
f. Striktur karena fibrosis pada dinding usus
4
5
2.1.4 Penatalaksanaan
Salah satu penatalaksanaan penyakit apendiks adalah dengan cara
pembedahan appendectomy. Appendectomy dapat dilakukan pada penderita
apendisitis dengan tidak adanya komplikasi. Appendectomy dapat dilakukan segera
setelah terkontrol ketidakseimbangan cairan di dalam tubuh dan gangguan sistemik
lainnya. Pembedahan appendectomy merupakan suatu Pelaksanaan inVASive dengan
membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani, pembukaan bagian
tubuh ini umumnya dilakuan dengan membuat sayatan, pada pembedahan
appendectomy terbuka. Keluhan yang sering timbul pasca pembedahan (pasca
operasi) akan merasakan nyeri yang hebat dan mempunyai pengalaman yang kurang
menyenangkan akibat nyeri yang tidak adekuat Nyeri yang paling lazim adalah
nyeri insisi (Puwahang, 2011; Mahmudah, 2019)
Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang
disebabkan oleh stimulus tertentu. Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak
menyenangkan bersifat sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap
orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat
menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Kasiati & Rosmalawati,
2016)
Nyeri adalah rasa indrawi dan pengalaman emosional yang tidak
menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan yang nyata atau berpotensi rusak
atau tergambarkan seperti adanya kerusakan jaringan (Bambang, 2017)
Luka insisi
Kerusakan jaringan
Respon saraf
Respon cell
Signal inhibitor
Sel T
Sel T transmission
Stimulasi di
hantarkan
(Serabut Tipe A dan serabut Tipe C)
Spinal cord
Cortex cerebri
Nyeri dipersepsikan
Nyeri
e. Skala Bourbanis
Kategori dalam skala nyeri Bourbanis sama dengan kategori VDS, yang
memiliki 5 kategori dengan menggunakan skala 0-10. (AHCPR 1992; Riyandi
& Aryasa, 2017) kriteria nyeri pada skala ini yaitu:
0 : Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan, secara objektif pasien dapat berkomunikasi dengan baik.
4-6 : Nyeri sedang, secara objektif pasien mendesis, menyeringai, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti
perintah dengan baik.
7-9 : Nyeri berat, secara objektif pasien terkadang tidak dapat mengikuti
perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi
nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih
posisi nafas panjang dan distraksi
10 : Nyeri sangat berat, pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi,
memukul.
13
d. Kontra Indikasi
Klien yang mengalami penurunan kesadaran, tanda-tanda vital jauh di bawah
normal
e. Persiapan Alat
Tensimeter, termometer, jam tangan, bantal, alat tulis
f. Persiapan Pelaksanaan
Memberi salam, memperkenalkan diri pada klien dan keluarga, menjelaskan
prosedur dan tujuan mobilisasi dini pada klien dan keluarga, memberi
kesempatan klien dan kelurga untuk bertanya, menciptakan lingkungan yang
nyaman
g. Persiapan Klien
Pastikan klien pulih dari kesadarannya dan mampu diajak berkomunikasi,
pastikan klien siap dan bersedia melakukan mobilisasi dini, pastikan keluarga
klien menyetujui pelaksanaan mobilisasi dini pada, klien, ukur tanda-tanda vital,
jaga priVASi klien dengan menutup tirai atau pintu kamar klien, atur posisi klien
senyaman mungkin.
h. Langkah Kerja
Cuci tangan, pakai sarung tangan bila perlu, beritahu klien dan keluarga bahwa
kegiatan mobilisasi dini akan segera dimulai, pastikan posisi klien dalam
keadaan nyaman
1) Langkah pertama menggerakkan ekstremitas
a) Siku
Fleksi 1500 menggerakkan daerah siku mendekati lengan atas, ekstensi
1500 luruskan kembali.
b) Lengan bawah
Supinasi 700-900 menggerakkan tangan dengan telapak tangan
menghadap ke atas, pronasi 700-900 menggerakkan tangan dengan
telapak tangan menghadap ke bawah.
16
c) Pergelangan tangan
Fleksi 800-900 menggerakkan pergelangan tangan ke arah bawah,
ekstensi 800-900 menggerakkan pergelangan tangan kembali lurus,
hiperektensi 800-900 menggerakkan pergelangan tangan kearah atas.
d) Jari-jari tangan
Fleksi 900 tangan menggenggam, ekstensi 900 membuka genggaman,
hiperekstensi 300-600 menggerakkan jari-jari ke arah atas, abduksi 300
meregangkan jari-jari tangan, adduksi 300 merapatkan kembali jari-jari
tangan, oposisi, mendekatkan ibu jari ke telapak tangan.
e) Mata kaki
Dorso fleksi 200-300 menggerakkan telapak kaki ke arah atas, plantar
fleksi 200-300 menggerakkan telapak kaki ke arah bawah.
f) Kaki
Inversi/supinasi 100 memutar/mengarahkan telapak kaki ke arah
samping dalam, Eversi/pronasi 100 memutar/mengarahkan telapak kaki
ke arah samping luar.
g) Jari-jari kaki
Fleksi 300-600 menekuk jari-jari kaki ke arah bawah, ekstensi 300-600
meluruskan kembali jari-jari kaki, abduksi 150 meregangkan jari-jari
kaki, adduksi 150 merapatkan kembali jari-jari kaki.
2) Langkah kedua miring ke kiri dan ke kanan
Posisikan klien di salah satu tempat tidur, fleksikan lutut klien yang tidak
mengenai kasur dan diletakkan di atas bantal atau guling tambahan,
tempatkan satu tangan pada pinggul klien dan yang lain pada bahu,
miringkan klien ke sisi kanan/kiri klien, posisikan klien dengan nyaman.
3) Langkah ketiga duduk di atas tempat tidur
Anjurkan pasien untuk meletakkan tangan di samping badannya dengan
telapak tangan menghadap ke bawah, Berdirilah di samping tempat tidur,
kemudian letakkan tangan petugas pada bahu pasien, Bantu pasien untuk
duduk dan beri penopang/bantal.
17
19
BAB IV
HASIL ANALISIS
20
21
mobilisasi dini dan kuesioner penilaian nyeri scala Numeric Rating Scale NRS
(Aprianti, 2020)
4.2.4 Ringkasan hasil penelitian
Sebanyak 3 artikel membahas mengenai terapi mobilisasi dini dapat
menurunkan tingkat nyeri pada artikel ke-1 dari nyeri nyeri berat skala rerata 7,75
menjadi nyeri sedang skala rerata 5,62, artikel ke-2 dari nyeri berat skala 7-9 menjadi
nyeri sedang skala 4-6, artikel ke-3 dari nyeri berat rerata 7,75 menjadi skala nyeri
sedang skala rerata 5,62 pada pasien post appendectomy. Hasil dari penelitian ke-1
menunjukkan Hasil uji parametrik dependent t-test di dapatkan nilai p = < 0,05 ,
maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat nyeri klien post operasi
appendectomy sebelum dan setelah dilakukan mobilisasi dini (Caecilia, 2016), Hasil
dari penelitian ke-2 di peroleh hasil uji Wilcoxon diperoleh nilai Z score = - 3,947
dengan P- value = 0,000 berdasarkan hasil tersebut, disimpulkan bahwa adanya
pengaruh mobilisasi dini terhadap intensitas nyeri post operasi (Appolonaris, 2020),
Hasil dari penelitian ke-3 berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji
parametrik dependent t-test pada kelompok intervensi didapatkan nilai p = < 0,05,
artinya terdapat pengaruh mobilisasi terhadap perubahan tingkat nyeri pasien post
operasi appendectomy (Aprianti, 2020)
23
Penulis ,
Tahun, Sampel Metode Instrument Intervensi Hasil
Tempat
Caecilia, Sampel dalam Quasy Lembar kelompok intervensi Hasil uji parametrik
(2016). RS penelitian ini eksperiment obserVASi mendapatkan terapi dependent t-test di
Baladika adalah klien dengan metode Numeric Rating mobilisasi dini dapatkan nilai p = <
Husada post operasi pendekatan one Scale (NRS) dilakukan 1x 24 jam 0,05, maka dapat
Kabupaten appendectomy grup pretest- selama kurang lebih disimpulkan bahwa ada
Jember sebanyak 8 posttest. 45 menit, dalam 6-8 perbedaan tingkat nyeri
responden jam pertama post klien post operasi
operasi appendectomy appendectomy sebelum
Teknik yang terdiri dari dua dan setelah dilakukan
samping: langkah yakni langkah mobilisasi dini dimana
pertama sebelum dilakukan
Consecutive menggerakkan mobilisasi dini nilai
sampling ekstremitas klien
dengan menekuk dan Nilai mean pre test
meluruskannya, 7,75 sedangkan nilai
masing- masing mean post test 5,62
diulang 3 kali, setiap
pengulangan 8 kali
hitungan, kemudian
langkah kedua
melakukan miring
kanan dan miring kiri,
masing-masing
24
selama 15 menit
Appolonaris, Sampel dalam Pre- Menggunakan Mobilisasi dilakukan Hasil uji Wilcoxon
(2020). RSUD penelitian eksperiment SOP mobilasi sejak 8 jam setelah diperoleh nilai Z score
S. K. Lerik menggunaka dengan design dini, lembar pembedahan, = - 3,947 dengan P-
Kupang 22 responden one grup pre- obserVASi mobilisasi dilakukan value = 0,000.
post design intensitas nyeri selama 20 menit Berdasarkan hasil
Teknik bourbanis selama 3 hari berturut- tersebut, disimpulkan
samping: turut, tentu setelah bahwa adanya
pasien dan atau pengaruh mobilisasi
Total anggota tubuh sudah dini terhadap intensitas
sampling dapat digerakkan nyeri post operasi
kembali.
Aprianti, Sampel yang Quasy Menggunakan Mobilisasi dini Hasil uji statistik
(2020). RSUD terdapat eksperiment instrument lembar diberikan pada saat 6- dengan menggunakan
Dr. Abdul Azis sebanyak 16 rancangan pre obserVASi yang 8 jam post operasi uji parametrik
orang pada and post test digunakan untuk selama 10 menit. Pada dependent t-test pada
pasien post control group penilaian kelompok intervensi kelompok intervensi
appendectomy design. mobilisasi dini sebelum diberikan didapatkan hasil
dan kuesioner perlakuan mobilisasi p = < 0,05, artinya
Teknik penilaian nyeri dini (pergerakan terdapat pengaruh
samping: scala Numeric tungkai bawah) 6-8 mobilisasi terhadap
Rating Scale jam post operasi, perubahan tingkat nyeri
Consecutive (NRS) semua kelompok pasien post operasi
sampling dilakukan pengukuran appendectomy
awal (pre test) untuk
menentukan tingkat
nyeri responden
sebelum perlakuan,
25
sedangkan pada
kelompok kontrol
dilakukan intervensi
relaksasi penkes
tentang mobilisasi dan
relaksasi nafas dalam.
Setelah diberikan
perlakuan dilakukan
pengukuran tingkat
nyeri (post test) pada
kelompok intervensi
untuk menentukan
efek mobilisasi dini,
dan pengukuran
tingkat nyeri pada
kelompok kontrol.
26
Persamaan Perbedaan
5.1 Pembahasan
Hasil ulasan ini menujukkan bahwa terapi mobilisasi dini untuk pasien post
appendectomy efektif dalam menurunkan intensitas nyeri. Hasil penelitian ini sama
dengan literature sebelumnya yang menjelaskan bahwa terapi mobilisasi dini sangat
efektif dalam menurunkan intensitas nyeri pasien post appendectomy (Aprianti ,
2020)
Pada penelitian yang dilakukan Caecilia (2016), telah menujukkan sebelum
dilakukan terapi mobilisasi dini skala tingkat nyeri 7,75 yang termasuk skala nyeri
berat dan setelah dilakukan terapi mobilisasi dini pada pasien skala tingkat nyeri
pasien mengalami penurunan menjadi skala nyeri 5,62 dimana skala nyeri ini
termasuk skala nyeri sedang. Penelitian lain yang dilakukan Appolonaris (2020),
telah menunjukkan mobilisasi dini mempengaruhi intensitas nyeri pada pasien post
operasi sehingga dapat digunakan sebagai salah satu tindakan keperawatan dalam
mengatasi nyeri pasien post operasi , diamana nilai skala nyeri responden setelah
dilakukan mobilisasi dini didapatkan hasil 95 % responden mengalami penurunan
nilai skala nyeri, dimana responden yang belum dilakukan mobilisasi dini adalah dari
rerata 3,09 yang termasuk kategori intensitas nyeri berat terkontrol dan setelaha
dilakukan mobilisasi dini tingkat nyeri berubah menjadi rerata 2,09 yang termasuk
kategori nyeri sedang.
Hasil studi yang dilakukan Metasari dan Sianipar (2018) menunjukkan bahwa
tingkat nyeri menurun dari nyeri sedang dannyeri ringan, seiring dengan mobilisasi
dini yang dilakukan sehingga mampu mencapai tingkat aktifitas normal seperti
biasanya dan dapat memenuhi kebutuhan gerak harian. Namun banyak pasien takut
melakukan pergerakan karena takut merasa nyeri padahal mobilisasi itu dapat
mengurangi nyeri.
Studi lain juga dilakukan Puspitasari (2017), yang telah dilakukan pada 10
pasien post bedah mayor yang menjalani perawatan di Ruang Teratai RSU Dr.
28
29
Soedirman Kebumen pada bulan Januari 2017 menunjukkan bahwa 8 pasien masih
berbaring pada hari kedua post operasi, 1 pasien yang lukanya tampak kemerahan
dan membengkak pada hari kelima post operasi, dan 1 pasien ditunda kepulangannya
karena lukanya belum kering pada hari keenam postoperasi. Perawat yang bertugas
di Ruang Teratai mengaku telah memberikan Konseling, Informasi, dan Edukasi
(KIE) kepada para pasien post bedah mayor untuk melakukan mobilisasi dini, tetapi
masih banyak pasien yang enggan untuk melakukan mobilisasi dini. Sebagian besar
pasien mengaku tidak melakukan mobilisasi dini karena bermacam alasan, seperti
nyeri pada bekas luka operasi, takut jahitan robek, dan sebagainya. Padahal,
mobilisasi dini sangat penting untuk melancarkan suplai oksigen dan nutrisi ke
jaringan.
Terapi mobilisasi dini, yaitu latihan gerak sendi, gaya berjalan,toleransi aktivitas
sesuai kemampuan dan kesejajaran tubuh. Ambulasi dini pasca laparatomi dapat
dilakukan sejak di ruang pulih dengan miring kanan/kiri dan memberikan tindakan
rentang gerak secara pasif. mobilisasi dini post operasi laparatomi dapat dilakukan
secara bertahap, setelah operasi, pada 6 jam pertama pasien harus tirah baring
(Rustianawati, 2013). Dari beberapa literature yang didapatkan bahwa mobilisasi
dini pasca pembedahan dapat mengurangi atau menghilangkan spasme otot,
memperbaiki gerakan sendi sekaligus memperbaiki sirkulasi darah yang akhirnya
terjadi penurunan rasa nyeri yang dirasakan responden (Ferdian, 2015)
Mobilisasi dini mempunyai peranan penting dalam mengurangi rasa nyeri dengan
cara menghilangkan konsentrasi pasien pada lokasi nyeri atau daerah operasi,
mengurangi aktiVASi mediator kimiawi pada proses peradangan yang meningkatkan
respon nyeri serta meminimalkan transmisi saraf nyeri menuju saraf pusat. Melalui
mekanisme tersebut, mobilisasi dini efektif dalam menurunkan intensitas nyeri pasca
operasi (Sumberjaya, 2020)
sebagai salah satu terapi non farmakologis karena tidak membutuhkan biaya apapun,
teknik ini harus dilakukan sesuai SOP untuk mencegah terjadinya komplikasi setelah
melakukan mobilisasi dini pada pasien post operasi dan dalam pelaksanaanya
mobilisasi dilakukan dengan menggerakan anggota tubuh dan ekstremitas.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari berbagai literature yang telah dianalisis, dapat disimpulkan bahwa terapi
mobilisasi dini terbukti efektif dalam menurunkan tingkat nyeri pada pasien post
appendectomy dan mobilisasi dini dilakukan 6-8 jam setelah post appendectomy.
Hasil analisis ke 3 artikel tersebut menunjukkan kefektifitasan dari intervensi
mobilisasi dini dalam penurunan tingkat nyeri pasien post appendectomy.
6.2 Saran
6.2.1 Bagi perkembangan ilmu keperwatan
Terapi mobilisasi dini dapat memberikan informasi bagi pendidikan
keperawatan dan dijadikan sebagai salah satu bahan pembelajaran, serta menjadi
salah satu alternativ dalam penatalksanaan penurunan tingkat nyeri pada pasien post
operasi.
6.2.2 Bagi pihak rumah sakit
Hasil literature Review diharapkan memberikan konstribusi dan masukan bagi
rumah sakit untuk dapat menggunakan hasil literature Review ini sebagai salah satu
terapi alternatif dalam mengatasi nyeri pada pasien post appendectomy.
6.2.3 Bagi masyarakat
Masyarakat terutama responden diharapkan dapat menggunakan terapi ini
sebagai terapi non farmakologis untuk menurunkan tingkat nyeri scara efektif dan
efisien, sehingga masalah nyeri dapat diatasi lebih awal.
6.2.4 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan literature Review ini dapat dijadikan
sebagai acuan dan tambahan informasi untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut
mengenai manfaat lain dari terapi mobilisasi dini terhadap kesehatan.
31
DAFTAR PUSTAKA
Appolonaris T Berkanis , Desliewi Nubatonis & A.A. Istri Fenny Lastari, (2020).
Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi
Di Rsud S.K. Lerik Kupang Tahun 2018 : Chm-K Applied Scientifics Journal
Bambang S.S, Meliala L & Sudadi, (2017). Buku Ajar Nyeri. Indonesia Pain
Society:Novartis https://bikinflipchart.files.wordpress.com/2017/12/ebook-
buku-ajar-nyeri-r31jan2019.pdf
Ferdian, A. S. O., & Kristiyawati, S. P. (2015). Efektivitas Seft dan Mobilisasi Dini
Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Pasca bedah Dengan General
Anestesidi Rs Panti Wilasa Citarum semarang. Karya Ilmiah.
Irsan Prayogu, P., Hadi, I., & Wijayati, F. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Post Operasi Appendectomy Dalam Pemenuhan Kebutuhan Mobilitas Fisik Di
32
33
Kasiati & Rosmalawati N,W,D. (2016). Buku Kebutuhan Dasar Manusia 1 (KDM).
Pusdik SDM Kesehatan : Jakarta Selatan
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wpcontent/uploads/2017/08/Kebutuh
an -dasar-manusia-komprehensif.pdf \
Luthfiana, R., & Istianah, U. (2018). Penerapan Teknik Relaksasi Nafas Dalam Pada
Pasien Post Operasi Appendectomy Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan
Rasa Aman Nyaman Di Rsud Sleman (Doctoral dissertation, poltekkes
kemenkes yogyakarta).
Nurlina, I. E., Sulistyowati, A., Putra, K. W. R., & Annisa, F. (2019). Asuhan
Keperawatan Pada Sdr. S Dengan Diagnosa Medis Post Operasi
Appendectomy Di Ruang Dahlia Rs Brawijaya Tk Iii Surabaya (Doctoral
Dissertation, Akademi Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo).
Penilaian Nyeri.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/0a3e5b2c21e3b90b485
f882c78755367.pdf (diakses pada 1 Maret 2019)
Rustianawati, Y., Karyati, S., & Himawan, R. (2013). Efektivitas ambulasi dini
terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi laparatomi di
RSUD Kudus. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, 4(2).
Rr. Caecilia Yudistika, Pristahayuningtyas & Murtaqib, Siswoyo. (2016). The Effect
of Early Mobilization on The Change of Pain Level in Clients with Post
Appendectomy Operation at Mawar Surgical Room of Baladhika Husada
Hospital Jember Regency: Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas
Jember
Sumberjaya, I. W., & Mertha, I. M. (2020). Mobilisasi Dini Dan Penurunan Skala
Nyeri Pada Pasien Post Operasi Turp Benign Prostate Hyperplasia. Jurnal
Gema Keperawatan, 13(1).
Sri Karyati Hanafi, M & Astuti, D. (2018). Efektivitas Mobilisasi Dini Terhadap
Penurunan Skala Nyeri Post Operasi Sectio Cesarea Di RSUD Kudus.
University Research Colloqium
35
Sri Puji, R. (2015). Perbedaan Jumlah Leukosit Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia,
Dan Status Gizi Pada Penderita Apendisitis Perforasi Di Rsup Dr. M. Djamil
Padang (Doctoral Dissertation, Universitas Andalas).
Tri Nova Aprianti, Usman Seri & Sarliana Zaini, (2019). Pengaruh Mobilisasi Dini
terhadap Perubahan Tingkat Nyeri Pasien Post Operasi Appendectomy di
Ruang Bedah RSUD Dr. Abdul Azis : Journal of Applied Health Management
and Technology. http://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPK/article/view/2510
LAMPIRAN
Lampiran 1
PERSIAPAN
Tensimeter, termometer, jam tangan, bantal, alat tulis.
ALAT