Tugas
Digunakan sebagai salah satu syarat mengikuti mata kuliah manajemen keperawatan
Oleh :
Juslan (17.1457)
Nurhaliza (17.1459)
Satriana (17.1461)
Fitriani (17.1465)
Irdamayanti (16.1423)
Era globalisasi dan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan menuntut perawat,
sebagai suatu profesi, memberi pelayanan kesehatan yang optimal. Indonesia juga berupaya
mengembangkan model praktik keperawatan profesional (MPKP).
“MPKP adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang
memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk
lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut,” jelas Linda.
Saat ini, praktik pelayanan keperawatan di banyak rumah sakit di Indonesia belum
mencerminkan praktik pelayanan profesional. Metoda pemberian asuhan keperawatan yang
dilaksanakan belum sepenuhnya berorientasi pada upaya pemenuhan kebutuhan klien,
melainkan lebih berorientasi pada pelaksanaan tugas.
Di ruang rawat penyakit dalam (IRNA B Lantai IV), tutur Linda, dari hasil perhitungan
diperlukan 24 perawat. Rinciannya tiga PP di samping kepala ruang rawat yang semuanya S1
keperawatan. Sisanya PA dengan pendidikan D3 keperawatan (tiga orang), dan SPK (17
orang)
Secara kualitatif, PP ada kebanggaan profesional karena ada otonomi dan kesempatan
mengobservasi perkembangan klien secara berkesinambungan dan PA dapat bekerja lebih
terencana. Dokter merasa ada kerja sama yang lebih baik dibanding ruang lain yang tidak
menerapkan MPKP. Kepuasan klien dan keluarga lebih baik. Angka infeksi nosokomial
(infeksi yang ditularkan di rumah sakit) menurun. Juga dimulai kegiatan riset keperawatan
di tingkat ruang rawat.
A. Pengertian
Model praktik keperawatan adalah diskripsi atau gambaran dari praktik
keperawatan yang nyata dan akurat berdasarkan kepada filosofi, konsep dan teori
keperawatan.Era globalisasi dan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan
menuntut perawat, sebagai suatu profesi, memberi pelayanan kesehatan yang optimal.
Indonesia juga berupaya mengembangkan model praktik keperawatan profesional
(MPKP).
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi
menjadi 2-3 tim / grup yang terdiri dari tenaga profesional, tehnikal dan pembantu dalam satu
grup kecil yang saling membantu.
Kelebihan :
a. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.
b. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan.
c. Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan memberikan
kepuasan pada anggota tim.
Kelemahan :
a. Komunikasi antar anggota tim terutama dalam bentuk konferensi tim, membutuhkan waktu
dimana sulit melaksanakannya pada waktu-waktu sibuk. b. Akuntabilitas pada tim.
a. Perencanaan
1. Menunjukkan ketua tim akan bertugas di ruangan masing-masing
2. Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya.
3. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien.
4. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktifitas dan
kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur penugasan/penjadwalan.
5. Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan
6. Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan medis
yang dilakukan, program pengobatan, dan mendiskusikan dengan dokter tentang
tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.
7. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan .
8. Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.
9. Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan.
10. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan RS.
b. Pengorganisasian
1. Merumuskan metode penugasan yang digunakan
2. Merumuskan tujuan metode penugasan
3. Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas
4. Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 2 ketua tim dan ketua tim
membawahi 2-3 perawat.
5. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan : membuat proses dinas,
mengatur tenaga yang ada setiap hari dll.
6. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan
7. Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktek Mendelegasikan tugas saat
kepala ruang tidak berada ditempat kepada ketua tim
8. Memberikan wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi pasien
9. Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya
10. Identifikasi masalah dan cara penanganan
c. Pengarahan
1. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim
2. Memberi pujian kepada anggota yang melaksanakan tugas dengan baik
3. Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan sikap
4. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan
asuhan keperawatan pasien
5. Melibatkan bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya.
6. Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.
d. Pengawasan
1. Melalui komunikas : Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim
maupun pelaksanan mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien
2. Melalui superfisi : Pengawasan langsung dan tidak langsung.
3. Evaluasi : Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana
keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim serta melakukan Audit
keperawatan.
Metode tim merupakan suatu model dan praktik keperawatan profesional dimana
seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan kelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif ( Douglas,
1984). Model tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai
kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga timbul
motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi sehingga diharapkan mutu asuhan
keperawatan meningkat. Menurut Kron & Gray (1987) pelaksanaan model tim harus
berdasarkan konsep berikut:
a. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan tehnik kepemimpinan.
b. Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin.
c.Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim.
d. Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik bila didukung
oleh kepala ruang.
DAFTAR PUSTAKA
Cobell, C. (1992), The Efficacy of Primary Nursing as a Fundation for Patient Advocacy
Nursing Practic ; 5 (3) : 2 – 5.
Douglas, LM. (1984) The Effective Nurse Leader and Manager, Second Edition St Luis ; The
C. V Mosby comp.
Gillies, D (1989) Nursing Management Company a System Approach, Philadelphia, WB
Saunders comp.