BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terjadi dua kali dari pada tukak lambung. (NMS Surgery 5th
Edition, 2008)
orang. Angka kematian lebih tinggi pada pasien yang lebih tua,
pada usia 20-50 tahun. Terutama pada lesi yang hilang timbul dan
sampai usia lanjut, tetapi lesi ini mungkin sudah muncul sejak
ditemukan pada etnik Batak dan Cina dari pada etnik lainnya.
4
memiliki data pasien peritonitis yang cukup tinggi. Berdasarkan hasil data
Barat, tercatat sebanyak 103 orang peritonitis pada tahun 2012, pada tahun
2013 sebanyak 98 orang, sedangkan pada tahun 2014 sebanyak 105 orang
(Habibie, 2014).
akan timbul jika peritonitis tidak tertangani dengan baik, seperti kelebihan
volume cairan dengan memonitor intake dan output, status nutrisi, tanda-
tanda vital dan pitting edema. Upaya perawat sebagai preventif yaitu
dirumah sakit.
klinik.
6
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
Padang.
2. Tujuan Khusus
Djamil Padang.
Padang.
Padang.
7
1. Bagi penulis
2. Bagi Pasien
Dengan adanya studi kasus tentang asuhan keperawatan pada klien dengan
Hasil studi kasus ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan yang
4. Bagi Institusi
Hasil studi kasus ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan atau
selanjutnya.
5. Bagi Pembaca
peritonitis.
9
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Pengertian
2000).
2000).
8
11
2. Anatomi Fisiologi
pencernaan meliputi :
1. Rongga mulut
2. Esofagus
3. Lambung
4. Usus halus
13
a. Duodenum
pilorus.
b. Yeyunum
halus.
c. Ileum
lambung yaitu
atau tifoid.
15
a. Empedu
yang dimakan.
b. Pankreas
pepton.
5. Usus Besar
garam empedu. Dua jenis sekresi kolon ditambah pada materi sisa
makanan dicerna.
ini berakhir ke dalam anus yang dijaga oleh otot internal dan
3. ETIOLOGI
Menurut
1. Infeksi bakteri
d. Tukak thypoid
g. Salpingitis
h. Divertikulitis
clostridium wechii.
4. Patofisiologi
putih, debris seluler dan darah. Respon segera dari saluran usus
abses.
WOC PERITONITIS
21
6. Klasifikasi
c. Peritonitis Tersier
h. Dehidrasi
i. Lemas
l. Nafas dangkal
o. Berkeringat dingin
8. Komplikasi
b. Syok hipovelmia.
e. Eviserasi luka.
f. Obstruksi usus
g. Oliguri
9. Penatalaksanaan
sebagai berikut :
muntah.
distensi abdomen.
kematian utama).
drainase ( abses ).
berikut :
cairan.
1. Pengkajian
identitas klien (nama, alamat, no. MR, umur, jenis kelamin, pendidikan,
a. Keluhan Utama
b. Riwayat Kesehatan
perut.
c. Pemeriksaan Fisik
27
berat.
2) Kepala
ikterik
pendarahan lidah
3) Leher
4) Dada / Thorak
5) Jantung
cepat
6) Perut / Abdomen
7) Genitourinaria
8) Ekstremitas
9) Sistem Integumen
Biasanya warnanya sawo matang, dan tidak ada gatal pada kulit
1 Nutrisi :
1. Pola Makan
buahan.
mengkonsumsi
makanan yang
berlebihan garam,
lainnya.
2. Pola Minum
(+1500-1750cc)/hari 5(+1000-1500)/hari
bersoda.
pemasukan cairan
akibat dari
penumpukan cairan
31
dalam tubuh.
2 Pola Eliminasi
1. Miksi
800cc), melalui
nefrostomi ± 500-
700cc/hari
a. Frekuensi 1x sehari
1x sehari
b. Warna Biasanya berwarna
Biasanya berwarna
kuning
kuning kecoklatan
c. Konsistensi Biasanya padat
Biasanya padat
d. Bau Biasanya berbau Biasanya berbau
khas dan menyengat
menyengat
cerna.
3 Istirahat dan tidur
perhari perhari
perhari terbangun
kelelahan ektrem,
gelisah atau
somnolen.
ketidakmampuan
dalam beraktivitas
karena mengalami
gangguan pada
ekstremitas, otot,
dan saraf.
33
f. Data Psikososial
proses kognitif.
g. Data Spritual
h. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium :
hemokonsentrasi.
perpindaahan cairan.
dan kreatinin.
(Padila, 2012)
2. Diagnosa Keperawatan
(NANDA, 2013)
3. Rencana Asuhan Keperawatan
Keperawatan
berhubungan
a. Knowledge : Infection 2. Batasi pengunjung bila perlu
dengan trauma
35
kandung kencing
c) Jumlah leukosit dalam
hidup sehat
8. Monitor tanda dan gejala
gastrointestinal,
9. Pertahankan teknik isolasi
genitourinaria dalam
k/p
batas normal
panas, drainase
13.Dorong istirahat
infeksi
kriteria hasil:
b. Observasi reaksi nonverbal
a. Mampu mengontrol
37
nyeri, mampu
c. Bantu pasien dan keluarga
menggunakan tehnik
untuk mencari dan
nonfarmakologi untuk
menemukan dukungan
mengurangi nyeri,
intervensi
d. Menyatakan rasa
i. ingkatkan istirahat
mampu melakukannya.
untuk melakukannya.
4. Implementasi Keperawatan
itu sendiri, oleh perawat secara mandiri atau dilakukan secara bekerja
40
sama dengan anggota tim kesehatan lain, misalnya ahli gizi atau
fisioterapi.
Hal yang akan dilakukan ini sangat bergantung pada jenis tindakan,
asuhan keperawatan.
a. Langkah persiapan
b. Langkah pelaksanaan
(Suarli, 2012).
1. Evaluasi Keperawatan
ditetapkan.
a. Tujuan tercapai
telah dapat dipecahkan dan masalah mana yang perlu dikaji ulang,
2012).
pasien)
oleh perawat
masalah pasien