PENDAHULUAN
oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kesehatan adalah “suatu keadaan sejahtera
fisik, mental dan sosial yang komplit dan bukan semata-mata terbebas dari penyakit”.
Selain definisi luas ini, kesehatan secara tradisional dinilai dengan memperhatikan
mortalitas (kematian) dan morbiditas (kesakitan) selama periode tertentu. Oleh karena
itu, keseimbangan antara kesejahteraan fisik, mental, dan sosial serta keberadaan
mati) yang terakumulasi di sebuah kavitas jaringan karena adanya proses infeksi
(biasanya oleh bakteri atau parasit) atau karena adanya benda asing (misalnya
serpihan, luka peluru, atau jarum suntik). Proses ini merupakan reaksi perlindungan
lain. Abses adalah infeksi kulit dan subkutis dengan gejala berupa kantong berisi
infeksi yang melibatkan organisme piogenik, nanah merupakan suatu campuran dari
jaringan nekrotik, bakteri, dan sel darah putih yang sudah mati yang dicairkan oleh
enzim autolitik. (Morison, 2003). Pola penyebaran abses dipengaruhi oleh 3 kondisi,
yaitu virulensi bakteri, ketahanan jaringan, dan perlekatan otot. Virulensi bakteri yang
tinggi mampu menyebabkan bakteri bergerak secara leluasa ke segala arah, ketahanan
jaringan sekitar yang tidak baik menyebabkan jaringan menjadi rapuh dan mudah
rahang, dan tenggorokan dimana asal dari infeksi ini adalah infeksi gigi. Keadaan ini
disebabkan oleh kesehatan dan perawatan gigi yang buruk, kelainan autoimun seperti
mellitus, post radiasi atau kemoterapi, dan trauma minor di kavitas oral.
Abses mandibula akan menyebabkan sedikit ketidak nyamanan pada gigi, dan
terisi pus. Jika tidak diberikan penanganan, maka pus akan keluar, menyebabkan
terbentuknya fistel pada kulit. Pus tersebut juga dapat menyebar ke jaringan lain
sekitar tenggorokan, dan ini dapat menyebabkan masalah pernafasan. Jadi abses
meliputi demam tinggi, nyeri leher disertai pembengkakan di bawah mandibula dan
atau di bawah lidah, mungkin berfluktuasi. Dapat juga terjadi sakit pada dasar mulut,
trismus, indurasi submandibula dan kulit di bawah dagu eritema dan oedem
mengalami peradangan atau akibat penekanan dari abses. Peradangan adalah reaksi
segera dari 1 2 tubuh terhadap daerah yang mengalami cedera atau kematian sel.
Peradangan ini biasa di tandai dengan dolor ( sakit ), rubor ( merah ), kalor ( panas ),
tumor ( bengkak ), dan fungsio laesa ( perubahan fungsi ). Pada abses, bakteri yang
berasal dari karies gigi dapat meluas ke gusi, pipi, tenggorokan, rahang, dan tulang
wajah.
terbanyak infeksi gigi 43%.Ludwig's angina yang disebabkan infeksi gigi 76%, abses
pengidap abses mandibula usia terbanyak pada kelompok usia 31-40 tahun (30,55%).
Sedangkan karakteristik paling sedikit didapatkan pada kelompok usia diatas 60 tahun
Berdasarkan hasil statistik deskriptif pada data penelitian, didapatkan pasien lelaki
RSUD AL-Ihsan Baleendah, Bandung juga terdapat 2 kasus yang dinyatakan terkena
abses mandibula dari kurun waktu desember 2021 sampai januari 2022.
Dari uraian data diatas dapat disimpulkan bahwa kesehatan dan perawatan gigi
yang buruk, kelainan autoimun seperti sindroma Sjorgen, atau pada pasien yang
trauma minor di kavitas oral. Abses mandibula ini juga bisa membuat infeksi yang
mampu menjalar kearea sekitar rahang, leher dan mulut yang mampu menyebabkan
A. Tujuan Umum
B. Tujuan Khusus
kesenjangan antara teori dan kasus, khususnya dalam hal proses keperawatan
b. Diagnosa keperawatan
e. Evaluasi
f. Dokumentasi
g. metode penulisan
Dalam penulisan Laporan Kasus ini, penulis menggunakan metode deskriptif, dimana
penulis memberikan gambaran secara keseluruhan yang disertai analisa data permasalahan
yang timbul selama pelaksanaan keperawatan. Adapun metode pengumpulan data yang
digunakan adalah :
1. Observasi
menggunakan panca indra. Mencatat hasil observasi secara khusus tentang apa yang
dilihat, didengar, dirasa, dicium dan dikecap akan lebih akurat dibandingkan mencatat
2. Wawancara
antara perawat klien. Data wawancara adalah semua ungkapan klien, tenaga
kesehatan, atau orang lain yang berkepentingan termasuk keluarga, teman, dan orang
terdekat klien.
3. Pemeriksaan fisik
Melakukan pemeriksaan fisik dengan tehnik inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
Pemeriksaan ini dilakukan secara keseluruhan dari kepala sampai ujung kaki,
4. Studi dokumentasi
Data yang diambil dari status klien yang ada diruangan baik itu berupa catatan
5. Studi kepustakaan
dengan isi laporan kasus tersebut, terdiri dari buku- buku, jurnal, internet dan
sumber-sumber lain
6. Sistematika penulisan
Laporan Kasus ini terdiri dari lima bab, yang tersusun secara sistematis dengan
B. Bab kedua merupakan landasan teori yang meliputi konsep dasar penyakit dan
evaluasi akhir.
nyata.
1. Manfaat Teoritis
Berdasarkan kajian literatur yang telah dilakukan oleh peneliti diharapkan dapat
IHSAN Baleendah.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi
menjada Kesehatan mulut karena banyak resiko yang dapat terjadi apabila lalai
Hasil pengkajian dan observasi selama praktek lapangan ini diharapkan dapat
abses mandibula.
Mandibula ini dapat manjadi acuan dan bahan reverensi maupun sebagai bahan