Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pneumonia adalah infeksi pernapasan akut pada bagian kantung
kecil paru-paru (alveoli). Alveoli akan dipenuhi nanah dan cairan sehingga
bernapas menjadi sakit karena asupan oksigen terbatas. Hal ini sebagian
besar disebabkan oleh agent infeksi dan dapat menyebar dengan cara
yang berbeda seperti batuk dan bersin.
Pneumonia.merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering
dijumpai dan mempunyai dampak yang signifikan di seluruh dunia,
terutama pada populasi usia lanjut. Insiden pneumonia komunitas
dilaporkan meningkat sesuai dengan bertambahnya usia. Pada pasien
usia 65 tahun keatas yang dirawat di rumah sakit, pneumonia merupakan
diagnosis terbanyak ketiga. Angka ini menjadi semakin penting mengingat
bahwa diperkirakan sebanyak 20% dari penduduk dunia akan berusia
lebih dari 65 tahun di tahun 2050. (Elsa Febrian Sari, 2016)
Pneumonia adalah infeksi atau peradangan akut pada parenkim
atau jaringan paru yang diakibatkan bakteri, virus, jamur atau parasit.
Pneumonia dapat menyerang siapa saja, baik anak, dewasa muda atau
orang tua. Pneumonia menyerang manusia dan sekitar 450 juta kasus tiap
tahunnya. Pneumonia dibagi menjadi 3 yaitu community acquired
pneumonia (CAP) atau pneumonia komunitas, hospital acquired
pneumonia (HAP) danventilator associated pneumonia (VAP). Pneumonia
yang sering terjadi dan bersifat serius adalah pneumonia komunitas,
berkaitan dengan penyebab kematian dan kesakitan terbayak di dunia.
Angka kematian sekitar 1.4 juta pertahunnya secara global (7% penyebab
kematian didunia). Angka kematian terbanyak pada usia anak-anak dan
orang tua (> 75 tahun). Angka kejadian pneumonia lebih sering terjadi
Negara berkembang dibandingkan Negara maju.(RISKESDAS, 2019)

1
2

Di Indonesia padatahun 2010, pneumonia termasuk dalam 10 besar


penyakit rawat inap di rumah sakit dengan proporsikasus 53.95% untuk
laki-laki dan 46.05% untuk perempuan, dengan crude fatality rate (CFR)
7.6%, paling tinggi bila dibandingkan penyakit lainnya. Berdasarkan data
RISKESDAS 2018 prevalensi pneumonia berdasarkan diagnosis tenaga
kesehatan (nakes) adalah sekitar 2,0% sedangkan pada tahun 2013
adalah 1.8%. Penyebab pneumonia komunitas terbanyak di Indonesia
adalah kuman Gram negative yaitu Klebsiella pneumoniae, Acineto
bacterbaumanii, Pseudomonas aeruginosa sedangkan penyebab
pneumonia komunitas di Negara lainnya adalah Gram positif yaitu
Streptococcus pneumoniae, Mycoplasma pneumonia, Haemophilus
influenza.(RISKESDAS, 2019)
Terjadinya pneumonia ditandai dengan gejala batuk dan atau
kesulitan bernapas seperti napas cepat, dan tarikan dinding dada bagian
bawah kedalam. Pada umumnya, pneumonia dikategorikan dalam
penyakit menular yang ditularkan melalui udara, dengan sumber
penularan adalah penderita pneumonia yang menyebarkan kuman dalam
bentuk droplet keudara pada saat batuk atau bersin. Untuk selanjutnya,
kuman penyebab pneumonia masuk kesaluran pernapasan melalui proses
inhalasi (udara yang dihirup), atau dengan cara penularan langsung, yaitu
percikan droplet yang dikeluarkan oleh penderita saat batuk, bersin, dan
berbicara langsung terhirup oleh orang di sekitar penderita, atau
memegang dan menggunakan benda yang telah terkena sekresi
saluranpernapasan penderita. (Athena Anwar, 2014)
Pneumonia dapat menyebabkan kematian sehingga diagnosis
harus dengan segera ditegakkan sehingga dapat diberikan tatalaksana
yang adekuat. Tatalaksana adekuat meliputi pemberian antibiotic dan
tatalaksana non-farmakologis lainnya seperti nutrisi, resusitasi cairan,
pemberian antipiretik bila demam dan lainnya. Pemberian antibiotic kawal
adalah bersifat empiris artinya antibiotic diberikan berdasarkan polakuman
penyebab terbanyak dan tersering. Dari data diatas, penulis merasa
3

tertarik untuk membuat karya tulisilmiah yang berjudul Asuhan


Keperawatan Pada Ny.M dengan Pnemonia Di Ruang Kenanga RSUD dr.
H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas.

B. RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dirumuskan “Bagaimana
penerapan asuhan keperawatan pada Ny. M dengan Pneumonia di ruang
Kenanga BLUD RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas?“

C. RuangLingkup
Ruang lingkup studi kasus ini termasuk dalam bidang studi mata
kuliah Keperawatan Medikal Bedah. Lingkup Pneumonia dengan
pendekatan proses keperawatan meliputi pengkajian, diagnose
keperawatan atau masalah kolaboratif, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi yang dilakukan di ruang Kenanga BLUD RSUD dr. H. Soemarno
Sosroatmodjo Kuala Kapuas.

D. Tujuan
Adapun tujuan dari proses asuhan keperawatan pada penyusunan
karya tulis ilmiah (KTI) terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan umum
Dapat melakukan Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan
Pneumonia di ruang Kenanga BLUD RSUD dr. H. Soemarno
Sosroatmodjo Kuala Kapuas.
2. Tujuankhusus
a. Dapat melakukan pengkajian keperawatan pada Ny. M dengan
Pneumonia di ruang Kenanga BLUD RSUD dr. H. Soemarno
Sosroatmodjo Kuala Kapuas.
b. Dapat menegakan diagnose keperawatan/masalah kolaboratif Ny. M
dengan Pneumonia di ruang Kenanga BLUD RSUD dr. H. Soemarno
Sosroatmodjo Kuala Kapuas.
4

c. Dapat menyusun intervensi keperawatan pada Ny. M dengan


Pneumonia di ruang Kenanga BLUD RSUD dr. H. Soemarno
Sosroatmodjo Kuala Kapuas.
d. Dapat melakukan implementasi keperawatan pada Ny. M dengan
Pneumonia di ruang Kenanga BLUD RSUD dr. H. Soemarno
Sosroatmodjo Kuala Kapuas.
e. Dapat melakukan evaluasi keperawatan pada Ny. M dengan
Pneumonia di ruang Kenanga BLUD RSUD dr. H. Soemarno
Sosroatmodjo Kuala Kapuas.
f. Dapat mendokumentasikan asuhan keperawatan pada Ny. M
dengan Pneumonia di ruang Kenanga BLUD RSUD dr. H. Soemarno
Sosroatmodjo Kuala Kapuas.

E. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan
a. Memperoleh gambaran pelaksanaan studi kasus secara nyata
sebagai bagian dari ujian Karya TulisI lmiah (KTI),mengidentifikasi
keterbatasan dan mengambil langkah perbaikan jika diperlukan
untuk kesempurnaan di masa yang akan datang.
b. Menambah koleksi rujukan bacaan bagi mahasiswa khususnya
asuhan keperawatan pada klien dengan Pneumonia.
2. Bagi Pengambil Kebijakan Rumah Sakit.
Memperoleh gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga
secara khusus pada kasus Pneumonia dan lebih mengetahui kendala
dan hambatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada kasus
tersebut sehingga dapat membantu dalam mengambil kebijakan
strategis di masa yang akan datang.
3. Bagi Perawat Pelaksana
Memperoleh bahan perbandingan antara teori dan praktek serta
melaksanakan asuhan keperawatan yang lebih baik dan komprehensif
pada kasus penyakit Pneumonia.
5

F. Metode
Metode yang digunakan dalam studi kasus ini adalah merupakan
penelitian sederhana yang hanya mengambil satu sampel secara non
probability sampling yaitu dengan haphazard/accidential/covenient
sampling (pencuplikan sekenanya). Dalam pelaksanaannya, kasus yang
ada dalam ruang rawat inap diundikan kepada sekelompok mahasiswa
peserta ujian, sesaat sebelum pelaksanaan asuhan keperawatan.
1. Kerangka kerja
Kerangka kerja merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan
dalam penelitian yang ditulis dalam bentuk kerangka atau alur.
Penulisan kerangka kerja dalam studi kasus ini sesuai dengan
pendekatan proses keperawatan komponen yang menurut Jauron
(1975) dan Griffith (1985). Meliputi: pengkajian, diagnose
keperawatan/masalah kolaboratif perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
Diagram berikut ini menunjukan hubungan masing-masing tahapan
dalam proses keperawatan.
Pengkajian

Diagnosa

Perencanaan

Pelaksanaan

Evaluasi

Gambar 1. Diagram Proses Keperawatan


(Sumber :Nursalam, 2001)
6

2. Subjek/responden
Sebagai subjek/responden dalam studi kasus ini adalah Ny. M
dengan Pneumonia di ruang Kenanga BLUD RSUD dr. H. Soemarno
Sosroatmodjo Kuala Kapuas.
3. Cara Pengumpulan Data
Adapun cara yang digunakan dalam pengumpulan data yang
digunakan dalam studi kasus ini dilakukan dengan cara :
a. Wawancara/anamnesayaituauto-anamnesa (bertanya atau
mencari informasi pada klien sebagai responden) atau
alloanamnesa (bertanya pada orang terdekat klien atau keluarga
klien)
b. Observasi yaitu, dengan mengamati keadaan umum klien selama
melakukan pengumpulan data.
c. Pemeriksaan fisik melalui inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
Adapun sumber data yang di dapat dengan cara :
1) Data primer
Pada studi kasus ini data primer yaitu data yang penulis
dapatkan secara langsung dari klien sebagai responden
meliputi wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik.
2) Data sekunder
Pada studi kasus ini data sekunder didapatkan dari studi
dokumentasi meliputi data medikal record rumah sakit dan data
registrasi pasien rawat inap serta hasil pemeriksaan
laboratorium di ruang Kenanga BLUD RSUD dr. H. Soemarno
Sosroatmodjo Kuala Kapuas.
3) Pendokumentasikan data dengan menggunakan pengkajian
Keperawatan Medikal Bedah (KMB).

Anda mungkin juga menyukai