PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus inventasi
untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan
pembangunan kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan,
dengan tujuan guna meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang akan terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Kesinambungan
keberhasilan pembangunan kesehatan ditentukan oleh tersedianya
pedoman penyelengaraan pembanguna kesehatan. Penyalenggaraan
pembangunan kesehatan di indonesia berpedoman pada Sistem
Kesehatan Nasional (SKN), yaitu suatu tatanan yang menghimpun
berbagai upaya Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling
mendukung guna menjamin derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
sebagai perwujudan kesejateraan umum seperti diamanatkan dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 ( Ali Ghufron Mukti 2008).
Bronkopneumonia disebut juga pneumoni lobularis, yaitu radang
paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan benda-benda
asing (Sylvia Anderson, 1994).
Bronkopneumonia telah menjadi masalah kesehatan di dunia
karena angka kematiannya yang tinggi. Hal ini tidak saja terjadi di
negara berkembang, namun juga di negara maju. Badan Kesehatan
Dunia (WHO) tahun 2005 memperkirakan kematian balita akibat
Bronkopneumonia di seluruh dunia sekitar 19% atau berkisar
1,6-2,2 juta. Dimana sekitar 70% terjadi di negara-negara berkembang,
terutama Afrika dan Asia Tenggara. World Bronkopneumonia Day
(WBD) melaporkan Indonesia menjadi negara dengan kejadian
Bronkopneumonia urutan ke-6 terbesar di dunia. Di Indonesia,
Bronkopneumonia merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah
kardiovaskuler dan tuberkulosis. Angka kematian Bronkopneumonia
pada balita di Indonesia diperkirakan mencapai 21%. Adapun angka
kesakitan diperkirakan mencapai 250 hingga 299 per 1000 anak balita
setiap tahunnya. (Dinkes,2009).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Medical Record Rumah
Sakit TK.II Pelamonia Makassar bahwa jumlah penderita
Bronkopneumonia tahun 2012 sebanyak 584, tahun 2013 sebanyak
98 orang .
Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis merasa tertarik
menyusun Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : Asuhan Keperawatan
Klien An. F dengan Gangguan Sistem Pernafasan: Bronkopneumonia
di Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit TK.II Pelamonia Makassar
yang dilaksanakan pada tanggal 24 s/d 1 juli 2013.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Memperoleh gambaran umum dan pengalaman nyata dalam
mengaplikasi asuhan keperawatan pada anak degan gangguan
sistem pernafasan : Bronkopneumonia.
2. Tujuan Khusus
a. Memperoleh gambaran dan pengalaman nyata
dalam pengkajian dan analisa data pada anak dengan
gangguan sistem pernafasan : Bronkopeumonia
b. Memperoleh gambaran dan pengalaman nyata
dalam diagnosa keperawatan pada anak dengan gangguan
sistem pernafasan : Bronkopneumonia
c. Memperoleh gambaran dan pengalaman nyata
dalam perencanaan tindakan intervensi keperawatan pada anak
dengan gangguan sistem pernafasan : Bronkopneumonia
d. Memperoleh gambaran dan pengalaman nyata
dalam pelaksanaan tindakan implementasi keperawatan pada
anak dengan gangguan sistem pernafasan : Bronkopneumonia
e. Memperoleh gambaran dan pengalaman nyata
dalam pelaksanaan tindakan evaluasi keperawatan pada anak
dengan gangguan sistem pernafasan : Bronkopneumonia
f. Memperoleh gambaran dan pengalaman nyata
dalam mendokumentasian asuhan keperawatan pada anak
dengan gangguan sistem pernafasan : Bronkopneumonia
C. Manfaat Penulisan
1. Akademik
Dengan adanya penulisan karya tulis ilmiah ini dapat digunakan
sebagai sumber informasi dalam meningkatkan mutu pendidikan
pada masa yang akan datang.
2. Rumah Sakit
Sebagai kerangka dan pedoman bagi perawat pelaksana di rumah
sakit untuk mengambil langkah-langkah kebijakan dalam rangka
meningkatkan keperawatan pada klien khususnya penderita
penyakit Bronkopneumonia.
3. Klien dan Keluarga
Meningkatkan pemahaman keluarga klien tentang tata cara
perawatan dan pencegahan penyakit Bronkopneumonia.
4. Penulis
Sebagai pengalaman nyata yang bersifat pembelajaran dan
mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama pendidikan serta
merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
Diploma III Keperawatan Nusantara Jaya Makassar.
D. Metode dan Teknik Penulisan
Adapun metode penulisan yang digunakan dalam penulisan karya
tulis ini adalah;
1. Studi Kepustakaan
Mempelajari literatur-literatur yang berkaitan atau relevan dengan
isi karya tulis ini.
2. Studi Kasus
Pendekatan yang dilakukan dalam studi kasus ini adalah proses
keperawatan yang komprehensif yang meliputi pengkajian, analisa
data, penetapan diagnosa keperawatan dan evaluasi asuhan
keperawatan.
Untuk mengumpulkan data digunakan metode sebagai berikut:
a. Observasi
Mengadakan pengamatan langsung terhadap kondisi kesehatan
klien.
b. Wawancara
Mengadakan tanya jawab langsung kepada keluarga klien dan
perawat ruangan.
c. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendapatkan data objektif
klien yang dapat menegakkan diagnosa melalui inspeksi,
palpasi, perkusi dan auskultasi.
d. Dokumentasi
Melakukan pengumpulan data melalui status klien dan
pemeriksaan penunjang lainnya yang dapat mendukung
kelengkapan data yang sudah ada.
Untuk mendapatkan gambaran singkat yang menyeluruh
dari isi karya tulis ini. Penulis membagi karya tulis ini dalam 5
bab, dimana setiap bab akan diuraikan ke dalam sub-sub
dengan susunan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang,tujuan
penulisan, manfaat penulis, metode penulisan dan teknik
penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
Konsep/Teori yang mendasari penulisan karya tulis ilmiah
ini meliputi :
A. Konsep Medis
Pengertian, Etiologi, Insiden, Anatomi dan Fisiologi
Sistem Pernafasan, Patofisiologi, Manifestasi Klinis,Test
Diagnostik serta Penatalaksanaan Medis
B. Konsep Keperawatan
Pengkajian Bagan Patofisiologi dan Dampak
Pemenuhan KDM, Diagnosa Keperawatan,
Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi
BAB III : TINJAUAN KASUS
Bab ini membahas tentang pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
BAB IV : PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang kesenjangan antara teori
dengan kasus yang terjadi di lapangan, mulai dari
pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
BAB V : PENUTUP
Bab ini membahas tentang simpulan dan saran yang dapat
diajukan sebagai masukan dapat bermanfaat bagi dunia
keperawatan khususnya perawatan klien
Bronkopneumonia.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Medis
1. Pengertian
Bronkopneumonia adalah peradangan pada parenkim paru
yang terjadi pada anak-anak dan sering terjadi pada masa bayi
(Hidayat, Aziz, Alimul A, 2006).
Bronkopneumonia adalah proses imflamatori parenkim paru
yang umumnya disebabkan oleh agen infeksius
(Suzanne C, Smelizer, Branda G, Bergi Zool).
Bronkopneumonia adalah suatu peradangan alveoli atau pada
parenkim paru yang terjadi pada anak yang disebabkan oleh agen
infeksius dengan peradangan tinggi, gelisah, dispnoe, nafas cepat
dan dangkal, muntah, diare, batuk kering dan produktif. (Riyadi,
Sujono dan Sukarmin 2009).
Bronkopneumonia adalah peradangan pada parenkim paru
yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, ataupun benda asing
yang ditandai dengan gejala panas yang tinggi, gelisah, dispnea,
napas cepat dan dangkal, muntah, diare, serta batuk kering dan
produktif. (Hidayat. A.A, 2008)
Bronkopneumonia adalah infeksi saluran nafas bawah.
Penyakit ini adalah infeksi akut jaringan paru oleh mikro
organisme, sebagian besar disebabkan oleh bakteri dan infeksi
virus (Elizabeth J. Corwin 2001).
Bronkopneumonia adalah imflamasi paru biasanya
berhubungan dengan pengisian alveoli dengan cairan.
(Doenges, Marilynn E, 1999)
Dari beberapa pengertian diatas maka penulis menyimpulkan
bahwa Bronkopneumonia adalah peradangan parenkim paru yang
terjadi pada anak - anak dan sering terjadi pada masa bayi,
peradangan alveoli atau pada parenkim paru yang disebabkan oleh
agen infeksius yang ditandai dengan peradangan tinggi, gelisah,
dispnoe, nafas cepat dan dangkal, muntah, diare, batuk kering, dan
produktif.
2. Etiologi
a. Bakteri
1. Pneumokokus merupakan penyebab utama pneumonia.
pada orang dewasa pada umumnya disebabkan oleh
penumokokus serotype 1 – 8 sedang pada anak
tipe 1, 6, dan 9.
2. Streptokokus merupakan komplikasi dari penyakit virus lain
seperti morbili dan varisela atau komplikasi penyakit kuman
lain seperti pneumonia atau pneumokkokus
3. Basil gram negatif seperti “Hemofilus Influenza”
4. Streptokokus lebih banyak pada anak-anak yang bersifat
progresif resisten terhadap pengobatan dan sering
menimbulkan komplikasi seperti abses paru, empyema,
“Tension Pneumothoraks”
b. Virus
Virus “Respiratori Sinctial” virus influenza, virus adenoma, virus
sitomegali.
c. Aspirasi
Makanan, cairan, benda asing, erosin (minyak tanah) dan cairan
amnion.
d. Jamur
Histoplasmosis kopsulatun “candida albicans”, blastomikosis,
kalsidioidmikosis, aspergilosis dan aktinomokokus, (Brunner
dan Sudarth, 2002).
3. Insiden / Angka Kejadian
a. Bronkopneumonia Pneumokokus merupakan
penyebab utama Bronkopneumonia. Angka kejadian ini sangat
tinggi yaitu 80%. Bronkopneumonia pada orang dewasa
umumnya disebabkan oleh penumokokus, serotype 1-8
sedangkan pada anak tipe 1, 6, 9 sedangkan pada bayi dan
anak kecil umumnya disebabkan oleh bronkopeneumonia
lobaris.
b. Bronkopneumonia Stafilokokus disebabkan oleh
staphylococcus aureus, tergolong Bronkopneumonia yang berat
karena dapat menjadi progressif dan resistensi terhadap
pengobatan. Pada umumnya Bronkopneumonia diderita pada
bayi yaitu 30 %, dibawah umur 3 bulan 70 % sebelum 1 tahun.
c. Bronkopneumonia Bakteri Gram Negatif yaitu
bakteri gram negatif yang biasanya menyebabkan
Bronkopneumonia adalah hemofhillis influenza hasil fridlanded
(clubsine pnuironia) dan pseudomonas aeruginosa. Angka
kejadian Bronkopneumonia ini sangat rendah (kurang dari 1 %)
akan tetapi mulai meningkat selama beberapa tahun ini karena
penggunaan antibiotic yang sangat luas dan kontaminasi alat
Rumah Sakit seperti “Humidifier”alat oksigen dan sebagainya.
(Smelthzer S.C and Bare, 2002).
4. Anatomi dan Fisiologi Pernafasan
8. Sistem Integumen
Mengidentifikasi data klien meliputi : rambut dalam keadaan
normal, kulit (kulit kering dan buruk)
9. Sistem Muskuloskeletal
Mengidentifikasi data klien meliputi : tidak ditemukannya
nyeri tulang dan sendi.
10. Sistem Endoktrin
Mengidentifikasi data klien meliputi : pembesaran kelenjar
tyroid dan lymfe, hiperpigmentasi atau hipopigmentasi
11. Sistem indra
Mengidentifikasi data klien meliputi : pemeriksaan pada
mata (mata anemis), hidung (adanya secret, menghalangi
penciuman), telinga (keadaan daun telinga canal auditorius,
membrane tympani sistem pendengaran).
12. Sistem saraf
Mengidentifikasi data klien meliputi pemeriksaan
a) Fungsi cerebral (status mental, kesadaran, dan bicara)
b) Fungsi cranial (saraf cranial I – XII)
c) Fungsi motorik (massa otot, tonus otot dan kekuatan
otot)
d) Fungsi sensorik (suhu, nyeri, getaran, posisi, dan
diskriminasi)
e) Fungsi cerebellum (koordinasi dan keseimbangan)
f) Refleks (ekstremitas atas dan ekstremitas bawah)
g) Iritasi menigen (kaku kuduk, lasaque sign, kernig sign).
j. Pemeriksaan tingkat perkembangan dengan
menggunakan DDST :
1) Motorik Kasar
a) Klien dapat membungkuk dan berdirir sendiri
b) Klien mulai berjalan sendiri
c) Klien mulai belajar sendiri
2) Motorik Halus
a) Tersenyum spontan
b) Menaruh kubus kedalam cangkir
c) Mencoret-coret
d) Meraih benda
e) Sudah dapat mengenal benda
3) Bahasa
a) Berbicara 2 sampai 3 kata
b) Berteriak
4) Personal Sosial
a) Berpaling terhadap panggilan
Kesimpulan : Klien dapat melakukan perbuatan yang
tidak meragukan pada batas usia yang
dilalui, dan adapun yang tidak biasa
dilakukan melalui batas usia.
BAGAN PATOFISIOLOGI DAN DAMPAK TERHADAP PEMENUHAN KDM
Bakteri pathogen
(streptococcus &
stapilococcus)
Hipertermi Perubahan
Peregangan otot pola tidur
abdomen
Peningkatan
evaporasi
Cairan tubuh Kelelahan
Devisit
Peningkatan
yang keluar Intake
Nutrisi nutrisi
kurang
Penurunan
volume cairan
out-put
meningkat dari kurang
kebutuhan
nafsu makan
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Donal L Wong, 2004 diagnosa yang muncul pada
pasien dengan pneumonia adalah sebagai berikut
- Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan
dengan akumulasi sekret pada dinding bronkus dan alveoli,
inflamasi trakea broncial
- Gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan gangguan pengiriman O2
- Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan intake yang tidak adekuat
- Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
obstruksi jalan nafas
- Perubahan pola tidur berhubungan dengan
peningkatan stimulasi pusat jaga
- Kecemasan orang tua berhubungan dengan
dampak hospitalisasi
- Defisit volume cairan berhubungan dengan
demam, oenurunan masukan oral
- Hipertermi berhubungan dengan infeksi
saluran pernafasan bagian atas.
3. Perencanaan
Diagnosa I : Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
akumulasi sekret pada dinding bronkus dan alveoli, inflamasi
trakeabronkial
Tujuan : Jalan nafas klien efektif
Kriteria : Menunjukkan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih
, tidak ada dispnea, tidak ada sianosis.
No INTERVENSI RASIONAL
1 Kaji frekuensi/ kedalaman Taskipnea, pernafasan dangkal,
pernafasan dan gerakan dada dan gerakan dada tidak simetris
sering terjadi ketidaknyamanan
gerak dinding dada dan/atau
cairan paru.
2 Auskultasi daerah paru, catat Bunyi nafas bronkial dapat terjadi
area penurunan bunyi nafas pada area konsolidasi, krekels,
ronki, dan mengi terdengar pada
inspirasi dan/atau ekspirasi.
3 Penghisapan sesuai indikasi Merangsang batuk atau
pembersihan jalan napas secara
mekanik pada pasien yang tak
mampu melakukan karena batuk
tak efektif atau penurunan tingkat
kesadaran
4 Berikan cairan tambahan Cairan diperlukan untuk
misalnya intravena, oksigen, menggantikan kehilangan cairan
humidifikasi termasuk yang tidak tampak.
5 Penatalaksanaan pemberian Obat di berikan untuk
obat sesuai dengan indikasi memperbaiki batuk dengan
menurunkan ketidaknyamanan
4. Implementasi
Merupakan bagian aktif dalam asuhan keperawatan dimana
perawat melakukan tindakan keperawatan sesuai rencana,
tindakan yang bersifat intelektual-interpersonal dengan teknikal
berupa berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhan dasar klien
Penatalaksanaan untuk penderita Bronkopneumonia adalah:
a. Istirahat di tempat tidur
b. Posisi yang nyaman
c. Diberi O2 bila gelisah/sianosis
d. Kompres dingin
e. Diberi cairan infus: biasanya diperlukan campuran glukosa 5%
dan NaCl 0,9% dalam perbandingan 3 : 1 ditambah larutan KCl
W mEg / 500 ml / botol infus.
5. Evaluasi
Hasil yang diharapkan merupakan pengukuran keberhasilan
rencana keperawatan yang telah disusun dalam pemenuhan
kebutuhan klien. Hasil evaluasi mengkaji pada tujuan teknik.
Evaluasi yang diharapkan pada klien dengan pneumonia :
a. Pola nafas adekuat
b. Bersihan jalan nafas efektif
c. Kebutuhan nutrisi klien yang terpenuhi, pasien
mampu menghabiskan makanan sesuai dengan porsi yang
diberikan
d. Kecemasan klien dan keluarga berkurang
dengan mendengarkan penjelasan dari perawat tentang proses
penyakit klien
e. Tidak terjadi gangguan pola tidur / pola tidur
optimal
f. Tidak terjadi deficit volume cairan
g. Suhu tubuh klien normal
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. Biodata
A. Identitas Klien
1. Ayah
Nama : Tn “M”
Usia : 26 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : TNI
Agama : Islam
2. Ibu
Nama : Ny “N”
Usia : 25 tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Agama : Islam
Alamat : Asmil Kostrad
C. Identitas Saudara
Demam
Riwayat keluhan utama : Anak usia 7 bulan masuk rumah sakit
dengan keluhan utama demam yang di alami sejak 1 bulan
yang lalu dan semakin memberat 10 hari yang lalu, demam
terus menerus. Ada batuk tetapi tidak berlendir sejak 7 hari yang
lalu. Tidak ada riwayat mual dan muntah. BAB terganggu - BAK
biasa.
III. Riwayat Kesehatan
GI
50 4 ? ?
5
G II
2 2 2 18 26 25 2 1 1
5 2 1 5 4 2
G III 7 bln
Keterangan :
: Laki-laki : Tinggal Serumah
: Perempuan : Klien
X : Meninggal dunia ? : Umur tidak di ketahui
Penjelasan Gambar :
GI : Kakek dan nenek klien dari pihak ibu masih hidup,
kakek dan nenek klien dari pihak ayah masih hidup.
G II : Ibu klien dan saudara-saudaranya masih hidup, ayah
dan saudara-saudaranya masih hidup.
G III : Klien
A. Pertumbuhan Fisik
3. Lingkar kepala : 38 cm
4. Lingkar dada : 40 cm
5. Lingkar perut : 38 cm
3. Merangkak : Belum
4. Berdiri : Belum
5. Berjalan : Belum
A. Nutrisi
No Komponen Sebelum sakit Saat sakit
4. Makanan _ _
kesukaan
5. Pantangan _ _
A.
B. Cairan
3. Kebutuhan cairan _ _
4. Cara pemenuhan _ _
5. Masalah Tidak ada Tidak ada
masalah masalah
C. Eliminasi
BAB
1. Frekuensi 3 kali sehari Sekali
3. Masalah _ _
BAK
1. Frekuensi Tdk Menentu Tdk Menentu
2. Konsistensi Bening Kuning
3. Masalah _ Resiko
kekurangan
cairan
D. Istirahat Tidur
E. Personal Hygiene
No Komponen Sebelum sakit Saat sakit
2. Kesadaran : Composmentis
B. Tanda-tanda Vital
C. Sistem Pernafasan
D. Sistem Kardiovaskuler
Konjungtiva tidak anemis, membrane mukosa bibir tidak
nampak sianosis saat menangis, ada arteri carotis, tekanan
vena tidak meningkat, batas jantung normal, ictus cordis tidak
nampak, bunyi jantung normal SI Lup S2 Dup, tidak ada bunyi
jantung tambahan, nadi perifer kuat.
E. Sistem Pencernaan
- Inspeksi :
Permukaan abdomen
datar, tidak nampak adanya pembuluh vena, tidak
nampak kelainan pada abdomen
- Palpasi : Tidak
ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran pada
hepar dan limfa
- Perkusi : Terdengar
bunyi timpani pada abdomen
- Auskultasi : Bising usus
terdengar
F. Sistem Penginderaan
1. Mata
Keadaan mata bersih, bulu mata dan alis mata
penyebarannya merata, teksturnya halus
2. Hidung : Klien belum dapat membedakan bau dan terdapat
secret
3. Telinga simetris kiri dan kanan, keadaannya bersih, klien
mampu mendengar suara dengan baik
G. Sistem Saraf
a. Kesadaran (GCS)
Eye :4
Movement : 6
Verbal :5
b. Fungsi cranial
- Saraf cranial I (Olfactory) :
Klien belum dapat membedakan bau dengan baik
- Saraf cranial II (Optikus) :
Klien dapat melihat dengan baik
- Saraf cranial III
(Okulomotoris) : Reaksi pupil miosis bila di beri cahaya
rangsang
- Saraf cranial IV
(Trochlearis) : Klien mampu menggerakkan bola mata
- Saraf cranial V
(Trigeminus) : Mata berkedip bila di beri sentuhan dengan
kapas
- Saraf cranial VI
(Abducens) : Dapat menggerakkan bola mata ke segala
arah
- Saraf cranial VII (Fasialis) :
Pergerakkan wajah simetris kiri dan kanan
- Saraf cranial VIII
(Akustikus) : Pendengaran baik
- Saraf cranial IX
(Glosopharingeus) : Refleks muntah baik
- Saraf cranial X (Vagus) :
Refleks menelan baik
- Saraf cranial XI
(Accecoris) : Klien belum mampu melawan tekanan
- Saraf cranial XII
(Hypoglosus) : Klien dapat menggerakan
lidah
c. Fungsi motorik
Kekuatan otot lemah, klien dapat bergerak bebas.
d. Fungsi sensorik
Klien belum mampu berespon dan membedakan dingin dan
panas, dan nyeri.
e. Fungsi cerebellum
f. Fungsi koordinasi dan keseimbangan baik.
g. Refleks : Tidak di kaji
h. Iritasi menigen
Tidak di dapatkan kaku kuduk, tidak terdapat pembengkakan
pada leher
H. Sistem musculoskletal
Bentuk kepala normal, kepala simetris kiri dan kanan dan tidak
ada kelainan, lutut simetris kiri dan kanan.
I. Sistem integument
Rambut warna hitam dan sukar dicabut, tidak ada kelainan
pada kulit, kebersihan kulit baik, turgor kulit elastis, membran
mukosa lembab.
J. Sistem endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
K. Sistem perkemihan
Tidak terdapat edema, tidak ada kencing batu, keadaan
kandung kemih baik, ada terjadi retensi urin, BAK terganggu,
warna urin kuning dan tidak ada nyeri tekan.
L. Sistem reproduksi
Klien berjenis kelamin laki-laki, tidak ada kelainan pada
genitalia.
M. Sistem imunitas
Klien rentann terhadap infeksi, demam dan peka rangsang.
Kesan :
Broncophopneumonia bilateral
Cardiomegaly
KLASIFIKAS DATA
ANALISA DATA
Penurunan O2 ke paru-
paru
Atelektasis
Gangguan pertukaran
gas
DS :
Kecemasan orangtua
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Perubahan nutrisi
2. 26 maret 2013 27 maret 2013
kurang dari kebutuhan
b/d intake tidak ade kuat
Kecemasan orangtua
3. 26 maret 2013 27 maret 2013
berhubungan dengan
dampak hospitalisasi
RENCANA KEPERAWATAN
1. Pemahaman
1. Kaji tingkat
bahwa
kecemasan
perasaan
orangtua
normal dapat
membantu
DS : Kecemasan orangtua klien
- Orangtua orangtua klien meningkatkan
3. klien teratasi beberapa
mengatakan dengan kriteria perasaan
2. Beri
sangat : kontrol emosi
kesempatan
Ekspresi 2. Orang tua
cemas
orang tua klien
wajah klien akan
dengan
untuk
orangtua merasa
keadaan
mengungkapka
klien diperhatikan
anaknya
n perasaannya
tenang dan sehingga
DO :
ceria beban yang
- Ekspresi
Orangtua
dirasakan
wajah klien tidak
dapat
orangtua bertanya 3. Beri dorongan
berkurang dan
klien lagi tentang spiritual dan
kecemasan
nampak penyakit anjurkan
pun
tegang anaknya orangtua klien
- Orangtua menghilang
untuk senatiasa 3. Ibu klien akan
klien sering
berdoa tabah dan
bertanya
sabar dalam
tentang
menghadapi
penyakit
cobaan
anaknya
CATATAN TINDAKAN
15.15
15.20
18.00
III 15.30
15.35
15.40
EVALUASI KEPERAWATAN
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dalam proses keperawatan.
Evaluasi bertujuan untuk menilai apakah keperawatan tercapai atau
tidak yang telah dilakukan selama tiga hari.
Setelah penulis melakukan Asuhan Keperawatan pada klien An
“M” ada satu masalah yang teratasi yaitu kecemasan orang tua
sedangkan masalah yang belum teratasi ada dua masalah yaitu
bersihan jalan nafas tidak efektif dan gangguan perfusi jaringan.
Adapun masalah yang berhasil diatasi adalah sebagai berikut :
- Kecemasan orang tua berhubungan dengan dampak hospitalisasi.
Dikategorikan berhasil karena setelah diberikan penjelasan tentang
penyakit yang diderita anaknya ekspresi orang tua nampak tenang
dan mengatakan sudah tidak cemas lagi
Adapun masalah yang tidak berhasil diatasi adalah sebagai berikut :
- Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan
pengiriman oksigen.
Dikategorikan tidak berhasil karena klien masih mengalami sesak
nafas.
- Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi
secret pada dinding broncial dan alveoli, inflamasi trakea broncial.
Dikategorikan tidak berhasil karena klien masih batuk sehingga
menggangu pernafasan klien.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang dikemukakan, maka penulis
menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian pada klien An “M” ditemukan
keluhan demam, serta pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya
sianosis, batuk, pernafasan cepat dan dangkal, ada pernafasan
cuping hidung serta bunyi nafas ronchi
2. Diagnosa keperawatan yang ditemukan dalam
kasus, dan ditemukan dalam teori adalah bersihan jalan nafas tidak
efektif berhubungan dengan akumulasi secret pada dinding
bronkus dan alveoli, inflamasi trakea bronchial, gangguan
pertukaran gas berhubungan dengan gangguan pengiriman
oksigen, dan kecemasan orang tua berhubungan dengan dampak
hospitalisasi.
3. Rencana tindakan adalah rencana yang
dilakukan oleh perawat dalam membantu klien untuk hasil yang
diharapkan. Rencana tindakan keperawatan mengacuh pada
diagnosa yang ditentukan
4. Hasil pelaksanaan keperawatan pada An “M”
dengan gangguan sistem pernafasan penulis mengevaluasi 3
diagnosa keperawatan yang ditemukan, dimana hanya satu yang
teratasi yaitu kecemasan orang tua berhubungan dengan dampak
hospitalisasi.
5. Proses keperawatan yang dilakukan telah
didokumentasikan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis akan
mengemukakan saran-saran yang kiranya dapat bermanfaat bagi
peningkatan mutu pelayanan di Rumah Sakit.
1. Untuk Institusi
Dilaksanakan pada institusi/pendidikan agar memperbanyak
litreratur/ buku terutama yang berhubungan dengan pneumonia
2. Untuk Rumah Sakit
Untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan perlu ditunjang
dengan pengadaan fasilitas-fasilitas yang memadai seperti : alat-
alat instrument, tempat cuci tangan dan handuk sendiri, celemek
dan sarung tangan yang dpat dipakai perawat sebagai pelindung
bila merawat pasien pneumonia. Hendaknya perawat memberikan
asuhan keperawatan secara komprehensif meliputi : bio-psiko-
sosial dan spiritual agar perawatan yang diberikan membawa hasil
yang baik serta memberi kepuasaan bagi klien, keluarga dan
perawat sendiri. Hendaknya selalu meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan untuk meningkatkan mutu pelayanan.
3. Untuk Pasien / Klien
Dalam rangka proses penyembuhan dan mencegah terjadinya
komplikasi hendaknya pasien lebih memperhatikan kebersihan
anaknya karena penyakit ini sangat berbahaya bagi anak yang
masih balita dan dapat berakibat dikemudian hari.
4. Untuk Penulis
Hendaknya penulis dalam memberikan asuhan keperawatan
dilakukan secara komprehensif yang dimulai dari pengkajian,
analisa data, penetapan diagnosa, perencanaan, implementasi dan
evaluasi.