PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas bagian atas, dan sering dijumpai
dengan gejala awal batuk, demam, dispnea. Selain disebabkan oleh infeksi dari
kuman atau bakteri juga didukung oleh kondisi lingkungan dan gizi pada anak. Salah
satu penyebab bronchopneumonia pada anak adalah karena kebiasaan yang kurang
bersih pada anak, contohnya anak tidak mencuci tangan sebelum makan, suka
memasukan benda ke dalam mulut dan kurangnya pengetahuan keluarga tentang pola
hidup sehat. Akibat kebiasaan yang salah dan tidak disadari ini dapat menimbulkan
gangguan saluran nafas dan kurangnya perhatian orang tua terhadap kondisi anaknya,
sehingga pada umumnya anak dengan bronchopneumonia dibawa ke rumah sakit jika
kondisinya sudah parah, antara lain sesak nafas, sianosis dan pernafasan cuping
hidung.
perkembangan pada anak karena kondisi lingkungan dan gizi sangat berpengaruh
pada masa pertumbuhan dan perkembangan anak. Dimana anak memerlukan nutrisi
yang adekuat untuk mencukupi kebutuhan energi sehari-hari dan tumbuh kembang.
Indonesia pada tahun 2001 berdasarkan hasil Survai Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) penyakit saluran napas bagian bawah merupakan penyebab kematian kedua.
kematian akibat infeksi adalah infeksi saluran nafas akut termasuk influenza dan
Sepuluh penyakit terbanyak rawat jalan rumah sakit dan dua puluh satu
penyakit direkapitulasi profil kesehatan kabupaten atau kota di Jawa Tengah. Dan
campak, dengan presentasi sebesar 1,53% (tahun lalu hanya 1,04%) dengan jumlah
3,37. Pada tahun 2001 presentasinya meningkat menjadi 1,61% setelah bronchitis
akut.
teknologi yang lebih menitik beratkan pada asuhan keperawatan yang berfokus pada
pembebasan jalan nafas dari sumbatan atau kotoran, pemberian O2, pemenuhan
nutrisi dan hidrasi serta mencegah komplikasi. Masalah-masalah lain yang meliputi
bio-psiko dan spiritual dengan kerjasama sesama teman maupun kolaborasi dengan
instalasi kesehatan lain dalam mengatasi segala masalah kesehatan klien serta
menekan terjadinya akibat yang lebih buruk (Badan Litbang Kesehatan, 2001).
B. Tujuan Penulisan
Bronchopneumonia.
Bronchopneumonia.
Dalam penulisan Karya Tulis ini penulis menggunakan metode studi kasus
implementasi, evaluasi.
BAB IV PEMBAHASAN