Anda di halaman 1dari 12

GAMBARAN SIKAP PERAWAT TENTANG PELAKSANAAN ORAL

HYGIENE PADA PASIEN TERPASANG VENTILATOR DI RUANG ICU

ISOLASI RSUD PROVINSI NTB

Nama : EKA KURNIATI

NIM : 191STYC21

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM SITI HAJAR NTB

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM

PROGRAM STUDI NURSE S1 ALIH JENJANG

2021
1. Judul Penelitian

Gambaran Sikap Perawat Tentang Pelaksanaan Oral Hygiene Pada Pasien

Terpasang Ventilator Di Ruang ICU Isolasi RSUD Provinsi NTB

2. Latar Belakang

Oral hygiene merupakan salah satu bentuk dari kebersihan diri.

Oral hygiene dalam kesehatan gigi dan mulut sangatlah penting, beberapa

masalah mulut dan gigi dapat terjadi karena kurangnya menjaga

kebersihan gigi dan mulut. Secara ilmiah mulut akan melakukan

pembersihan yang dilakukan oleh lidah dan air liur, tetapi apabila lidah

dan air liur tidak dapat bekerja dengan semestinya akan menimbulkan

terjadinya infeksi pada rongga mulut (Bouwhuizen, 2006). Hal ini

dikarenakan pasien mengalami penurunan kesadaran dan gangguan

neuromuscular. Pasien di ruang Intensive Care Unit (ICU) sangat berisiko

mengalami infeksi. Oral hygiene merupakan tindakan yang mutlak

dilakukan oleh perawat untuk menjaga mulut agar terhindar dari infeksi,

membersihkan, dan menyegarkan mulut. Dampak jika tidak dilakukan oral

hygiene akan muncul infeksi akut berupa peningkatan panas tubuh,

pembengkakan pada daerah infeksi, kelemahan, sakit menelan, kemerahan

dan tidak dapat membuka mulut. Infeksi pada rongga mulut dapat

disebabkan oleh kebersihan mulut yang buruk, ulkus pada mulut,

kerusakan gigi, gingivitis (Roeslan, 2012).


Sebagian besar pasien yang dirawat di unit intensif menggunakan

alat bantu nafas, salah satunya ventilasi mekanik (ventilator). Pemasangan

ventilator yang tidak didukung dengan perawatan oral hygiene yang tepat,

maka dapat terjadi kolonisasi mikroorganisme pada orofaring kemudian

menggantikan flora normal di orofaring dalam waktu kurang lebih 48 jam

dan berkolonisasi di saluran napas (Hunter, 2006). Keadaan tersebut dapat

beresiko terjadinya pneumonia ventilator/ventilator associated pneumonia

(VAP), faktor resiko yang dapat menyebabkan VAP antara lain usia,

trauma, dan lama pemakaian ventilator. Peran perawat sebagai pemberi

pelayanan sangat diperlukan. Perawat dalam menjalankan tugas dan

fungsinya, perlu membekali diri dengan pengetahuan, sikap, motivasi,

kepedulian, dan perilaku (Anjaswarni, 2012). Hasil penelitian dari Salam,

dkk (2013) menunjukkan bahwa pengetahuan dan sikap perawat

mempunyai hubungan yang signifikan dengan peran perawat dalam

pelaksanaan oral hygiene pada pasien, apabila pengetahuan dan sikap

perawat baik maka peran perawat dalam melaksanakan oral hygiene juga

akan terlaksana dengan baik.

Pasien kritis diruang intensive menurut World Health Organization

(WHO) pada tahun 2005-2010 mendapatkan di Amerika Serikat mencapai

5 juta orang setiap tahunnya dan 42% diantaranya terpasang ventilator

mekanik. ICU Eropa mendapatkan bahwa VAP adalah penyebab paling

sering infeksi nosokomial (2,1% atau 13,9% episode/1000 penggunaan

ventilator mekanik), terutama di Perancis, dimana prevalensinya adalah


16,9 episode/1000 penggunaan ventilator mekanik. Pada Amerika Serikat,

ini adalah penyebab paling umum kedua pada tahun 2006 dan

mengungkapkan 98.000 kematian per tahun sebagai akibat dari kesalahan

medis di Amerika Serikat. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah

dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan perawatan yang

dilakukan pada pasien dengan ventilator mekanik, seperti saat mengatur

posisi pasien, dan perawatan mulut (Goncalves et al, 2012; Wulandari,

2015). Penelitian mengenai angka kejadian VAP di Indonesia masih belum

ditemukan, namun berdasarkan kepustakaan luar negeri diperoleh data

bahwa kejadian VAP cukup tinggi, bervariasi antara 9-28% pada pasien

dengan ventilator mekanik dan angka kematian akibat VAP sebanyak 24-

50%. (Kollef, 2010 didalam Wulandari, 2015).

Studi pendahuluan di ruang ICU Isolasi RSUD Provinsi NTB,

peneliti menemukan data jumlah pasien yang masuk di ruang ICU Isolasi

RSUD Provinsi NTB pada tahun 2021 terakhir berjumlah 948 orang,

jumlah pasien yang terpasang ventilator mekanik 3 bulan terakhir dari

tanggal 1 Oktober 2021 sampai 31 Desember 2021 berjumlah 100 orang

dan per bulan kisaran pasien yang memakai ventilator mekanik adalah 33

pasien. Sebagian pasien terpasang ventilator adalah dengan pasien gagal

napas seperti pneumonia berat. Tindakan oral hygiene dilakukan satu kali

dalam sehari setiap pagi pada semua pasien, baik pasien sadar maupun

tidak sadar serta pasien yang terpasang ventilator atau tidak terpasang

ventilator oleh 5 orang perawat dari 13 orang perawat yang berdinas saat
itu. Jumlah perawat yang ada di ruang ICU isolasi RSUD Provinsi NTB

berjumlah 63 orang, dengan pendidikan D3 sebanyak 24 orang, Sarjana

Keperawatan dengan profesi Ners berjumlah 37 orang dan S2 berjumlah 2

orang. Hasil observasi di ruang ICU Isolasi RSUD Provinsi NTB

menunjukkan bahwa pelaksanaan oral hygiene belum dilakukan secara

optimal. Hal tersebut didukung oleh hasil wawancara dengan dua perawat

yang mengatakan bahwa pelaksanaan oral hygiene belum bisa

dilaksanakan secara optimal karena banyaknya beban kerja dan kapasitas

pasien yang melebihi kemampuan kerja perawat dalam melakukan asuhan

keperawatan.

Peneliti tertarik melakukan penelitian berdasarkan latar belakang

diatas untuk mengetahui gambaran sikap perawat tentang pelaksanaan oral

hygiene pada pasien terpasang ventilator di ruang ICU Isolasi RSUD

Provinsi NTB.

3. Tujuan Penelitian

Tujuan umum : untuk mengetahui Gambaran Sikap Perawat Tentang

Pelaksanaan Oral Hygiene Pada Pasien Terpasang Ventilator Di Ruang

ICU Isolasi RSUD Provinsi NTB

4. Ruang Lingkup Penelitian

Peneliti melaksanakan penelitian tentang Gambaran Sikap Perawat

Tentang Pelaksanaan Oral Hygiene Pada Pasien Terpasang Ventilator Di


Ruang ICU Isolasi RSUD Provinsi NTB. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh perawat yang berkerja di ruang ICU Isolasi RSUD Provinsi

NTB yang berjumlah 63 orang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian

kuantitatif yang menggunakan analitik observasional dengan menggunkan

pendekatan cross-sectional study. Pengambilan sample pada penelitian ini

menggunkan teknik total sampling dimana peneliti mengambil jumlah

seluruh perawat yang bekerja di Ruang ICU Isolasi RSUD Provinsi NTB.

Penelitian ini berfokus untuk mengetahui sikap sikap perawat tentang

pelaksanaan oral hygiene pada pasien terpasang ventilator di Ruang ICU

Isolasi RSUD Provinsi NTB dengan menggunakan kuesioner yang

diadopsi dari (Aryanti et al., 2018) dengan judul Pengetahuan dan sikap

perawat tentang pelaksanaan oral hygine pada pasien terpasang ventilator

mekanik.

5. Teori Singkat

5.1 Sikap Perawat tentang pelaksanaan oral hygiene pada pasien terpasang

ventilator

Wawan & Dewi ( 2011) mengatakan bahwa ada 3 komponen yang

membentuk sikap yaitu : 1. Komponen kognitif (komponen perseptual),

yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan,

keyakinan yaitu hal – hal yang berhubungan dengan bagaimana orang

mempersepsi terhadap sikap. 26 2. Komponen afektif (komponen

emosional), yaitu komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau


tidak senang terhadap objek sikap. Rasa senang merupkan hal yang positif

sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negatif. Komponen ini

menunjukan arah sikap, yaitu positif dan negatif. 3. Komponen konatif

(komponen perilaku atau action component), yaitu komponen yang

berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap.

Komponen ini menunjukan intensitas sikap, yaitu menunjukan besar

kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap

objek sikap.

Cara pengukuran sikap(Wawan & Dewi, 2011). Pengukuran sikap

dapat dilakukan dengan menilai pernyataan sikap seseorang. Pernyataan

sikap adalah rangkaian kalimat yang 30 mengatakan sesuatu mengenai

obyek sikap yang hendak diungkap. Pernyataan sikap mungkin berisi atau

mengatakan hal-hal yang positif mengenai obyek sikap, yaitu kalimatnya

bersifat mendukung atau memihak pada obyek sikap, pernyataan ini

disebut dengan pernyataan yang favourable. Sebaliknya pernyataan sikap

mungkin pula berisi hal-hal negatif mengenai obyek sikap yang bersifat

tidak mendukung maupun kontra terhadap obyek sikap.pernyataan seperti

ini disebut dengan pernyataan yang tidak favourable. Skala sikap sedapat

mungkin diusahakan agar terdiri atas pernyataan favorable dan tidak

favorable dalam jumlah yang seimbang. Dengan demikian pernyataan

yang disajikan tidak semua positif dan tidak semua negatif yang seolah-

olah isi skala memihak atau tidak mendukung sama sekali obyek sikap

(Azwar dalam Wawan & Dewi 2011). Pengukuran sikap dapat dilakukan
secara langsung atau tidak langsung.Secara langsung dapat ditanyakan

bagaimana pendapat / pernyataan responden terhadap suatu obyek. Secara

tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan - pernyataan hipotesis

kemudian ditanyakan pendapat responden melalui kuesioner (Notoatmodjo

dalam Wawan & Dewi, 2011)

Oral Hyrgiene/ Kebersihan Mulut Kebersihan mulut adalah salah

satu tindakan yang diperlukan untuk menjaga agar mulut terhindar dari

infeksi, membersihkan dan menyegarkan mulut. Kesadaran menjaga

kebersihan mulut sangat perlu dan merupakan obat pencegah terjadinya

masalah gigi dan mulut yang paling manjur (Hamdani,2011). Kebersihan

mulut adalah tindakan yang ditujukan untuk menjaga kontiunitas bibir,

lidah dan mukosa membran mulut,mencegah terjadinya infeksi rongga

mulut dan melembabkan mukosa membran mulut dan bibir (Tucker,2011).

Mulut merupakan bagian pertama dari saluran makanan dan bagian dari

sistem pernafasan. Mulut juga merupakan gerbang masuknya penyakit. Di

dalam rongga mulut terdapat saliva yang berfungsi sebagai pembersih

mekanis dari mulut. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral

dari kesehatan manusia seutuhnya yang berperan dalam meningkatkan

kualitas dan produktivitas Sember Daya Manusia (SDM) (Anjaswarni, T.

2012).

Perawatan kebersihan mulut terhadap pasien terpasang ventilator

Perawatan kebersihan mulut pada pasien dengan terpasang ventilator

adalah salah satu tindakan yang tepat dilakukan oleh perawat untuk
mencegah kejadian VAP yaitu dengan di lakukan suction.Komponen

utama yang perludiperhatikan dalam melaksanakan kebersihan mulut

dengan suction adalah jenis cairan yang digunakan ,teknik melakukan dan

waktu pelaksanaanya. Kebersihan mulut dikerjakan oleh dua orang

perawat dan dijadwalkan dua kali dalam sehari. Hal ini karenakan

kebersihan mulut dapat menyegarkan,membersihkan,dan menjaga mulut

agar tetap terhindar dari infeksi kuman (Potter & perry,2009). Tidak hanya

itu saja,kebersihan mulut dengan dilakukan suction juga mampu

mengurangi mikroorganisme dan pengumpulan organisme yang

mengalami translokasi dan kolonisasi di dalam mulut (Grap et al,2003).

Gambaran kebersihan mulut pada pasien di ruang Intensive

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan sebagian besar perawat

melaksanakan tindakan oral hygiene dengan tepat, hal ini di sebabkan

karena mayoritas perawat memilki pendidikan yang cukup tinggi dan

pengetahuan yang baik sehingga tindakan oral hygiene dilakukan dengan

optimal /tepat. Sedangkan tindakan oral hygiene yang tidak tepat, ini di

disebabkan karena tidak adanya motivasi yang kuat untuk melakukan

perubahan perilaku perawat terhadap oral hygiene.Salah satu faktornya

adalah tingginya tingkat kesibukan perawat, ataupun tidak seimbangnya

beban kerja.Kapasitas pasien yang melebihi kemampuan kerja perawat

dalam melaksanakan perawatan, sehingga tindakan oral hygiene yang

dianggap mudah atau tidak penting kadang tidak terlaksana dengan baik

(Suyatmi1, Erna Kadrianti2, Darwis3, 2013).


6. Hipotesis

Gambaran sikap perawat tentang pelaksanaan oral hygiene pada pasien

terpasang ventilator di ruang ICU Isolasi RSUD Provinsi NTB

7. Definisi Operasional

Definisi operasional

Variabel Definisi Parameter Alat ukur Cara Hasil Ukur Skala

Operasional Ukur ukur

Variabel Sikap yang Mampu Mengisi Kuesione Skoring : Nomin

independ ditunjukkan oleh mengident kuesioner r Sikap positif al

en perawat saat i-fikasi sikap (skor 51-100)

memberikan sikap caring

Sikap asuhan caring perawat Sikap negatif

caring keperawatan perawat tentang (skor 25-50)

perawat seperti memberi tentang pelaksanaa

tentang rasa nyaman, pelaksanaa n oral

pelaksan perhatian, hormat, n oral hygiene/ke

aan oral peduli, hygiene/ke bersihan

hygiene/ terampil,pemelihar bersihan mulut

kebersih aan kesehatan, mulut

an mulut memberi dorongan,

melindungi,
kehadiran

mendukung,

memberi sentuhan

dan siap membantu

memenuhi

kebutuhan pasien

serta mengunjungi

pasien

Tindakan yang

ditujukan untuk

menjaga

kontinuitas bibir,

lidah dan mukosa

membran mulut,

mencegah

terjadinya infeksi

rongga mulut dan

melembabkan

mukosa membran

mulut dengan

menggunakan

cairan sesuai

prosedur rumah
sakit.

8. Daftar Pustaka

Anjaswarni, T. (2012).Tesis: Analisis Tingkat Kepuasan Klien Terhadap Perilaku


Caring Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar Malang
Tahun 2012. Program Pasca Sarjana, Fakultas Ilmu
Keperawatan,Universitas Indonesia

Aryanti, P. R., Agustina, D. M., & Dyah, T. (2018). Pengetahuan dan sikap
perawat tentang pelaksanaan oral hygine pada pasien terpasang ventilator
mekanik. Jurnal Keperawatan STIKES Suaka Insan, 3(2), 1–7.
http://journal.stikessuakainsan.ac.id/index.php/jksi/article/view/104

Mubarak, (2007). Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mangajar


dalam Pendidikan. Yogyakarta Graha Ilmu

Rosyid, F. N. (2009). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Perawat dalam


Pelaksanaan Oral Hygine pada Pasien Stroke di Ruangan Interna (Kelas II,
dan VIP) RSI Darus Syifa’ Surabaya. Jurnal Ilmiah Media. ISSN: 0854-
2929.

Suyatmi, Erna Kadrianti, Darwis. (2013). Gambaran pelaksanaan tindakan oral


hygiene pada pasien stroke di RSUD Massenrempulu Kabupaten
Enrekang. ISSN, 2 (5), 2302-1721

Wawan, A & Dewi M. 2011.Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Prilaku
Manusia.Yogyakarta : Nuha Medika

Wulandari, Rini. (2015). Hubungan Sikap Caring Perawat terhadap Pelaksanaan


Oral Hygiene di Ruang Intensive RSUD Dr. Moewardie Surakarta:
Skripsi. Diakses Tanggal 2 November 2017, dari
http://digilib.stikeskusumahusada .ac.id/files/disk1/23/01-gdlriniwuland-
1126 1-riniwul-_.pdf

Anda mungkin juga menyukai