PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan salah satunya dengan
mencuci tangan agar dapat mencegah terjadinya penyebaran kontaminasi penyebab
penyakit karena kebersihan tangan merupakan salah satu pemutus mata rantai
penularan penyakit. Penerapan cuci tangan merupakan prosedur yang harus
dilaksanakan oleh setiap petugas yang terlibat dalam pelayanan kesehatan, karena hal
tersebut sudah menjadi ketetapan secara internasional maupun nasional, namun hal
tersebut nampaknya masih menjadi polemik karena ditemukan persentase petugas
yang tidak patuh dalam mencuci tangan(Ilmiah et al., 2022)
Sebuah penelitian di tiga Rumah Sakit provinsi Lodz Polandia, menyebutkan
bahwa presentase kepatuhan melakukan cuci tangan setelah kontak dengan pasien
adalah 26.4%, sedangkan sebelum kontak dengan pasien hanya sebesar 5.2%,
penelitian serupa jga dilakukan di Indonesia yaitu di IGD RSUD dr. R. Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga tanggal 16 januari 2017, ditemukan bahwa kepatuhan
mahasiswa melakukan cuci tangan hanya sebesar 43%.. Kepatuhan terendah adalah
sebelum kontak dengan pasien sebesar 17%(Endiyono, E., & Prasetyo, 2017),
sedangkan prasurvey yg dilakukan peneliti tanggal 7 Januari 2019 di RSUD Dr. A.
Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung, diketahui bahwa 70% tenaga kesehatan
tidak melakukan cuci tangan sebelum melakukan tindakan kepada pasien. Karena
fasilitas yang kurang memadai membuat tenaga kesehatan malas untuk mencuci
tangan dan mengeringkan tangan dengan handuk(Zainaro & Laila, 2020)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan suatu masalah yang akan
dibahas dalam karya tulis ilmiah ini, yaitu apa penyebab ketidakpatuhan mahasiswa
dalam mencuci tangan sebelum tindakan di klinik gigi dan mulut
C. Tujuan Penelitian
1) Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran kepatuhan mahasiswa daam mencuci tangan
sebelum tindakan di kinik gigi dan mulut.
2) Tujuan khusus
Untuk mengetahui penyebab ketidakpatuhan mahasiswa dalam mencuci tangan
sebelum tindakan di klinik gigi dan mulut.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Mahasiwa
Sebagain penerapan ilmu pengetahuan saat perkuliahan dan untuk menambah
pengetahuan serta pengalaman dalam melaksanakan penelitian
2. Bagi Responen
Dapat menambah kesadaran responden untuk mematuhi aturan mencuci tangan
sebelum melakukan tindakan di klinik gigi dan mulut.
E. Ruang Lingkup
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang
digunakan adalah penelitian survey analitik dengan pendekatan cross-sectional.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penyebab ketidakpatuhan mahasiswa
dalam mencuci tangan sebelum tindakan di klinik gigi. Penelitian ini akan dilakukan
di tingkat II kesehatan gigi poltekkes tanjung karang tahun 2023 dengan cara
memberikan kuisoner kepada responden dan melakukan observasi secara langsung
pada saat penelitian berlangsung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Kepatuhan
a. Pengertian Kepatuhan
Kepatuhan berasal dari kata patuh, yang berarti disiplin dan taat. Menurut
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kepatuhan adalah prilaku sesuai
aturan dan berdisiplin. Sedangkan menurut Rahmawati (2015) kepatuhan
merupakan sikap disiplin atau prilaku taat terhadap suatu perintah maupun
aturan yang ditetapkan dengan kesadaran.sedangkan menurut Baron (2014 )
kepatuhan merupakan pemenuhan harapan, permintaan, atau perintah yang
tegas.
Kepatuhan adalah salah satu prilaku pemeliharaan kesehatan yaitu usaha
seseorang untuk memelihara kesehatan atau menjaga kesehatan agar tidak
sakit dan usaha penyembuhan apabila sakit. Ketidakpatuhan merupakan suatu
kondisi pada individu atau kelompok yang sebenarnya mau melakukannya,
tetapi dapat dicegah untuk melakukannya oleh faktor-faktor yang
menghalangi ketaatan terhadap anjuran (Notoadmodjo 2003 dalam efektifitas
a) Pengetahuan
Menurut notoadmodjo (2003) bahwa pengetahuan adalah merupakan hasil
“tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu
objek tertentu(), pengetahuan adalah informasi, pemahaman, dan
keterampilan yang anda peroleh dari pendidikan dan pengalaman
( oxpord,2020), pengetahuan yang tinggi akan lebih cenderung berprilaku
baik terntang kesehatan. Sedangkan tingkat pengetahuan paling rendah
yaitu hanya dapat menyebutkan,, menguraikan, mendefinisikan dan
menyatakan tanpa dapat memahami, mengaplikasikan, menganalisis serta
mengevalusi kemampuan yang sudah dimiliki (teori green dikutip dari
notoadmodjo, 2003,2007).dengan demikian pengetahuan itu sangatlah
penting, dengan adanya pengetahuan maka dapat memberikan wawasan
yang luas pada setiap individu, dan dapat mengaplikasikannya dalam
situasi tertentu (tingkat pengeta
b). Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Newcomb dalam atmodjo (2007)
menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk
bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu(efektifitas
kepatu
1). Indikator untuk sikap kesehatan
a) Sikap terhadap sakit dan penyakit Adalah bagaimana atau pendapat
seseorang terhadap gejala atau tanda-tanda penyakit, penyebab
penyakit, cara penularan penyakit, cara mencegahan penyakit, dan
sebagainya.
b) Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat Adalah penilaian atau
pendapatan seseorang terhadap cara-cara memeliharaan dan cara-cara
(berperilaku) hidup sehat.
c) Sikap terhadap kesehatan lingkungan Adalah pendapat atau penilaian
seseorang terhadap lingkungan dan pengaruhnya terhadap kesehatan.
Misalnya pendapat atau penilaian terhadap air bersih, pembangunan
limbah, polusi dan sebagainya.
2. Mencuci Tangan
a. Pengertian mencuci Tangan
mencuci tangan merupakan teknik dasar yang paling penting dalam upaya
pencegahan dan pengendalian penyakit terutama penyakit infeksi . mencuci
tangan yaitu membasahi kedua tangan pada air mengalir yang bertujuan untuk
menghilangkan kuman yang menempel di tangan dan menghindari penyakit.
Mencuci tangan juga mengurangi pemindahan mikroba ke pasien dan
menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang berada pada kuku, tangan
dan lengan (haerawati idris,2022). Mencuci tangan adalah proses yang secara
mekanik melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan
menggunakan sabun dan air. Mencuci tangan dilakukan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan keperawatan walaupun memakai sarung tangan dan alat
perlingungan diri lain (linda tietjen,dkk 2004).WHO menjelaskan bahwa
mencuci tangan merupakan tindakan atau prosedur memebersihkan tangan
menggunakan sabun dan air mengalir atau dengan hand rub menggunakan
hand sanitier berbasil alkohol yang bertujuan untuk mengurangi dan
mencegah berkembangnya mikroorganisme di tangan (haerawati idris,2022)
3) Larutan antiseptik
Larutan antiseptik atau disebut juga antimikroba topical, dipakai pada kulit
atau jaringan hidup lainnya untuk menghambat aktivitas atau membunuh
mikrooganisme pada kulit. Antiseptik memiliki bahan kimia yang
memungkinkan untuk mengunakan pada kulit dan selaput mukosa.
Antiseptik memiliki keragaman dalam efektivitas, aktivitas, akibat dan rasa
pada kulit setelah dipakai sesuai dengan keragaman jenis antiseptik
tersebut dan reaksi kulit masing-masing individu. Kulit manusia tidak dapat
disterilkan. Tujuan yang ingin dicapai adalah penurunan jumlah
mikrooganisme pada kulit secara maksimal terutama kuman transien.
B. Kerangka Teori
Green dalam
natoadmodjo(2010) :
a.Faktor predisposisi
-pengetahuan
-sikap
-tindakan
Kepatuhan
b. Faktor pendukung mahasiswa dalam
mencuci tangan
- Ketersedian Fasilitas atau
sarana-sarana kesehatan
lainnya.
c. Faktor penguat
pengetahuan
Kepatuhan mahasiswa
sikap kesehatan gigi dalam
mencuci tangan
fasilitas sebelum tindakan di
klinik gigi
Peran dosen dan
teman sejawat
D. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Ada pengaruh pengetahuan dengan kepatuhan mahasiswa kesehatan gigi
dalam mencuci tangan sebelum tindakan di klinik gigi
2. Ada pengaruh sikap dengan kepatuhan mahasiswa kesehatan gigi dalam
mencuci tangan sebelum tindakan di kloinik gigi
3. Ada pengaruh ketersediaan fasilitas dengan kepatuhan mahasiswa
kesehatan gigi dalam mencuci tangan sebelum tindakan di klinik gigi
4. Ada pengaruh peran dosen dan teman sejawat dengan kepatuhan mahasiwa
kesehatan gigi dalam mencuci tangan sebelum tindakan di klinik gigi
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
B. Subjek penelitian
1. Populasi
Populasi merupakankeseluruhan sumber data yang diperukan dalam suatu
penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa tingkat II
jurusan kesehatan gigi poltekkes tanjung karang.
2. Sampel
Sempel adalah objek yang diteliti dan dianggap dapat mewakili seluruh
populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan populasi yaitu
sebanyak orang (total sampling)
E. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan langsung oleh peneliti dengan cara melakukan
observasi dan membagikan kuisoner
1) Analisi univariat
Analisis univariat yaitu menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel.hasil analisis ini disajikan dalam bentuk
tabel meliputi :
a. Pengetahuan mengenai mencuci tangan
b. Sikap mengenai mencuci tangan
c. Ketersediaan fasilitas cuci tangan
d. Peran dosen dan teman sejawat mengenai mencuci tangan
e. Kepatuhan mengenai mencuci tangan
2) Analisis bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk menguji hubungan antara 2 variabel
yaitu masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat
DAFTAR PUSTAKA
Endiyono, E., & Prasetyo, F. D. (2017). Hubungan Pengetahuan dan Sikap
Mahasiswa Terhadap Kepatuhan Melakukan Cuci Tangan dengan Metode Hand
Wash di IGD RSUD Dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. The 6th
University Research Colloquium, 445–450.
Fauzia, N., Ansyori, A., & Hariyanto, T. (2014). Kepatuhan Standar Prosedur
Operasional Hand Hygiene pada Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit.
Jurnal Kedokteran Brawijaya, 28(1), 95–98.
Ilmiah, J., Batanghari, U., Aini, K., Idris, H., & Zulkarnain, M. (2022). Kepatuhan
Cuci Tangan Petugas Non Kesehatan: Literatur Review. 22(3), 1985–1990.
Octaviani, E., & Fauzi, R. (2020). Analisis Faktor yang Berhubungan dengan
Kepatuhan Mencuci Tangan pada Tenaga Kesehatan di RS Hermina Galaxy
Bekasi. Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, 16(1), 12–19.
Rahayu. (2016). Pelaksanaan Cuci Tangan Perawat di Ruang Perawatan Anak Rumah
Sakit Swasta di Yogyakarta. Jurnal Keperawatan, 401, 21–26.
Riyadi, S., & Kurnianti, R. (2018). Efektivitas penerapan cuci tangan disinfeksi
dalam meningkatkan kepatuhan pencegahan dan pengendalian infeksi silang di
laboratorium pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Jurnal Bahan Kesehatan
Masyarakat, 2(2), 139–146.
Siregar, F. R., & Meliala, A. (2020). Penerapan Cuci Tangan Peserta Didik Di Rumah
Sakit Gigi Dan Mulut Universitas Gadjah Mada Prof. Soedomo. Jurnal
Manajemen Pelayanan Kesehatan, 23(02), 44–50. Wibowo, T., & Parisihni, K.
(2009). Proteksi dokter gigi sebagai pemutus rantai infeksi silang. Journal
PDGI, 58(2), 6–9.
Zainaro, M. A., & Laila, S. A. (2020). Hubungan Motivasi Dan Sikap Dengan
Kepatuhan Perawat Dalam Pelaksanaan Hand Hygiene Di Ruang Rawat Inap
Rsud Dr. a. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung. Malahayati Nursing
Journal, 2(1), 68–82. https://doi.org/10.33024/manuju.v2i1.1679