Anda di halaman 1dari 16

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KEBERSIHAN GIGI

DAN MULUT TERHADAP STATUS OHI-S PADA MAHASISWA

KESEHATAN DAN MAHASISWA NON KESEHATAN DI ASRAMA BHAKTI

HUSADA POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

: Penelitian (mini proposal)

DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT GUNA MEMPEROLEH


GELAR SARJANA KEDOKTERAN GIGI

Oleh :

MUTHIA NABILA HANUM

1910070110048

Dosen Pembimbing :

Drg. Leny Sang Surya,MKM.

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BAITURRAHMAH


PADANG
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KEBERSIHAN GIGI

DAN MULUT TERHADAP STATUS OHI-S PADA MAHASISWA

KESEHATAN DAN MAHASISWA NON KESEHATAN DI ASRAMA BHAKTI

HUSADA POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

Outline BAB I (PENDAHULUAN)

1. Peraturan yang mengatur tentang upaya kesehatan gigi dan mulut


2. Definisi kesehatan gigi dan mulut
3. Pengertian indeks
4. Macam macam indeks
5. Tujuan penggunaan indeks
6. Pengertian pengetahuan
7. Hubungan pengetahuan mahasiswa terhadap status OHI-S
8. Alasan peneliti
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KEBERSIHAN GIGI

DAN MULUT TERHADAP STATUS OHI-S PADA MAHASISWA

KESEHATAN DAN MAHASISWA NON KESEHATAN DI ASRAMA BHAKTI

HUSADA POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

: Penelitian (mini proposal)

DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT GUNA MEMPEROLEH


GELAR SARJANA KEDOKTERAN GIGI

Oleh :

MUTHIA NABILA HANUM

1910070110048

Dosen Pembimbing :

Drg. Leny Sang Surya,MKM.

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BAITURRAHMAH


PADANG
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Undang-undang kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyebutkan bahwa upaya


kesehatan gigi dan mulut diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilakukan secara terpadu,
menyeluruh dan berkesinambungan. Penyelenggaraan upaya kesehatan tersebut
dilaksanakan melalui berbagai kegiatan yang salah satunya adalah dalam bidang
kesehatan gigidan mulut. Seperti yang telah kita ketahui berbagai pelayanan
kesehatan gigi dan mulut telah banyak dilakukan, namun tetap saja penyakit gigi dan
mulut cenderung meningkat. Hal ini disebabkan kurangnya perhatian dan
pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut.

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari keseluruhan yang tidak
dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh secara umum. Kesehatan gigi atau yang sering
disebut kesehatan mulut adalah kesejahteraan rongga mulut, termasuk gigi, struktur
serta jaringan-jaringan pendukungnya bebas dari penyakit dan rasa sakit, mulut
serta jaringan-jaringan pendukungnya berfungsi secara optimal, yang akan
menjadikan percaya diri serta hubungan interpersonal dalam tingkatan paling tinggi.
Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang perlu
mendapat perhatian serius dari tenaga kesehatan, baik dokter maupun perawat gigi,
hal ini terlihat bahwa penyakit gigi dan mulut masih diderita oleh 90% penduduk
Indonesia.

Pengertian indeks adalah suatu angka yang menunjukkan keadaan klinis yang didapat
dari hasil pemeriksaan yang dilakukan dengan cara mengukur luas dari permukaan
gigi yang ditutupi oleh plak maupun kalkulus. Angka yang diperoleh berdasarkan
penilaian yang obyektif, hal ini bertujuan untuk membedakan keadaan klinis
seseorang dengan orang lain pada saat yang bersamaan atau berlainan. Sehingga dapat
dilakukan perawatan yang sesuai.

Indeks yang digunakan untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut yaitu OHI (Oral
Hygiene Index), OHI-S (Simplified Oral Hygiene Index), PHP-M (Modified Patient
Hygiene Performance), Plaque Free Score Index, PlaqueControl Record, danOral
Health Status Index. OHI-S diperkenalkan oleh Green dan Vermillion. Tujuan
penggunaan OHI-S ini adalah mengembangkan suatu tehnik pengukuran yang dapat
dipergunakan untuk mempelajari epidemiologi dari penyakit periodontal dan
kalkulus, untuk menilai hasil dari cara sikat gigi, menilai kegiatan kesehatan gigi dari
masyarakat, serta menilai efek segera dan jangka panjang dari program pendidikan
kesehatan gigi . OHI-S digunakan karena dapat mengukur kebersihan gigi dan mulut
suatu kelompok dengan metode yang sederhana dan cepat.

Pengetahuan merupakan faktor dominan yang sangat penting dalam membentuk


tindakan seseorang. Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari
oleh pengetahuan. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan
kesadaran tidak akan berlangsung lama.Pengetahuan merupakan salah satu penentu
didalam pembentukan perilaku.Pendidikan formal merupakan tempat utama seseorang
untuk meningkatkan pengetahuan. Contoh pengetahuan adalah melalui pendidikan.
Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan atau aplikasi konsep pendidikan dan
konsep sehat. Pendidikan kesehatan adalah suatu proses belajar yang timbul karena
adanya kebutuhan akan kesehatan, dijalankan dengan pengetahuan mengenai
kesehatan dan yang menimbulkan aktivitas perorangan dan masyarakat dengantujuan
menghasilkan kesehatan yang baik.

Hubungan pengetahuan mahasiswa akan berhubungan dengan kesehatan gigi dan


mulut yaitu status OHI-S. Hubungan pengetahuan dengan status OHI-S yaitu jika
seseorang mempunyai pengetahuan akan kesehatan khususnya status OHI-S, maka ia
akan mengetahui dampak yang akan ditimbulkan jika membiarkan saja tanpa
dilakukan pencegahan. Dan pengetahuan akan cara pencegahan penyakit akan
membuat mereka bisa mencegah sendiri dan mengurangi terkena dampak penyakit
gigi dan mulut yang serius.

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kebersihan Gigi Dan Mulut

Terhadap Status OHI-S Pada Mahasiswa Kesehatan Dan Non Kesehatan Di

Asrama Bhakti Husada Politeknik Negeri Semarang”

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :“Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan tentang kebersihan gigi dan
mulut terhadap status OHI-S pada mahasiswa kesehatan dan non kesehatan.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut terhadap
status OHI-S pada mahasiswa kesehatan dan non kesehatan.

2. Tujuan khusus

a.Untuk mengukur tingkat pengetahuan kebersihan gigi dan mulut pada mahasiswa
b.Untuk mengetahui status OHI-S pada mahasiswa.
c.Untuk mengetahui hubungan latar belakang pendidikan dengan
status OHI-S mahasiswa.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah manfaat dan


masukan bagi ilmu pengetahuan dibidang kesehatan gigi dan mulut
serta meningkatkan pengetahuan antara mahasiswa kesehatan dan
mahasiswa non kesehatan tentang kebersihan gigi dan mulut atau OHI-S.

2. Manfaat Praktis

a.Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman penulis mengenai
hubungan antara tingkat pengetahuan mahasiswa kesehatan dan mahasiswa non
kesehatan terhadap status OHI-S
atau kebersihan gigi dan mulut.

b.Bagi Akademik
Dapat bermanfaat menambah kajian dan referensi bagi pengembangan ilmu
pengetahuan kesehatan gigi dan mulut tentang pengetahuan dan kebersihan gigi dan
mulut pada mahasiswa.
c.Bagi Masyarakat
Dapat menambah pengetahuan serta kesadaran bagi masyarakat
khususnya mahasiswa akan pentingnya menjaga kesehatan terutama kesehatan gigi
dan mulut.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Outline BAB II (Kajian Pustaka)

2.1 Pengetahuan

1. Definisi pengetahuan
2. Proses pengetahuan

2.2 Kebersihan gigi dan mulut

3. Dampak apabila tidak menjaga kebersihan gigi dan mulut


4. Definisi plak gigi (Debris)
5. Proses terbentuknya plak gigi
6. Status kebersihan gigi dan mulut (OHI-S)

2.3 Hubungan pengetahuan dengan status OHI-S

2.4 Kerangka konsep

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap suatu objek terjadi
melalui panca indera manusia yaitu : penglihatan, pendengaran, penciuman rasa dan
raba dengan sendiri. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga. Pengetahuan merupakan dominan yang sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang (overt behavior). Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan
lebih langgeng daripada yang tidak didasari oleh pengetahuan.

2.1.2 Proses Pengetahuan

Notoatmodjo (2010) mengemukakan bahwa pengetahuan yang dicakup dalam domain


kognitif mempunyai 6 (enam) tingkatan yaitu :

a.Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall), terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Merupakan
tingkat pengetahuan yang paling rendah.

b.Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu untuk menjelaskan secara benar tentang objek
yang diketahui dan dapat mengintrepetasikan materi
tersebut secara benar.

c.Aplikasi (appilcation)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya.

d.Analisa (analysis)
Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan materi atau
obyek ke dalam komponen-komponen tetapi di dalam suatu struktur organisasi
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e.Sintesis (synthetis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu keseluruhan yang baru.

f.Evaluasi (evaluation)
Evaluasi adalah kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap
suatu materiatau objek tertentu. Contohnya, mampu menilai kondisi kesehatan gusi
anaknya pada saat tertentu.

2.2 Kebersihan gigi dan mulut

2.2.3 Dampak apabila tidak menjaga kebersihan gigi dan mulut

Apabila tidak menjaga kebersihan gigi dan mulut maka akan timbul plak, debris
maupun kalkulus,hal inilah yang nantinya akan membawa kepada masalah kesehatan
yang lain seperti karies, gingivitis hingga periodontitis.

2.2.4 Definisi Plak gigi (Debris)

Istilah plak pertama kali digunakan dalam kedokteran gigi pada tahun 1898 oleh G.V
Black untuk menyebutkan suatu massa pelikel mikroorganisme yang terdapat pada
lesi-lesi karies. Sejak itu plak didefinisikan sebagai benda lunak, material kuat yang
bertahan pada permukaan gigi dan tidak dapat lepas dengan kumur-kumur air, atau
sebagai massa lunak yang konsistensinya terdiri dari sebagian besar variasi bakteri
yang bersama-sama melekat dalam sebuah substansi intermikrobial.

Plak gigi adalah endapan lunak, tidak berwarna dan mengandung aneka ragam bakteri
yang melekat erat pada permukaan gigi. Plak tidak dapat dibersihkan dengan hanya
berkumur-kumur, semprotasn air atau udara tetapi plak hanya dapat dibersihkan
dengan cara mekanis. Sampai saat ini cara mekanis yang paling efektif untuk
membersihkan plak adalah dengan menggosok gigi.

Plak gigi merupakan deposit lunak berupa lapisan tipis (biofilm) yang melekat erat
pada permukaan gigi atau permukaan struktur keras lain dalam rongga mulut. Plak
gigi adalah komunitas mikroba kompleks yang terbentuk pada seluruh permukaan gigi
yang terpapar produk bakteri dalam rongga mulut. Komunitas mikroba kompleks
dapat terdiri dari bakteri hidup, bakteri yang telah mati serta produk sintesis bakteri,
maupun saliva. Plak mempunyai tampilan klinis berupa lapisan bakteri lunak non
kalsifikasi yang terakumulasi dan melekat pada gigi/objek lain di dalam mulut seperti
restorasi, denture, serta kalkulus dan dapat terlihat dengan bantuan disclossing agent.

2.2.5 Proses terbentuknya plak gigi

1.)Pembentukan dental pellicle

Pembentukan dental pellicle adalah fase awal dari pembentukan plak. Beberapa detik
setelah penyikatan gigi, akan terbentuk deposit selapis tipis dan protein saliva yang
terutama terdiri dari glikoprotein pada permukaan gigi (serta pada restorasi gigi
tiruan). Lapisan yang disebut pelikelini tipis (0,5μm), translusen, halus, dan tidak
berwarna. Lapisan ini melekat erat pada permukaan gigi.

2.)Kolonisasi awal pada permukaan gigi

Dalam waktu beberapa menit setelah terdepositnya pelikel-pelikel ini akan


terpopulasi dengan bakteri. Bakteri dapat terdeposit langsung pada email, tetapi
biasanya bakteri melekat terlebih dahulu pada pelikel dan bakteri dapat
menyeblubungi glikoprotein saliva. Bakteri awal yang berkolonisasi dengan Pelicle
pada permukaan gigi sebagian besar adalah bakteri gram positif fakultatif seperti
Actinomyces viscosus dan Streptococcus sanguis.

3.)Kolonisasi kedua dan maturasi plak gigi

Kolonisasi kedua adalah mikroorganisme yang pada awalnya tidak berkoloni pada
permukaan gigi termasuk Prevotella intermedia Prevotella loescheii Capnocytophaga
spp. Fusobacterium nucleatumdan Porphyromonas gingivalis. Mikroorganisme ini
melekat pada sel bakteri yang telah berada dalam plak. Selama proses ini kondisi
lingkungan perlahan-lahan akan berubah dan menyebabkan terjadinya pertumbuhan
selektif. Keadaan ini akan menyebabkan perubahan komposisi bakteri, dan setelah 2-3
minggu akan terjadi pertumbuhan flora kompleks, termasuk bakteri anaerob gram
negatif, bakteri motil dan sptrochaeta.

2.2.6 Status kebersihan mulut

Pada umumnya untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut menggunakan suatu
Indeks. Indeks adalah suatu angka yang menunjukkan keadaan klinis yang didapat
pada waktu dilakukan pemeriksaan,dengan cara mengukur luas dari permukaan gigi
yang ditutupi oleh plak maupun kalkulus, dengan demikian angka yang diperoleh
berdasarkan penilaian yang obyektif. Dengan demikian apabila kita sudah mengetahui
nilai / angka kebersihan gigi dan mulut dari seorang pasien kita dapat memberikan
pendidikan/penyuluhan , motivasi dan evaluasi yaitu dengan melihat kemajuan
ataupun kemunduran kebersihan gigi dan mulut seseorang atau sekelompok orang ,
ataupun kita dapat melihat perbedaan keadaan klinis seseorang atau sekelompok
orang. Kita dapat membedakan penilaian apabila penilaian yang dilakukan oleh
pemeriksa seragam oleh karena itu pada saat pengukuran diperlukan sekali ketelitian
dan keseragaman penilaian diantara pemeriksa sehingga diperoleh nilai yang akurat
dan seragam dari setiap pemeriksa . Untuk mendapatkan nilai yang akurat tentunya
diantara pemeriksa harus mempunyai pandangan yang sama dalam penilaian ,oleh
karena itu perlu sekali dilakukan kalibrasi terlebih dahulu.

OHI-S adalah angka yang menyatakan keadaan klinis/kebersihan mulut seseorang


yang didapat pada waktu dilakukan pemeriksaan. Status kebersihan gigi dan mulut
adalah keadaan kebersihan gigi dan mulut seseorang yang diperoleh dengan
menggunakan keriteria tertentu dari hasil pemeriksaan obyektif, untuk membedakan
keadaan klinis seseorang dengan orang lain pada saat yang bersamaan atau berlainan.
OHI-S digunakan karena dapat mengukur kebersihan gigi dan mulut suatu kelompok
dengan metode yang sederhana dan cepat.

Jika gigi indeks pada suatu segmen tidak ada, dilakukan penggantian gigi tersebut
dengan ketentuan sebagai berikut :
a.Jika gigi molar pertama tidak ada, penilaian dilakukan pada gigi molar kedua, jika
gigi molar pertama dan kedua tidak ada penilaian dilakukan pada molar ketiga akan
tetapi jika gigi molar pertama, kedua ketiga tidak ada maka tidak ada penilaian untuk
segmen tersebut.
b.Jika gigi incisif pertama kanan atas tidak ada, dapat diganti oleh gigi incisif kiri dan
jika gigi incisif kiri bawah tidak ada, dapat diganti dengan gigi incisif pertama kanan
bawah, akan tetapi jika gigi incisif pertama kiri atau kanan tidak ada, maka tidak ada
penilaian untuk segmen tersebut.
c.Gigi indeks dianggap tidak ada pada keadaan-keadaan
seperti : gigi hilang karena dicabut, gigi yang merupakan sisa akar, gigi yang
merupakan mahkota jaket, baik yang terbuat dari akrilik maupun logam, mahkota gigi
sudah hilang atau rusak lebih dari ½ bagiannya pada permukaan indeks akibat karies
maupun faktur, gigi yang erupsinya belum mencapai½ tinggi mahkota klinis.
d.Penilaian dapat dilakukan jika minimal ada dua gigi indeks yang dapat diperiksa.
e.Penilaian dapat diperoleh dengan melakukan pemeriksaan hanya apda gigi
permanen.Menurut Buku Preventif Dentistry DEPKES (2008) sebelum kita menilai
Debris dan Kalkulus agar mempermudah penilaian, kita dapat membagi permukaan
gigi yang akan dinilai dengan garis khayal menjadi 3 (tiga) bagian sama besar/luas
secara horizontal.

2.3 Hubungan pengetahuan dengan OHI-S

Dalam hal ini pengetahuan mahasiswa akan berhubungan dengan kesehatan gigi dan
mulut yaitu status OHI-S. Hubunganpengetahuan dengan status OHI-S yaitu jika
seseorang mempunyai pengetahuan akan kesehatan khususnya status OHI-S, maka ia
akan mengetahui dampak yang akan ditimbulkan jika membiarkan saja taanpa
dilakukan pencegahan. Dan pengetahuan akan cara pencegahan penyakit akan
membuat mereka bisa mencegah sendiri dan mengurangi terkena dampak penyakit
gigi dan mulut yang serius.

Tingkat pengetahuan akan mempengaruhi sesorang dalam menjaga kebersihan gigi


dan mulut. Jika seseorang sudah mengetahui akibat yang akan ditimbulkan dari suatu
masalah maka sebelumnya dia akan melakukan pencegahan. Tingkat pengetahuan
akan berpengaruh sangat besar terhadap kebersihan gigi dan mulut. Apabila seseorang
tidak mengetahui apa itu kebersihan gigi dan mulut dan akbiatnya maka orang
tersebut akan sangat beresiko terkena penyakit gigi dan mulut yang disebabkan oleh
kebersihan gigi dan mulut.
2.4 Kerangka konsep

Variabel Pengaruh :
Tingkat Pengetahuan
mahasiswa kesehatan dan Variabel terpengaruh :
OHI-S
mahasiswa non kesehatan

Variabel terkendali :
- Pendidikan
- Umur 19 - 22 tahun Variabel Tak Terkendali :
- Morfologi Gigi
- Pola Makan
- Gesekan dengan makanan
- Saliva
- Informasi
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan penelitian

Jenis penelitian ini yaitu Deskriptif Kuantitatif yaitu penelitian yang dilakukan untuk
menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di masyarakat. Jenis pendekatan
penelitian dengan rancangan Cross sectional study.

3.2 Lokasi dan Waktu penelitian

Penelitian di lakukan di kota Semarang khususnya pada Asrama Bhakti Husada


Politeknik Kesehatan. Dan waktu penelitian dimulai dari bulan September -
November 2022.

3.3 Populasi dan Sampel penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Dari keseluruhan populasi mahasiswa di Asrama Bhakti Husada Politeknik Kesehatan


Semarang dan mahasiswa organisasi daerah Kurmapoci Politeknik Negeri Semarang.

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel berjumlah 141 orang mahasiswa kesehatan yaitu asrama Bhakti Husada
Politeknik Kesehatan Semarang kecuali jurusan keperawatan gigi dan 60 mahasiswa
non kesehatan yaitu mahasiswa organisasi daerah kurmapoci Politeknik Negeri
Semarang.

3.3.3 Teknik pengambilan sampel

Probability sampling dengan simpel random sampling.

3.3.4 Besar sampel

Besar sampel yaitu mahasiswa kesehatan dan non kesehatan yang ada di Politeknik
Negeri Semarang.

3.3.5 Kriteria Inklusi

1. Mahasiswa kesehatan Asrama Bhakti Husada Politeknik Negeri Semarang pada


tahun angkatan 2019-2021
2. Mahasiswa Non kesehatan Politeknik Negeri Semarang pada tahun angkatan 2019-
2021
3. Bersedia tanpa paksaan atau sukarela mengikuti kegiatan penelitian ini
4. Bersikap Kooperatif
3.3.6 Kriteria Ekslusi

1. Mahasiswa yang berhalangan hadir


2. Mahasiswa yang tidak mendapatkan izin dari kedua orang tua

3.4 Variabel Penelitian

1.Variabel Pengaruh
Variabel yang memiliki pengaruh pada variabel lain. Variabel pengaruh pada
penelitian ini adalah tingkat pengetahuan mahasiswa kesehatan dan mahasiswa non
kesehatan.
2.Variabel Terpengaruh
Variabel yang dipengaruhi dari variabel pengaruh. Variabel terpengaruh dalam
penelitian ini adalah status OHI-S.
3.Variabel Terkendali
Variabel yang dikendalikan peneliti. Variabel terkendali dalam penelitian ini adalah
pendidikan, umur 18-25 tahun.
4.Variabel Tak Terkendali
Variabel yang tidak dikendalikan peneliti. Variabel tak terkendali dalam penelitian ini
adalah morfologi gigi, anatomi gigi, pola makan, gesekan
dengan makanan, saliva dan informasi.

3.5 Metode Pengumpulan data


Data dikumpulkan dengan memberikan kuisioner dan observasi secara langsung.

3.6 Definisi Operational

1. Variabel Pengaruh

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa terhadap kebersihan gigi dan mulut. Pengetahuan


kebersihan gigi dan mulut adalah hasil tahu responden terhadap keadaan kebersihan
yang terjadi didalam rongga mulut yang bebas dari plak dan kotoran pada permukaan
gigi. Pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut diukur dengan memberikan kue
sioner kepada responden sebanyak 20 pertanyaan, dimana setiap pertanyaan dengan
jawaban benar diberi nilai 1 dan yang salah diberi nilai 0.Untuk membagi tingkat
pengetahuan dengan melihat tingkat variasi suatu kelompok data dengan
menggunakan statistika sederhana dengan skala pengukuran tingkat pengetahuan yang
terdiri dari : Baik (≥ 75%), Sedang (56%-74%), Buruk (≤ 55 %).

2.Variabel Terpengaruh
Status Kebersihan Gigi dan Mulut (OHI-S). Status kebersihan gigi dan mulut adalah
keadaan kebersihan gigi dan mulut seseorang yang diperoleh dengan menggunakan
kriteria tertentu dari hasil pemeriksaan obyektif, untuk membedakan keadaan klinis
seseorang dengan orang lain pada saat yang bersamaan atau berlainan.Untuk
mengukur kebersihan gigi dan mulut kita menggunakan Oral Hygiene Index
Simplified dari Green dan Vermilion. OHI-S diperoleh N= A x 100%B dengan cara
menjumlahkan DebrisIndex dan Kalkulus Index Debris Indeks(DI) adalah skor dari
endapan lunak yang terjadi karena adanya sisa makanan yang melekat pada gigi
penentu. Calculus Indeks(CI) adalah skor dari endapan keras (karang gigi) yang
terjadi karena debris mengalami pengapuran yang melekat pada gigi penentu. Skala
pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal.

3.7 Instrumen Penelitian

No. Variabel Metode Instrumen


penelitian
1. Variabel pengaruh : Tingkat Google Form Kuisioner
pengetahuan mahasiswa

2. Variabel terpengaruh : Status OHI-S Pemeriksaan - kartu status


Langsung - oral diagnostic
set
- handscoon
- masker
- kapas
- alchol 70%

3.8 Alur penelitian

1. Tahap Persiapan

a.Menyiapkan alat penelitian yang akan digunakan yaitu kuesioner.


b.Melakukan perijinan.
c.Menentukan sampel.
d.Menentukan waktu pelaksanaan.
e.Memberikan penjelasan kepada responden.
f.Menyiapkan alat diagnostic set.
g.Menyiapkan kartu status.

2. Tahap Pelaksanaan

a.Membagikan kuesioner kepada responden.


b.Melakukan pemeriksaan OHI-S setelah pemberian kuesioner.
c.Merekap hasil kuesioner dan hasil pemeriksaan OHI-S.

3.9 Analisis Data

Analisis data yang digunakan yaitu :


Analisis Multivariat adalah sekumpulan model statistik yang memeriksa pola dalam
data multidimensi dengan mempertimbangkan, sekaligus, beberapa variabel data. Ini
adalah perluasan dari analisis data bivariat, yang hanya mempertimbangkan dua
variabel dalam modelnya.

Anda mungkin juga menyukai