Abstract
Oral health is an important part of general body health and is related by several factors, behavioral
domain factor is one of related factor consisting of knowledge, attitudes, and actions. The purpose
of this study is to analyze the differences of oral hygiene and periodontal health in dental students
with non-dental health students at Jember University. This research was an observational analytic
with cross-sectional findings. The subjects were 274 Jember University health students. Data
obtained by taking questionnaires and clinical examinations using OHI-S to see the oral hygiene
level and CPITN to see periodontal health. The result of this study is dental students and non-
dental health students has the same level of oral hygiene that is the medium level with lower OHI-S
scores for dental students compared to non-dental health students. There is no difference in the
periodontal health status of dental students with non-dental health students at Jember University.
Abstrak
Kesehatan rongga mulut merupakan bagian yang penting dari kesehatan tubuh secara umum dan
terkait oleh beberapa faktor, faktor domain perilaku adalah salah satu faktor yang terkait yang terdiri
dari pengetahuan, sikap, dan tindakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan
kebersihan mulut dan kesehatan periodontal pada mahasiswa kedokteran gigi dengan mahasiswa
kesehatan non-kedokteran gigi di Universitas Jember. Penelitian ini adalah penelitian analitik
observasional dengan pendekatan cross-sectional. Subjek penelitian merupakan 274 mahasiswa
kesehatan Universitas Jember. Data diperoleh dengan mengambil kuesioner dan pemeriksaan klinis
menggunakan OHI-S untuk melihat tingkat kebersihan mulut dan CPITN untuk melihat kesehatan
periodontal. Hasil dari penelitian ini adalah mahasiswa kedokteran gigi dan mahasiswa kesehatan
non-kedokteran gigi memiliki tingkat kebersihan mulut yang sama yaitu sedang dengan skor OHI-S
yang lebih rendah untuk mahasiswa kedokteran gigi dibandingkan dengan mahasiswa kesehatan
non-kedokteran gigi. Tidak ada perbedaan dalam status kesehatan periodontal mahasiswa
kedokteran gigi dengan mahasiswa kesehatan non-kedokteran gigi di Universitas Jember.
Kata kunci: OHI-S, CPITN, mahasiswa kedokteran gigi, mahasiswa kesehatan non-kedokteran gigi.
subjek menjawab pertanyaan kuesioner secara membutuhkan TN 4 yang disajikan pada tabel 2.
langsung dan dilakukan pemeriksaan kondisi Pada hasil kuesioner sebagian besar baik
kebersihan rongga mulut menggunakan Oral mahasiswa kedokteran gigi maupun mahasiswa
Hygiene Index simplified (OHI-S) serta kesehatan non-kedokteran gigi sudah memiliki
pemeriksaan kesehatan periodontal pengetahuan yang baik mengenai pemeliharaan
menggunakan Community Periodontal Index of kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut
Treatment Needs (CPITN). Data yang diperoleh walaupun masih terdapat beberapa mahasiswa
kemudian diolah dan dianalisis menggunakan kedokteran gigi dan mahasiswa kesehatan non-
program Statistical Product and Sevise Solution kedokteran gigi yang memiliki pengetahuan
(SPSS) yang disajikan dalam bentuk tabel keliru mengenai hal tersebut. Secara lengkap
distribusi frekuensi. diuraikan pada tabel 3.
mewujudkan kebersihan mulut yang baik [9]. dibiarkan akan mengalami kalsifikasi dan akan
Pengetahuan subyek tentang kesehatan gigi membentuk kalkulus yang melekat erat pada
dan mulut termasuk didalamnya mengenai cara permukaan gigi. Komponen-komponen tersebut
pemeliharaan kebersihan dan kesehatan gigi merupakan salah satu tanda yang dapat
dan mulut dapat dilihat pada hasil kuesioner menentukan kebersihan rongga mulut sehingga
yang telah diisi oleh subyek. pemahaman yang keliru dapat mempengaruhi
Kuesioner yang telah diisi oleh subyek cara pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut
menunjukkan bahwa pada sebagian besar menjadi kurang baik atau optimal [8,10].
mahasiswa kesehatan non-kedokteran gigi Mahasiswa kesehatan non-kedokteran gigi juga
sudah pernah mendapatkan penyuluhan seputar sebagian besar sama sekali tidak melakukan
kesehatan gigi dan mulut, tetapi pada hasil kontrol ke dokter gigi. Rata-rata rutinitas
pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut perawatan diri di rumah berlangsung kurang dari
menunjukkan terdapat perbedaan skor OHI-S 2 menit dan hanya menghilangkan 40% biofilm
antara mahasiswa kedokteran gigi dengan plak, sehingga harus tetap melakukan kontrol ke
mahasiswa kesehatan non-kedokteran gigi. dokter gigi secara rutin agar tercapai kebersihan
Hasil ini dapat terjadi kemungkinan karena serta kesehatan gigi dan mulut yang baik [6].
pengetahuan yang dimiliki mahasiswa Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
kesehatan non-kedokteran gigi tidak diikuti penelitian dari Nurjannah tahun 2016 tentang
dengan sikap dan tindakan yang baik. hubungan pengetahuan, sikap, dan tindakan
Pernyataan tersebut dapat didukung oleh hasil kesehatan gigi dan mulut terhadap status
kuesioner bahwa sebagian besar mahasiswa kebersihan mulut yang dilakukan pada pelajar
kesehatan non-kedokteran gigi walaupun sudah SMP/MTs Pondok Pesantren Putri Ummul
pernah mendapat penyuluhan seputar Mukminin, yaitu tidak ada hubungan yang
kesehatan gigi dan mulut masih memiliki bermakna antara pengetahuan terhadap status
pemahaman yang keliru mengenai plak gigi dan kebersihan gigi dan mulut pada pelajar
frekuensi kontrol ke dokter gigi. Sebagian besar SMP/MTs Pondok Pesantren Putri Ummul
mahasiswa kesehatan non-kedokteran gigi Mukminin Makasar [11]. Hal ini menunjukkan
ternyata memiliki pemahaman bahwa plak bahwa tingkat pengetahuan subyek yang baik
merupakan lapisan keras yang terdiri dari tidak selalu diikuti dengan status kebersihan gigi
bakteri dan sisa makanan, bahkan masih dan mulut yang baik pula.
terdapat mahasiswa kesehatan non-kedokteran Pemeriksaan CPITN mendapatkan hasil
gigi yang tidak mengetahui definisi dari plak. bahwa tidak terdapat perbedaan status
Plak sebenarnya adalah deposit lunak berupa kesehatan periodontal antara mahasiswa
lapisan tipis yang melekat pada permukaan gigi kedokteran gigi dengan mahasiswa kesehatan
yang terdiri atas akumulasi atau kumpulan non-kedokteran gigi. Sebagian besar
debris sisa makanan, bakteri, dan produk- mahasiswa kesehatan Universitas Jember baik
produknya. Plak yang menumpuk apabila mahasiswa kedokteran gigi maupun mahasiswa
Semarang). Medali Jurnal. 2014: 2(1): 64- malam terhadap skor Indeks Plak dan pH
68. saliva. Insisiva Dental Journal. 2017: 6(2):
[10] Basuni., Cholil., dan Debby, K. T. P. 1-8.
Gambaran indeks kebersihan mulut [14] Lidia, S. S., dan Muji, S. Tindakan
berdasarkan tingkat pendidikan masyarakat pencegahan karies gigi pada siswa sekolah
di Desa Guntung Ujung Kabupaten Banjar. dasar berdasarkan teori health belief
Dentino (Jur. Ked. Gigi). 2014: 2(1): 18-23. model. Jurnal Promkes. 2017: 5(1): 59-70.
[11] Nurjannah. Hubungan Pengetahuan, Sikap [15] Hamdini, H., Rabia’tul. A., dan Rasmidar. S.
dan Tindakan Kesehatan Gigi dan Mulut Efektivitas penggunaan tongue scraper
terhadap Status Kebersihan Mulut Pelajar terhadap penurunan indeks tongue coating
SMP/MTS Pondok Pesantren Putri Ummul dan jumlah koloni bakteri anaerob lidah.
Mukminin. Skripsi. Fakultas Kedokteran Dentofasial. 2011: 10(1): 32-35.
Gigi Universitas Hasanuddin. 2016 [16] Reny, N. W. Pengaruh Media Buku
[12] Sufriani., dan Ruhul. A. Gambaran Bergambar SOGI (Menggosok Gigi)
menggosok gigi dan kebiasaan terhadap Pengetahuan dan Praktik
mengkonsumsi makanan kariogenik pada Menggosok Gigi pada Siswa Madrasah
usia sekolah di SDN 54 Tahija Banda Aceh. Ibtidaiyah Negeri Sumurejo Kecamatan
Journal of Syiah Kuala Dentistry Society. Gunungpati Semarang Tahun 2015. Skripsi.
2018: 3(1): 37-43. Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat
[13] Dyah, T., dan Agnimas, D. P. Pengaruh Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
kebiasaan menyikat gigi sebelum tidur Negeri Semarang. 2015