Anda di halaman 1dari 8

Amelia, et al, Perbedaan Kebersihan Rongga Mulut dan Kesehatan Periodontal antara Mahasiswa...

PERBEDAAN KEBERSIHAN RONGGA MULUT DAN


KESEHATAN PERIODONTAL ANTARA MAHASISWA
KEDOKTERAN GIGI DENGAN MAHASISWA
KESEHATAN NON-KEDOKTERAN GIGI
DI UNIVERSITAS JEMBER
(Differences In Mouth Clean And Periodontal Health Between
Dental Students With Non-Dental Health Students In Jember
University)
Sita Amelia1, Depi Praharani2, Dyah Setyorini3
1
Pendidikan Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Jember
2
Bagian Periodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Jember
3
Bagian Pedodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Jember
Jalan Kalimantan 37, Jember 68121
sitaamelia@ymail.com

Abstract
Oral health is an important part of general body health and is related by several factors, behavioral
domain factor is one of related factor consisting of knowledge, attitudes, and actions. The purpose
of this study is to analyze the differences of oral hygiene and periodontal health in dental students
with non-dental health students at Jember University. This research was an observational analytic
with cross-sectional findings. The subjects were 274 Jember University health students. Data
obtained by taking questionnaires and clinical examinations using OHI-S to see the oral hygiene
level and CPITN to see periodontal health. The result of this study is dental students and non-
dental health students has the same level of oral hygiene that is the medium level with lower OHI-S
scores for dental students compared to non-dental health students. There is no difference in the
periodontal health status of dental students with non-dental health students at Jember University.

Keywords: OHI-S, CPITN, dental students, non-dental health students.

Abstrak
Kesehatan rongga mulut merupakan bagian yang penting dari kesehatan tubuh secara umum dan
terkait oleh beberapa faktor, faktor domain perilaku adalah salah satu faktor yang terkait yang terdiri
dari pengetahuan, sikap, dan tindakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan
kebersihan mulut dan kesehatan periodontal pada mahasiswa kedokteran gigi dengan mahasiswa
kesehatan non-kedokteran gigi di Universitas Jember. Penelitian ini adalah penelitian analitik
observasional dengan pendekatan cross-sectional. Subjek penelitian merupakan 274 mahasiswa
kesehatan Universitas Jember. Data diperoleh dengan mengambil kuesioner dan pemeriksaan klinis
menggunakan OHI-S untuk melihat tingkat kebersihan mulut dan CPITN untuk melihat kesehatan
periodontal. Hasil dari penelitian ini adalah mahasiswa kedokteran gigi dan mahasiswa kesehatan
non-kedokteran gigi memiliki tingkat kebersihan mulut yang sama yaitu sedang dengan skor OHI-S
yang lebih rendah untuk mahasiswa kedokteran gigi dibandingkan dengan mahasiswa kesehatan
non-kedokteran gigi. Tidak ada perbedaan dalam status kesehatan periodontal mahasiswa
kedokteran gigi dengan mahasiswa kesehatan non-kedokteran gigi di Universitas Jember.

Kata kunci: OHI-S, CPITN, mahasiswa kedokteran gigi, mahasiswa kesehatan non-kedokteran gigi.

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. (no.), bulan, tahun


Amelia, et al, Perbedaan Kebersihan Rongga Mulut dan Kesehatan Periodontal antara Mahasiswa...

Pendahuluan keras gigi [8].


Kesehatan gigi dan mulut merupakan Permasalahan gigi dan mulut dipengaruhi
salah satu bagian dari kesehatan jasmani yang oleh faktor domain perilaku kesehatan yang
tidak dapat dipisahkan satu dengan yang terdiri dari pengetahuan, sikap dan tindakan.
lainnya karena jika dipisahkan akan Pengetahuan yang diperoleh atau dimiliki
mempengaruhi kondisi tubuh secara seseorang dapat menentukan sikap dan
keseluruhan [1]. Kebersihan rongga mulut tindakan seseorang terhadap kesehatannya [9].
merupakan salah satu faktor penentu kesehatan Mahasiswa kedokteran gigi dan mahasiswa
gigi dan mulut. kesehatan non-kedokteran gigi sama-sama
Hasil Riset Kesehatan Dasar memiliki pengetahuan mengenai kesehatan
(RISKESDAS) mengenai prevalensi yang didapatkan dari pendidikan sesuai dengan
permasalahan gigi dan mulut di Indonesia pada bidang kesehatan masing-masing. Tujuan dari
tahun 2007 sebesar 23,4%, pada RISKESDAS penelitian ini adalah untuk menganalisis
tahun 2013 sebesar 25,9%, dan pada perbedaan tingkat kebersihan rongga mulut dan
RISKESDAS tahun 2018 mencapai angka status kesehatan periodontal mahasiswa
57,6% yang berarti terjadi peningkatan kedokteran gigi dan mahasiswa kesehatan non-
prevalensi permasalahan gigi dan mulut setiap kedokteran gigi di Universitas Jember.
tahunnya di Indonesia [2,3,4]. WHO melaporkan
bahwa salah satu penyakit gigi dan mulut yang Metode Penelitian
banyak dijumpai di masyarakat adalah penyakit Penelitian ini merupakan penelitian analitik
periodontal. Hasil penelitian Nazir tahun 2017 observasional dengan pendekatan cross
mendapatkan 86% dari populasi yang diteliti di sectional. Penelitian dilakukan pada bulan
Indonesia menderita penyakit periodontal dan Maret-Mei 2019 di Klinik Periodonsia Rumah
hanya 14% yang tidak menderita penyakit Sakit Gigi dan Mulut Universitas Jember dengan
periodontal [5]. jumlah sampel yang diteliti sebanyak 274
Penyakit periodontal adalah penyakit mahasiswa kesehatan Universitas Jember
inflamasi yang terjadi pada jaringan pendukung dengan menggunakan metode purposive
gigi yaitu gingiva, ligamen periodontal, sampling. Sebelum melaksanakan penelitian
sementum, dan tulang alveolar. Jika penyakit ini subyek di instruksikan untuk menyikat gigi dan
tidak dirawat maka akan menyebabkan tidak makan sebelum dilakukan pemeriksaan
kehilangan perlekatan dan kerusakan progresif kebersihan rongga mulut dan kesehatan
jaringan periodontal sehingga terjadi tanggal gigi periodontal, dan dilakukan prosedur persetujuan
[6]. Penyebab utama penyakit periodontal dengan pengisian inform consent. Pengumpulan
adalah bakteri plak gigi [7]. Plak merupakan data diperoleh melalui kuesioner, pemeriksaan
kumpulan mikroorganisme atau bakteri yang status kebersihan rongga mulut dan kesehatan
berkembang biak, terikat dalam suatu matriks periodontal. Subjek diminta untuk mengisi
organik, dan melekat erat pada permukaan informed consent terlebih dahulu, kemudian

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. (no.), bulan, tahun


Amelia, et al, Perbedaan Kebersihan Rongga Mulut dan Kesehatan Periodontal antara Mahasiswa...

subjek menjawab pertanyaan kuesioner secara membutuhkan TN 4 yang disajikan pada tabel 2.
langsung dan dilakukan pemeriksaan kondisi Pada hasil kuesioner sebagian besar baik
kebersihan rongga mulut menggunakan Oral mahasiswa kedokteran gigi maupun mahasiswa
Hygiene Index simplified (OHI-S) serta kesehatan non-kedokteran gigi sudah memiliki
pemeriksaan kesehatan periodontal pengetahuan yang baik mengenai pemeliharaan
menggunakan Community Periodontal Index of kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut
Treatment Needs (CPITN). Data yang diperoleh walaupun masih terdapat beberapa mahasiswa
kemudian diolah dan dianalisis menggunakan kedokteran gigi dan mahasiswa kesehatan non-
program Statistical Product and Sevise Solution kedokteran gigi yang memiliki pengetahuan
(SPSS) yang disajikan dalam bentuk tabel keliru mengenai hal tersebut. Secara lengkap
distribusi frekuensi. diuraikan pada tabel 3.

Hasil Penelitian Tabel 1. Rata-rata skor OHI-S pada kelima


Hasil pemeriksaan kebersihan rongga mulut fakultas
dengan OHI-S menunjukan rata-rata skor OHI-S Rata- Tingkat
Jumlah
berturut-turut dari yang paling rendah yaitu Fakultas rata Kebersihan
(n)
OHI-S Mulut
mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG),
FKG 47 1,58 Sedang
mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat FK 41 2,76 Sedang
FF 51 2,81
(FKM), mahasiswa Fakultas Keperawatan FKM 63 2,41 Sedang
(FKEP), mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK), FKEP 72 2,70 Sedang
Total 274 2,47 Sedang
dan mahasiswa Fakultas Farmasi (FF).
Meskipun demikian rata-rata skor OHI-S Tabel 2. Distribusi frekuensi skor CPITN pada
mahasiswa kelima fakultas tersebut termasuk kelima fakultas
dalam tingkat kebersihan mulut yang sama yaitu FKG FK FF FKM FKEP
CPI TN
sedang yang disajikan pada tabel 1. Hasil (n) (n) (n) (n) (n)
0 0 0 1 0 0 0
pemeriksaan kesehatan periodontal dengan 1 I 1 0 0 2 3
CPITN menunjukkan bahwa mahasiswa kelima 2 46 39 44 59 63
II
3 0 1 7 2 6
fakultas tersebut sebagian besar mempunyai 4 III 0 0 0 0 0
skor CPI 2 dan tidak satupun mahasiswa dari Total 47 41 51 63 72

kelima fakultas tersebut mendapatkan skor CPI


4. Kebutuhan perawatan (TN) berdasarkan hasil
pemeriksaan kesehatan periodontal dengan
CPITN menunjukkan bahwa mahasiswa kelima
fakultas tersebut sebagian besar membutuhkan
perawatan TN 2 yaitu instruksi kebersihan mulut
Tabel 3. Hasil Kuesioner
dan professional scaling, tidak satupun
mahasiswa dari kelima fakultas tersebut

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. (no.), bulan, tahun


Amelia, et al, Perbedaan Kebersihan Rongga Mulut dan Kesehatan Periodontal antara Mahasiswa...

Mahasiswa Mahasiswa berarti terdapat perbedaan skor OHI-S antara


Kedokteran Kesehatan
mahasiswa kedokteran gigi dengan mahasiswa
Pertanyaan Jawaban Gigi Non-
kesehatan non-kedokteran gigi. Uji lanjutan LSD
kedokteran
Gigi dilakukan untuk mengetahui perbedaan skor
Pernah Sekali 4,26% 28,63%
mendapat OHI-S antar kelompok. Hasil uji LSD didapatkan
penyuluhan Beberapa kali 95,74% 48,46%
seputar
nilai p<0,05 yang berarti skor OHI-S antar
Tidak pernah 0% 22,91%
KESGILUT kelompok terdapat perbedaan yang signifikan
Frekuensi Tiga kali 27,66% 22,47%
menyikat Dua kali 72,34% 74,89% kecuali antara FK dengan FF, FK dengan FKM,
gigi dalam
Satu kali 0% 2,64%
sehari FK dengan FKEP, FF dengan FKEP, dan FKM
Setelah mandi
Waktu yang 4,26% 22,47% dengan FKEP. Hasil uji perbedaan skor CPI
pagi dan sore
benar saat
Sarapan pagi dan
menyikat
sebelum tidur
95,74% 76,21% menggunakan uji Kruskal Wallis yaitu hasil
gigi
Ketika kotor 0% 1,32%
p>0,05 yang berarti tidak terdapat perbedaan
Permukaan Permukaan luar
12,77% 55,07%
yang dan dalam skor CPI antar kelompok yang signifikan.
dibersihkan Permukaan luar,
78,72% 43,61%
saat sikat dalam dan lidah
gigi Permukaan luar 8,51% 1,32%
>6 bulan sekali 0% 3,96%
Pembahasan
Waktu
mengganti 3-6 bulan sekali 82,98% 78,41% Kebersihan rongga mulut merupakan
sikat gigi saat rusak 17,02% 17,62%
Menghilangkan
2,13% 8,81% salah satu acuan untuk menentukan kesehatan
karang gigi
Fungsi rongga mulut. Kesehatan gigi dan mulut tidak
Menghilangkan
menyikat 93,62% 88,55%
sisa makanan
gigi hanya mengenai gigi, tetapi juga berhubungan
Membuat gigi
4,26% 2,64%
menjadi putih
Penting, menjaga dengan gusi, tulang pendukung, dan jaringan
0% 4,41%
Pentingnya penampilan lunak pada mulut, lidah dan bibir. Skor OHI-S
menjaga Penting,
kebersihan permasalahan 100% 95,59% mahasiswa kedokteran gigi lebih rendah
mulut tubuh lain
Tidak penting 0% 0% dibandingkan dengan skor OHI-S mahasiswa
Merokok 8,51% 11,45%
Hal yang kesehatan non-kedokteran gigi. Meskipun
Mengkonsumsi
menyebabk
makanan manis
an 91,49% 86,78% demikian tingkat kebersihan mulut mahasiswa
tapi kurang dalam
permasalah
menyikat gigi
an gigi dan
Makanan bebas
kedokteran gigi maupun mahasiswa kesehatan
mulut 0% 1,76%
gula non-kedokteran gigi termasuk dalam kategori
Lapisan keras
yang berisi bakteri 21,28% 85,46% yang sama yaitu sedang. Hasil tersebut
Apa yang
dan sisa makanan
diketahui
tentang plak
Lapisan lunak kemungkinan karena terdapat perbedaan
yang berisi bakteri 78,72% 12,33%
gigi
dan sisa makanan perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut
Tidak tahu 0% 2,20%
Sesuai anjuran antara mahasiswa kedokteran gigi dengan
Frekuensi 23,40% 8,37%
saja
kontrol ke
2-3 kali/tahun 46,81% 15,86%
mahasiswa kesehatan non-kedokteran gigi.
dokter gigi
Tidak sama sekali 29,79% 75,77% Kesehatan rongga mulut dapat dipengaruhi oleh
faktor domain perilaku yang terdiri dari
pengetahuan, sikap, dan tindakan dalam
Hasil analisa uji perbedaan skor OHI-S
menjaga dan membersihkan gigi dan mulut,
menggunakan uji one way anova menunjukkan
perilaku kesehatan yang baik dapat
bahwa nilai signifikansi 0,000 (p<0,05) yang
e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. (no.), bulan, tahun
Amelia, et al, Perbedaan Kebersihan Rongga Mulut dan Kesehatan Periodontal antara Mahasiswa...

mewujudkan kebersihan mulut yang baik [9]. dibiarkan akan mengalami kalsifikasi dan akan
Pengetahuan subyek tentang kesehatan gigi membentuk kalkulus yang melekat erat pada
dan mulut termasuk didalamnya mengenai cara permukaan gigi. Komponen-komponen tersebut
pemeliharaan kebersihan dan kesehatan gigi merupakan salah satu tanda yang dapat
dan mulut dapat dilihat pada hasil kuesioner menentukan kebersihan rongga mulut sehingga
yang telah diisi oleh subyek. pemahaman yang keliru dapat mempengaruhi
Kuesioner yang telah diisi oleh subyek cara pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut
menunjukkan bahwa pada sebagian besar menjadi kurang baik atau optimal [8,10].
mahasiswa kesehatan non-kedokteran gigi Mahasiswa kesehatan non-kedokteran gigi juga
sudah pernah mendapatkan penyuluhan seputar sebagian besar sama sekali tidak melakukan
kesehatan gigi dan mulut, tetapi pada hasil kontrol ke dokter gigi. Rata-rata rutinitas
pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut perawatan diri di rumah berlangsung kurang dari
menunjukkan terdapat perbedaan skor OHI-S 2 menit dan hanya menghilangkan 40% biofilm
antara mahasiswa kedokteran gigi dengan plak, sehingga harus tetap melakukan kontrol ke
mahasiswa kesehatan non-kedokteran gigi. dokter gigi secara rutin agar tercapai kebersihan
Hasil ini dapat terjadi kemungkinan karena serta kesehatan gigi dan mulut yang baik [6].
pengetahuan yang dimiliki mahasiswa Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
kesehatan non-kedokteran gigi tidak diikuti penelitian dari Nurjannah tahun 2016 tentang
dengan sikap dan tindakan yang baik. hubungan pengetahuan, sikap, dan tindakan
Pernyataan tersebut dapat didukung oleh hasil kesehatan gigi dan mulut terhadap status
kuesioner bahwa sebagian besar mahasiswa kebersihan mulut yang dilakukan pada pelajar
kesehatan non-kedokteran gigi walaupun sudah SMP/MTs Pondok Pesantren Putri Ummul
pernah mendapat penyuluhan seputar Mukminin, yaitu tidak ada hubungan yang
kesehatan gigi dan mulut masih memiliki bermakna antara pengetahuan terhadap status
pemahaman yang keliru mengenai plak gigi dan kebersihan gigi dan mulut pada pelajar
frekuensi kontrol ke dokter gigi. Sebagian besar SMP/MTs Pondok Pesantren Putri Ummul
mahasiswa kesehatan non-kedokteran gigi Mukminin Makasar [11]. Hal ini menunjukkan
ternyata memiliki pemahaman bahwa plak bahwa tingkat pengetahuan subyek yang baik
merupakan lapisan keras yang terdiri dari tidak selalu diikuti dengan status kebersihan gigi
bakteri dan sisa makanan, bahkan masih dan mulut yang baik pula.
terdapat mahasiswa kesehatan non-kedokteran Pemeriksaan CPITN mendapatkan hasil
gigi yang tidak mengetahui definisi dari plak. bahwa tidak terdapat perbedaan status
Plak sebenarnya adalah deposit lunak berupa kesehatan periodontal antara mahasiswa
lapisan tipis yang melekat pada permukaan gigi kedokteran gigi dengan mahasiswa kesehatan
yang terdiri atas akumulasi atau kumpulan non-kedokteran gigi. Sebagian besar
debris sisa makanan, bakteri, dan produk- mahasiswa kesehatan Universitas Jember baik
produknya. Plak yang menumpuk apabila mahasiswa kedokteran gigi maupun mahasiswa

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. (no.), bulan, tahun


Amelia, et al, Perbedaan Kebersihan Rongga Mulut dan Kesehatan Periodontal antara Mahasiswa...

kesehatan non-kedokteran gigi mendapatkan sangatlah penting karena permukaan dorsum


skor CPI 2 yaitu terdapat kalkulus supra atau lidah adalah tempat utama bagi pertumbuhan
subgingiva atau timbunan plak di sekeliling mikroorganisme, khususnya bakteri anaerob.
margin gingiva dan tidak terdapat poket lebih Tindakan pembersihan lidah selain dapat
dari 3 mm. Hal ini kemungkinan dikarenakan meningkatkan tampilan klinis, juga dapat
masih terdapat perilaku yang kurang tepat atau mengeliminasi sebagian bakteri fakultatif
kurang optimal pada mahasiswa kedokteran gigi anaerob dan obligat anaerob yang berperan
dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut yang dalam penyakit periodontal [15]. Beberapa
dapat meningkatkan akumulasi plak dan mahasiswa kedokteran gigi dari hasil kuesioner
pembentukan kalkulus. Hasil kuesioner diketahui mengganti sikat gigi hanya pada saat
menunjukkan beberapa mahasiswa kedokteran sikat gigi rusak. Sikat gigi yang sudah berusia 3
gigi menjawab bahwa plak adalah lapisan keras bulan atau bulu sikat sudah mekar dan rusak
yang terdiri dari bakteri dan sisa makanan. seharusnya diganti dengan sikat gigi yang baru
Padahal plak adalah lapisan lunak yang terdiri agar pembersihan gigi menjadi optimal [16].
dari bakteri dan debris sisa makanan dan Pada beberapa mahasiswa kedokteran gigi dari
merupakan etiologi primer dari penyakit hasil kuesioner masih didapatkan yang tidak
periodontal [7,8]. Hasil kuesioner juga sama sekali melakukan kontrol ke dokter gigi.
menunjukkan beberapa mahasiswa kedokteran Kontrol ke dokter gigi dilakukan sebagai
gigi yang menyikat gigi dengan waktu yang tidak perawatan pemeliharaan yang bertujuan untuk
tepat yaitu setelah mandi pagi dan sore hari. mempertahankan kesehatan rongga mulut dan
Waktu yang tepat untuk menyikat gigi adalah mencegah kekambuhan penyakit gigi dan mulut
saat pagi hari setelah sarapan dan malam hari [6]. Kebutuhan perawatan yang dibutuhkan
sebelum tidur sehingga dapat membersihkan berdasarkan hasil penelitian ini baik pada
sisa-sisa makanan yang menempel setelah mahasiswa kedokteran gigi maupun mahasiswa
makan pagi dan setelah makan malam [12]. kesehatan nonkedokteran gigi adalah instruksi
Malam hari selama tidur aliran saliva menurun kebersihan mulut, kebutuhan perawatan scaling
dan efek protektif saliva menjadi hilang, dan root planing. Scaling adalah proses
berkurangnya sekresi saliva dapat mengurangi menghilangkan plak dan kalkulus dari
kemampuan self cleaning rongga mulut dan permukaan gigi supragingiva dan subgingiva.
akan meningkatkan pembentukan plak [13]. Root planing adalah proses di mana sisa
Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan kalkulus yang tertanam di bagian sementum
beberapa mahasiswa kedokteran gigi menyikat dihilangkan untuk menghasilkan permukaan
gigi hanya pada permukaan luar gigi saja. Cara yang halus dan bersih. Tujuan utama scaling
menyikat gigi yang baik adalah dengan dan root planing adalah untuk memulihkan
membersihkan seluruh bagian gigi mulai dari kesehatan gingiva dengan sepenuhnya
permukaan gigi bagian dalam, luar dan bagian menghilangkan elemen yang memicu
pengunyahan [14]. Pembersihan lidah juga peradangan gingiva dari permukaan gigi.

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. (no.), bulan, tahun


Amelia, et al, Perbedaan Kebersihan Rongga Mulut dan Kesehatan Periodontal antara Mahasiswa...

Setelah dilakukan perawatan scaling penting Pengembangan Kementerian Kesehatan


untuk dilakukan pemberian edukasi cara RI. 2008.
menjaga kebersihan mulut yang baik dan benar [3] Badan Penelitian dan Pengembangan
agar tetap terjaga kesehatan rongga mulut [6]. Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS
Simpulan dan Saran 2013). Jakarta: Badan Penelitian dan
Disimpulkan bahwa tingkat kebersihan Pengembangan Kesehatan Kementerian
rongga mulut mahasiswa kedokteran gigi Kesehatan RI. 2013.
dengan mahasiswa kesehatan non-kedokteran [4] Badan Penelitian dan Pengembangan
gigi di Universitas Jember termasuk dalam Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
kategori sedang dengan skor OHI-S mahasiswa Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS
kedokteran gigi lebih rendah dibandingkan 2018). Jakarta: Badan Penelitian dan
dengan mahasiswa kesehatan non-kedokteran Pengembangan Kesehatan Kementerian
gigi. Tidak terdapat perbedaan status kesehatan Kesehatan RI. 2018.
periodontal mahasiswa kedokteran gigi dengan [5] Muhammad, A.N. Prevalence of periodontal
mahasiswa kesehatan non-kedokteran gigi di disease, its association with systemic
Universitas Jember. disease and prevention. International
Berdasarkan hasil penelitian ini perlunya Journal of Health Sciences. 2017: 1(2): 72-
peningkatan kesadaran perilaku menjaga 80.
kesehatan gigi dan mulut yang lebih baik lagi [6] Michael, G.N., Henry, H.T., Perry, R.K., dan
untuk mahasiswa kedokteran gigi maupun Fermin, A.C. Newman and Carranza’s
mahasiswa kesehatan non-kedokteran gigi di Clinical Periodontology. Thirteenth Edition.
Universitas Jember agar dapat menjadi contoh Canada: Elsevier Saunders. 2019
yang baik bagi masyarakat luas, serta perlunya [7] Barry, E. dan Julius, D.M. Periodontics. Fifth
dilakukan perawatan scaling dan root planing Edition. UK: Elsevier Ltd.2004
yang diikuti dengan pemberian instruksi [8] Rr, S.L., Arlina, N. dan Moh, B. Efektivitas
kebersihan mulut. larutan ekstrak jeruk nipis (Citrus
Aurantifolia) sebagai obat kumur terhadap
Daftar Pustaka penurunan indeks plak pada remaja usia
[1] Fara, M.L., Damajanty, H.C.P., dan Vonny, 12-15 tahun – studi di SMP Nurul Islami,
N.S.W. Hubungan pengetahuan kesehatan Mijen, Semarang. Odonto Dental Journal.
gigi dan mulut dengan indeks gingiva siswa 2014: 1(1): 39-43.
SD Katolik 03 Frater Don Bosco Manado. [9] Maria, V.A., Ade, I., dan Muhammad, D. F.
Jurnal e-GiGi (eG). 2015: 3(2): 647-653. Hubungan pengetahuan kesehatan gigi
[2] Badan Penelitian dan Pengembangan dengan kondisi oral hygiene anak
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. tunatungu usia sekolah (studi pada anak
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS tunarungu usia 7-12 tahun di SLB Kota
2007). Jakarta: Badan Penelitian dan
e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. (no.), bulan, tahun
Amelia, et al, Perbedaan Kebersihan Rongga Mulut dan Kesehatan Periodontal antara Mahasiswa...

Semarang). Medali Jurnal. 2014: 2(1): 64- malam terhadap skor Indeks Plak dan pH
68. saliva. Insisiva Dental Journal. 2017: 6(2):
[10] Basuni., Cholil., dan Debby, K. T. P. 1-8.
Gambaran indeks kebersihan mulut [14] Lidia, S. S., dan Muji, S. Tindakan
berdasarkan tingkat pendidikan masyarakat pencegahan karies gigi pada siswa sekolah
di Desa Guntung Ujung Kabupaten Banjar. dasar berdasarkan teori health belief
Dentino (Jur. Ked. Gigi). 2014: 2(1): 18-23. model. Jurnal Promkes. 2017: 5(1): 59-70.
[11] Nurjannah. Hubungan Pengetahuan, Sikap [15] Hamdini, H., Rabia’tul. A., dan Rasmidar. S.
dan Tindakan Kesehatan Gigi dan Mulut Efektivitas penggunaan tongue scraper
terhadap Status Kebersihan Mulut Pelajar terhadap penurunan indeks tongue coating
SMP/MTS Pondok Pesantren Putri Ummul dan jumlah koloni bakteri anaerob lidah.
Mukminin. Skripsi. Fakultas Kedokteran Dentofasial. 2011: 10(1): 32-35.
Gigi Universitas Hasanuddin. 2016 [16] Reny, N. W. Pengaruh Media Buku
[12] Sufriani., dan Ruhul. A. Gambaran Bergambar SOGI (Menggosok Gigi)
menggosok gigi dan kebiasaan terhadap Pengetahuan dan Praktik
mengkonsumsi makanan kariogenik pada Menggosok Gigi pada Siswa Madrasah
usia sekolah di SDN 54 Tahija Banda Aceh. Ibtidaiyah Negeri Sumurejo Kecamatan
Journal of Syiah Kuala Dentistry Society. Gunungpati Semarang Tahun 2015. Skripsi.
2018: 3(1): 37-43. Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat
[13] Dyah, T., dan Agnimas, D. P. Pengaruh Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
kebiasaan menyikat gigi sebelum tidur Negeri Semarang. 2015

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. (no.), bulan, tahun

Anda mungkin juga menyukai