Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa

Indonesia, dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 telah dijelaskan dalam Undang- Undang

Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan. Kesehatan merupakan keadaan

sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan

setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Siswati,

2017).

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh

yang tidak dapat dipisahkan satu dan lainnya karena akan memengaruhi

kesehatan tubuh secara keseluruhan (Mintjelungan, 2017). Kesehatan gigi dan

mulut dapat dipelihara dengan cara-cara menjaga kebersihan gigi dan mulut.

Cara untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut adalah dengan cara

mengukur kebersihan gigi dan mulut, mengukur kebersihan gigi dan mulut

merupakan upaya untuk menentukan keadaan kebersihan gigi dan mulut

seseorang (Putri et al., 2018).

Kebersihan gigi dan mulut merupakan suatu keadaan dimana gigi

geligi yang berada pada rongga mulut dalam keadaan bersih, bebas dari

endapan yang lunak ataupun keras (Elsevier, 2015). Kebersihan gigi dan

mulut adalah salah satu hal yang penting sebab berbagai kuman dapat masuk

melalui organ tersebut. Kebersihan mulut juga dapat membantu dalam

1
2

menjaga kesehatan mulut, gigi, gusi dan bibir. Kebersihan mulut dapat

memberikan rasa sehat dan nyaman dalam mengkonsumsi berbagai makanan

serta dapat membantu nafsu makan (Hasnidar et al., 2020).

Pada umumnya untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut seseorang,

Greene and Vermilillion menggunakan suatu indeks, yang dikenal dengan

OHI-S (Oral Hygiene Indexs Simplified), dimana memilih enam permukaan

gigi indeks tertentu yang cukup dapat mewakili segmen depan maupun

belakang dari seluruh pemeriksaan gigi yang ada dalam rongga mulut (Putri

et al., 2018).

Data hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 yang

dikeluarkan Departemen Kesehatan RI melaporkan bahwa prevalensi masalah

gigi dan mulut penduduk Indonesia berdasarkan kelompok umur 11- 14 tahun

mencapai 25,2% dan di Sumatera Barat berdasarkan kelompok umur 10-14

tahun prevalensi masalah gigi dan mulut mencapai 20,5% dan di Solok

Selatan mencapai 18,3% (Balitbangkes, 2013).

Sementara data RISKESDAS 2018 menunjukkan prevalensi masalah

kesehatan gigi dan mulut di Indonesia berdasarkan kelompok umur 10-14

tahun mencapai 55,0% dan di Sumatera Barat berdasarkan kelompok umur

10-14 tahun prevalensi masalah gigi dan mulut mencapai 41,74% dan di

Solok Selatan mencapai 43,26%. Hal ini menunjukkan bahwa masalah

kesehatan gigi dan mulut di Indonesia berdasarkan kelompok umur 10-14

meningkat 29,8 % dan di Sumatera Barat meningkat 21,24 % dan Solok

Selatan meningkat 24,96 % (Balitbangkes, 2018).


3

Dalam pertumbuhan dan perkembangan remaja sering mengalami

masalah kesehatan salah satunya masalah kebersihan gigi dan mulut. Masalah

kebersihan gigi dan mulut sering terjadi pada anak usia 12-15 tahun.WHO

merekomendasikan untuk melakukan kajian-kajian epidemiologi kesehatan

gigi dan mulut pada kelompok umur 12-15 tahun, yang merupakan usia kritis

untuk pengukuran indikator penyakit periodontal anak remaja untuk

pemeriksaan, karena gigi tetap yang menjadi indeks penelitian telah

seutuhnya tumbuh. Kebersihan gigi dan mulut yang tidak baik dapat

menyebabkan terjadinya peradangan gingiva (WHO, 2013).

Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan pada siswa SMP PSM kota

Bukittinggi didapat hasil penelitian status kebersihan gigi dan mulut (OHI-S)

yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa, responden memiliki kriteria sedang

yaitu sebanyak 57,57% dan 27,27% responden yang memiliki kriteria OHI-S

buruk dan yang paling sedikit adalah 15,15% responden yang memiliki

kriteria OHI-S baik (Sukanti, 2017).

Penelitian selanjutnya dilakukan pada siswa/i kelas VII SMP Swasta

Hang Tuah 1 Belawan hasil pemeriksaan Oral Hygiene Index Simplified

(OHI-S) yang telah dilakukan pada siswa/I kelas VII SMP Swasta Hang Tuah

1 Belawan diperoleh bahwa 33 siswa yang diteliti ditemukan jumlah siswa

dengan kriteria OHI-S Baik sebanyak 9 siswa dengan rata-rata 0,78 yang

memiliki OHI-S kriteria sedang 21 siswa dengan rata-rata 1,34 dan yang

memiliki OHI-S kriteria buruk sebanyak 3 siswa dengan rata-rata 3,28 dan

rata-rata OHI-S pada siswa siswi 1,36 (Tindaon, 2020).


4

Berdasarkan rekapitulasi penjaringan kesehatan gigi dan mulut peserta

didik di wilayah Puskesmas Muara Labuh, Kecamatan Sungai Pagu,

Kabupaten Solok Selatan menunjukkan prevalensi masalah kesehatan gigi

dan mulut tertinggi yaitu SMP N 1 Solok Selatan dengan jumlah sasaran yang

dijaring sebanyak 160 didapat 47 orang yang memiliki masalah kesehatan

gigi dan mulut.

Penelitian ini dilakukan di SMP N 1 Solok Selatan yang terletak di

Jalan Sekolah No 3, Kecamatan Sungai Pagu, Kabupaten Solok Selatan. Hasil

yang didapatkan adalah SMP N 1 Solok Selatan terletak lebih kurang 23 km

dari pusat kota Solok Selatan. Jumlah remaja usia 12-15 tahun adalah 405

orang, guru dan tata usaha di SMP N 1 Solok Selatan adalah 43 orang,

diantaranya: orang tenaga pengajar, orang pegawai tata usaha. Hasil

wawancara dengan kepala sekolah, siswa di SMP N 1 Solok Selatan

sebelumnya tidak pernah dilakukan pemeriksaan mengenai kebersihan gigi

dan mulut dari puskesmas setempat serta berdasarkan hasil wawancara

dengan 10 orang responden didapatkan seluruh responden memiliki kebiasaan

memakan makanan manis dan melekat serta teknik dan waktu menyikat gigi

yang belum tepat. Pada umumnya responden menyikat gigi 2 kali sehari yaitu

pagi sewaktu bangun tidur dan sore sewaktu mandi dengan teknik pada

permukaan depan yaitu gerakan atas bawah dan permukaan yang lainnya

dengan gerakan maju mundur.

Observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di SMP N 1 Solok

Selatan diperoleh data pemeriksaan OHI-S terhadap 10 Orang responden


5

yang diperiksa terdapat 2 orang yang memiliki kriteria baik, 7 orang yang

memiliki kriteria sedang dan 1 orang memiliki kriteria buruk.

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

gambaran status kebersihan gigi dan mulut pada remaja usia 12-15 tahun di

SMP N 1 Solok Selatan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka didapatkan rumusan masalah

pada penelitian ini adalah “ Bagaimana gambaran status kebersihan gigi dan

mulut (OHI-S) pada remaja usia 12-15 tahun di SMP N 1 Solok Selatan?”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum

Untuk mengetahui gambaran status kebersihan gigi dan mulut pada

remaja usia 12-15 tahun di SMP N 1 Solok Selatan .

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi indeks debris pada remaja

usia 12-15 tahun di SMP N 1 Solok Selatan .

b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi indeks kalkulus pada remaja

usia 12-15 tahun di SMP N 1 Solok Selatan .

c. Untuk mengetahui distribusi frekuensi OHI-S pada remaja usia 12-

15 tahun di SMP N 1 Solok Selatan.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis bagi pengembangan ilmu pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam mengembangkan

pengetahuan dibidang kesehatan gigi dan mulut.


6

2. Manfaat praktik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

informasi dan tambahan masukan agar dapat meningkatkan pelayanan

kesehatan terutama dibidang kesehatan gigi dan mulut dan sebagai data

yang dapat dijadikan pembanding atau data awal bagi peneliti yang akan

datang terutama tentang gambaran kebersihan gigi dan mulut (OHI-S).

Bagi peneliti sendiri dapat mengaplikasikan ilmu kesehatan gigi dan

mulut yang telah didapat selama masa pembelajaran dalam melaksanakan

penelitian.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini membahas tentang remaja, kebersihan gigi dan mulut

dan indeks kebersihan gigi dan mulut (Oral Hygiene Index Simplified) dan

SMP N 1 Solok Selatan.

Anda mungkin juga menyukai