Anda di halaman 1dari 7

PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TENTANG

PELAKSANAAN ORAL HYGIENE PADA PASIEN


TERPASANG VENTILATOR MEKANIK
Putri Ria Aryanti1 *, Agustina, Dwi Martha 2, Trifianingsih Dyah 3
1
Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan Banjarmasin
2, 3Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan Banjarmasin

Email: Putriria688@gmail.com*

ABSTRAK

Latar Belakang: Pasien kritis dengan ventilator mekanik merupakan isu penting,
terutama pada risiko berbagai komplikasi dari pemakaian ventilator mekanik
seperti komplikasi paru berupa pneumonia terkait ventilator (VAP). 16 ruang
intensive rumah sakit di negara-negara asia termasuk Indonesia terdapat 1285
pasien pengguna ventilator dan kejadian VAP cukup tinggi dengan kisaran 9-
28%. VAP dapat dicegah dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan,
mengatur posisi pasien, suction dan terutama oral hygiene. Tujuan dari Penelitian
ini adalah untuk Mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap perawat tentang
pelaksanaan oral hygiene pada pasien terpasang ventilator di ruang ICU RSUD
Ulin Banjarmasin.
Metode: Jenis penelitian kuantitatif, rancangan penelitian deskriptif. Sampel
perawat pelaksana berjumlah 35 responden. Instrumen berupa kuesioner
pengetahuan dan sikap perawat. Teknik sampling pada penelitian ini
menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data dengan analisis univariat.
Hasil: Pengetahuan perawat tentang pelaksanaan oral hygiene pada pasien
terpasang ventilator mekanik di ruang ICU RSUD Ulin Banjarmasin dominan
terbanyak masuk dalam kategori cukup sebanyak 28 responden (80%) dan sikap
perawat keseluruhan positif dari 35 responden (100%).
Kesimpulan: Perawat ICU RSUD Ulin Banjarmasin sebagian besar memiliki
pengetahuan yang cukup dan sikap yang positif tentang pelaksanaan oral hygiene
pada pasien dengan ventilator mekanik.

Kata Kunci: Oral hygiene, Pengetahuan, Sikap, Ventilator mekanik


LATAR BELAKANG mencapai 5 juta orang setiap
Pengetahuan diartikan sebagai tahunnya dan 42% diantaranya
mengingat suatu materi yang telah terpasang ventilator mekanik. ICU
dipelajari sebelumnya, termasuk ke Eropa mendapatkan bahwa VAP
dalam pengetahuan tingkat ini adalah adalah penyebab paling sering infeksi
mengingat kembali (oven behavior). nosokomial (2,1% atau 13,9%
Dari pengalaman dan penelitian episode/1000 penggunaan ventilator
ternyata perilaku yang didasari oleh mekanik), terutama di Perancis,
pengetahuan akan lebih langgeng dari dimana prevalensinya adalah 16,9
pada perilaku yang tidak didasari oleh episode/1000 penggunaan ventilator
pengetahuan (Budiman, 2013). Sikap mekanik. Pada Amerika Serikat, ini
adalah pernyataan evaluatif terhadap adalah penyebab paling umum kedua
objek, orang, atau peristiwa. pada tahun 2006 dan mengungkapkan
Pernyataan evaluatif merupakan 98.000 kematian per tahun sebagai
reaksi respons terhadap objek, orang, akibat dari kesalahan medis di
dan peristiwa yang merupakan Amerika Serikat. Pencegahan yang
stimulus (Budiman, 2013). dapat dilakukan adalah dengan
Perawatan mulut merupakan mencuci tangan sebelum dan sesudah
suatu tindakan yang harus sering tindakan perawatan yang dilakukan
dilakukan pada pasien yang terpasang pada pasien dengan ventilator
ventilasi mekanis maka dari itu mekanik, seperti saat mengatur posisi
pengetahuan dan sikap perawat sangat pasien, dan perawatan mulut
berpengaruh dalam hal ini. Perawatan (Goncalves et al, 2012; Wulandari,
mulut tidak hanya untuk 2015).
meningkatkan kenyamanan dan Penelitian mengenai angka
mengurangi rasa haus, tetapi juga kejadian VAP di Indonesia masih
memelihara integritas mukosa belum ditemukan, namun berdasarkan
orofaring (Morton dkk, 2011). kepustakaan luar negeri diperoleh
Kebersihan mulut yang tidak data bahwa kejadian VAP cukup
memadai di unit perawatan intensif tinggi, bervariasi antara 9-28% pada
(ICU) pada pasien kritis dengan pasien dengan ventilator mekanik dan
ventilator mekanik juga telah diakui angka kematian akibat VAP sebanyak
sebagai isu penting. Hal ini 24-50%. Angka kematian dapat
merupakan faktor risiko penting meningkat 76% pada infeksi yang
untuk berbagai komplikasi dari disebabkan pseudomonas atau
pemakaian ventilator mekanik accinobacter. 16 Ruang Intensive
terutama komplikasi berupa rumah sakit di negara-negara Asia
pneumonia terkait ventilator (VAP) termasuk Indonesia terdapat 1285
akibat oral hygiene yang kurang, dan pasien yang menggunakan ventilator.
kondisi ini dapat memperburuk Sebagaian besar rata-rata lama
keadaan kesehatan pasien ICU yang penggunaan ventilator 3-10 hari, 575
sudah vital terancam oleh penyakit pasien diantaranya meninggal dunia
utama mereka (Matej Par et al, 2014; (Kollef, 2010 didalam Wulandari,
Wulandari, 2015). 2015).
Pasien kritis diruang intensive Studi pendahuluan di ruang ICU
menurut World Health Organization RSUD Ulin Bajarmasin pada tanggal
(WHO) pada tahun 2005-2010 13 November 2017-15 November
mendapatkan di Amerika Serikat 2017, peneliti menemukan data
jumlah pasien yang masuk di ruang Penelitian ini telah dilaksanakan
ICU RSUD Ulin Banjarmasin pada pada tanggal 13 November 2017-17
tahun 2016 terakhir berjumlah 1134 April 2018 dan pengambilan data
orang, jumlah pasien yang terpasang dilaksanakan pada tanggal 9 April
ventilator mekanik 3 bulan terakhir 2018-17 April 2018.
dari tanggal 1 Agustus 2017 sampai Populasi dalam penelitian ini
31 Oktober 2017 berjumlah 233 adalah seluruh perawat yang bertugas
orang dan per bulan kisaran pasien di ICU RSUD Ulin Banjarmasin
yang memakai ventilator mekanik dengan jumlah 58 orang. Sampel
adalah 60-80 pasien. dalam penelitian ini adalah perawat
Kasus penyakit yang paling pelaksana di ruang ICU RSUD Ulin
banyak di ICU RSUD Ulin dalam Banjarmasin yang telah memenuhi
kurung waktu tahun 2016 adalah kriteria yang berjumlah 35 orang.
pasien dengan jantung iskemik Teknik sampling pada penelitian
berjumlah 483 pasien dan pasien ini adalah Nonprobability Sampling
dengan pneumonia berjumlah 343 dengan teknik purposive sampling
pasien, dan sebagian pasien Penelitian ini menggunakan
terpasang ventilator adalah dengan instrument berupa kuesioner
pasien gagal napas seperti pneumonia penelitian dengan skala likert dan
berat. analisa data univariat dilakukan
Tindakan oral hygiene dilakukan secara deskriptif. Distribusi
satu kali dalam sehari setiap pagi frekuensinya sesuai tentang
pada pasien terpasang ventilator oleh karakteristik responden sebagai
7 orang perawat dari 14 orang variabel dalam penelitian ini
perawat yang berdinas saat itu. berdasarkan pengetahuan dan sikap
Jumlah perawat yang ada di ruang perawat.
ICU RSUD Ulin berjumlah 48 orang,
dengan pendidikan D3 sebanyak 29 HASIL
orang, Sarjana Keperawatan 2 orang,
Sarjana Keperawatan dengan profesi Tabel 1.1. Distribusi Frekuensi
Ners berjumlah 16 orang dan S2 Karakteristik Responden Perawat di
berjumlah 1 orang. Ruang ICU RSUD Ulin Banjarmasin.
Peneliti tertarik melakukan a. Karakteristik Responden berdasarkan
penelitian berdasarkan latar belakang Usia
No Umur F %
diatas untuk mengetahui gambaran
1 26-35 33 94
pengetahuan dan sikap perawat 2 36-45 2 6
tentang pelaksanaan oral hygiene Total 35 100
pada pasien terpasang ventilator di Tabel di atas menunjukan
ruang ICU RSUD Ulin Banjarmasin. bahwa hasil rata-rata usia perawat
terbanyak berada direntang 26-35
tahun yaitu sebanyak 33 orang
METODOLOGI (94%).
Penelitian ini merupakan jenis
penelitian kuantitatif dengan
rancangan penelitian deskriptif
dengan pendekatan survey. Penelitian b. Karakteristik Responden berdasarkan
ini dilakukan di Ruang ICU RSUD Jenis Kelamin
Ulin Banjarmasin. No Jenis F %
Kelamin
1 Perempuan 18 51 yaitu dalam kategori cukup sebanyak
2 Laki-Laki 17 49 28 orang (80%).
Total 35 100
Tabel di atas menunjukan Tabel 1.3. Distribusi Frekuensi
bahwa responden didominasi oleh berdasarkan Sikap Perawat tentang
wanita sebanyak 18 orang (51%). Pelaksanaan Oral Hygiene pada Pasien
Terpasang Ventilator Mekanik di Ruang
c. Karakteristik Responden berdasarkan ICU RSUD Ulin Banjarmasin.
Pendidikan No Sikap F %
No Pendidikan F % 1 Positif 35 100
2 Negatif 0 0
1 D3 22 63
Total 35 100
2 S1 2 6
3 Ners 11 31 Tabel 1.3 memperlihatkan bahwa
Total 35 100 semua responden dalam pelaksanaan
Tabel di atas menunjukan oral hygiene pada pasien dengan
bahwa pendidikan terakhir ventilator mekanik memiliki sikap
responden didominasi dengan positif sebanyak 35 responden
pendidikan Diploma III sebanyak (100%). Sikap perawat berdasarkan
22 orang (63%). hasil skoring keseluruhan positif,
dimana ada beberapa responden yang
d. Karakteristik Responden berdasarkan memiliki sikap positif yang 10%
Lama Masa Kerja mendekati negatif (≤ 50) yaitu sikap
No Lama Masa F % dengan kategori positif (60%), yang
Kerja memiliki sikap positif mendekati
1 < 5 Tahun 13 37
2 5-10 Tahun 13 37
negatif adalah responden berjenis
3 > 10 Tahun 9 26 kelamin perempuan maupun laki-laki,
Total 35 100 pendidikan D3, lama masa kerja 5-10
Tabel di atas menunjukan tahun dengan rentang usia 26-35
bahwa responden dengan lama tahun.
masa kerja selama ≤ 5 tahun
sebanyak 13 orang (37%) dan 5-10 PEMBAHASAN
tahun sebanyak 13 orang (37%), Pengetahuan perawat
lebih banyak dibandingkan >10 berdasarkan hasil skoring dominan
tahun berjumlah 9 orang (26%). cukup, dimana ada beberapa
responden yang memiliki
Tabel 1.2. Gambaran Pengetahuan pengetahuan cukup yang 10%
Perawat tentang Pelaksanaan Oral mendekati kurang (≤ 55) yaitu
Hygiene pada Pasien Terpasang pengetahuan 60%-65%, yang
Ventilator Mekanik di Ruang ICU RSUD memiliki pengetahuan cukup
Ulin Banjarmasin. mendekati kurang adalah responden
No Pengetahuan F %
berjenis kelamin perempuan,
1 Baik 7 20
2 Cukup 28 80 pendidikan Diploma III, lama masa
3 Kurang 0 0 kerja ≤ 5 tahun dengan rentang usia
Total 35 100 26-35 tahun.
Tabel 1.2. memperlihatkan Pengetahuan yang cukup dapat
bahwa pengetahuan seorang perawat dikaitkan dengan pendidikan perawat
dalam pelaksanaan oral hygiene pada yang dominannya Diploma III dan
pasien dengan ventilator mekanik usia perawat yang berada pada tahap
mayoritas memiliki pengetahuan dewasa awal, menurut Potter (2010),
pada masa dewasa awal perawat Hasil pernyataan terendah seperti
masih kekurangan sumber daya atau “setiap 8 jam sekali saya melakukan
sistem pendukung penting untuk oral hygiene pada pasien dengan
melanjutkan pendidikan dan ventilator mekanik” seperti yang
mengembangkan keterampilan peneliti dapatkan setelah wawancara
mereka guna mendapat posisi penting sewaktu melakukan studi
di tempat kerja, dimana orang dewasa pendahuluan, bahwa perawat di ICU
awal memiliki keterbatasan dalam RSUD Ulin Banjarmasin hanya
memilih. melakukan asuhan keperawatan oral
Budiman (2013) menyatakan hygiene hanya sekali dalam sehari di
bahwa pengetahuan dapat pagi hari, sedangkan menurut Morton
dipengaruhi oleh beberapa faktor (2011), oral hygiene itu perlu
seperti usia, pendidikan dan lama dilakukan sedikitnya sekali dalam 8
masa kerja, dimana pendidikan dapat jam, diketahui karena pasien dengan
mempengaruhi seseorang dalam pola penyakit kritis akan mengalami resiko
pikir untuk bersikap atau melakukan kolonisasi mikroorganisme akibat
sesuatu hal, karena pada umumnya kebersihan mulut yang buruk.
makin tinggi pendidikan seseorang Peneliti dapat menarik
makin mudah menerima informasi kesimpulan bahwa perawat ICU
misalnya berupa pelatihan tentang belum terlalu tahu secara mendalam
tindakan oral hygiene, adapun usia tentang normal berapa kali
yang dapat memperlihatkan tingkat seharusnya oral hygiene dilakukan
kematangan dalam cara berpikir dan dan resiko yang muncul jika oral
bekerja seseorang. hygiene dilakukan sekali dalam
Perawat menyetujui sehari, sedangkan orang normal saja
dilakukannya oral hygiene harus jika menyikat gigi hanya sekali dalam
dilakukan suction atau pengisapan sehari akan terasa tidak nyaman yang
subglotis untuk mengeluarkan sekret. dapat membuat mulut terasa bau dan
Hasil penelitian ini sejalan dengan dapat menimbulkan banyak sekali
teori Morton (2011) mengatakan plak dalam gigi maupun lidah, dan
bahwa pengisapan oral dan perawatan kita tidak tahu seberapa banyak
mulut untuk mengeluarkan sekret bakteri jahat yang dapat
subglotis harus dilakukan setiap 1-2 menyebabkan penyakit berbahaya
jam untuk mencegah aspirasi dan lainnya.
mencegah perkembangan kolonisasi Teori Wawan (2011), sejalan
mikroorganisme sehingga dapat dengan hasil penelitian ini yang
mengurangi insiden VAP (Pneumonia menyatakan bahwa seseorang yang
Akibat Ventilator). memiliki sikap yang positif atau baik
Tindakan suction merupakan adalah orang yang mampu menerima
suatu prosedur penghisapan lendir atau mau dan memperhatikan
yang dilakukan dengan memasukkan stimulus yang diberikan, dapat
selang kateter suction melalui hidung, merespon jawaban apabila ditanya
mulut atau selang endotrakeal. maupun mengerjakan dan
Prosedur suction tersebut dilakukan menyelesaikan suatu tugas yang
untuk mempertahankan jalan napas, diberikan terlepas tindakan yang
memudahkan penghilangan sekret perawat lakukan itu benar atau salah
jalan napas, merangsang batuk dalam, orang tersebut mampu menerima hal
dan mencegah terjadinya pneumonia. tersebut, dapat menghargai dan
bertanggung jawab atas segala beresiko 10 kali lipat mengalami
tindakan yang telah dipilih. insiden infeksi nosokomial, karena
Sikap responden dalam kolonisasi mikroorganisme tidak
pelaksanaan oral hygiene pada pasien hanya berada pada daerah mulut
dengan ventilator mekanik dikatakan pasien tetapi terdapat pada selang
positif yang tindakannya cenderung endotrakea. Perawat menyatakan
menyenangi suatu pekerjaannya bahwa menghadiri workshop
misalnya memberi asuhan perawatan mulut merupakan hal yang
keperawatan dan mengharapkan penting untuk meningkatkan
sesuatu yang baik pada objek tertentu pengetahuan dan keterampilan kerja.
misalnya mengharapkan bahwa Menghadiri workshop atau pelatihan
asuhan keperawatan yang ia berikan oral hygiene sama artinya seseorang
dapat memberikan dampak baik yang memerlukan pembelajaran
signifikan terhadap hasil klinis terbarudapat memperluas
pasien. pengetahuan seseorang sehingga tahu
Hasil skoring beberapa perawat sikap atau tindakan yang ia lakukan
yang memiliki sikap positif yang benar atau tepat seperti apa.
mendekati negatif bisa perempuan Chan et al (2012) mengatakan
maupun laki-laki, pendidikan D3, bahwa perawat harus mengikuti
lama masa kerja 5-10 tahun dengan pelatihan oral hygiene sebelum
rentang usia 26-35 tahun, dapat memberikan asuhan keperawatan
disimpulkan dari segi pendidikan untuk memastikan bahwa perawat
yang masih D3 dengan masa kerja dapat melakukan oral hygiene secara
yang terbilang lama dapat aman serta efektif dan untuk
mempengaruhi sikap karena dapat memperbaharui pengetahuan yang
dikatakan perawat D3 dengan usia telah diketahui sebelumnya.
dewasa awal ini adalah senior, namun Penelitian dari Jordan et al.,
melanjutkan pendidikan guna (2014) menyebutkan bahwa praktek
memperluas pengetahuan dan perawatan mulut yang lebih baik,
menambah wawasan dapat dikaitkan dengan sikap yang lebih
mempengaruhi perawat dalam positif terhadap pentingnya perawatan
bersikap dan memang benar semakin mulut.
lama masa kerja seseorang semakin Hasil penelitian kepada perawat
banyak pengalaman yang perawat yang menyatakan bahwa asuhan
dapat, tetapi tetap saja pendidikan keperawatan berupa oral hygiene
adalah salah satu solusi yang baik adalah suatu tugas yang disenangi,
untuk memperbaiki pengetahuan dan jika responden menyenangi pekerjaan
pelatihan yang lama sehingga cara yang ia miliki berarti responden
bersikap maupun bertindak akan lebih memiliki sikap positif dan juga
baik. pengetahuan yang baik mengenai
Perawat memiliki pemahaman tindakan oral hygiene beserta tahu
bahwa kebersihan mulut merupakan resiko yang terjadi jika oral hygiene
prioritas utama untuk pasien dengan dilakukan setengah hati atau tidak
ventilator mekanik. Penelitian ini benar-benar, selain itu perawat juga
sejalan dengan teori Morton (2011) telah menunjukan rasa peduli dan
yang mengatakan bahwa pada mulut sikap bertanggung jawabnya terhadap
pasien yang menderita penyakit kritis pasien dan pekerjaannya.
dengan ventilator mekanik lebih
KESIMPULAN among critical care nurses in
Pengetahuan perawat tentang Singapore: a questionnaire
pelaksanaan oral hygiene pada pasien survey. 197-204
terpasang ventilator mekanik di ruang Goncalves Alves Ferreira Fernanda &
ICU RSUD Ulin Banjarmasin Brasil Visconde Virginia et al.
sebagian besar dalam kategori cukup. (2012). Nursing Actions for the
Sikap perawat tentang Prevention of Ventilator
pelaksanaan oral hygiene pada pasien Associated Pneumonia. 101-7
terpasang ventilator mekanik di ruang Jordan Ante DMD & Badovinac Ana
ICU RSUD Ulin Banjarmasin DMD, PhD (2014). Factors
keseluruhan positif, sikap perawat influencing intensive care nurses’
dalam pelaksanaan oral hygiene pada knowledge and attitudes
pasien dengan ventilator mekanik regarding ventilator-associated
dikatakan positif karena perawat pneumonia and oral care practice
memiliki pemahaman bahwa in intubated patients in Croatia.
kebersihan mulut merupakan prioritas Journal of Infection Control,
utama untuk pasien dengan ventilator 1115-7
mekanik. Morton, Gonce Patricia dkk. (2011).
Bagi peneliti selanjutnya, perlu Keperawatan Kritis, Ed 8.
adanya peneliti lanjutan mengenai Jakarta: ECG
hubungan pengetahuan dan sikap Par Matej, et al. (2014). Oral Hygiene
perawat terhadap pelaksanaan oral Is An Important Factor For
hygiene dengan pasien ventilator Prevention Of Ventilator-
mekanik dengan metode yang Associated Pneumonia.
berbeda atau kualitatif. Potter & Perry. (2010). Fundamental
Keperawatan, Edisi 7. Jakarta:
ACKNOWLEDGMENT Salemba Medika.
Ucapan Terima kasih yang Wawan.A dan M.Dewi. (2011). Teori
sebesar-besarnya bagi seluruh dan Pengukuran Pengetahuan,
responden yang sudah dengan sangat Sikap, dan Perilaku Manusia
baik membantu menyukseskan Dilengkapi Contoh Kuesioner.
kegiatan peneltian ini. Terima kasih Yogyakarta: Nuha Medika.
juga kepada Rumah Sakit Umum Wulandari, Rini. (2015). Hubungan
Daerah Ulin Banjarmasin dan Sikap Caring Perawat terhadap
STIKES Suaka Insan yang sudah Pelaksanaan Oral Hygiene di
sangat mendukung terselesaikannya Ruang Intensive RSUD Dr.
penelitian ini. Moewardie Surakarta: Skripsi.
Diakses Tanggal 2 November
DAFTAR PUSTAKA 2017, dari
http://digilib.stikeskusumahusada
Budiman dan Riyanto Agus. (2013). .ac.id/files/disk1/23/01-gdl-
Kapita Selekta (pengetahuan dan riniwuland-1126 1-riniwul-_.pdf
sikap dalam penelitian
kesehatan). Jakarta: Salemba
Medika.
Chan Yuee-Ee, RN, MSc, MN,
CCRN & Ling-Hui Isabel Ng,
RN, MSc. Oral care practices

Anda mungkin juga menyukai