h. Hasil
Table 1 Karakteristik perawat ICU
N Karakteristik n %
O
1. Umur 31-35 thn 10 55,5
2. Pelatihan BCLS 14 77,8
3. Pelatihan ICU 4 22,2
4. Belum pelatihan 4 22,2
N Kemampuan n %
O penatalaksanaan
1. Airwey 12 66,7
2. Breathing 2 11,1
3. Airwey, breathing, 4 22,2
cirulation
i. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi kemampuan perawat dalam
penatalaksanaan ABC (Airway, Breathing, Circulation) terhadap keberhasilan
penanganan kegawat daruratan maternitas di ruang ICU RSUD dr. Haryoto
Lumajang.
j. Saran
Perlu dilakukan penelitian secara berkesinambungan untuk menyusun perencanaan
dan evaluasi yang tepat dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan
DAFRAT PUSTAKA
1. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui response time perawat
dalam pelaksanaan penentuan prioritas penanganan kegawatdaruratan jantung di
IGD RSUD Prof. Dr.M.A Hanafiah SM Batusangkar.
2. Mengetahui response time perawat dalam kegawatdaruratan jantung di IGD RSUD
Dr.M.A Hanafiah SM Batusangkar
d. Pendahuluan
Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang paling mematikan di dunia dan
meningkat setiap tahunnya, henti jantung dan henti nafas merupakan kondisi
kegawatdaruratan dari penyakit jantung yang sering terjadi. Maka dari itu diperlukan
nya reponse time yang cepat dan tepat dalam menentukan prioritas penanganannya.
Seluruh tindakan yang dilakukan pada saat konsisi darurat haruslah benar-benar
efektif dan efisien. Hal ini mengingatkan pada kondisi tersebut pasien dapat
kehilangan nyawa dalam hitungan menit saja. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui response time perawat dalam pelaksanaan penentuan prioritas
penanganan kegawatdaruratan jantung di IGD. Metode penelitian ini mengunakan
pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 54 orang yang terkena penyakit jantung
yang datang ke IGD RSUD Prof. MA Hanafiah SM Batusangkar dengan teknik
pengambilan sampel dengan purposive sampling.
e. Metode penelitian
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional
f. Populasi dan sampel
Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah pasien jantung yang datang ke IGD
RSUD prof. dr. ma hanafiah batusangkar tahun 2019. Sampel berjumlah 45 orang yang
terkena penyakit jantung yang datang ke UGD RSUD prof. ma. Hanafiah dengan
tehnik pengambilan sampel dengan purposive sampling.
g. Media
Media yang digunakan pada penelitian ini yaitu alat ukur data dan lembar observasi
h. Hasil
Hasil penelitian didapatkan analisa univariat didapatkan response time pasien jantung
paling banyak selama 10-30 menit sebesar 28 responden (51,9%) dan untuk distribusi
frekuensi kesesuaian kesesuaian responden yang paling banyak sangat sesuai 25
responden (53,7%), analisa bivariat didapatkan nilai P Value = 0,004 (p<0,05). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara response time
perawat dengan kesesuian penanganan pada pasien jantung di IGD RSUD Prof. MA
Hanafiah SM Batusangkar. Diharapkan untuk institusi pelayanan untuk mempertahan
dan meningkatkan lagi untuk response timenya dan lebih tepat lagi untuk menentukan
priritas penanganan.
i. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti pada tanggal 17 Juni
2019 sampai 10 juli 2019 mengenai penerapan response time perawat dalam
pelaksanaan penentuan prioritas kegawatdaruratan jantung di IGD RSUD Prof. Dr.
M.A Hanafiah Batusangkar tahun 2019 maka diambil kesimpulan :
1. Sebagian besar responden yang diberi response time penanganan 10-30 menit
sebanyak 28 responden (51,9%), dari 54 responden yang berada di IGD RSUD
Prof. Dr. MA Hanafiah SM Batusangkar.
2. Sebagian besar responden yang menyatakan sangat sesuai dengan response time
dalam menetukan prioritas sebanyak 29 responden (53,7%) dari 54 responden yang
ada di IGD RSUD Prof. Dr. MA Hanafiah SM Batusangkar.
j. Saran
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan tentang pelayanan
perawat tentang pentingnya response time terhadap kegawatdaruratan di instalasi
gawat darurat dan pada pihak rumah sakit untuk meningkatkan kompetensi petugas
IGD dan memperbaiki waktu tanggap penanganan yang belum tepat dengan cara
melakukan pelatihan mengenai waktu tanggap penanganan pasien di IGD. Di harapkan
dengan semakin meningkatnya keterampilan dan pengetahuan maka semakin cepat
waktu tanggap dalam melakukan penanganan pasien.
Daftar pustaka
Apriani dan Syafitri Febriani, 2017. Hubungan Kegawatdaruratan Dengan Waktu
Tannggap Pada Pasien Jantung Koroner.Jurnal Kesehatan. Palembang
e. Metode penelitian
Penelitian observasional analitik dengan pendekatan desain cohort
retrospektif ini dilaksanakan di Rumah Sakit dr. Iskak Tulungagung pada bagian
Rekam Medis Data diambil dari semua rekam medis pasien bulan Januari 2016
hingga Juli 2017 berjumlah 150 rekam medis. Variabel yang digunakan adalah jumlah
RR dan Kadar SpO2 saat pasien masuk Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit.
Data yang didapatkan kemudian diolah dengan SPSS 20.0 menggunakan Uji Korelasi
Spearman’s Rho.
f. Populasi dan sampel
Data yang didapat menunjukkkan bahwa pada periode pengambilan sampel,rerata usia
penderita cedera kepala adalah 40,17 (19-68) tahun, dengan prevalensi laki laki yang
terbanyak (71,3%), dan mekanisme cedera terbanyak adalah kecelakaan lalu lintas
(88,7%). Hasil tersebut bersesuaian dengan hasil penelitian Tjahjadi et al. (2013) yang
menyatakan bahwa jumlah pasien laki-laki yang mengalami cedera kepala (61 orang
atau 81.96%) lebih banyak dibandingkan jumlah pasien perempuan (11 orang atau
18.04%).
g. Media
h. Hasil
Berdasarkan hasil analisis Uji Korelasi Spearman’s Rho didapatkan p= 0,002, r=0,247
i. Kesimpulan
Pada pasien cedera kepala, komponen RR memiliki hubungan yang bermakna dengan
kadar SpO2 dengan kekuatan lemah dan arah korelasi negatif.
j. Saran
Daftar pustaka
Amanda, Gita & Marbun, Julkifli. (2014). Indonesia Urutan Pertama Peningkatan
Kecelakaan Lalu Lintas. http//republika.co.id. Diakses tanggal 24 Juli 2016 Pukul
09.11 WIB. Bouzat, Pierre, Legrand, Robin, Gillois,