Anda di halaman 1dari 13

Analisis Jurnal I

1. Judul Jurnal
“ Gambaran Pengetahuan Perawat tentang Intervensi Mandiri Ventilator Assciated
Pneumonia Bundle Care pada Pasien dengan Ventilasi Mekanik di Unit Perawatan
Intensif ”

2. Penulis

Ariza Widya Rahma, Suhartini Ismail

3. Tahun Terbit Jurnal


e-ISSN 2548-7051 Jurnal Perawat, Volume 3 No 1-7, mei 2019

4. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Rancangan penelitian ini
menggunakan desain penelitian deskriptif dengan metode survey. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah total sampling Penelitian ini menggunakan critical care
nurses' knowledge of evidence based guidelines for preventing ventilator associated
pneumonia: an evaluation questionnaire yang dikembangkan oleh S. Labeu & Vandijck et
al.
5. Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki
pengetahuan sedang sebesar 65% tentang intervensi mandiri VAP Bundle Care. Sesuai
dengan hasil penelitian tahun 2014, yang menghasilkan bahwa pengetahuan dari critical
care provider di ICU yang terdiri dari perawat, fisioterapis, dan respiratory therapist
memiliki pengetahuan yang adekuat sebesar 55,80% tentang pencegahan VAP yang
dikaji dengan menggunakan kuesioner terstruktur tentang pencegahan VAP yang dikelola
sendiri oleh peneliti (Sherpa & Chakrabarty et al., 2014).
6. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan perawat tentang intervensi
mandiri VAP Bundle Care pada pasien dengan ventilasi mekanik, 65% memiliki
pengetahuan sedang, sehingga dapat disimpulkan bahwa lebih banyak perawat ICU yang
memiliki pengetahuan sedang daripada perawat yang memiliki pengetahuan kurang
tentang intervensi mandiri VAP Bundle Care. Pengetahuan tidak selalu menjamin
implementasi dan kepatuhan, namun kurangnya pengetahuan dapat menjadi penghalang
terhadap implementasi dan kepatuhan perawat.
Analisis Jurnal II

1. Judul Jurnal

“ Gambaran Pengetahuan Klinisi Ruang Rawat Intensif mengenai Ventilator Associated


Pneumonia(VAP) Bundle di Ruang rawat Intensif RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung”

2. Penulis

M.fajar Sadli, Doddy Tavianto, Ike Sri Redjeki.

3. Tahun Terbit Jurnal

Jurnal Anastesi Perioperatif, JAP, Volume 5 Nomor 2, Agustus 2017

4. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan potong lintang


mengenai pengetahuan VAPb di Ruang Rawat Intensif RSHS Bandung. Pengambilan
responden dilakukan dengan Total sampling, Responden terdiri atas 79 dokter dan 88
perawat. Tingkat pengetahuan VAPb diuji menggunakan 20 pertanyaan kuesioner

5. Hasil dan Pembahasan


Hasil penelitian ini menunjukkan Jumlah responden penelitian kelompok dokter
menunjukkan bahwa laki-laki lebih banyak dibanding dengan perempuan Responden
berusia 30 tahun atau lebih lebih banyak dibanding dengan responden yang berusia 25–29
tahun. Responden penelitian pascastase ICU memiliki persentase tertinggi dibanding
dengan responden stase ICU yang lain. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata
seluruh perawat sebesar 73,64 dengan status pendidikan Strata II memiliki nilai rerata
paling tinggi dibanding dengan perawat status pendidikan Diploma III dan Strata I. Nilai
ratarata perawat dengan lama kerja lebih dari 5 tahun lebih tinggi dibanding dengan nilai
ratarata perawat lama kerja kurang dari 5 tahun. Perawat yang bekerja di NICU memiliki
nilai rata-rata lebih tinggi daripada perawat yang bekerja di ruang rawat intensif lainnya

6. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan Responden terdiri atas 79 dokter dan 88 perawat. Tingkat
pengetahuan VAPb diuji menggunakan 20 pertanyaan kuesioner. Responden perawat
terbanyak berjenis kelamin perempuan (74%), berusia ≥30 tahun (92%), status
pendidikan diploma III (65%), lama kerja >5 tahun (76%), dan bekerja di Intensive Care
Unit (ICU) (32%). Responden dokter terbanyak berjenis kelamin laki-laki (71%), berusia
≥30 tahun (83%), dan telah menyelesaikan stase ICU (61%). Simpulan, nilai kuesioner
perawat dan dokter rata-rata berturut-turut 73,63 dan 73,16.
Analisis Jurnal III

1. Judul Jurnal

“ Pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian ventilation Associated Pneumonia ( VAP )


di Ruang ICU ”

2. Penulis

Heru Noor Ramadhan

3. Tahun Terbit Jurnal

Journal of Hospital Accreditation 2019 Vol 01, Edisi 1 , hal 3-8 Tanggal Publikasi 30
Januari 2019

4. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilaksanakan di ruang ICU, RSUP Dr.
Kariadi, Semarang pada bulan Juni 2018 dengan pengumpulan data melalui wawancara
mendalam, observasi, dan telaah dokumen. Dalam penelitian ini, dipilih 12 informan
berdasarkan prinsip kesesuaian dan kecukupan dengan kriteria mengetahui dan terlibat
dalam pencegahan dan pengendalian VAP di ruang ICU RSUP Dr. Kariadi, Semarang
pada tahun 2018. Analisis dilakukan dengan

content analysis

5. Hasil dan Pembahasan


Pelaksanaan pencegahan dan pengendalian VAP di ruang ICU, RSUP Dr. Kariadi
Semarang mengacu pada Permenkes 27/2017 dengan beberapa inovasi dan penyesuaian.
Komunikasi terkait pelaksanaan VAP bundle di ruang ICU berjalan dengan baik, perawat
diberi kesempatan untuk memperbarui dan penyegaran ilmu, fasilitas sangat mendukung,
serta koordinasi antar profesi berjalan lancar. Adanya SOP, daftar centang kepatuhan
pelaksanaan VAP bundle, serta lomba yang sering diadakan dalam rangka pencegahan
dan pengendalian infeksi mendorong pelaksana untuk terus memperbaiki diri. Walaupun
demikian, masih diperlukan pengingat untuk melaksanakan VAP bundle sesuai dengan
SOP, yaitu oral hygiene setiap 8 jam sekali
6. Kesimpulan

Pelaksanaan SOP VAP Bundle sebagai pedoman pencegahan dan pengendalian VAP di
ruang ICU Dr. Kariadi tahun 2018 mengacu pada Permenkes 27/2017 dengan
penyesuaian dan beberapa penambahan atau inovasi. Penambahan tersebut yaitu
pelaksanaan fisioterapi dada, penggunaan closed suction, penggantian ETT tiap 14 hari,
dan pemantauan pemakaian endotracheal type esofageal tube. Komunikasi dalam
pelaksanaan SOP VAP Bundle sebagai pedoman pencegahan dan pengendalian VAP di
ruang ICU Dr.Kariadi, Tahun 2018 berjalan dengan efektif. Sumber daya berupa fasilitas
sangat memuaskan, namun sumber daya berupa pelaksana masih harus ditingkatkan
terutama dalam segi jumlah dan kepedulian untuk melaksanakan VAP bundle sesuai
SOP. Faktor disposisi merupakan faktor yang menonjol dibandingkan dengan faktor-
faktor lainnya. Komitmen dari atas sampai pelaksana untuk melaksanakan SOP VAP
Bundle sangat terasa. Lingkungan yang diciptakan oleh rumah sakit seperti perlombaan
yang sering diadakan dalam rangka pencegahan dan pengendalian infeksi, serta daftar
tilik yang ada di rekam medis pasien dengan ventilator mendorong pelaksana untuk
mengerjakan tugasnya dan terus memperbaiki diri. Faktor yang dianalisis selanjutnya
yaitu struktur birokrasi, adanya SOP VAP Bundle dan tim IPCN serta IPCLN yang
komunikatif dan koordinatif menjadikan pelaksanaan pencegahan dan pengendalian VAP
di ruang ICU RSUP Dr. Kariadi Semarang menjadi lebih terkoordinir, terarah, dan
termonitor dengan baik. Pelaksanaan SOP VAP Bundle di ruang ICU Dr. Kariadi perlu
dipertahankan dan ditingkatkan. Pengkajian terhadap penyesuaian dan inovasi atau
penembahan perlu dilakukan secara berkala, sehingga sesuai dengan perkembangan ilmu
dan teknologi serta berdasarkan evidence based yang kuat.Komunikasi dan koordinasi
antar level dan antar profesi perlu dipertahankan, demikian juga kesempatan penyegaran
dan pemutakhiran ilmu bagi pelaksana serta situasi kerja yang nyaman. Penambahan
sumber daya manusia khususnya pada saat piket sore dan malam perlu dikaji lebih lanjut.
Tinjauan mingguan dan penghargaan bagi pelaksana diperlukan sebagai pendorong untuk
terus melaksanakan VAP bundle sesuai dengan SOP.
Analisis Jurnal IV

1. Judul Jurnal

“Ventilator-Associated Pneumonia in Patients in an Intensive Care Unit ”

2. Penulis

Arisanti Prabandini, Tuti Herawati

3. Tahun Terbit Jurnal

International Nursing Student Symposium and Festival 2017

4. Metode Penelitian

This retrospective study with cross-sectional approach aimed to explain VAP incidence
in patients in the ICU of a district hospital from May 2016 until April 2017

5. Hasil dan Pembahasan


The result of this study indicated that most patients who developed VAP were middle-
aged adult males (45.2%) (52.4%) with late onset VAP (66.7%). The comorbidity score
was low (81.0%), and the most common comorbidity was cerebrovascular injury
(35.7%). Gram-negative bacteria were the most common cause of VAP (88.1%).

6. Kesimpulan

VAP incidence was high, because of the patient’s length of stay, clinician’s
noncompliance with hand hygiene, poorly implemented standard operational procedure
of VAP bundle care, and staff rotation. It is important for nursing managers to develop
effective standard operational procedure for VAP bundle care and appropriate
documentation of VAP incidence used CPIS until VAP incidence report is appropriately
documented.

Anda mungkin juga menyukai