Anda di halaman 1dari 55

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan pesat pada teknologi terapi inhalasi telah memberikan
manfaat yang besar bagi pasien yang menderita penyakit saluran pernapasan,
tidak hanya pasien yang menderita penyakit asma tetapi juga pasien bronkitis
kronis, PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik), bronkiektasis, dan sistik
fibrosis. Keuntungan utama pada terapi inhalasi bahwa obat dihantarkan
langsung ke dalam saluran pernapasan langsung masuk ke paru-paru,
kemudian menghasilkan konsentrasi lokal yang lebih tinggi dengan risiko
yang jauh lebih rendah terhadap efek samping sistemik yang ditimbulkan
(GINA, 2008). Bioavailabilitas obat meningkat pada terapi inhalasi
karenaobat tidak melalui metabolisme lintas pertama (first-pass metabolism)
(Ikawati, 2007). Inhaler dirancang untuk meningkatkan kemudahan dalam
cara penggunaannya, namun tingkat penggunaan yang salah masih terdapat
pada pasien asma atau PPOK meskipun mereka sudah pernah mendapatkan
pelatihan (NACA, 2008). Hal ini juga ditunjukkan bahwa sejumlah besar
layanan kesehatan tidak mampu menunjukkan teknik inhaler yang tepat
(Interiano, 1993).
Inhaler dan nebulizer merupakan jenis sediaan farmasi dengan
carapenggunaan yang khusus, keberhasilan terapi sangat dipengaruhi oleh
ketepatan cara penggunaannya. Pasien yang menggunakan nebulizer harus
dilatih secarahati-hati mengenai cara penggunaannya, karena mereka mungkin
akan tergantung alat tersebut. Percobaan terapi dengan nebulizer perlu
dilakukan 3-4 minggu untuk menilai manfaat yang didapatkan secara
signifikan dan untuk dinyatakan bermanfaat, terapi ini normalnya harus dapat
memberikan perbaikan sedikitnya 15% dari nilai sebelum terapi (Cates et al.,
2002). Nebulizer dapat digunakan pada semua usia, dan untuk beberapa
tingkat keparahan penyakit tertentu (Geller, 2005). Keuntungan dari nebulizer
adalah kurang diperlukannya koordinasi pasien terhadap alat ini dibandingkan
dengan metered dose inhaler (MDI).
Metered dose inhaler adalah perangkat inhaler yang paling banyak
digunakan, umumnya kesalahan yang terjadi pada pasien yang menggunakan
MDI adalah kebanyakan pasien menghirup terlalu cepat (Al showair et al.,
2007), kegagalan untuk menahan napas selama 5-10 detik (52,2%) dan
kegagalan inspirasi dengan perlahan dan dalam 46,4% (Alamoudi, 2003).
Kegagalan untuk menghembuskan napas sebelum aktuasi, posisi yang salah
dari penggunaan inhaler dan urutan rotasi yang salah (Lavorini et al., 2008).
Masalah perangkatinhalasi juga sering terjadi pada perangkat inhaler dosis
terukur (MDI) sehingga khasiat obat tidak optimal (Rau, 2006). Tingkat
kesalahan juga meningkat dengan usia dan dengan keparahan obstruksi jalan
napas (Wieshammer, 2008). Sedangkan pada nebulizer, umumnya kesalahan
teknik cara penggunaan nebulizer pada pasien sebesar 18% dan kesalahan
pasien tidak membersihkan nebulizerdengan disinfektan sama sekali 24%
(Geller, 2005). Sejumlah 7 dari 25 pasien yang menggunakan terapi inhalasi
dengan nebulizer ditemukan adanya kontaminasi dari alat yang disebabkan
tidak dibersihkan dan dikeringkan secaramenyeluruh sebelum digunakan
(Botman & de Krieger, 1987).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Wibowo (2011) tentang
penggunaan inhaler pada pasien asma rawat jalan RSUD Dr. Moewardi
Surakarta hasilnya menunjukkan bahwa masih ditemukannya pasien yang
melakukan kesalahan dalam teknik penggunaan inhaler. Pengaruh pelatihan
tentang penggunaan inhaler terhadap ketepatan peragaan penggunaan inhaler,
terdapat 21,3% pasien yang sudah mendapatkan pelatihan masih
menggunakan inhaler mereka dengan salah. Pasien sulit mempelajari cara
penggunaan alat terapi inhalasi hanya dengan membaca brosur atau aturan
pakai yang ada dikemasan saja, maka hal yang terpenting dalam penggunaan
alat terapi inhalasi adalah mendemonstrasikan/memperagakan secara langsung
kepada pasien mengenai teknik penggunaannya (Sundaru dan Sukamto, 2006).
Oleh karena itu diperlukan pengetahuan tentang teknik penggunaan alat terapi
inhalasi yang tentunya membutuhkan pelatihan yang mempunyai sifat
kelanjutan, sehingga penggunaan alat terapi inhalasi dapat lebih dipahami dan
diperlukan juga evaluasi yang berulang kali untuk memantau cara penggunaan
inhalasi yang benar terhadap pasien. Penelitian ini akan dilakukan di Apotek
Bunda Surakarta pada pasien yang menggunakan terapi inhalasi berupa inhaler
dan nebulizer. Pada periode Maret 2012 jumlah resep yang keluar pada pasien
yang menggunakan obat untuk terapi inhalasi sebanyak 747 resep, sehingga
jumlah tersebut sebagai acuan dalam pengambilan sampel, selain itu produk
inhaler dan nebulizer mempunyai langkah-langkah khusus dalam
penggunaannya dan keberhasilan terapinya sangat dipengaruhi cara
penggunaan yang tepat maka melatarbelakangi penulis untuk melakukan
penelitian tentang evaluasi cara penggunaan inhaler dan nebulizer pada pasien
tersebut yang diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi bagi
pasien Apotek Bunda Surakarta.

1.2 Tujuan Umum


Agar mahasiswa Ilmu Keperawatan mengetahui apa itu terapi nebulisasi
pada penderita yang di diagnosis medis Pneumonia mulai dari pengkajian
sampai asuhan keperawatan yang harus dilakukan pada pasien tersebut.

1.3 Tujuan Khusus


a. Agar mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan pada An. N
yang mendapat terapi nebulisasi dengan diagnose medis Pneumonia.
b. Agar mahasiswa mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada An. N
yang mendapat terapi nebulisasi dengan diagnosa medis Pneumonia.
c. Agar mahasiswa mampu merumuskan intervensi pada An. N yang
mendapat terapi nebulisasi dengan diagnose medis Pneumonia.
d. Agar mahasiswa mampu mengimplementasi Asuhan Keperawatan pada
An. N yang mendapat terapi nebulisasi dengan diagnosa medis Pneumonia.
e. Agar mahasiswa mampu mengevaluasi Asuhan Keperawatn pada An. N
yang mendapat terapi nebulisasi dengan diagnose medis Pneumonia.
f. Agar mahasiswa mampu melakukan Discharge Planning pada An. N yang
mendapat terapi nebulisasi dengan diagnosa medis Pneumonia.
g. Agar mahasiswa mampu melakukan SOP pelaksanaan terapi Nebulisasi
pada An. N yang diagnosa medis Pneumonia.

1.4 Tempat dan Waktu


a. Tempat
Tempat dilakukan di Ruang Anak Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang.
b. Waktu
Pengkajian dilakukan pada tanggal 25 Juni 2019 pada pukul 13.00 WIB di
Ruang Anak Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.

1.5 Manfaat
a. Bagi Insritusi STIKes Muhammadiyah Palembang
Dengan hal ini makalah ini dapat memberikan informasi yang baru dan
masukkan kepada institusi maupun mahasiswa dimasa yang akan datang
tentang Terapi nebulisasi pada pasien yang terkena pneumonia dan
menambah keputusan serta referensi sebagai bahan dan sumber bacaan
khususnya mahasiswa keperawatan.
b. Bagi Instasi Rumah Sakit
Hasil makalah ini dapat digunakan sebagai masukan bahan lahan
praktikkeperawatan untuk tetap mempertahankan mutu pelayanan yang
baik dan optimal dalam melakukan Asuhan Keperawatan pada klien
dengan pneumonia menggunakan terapi Nebulisasi.
c. Bagi Peneliti
Hasil makalah ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan kajian
dalam menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta menambah
kompetensi bagi penulis dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien
dengan dengan pneumonia menggunakan terapi Nebulisasi umumnya dan
khususnya penatalaksanaan serta tindakkan keperawatan dalam praktik
ilmu keperawatan.

1.6 Metode Penulisan


Metode penulisan makalah ini menggunakan metode deskriktif dan
wawancara dimana penulis mencari refrensi Nebulisasi dari literatur buku dan
internet serta mewawancarai pasien dan keluarga yang bersangkutan.

1.7 Sistematika Penulisan


BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini kelompok mengemukakan latar belakang, tujuan,
tujuan umum dan khusus, metode penulisan dan sistematika
penulisan.
BAB II : TINJAUAN LAPANGAN
Dalam bab ini menjelaskan sejarah, struktur dan fungsi, serta visi,
misi, moto, dan tujuan dari Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang.
BAB III : TINJAUAN TEORI
Bab ini menjelaskan semua tentang landasan teori yang
berhubungan langsung dengan materi Nebulisasi.
BAB IV : TINJAUAN KASUS DAN ASKEP
Bab ini menjelaskan semua tentang pengkajian, analisa data,
prioritas masalah, diagnose keperawatan, intervensi keperawatan,
implementasi keperawatan, serta evaluasi keperawatan.
BAB V :PEMBAHASAN
Dalam bab ini menjelaskan perbandingan teori dengan tindakan
prosedur yang dilakukan di RS Muhammadiyah Palembang.
BAB VI : PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan serta saran.
BAB II
TINJAUAN LAPANGAN

2.1 Sejarah
Sejak tahun 1965 cita-cita Muhammadiyah yang ingin mendirikan amal
usaha dibidang kesehatan khususnya dalam bentuk rumah sakit yang
komprehensif telah menjadi obsesi tokoh-tokoh Muhammadiyah di Sumatera
Selatan. Wacana pendirian rumah sakit tersebut selanjutnya diaktualisasikan
oleh beberapa tokoh Muhammadiyah diantaranya adalah HM. Sidik Adiem,
Djamain St. Marajo, KH. Masjhur Azhari, HM. Rasjid Talib,H. Zamhari
Abidin, SH, H. Anang Kirom, HM. Soeripto, A. Sjarkowi Bakri, HM. Fauzi
Shomad dan tokoh-tokoh lainnya yang mendapat sambutan positif dan
dukungan penuh dari Bapak H. Abu Jazid Bustomi dan Bapak HM. Ali
Amin, SH selaku Gubernur Kepala Daerah Provinsi Sumatera Selatan pada
saat itu. Akan tetapi karena situasi sosial politik dan kondisi internal
Muhammadiyah khususnya dalam bidang finansial, akhirnya RSMP baru
dapat diresmikan pendiriannya pada tanggal 10 Dzulhijjah 1417 H / 18 April
1997 M oleh Gubernur Sumatera Selatan pada saat itu yakni Bapak H. Ramli
Hasan Basri bersama Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bapak Prof Dr.
HM. Amien Rais, MA. Keberadaan RSMP saat ini telah menunjukkan
perkembangan yang cukup menggembirakan dan dapat mensejajarkan diri
dengan rumah sakit lainnya di Kota Palembang.
Kepercayaan dan dukungan masyarakat yang tinggi dapat dilihat dari
kunjungan pasien setiap hari hingga RSMP dipercaya sebagai provider PT.
ASKES sejak tahun 2005 dalam melayani pasien ASKES PNS, Komersial,
Jamkesmas dan Jamsoskes Sumsel Semesta, bahkan saat ini juga telah dijalin
kerjasama dengan banyak instansi lain baik pemerintah maupun swasta di
Sumatera Selatan terutama dalam bidang pelayanan kesehatan. Kepercayaan
dan dukungan masyarakat serta pemerintah diatas, bagi RSMP disamping
sebagai rahmat Allah SWT dan wujud pencapaian perjuangan serta kerja
keras seluruh pimpinan dan pegawai RSMP, disisi lain juga merupakan
amanah yang harus dipertahankan bahkan kedepan wajib ditingkatkan baik
kualitas maupun kuantitasnya. Oleh karena itulah dalam rangka akselerasi
peningkatan kualitas pelayanan tersebut, RSMP telah merencanakan
pembangunan infra dan supra struktur dengan tetap bertumpu pada kondisi
finansial dan prioritas pengembangan RSMP.

2.2 Struktur dan Fungsi


Pimpinan cabang muhamadiyah

H.M Luthfie Barsyaf

MKPKU Muhamadiyah plaju

H.Umar said

Direktur Personalia

Dr. M. Yudi Ardiyansyah Ka. Sarana

Ka. Keperawatan Laboratorium ADM


Ka. IGD
Jamila , Am.kep Sastra Dewi, Ka.sarana
Dr. Lia yulianti
siregar Farmasi Ka. Sarana
Rina Maya fatmasari, Security
Dr. syamsul Alam. SpB Am.kep
Emilia Suratman Paicin
Dr. yuniar sari Masdiana, Am.kep
Ambulance Laundry Cleaning
Dr. okdalena Rahmat Taufik, service
Am.kep Febrin sandi Sri meliana
Dr. desfri anggraini Sri wahyuni
Siti badria, Am.kep
Dr. Reno Rindayani Ka. Kebidanan
Erni Yusnita,Am.kep
Dr. Herabaradena putri Peni Rahmawati.
Meri Am.keb
Martuty,Am.kep
Ega Am.Keb
2.3 Visi, Misi, dan Metode
a. Visi
Terwujudnya Rumah Sakit yang profesional dalam pelayanan dan
berkarakter islami.
b. Misi.
1) Memberikan pelayanan, pendidikan dan penelitian kesehatan secara
profesional, modern dan islami.
2) Meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
3) Mewujudkan citra sebagian wahana ibadah wahana inadah dan
pengembanganAmar ma'ruf nahi mungkar dalam bidang kesehatan.
4) Menjadikan pusat persemaian Muhammadiyah dalam bidang
pelayanan, pendidikan dan penelitian kesehatan
c. Moto
Melayani sebagian ibadah dan dakwah
d. Tujuan
Meningkatkan derajat kesehatan yang optimal melalui pendekatan
preventif (pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan), kuratif
(pengobatan), dan rehabilitative (pemulihan) bagi segenap warga
Muhammadiyah dan masyarakat pada umumnya sehingga terwujud
keluarga selakinah mawaddah warahman sebagai bagian dari masyarakat
islam yang sebenar-benarnya"
BAB III
TINJAUAN TEORI

3.1 Definisi Nebulisasi


Terapi inhalasi adalah sistem pemberian obat dengan cara menghirup obat
dengan bantuan alat tertentu, misalnya nebulizer. Nebulizer adalah suatu jenis
cara inhasi dengan menggunakan alat pemecah Obat untuk menjadi bagian-
bagian seperti hujan/uap untuk dihisap. Terapi inhalasi adalah cara pengobatan
dengan cara memberi obat untuk dihirup agar dapat langsung masuk menuju
paru-paru sebagai organ sasaran obatnya.
Terapi inhalasi adalah terapi dengan memanfaatkan uap hasil dari kerja
mesin Nebulizer. Uap air yang berasal dari campuran obat dan pelarutnya
dipercaya dapat langsung mencapai saluran pernafasan, sehingga efektif untuk
mengatasi masalah di daerah tersebut. Inhalasi sering digunakan pada anak-
anak dibawah usia 10 tahun. Batuk / pilek karena alergi dan asma adalah
gangguan saluran pernafasan yang paling umum terjadi.
Oksigen memiliki peranan yang penting dalam proses metabolisme tubuh
dalam mempertahankan kelangsungan hidup. Kebutuhan tubuh akanoksigen
harus segera dipenuhi untuk mencegah terjadinya kerusakan pada jaringan
otak yang bahkan dapat menyebabkan kematian (Hidayat & Uliyah, 2005).
Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama
dan sangat vital bagi tubuh (Asmadi, 2008). Pemberian Oksigen dianggap
sebagai obat. Pada pasien hipoksemia, pemberian oksigen dijadikan resep
untuk meningkatkan tekanan oksigen alveolar dan mengurangi kerja
pernafasan (Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2015).
Kebutuhan oksigen dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor,
diantaranya adalah lingkungan, latihan fisik, emosi,m gaya hidup serta status
kesehatan (Asmadi, 2008). Ada beberapa metode yang dapat digunakan
sebagai langkah untuk memenuhi kebutuhan oksigen, diantaranya pemberian
oksigen dengan menggunakan kanula dan masker, fisioterapiu dada serta
pengisapan lendir (suction). Banyaknya kadar oksigen yang diberikan pada
klien disesuaikan dengan kebutuhan, jika tidak sesuai maka akan berakibat
serius atau bahkan fatal (Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2015).

3.2 Tujuan Nebulisasi


Pada asma, penggunaan obat secara inhalasi dapat mengurangi efek
samping yang sering terjadi pada pemberian parenteral atau per oral, karena
dosis yang sangat kecil dibandingkan jenis lainnya. Terapi ini biasanya
digunakan dalam proses perawatan penyakit saluran pernafasan yang akut
maupun kronik, misalnya pada penyakit asma. Asma termasuk penyakit yang
sering terjadi pada anak-anak. Asthma adalah suatu gangguan pada saluran
bronchial yang mempunyai ciri bronchospasme periodik (kontraksi spasme
pada saluran nafas). Selain asma ada batuk / pilek karena alergi adalah
gangguan saluran pernafasan yang paling umum terjadi. Banyak cara dicoba
untuk mempercepat penyembuhan dan pengurangan gejala akibat masalah ini
termasuk secara inhalasi.

Beberapa tujuannya adalah:


 Mengobati peradangan saluran pernapasan bagian atas
 Menghilangkan sesak karena selaput lendir saluran napas bagian atas
sehingga landir menjadi encer dan mudah keluar
 Menjaga selaput lendir dalam keadaan lembab
 Melegakan pernapasan
 Mengurangi pembekakan selaput lendir
 Mencegah pengeringan selaput lendir
 Mengendurkan otot dan penyembuhan batuk
 Menghilangankan gatal pada kerongkongan.
3.3 Gambar Nebulizer Dan Anatomi Tubuh
Alat Nebulizer:
Set Nebulizer Obat Bronkudilator

Bengkok 1 buah Spuit 5cc

Aquades Handscoone
Tissue

Anatomi

3.4 Indikasi Tindakan Keperawatan


Untuk memberikan medikasi secara lengsung pada saluran napas untuk
mengobati, berikut ini:
 Bronchospasme akut
 Produksi mukus yang berlebihan
 Batuk dan sesak napas
 Klien yang mengalami kesulitan mengeluarkan secret
 Klien yang mengalami penyempitan jalan nafas
 Epiglotitis.
3.5 Kontra Indikasi Tindakan Keperawatan
 Pasien yang tidak sadar atau confusion tidak kooperatif dengan prosedur
ini, membutuhkan pemakaian mask/sungkup, tetapi mask efektivitasnya
berkurang secara siknifikan
 Medikasi nebulizer kontraindikasi pada kedaaan dimana suara napas tidak
ada atau berkurang, kecuali jika medikasi nebulizer diberi melalui
endotracheal tube yang menggunakan tekanan positif. Pasien dengan
penurunan pertukaran gas juga tidak dapat menggerakan/memasukan
medikasi secara adekuat kedalam daluran napas
 Pemakaian katekolamin pada pasien dengan cardiac iritability harus dengan
perhatian. Ketika diinhalasi, katekolamin dapat meningkatkan cardiac rate
dan dapat menimbulkan disritmia
 Medikasi nebulizer tidak dapat diberikan terlalu lama melalui intermittent
positive-pressure breathing (IPPB), sebab IPPB mengiritasi dan
meningkatkan bronchospasme.
3.6 Asuhan Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)


1 Ketidakefektifan pola napas Setelah dilakukan tindakan NIC: Manajemen jalan napas
berhubungan dengan keperawatan selama 2 X 24 jam
hiperventilasi diharapkan lendir dapat keluar dan 1. Posisikan pasien untuk
sesak napas berkurang dengan kreteria memaksimalkan ventilasi
hasil: 2. Identifikasi kebutuhan aktual
NOC: status pernafasan atau potensial pasien untuk
No Indikator T memasukkan alat membuka
1 Frekuensi pernafasan 5 jalan napas
2 Irama pernafasan 5
3 Kedalaman inspirasi 5 3. Kelola nebuliser ultrasonik
Keterangan : sebagai mestinya
1. Defiasi berat dari kisaran normal 4. Posisikan untuk meringankan
2. Defiasi yang cukup berat dari sesak napas
kisaran normal
3. Defiasi yang sedang dari kisaran
normal
4. Defiasi ringan dari kisaran normal
5. Tidak ada defiasi dri kisaran normal
2 Nyeri akut berhubungan dengan setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC: Manajemen lingkungan:
agen cedera biologis (mis, infeksi, selama 2 X 24 jam diharapkan nyeri Kenyamanan
iskemia, neoplsma) berkurang dengan kreteria hasil:
NOC: kontrol nyeri 1. Ciptakan lingkungan yang
No Indicator T tenang dan mendukung
1 Menggambarkan faktor 5 2. Sediakan lingkungan yng
penyebab aman dan bersih
2 Menggunakan tindaan 5
3. Sesuaikan suhu ruangan yang
pencegahan
3 Mengenali kapan nyeri 5 paling menyamankan individu
terjadi 4. Hindari paparan aliran udara
Keterangan: yang tidak perlu terlalu panas,
1. Tidak pernah menunjukkan maupun terlalu dingin
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang-kadang menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Secara konsisten menunjukkan
3.7 Persiapan Tindakan Keperawatan
Dalam kegiatan pemenuhan kebutuhan oksigen melalui pemberian terapi
nebuluzer tidak cukup hanya persiapan alat, tapi terpenting pasien baik fisik
maupum psikis, maka yang perlu anda lakukan:
 Identifikasi kemampuan pasien dalam tindakan pemenuhan oksigen melalui
pemberian terapi nebulizer (posisi dan privasi pasien)
 Identifikasi kesepian dan kesediaan pasien keluarga untuk dilakukan
tindakan (menjelaskan tujuan terapi oksigen degan cara pemberian
nebulizer).

3.8 Prosedur Tindakan Keperawatan


SOP tindakkan keperawatan terapi Nebulisasi
Prosedur Keperawan Fase Pra Interaksi

1. Identifikasi kebutuhan pasien yang akan


dilakukan tindakan pemberian oksigen
2. Menginformasi ketersediaan informed
consend (disesuaikan dengan tindakan yang
akan dilakukan)
3. Perawat pencuci tangan
4. Mempersiapkan alat
 Set nebulizer
 Obat brokudilator
 Bengkok 1 buah
 Tissue
 Spuit 5 cc
 Aquades
 Handscoon
Tahap Orientasi

1. Perawat memperkenalkan diri


2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan

Tahap Interaksi

1. Perawat mendekatkan alat


2. Perawar mencuci tangan dan memasang
handscoon
3. Mengucapkan salam (Assalamualaikum
wr.wb)
4. Mengucapkan bassallah
(Bissmillahhirohman hirohhim)
5. Identifikasi sambil melihat gelang identitas
pasien untuk nama pasien, tanggal lahir, dll)
6. Mendekatkan alat
7. Menjaga prifasi pasien (menutup scareroom,
gorden, memasang sampiran)
8. Mengatur posisi pasien (disesuaikan dengan
tindakan yang akan dilakukan)

Tahap Kerja

1. Mengisi nebuizer dengan aquades sesuai


tekaran
2. Memastikan alat depat berfungsi dengan
baik
3. Memasukkan obat sesuai dosisi
4. Menghidpkan nebulizer dan meminta pasie
napas dalam sampai obat habis
5. Matikan nebulizer
6. Bersihkan mulut dan hidung dan tissue
Tahap Terminasi

1. Mengucapkan hamdallah
2. Merapikan pasien
3. Bersihkan alat
4. Buka handscoon dan perawat cuci tangan
5. Dokumentasi.
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN ASKEP

ASUHAN KEPERAWATAN TERAPI NEBULISASI


PADA AN “N” DENGAN MENDERITA PNEUMONIA
DI RUANGAN ANAK RS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

Pengkajian Dilakukan Tanggal 25 juni ,jam 13:20 WIB


I. IDENTITAS
Inisial Nama : An. N Alamat: Jl. Panjaitan gg. Pertahanan
Tempat/tgl.lahir : 08 september 2018 Agama : Islam
Usia : 10 bulan Suku Bangsa : Indonesia
Nama Ayah/Ibu : Tn. Anggi / fitri Pendidikan ayah : SMA
Pekerjaan Ayah : Wiraswasta Pendidikan ibu : SMA
Pekerjaan Ibu :Ibu Rumah Tangga

II. RIWAYAT KEPERAWATAN


a. Keluhan Utama (saat masuk RS)
Ibu klien mengatakan An. N susah bernapas, batuk, selama 2 minggu dan
nafsu makan anak menurun.
b. Keluhan utama (saat pengkajian)
Ibu klien mengatakan anaknya merasakan susah bernapas selama 2 minggu
dan menurut hasil pemeriksaan anak dengan.
c. Riwayat Perjalanan Penyakit
Ibu klien mengatakan anaknya demam, batuk , sulit untuk bernapas dan
nafsu makan menurun.
d. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran Anak
Prenatal:
selama kehamilan ibu An. N melakukan pemeriksaan kebidan lebih dari 6
kali, tidak pernah menderita sakit selama hamil
Internatal :
Ibu klien mengatakan An. N ditolong oleh bidan, langsung menangis, berat
badan lahir 2600 gram, panjang badan 48 cm, umur kehamilan 9 bulan.
Postnatal :
Ibu klien mengatakan An. N diasuh oleh kedua orang tua dan diberikan
makanan ASI eksklusif selama 4 bulan, dan sekarang diberi makanan
tambahan seperti bubur.
e. Riwayat Masa Lampau
1. Penyakit waktu kecil
Ibu klien mengatakan An. N hanya demam, batuk dan pilek saja dan
keluarga menganggapnya wajar
2. Pernah dirawat di RS
Ibu klien mengatakan An. N baru pertama kali dirawat di Rumah Sakit
3. Obat-obatan yang digunakan
Ibu klien mengatakan An. N tidak pernah meminum obat dari warung
dan selalu menggunakan resep dokter
4. Tindakan (operasi)
Ibu klien mengatakan An. N belum pernah dilakukan tindakan operasi
5. Alergi
Ibu klien mengatakan An. N tidak mempunyai alergi
6. Kecelakaan
ibu klien mengatakan An. N tidak pernah jatuh / cedera sampai dirawat
di RS, dan An. N hanya jatuh biasa saat be;ajar berjalan
7. Imunisasi
Ibu klien mengatakan An. N sudah mendapatkan imunisasi BCG,
hepatitis, BI dan polio I, pada usia 3 hari hepatitis II dan pada usia 1
bulan mendapatkan DPT I dan polio II pada usia 2 bulan
f. Riwayat Keluarga
Genogram

Keluarga Ibu keluarga


Ayah

Keterangan :
= Laki- laki

= Perempuan

= Anak yang sakit

= Meninggal
X

g. Riwayat Sosial
Yang mengasuh :
Ibu klien mengatakan An. N diasuh oleh kedua orang tuanya
Hubungan dengan anggota keluarga :
ibu klien mengatkan An. N sangat disayangi oleh anggota keluarga, dan
anggota keluarganya bergantian untuk menjaga An. N
Hubungan dengan teman sebaya :
Ibu pasien mengatakan hubungan An. N sangat baik karena pasien sangat di
sayang.
Pembawaan secara umum :
Ibu pasien mengatan An. N, seorang anak yang ceria, periang dan gemar
bermain
Lingkungan rumah :
Ibu klien mengatakan lingkungan rumahnya tidak cukup bersih dikarenakan
antara rumah dan jalann dekat sehingga banyak debu dilingkungan sekitar

IV. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI


Ds : Ibu pasien mengatakan anaknya batuk, dan sesak nafas
Do:
- Terdapat refleks batuk
- Tampak pasien gelisah

V. PENGKAJIAN FISIK (12 DOMAIN NANDA)


1. PROMOSI KESEHATAN (KESADARAN & MANAJEMEN
KESEHATAN)
Ds : Ibu pasien mengatakan pada hari sesak anaknya di bawa ke puskesmas
terdekat dan diberi obat PTC
Do : Anak terlihat gelisah dan terus menangis
Masalah keperawatan:
Tidak ada masalah keperawatan

2. NUTRISI (MAKAN, PENCERNAAN, ABSORPSI, METABOLISME &


HIDRASI)
a. Mulut
Trismus ( - ), Halitosis ( - )
Bibir: lembab( √ ), pucat( ), sianosis( ), labio/palatoskizis( ),
stomatitis( )
Gusi: ( ), plak putih( ), lesi( )
Gigi: Normal( √ ), Ompong( ), Caries( ), Jumlah gigi (tidak ada)
Lidah: bersih ( √ ), kotor/ putih ( ), jamur ( )
b. Leher
Kaku Kuduk ( ) Simetris( √ ), Benjolan ( ) Tonsil ( )
Kelenjar Tiroid : normal ( √ ), pembesaran ( )
Tenggorok : kesulitan menelan ( ), tidak ada kesulitan menelan (√ )
Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
BB sebelum sakit: 6,9 kg BB sakit: 6,6 kg
Makanan yang disukai :
Susu formula, Asi, bubur
Selera makan :
Ibu klien mengatakan An. N tidak nafsu makan dan setiap kali bubur yang
diberikan tidak pernah habis An. N hanya makan ¼ nya saja
Alat makan yang digunakan :
Ibu pasien mengatakan An. N makan dengan menggunakan alat makanan
normal yang biasa digunakan anak pada umumnya
Pola makan( x/ hari) : 3 x 1 / hari
Porsi makan yang dihabiskan :
Ibu klien mengatakan pola makan pasien 1x dengan bubur, siang 1x dengan
bubur dan pada sore hari 1x dengan bubur
Pola Minum :
gelas/hari) jenis air minum : ASI
c. Abdomen
Inspeksi : Bentuk: simetris( √ ), tidak simetris( ), kembung( ),
asites( ),
Palpasi : massa ( √ ), nyeri ( )
Kuadran I : Hati, kantung empedu, paru, esofagus
Kuadran II : Hati, jantung, esofagus, paru, pankreas, limfa, lambung
Kuadran III : Usus 12 jari, usu besar, kecil, kandung kemih, rektum, anus.
Kuadran IV : Anus, Rektum, ginjal, usus kecil, besar
Auskultasi : bising usus 4 x/mnt
Perkusi : Timpani ( √ ), redup ( )
Data Tambahan :
Do :
- Mukosa bibir pucat
- Anak menangis
Tidak ada data tambahan
Masalah keperawatan :
Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

3. ELIMINASI & PERTUKARAN (FUNGSI URINARIUS,


GASTROINTESTINAL & PERNAPASAN)
Pola Eliminasi
BAK:
Warna : ibu klien mengatakan warna urin An. N jernih
Konsistensi : Cair dan jernih
Frekuensi : 3-4 x/ hari
Urine Output : ± 800 cc
Penggunaan Kateter :-
Vesika Urinaria: Membesar ( - ) Nyeri tekan ( - )
Gangguan; Anuaria ( - ), Oliguria ( - ), Retensi Uria ( - ), nokturia ( - ),
Inkontinensia Urin ( - ), Poliuria ( - ), Dysuria ( - )

BAB : warna : kuning, Frekuensi : 1x1 x/hari


Konsisitensi : lendir ( - ), darah ( - ), ampas ( √ )
Konstipasi ( - )

Jalan nafas : Sputum ( √ ), warna sputum ( ) konsisitensi :


Batuk ( √ ) frekuensi :
Dada
Bentuk : Simetris ( √ ), Barrel chest/dada tong( ),
pigeon chest/dada, burung ( ) benjolan ( ),

Paru-paru:
Inspeksi : RR 35 x/ min,
Palpasi : Normal ( ), ekspansi pernafasan( √ ), taktil fremitus( )
Perkusi : Normal/ Sonor( ), redup/pekak( ), hiper sonor(√ )
Auskultasi : irama ( √ ), teratur( ),
Suara nafas: vesicular( ), bronkial(√), Amforik ( ), Cog Wheel Breath
Sound ( ) metamorphosing breath sound ( )
Suara Tambahan: Ronki ( √ ), pleural friction( )
Data Tambahan :
Tidak ada data tambahan
Masalah keperawatan:
Tidak ada masalah keperawatan

4. AKTIVITAS / ISTIRAHAT (ISTIRAHAT, AKTIVITAS,


KESEIMBANGAN ENERGI, RESPON KARDIOVASKULAR /
PULMONAL & PERAWATAN DIRI)
Jantung
Inspeksi : ictus cordis/denyut apeks( ), normal( √ ) melebar( )
Palpasi : kardiomegali( - )
Perkusi : redup( - ), pekak( - )
Auskultasi : HR 70 x/mnt. Aritmia( - ),Disritmia( - ) , Murmur ( - )
Kebiasaan sebelum tidur : (boneka, dibacakan cerita dll)
Kebiasaan Tidur siang : Ibu klien mengatakan lama tidur An.
N ± 3 Jam/hari
Skala Aktivitas:
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4

Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi/ROM √
0: mandiri, 1: alat Bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat,
4: tergantung total
Personal hygine :
Mandi : 2 x/hari
Sikat gigi : - x/hari
Ganti Pakaian : 3 x/hari
Memotong kuku : - x/hari
Data Tambahan :
Tidak ada data tambahan
Masalah keperawatan:
Tidak ada masalah keperawatan
5. PERSEPSI / KOGNISI (PERHATIAN, ORIENTASI, SENSASI
PERSEPSI, KOGNISI & KOMUNIKASI)
a. Kesan Umum
Tampak Sakit : ringan ( ), sedang ( ), berat ( ), pucat (√ ),
sesak ( ), kejang ( )
b. Kepala
Bentuk : Hematoma( - ), Luka( - )
Fontanel : cekung (√ ), Datar ( ), Keras ( ), Lunak ( )
Rambut : warna hitam mudah dicabut ( - ), ketombe( - ),
kutu( - )
c. Mata
Mata : jernih( √ ), mengalir, kemerahan( ), sekret( )
Visus : 6/6( √ ), 6/300( ), 6/ tak terhingga( ),
Pupil : Isokor( √ ), anisokor( ), miosis( ),midriasis( ),
reaksi terhadap cahaya: kanan Positif( ), negatif( ), kiri negatif( )
positif( ),
alat bantu : kacamata( - ), Softlens( - )
Conjungtiva : merah jambu( √ ), anemis( )
Sklera : Putih( √ ), Ikterik( )
a. Telinga : Simetri( √ ), sekret( ), radang( ),
Pendengaran : ( ), kurang( ), tuli( )
b. Hidung : Simetris( ), pilek( √ ), epistaksis( )
c. Lidah : bersih ( ), kotor/ putih ( √ ), jamur ( )
Data Tambahan :
Tidak ada data tambahan
Masalah keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan

6. PERSEPSI DIRI (KONSEP DIRI, HARGA DIRI,& CITRA TUBUH)


Perasaaan klien terhadap penyakit yang didieritanya :
Ibu pasien mengatakan An. N sering merengek dan menangis
Persepsi klien terhadap dirinya :
Tampak Presepsi diri klien normal
Konsep diri :
Tampak konsep diri klien baik
Tingkat kecemasan :
Ibu pasien mengatakankecemasan itu ada tapi tidak mau terlarut dalam
kecemasan tersebut, karena kesembuhan An. N lebih penting.
CitraDiri/Bodyimage :
Tampak cintra diri anak baik

Data Tambahan :
Tidak ada data tambahan
Masalah keperawatan:
Tidak ada masalah keperawatan

7. HUBUNGAN PERAN (PERAN PEMBERI ASUHAN, HUBUNGAN


KELUARGA & PERFORMA PERAN)
Masalah sosial yang penting :
Ibu pasien mengatakan An. N mempunyai hubungan sosial yang baik
Hubungan orang tua dan bayi :
Ibu klien mengatakan hubungan An. N dengan orang tua sangat dekat dan ibu
klien megatakan mereka sangat menyayangi anaknya
Orang terdekat yang dapat dihubungi :
Kedua orang tua baik ayah maupun ibu pasien An. N
Orang tua berespon terhadap penyakit : ya ( √ ) tidak ( )
Respon :
Ibu klien mengatakan sangat sedih melihat anaknya sakit
Orang tua berespon terhadap hospitalisasi: ya ( √ ) tidak ( )
Data Tambahan
Tidak ada data tambahan
Masalah keperawatan
Tidak ada masalah keperawatan

8. SEKSUALITAS (IDENTITAS, FUNGSI SEKSUALITAS &


REPRODUKSI)
Genitalia dan Anus
Laki-laki
Penis : normal/ada ( - ), Abnormal ( - )
Scrotum dan testis : normal( - ), hernia( - ), hidrokel( - )
Anus : normal/ada ( - ), atresia ani( - )

Perempuan
Vagina : sekret( - ), warna( Normal )
Anus : normal/ada ( √ ), atresia ani ( )
Data Tambahan
Tidak ada data tambahan
Masalah keperawatan:
Tidak ada masalah keperawatan

9. KOPING / TOLERANSI STRESS (RESPONS PASCATRAUMA,


RESPON KOPING & STRES NEUROBIHAVIOUR)
GCS : 15 komposmentis
E : 4 ( Membuka mata )
V : 5 ( Orientasi baik/bicara jelas )
M: 6 ( Mengikuti perintah )
Reflek Patologis :
Babinsky : Negatif pada refleks babinsky
Kernig : Negatif pada refleks kerning
Brudzinsky : Negatif pada refleks brudzinky
Reflek Fisiologis:
Biceps : Positif pada refleks biceps
Triceps : Positif pada refleks triceps
Patella : Positif pada refleks patella
Data Tambahan
Tidak ada data tambahan
Masalah keperawatan:
Tidak ada masalah keperawatan

10. PRINSIP HIDUP (NILAI, KEYAKINAN & KESELARASAN /


KEYAKINAN)
Budaya :
Ibu pasien mengatakan An. N berbudaya Sumatera
Spritual / Religius :
Ibu pasien mengatakan An. N beragama islam
Harapan :
Ibu pasien mengatakan, keluarga berharap An. N cepat sembuh
Psikososial :
Ibu pasen mengatakan An.N menerima tindakkan yang diberikan dokter dan
perawat.
Data Tambahan
Tidak ada data tambahan
Masalah keperawatan:
Tidak ada masalah keperawatan

11. KEAMANAN / PERLINDUNGAN (INFEKSI, CEDERA FISIK,


KEKERASAN, BAHAYA LINGKUNGAN, PROSES PERTAHANAN, &
TERMOREGULASI)

Tingkat Kesadaran : Composmentis (√ ), Apatis ( ), Somnolen ( ),


Sopor (),Soporocoma ( ) Coma ( )
TTV : Suhu36,7 O C, Nadi 111x/min, TD - mmHg, RR
35 x/min
Warna kulit : Sianosis ( - ), I kterus ( - ), eritematosus rash
( - ), discoid lupus ( ), oedema ( - )
Bula : ( - ), Ganggren ( - ), nekrotik jaringan ( - ),
Hiperpigmentasi ( - )Echimosis ( - ),
Petekie ( - )
Turgor Kulit : elastis ( √ ), tidak elastis ( )
Data Tambahan
Tidak ada data tambahan
Masalah keperawatan:
Ketidakefektifan bersihan jalan napas

12. KENYAMANAN (FISIK, LINGKUNGAN & SOSIAL)


Nyeri : Ya (√ ) Tidak ( )
Jika ya, Pengkajian nyeri : -
P (Provokatif/paliatif) :-
Q( Quality) :-
R(Regio) :-
S(Scale) :-
T(Time) :-
Data Tambahan
Ds:
- Ibu pasien mengatakan An. N sering menangis dan rewel
- Ibu pasien mengatakan An. N tidak nyaman karena terpasangnya infus,
oksigen
Do :
- Pasien tampak menangis
- Pasien tampak geisha
Masalah keperawatan:
Gangguan rasa nyaman

13. PERTUMBUHAN / PERKEMBANGAN


PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN (DDST/KPSP)
Kemandirian dan bergaul :
Tampak An.N mampu mengenali orang tua dan anggota keluarga lainnya
Motorik Halus :
Tampak An. N mengambil boneka dan memindahkan
Kognitif dan bahasa :
An. N mampu menyebutkan dan berkata papa mama”
Motorik kasar :
Tampak An.N duduk dengan pegangan, mandiri dengan berpegangan
Data Tambahan
Tidak ada data tambahan \
Masalah keperawatan:
Tidak ada masalah keperawtan
TERAPI
Terapi Cara Dosis Golongan / Jenis Indikasi
Pemberian
Obat Melalui oral Anak ≤1 Paracetamol Untuk
pereda th 3-4 x / menurunkan
nyeri hari demam
Obat melalui oral Anak 2-6 Gualfenesin Membersihkan
batuk th 300 jalan napas
mg / hari

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal Pemeriksaan : 23 juni 2019

Pemeriksaan laboratorium

Hemoglobin : L. 9.7
Hematokrit : L. 306
Jumlah trombosit : H 613
Jumlah leukosit : H 22.4
Kosinofil : 2.4
Busofil : 0.2
Neutrofil : H61.5
Limfosit : 29.1
Monosit : 6.8
Laju endap darah
LED 1 jam : H S4

ANALISA DATA

No Data klien Etiologi Masalah


Keperawatan
1 DS : bakteri, virus dan jamur Ketidakefektifan
- Ibu pasien mengatakan bersihan jalan
anaknya batuk, dan Saluran pernafasan napas
sesak nafas
DO : Kuman berlebih di bronkus
- Pada auskultasi paru
terdengar ronkhi Proses peradangan
- Sekret kental berwana
kuning Akumulasi secret di bronkus
- TTV:
RR= 35 x / menit Ketidakefektifan Bersihan
o
T= 36,7 c jalan nafas
N= 111 x / menit
2 DS : Kuman berlebih di bronkus Ketidakseimbangan
- Ibu pasien mengatakan nutrisi kurang dari
An. N tidak nafsu Proses peradangan kebutuhan tubuh
makan dan setiap
makan tidak pernah Akumalasi Sekret di bronkus
dihabiskan
DO : Mukus bronkus mningkat
- Mukosa bibir pucat
- Pasien menangis Nasu makan

BB menurun

Ketidakseimbangan nutrisi:
kurang dari kebutuhan tubuh
3 DS : Akumulasi secret di bronkus Gangguan rasa
- Ibu pasien mengatakan nyaman
anaknya sering Peningkatan mukus di saluran
menangis dan rewel pernafasan
- Ibu pasien mengatakan
anaknya tidak nyaman Diberikan oksigen, dan terapi
karena terpasangnya nebulizer
oksigen dan infus
DO : Ketidaknyamanan anak atas
- Pasien tampak gelisah prosedur tindakan keperawatan
- Pasien tampak tersebut
menangis

Gangguan rasa nyaman

PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN


1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Gangguan rasa nyaman

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d mukus berlebih dibuktikan dengan
sesak nafas, gelisah.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kurang asupan
makanan dibuktikan dengan nafsu maan menurun dan membran mukosa pucat
3. Gangguan rasa nyaman b.d stimuli lingkungan yang mengganggu dibuktikan
dengan menangis
NURSING CARE PLAN (NCP)
Nama Pasien : An. N Diagnosa Medis : pneumonia
Jenis kelamin : perempuan Hari/Tanggal : 23 juni 2019
No.Kamar/Bed : Shift : Pagi
No D.X Keperawatan Tujuan (NOC) Intervensi (NIC) Rasional
1 Ketidakefektifan bersihan Setelah dilakukan tindakan NIC: Administrasi NIC: Administrasi
jalan napas b.d mukus keperawatan selama 2 x 24 (pemberian) obat: inhalasi (pemberian) obat: inhalasi
berlebih dibuktikan dengan diharapkan keadaan pasien mulai 1. Ikuti prinsip lima 1. Agar tidak terjadi
sesak nafas, gelisah. membaik dengan kriteria hasi : benar pemberian obat kesalahan dalam
NOC: Status pernapasan : pemberian obat.
kepatenan jalan napas 2. Bantu pasien untuk 2. Agar tidak terjadi
No Indikator A T menggunakan inhaler kesalahan dalam terapi
1 Frekuensi 2 5 seperti yang ditentukan inhaler di berikan
pernapasan kepada pasien.
2 Irama pernapasan 3 5
3. Bantu pasien untuk 3. Agar pasien pada saat
4 Kedalaman 2 5
menempatkan inhaler terap diberikan obat
inspirasi
4 Kemampuan 2 5 dimulut dan hidung. yang berada di
untuk mngluakn nebulizer dapat masuk
secret kedalam paru-paru
Keterangan: dengan maksimal.
1. Deviasi berat dari kisaran 4. Agar obat masuk
normal. 4. Anjurkan pasien kedalam paru-paru
2. Deviasi yang cukup berat dari menghirup nafas dalam secara maksimal.
kisaran normal. saat menggunakan
3. Deviasi sedang dari kisaran nebulizer.
normal.
4. Deviasi ringan dari kisaran
normal.
5. Tidak ada deviasi dari kisaran
normal

2 Ketidakseimbangan nutrisi Setelah dilakukan tindakan NIC: Perawatan Bayi NIC: Perawatan Bayi
kurang dari kebutuhan tubuh keperawatan selama 2 x 24 1. Monitor berat dan 1. Agar dapat mengetahui
b.d kurang asupan makanan diharapkan keadaan pasien mulai badan bayi. keseimbangan nutrisi
dibuktikan dengan nafsu membaik dengan kriteria hasi : yang ideal pada pasien
maan menurun dan membran NOC: Status nutrisi bayi 2. Monitor intake dan 2. Agar dapat mengetahui
mukosa pucat No Indikator A T output kesesuaian intake dan
1 Intake nutrisi 3 5 output pada pasien.
2 Intake makanan 2 5
3. Berikan makanan pada 3. Agar pemenuhan
lewat mulut
3 Intake cairan 3 5 anak sesuai nutrisi pasien dapat
lewat mulut perkembangan terpenuhi dan sesuai.

Keterangan:
1. Tidak adekuat
2. Sedikit adekuat
3. Cukup adekuat
4. Sebagian besar adekuat
5. Sepenuhnya adekuat
3 Gangguan rasa nyaman b.d Setelah dilakukan tindakan NIC: Manajemen NIC: Manajemen
stimuli lingkungan yang keperawatan selama 2 x 24 lingkungan: kenyamanan lingkungan: kenyamanan
mengganggu dibuktikan diharapkan keadaan pasien mulai 1. Pertimbangkan 1. Agar pasien tidak
dengan menangis membaik dengan kriteria hasi : sumber-sumber gelisah dan menangis
NOC: Status kenyamanan: ketidaknyamanan terhadap
Lingkungan seperti posisi selang. ketidaknyamanan yang
No Indikator A T 2. Ciptakan lingkungan dirasakannya.
1 suplai dan 2 5 yang tenang dan 2. Agar pasien menjadi
peralatan yang mendukung. aman dan tenang engan
dibutuhkan ingkungan sekitar
berada dalam 3. Agar klien merasa
jangkauan 3. Posisikan klien dengan nyaman dan tidak
2 Adaptasi 3 5
posisi yang nyaman menangis lagi
lingkungan yang
4. Agar pasien merasa
dibutuhkan
4. Hindari gangguan yang nyaman dan tenang
Keterangan: tidak perlu dan berikan terhadap kondisi yang
1. Sangat terganggu waktu untuk istirahat. dimilikinya.
2. Banyak terganggu
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
5. Tidak terganggu.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : An. N Diagnosa Medis : pneumonia
Jenis kelamin : perempuan Hari/Tanggal : 25 juni 2019
No.Kamar/Bed : Shift : Pagi
No D.X Keperawatan Tangga Implementasi Tangga Evaluasi Nama
l Keperawatan l paraf
waktu waktu
1 Ketidakefektifan bersihan 25 juni 1. Ikuti prinsip lima benar 25 juni S:
jalan napas b.d mukus 2019 pemberian obat. 2019 - Ibu pasien mengatakan anaknya
berlebih dibuktikan dengan 14.30 R/ 14.30 masih batuk dan sesak nafas
sesak nafas, gelisah. Pasien tampak rewel - Ibu pasien mengataka anaknya
pada saat dilakukannya masih suka rewel
pemberian obat O:
- pasien tampak batuk
2. Bantu pasien untuk - pasien tampak masih sesak nafas
menggunakan inhaler - pasien masih rewel
seperti yang ditentukan. - TTV
R/ Nadi : 111x/ menit
Pasien tamak menangis Suhu : 36,7 o c
pada saat diberikan RR : 35 x/menit
terapi nebulisasi. A:
Masalah keperawatan ketidakefektifan
bersihan jalan nafas belum teratasi.
3. Bantu pasien untuk
menempatkan inhaler No Indikator A T
dimulut dan hidung. 1 Frekuensi 3 5

R/ pernapasan
2 Irama pernapasan 4 5
Pasien tampak sedikit
4 Kedalaman 3 5
tidak terlalu sulit lagi
untu bernafas inspirasi
4 Kemampuan 3 5

4. Anjurkan pasien untuk mngluakn

menghirup nafas dalam secret


P:
saat menggunakan
Intervensi 1-4 dilanjutkan
nebulizer
1. Ikuti prinsip lima benar pemberian
R/
obat
Pasien menangis dan
2. Bantu pasien untuk menggunakan
ingin melepas sungkup
inhaler seperti yang ditentukan
nebulizer yang
3. Bantu pasien untuk menempatkan
terpasang di hidung dan
inhaler dimulut dan hidung.
mulutnya.
4. Anjurkan pasien menghirup nafas
dalam saat menggunakan nebulizer

2 Ketidakseimbangan nutrisi 25 juni 1. Monitor berat dan 25 juni S:


kurang dari kebutuhan tubuh 2019 badan bayi. 2019 - Ibu pasien mengatakan anaknya
b.d kurang asupan makanan 14.30 R/ 14.30 masih tidak nafsu untu makan
dibuktikan dengan nafsu maan BB sakit : 6,9 kg - Ibu pasien mengatakan anaknya
menurun dan membran BB sekarang : 6,6 kg masi sering menangis
mukosa pucat O:
2. Monitor intake dan - Tampak pasien tidak nafsu makan
output. - Tampak anak menangis
R/ - Tampak bibir pasien pucat
Pasien memakan bubur - TTV
dan minum Asi. BB sekarang : 6,9 kg
Pengeluaran urine 3-4x/ BB sakit : 6,6 kg
menit A:
Masalah keperawatan
3. Berikan makanan pada ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
anak sesuai kebutuhan tubuh belum teratasi
perkembangan No Indikator A T
R/ 1 Intake nutrisi 3 5
2 Intake makanan 4 5
Pasien memakan bubur,
lewat mulut
Asi dan susu Formula 3 Intake cairan 4 5
lewat mulut
P:
Intervensi (1, 2, 3) ilajutkan
1. Monitor berat dan badan bayi.
2. Monitor intake dan output
3. Berikan makanan pada anak sesuai
perkembangan
3 Gangguan rasa nyaman b.d 25 juni 1. Pertimbangkan sumber- 25 juni S:
stimuli lingkungan yang 2019 sumber 2019 - Ibu pasien mengatakan pasien
mengganggu dibuktikan 14.30 ketidaknyamanan 14.30 masih tidak nyaman dengan
dengan menangis seperti posisi selang terpasangya selang oksigen, infus.
R/ - Pasien mengatakan anaknya masih
Pasien tampak merasa suka menangis dan gelisah
tidak nyaman dan O:
berusaha ingin - Tampak pasien menangis
mencabut selang dan - Tampak pasien gelisah
infus A:
. Masalah keperawatan gangguan rasa
2. Ciptakan lingkungan nyaman belum teratasi
yang tenang dan
mendukung.
R/ No Indikator A T
Tampak pasien sudah 1 suplai dan 2 5

bisa menyesuaikan diri peralatan yang

dengan lingkungan di dibutuhkan

sekitar. berada dalam


jangkauan
2 Adaptasi 3 5
3. Posisikan klien dengan
lingkungan yang
posisi yang nyaman
dibutuhkan
R/
Pasien merasa lebih P:
tenang dan nyaman. Intervensi dilanjutkan (1)
1. Pertimbangkan sumber-sumber
4. Hindari gangguan yang ketidaknyamanan seperti posisi
tidak perlu dan berikan selang.
waktu untuk istirahat.
R/
Tampak pasien lebih
banyak tidur daripada
gelisah.
BAB V
PEMBAHASAN

3.1 Pengkajian
Dalam BAB ini akan di bahas mengenai persamaan dan perbedaan antara
konsep dasar secara teori dengan asuhan keperawatan pada klien An. N
dengan gangguan sistem pernafasan: Pneumonia yang di dilakukan di ruang
Anak Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang dalam lingkup pengkajian.
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses
keperawatan. Pengkajian yang penulis lakukan dalam asuhan keperawatan
pada pasienn An. N dengan gangguan sistem pernafasan: pneumonia yang
dilakukan di Ruang Anak Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang meliputi
Biodata, keluhan utama, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit sekarang,
riwayat penyakit keluarga, kebutuhan dasar, pemeriksaan fisik sampai dengan
data penunjang. Pada saat pengkajian penulis menggunakan instrument
pengkajian sebagai pedoman yaitu menurut 12 domain NANDA.
Data pengkajian yang penulis lakukan pada studi kasus pada pasien An. N
dengan gangguan sistem pernafasan: Pneumonia yang dilakukan di ruang
Anak Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang, data-data yang penulis
temukan diantaranya adalah keluhan utama pada saat masuk Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang dan ketika pengkajian adalah Ibu pasien
mengatakan An. N susah bernapas, batuk, selama 2 minggu dan nafsu makan
anak menurun. Pada riwayat kesehatan pasien saat ini adalah pasien masuk
Rumah Sakit Muhammadiyah 23 Juni 2019 dengan keluhan Ibu klien
mengatakan An. N susah bernapas, batuk, selama 2 minggu dan nafsu makan
anak menurun. Pada saat pengkajian tanggal 25 Juni 2019 Ibu klien
mengatakan anaknya merasakan susah bernapas selama 2 minggu dan menurut
hasil pemeriksaan anak didiagnosa medis pneumonia. Pasien terpasang IVFD
RL, dan terpasang nasal kanal oksigen sebanyak 2 liter. Terapi obat yang telah
diberikan adalah terapi Nebulisasi dengan memberikan obat Ventolin sesuai
dengan takaran dosis yang telah di berikan dosisi. Hasil laboratorium pada
tanggal 23 juni 2019 pemeriksaan laboratorium, Hemoglobin : L. 9.7,
Hematokrit:L. 306 , Jumlah trombosit: H 613, Jumlah leukosit: H 22.4 ,
Kosinofil: 2.4Busofil :0.2, Neutrofil: H61.5, Limfosit: 29.1, Monosit: 6.8,
Laju endap darah, LED 1 jam : H S4.
Selain data diatas, pada saat dilakukan pengkajian penulis menemukan
data subjektif dari pasien yaitu ibu pasien mengatakan An. N susah bernafas,
batuk, dan nafsu makan 2 minggu dan nafsu makan anak menurun. Sesuai
dengan pedoman pemeriksaan pengkajian keperawatan, penulis menggunakan
format 12 NANDA yaitu pemeriksaan dimulai dari peningkatan kesehatan
mengenai pengetahuan penyakit sampai dengan domain kenyamanan. Pada
pengkajian nutrisi, ibu pasien An. N mengatakan anaknya tidak nafsu makan
dan membrane mukosa An. N pucat. Pada saat pengkajian pasien telah
melakukan pemeriksaan laboratorium pada tanggal 23 juni 2019 di Rumah
Sakit Muhammadiyah Palembang setelah menganalisis pengkajian, kelompok
tidak menemukan kesenjangan teori pada pengkajian pada pasien An.A.

3.2 Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada pasien dengan gangguan
sistem pernafasan pneumonia sesuai dengan teori menurut Taqqiyah baraha
(2013) adalah sebagai berikut:
1. Ketidakefektifan pola nafas b.d hyperventilasi
2. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d mukus berlebih
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kurang
asupan makanan
4. Gangguan pertukaran gas b.d berkurangnya keefektifan permukaan paru,
atelektasis, kerusakan membran alveolar kapiler, sekret yang kental
edema broncial.
5. Gangguan rasa nyaman b.d stimuli lingkungan yang mengganggu.
6. Kurangnya pengetahuan b.d keterbatasan kognitif, interprestasi terhadap
informasi yang salah, kurangnya keinginan untuk mencari informasi,
tidak mengetahui sumber-sumber informasi.
Setelah kelompok mengumpulkan data pada pengkajian dan menganalisa
data maka kelompok dapat menegakkan diagnosa yang terdapat dalam teori
dan juga terdapat dalam kasus kecuali diagnosa keperawatan Ketidakefektifan
pola nafas b.d hyperventilasi, Gangguan pertukaran gas b.d berkurangnya
keefektifan permukaan paru, atelektasis, kerusakan membran alveolar kapiler,
sekret yang kental edema broncial, Kurangnya pengetahuan b.d keterbatasan
kognitif, interprestasi terhadap informasi yang salah, kurangnya keinginan
untuk mencari informasi, tidak mengetahui sumber-sumber informasi.
Diagnosa keperawatan yang muncul sesuai dengan pengkajian yang telah
dilakukan kelompok diantaranya:
a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d mukus berlebih
Diagnosa ini ditegakkan karena pada pengkajian kelompok
menemukan data subjektif yaitu: Ibu pasien mengatakan anaknya batuk,
dan sesak nafas, pada data objektif ditemukan bahwa: Pada saat
pemeriksaan fisik terdapat auskultasi paru terdengar ronkhi, Sekret pasien
An. N tampak kental dan berwana kuning, dan dari pemeriksaan tanda-
o
tanda vital yang didapat, RR= 35 x / menit , T= 36,7 c , N= 111 x /
menit.
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kurang
asupan makanan.
Diagnosa ini ditegakkan karena pada pengkajian kelompok
menemukan data subjektif yaitu: Ibu pasien mengatakan An. N tidak
nafsu makan dan setiap makan tidak pernah dihabiskan. pada data objektif
ditemukan bahwa: Mukosa bibir An. N tampak pucat, dan Pasien
menangis.
c. Gangguan rasa nyaman b.d Stimuli lingkungan
Diagnosa ini ditegakkan karena pada pengkajian kelompok
menemukan data subjektif yaitu: Ibu pasien mengatakan anaknya sering
menangis dan rewel, dan Ibu pasien mengatakan anaknya tidak nyaman
karena terpasangnya oksigen dan infus. pada data objektif ditemukan
bahwa: Pasien tampak merasa gelisah, dan pasien Pasien tampak
menangis.

3.3 Intervensi Keperawatan


Intervensi keperawatan adalah tindakan yang di rancang untuk membantu
pasien beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang diinginkan dalam
hasil yang diharapkan berdasarkan masing-masing diagnosa yang ditegakan
pada dasarnya penulis tidak menemukan hambatan yang berarti dalam
melakukan tindakan keperawatan. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor yang
mendukung antara lain kerjasama baik antara kelompok, pasien, keluarga
pasien, dan tim medis yang ada di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
serta tersedianya sarana prasarana penunjang dalam mengatasi masalah pasien
dan memenuhi masalah pasien. Intervensi yang telah dilakukan sesuai
dengang intervensi berdasarkan panduan darai NOC, dan NIC.
a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d mukus berlebih
Diagnosa ini ditegakkan karena pada pengkajian kelompok
menemukan data subjektif yaitu: Ibu pasien mengatakan anaknya batuk,
dan sesak nafas, pada data objektif ditemukan bahwa: Pada saat
pemeriksaan fisik terdapat auskultasi paru terdengar ronkhi, Sekret pasien
An. N tampak kental dan berwana kuning, dan dari pemeriksaan tanda-
o
tanda vital yang didapat, RR= 35 x / menit , T= 36,7 c , N= 111 x /
menit.
Dalam proses keperawatan ini sesuai dengan panduan NOC dan NIC
yang tujuannya adalah keadaan pernafasan klien mulai membaik, NOC:
Status pernapasan : kepatenan jalan napas, dengan kriteria hasil Frekuensi
pernapasan, Irama pernapasan, Kedalaman inspirasi, Kemampuan untuk
mngluakan sekret.
Intervensi keperawatan yang telah dilakukan oleh penulis dalam
memberikan tindakan keperawatan pada An. N berdasarkan NIC:
Administrasi (pemberian) obat: inhalasi yaitu yang pertama, Ikuti prinsip
lima benar pemberian obat, kemudian Bantu pasien untuk menggunakan
inhaler seperti yang ditentukan, setelah itu Bantu pasien untuk
menempatkan inhaler dimulut dan hidung, dan Anjurkan pasien
menghirup nafas dalam saat menggunakan nebulizer.
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kurang
asupan makanan.
Diagnosa ini ditegakkan karena pada pengkajian kelompok
menemukan data subjektif yaitu: Ibu pasien mengatakan An. N tidak
nafsu makan dan setiap makan tidak pernah dihabiskan. pada data objektif
ditemukan bahwa: Mukosa bibir An. N tampak pucat, dan Pasien
menangis.
Dalam proses keperawatan ini sesuai dengan panduan NOC dan NIC
yang tujuannya adalah diharapkan nafsu makan pasien tidak ada masalah
NOC: Status nutrisi bayi, dengan kriteria hasil intake nutrisi, intake
makanan lewat mulut, dan intake caira lewat mulut.
Intervensi keperawatan yang telah dilakukan oleh penulis dalam
memberikan tindakan keperawatan pada An. N berdasarkan NIC:
Perawatan Bayi, intervensi pertama dengan monitor berat dan badan bayi,
kemudian monitor intake dan output, dan selanjutnya berikan makanan
pada anak sesuai perkembangan.
d. Gangguan rasa nyaman b.d Stimuli lingkungan
Diagnosa ini ditegakkan karena pada pengkajian kelompok
menemukan data subjektif yaitu: Ibu pasien mengatakan anaknya sering
menangis dan rewel, dan Ibu pasien mengatakan anaknya tidak nyaman
karena terpasangnya oksigen dan infus. pada data objektif ditemukan
bahwa: Pasien tampak merasa gelisah, dan pasien Pasien tampak
menangis.
Dalam proses keperawatan ini sesuai dengan panduan NOC dan NIC
yang tujuannya adalah diharapkan masalah gangguan rasa nyaman pada
An. N dapat teratasi NOC: Status kenyamanan: Lingkungan, dengan
kriteria hasil suplai dan peralatan yang dibutuhkan berada dalam
jangkauan, adaptasi lingkungan yang dibutuhkan.
Intervensi keperawatan yang telah dilakukan oleh penulis dalam
memberikan tindakan keperawatan pada An. N berdasarkan NIC:
Manajemen lingkungan: kenyamanan, intervensi yang pertama
pertimbangkan sumber-sumber ketidaknyamanan seperti posisi selang,
kemudian, ciptakan lingkungan yang tenang dan mendukung, setelah itu
posisikan klien dengan posisi yang nyaman, dan selanjutnya hindari
gangguan yang tidak perlu dan berikan waktu untuk istirahat.

3.4 Implementasi Keperawatan


a. Persamaan standar operasional prosedur (SOP) di Rumah Sakit
Setelah kelompok melakukan observasi mengenai perbandingan
standar operasional prosedur (SOP) terapi Nebulisasi pada An. N di ruang
anak, Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang yang di diagnosa medis
Pneumonia, Adapun persamaan yang dilakukan perawat pelaksana
berdasarkan dengan Standar Operasional Prosedur (SOP). Pada tahap Pra
interaksi, perawat pelaksana telah melakukan tindakan keperawatan terapi
nebulisasi yang sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP),
perawat mengidentifikasi terlebih dahulu tindakkan apa yang akan
dilakukan pada An. N, kemudian perawat telah mengonfirmasi terlebih
dahulu kepada pasien maupun pihak keluarga mengenai tindakan
keperawatan terapi Nebulisasi yang akan dilakukan kepada An. N,
kemudian setelah itu perawat mempersiapkan alat dimana pada saat di
rumah sakit perawat pelaksana hanya menyiapkan set nebulizer, dan tissue
saja.
Kemudian pada tahap interaksi ini dimana perawat pelaksana rumah
sakit hanya mendekatkan alat dan mengatur posisi pasien An. N yang
disesuaikan dengan tindakkan keperawatan terapi nebulisasi yang akan
diberikan kepada pasien. Setelah itu pada Tahap kerja Perawat pelaksana
di rumah sakit telah mengisi nebulizer dengan aquades, dan obat Ventolin
sesuai dengan takaran yang telah di resepkan oleh dokter, kemudian
perawat pelaksana memastikan terlebih dahulu alat terapi nebulizer dapat
berfungsi dengan baik dengan cara menghidupkan mesin nebulizer. Setlah
itu perawat meminta pasien untuk menghirup uap obat yang ada di
nebulizer selama 20 menit sampai obat yang berada di dalam nebulizer
habis. Setelah 20 menit perawat pelaksana rumah sakit mematikan mesin
Nebulizer, dan membersihkan mulut dan hidung pasien menggunakan
tissue. Kemudian pada tahap terminasi Perawat pelaksana rumah sakit
merapikan pasien dan membereskan alat-alat yang ada di dekat pasien.
b. Perbedaan standar operasional prosedur (SOP) di Rumah Sakit
Setelah kelompok melakukan observasi mengenai perbandingan
standar operasional prosedur (SOP) terapi Nebulisasi pada An. N di ruang
anak, Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang yang di diagnosa medis
Pneumonia, kelompok menemukan banyak ketidaksamaan ataupun
perbedaan yang dilakukan perawat pelaksana dengan Standar Operasional
Prosedur (SOP). Selanjutnya pada tahap orientasi dimana saat perawat
pelaksana yang ada di Rumah sakit melakukan tindakan keperawatan
terapi Nebulisasi pada An. N perawat pelaksana tidak memperkenalkan
diri terlebih dahulu kepada pasien maupun kedua orang tua pasien yang
ada di dekat pasien, serta perawat tidak menjelaskan tujuan dan prosedur
tindakkan keperawatan terapi Nebulisasi.
Pada tahap Interaksi dimana perawat pelaksana yang ada di rumah
sakit pada saat akan dilakukannya tindakkan pemberian terapi Nebulisasi
kepada An. N perawat tidak lagi mencuci tangan dan memasang
handscoone, kemudian perawat tidak mengucapkan salam kepada pasien
maupun keluarga pasien, dan perawat pelaksana di rumah sakit tidak
mengucapkan basmallah pada saat melakukan tindakkan pemberian terapi
nebulisasi pada An. N, serta perawat pelaksana di rumah sakit tidak lagi
mengidentifikasi identitas pasien baik itu nama, tanggal lahir, maupun
nomor rekamedik pasien yang adi di gelang identitas pasien An. N, serta
perawat pelaksana di rumah sakit tidak menjaga prifasi pasien An. N
dengan menutup sampiran ataupun memasang sampiran. Pada tahap
terminasi dimana pada saat prosedur tindakan keperawatan terapi
nebulisasi sudah selesai diberikan kepada pasien, dimana perawat
pelaksana rumah sakit tidak lagi mengucapkan basmalah dan
mendokumentasikan tindakan keperawatan terapi nebulisasi yang
diberikan kepada pasien.

3.5 Evaluasi Keperawatan


Evaluasi keperawatan merupakan langkah terakhir dalam proses
keperawatan dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari
rencana keperawatan tercapai atau tidak (Aziz, 2007). Evaluasi merupakan
hasil dari implementasi yang telah dilakukan seorang perawat.
Dari 3 diagnosa yang ditemukan dan dilakukan implementasi oleh
kelompok selama 1 hari, tidak ada masalah keperawatan yang teratasi baik itu
Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d mukus berlebih, Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kurang asupan makanan, Gangguan
rasa nyaman b.d Stimuli lingkungan. Evaluasi tindakan keperawatan yang
telah dilakukan adalah sebagai berikut.
a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d mukus berlebih
Evaluasi dilakukan pada hari tanggal 25 juni 2019 pukul 14.30 wib
dengan hasil masalah tidak teratasi dan intervensi dilanjutkan. Didapat
data subjektif yaitu Ibu pasien mengatakan anaknya masih batuk dan
sesak nafas, Ibu pasien mengataka anaknya masih suka rewel. Data
objektif: pasien tampak batuk, pasien tampak masih sesak nafas, pasien
masih rewel, kemudian dengan TTV, nadi : 111x/ menit, Suhu : 36,7 o c,
RR : 35 x/menit.
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kurang
asupan makanan.
Evaluasi dilakukan pada hari tanggal 25 juni 2019 pukul 14.30 wib
dengan hasil masalah tidak teratasi dan intervensi dilanjutkan. Didapat
data subjektif yaitu, Ibu pasien mengatakan anaknya masih tidak nafsu
untu makan, Ibu pasien mengatakan anaknya masi sering menangis. Data
objektif: Tampak pasien tidak nafsu makan, Tampak anak menangis,
Tampak bibir pasien pucat, dengan BB sekarang : 6,9 kg dan BB sakit:
6,6 kg.
c. Gangguan rasa nyaman b.d Stimuli lingkungan
Evaluasi dilakukan pada hari tanggal 25 juni 2019 pukul 14.30 wib
dengan hasil masalah tidak teratasi dan intervensi dilanjutkan. Didapat
data subjektif yaitu, Ibu pasien mengatakan pasien masih tidak nyaman
dengan terpasangya selang oksigen, infus, dan ibu Pasien mengatakan
anaknya masih suka menangis dan gelisah. Dengan data objektif yaitu:
Tampak pasien menangi, Tampak pasien gelisah.
BAB VI
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah kelompok melaksanakan asuhan keperawatan pada klien An. N
dengan terapi Nebulisasi yang mengalami Pneumonia di ruang anak Rumah
Sakit Muhammadiyah Palembang, maka kelompok mengambil kesimpulan
bahwa proses keperawatn telah dilaksanaka dengan baik mulai dari pengkajian
sampai evaluasi maka kelompok mengambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam asuhan
keperawatan pada pasien An. N dengan terapi Nebulisasi yang mengalami
Pneumonia di ruang anak Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
meliputi biodata, keluhan utama, riwayat penyakit dahulu, riwayat
penyakit sekarang, riwayat penyakit keluarga, kebutuhan dasar,
pemeriksaan fisik sampai dengan pemeriksaan penunjang.
b. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul adalah sebagai beikut:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d mukus berlebih dibuktikan
dengan sesak nafas, gelisah.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kurang
asupan makanan dibuktikan dengan nafsu maan menurun dan
membran mukosa pucat
3. Gangguan rasa nyaman b.d stimuli lingkungan yang mengganggu
dibuktikan dengan menangis
c. Intervensi Keperawatn
Intervensi keperawatan telah disusun berdasarkan panduan NOC dan NIC
d. Implementasi Keperawatan
Penulis telah melakukan implementasi berdasarkan dari intervensi yang
telah disusun dan tida semua intervensi tersebut dapat diimplementasikan
seluruhnya oleh penulis dalam tindakkan keperawatan ke pasien
e. Evaluasi
Evaluasi keperawatan menggunakan SOAP yaitu subjektif, objektif,
Analisa dan Planning.

5.2 Saran
a. Bagi Mahasiswa
Dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan menggunakan
terapi Nebulisasi pada pasien yang menderita asma hendaknya mahasiswa
mempertahankan konsep dan teori yang adil.
b. Bagi Lahan Praktek
a) Dalam memberikan asuhan keperawatan perawat hendaknya
menggunakan pendekatan proses keperawatan secara komprehensif
dengan melibatkan peran serta aktif keluarga dalam proses asuhan
keperawatan sehingga tercapai sesuai tujuan.
b) Penderita yang akan pulang sebaiknya diberikan informasi tentang hal-
hal yang harus dilakukan setelah klien pulang dari Rumah sakit sehingga
keluarga tidak salah dalam menerima informasi.
c. Bagi Institusi
Dalam memberikan pembelajaran tentang asuhan keperawatan dengan
menggunakan terapi Nebulisasi pada pasien yang menderita
asmahendaknya diajarkan asuhan keperawatan pre dan dischart planning
yang harus dilakukan setelah pasien akan pulang dan setelah klien pulang.
DAFTAR PUSTAKA

Asih, Niluh Gede Yamin (2003), keperawatan mdikal bedah. Klien dengan
gangguan sistem pernapasan.jakarta: penerbit buku kedokteran EGC

Ayras, Jon (2003) Asma. Jakarta PT Dian Rakyat

Bull, Eleanor, Iwan dan syamsir AlM (2006) Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta PT
Rineka Cipta.

Bulechek M. Gloria, 2016. Nursing Intervention Classification, Elsevier


Singapore : Pte Ltd.

Keliat Anna Budi, 2015. Nursing Diagnoses, Jakrta :BukuKedokteran EGC.

Moorhead Sue, 2016.Nursing Outcomes Classificaton, Elsevier Singapore : Pte


Ltd.

Anda mungkin juga menyukai