PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mutu pelayanan keperawatan tidak terlepas dari klasifikasi pasien rawat inap. Dalam
klasifikasi ini, pasien lebih berharga sesuai dengan haknya dan sadar situasinya, dan bera
pa beban kerja perawat di setiap ruang perawatan? Untuk menentukan persyaratan kuantit
as dan kualitas perawat yang dibutuhkan di ruang rawat inap, perlu diketahui kondisi dan
beban kerja bangsal rawat inap. Ini tidak akan mengoptimalkan layanan untuk beban kerj
Semua tempat kerja harus menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Bagi A
merican Society for Safety Engineering (ASSE), kesehatan dan keselamatan kerja (K3) ya
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia di beberapa negara, KTD untuk pasien rawat
inap berkisar antara 3 hingga 16%. Efek samping yang dilaporkan di Selandia Baru meny
(Baker,2004;Renoningsih,et. Semua 2018). Joint Commission International 3 (JCI) juga
diantaranya sebagian besar merupakan kejadian traumatis (KNC) dan kejadian tak terdug
28 kecelakaan patient safety. Pada akhir tahun 2016, pasien mengalami tanda bahaya ber
atau sensorik karena sifatnya yang serius), atau gangguan jiwa atau gangguan jiwa yang
tidak dapat diperbaiki. Telah terjadi kecelakaan. Tidak terkait dengan penyakit atau
Tugrejo Jawa Tengah, beban kerja perawat di ruang rawat inap kasar dipengaruhi oleh
jumlah pasien. 91 responden (48,7%) adalah perawat. Jumlah pasien, kondisi pasien, siste
tidak memiliki cukup waktu untuk menyelesaikan program praktik keperawatan. Lengkap
untuk pelanggan. Fenomena ini masih terjadi di Indonesia dan pada akhirnya akan memp
engaruhi kualitas kinerja perawat (Africia,2017). Menurut survei yang dilakukan oleh PP
NI, sekitar 50,9% perawat yang bekerja di empat negara di atas sering stres dan pusing sa
at bekerja, banyak pekerjaan, menyita waktu, tidak punya waktu istirahat, dan berpenghas
ilan. ada beberapa. Tanpa pengawasan ketat yang tepat. , Tapi sangat mahal. Kehidupan
kerjalah yang mempengaruhi stress perawat (PPNI, 2008, Desima,2013). Survei pendahul
uan di Rumah Sakit John Bandarisyl pada tanggal 5 Maret 2018 menunjukkan 49 perawat
, rata rata 390 pasien perbulan, dan beberapa perawat merasa bahwa mereka memiliki ban
tidak seimbang. Masalah beban kerja perawat banyak ditemukan pada aktivitas perawat y
ang memerlukan kerjasama dengan profesi lain, seperti meracik resep, mengambil obat, d
tim, masing-masing perawat melayani 3-4 pasien. Saya sering mendengar keluhan dari
beberapa perawat.
kerja dan lembur yang tidak teratur, shift siang (34 perawat), dan shift malam (2 3 perawa
t) Oleh karena itu, setiap perawat bertanggung jawab untuk 10 sampai 11 pasien, yang me
Dikontekstualisasikan untuk profesional kesehatan yang bekerja selama pandemic CO
VID-19, mungkin ada tanda tanda terlalu banyak bekerja dengan tuntutan yang tidak sela
ras dengan kenyataan yang ada. 0,4 menurut data Bank Dunia yang dilansir Jayani (2020
) di katadata.co.id. Itu berarti hanya 4 dokter yang bisa merawat 10.000 penduduk. Meski
pun tidak jauh berbeda dengan dokter, rasio perawat adalah 2,1 per 1000 penduduk, dan
hanya 2 perawat yang merawat 1000 penduduk. Beban kerja yang tinggi menyebabkan k
Salah satu faktor yang dapat menurunkan keselamatan pasien adalah ketidakpuasan de
ngan beban kerja staf yang tinggi. Beban kerja perawat memiliki factor-faktor yang perlu
perawat melebihi kapasitas perawat, maka akan berdampak negative terhadap kemampua
n perawat dalam merawat pasien. Kinerja asuhan keperawatan sesuai standar keperawata
Survei pertama dilakukan pada 14 Juni 2021 di salah satu dari tiga ruangan: klabat,ma
tuari,dan tumatenden.Ada total 30 perawat dan rata-rata 75 pasien per bulan. Wawancara
dengan tiga perawat menemukan bahwa sebagian besar perawat di setiap bangsal memili
ki beban kerja yang berbeda. Perawat yang sibuk sering mengatakan bahwa mereka mera
sa lelah atau terlalu banyak bekerja. Salah satunya adalah jumlah pasien yang harus beke
rja 12 jam sehari, yang tidak sebanding dengan jumlah perawat/shift. Melalui observasi,
ketika kembali ke ruang perawatan, mereka perlu membuat selembar kertas kosong. Juga
mereka sering bekerja di luar pekerjaan keperawatan. Sebagai hasil dari tes, transfer sam
mereka. Perawat juga sering kehilangan fokus karena beban kerja yang meningkat, teruta
ma ketika mereka bertindak, terutama saat cuaca panas dan mendukung, serta kebutuhan
keluarga yang besar untuk memberikan pelayanan yang optimal. Semua ini, oleh karena i
tu, mempengaruhi pelaksanaan keselamatan pasien, termasuk dalam perawatan kompreh
B. Rumusan penelitian
Berdasarkan data yang telah ditemukan pada latar belakang diatas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada Hubungan Beban Kerja Fisik dan
Mental Perawat Dengan Penerapan Pasien Safety Pada Masa Pandemi Covid-19 di
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk Mengetahui Hubungan Beban Kerja Fisik Dan Mental Perawat Dengan
Penerapan Pasien Safety Pada Masa Pandemi Covid-19 di RSUD. Walanda Maramis
Minahasa Utara’’
2. Tujuan Khusus
a. Untuk Mengidentifikasi Beban Kerja Fisik Dengan Penerapan Pasien Safety Pada
d. Untuk Menganalisis Hubungan Beban Kerja Fisik Dan Mental Perawat Dengan
D. Manfat penelitian
Usulan penelitian ini di harapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan evidence
informasi untuk memperkaya bahan pustaka tentang beban kerja fisik dan mental
Diharapkan usulan penelitian ini dapat menjadi sumber masukan tentang kebijakan
dan penanganan masalah beban kerja akibat beban kerja fisik dan mental perawat
dengan penerapan pasien safety di rumah sakit guna meningkatskan kesehatan dan
keselamatan pasien yang setinggi – tingginya. Sehingga, baik pasien maupun perawat
juga mendapatkan jaminan kesehatan dan keselamatan dalam bekerja di rumah sakit
tersebut.
3. Bagi Peneliti
Usulan penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi yang bermanfaat bagi
responden serta menambah ilmu pengetahuan terkait penerapan pasien safety pada
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah bahan bacaan di perpustakaan Stikes
menjadi sumber inspirasi bagi pihak yang membutuhkan untuk melakukan penelitian
khusunya terkait masalah beban kerja fisik dan mental pada perawat dirumah sakit
Beban kerja perawat adalah suatu keadaan dimana seorang perawat dihadapkan pada s
terlalu banyak dapat menurunkan produktivitas perawat. Hal ini mengurangi kualitas
pelayanan keperawatan. Beban kerja yang berat dialami oleh perawat tergantung pada
kenyataan bahwa mereka menghadapi kendala waktu dalam melaksanakan tugasnya d
an jumlah pekerjaan yang harus dilakukan (pengobatan langsung atau tidak langsung),
secara tidak langsung dari pada keperawatan). Masalah beban kerja perawat memiliki
implikasi luas dan harus menjadi perhatian fasilitas medis, terutama perawat(Saputra,20
16).Beban kerja dapat dikuantifikasi jika dihitung berdasarkan jumlah atau banyaknya
kerja kualitatif ketika pekerjaan keperawatan adalah tanggung jawab yang harus dilak
ukan dengan cara yang paling profesional atau professional
Bila beban kerja terlalu tinggi menurut Carayon dan Gurses (2005) dalam Kurniadi
(2013 Hal ini menyebabkan komunikasi yang buruk antara perawat dan pasien, ketidak
mampuan untuk bekerja dengan perawat dan dokter, tingkat pergantian atau rotasi per
awat yang tinggi, dan ketidakpuasan kerja di antara perawat. Untuk memahami beban
kerja, manajemen keperawatan perlu menentukan jumlah pasien per hari/bulan/tahun,
derajat ketergantungan, jumlah rata-rata hari perawatan, jenis perilaku keperawatan, fr
ekuensi setiap perilaku dan waktu rata-rata. Diperlukan untuk setiap perilaku yang
Menurut Bowling & Kirkendall (2012) menjelaskan secara spesifik jenis dari beban kerja
antara lain
3) Kontak langsung perawat dengan pasien secara terus-menerus selama jam kerja.
1) Pengetahuan dan keterampilan perawat tidak dapat menutupi kesulitan bekerja
di rumah sakit
2) Rasa tanggung jawab yang tinggi dalam merawat pasien sakit kritis.
3) Harapan manajemen rumah sakit terhadap kualitas pelayanan.
4) Keluarga pasien menuntut keselamatan pasien.
5) Setiap kali Anda membuat keputusan yang tepat.
6) Bekerja untuk mendistribusikan obat secara intensif.
7) Mengelola pasien dengan disfungsi ereksi, koma dan karakteristik penyakit
yang tidak dapat disembuhkan.
3. Faktor Yang Mempengaruhi Beban Kerja
Menurut Nurmianto dalam Utami (2012), faktor yang mempengaruhi beban kerja,
adalah:
f. Keterampilan bekerja
Beban kerja fisik adalah pekerjaan yang membutuhkan energy fisik otot manu
sia sebagai sumber energinya. Untuk beban kerja fisik, konsumsi energy relatif tinggi
dibandingkan beban kerja mental. Kerja fisik atau pengerahan tenaga fisik adalah pek
erjaan yang membutuhkan tenaga fisik otot manusia sebagai sumber tenaga atau keku
atan. Beban kerja fisik sering disebut sebagai "tugas manual" dan kinerjanya sepenuh
nya tergantung pada orang tersebut, apakah bertindak sebagai sumber daya (energi) at
au sebagai pengontrol tugas (kontrol). Konsumsi energi adalah factor dan parameter k
unci dalam beratnya beban kerja fisik. Bukan karena aktivitas fisik secara langsung, it
Tugas fisik perawat antara lain mengangkat pasien, memandikan pasien, mem
bantu pasien ke kamar mandi, mendorong peralatan medis, merapikan tempat tidur pa
sien, dan mendorong brankart pasien. (Risqiansyah, 2017).
Kerja mental adalah kondisi yang berkaitan dengan proses berpikir otak untuk
menyelesaikan tugas yang perlu diselesaikan pada waktu tertentu (Saleh2018). Jumlah
pekerjaan mental yang harus dilakukan perawat, termasuk shift atau bergantian, untuk
mempersiapkan mental dan emosional pasien dan keluarganya, terutama yang menjal
ani operasi. Mengobati pasien membutuhkan bekerja dengan keterampilan khusus dan
berkomunikasi dengan mereka (Kasmarani, 2012).
Pekerjaan mental yang dirancang dengan buruk dapat menimbulkan efek negat
if, seperti kelelahan, kebosanan, penurunan perhatian, dan penurunan kesadaran saat
melakukan pekerjaan. Efek samping lainnya termasuk melupakan aktivitas penting, ti
dak aktif tepat waktu, atau sulit berkonsentrasi dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya,
atau menyesuaikan diri dengan perubahan dinamika sistem tubuh anda. Ada kecender
ungan untuk mengalami kesulitan atau tidak memperhatikan apa yang terjadi di sekita
rnya. Pada akhirnya, semua ini memiliki efek memperlambat kinerja, yang mungkin h
anya menambah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas dan menyebabka
a. Secara umum faktor – faktor internal yang mempengaruhi beban kerja perawat
antara lain :
1) Jumlah pasien yang dirawat tiap hari, tiap bulan, tiap tahun.
b. Adapun faktor – faktor eksternal pada skema 8 yang bisa mempengaruhi beban
1) Masalahnya adalah masalah masyarakat seperti parsial atau populasi, dan kondisi
rumah sakit baik untuk tenaga medis atau penerima layanan kesehatan
5) Pengaruh cuaca yaitu akibat perubahan cuaca bisa mempengaruhi jenis penyakit
6) Ekonomi yaitu situasi ekonomi yang ada saat ini seperti adanya krisis ekonomi
sehingga tenaga perawat hatus profesional atau dengan kata lain semakin banyak
tenaga perawat yang dibutuhkan satu tingkat lebih tinggi dari pendidikan
Kemajuan ilmu dan teknologi yaitu kemajuan ilmu dan teknologi termasuk bahasa
harus diikuti oleh semua perawat, karena kalau tidak bisa mengikuti maka
otomatis tidak akan bisa masuk bursa tenaga kerja. Hal ini semua institusi
dua cara: penilaian langsung dan penilaian tidak langsung.
Metode evaluasi langsung terdiri dari pengukuran energi (pengeluaran
energi) yang dikeluarkan oleh penyerapan radikal bebas. Semakin tinggi beban ker
ja, semakin besar konsumsi energi. Keuntungan dari metode oksigen
adalah hasilnya lebih presisi, tetapi kekurangannya adalah