1. Yuyun Durhayat: Jl. Malaka 2 Gg. 12 No.108, Malaka sari-Duren Sawit, Jakarta Timur
13460
2. Denissa Faradita Aryani: Kampus RIK UI, Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan,
Depok, Jawa Barat-16424
E-mail: yuyundurhayati@gmail.com, denissa.fa@ui.ac.id
Abstrak
Ventilator associated pneumonia (VAP) adalah yang sering terjadi di rumah sakit terutaman di
ruang intensif. VAP merupakah infeksi saluran pernapasan bawah yang mengenai parenkim paru
setelah pemakaian ventilasi mekanik lebih dari 48 jam. Kejadian VAP dapat ditekan dengan
pelaksanaan bundle VAP. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kepatuhan dan faktor-
faktor yang mempengaruhinya. Metode penelitian adalah deskriptif analitik dengan desain
crosssectional dengan sampel sebanyak 45 perawat ICU. Alat ukur yang digunakan adalah VAP
Bundle Checklist dari Institute for healthcare improvement (IHI) 2012 dan adaptasi PRECEDE
model. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan perawat terhadap bundle VAP
adalah tinggi (75,9%). Analisa dengan Chi square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara
faktor predisposisi, pemungkin dan penguat terhadap kepatuhan (nilai p 0,473). Rekomendasi dari
penelitian ini adalah perawat harus meningkatkan pengetahuan dan motivasi terkait dengan
implementasi bundle VAP.
Kata kunci: Faktor kepatuhan, Kepatuhan perawat, Bundle VAP, Ventilator associated pneumonia
Abstract
Ventilator associated pneumonia (VAP) is a common nosocomial infection in the hospital,
especially in the intensive care unit. VAP is lower tract respiratory infection which affects
parenchymal lung tissue after 48 hours of mechanical ventilation intubation. Implementing VAP
bundle may prevent the incident of VAP.This study aimed to identify nurses’ compliance of VAP
bundle and its relating factors. The study design conducted by descriptive analytic with cross-
sectional study of 45 sample of ICU nurses. This study used instruments of VAP bundle checklist of
Institute for healthcare improvement (IHI, 2012) and modified PRECEDE model. This study
revealed that nurses’ compliance level of VAP bundle was high (75,9%). Chi square analysis
showed there is no correlation between predisposing, enabling dan reinforcing factors with nurses’
compliance of VAP bundle (p value 0,473). The recommendation of this study is nurse should
increase their knowledge and motivation regarding to the implementationof VAP bundle.
Keywords: Compliance factors, Nurses’ compliance, VAP bundle, Ventilator associated pneumonia
1
2
Pendahuluan
Ventilator associated pneumonia (VAP) menuju nol VAP. Tingginya risiko VAP pada
adalah infeksi saluran pernapasan bawah yang pasien yang terpasang ventilasi mekanik
mengenai parenkim paru setelah pemakaian berdampak pada lama perawatan, biaya
ventilasi mekanik lebih dari 48 jam yang perawatan, tingginya mortalitas sangat
sebelumnya tidak ditemukan tanda-tanda merugikan rumah sakit dan negara.
infeksi saluran napas dan tidak dalam masa Kepatuhan perawat bundle VAP di berbagai
inkubasi (Kemenkes, 2011; Morton, Fontaine, negara seperti Amerika serikat, Inggris,
Hudak, & Gallo, 2008). Penelitian Australia, Korea, Arab Saudi, Thailand dan
Healthcare associated infections (HAIs) oleh Mesir terbukti berhasil mereduksi angka
Center for desease and control (CDC) di kejadian VAP secara signifikan. RS
dunia berjumlah 721.800 dan 39% Persahabatan sebagai rumah sakit rujukan
diantaranya VAP yang berjumlah 157.000 nasional respirasi menghadapi tantangan
(Center for disease control and prevention untuk menjaga mutu dengan menerapkan
(CDC), 2016). Di Amerika Serikat 36.000 patient safety melalui SOP bundle VAP.
kematian per tahun diakibatkan oleh VAP Pencegahan insiden VAP sangat diperlukan,
(Marra et al., 2009). Di Inggris 543 pasien terlebih upaya penilaian atau audit terhadap
meninggal per tahun di rumah sakit akibat kepatuhan bundle VAP pada perawat IPI.
VAP (Saxby et al., 2013). Di Thailand terjadi Sampai saat ini belum adanya data atau
621 VAP selama 6 tahun dengan angka penelitian tentang kepatuhan pelaksanaan
mortalitas yang tinggi (Inchai, Pothirat, & bundle VAP di Instalasi perawatan intensif
Liwsrisakun, 2015). Ban (2011) mengatakan RSUP Persahabatan. Oleh karena itu
penggunaan ventilator meningkatkan risiko diperlukan penelitian terhadap tingkat
terjadinya HAIs 6-21 kali lipat dibandingkan kepatuhan dan faktor-faktor yang
tidak menggunakan ventilator dan mempengaruhi kepatuhan perawat dalam
meningkatkan terjadinya pneumonia 1-3% per penerapan bundle VAP.
hari selama terpasang ventilator.
Metodologi
Di beberapa rumah sakit tipe A yang memiliki Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
perawatan intensif yang kompleks mengalami kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui
insiden VAP seperti RS Cipto gambaran faktor-faktor yang memengaruhi
Mangunkusumo sebanyak 201 pasien dari kepatuhan, tingkat kepatuhan perawat dan
tahun 2003 – 2012 (Saragih, Amin, Sedodo, menghubungkan antara faktor-faktor dengan
Pitoyo, & Rumende, 2014), RSUP tingkat kepatuhan. Penelitian ini
Persahabatan sebanyak 45 pasien dari tahun menggunakan desain Cross sectional dengan
2012 – 2016 ( Komite PPIRS Analisa univariat dan bivariat. Penelitian
Persahabatan,2017), di RS Dr. M. Djamil menggunakan total sampling dengan sampel
Padang sebanyak 25 orang tahun 2008 45 perawat Intensive care unit (ICU) dan
(Yuldanita, 2009), di RS Sanglah Bali Respiratory Intensive care unit (RICU).
sebanyak 15 pasien tahun 2011 (Azis, Sawitri,
& Parwati, 2012). Kementrian kesehatan Analisis data
merekomendasikan penerapan bundle VAP di Analisis data yang diperoleh menggunakan
setiap rumah sakit di Indonesia yang dimulai chi square yang dapat digunakan untuk
dari rumah sakit tipe A karena mengancam mengolah data kategorik dengan hasil dalam
keselamatan pasien, merugikan rumah sakit bentuk proporsi dan presentase. Uji bivariat
dan membebani negara (Kemenkes, 2011). dilakukan dengan uji chi square yang
memenuhi syarat dan fisher exact pada
Angka yang kecil pada VAP memiliki kategori yang mempunyai nilai expected
dampak yang besar dan menjadi beban bagi kurang dari 5 dan pada variabel pengetahuan,
rumah sakit dan negara sehingga membuat motivasi dan sikap dilakukan dummy
seluruh perawatan intensif di dunia berlomba- variabel. Uji univariat dilakukan pada
lomba untuk menerapkan bundle VAP karakteristik responden yang mencakup umur,
3
elevasi kepala 300 memiliki persentase yang dipakai sebagai acuan sehingga dapat
tertinggi dengan persentase kepatuhan menemukan hubungan yang signifikan. Hasil
84,88%, diikuti dengan kolaborasi weaning penelitian sejalan dengan hasil penelitian
(penyapihan) sedasi dan pengkajian ekstubasi yang dilakukan oleh Sugiyatno, Trismiyana,
dengan angka kepatuhan 82,22%, oral Novikasari, & Isnaini (2014) didapatkan hasil
hygiene dengan chorhexidine dilaksanakan tidak ada hubungan antara pengetahuan
oleh responden dengan persentase kepatuhan dengan kepatuhan karena terdapat faktor lain
80%, kolaborasi PUD prophylaxis dengan seperti beban kerja dengan jumlah jam > 40
persentase kepatuhan 72,89% dan DVT jam per minggu, mayoritas tingkat pendidikan
prophylaxis dengan persentase kepatuhan yang diploma III (tiga) keperawatan yang
60%. Penilaian kepatuhan sesuai dengan meningkatkan kecenderungan untuk
Notoatmojo (2005) yang mengkategorikan mengabaikan prosedur tindakan yang sudah di
kepatuhan bila nilai 71-100 dan tidak patuh tetapkan seperti VAP bundle.
bila nilai kepatuhan ≤ 70. Secara keseluruhan
angka kepatuhan perawat ICU berada pada Responden penelitian mayoritas memiliki
nilai kepatuhan 75,9% dengan pelaksanaan motivasi sedang dengan frekuensi 21
bundle VAP tersering yaitu elevasi kepala (46,67%), motivasi yang tinggi 16 responden
300. (35,56%) dan motivasi rendah 8 responden
(17,78%). Analisis uji fisher exact dapat
Ban (2011) dan El azab et al (2013) dalam diambil kesimpulan bahwa secara statistik
penelitiannya mengemukakan bahwa motivasi tidak ada hubungan (p>0,05) dengan
kepatuhan dan keaktifan perawat ICU dalam tingkat kepatuhan pelaksanaan bundle VAP
menjalankan setiap elemen bundle VAP karena p value 0,169. Hasil penelitian sejalan
mampu menurunkan angka VAP sebesar dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
65,4%. Penelitian yang dilakukan oleh Marra Sugiyatno, Trismiyana, Novikasari, & Isnaini
et al (2009) menghasilkan insiden VAP (2014) yang mendapatkan signifikansi yang
sampai dengan nol dengan menerapkan besar sehingga tidak ada hubungan antar
elevasi kepala 300 dengan persentase 96,8%, variabel, salah satu faktornya yaitu beban
pengkajian sedasi dan ekstubasi dengan kerja yang berat dan kualitas sumber daya
persentase 98,9%, PUD prophylaxis 99,2%, yang kurang memadai.
DVT prophylaxis 95,7%, oral hygiene
sebesar 91,6%. Bundle lebih efektif ketika Sikap responden penelitian mayoritas baik
dilaksanakan bersama-sama pada setiap atau tinggi dengan frekuensi 26 responden
elemennya. Penurunan angka VAP bisa (57,78%). Penelitian di uji chi square
direduksi sampai dengan nol dengan tingkat didapatkan hasil p value 0,111 (p >0,05)
kepatuhan ≥95% (Marra et al., 2009). sehingga secara statistik tidak ada hubungan
antara sikap dan tingkat kepatuhan bundle
Pengetahuan responden mayoritas berada VAP. Jordan et al (2014) dalam penelitiannya
pada tingkat sedang 19 responden (42,22%), menyatakan bahwa sikap perawat sangat
13 responden (28,89%) memiliki pengetahuan menentukan hasil dari implementasi bundle
rendah dan 13 responden memiliki VAP dan sikap perawat sangat dipengaruhi
pengetahuan tinggi (28,89%). Penelitian yang oleh pengetahuan yang dimiliki. Saat
dilakukan oleh Jordan et al. (2014) pengambilan data peneliti tidak secara penuh
pengetahuan perawat ICU akan menunggu pengisian kuesioner sehingga ada
mempengaruhi keefektifan dan keberhasilan kemungkinan besar hasil kuesioner menjadi
bundle untuk mereduksi angka VAP. bias. Menurut (Widhiarso, 2011) salah satu
Berdasarkan hasil penelitian dengan uji Fisher faktor yang menyebabkan uji statistik tidak
exact dapat disimpulkan tidak ada hubungan signifikan yaitu kurang tepatnya data pada
antara pengetahuan dan tingkat kepatuhan saat pengambilan data.
bundle VAP dengan p value 0, 473 (p> 0,05).
Menurut (Widhiarso, 2011) semakin besar Ketersediaan alat menurut 29 responden
sample maka akan semakin kecil nilai kritis (64,44%) lengkap dan 16 responden (35,56%)
8
berpendapat tidak lengkap. Hasil uji fisher mempunyai hubungan dengan tingkat
exact secara statistik ketersediaan alat tidak kepatuhan bundle VAP dengan p value 1
ada hubungan dengan tingkat kepatuhan (p>0,05). Rumah sakit harus memiliki
bundle VAP dengan p value 0,494 (>0,05). kebijakan untuk mencegah terjadinya VAP
Glanz et al (2008) dan (Dejoy, 2000) karena setiap kasus VAP akan menghabiskan
berpendapat bahwa kepatuhan perawat akan dana 40.000 dollar US dan menurunkan mutu
dipengaruhi oleh faktor pemungkin yaitu pelayanan (Al-tawfiq & Abed, 2010).
ketersediaan sarana dan fasilitas (kelengkapan
alat). Hasil penelitian sejalan dengan yang Banyak faktor yang mempengaruhi nilai
dilakukan oleh Sugiyatno, Trismiyana, signifikansi yang tinggi yang menyebabkan
Novikasari, & Isnaini (2014) bahwa sumber hipotesis nol diterima seperti jumlah sample
daya dengan mayoritas tidak pengalaman yang kecil, uji Analisa yang perlu dilanjutkan
dengan lama kerja di ICU < 10 tahun akan lagi, proses input data, kondisi responden saat
menyebabkan nilai signifikansi yang besar pengambilan data, kurang tepatnya
sehingga tidak ada hubungan dengan pengambilan data (Widhiarso, 2011).
kepatuhan walaupun ketersediaan alat
lengkap. Kesimpulan
Hasil penelitian menggambarkan faktor-faktor
Mayoritas 40 responden (88,89%) kepatuhan yang harus ditingkatkan RSUP
berpendapat dukungan dari atasan langsung Persahabatan seperti pengetahuan dan
dalam melaksanakan bundle VAP. Dukungan motivasi yang rendah, minimnya pelatihan
dari atasan sebagai pemegang keputusan PPI tentang bundle VAP. Perawat yang patuh
sangat penting untuk pencegahan VAP dan menjalankan VAP bundle 71,11% tingkat
pengembangan kepatuhan bundle. kepatuhan perawat dengan nilai 75,9%
Berdasarkan hasil uji Fisher exact dapat menggunakan standar VAP bundle yang
disimpulkan bahwa secara statistik dukungan paling dasar (IHI, 2012). Diketahuinya hasil
atasan tidak ada hubungan dengan tingkat penelitian pertama tentang kepatuhan perawat
kepatuhan bundle VAP dengan p value 0,136 di IPI RSUP Persahabatan ini dapat menjadi
(p>0,05). tolak ukur awal untuk peningkatan tingkat
kepatuhan selanjutnya dengan target
Mayoritas 36 responden (80%) mendapatkan kepatuhan lebih dari 95% untuk menghasilkan
dukungan dari teman sejawat. Penelitian nol VAP menuju JCI 2018.
dianalisis dengan uji Fisher exact dan
disimpulkan secara statistik dukungan teman Referensi
sejawat tidak ada hubungan dengan tingkat Al-tawfiq, J. A., & Abed, M. S. (2010).
kepatuhan bundle VAP dengan p value 0,411 Decreasing ventilator-associated
(p > 0,05). Dukungan teman sejawat sangat pneumonia in adult intensive care units
penting dalam tim perawatan intensif karena using the Institute for Healthcare
tindakan kolaborasi merupakan tindakan yang Improvement bundle. American Journal
paling banyak dilakukan di keperawatan kritis of Infection Control, 38(7), 552–556.
(Gomes, 2010). Setiap anggota tim perawatan http://doi.org/10.1016/j.ajic.2010.01.008
intensif harus saling mendukung satu sama
lain karena bundle VAP pun berisi tindakan Azis, A., Sawitri, & Parwati, T. (2012). Cuci
keperawatan mandiri dan tindakan kolaborasi. tangan sebagai faktor risiko kejadian
Keberhasilan tim menentukan keberhasilan ventilator associated pneumonia di
tujuan. RSUP Sanglah Denpasar tahun, 2012–
2013.
Mayoritas 28 responden (62,22%)
Ban, K. O. (2011). The effectiveness of an
mendapatkan dukungan dari manajemen
evidence-based nursing care program to
rumah sakit. Penelitian dianalisis uji Fisher
reduce ventilator-associated pneumonia
exact dan disimpulkan secara statistik
in a Korean ICU. Intensive & Critical
kebijakan manajemen rumah sakit tidak
9