Anda di halaman 1dari 6

AL-TAMIMI KESMAS Volume : 05 Nomor : 02 Tahun : 2016

HUBUNGAN PELAKSANAAN KESELAMATAN PASIEN (PATIENT SAFETY)


PADA RUANGAN ICU (INTENSIFE CARE UNIT) DI RSUD ARIFIN ACHMAD
PEKANBARU

Makomulamin1 dan Sunardi2


Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Hang Tuah Pekanbaru

ABSTRAK

Patient safety adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman
yang meliputi assessment risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pelaksanaan
keselamatan pasien (patient safety) pada ruangan ICU di rumah sakit umum daerah arifin
achmad Pekanbaru tahun 2015. Metode penelitian ini adalah adalah kuantitatif dengan desain
penelitian cross sectional analitik dimana variabel-variabel yang diteliti, diamati, dan
dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan, Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 68
responden. teknik sampel dalam penelitian ini adalah teknik total sampling, pengumpulan
data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Analisis data univariat dan bivariat dengan
menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan antara Aspek
klinis (P value 0,016<0,05) Efsiensi dan efektifitas (P value 0,023<0,05). Sedangkan yang
tidak berhubungan aspek keselamatan pasien P value (0,386>0,05). Disarankan pada
Pimpinan Rumah Sakit daerah arifin achmad Pekanbaru untuk selalu melakukan pengawasan
serta perbaikan pada kinerja tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit umum daerah arifin
achmad khususnya perawat agar dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang
mengutamakan keselamatan, dan kesehatan kerja dalam proses pengobatan pasien sehingga
memberikan kontribusi pelayanan yang maksimal.

Kata Kunci : Keselamatan Pasien, Aspek Klinis, Aspek Keselamatan Pasien, Aspek
Efisiensi dan Efektifitas

ABSTRACT

Patient safety is freedom from accidental injury or to avoid injury to the patient due to
medical care and patient safety medication errors (patient safety) hospital is a system where
hospitals make patient care safer.The purpose of this study was to determine the relationship
of the implementation of patient safety (patient safety) in a general hospital ICU room area
arifin achmad Pekanbaru 2015. This research method is a type of research is quantitative
analytical cross sectional study design in which the variables studied, observed, and collected
at the same time number of samples in this study were 68 respondents. Sampling technique in
this research is to use total sampling, and for data collection is done by using a
questionnaire. The analysis of univariate and bivariate data using Chi Square test.The results
showed an association between clinical aspects (P value 0.016 <0.05) of efficiency and
effectiveness (P value 0.023 <0.05). While that is not related aspects of keselelamtan patients
P value (0.386> 0.05). Advised on leadership Hospital arifin area achmad Pekanbaru to
always perform oversight and improvements in the performance of existing health workers in
public hospitals arifin area achmad especially nurses in order to improve health care safety,
and occupational health in the process of patient treatment and thus contribute services
maximum.

Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, STIKES Al- Insyirah Pekanbaru 35


AL-TAMIMI KESMAS Volume : 05 Nomor : 02 Tahun : 2016

Keywords: Patient Safety, Clinical Aspects, Aspects of patient safety, efficiency and
effectiveness aspects

PENDAHULUAN Pekanbaru tahun 2015 adalah sebanyak 68


orang tenaga paramedis dan medis.
Keselamatan pasien (patient safety) Ruangan intensife care unit sebagai
secara lebih jelas telah diatur dalam tempat untuk memberikan pelayan
Peraturan Menteri Kesehatan No. secara intensif harus didukung dengan
1691/Menkes/Per/VIII/2011 Pasal 1 peralatan yang memiliki persyaratan
menjelaskan bahwa keselamatan pasien sebagai berikut: kinerja akurat dan
(patient safety) adalah “suatu sistem terkendali, keselamatan kerja terjamin,
dimana rumah sakit membuat asuhan aksesori lengkap dan baik, dan layak
pasien lebih aman yang meliputi pakai. Untuk dapat memenuhi persyaratan
assessment risiko, identifikasi dan tersebut peralatan harus dikelola dengan
pengelolaan hal yang berhubungan baik secara berkesinambungan dan
dengan risiko pasien, pelaporan dan ditunjuk petugas yang bertanggung
analisis insiden, kemampuan belajar dari jawab penuh untuk mengelola peralatan
insiden dan tindak lanjutnya serta (Sabarguna, 2011).
implementasi solusi untuk meminimalkan Menurut Ratna Nugraheni dalam
timbulnya risiko dan mencegah terjadinya media kesehatan masyarakat Indonesia
cedera yang disebabkan oleh kesalahan (2012) Penyakit Infeksi nosokomial
akibat melaksanakan suatu tindakan atau banyak terjadi di seluruh dunia dengan
tidak mengambil tindakan yang seharusnya kejadian terbanyak di negara miskin dan
diambil”. Dengan demikian dapat negara yang sedang berkembang karena
dijelaskan bahwa setiap rumah sakit harus penyakit-penyakit infeksi masih menjadi
memiliki standar keselamatan pasien penyebab utamanya. Suatu penelitian yang
(patient safety) untuk meminimalisir segala dilakukan oleh WHO tahun 2006
risiko tindakan medis yang tidak sesuai menunjukkan bahwa sekitar 8,7% dari 55
dengan prosedur dan cenderung dapat rumah sakit dari 14 negara di Eropa,Timur
membahayakan pasien tersebut (Kemenkes tengah, dan Asia Tenggara dan Pasifik
RI, 2011). terdapat infeksi nosokomial, khususnya di
Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Asia Tenggara sebanyak l0% di Indonesia
Achmad merupakan Rumah Sakit Kelas B yaitu di 10 RSUD pendidikan,infeksi
Pendidikan yang mempunyai tugas dan nosokomial cukup tinggi yaitu 16%
fungsi mencakup upaya pelayanan dengan rata-rata 9,8% pada tahun 2010
kesehatan perorangan, pusat rujukan dan Infeksi nosokomial paling umum terjadi
pembina Rumah Sakit Kabupaten/Kota se adalah infeksi luka operasi (ILO). Hasil
Propinsi Riau serta merupakan tempat penelitian terdahulu menunjukkan bahwa
pendidikan mahasiswa Fakultas angka kejadian ILO pada rumah sakit di
Kedokteran dan Institusi Pendidikan Indonesia bervariasi antara 18% dari
Kesehatan dan Rumah Sakit Umum keseluruhan prosedur pembedahan.
Daerah Arifin Achmad Pekanbaru Faktor-faktor yang menyebabkan
Memiliki fasilitas di Ruang Intensife Care perkembangan infeksi nosokomial
Unit di antaranya ICU 7 tempat tidur, tergantung dari agen yang menginfeksi,
PICU 5 tempat tidur, NICU 5 tempat tidur, respon, toleransi tubuh, factor lingkungan,
HCU 15 tempat tidur, ICCU 5 tempat tidur resistensi antibiotika dan faktor alat. Agen
dan jumlah tenaga kesehatan di ruang infeksi yang kemungkinan terjadinya
intensife care unit RSUD Arifin Achmad infeksi tergantung pada karakteristik
mikroorganisme, resistensi terhadap zat-zat

Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, STIKES Al- Insyirah Pekanbaru 36


AL-TAMIMI KESMAS Volume : 05 Nomor : 02 Tahun : 2016

antibiotika, tingkat virulensi, dan care unit) Rumah Sakit Umum Daerah
banyaknya materi infeksius. Respon dan Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2015
toleransi di pengaruhi oleh umur, status dengan populasi 68 orang dengan sampel
imunitas pasien tubuh pasien penyakit seluruh total populasi. Data dikumpulkan
yang diderita, obesitas, dan malnutrisi, pada bulan Maret-Juni 2015 di Rumah
orang yang menggunakan obat-obatan Sakit Umum Daerah Arifin Achmad
immunosupresan dan steroid intervensi Pekanbaru dengan cara membagikan
yang dilakukan pada tubuh untuk kuesioner kepada responden. Patient safety
melakuakan diagnosa dan terapi Faktor diukur dengan cara melakukan pengisian
lingkungan di pengaruhi oleh padatnya kuesioner dengan kategori buruk apabila
kondisi rumah sakit, banyaknya pasien responden menjawab baik ≤ 4 dan kategori
yang keluar masuk, penggabungan kamar baik apabila responden menjawab baik > 4.
pasien yang terkena infeksi dengan Sedangkan untuk kategori aspek klinis
penggunaan alat dan materi yang tidak diukur dengan cara pengisian kuesioner
hanya digunakan untuk satu orang pasien dengan kategori buruk apabila responden
resistensi antibiotika disebabkan menjawab ada ≤ 3 dan kategori baik
penggunaan antibiotika yang tidak sesuai apabila responden menjawab tidak ada > 3.
dan tidak terkontrol, dosis yang tidak Untuk kategori aspek keselamatan pasien
optimal, terapi pengobatan yang terlalu diukur dengan cara pengisian kuesioner
singkat dan kesalahan diagnosa. Faktor alat dengan kategori buruk apabila responden
di pengaruhi pemakaian infus dan kateter menjawab ada ≤ 3 dan kategori baik
urin lama yang tidak diganti ganti.(Utama, apabila responden menjawab tidak ada > 3.
2006). Dan kategori Aspek efisiensi dan
Hasil observasi peneliti dengan efektifitas diukur dengan cara pengisian
melakukan penelurusan dokumen kejadian kuesioner dengan kategori buruk apabila
infeksi nosokomial pada panitia responden menjawab tidak ada ≤ 3.
Pengendalian Infeksi Nosokomial kategori baik apabila responden menjawab
(Pandalin) RSUD Arifin Achmad ada > 3. Pengambilan sampel dalam
Pekanbaru ditemukan tingginya angka penelitian ini menggunakan sistem total
Infeksi Nosokomial Plebitis, Dikubitus, ISK sampling.
(Infeksi saluran kemih), ILO (Infeksi luka
operasi) pada tahun 2014 angka kejadian HASIL
infeksi nosokomial adalah sebanyak 50.
Analisis Univariat
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan pelaksanaan Hasil analisis univariat menunjukkan
keselamatan pasien (patient safety) di bahawa mayoritas responden dengan
ruang intensife care unit Rumah Sakit pelaksanaan keselamatan pasien (patient
Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru safety ) yang buruk 36 orang (52,9%). Dan
Tahun 2015. aspek klinis yang buruk 45 orang (66,2%),
aspek keselamatan pasien yang baik 42
METODE orang (61,8%), sedangkan aspek efisiensi
Penelitian ini dilakukan dengan dan efektifitas yang buruk 52 orang
menggunakan metode penelitian kuantitatif (76,5%).
dan jenis penelitiannya adalah analitik
dengan desain cross sectional. Subjek
penelitian ini adalah tenaga kesehatan
paramedis dan medis diruang ICU (intesife
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, STIKES Al- Insyirah Pekanbaru 37
AL-TAMIMI KESMAS Volume : 05 Nomor : 02 Tahun : 2016

Analisis Bivariat
Tabel 1
Analisis bivariat dengan uji Chi Hasil Analisa Univariat
Square menunjukkan bahwa variabel yang
berhubungan dengan Pelaksanaan Variabel n Persentase
Keselamatan Pasien (Patient Safety) di Patient Safety
Ruang Intensife Care Unit adalah aspek 1. Buruk 36 52,9
klinis dengan P value (0,016) OR 4,143 2. Baik 32 47,1
Jumlah 68 100
(95% CI : 1,410-12,171), dan aspek Aspek Klinis
efisiensi dan efektifitas dengan P value 1. Buruk 45 66,2
(0,023) OR 4,800 (95% CI : 1,359-16,956). 2. Baik 23 33,8
Jumlah 68 100
Sedangkan variabel yang tidak Aspek Keselamatan
berhubungan dengan Pelaksanaan Pasien
Keselamatan Pasien (Patient Safety) adalah 1. Buruk
2. Baik 26 38,2
aspek keselamatan pasien dengan P value Jumlah 42 61,8
(0,386) OR 1,760 (95% CI : 0,650-4,762) 68 100
(tabel 2). Aspek Efisiensi dan
Efektifitas
1. Buruk 52 76,5
2. Baik 16 23,5
Jumlah 68 100

Tabel 2
Hasil Analisis Bivariat

Patient Safety
Total P OR
Variabel Buruk Baik
Value (95% CI)
n (%) n (%) N (%)
Aspek Klinis
4,143
1. Buruk 29(64,4) 16(35,6) 45(100)
0,016 (1,410-
2. Baik 7(30,4) 16(69,6) 23(100)
12,171)
Jumlah 36(52,9) 32(47,1) 68(100)
Aspek Keselamatan
Pasien 1,760
1. Buruk 16(61,5) 10(38,5) 26(100) 0,386 (0,650-
2. Baik 20(47,6) 22(52,4) 42(100) 4,762)
Jumlah 36(52,9) 32(47,1) 68(100)
Aspek Efisiensi dan
Efektifitas 32(61,5) 20(38,5) 52(100) 4,800
1. Buruk 4(38,5) 12(61,5) 16(100) 0,023 (1,359-
2. Baik 36(52,9) 32(47,1) 68(100) 16,956)
Jumlah

PEMBAHASAN Hal ini disebabkan karena masih


kurangnya pelatihan dan orientasi
Patient Safety keselamatan pasien sehingga menyebabkan
pelaksanaan keselamatan pasien (Patient
Dari hasil penelitian didapatkan
Safety) buruk.
bahwa pelaksanaan keselamatan pasien
(patient safety ) yang buruk sebesar 52,9%.

Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, STIKES Al- Insyirah Pekanbaru 38


AL-TAMIMI KESMAS Volume : 05 Nomor : 02 Tahun : 2016

Dari hasil penelitian Sabarguna pasien (Patient Safety) dengan P value


(2011), menyimpulkan bahwa ada (0,032).
hubungan antara aspek klinis, aspek
keselamatan pasien dan aspek efisiensi dan Aspek Keselamatan Pasien
efektifitas terhadap pelaksanaan
keselamatan pasien (patient safety ) yang Hasil penelitian menunjukkan bahwa
buruk. responden dengan aspek keselamatan
Dalam penelitian ini, pelaksanaan pasien baik dalam pelaksanaan
keselamatan pasien (patient safety) keselamatan pasien (Patient Safety) 22
dikontrol oleh variabel aspek klinis, aspek orang (52,4%). Aspek keselamatan pasien
keselamatan pasien dan aspek efisiensi dan yang baik dalam pelaksanaan keselamatan
efektifitas. pasien (Patient Safety) disebabkan karena
pihak rumah sakit sudah melaksanakan
Aspek Klinis aspek keselamatan pasien (Patient safety)
sehingga dalam penelitian ini aspek
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keselamatan pasien tidak berhubungan. Hal
responden dengan aspek klinis yang buruk ini ditunjukkan dari hasil uji statistik
dalam pelaksanaan keselamatan pasien dengan metode chi square diperoleh nilai
(Patient Safety) 29 orang (64,4%). aspek P value (0,386) artinya tidak terdapat
klinis buruk menyebabkan pelaksanaan hubungan antara aspek keselamatan pasien
keselamatan pasien (Patient Safety) buruk dengan pelaksanaan keselamatan pasien.
karena masih kurangnya pelatihan dan Hasil penelitian ini sejalan dengan
orientasi keselamatan pasien, untuk itu hasil penelitian Puji Lestari 2013 di RSUP
pihak rumah sakit harus lebih sering Dr. Wahidin Sudirohusodo yang
memberikan informasi berupa spanduk menyatakan bahwa tidak ada hubungan
ataupun poster yang di tempel di papan yang signifikan antara aspek keselamatan
informasi untuk menambah pengetahuan dengan pelaksanaan keselamatan pasien
tenaga kesehatan di ruangan ICU tentang (Patient Safety) dengan P value (1,879).
keselamtan pasien (patient safety). Hal ini
ditunjukkan dari hasil uji statistik dengan Aspek Efisiensi dan Efektifitas
metode chi square diperoleh nilai P value
(0,016) artinya terdapat hubungan antara Hasil penelitian ini menunjukkan
aspek klinis dengan pelaksanaan bahwa responden dengan aspek efisiensi
keselamatan pasien. dan efektifitas yang buruk dalam
Hasil penelitian ini sejalan dengan pelaksanaan keselamatan pasien (Patient
hasil penelitian Nurbaiti (2014), di Rumah Safety) sebanyak 32 orang (61,5%). Aspek
Sakit pekanbaru medical center yang efisiensi dan efektifitas buruk
menyatakan bahwa ada hubungan yang menyebabkan pelaksanaan keselamatan
signifikan antara aspek klinis dengan pasien (Patient Safety) buruk karena
pelaksanaan keselamatan pasien (Patient menurut responden adanya kejadian
Safety) dengan P value 0,003. Penelitian kekurangan ketersediaan logistik
ini juga sejalan dengan hasil penelitian Puji menyangkut ketersediaan air, gas (oksigen)
Lestari 2013 di RSUP Dr. Wahidin ketika di butuhkan, listrik pengganti
Sudirohusodo yang menyatakan bahwa ada (genset) terjadinya kesalahan pemakaian
hubungan yang signifikan antara aspek obat, lamanya pasien dirawat, diruangan
klinis dengan pelaksanaan keselamatan intensife care unit. Hal ini ditunjukkan dari
hasil uji statistik dengan metode chi square
diperoleh nilai P value (0,023) artinya
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, STIKES Al- Insyirah Pekanbaru 39
AL-TAMIMI KESMAS Volume : 05 Nomor : 02 Tahun : 2016

terdapat hubungan antara aspek efisiensi Kementerian Kesehatan RI. (2010).


dan efektifitas dengan pelaksanaan Pedoman Pelaksanaan Keselamatan
keselamatan pasien. Kesehatan Kerja DiRumah Sakit.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Kemenkes, Jakarta.
hasil penelitian Wibowo (2013), di Rumah
Sakit umum daerah Kabupaten bima yang Kementerian Kesehatan RI. (2011).
menyatakan bahwa ada hubungan yang Pedoman Penyelenggaraan
signifikan antara aspek efisiensi dan Keselamatan Pasien diRumah Sakit.
efektifitas dengan pelaksanaan Kemenkes, Jakarta
keselamatan pasien (Patient Safety) dengan
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia,
P value (0,033).
(2012) Infeksi Nosokomial di RSUD
KESIMPULAN Setjonegoro Kabupaten Wonosobo,
Wonosobo.
Berdasarkan hasil penelitian diruangan
Notoatmodjo, S. (2010).Pendidikan dan
intensife care unit RSUD Arifin Achmad
Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Pekanbaru dapat disimpulkan bahwa PT.Rineka Cipta.
variabel yang berhubungan dengan
pelaksanaan keselamatan pasien (patient Nurbaiti (2014) Faktor- faktor yang
safety) di ruang intensife care unit Rumah berhubungan dalam penerapan
keselamatan pasien di RS Pekanbaru
Sakit Umum Daerah Arifin Achmad
medical center, Pekanbaru: Stikes
Pekanbaru adalah aspek klinis dan aspek Pekanbaru medical center.
efisiensi dan efektifitas, sedangkan variabel
yang tidak berhubungan adalah aspek Puji Lestari (2013) Faktor – faktor yang
keselamatan pasien. berhubungan dalam pelaksanaan
patient safet di Rumah Sakit Umum
Pemerintah, Makassar: Fakultas
DAFTAR PUSTAKA Kesehatan Masyarakat, UNHAS.
Sabarguna, B.S (2006). Sistem Bantu
Harry, Wahyudhy Utama. (2006). Keputusan Untuk Keselamtan Pasien
http://klikharry.com/2006/12/21/infe Rumah Sakit, Yogyakarta:
ksi-nosokomial. konsorsium Rumah Sakit Islam
Jateng-DIY.
Hastono, S. P & Sabri, L. (2010). Statistik
Kesehatan, Jakarta: Rajawali Pers. Setiadi, (2013). Konsep dan Praktik
Penulisan Riset Keperawatan.
https://www.google.com/search?q=anony
Graha Ilmu, Yogyakarta.
mus.+Infectious+Disease+Epidemiol
o+Section.+www.oph.dhh.louisiana. Wibowo (2013) Faktor- faktor yang
gov&ie=utf-8&oe=utf-8. berhubungan Pelaksanaan Patient
KARS. (2013). Standar Pelayanan Rumah Safety di Ruang Rawat Inap Di
Sakit, Instrumen Penilaian Akreditasi RSUD .Kabupaten Bima Yogyakarta
Rumah Sakit Seminar Persatuan
Rumah Sakit, Bandung.

Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, STIKES Al- Insyirah Pekanbaru 40

Anda mungkin juga menyukai