KESELAMATAN PASIEN
Saat ini isu penting dan global dalam pelayanan kesehatan adalah
Keselamatan Pasien. Isu ini praktis mulai dibicarakan kembali pada tahun 2000-an,
sejak laporan dan Institute of Medecine (IOM) yang menerbitkan laporan : to err is
human, building a safer health system. Keselamatan pasien adalah suatu disiplin ilmu
baru dalam pelayanan kesehatan yang mengutamakan pelaporan, analisis, dan
pencegahan medical error yang sering menimbulkan Kejadian Tidak Diharapkan
(KTD).
Dari berbagai negara yang mengatakan bahwa dalam pelayanan pasien
rawat inap di Rumah Sakit ada sekitar 3 – 18% kejadian tidak diharapkan (KTD /
Adverse Event), maka Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI)
mengambil inisiatif mengajak semua pihak Rumah Sakit untuk memperhatikan
keselamatan pasien Rumah Sakit.
Di Rumah Sakit terdapat ratusan macam obat, ratusan tes dan prosedur,
banyak terdapat alat-alat medis, bermacam-macam tenaga profesi dan non profesi
yang siap memberikan pelayanan 24 jam terus menerus. Kebersamaan dan kerutinan
pelayanan tersebut apabila tidak dikelola dengan baik dapat terjadi KTD.
B. LATAR BELAKANG
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termaksud juga untuk Rumah
Sakit. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan di Rumah Sakit yaitu :
keselamatan pasien (Patient Safety), keselamatan pekerja atau petugas kesehatan,
keselamatan bangunan dan peralatan di Rumah Sakit yang bisa berdampak
keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan yang berdampak terhadap
pencemaran lingkungan dan keselamatan bisnis Rumah Sakit yang terkait dengan
kelangsungan hidup Rumah Sakit. Kelima aspek keselamatan tersebut sangatlah
penting untuk dilaksanakan disetiap Rumah Sakit, namun harus diakui kegiatan
institusi Rumah Sakit dapat berjalan apabila ada pasien. Karena itu keselamatan
pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan
mutu dan citra Rumah Sakit.
Di Indonesia data tentang KTD apabila kejadian nyaris cidera masih langka,
namun di lain pihak terjadi mal praktek yang belum tentu sesuai dengan pembuktian
akhir. Mengingat keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat maka
pelaksanaan program keselamatan pasien Rumah Sakit perlu dilakukan karena perlu
acuan yang jelas untuk melaksanakan keselamatan pasien tersebut. Buku panduan
nasional keselamatan pasien Rumah Sakit yang teruma berisi standar keselamatan
pasien Rumah Sakit dengan enam langkah menuju keselamatan pasien Rumah Sakit
diharapkan dapat membantu Rumah Sakit dalam melaksanakan kegiatannya.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit dengan mengutamakan “PATIENT
SAFETY”
2. Tujuan Khusus
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit Islam Kota
Magelang.
b. Meningkatnya akuntabilitas pasien Rumah Sakit Islam Kota Magelang
terhadap pasien dan masyarakat.
c. Menurunnya kejadian tidak diharapkan di Rumah Sakit Islam Kota
Magelang.
d. Terlaksananya program-program keselamatan pasien sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
G. SASARAN
1. Seluruh karyawan
2. Petugas farmasi
3. Unit bedah
4. Kepala ruangan
5. Unit kerja
6. Petugas farmasi
7. Keluarga
H. JADWAL KEGIATAN
I. EVALUASI
1. Sosialisasi dilakukan tiap 3 bulan sekali diawal bulan dan dilakukan evaluasi tiap
akhir bulan ketiga.
2. Evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi dari jadwal kegiatan, dilakukan
setiap 2 bulan sekali (kurun waktu tertentu) oleh TMKPRS, sehingga bila dari
evaluasi diketahui ada pergeseran jadwal atau penyimpangan jadwal maka dapat
segera diperbaiki dan tidak mengganggu program secara keseluruhan.
3. Evaluasi pelaksanaan program dipakai sebagai data untuk perencanaan tahun
berikutnya.
K. PENUTUP
Demikian Program Kerja Bidang Keselamatan RS. Islam Kota Magelang tahun 2017
dibuat sebagai gambaran dalam pelaksanaan tugas-tugas lainnya agar dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Mengetahui, Magelang,
Direktur RS. Islam Kota Magelang Ketua Keselamatan Pasien