BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
2 Mengiku
ti
Pelatihan
(seminar
atauworks
ho p )
3 Pertemu
Komit
an rutin
e Mutu
koordina
si dan
evaluasi
kerja tim
SKP
4 Penyusu
Komite Mutu
nan keb
ijaka n,
panduan
dan sop
5 Penyusu
Komite Mutu
nan
program
SKP
6 Koordi na
si dengan
semua
bagian
penunja
ng tim
SKP
7 Penga
Juan RAB Komite Mutu
program
SKP
8 Sosialisa
si identifik Komite Mutu
asi pasien,
komunik
asi efektif,
HA
medicati
on, tepat
lokasi
tepat
prosedur
tepat
pasien
operasi,
hand
hygiene,
resiko
jatuh
9 Monitori
ng Komite Mutu
pemakai
an gelang
identitas
10 Monitori
ng tenaga Komite Mutu
medis
dalam
menggu
nakan
komunik
asi
efektif
11 Monitori
ng obat Petugas
HA farmasi,
Kepala
Ruangan
12 Monitori
ng tepat Komite Mutu
lokasi,
Prosedur
dan pasien
operasi
15 Monitori
ng Komite Mutu
insiden
pasien
jatuh
pada
dewasa
dan pada
anak –
anak
16 Pelapora
n insiden Setiap Unit
keselam
atan
pasien
17 Evaluasi
pelaksan Komite Mutu
aan
program
kerja
dan
pembuat
an grafik
tentang
kepatuh
an
dalam
melakuk
an
penerap
an
keselam
atan
pasien
BAB III
EVALUASI DAN PELAPORAN
A. Evaluasi
B. Pelaporan
C. Pencatatan
Pencatatan semua data dengan form monitoring dan dibuat
grafik kepatuhan pelaksanaan keselamatan pasien
BAB IV
ANGGARAN
Monitoring
Monitoring Kepala Seluruh
unit
73 Tim PPI 100
100%% April
April --
kepatuhan
Tenaga ruangan personil,
kerja
Hand
medis pasiend desem
desem
hygiene
dalam an
ber
ber
menggunak keluarga
an 2022
2022
komunikasi
Rawat inap,
8 Monitoring Seluruh 100 % April -
ICU ,IGD,
Insiden unit unit desem
pasien bedah
kerja ber
Jatuh pada
Dewasa 2022
Keselama Komite kejadian Kejadi
dananak
ta n pasien IKP an
– anak Mutu
Kepala
Pelaporan Setiap Setiap
9 ruangan 100 %
insiden ada
BAB V
PENUTUP
1. Perilaku memberikan pelayanan yang aman secarakonsisten untuk mencegah terjadinya kesalahan
padapelayanan berisiko tinggi.
2. Perilaku di mana para individu dapat melaporkankesalahan dan insiden tanpa takut dikenakan
sanksiatau teguran dan diperlakuan secara adil (just culture)
3. Kerja sama tim dan koordinasi untuk menyelesaikanmasalah keselamatan pasien.
4. Komitmen pimpinan rumah sakit dalam mendukungstaf seperti waktu kerja para staf, pendidikan,
metode yang aman untuk melaporkan masalah dan hal lainnya untuk menyelesaikan masalah
keselamatan.
5. Identifikasi dan mengenali masalah akibat perilaku yang tidak diinginkan (perilaku sembrono).
6. Evaluasi budaya secara berkala dengan metode seperti kelompok fokus diskusi (FGD), wawancara
dengan staf, dan analisis data.
7. Mendorong kerja sama dan membangun sistem, dalam mengembangkan budaya perilaku yang aman.
8. Menanggapi perilaku yang tidak diinginkan pada semua staf pada semua jenjang di rumah sakit,
termasuk manajemen, staf administrasi, staf klinis dan nonklinis, dokter praktisi mandiri, representasi
pemilik dan anggota Dewan pengawas.