Anda di halaman 1dari 4

Askep Out-Hospital Cardiac Arrest

Seorang laki-laki berusia 52 tahun tiba-tiba terjatuh tidak sadarkan diri ketika sedang berjalan
di pedestrian. Kejadian tersebut diketahui oleh perawat A yang sedang melintas dijalan
tersebut. Perawat A dengan segera menghampiri Tn. W untuk memberikan pertolongan. Pada
saat kejadian, perawat A tidak dapat merasakan pernafasan korban, disertai dengan nadi
karotis tidak teraba.

Pengkajian
Pengkajian Primer
A. Identitas Klien
Nama : Tn. W
Umur : 52 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Malang, Jatim
B. Keluhan Utama
Penurunan kesadaran
C. Pengkajian primer
Circulation :
Nadi karotis tidak teraba, akral hangat
Airway :
Jalan nafas paten, tidak terlihat adanya sumbatan atau benda asing.
Breathing :
Apneu, korban tidak dapat bernafas spontan.
Disability :
Korban tidak sadarkan diri.

D. Pengkajian sekunder
1. Riwayat kesehatan sekarang
Korban tiba-tiba tidak sadarkan diri ketika berjalan di pedestrian dengan skor
GCS 3, nadi karotis tidak teraba, pernafasan tidak ada.
2. Riwayat kesehatan lalu
Tidak diketahui
3. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak diketahui
4. Pemeriksaan head to toe
Kepala
Tidak terdapat hematom pada kepala, tidak ada distensi vena leher, trachea
terlihat dan teraba pada garis tengah. Pupil kiri dan kanan 5 mm.
Leher
Tidak terdapat deformitas, tidak ada kekakuan.
Thoraks
Dada simetris, tidak ada pengembangan paru dari proses inspirasi dan ekspirasi,
tidak terdengar suara nafas, tidak terdengar suara jantung.
Abdomen
Tidak ada tanda trauma, distensi, ascites, dan nyeri tekan.
Pelvis
Tidak ada luka, tidak ada deformitas
Paha
Tidak ada luka trauma, tidak ada deformitas.
Kaki bagian bawah dan lengan
Tidak ada luka, pembengkakan, deformitas.

Diagnosa keperawatan
Sign & Symptom Etiologi Problem
Data subjektif : korban tidak sadar Cardiac arrest Penurunan
Data objektif : curah jantung
 Pasien mengalami penurunan Kemampuan kontraksi
kesadaran otot jantung menurun
 GCS 3
 Nadi tidak teraba Cardiac output berkurang

 Pernafasan tidak ada


Data subjektif : korban tidak sadar Cardiac arrest Penurunan
Data objektif : perfusi jaringan
 Pasien mengalami penurunan Kemampuan kontraksi serebral
kesadaran otot jantung menurun
 GCS 3
 Nadi tidak teraba Cardiac output berkurang
 Pernafasan tidak ada
Suplai darah ke otak tidak
terpenuhi

Intervensi
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan kemampuan kontraksi otot jantung
menurun
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x30 menit, kemampuan
kontraksi otot jantung meningkat
Kriteria hasil :
 Nadi karotis teraba
 Pernafasan spontan
Intervensi :
 Lakukan pijat jantung
 Palpasi nadi karotis
 Kaji tanda – tanda hipoksia jaringan, kulit pucat dan sianosis

2. Penurunan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke


otak
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x30 menit perfusi
serebral adekuat
Kriteria hasil :
 Tingkat kesadaran membaik (skor GCS bertambah)
Intervensi :
 Pantau adanya pucat, sianosis, dan akral dingin
 Pantau tingkat kesadaran

Tindakan yang harus dilakukan oleh Perawat A sesuai dengan tatalaksana Out of Hospital
Cardiac Arrest adalah :
1. Memastikan kondisi lingkunagn yang aman mulai dari kendaraan yang melintas dan
kejadian lain yang mungkin membahayakan.
2. Memastikan korban tidak sadar dapat dilakukan dengan cara memanggil Tn.W
dengan suara keras, menepuk atau menggoyangkan tubuh Tn.W secara perlahan. Jika
tidak sadar, ikuti chain of survival OHCA diatas yaitu memanggil pertolongan atau
emergency unit dengan memberikan informasi adanya kejadian henti jantung.
3. Mengecek nadi karotis korban selama kurang dari 10 detik.
4. Jika nadi tidak ada atau tidak teraba, mulai berikan Resusitasi Jantung Paru (RJP)
pada Tn.W dengan cara menentukan lokasi untuk kompresi dada ditangah sternum
dengan posisi tubuh yang tepat, kedalaman 5 – 6 cm, kecepatan 100 – 120 x per
menit, dan 30 kompresi dada sambil menunggu tim emergency unit datang dengan
membawa defibrillator.
5. Membuka jalan nafas Tn. W dengan teknik head tilt-chin lift untuk memeriksa
kepatenan jalan nafas.
6. Memberikan 2 kali bantuan nafas, dengan memberikan kesempatan paru-paru untuk
mengempis sebelum memberikan bantuan nafas yang kedua.
7. Mengkaji nadi korban setiap 5 siklus RJP yang dilakukan selama kurang lebih 2
menit.
8. Melakukan proses defibrilasi ketika petuagas emergency unit datang membawa AED.
9. Melakukan pertolongan bantuan hidup lebih lanjut selama transfer korban di dalam
ambulance.
10. Memberikan perawatan lanjut pada cardiac arrest di Rumah Sakit.

Anda mungkin juga menyukai