Anda di halaman 1dari 2

ANALISA JURNAL ASFIKSI

NO ANALISA
1. Nama peneliti : anggita eka ratnawati, nani yusnawati
Judul :hubungan kehamilan serotinus dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir
Pendahuluan : asfiksia neonaturum merupakan keadaan bayi yang tidak dapat bernafas
spontan dan teratur, sehingga dapat menurnkan oksigen (O₂) dan makin meningkatkan
karbondioksida (CO₂) yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lanjut
(Manuaba, 2010). Beberapa factor yang menyebakan gawat janin (asfiksia) pada
gangguan sirkulasi aliran pada tali pusat seperti lilitan tali pusat, simpl tali pusat, tekanan
pada tali pusat, tekanan pada tali pusat, ketban pecah dini, dan kehamilan lewat waktu
(serotinus) (Manuba, 2010).
Metode : metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
korelatif dengan desain penelitian case-control dan pendekatan restrosvective.
Populasi dan sampel : populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini seluru
ibu bersalin dengan kehamilan serotinus sebagai kasus dan kehamilan tidak serotinus
sebagai control di RSUD Penambahan senopati bantul pada tahun 2015 dari bulan
oktober –desember sebanyak 205 persalinan.
Hasil : objek dalam penelitian ini adala selurh ibu bersalin dengan kehamilan serotinus
maupun tidak serotinus di RSUD penembahan senopati bantul pada bulan oktober –
desember 2015 sebanyak 205 persalinan, dari jumlah tersebut dihitung sampel
menggunakan rumus slovin didapatkan 136 orang yang dibagi menjadi 68 ibu dengan
kehamilan serotinus sebagai kasus 68 ibu hamil tidak serotins sebagai control.
Kesimpulan : berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Penembaan senopati
Bantul, dapat disampaikan bahwa ada hubungan kehamilan seronitus dengan kejadian
asfiksia pada bayi baru lahir di RSUD Penembahan Senopati bantul Yogyakarta pada
tahun 2016.
2 Nama peneliti :dian trilus wijayanti
Judul : Hubungan secio caesare dengan kejadian asfiksia di Rumah sakit umum daerah
(RSUD) Syarifah Ambami Rato ebu Bangkalan
Pembahasan :penyebab kematian bayi BBLR 38,94% asfiksia lahir 27,97%. Hal ini
menunjukan bahwa 66,91% kematian perinatal dipengaruhi ole kondisi ibu saat
melahirkan. Pertolongan oprasi sactio caesraea merupakan tindakan yang bertujuan untuk
menyelamatkan ibu maupun bayi. Bahaya setelah persalinan oprasi masih tetap
mengancam sehingga perawatan setelah oprasi sangat memerlukan perhatian untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian (I.G.B Manuba, 2002).
Metode : jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
korelasional dengan pendekatan case control.
Populasi dan sampel : populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
seluru bayi yang dilahirkan asfiksia di Rumah sakit umum daerah (RSUD) Syarifah
Ambami Rato ebu Bangkalan dari bulan maret sampe dengan april 2017 yang
diperkirakan berjumlah 40 bayi. Sedangkan populasi control dalam penelitian ini yaitu
seluruh persalinan di di Rumah sakit umum daerah (RSUD) Syarifah Ambami Rato ebu
Bangkalan dai bulan maret sampai april yang bayinya tidak asfiksia. Jumlah sampel
dalam penelitian ini adalah 74 persalinan, yang diambil dari 37 persalinan bayi dengan
asfiksia sebagai sampel kasus, dan 37 persalinan bayi yang tidak asfiksia sebagai sampel
control.

Hasil : dari asil penelitian yang dilakukan di rumah sakit umum daera syarifah ambami
rato ebu jumlah jumlah ibu bersalin di RSUD syarifah ambami rato ebu periode januari-
juni 2017 terdapat 33 (44,6%) ibu bersalin dengan secio caesare. Dari data tersebut
terlihat RSUD syarifah ambami rato ebu memiliki proporsi pasien ibu bersalin dengan
secio caseare yang relative tinggi, hal ini dikarenakan RSUD syarifa ambami rato ebu
menjadi tempat rjukan bagi pasien ibu bersalin yang memiliki masalah dengan kehamilan
dan persalinannya. Berdasatkan dari hasil penelitian dari teori diatas menurut peneliti
masih proporsi pasien ibu bersalin dengan secio caesare di rumah sakit syarifah ambami
rato ebu tahun 2017 disebabkan karena akibat persalinan yang tidak bias dilakukan
dengan normal baik disebabkan Karena factor janin misalnya janin terlal besar, factor ibu
misalnya sempit tulang panggul sehingga menghambat proses keluarnya bayi.
Kemungkinan kedua factor penyebab ibu bersalin dengan secio caesare di rumah sakit
umum syarifah ambami rato ebu tahun 2017 disebabkan karena atas dasar indikasi social,
yaitu : memeilih waktu dan tanggal kelahiran, factor pemahaman ibu yang salah tentang
melahirkan casear lebih aman dibandingkan dengan persalinan normal serta pada akhir-
akhir ini banyak terdapat kasus section caesare disebakan karena dana jampersel.
Kesimpulan : jumalah persalinan dengan asfiksia di RSUD syarifa ambami rato ebu
periodi januari-juni 2017 yaitu 6,7%. Jumlah ibu bersalin di RSUD syarifa ambami rato
ebu periode januari-juni dengan kelahiran section caesare 33 (44,6%) orang dan sisanya
41 (55,4%) todak dengan section caesurae.

Anda mungkin juga menyukai