Anda di halaman 1dari 6

Analisis Gangguan Muskuloskeletal Terhadap Perawat Berdasarkan Tingkat Paparan

dengan Menggunakan Metode Movement and Assistance of Hospital Patients (mapo) index
(Studi : Kasusu : (RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau )

Penulis :

Eki Gilang Permata, Abdurrahman Husni

1. Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi,UIN Sultab Syarif Kasim Riau
2. Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi,UIN Sultab Syarif Kasim Riau

Analisis Jurnal Dengan Metode PICOT

P ( Problem ) : Kasus gangguan Muskuloskeletal di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau


di Ruang Cenderwasih dan Dahlia . diketahui ,bahwa secara umum para
perawat mengalami gangguan musculoskeletal terutama di bagian
punggung dan pinggang . Gangguan Muskulokeletal paling banyak
ditemukan di tempat kerja terutama pada mereka yang beraktivitas dengan
posisi tubuh membungkuk dan menyamping merupakan postur-postur
yang beresiko tinggi menyebabkan gangguan musculoskeletal.

I ( Intervntion ) : Penelitian ini berdasarkan pengamatan awal menggunakan koesioner


Nordic Body Map .Salah satu metode analisinya adalah MAPO Index.
Dari hasil penelitian ,nilai yang diperoleh pada Ruang Cenderawasih
adalah 5,44 dan ruang Dahlia adalah 5,78 dengan tingkat paparan yang
terjadi pada kedua ruang rawat berada pada kategori Tinngi ( Kode
Merah).Perbaikan optimal yang perlu dilakukan yaitu dari segi faktor
Pelatihan ( Melakukan pelatihan ) dan faktor bantuan ringan ( melengkapi
alat bantu).

C ( Conclusion) : Berdasarkan Penghitungan kondisi optimal di kedua ruang rawat


diketahui bahwa penetapan kondisi terbaik yang dilakukan pada faktor
Pelatihan (Training Factor/TF) dan Faktor bantuan Ringan ( Minor Aid
Factor /AF) sudah cukup untuk memperoleh nilai MAPO index yang
berada pada kategori tingkat paparan ‘ dapat diabaikan ‘, sehingga usulan
perbaikan optimalnya yaitu perlu diadakan pelatihan bagi perawat serta
dilengkapimya alat bantu untuk memindahkan pasien.
O (Outcome) : Hasil Penelitian didapatkan Tingkat paparan gangguan Muskuloskeletal
yang terjadi pada perawat berada pada kategori Tinggi ( Kode Merah),
dengan hasil penelitian MAPO Index yaitu pada ruang Cenderawasih
diperoleh nilai sebesar 5,44 dan pada ruang Dahlia diperoleh nilai sebesar
5,78. Hal ini disebabkan oleh permasalahn yan terdapat pada hampir
selurubh indicator penilaian MAPO Index ( kecuali Faktor Alat Angkut
( Lifing Factor /Lf ).

T ( Time ) : Waktu penelitian ini dilakukan Tanggal 14-21 Juni 2016 di Ruang
Cenderawasih dan Dahlia RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau .
Analisis Personal Hygiene Dan Keberadaan Sarpcoptes Scabiei di debu alas tidur warga
Binaan Pemasyarakatan pada kejadian Skabies di Lapas Kelas IIB Jombang

Penulis :

Arie Aulia Nur Affandi

1. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Analisis Jurnal Menggunakan Metode PICOT

P (Problem) : Berdasarkan data dari sistem databes Pemasyarakatan (SDB) Kemenkumham


menunjukan bahwa hampir suluruh lapas yang ada di Indonesia mengalami
masalah yang sama yaitu pada kepadatan hunian yang tinggi salah satunya adalah
lapas yang berada di kantor wilayah Jatim. Kondisi berlebihnya jumlah warga
binaan pemasyarakatan dari yang seharusnya ini akan dapat meningkatkan
terjadinya resiko penularan penyakit , salah satu penyakit yang terjadi adalah
Penyakit Skabies.

I (Intervention) : Desain dalam Penelitian ini menggunakan studi Cross Sectional.Populasi dalam
penelitian ini sebanyak 638 orang. Besar sampel sebanyak 85 orang menggunakan
uji chi square , hasil penelitrian menunjukan sebagianj besar responden personal
hygienenya sudah baik yaiutu 56 orang (65,9%) ,sedangkan keberadaan sarcoptes
scabie pada debu alas tidur responden, ditemukan 5 sempledebu yang Positif
sarcoptes scabie.Berdasarkan pemeriksaan oleh dokter sebagian besar
respondenmenderita scabies yaitu sebanyak 63 orang (74,1%) Hasil uji chi square
menunnukan ada hubungan antara personal hygiene dengan kejadian scabies
dengan nilai P (0,001) < (0,05) dan tidak ada hubungan antara keberadaan
sarcoptes scabies pada debu alas tidur dengan kejadian scabies dengan nilai
P(0,321) > (0,05).

C ( Conclusion) : Warga binaan Pemasyarakatan (WBP) yang menjadi responden dalam


penelitian sebagian besar mempunyai personal hygiene yang sudah baik, yaitu 52
orang (51,2%) .Tungau Sarcoptes positif ditemukan . Sebagian besar WBP
menderita Skabies yaiutu sebanyak 63 orang (74,15%) terdapat hubungan antara
personal hygiene dalam pemberantasan penyakit scabies hendaknya dilakukan
bersama-sama bukan hanya penderita scabies saja akan tetapi kepada warga
binaan pemasyarakatan lain yang berada disekitar sel bersama penderita.

O (Outcome) : Berdasarkan tabel statistic antara keberadaan sarcoptes scabiel dengan kejadian
scabies didapatkan nilai P ( 0,321) yang artinya tidak ada hubungan antara
keberadaan sarcoptes scabiei pada debu di alas tidur dengan kejadian scabies di
lapas kelas IIB Jombang. Menurut hasil penelitian dari celtus menyatakan juga
bahwa dari hasil pengamatan mikroskop tungau sarcoptes pada alas tidur maupun
karpet . Meskipun tidak ada hubungan antara keberadaan scabie dengan kejadian
scabies, tetapi tungau ini ditemukan di alas tidurnya maka kemungkinan resiko
penularan penyakit scabies antara WBP di lapas kelas IIB jiombang juga akan
semakin gtinggi terutama melalui alas tidurnya .

T ( Time) : Waktu penelitian ini dilakukan pada tanggal 3-10 Juli 2019 di Lapas Kelas IIB
Jombang.
INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN KELAINAN REFRAKSI MATA TERHADAP
KELELAHAN MATA

Penulis :

Heramawan Ady Prayoga

1. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang

Analisi Jurnal Dengan Metde PICOT

P ( Problem) : Keselamtan dan kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar tidak
membawa dampak akibat buruk kepada tenaga kerja yang berupa penyakit
gangguan kesehatan. Salah satu faktor fisik ditempat kerja yang dapat
menyebabkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yaitu peneranagn.
Masalah Penelitian adalah bagaimana hubungan antara intensitas pencahayaan
dan kelaianan refraksi mata dengan kelelahan mata pada tenaga para medis di
bagian rawat inap RSUD dr.Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.

I (Intervention) : Metode Penelitian cross sectional , dengan populasi Perawat RSUD dr.
Soediran Mangun Sumarso Wonogiri Berjumalah 299 orang. Sample Berjumlah
41 responden , menggunakan random sampling. Instrumen berupa lux meter dan
pengukuran reaction timer.

C( Conclusion) : Berdasarkan tabel 3 , dapat diketahui dari 14 responden yang mendapatkan


intsitas pencahyaan < 100 lux, terdapat 12 orang (85,7%) memiliki mata normal
dan kelelahan mata tingkat ringan. Sedangkan 2 responden (14,3%) mengalami
kelelahan mata tingkat sedang dan tingkat berat. Hasil Analisis dengan
menggunakan uji chi-square diperoleh nilai P Value 0.011. kelelahan mata pada
tenaga tenaga paramedic di bagian Rawat inap RSUD dr. Soediran Mangun
Sumarso Wonogiri, berhubungan dengan intensitas pencahyan dan kelainan
refreksi mata.

O ( Outcome) : Hasil dari Penelitian ini Selaras dengan teori yang mengemukakan Apabila
lingkungan kerja memiliki pencahyaan yang buruk dapat berakibat sbb: kelelahan
mata dengan berkurangnya daya dan efisien kerja , kelelahan mental, keluhan
pegal dan sakit kepala di sekitar mata , kerusakan alat penglihatan dan kecelakaan
kerja.

T ( Time) : Waktu Penelitian ini dilakukan pada tanggal 4 - 14 Oktober 2016


UJI EFEK SISTEM STIMULAN SISTEM SARAF PUSAT EKSTRAK ETANOL DAUN
AFRIKA SELATAN (Vernonia amygdalina Delile) PADA MENCIT PUTIH BETINA

Penulis :

Miftahur Rahmi,Sanubari Rela Tobat, Surya Ningsih

1. Sekolah Tinggi Farmasi IndonesiaPerintis Padang

Analisi Jurnal dengan Metode PICOT

P ( Problem) : Salah satu tumbuhan yang memiliki potensi sebagai bahan obat-obatan adalah
daun afrika selatan (Venornia amygdalina Delile). Daun ini memiliki senyawa
imia Flavonoid dan alkaloid yang berpotensi sebagai stimulant sistem syaraf
pusat.oleh sebab itu,pada penelitian ini telah dilakukan penelitan mengenai uji
efek stimulant sistem saraf pusat ekstrak etanol daun Afrika selatan pada mencit
putih betina.

I(Interverention) : Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan menggunakan 5


Kelompok yaitu kelompok control, pembanding ( diberi kafein) dan 3 kelompok
perlakuan dengan dosis 300 mg/kgBB, dan 600 mg/kgBB, tiap kelompok terdiri
dari 5 okor mencit. Pada penelitian ini digunakan metode uji renang dengan
parameter yang diamati adalah pertahanan mencit dipermukaan air .

C ( Conclusion) : Ekstra Etanol daun Afrika Selatan ( Vernonia amygdalina Delile) memiliki
efek sebagai stimulant sistem saraf pusat terhadap mencit putih betina, dimana
efek yang paling efektif diberikan oleh ekstrak etanol daun afrika selatan
( Vernonia amygdalina Delile) pada dosis 600 mg/ kgBB yang lebih tinggi
efeknya dari dosis 300 mg/kgBB , 450 mg/kgBB , dan Pembanding.

O ( Outcome) : Hasil dari uji renang dianalisa secara statistic dengan menggunakan ANOVA
satu arah dan diperoleh hasil bahwa , kelompok sediaan uji memberikan efek
yang signifikan bila dibandingkan dengan kelompok control ( P
<0,05) .Kemudian dilanjutkan dengan uji Duncan.Berdasarkan hasil uji Duncan
diketahui bahwa dosis 300 mg/kgBB tidak berbeda signifikan dengan control
negative tetapi berbeda signifikan dengan dosis 450,600 mg/kgBB dan
pembanding. Dosis 450 mg/kgBB berbeda dengan signifikan dengan control
negative, dosis 300 mg/kgBB dosis 600 mg/kgBB dan pembanding.

T (Time) : Waktu Penelitian ini dilakukan pada tanggal 2 Agustus 2018

Anda mungkin juga menyukai