Dosen :
Disusun oleh :
ELSA NURHUZAEFAH
NIM 1803277017
Jl. KH. Ahmad Dahlan, No. 20. Ciamis 46216, Telp. 0265-773052 / Fax : 0265-771931
Pengertian UPGAR Score
Apgar Score adalah penilaian sederhana yang dilakukan dokter untuk memastikan kondisi
kesehatan bayi secara menyeluruh setelah lahir. Penilaian ini membantu dokter untuk
menentukan apakah bayi dalam kondisi baik atau justru membutuhkan pertolongan medis. Jika
bayi Anda mendapatkan skor rendah setelah dilakukan penilaian, artinya bayi Anda
membutuhkan perawatan khusus. Sedangkan jika bayi Anda mendapatkan skor tinggi, artinya
bayi Anda dalam kondisi baik sehingga tidak memerlukan perawatan medis tertentu.
Nilai Apgar atau Apgar Score (apgar skor) adalah metode yang diciptakan pada tahun 1952 oleh
ahli anestesi asal Amerika, dr. Virginia Apgar. Metode ini digunakan untuk menilai kondisi
kesehatan bayi pada usia 1 menit dan 5 menit setelah kelahirannya. Dalam kasus tertentu, Apgar
Score juga dapat dilakukan pada menit ke 10, 15, dan 20 setelah kelahiran bayi.
Kata Apgar, selain berasal dari nama belakang penciptanya, juga merupakan sebuah akronim
dari Appearance (warna kulit), Pulse (denyut jantung), Grimace (refleks gerak), Activity
(aktivitas otot), dan Respiration (pernapasan). Ya, Apgar Score memiliki lima kriteria penilaian
dari skala 0 hingga 2. Nantinya, nilai masing-masing kriteria dijumlahkan. Nah, hasil
penjumlahan inilah yang dijadikan acuan untuk mengetahui kondisi kesehatan bayi.
1. Warna Kulit
2. Denyut Jantung
4. Pernafasan
Skor APGAR dihitung dengan menjumlahkan skor setiap komponen. Nilai terbaik
adalah 10. Skor 7, 8 dan 9 adalah normal, bayi dapat dikatakan sehat.
• Skor 10 sangat jarang didapat karena sebagian besar bayi yang baru lahir akan kehilangan
1 poin dari komponen warna kulit.
• Sebagian besar bayi yang baru lahir akan mempunyai warna kulit kebiruan pada tangan
dan kaki.
1. Oksigen dan pembersihan jalur nafas. Pembersihan jalur nafas dapat dilakukan dengan
menggunakan bulb syringe. Penyedotan dilakukan melalui mulut terlebih dahulu,
kemudian hidung. Urutan ini dipakai untuk mencegah bayi menghirup cairan sekresi.
Umumnya saat bayi baru dilahirkan dokter dan tim medis akan mengeringkan tubuh bayi dan
menyelimutinya, menjaga suhu agar tetap hangat dan menempatkan bayi pada posisi yang benar.
Kemudian, memberikan aliran oksigen kepada bayi dengan kadar yang sesuai dengan kondisi
bayi baru lahir, sambil melakukan observasi atau pemantauan pada bayi yang baru lahir.
Dalam melakukan observasi, dokter akan memeriksa sistem pernapasan bayi, pergerakan bayi,
kesadaran bayi, dan perubahan warna kulit bayi. Jika dari hasil pemantauan ditemukan bahwa
kondisi bayi memerlukan resusitasi, maka akan dilakukan:
Bila saat observasi, bayi dicurigai mengalami gangguan atau henti napas akibat tersedak, maka
dokter akan berupaya untuk mengatasinya dengan membersihkan hambatan jalan napas bayi.
Dalam kondisi seperti ini, langkah pertama yang dilakukan dokter adalah memeriksa bagian
dalam mulut dan hidung bayi. Jika ditemukan benda atau cairan (misalnya cairan ketuban) yang
menyumbat saluran pernapasannya, dokter akan menyedot cairan tersebut dari mulut si bayi.
Kemudian melakukan penanganan resusitasi yang diperlukan.
Resusitasi bayi baru lahir umumnya hanya dilakukan dokter dan tenaga medis yang
berpengalaman. Meski demikian, orangtua juga dapat mempelajari sebagian besar teknik-teknik
dasar resusitasi bayi. Sebab, pemahaman tentang teknik resusitasi yang benar sangat diperlukan
pada keadaan darurat, dan amat bermanfaat sebagai langkah pertolongan pertama untuk
menyelamatkan nyawa.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://hellosehat.com/kehamilan/melahirkan/nilai-apgar-score-adalah/
2. https://www.alomedika.com/apakah-yang-dimaksud-dengan-skor-apgar-untuk-bayiyang-
baru-lahir
3. https://www.alodokter.com/kondisi-yang-memerlukan-resusitasi-bayi-baru-lahir