Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

“PERHITUNGAN APGAR SCORE”


DAN
“PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI BARU LAHIR”

DI SUSUN OLEH:
SITI EKA WAJIANTI (18.061)

AKADEMI KEPERAWATAN ISLAMIC VILLAGE


TANGERANG
TAHUN AJARAN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT dengan rahmat dan karunianya penulis telah dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “PERHITUNGAN APGAR SCORE DAN
PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI BARU LAHIR” Selawat beriring salam penulis
kirimkan kepada junjungan Alam Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat beliau
sekalian.
Dalam penyelesaian penulisa makalah ini, penulis mendapat bimbingan, arahan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
sebesarnya.
Segala usaha telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini. Namun penulis
menyadari bahwa dalam makalah ini mungkin masih ditemukan kekurangan dan kekhilafan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan guna
perbaikan di masa yang akan datang.

Tangerang, 23 Maret 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Bayi baru lahir yaitu kondisi dimana bayi baru lahir (neonatus), lahir melalui jalan lahir
dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara
spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.Neonatus (BBL) adalah masa
kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia 28 hari,dimana terjadi perubahan yang
sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim.Pada masa ini terjadi
pematangan organ hampir pada semua system.
Neonatus (BBL) bukanlah miniature orang dewasa,bahkan bukan pula miniature
anak.Neonatus mengalami masa perubahan dari kehidupan didalam rahim yang serba
tergantung pada ibu menjadi kehidupan diluar rahim yang serba mandiri.Masa perubahan
yang paling besar terjadi selama jam ke 24-72 pertama.Transisi ini hampir meliputi semua
system organ tapi yang terpenting bagi anastesi adalah system pernafasan sirkulasi,ginjal dan
hepar.Maka dari itu sangatlah diperlukan penataan dan persiapan yang matang untuk
melakukan suatu anastesi terhadap neonates (BBL).
Oleh karena itu, perhitungan apgar score dan pemeriksaan fisik bayi baru lahir harus
dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan bayi baru lahir.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari apgar score?


2. Apa tujuan dilakukannya apgar score?
3. Bagaimana cara penilaian apgar score?
4. Apa pengertian neonates?
5. Bagaimana cara pengumpulan data?
6. Bagaimana cara pemeriksaan fisik bayi baru lahir?

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian dari apgar score.


2. Untuk mengetahui tujuan dilakukannya apgar score.
3. Untuk mengetahui cara penilaian apgar score.
4. Untuk mengetahui pengertian neonates.
5. Untuk mengetahui cara pengumpulan data.
6. Untuk mengetahui cara pemeriksaan fisik bayi baru lahir.
BAB II
PENILAIAN APGAR SCORE PADA BAYI BARU LAHIR

2.1 PENGERTIAN APGAR SCORE

Apgar score adalah suatu metode penilaian yang digunakan untuk mengkaji
kesehatan neonatus dalam menit pertama setelah lahir sampai 5 menit setelah lahir , serta
dapat diulang pada menit ke 10 – 15 . Nilai apgar merupakan standart evaluasi neonatus
dan dapat dijadikan sebagai data dasar untuk evaluasi di kemudian hari .

Kata APGAR dipublikasikan pertama kali pada tahun 1952 . Lalutahun 1962 ,
Joseph membuat akronim dari kata APGAR tersebut , yaitu Appearance (colour = warna
kulit) , Pulse (heart rate = denyut nadi) , Grimace (refleks terhadap rangsangan) , Activity
(tonus otot) , dan Respiration (usaha bernapas) .

2.2 TUJUAN

Hal yang penting diketahui , bahwa penilaian skor ini dibuat untuk menolong
tenaga kesehatan dalam mengkaji kondisi bayi baru lahir secara umum dan memutuskan
untuk melakukan tindakan darurat atau tidak . Penilaian ini bukan sebagai prediksi
terhadap kesehatan bayi atau intelegensi bayi dimasa mendatang . Beberapa bayi dapat
mencapai angka 10 , dan tidak jarang , bayi yang sehat mempunyai skor yang lebih
rendah dari biasanya , terutama pada menit pertama saat baru lahir . Sampai saat ini , skor
apgar masih tetap digunakan , karena , selain ketepatannya , juga karena cara
penerapannya yang sederhana , cepat , dan ringkas . Dan yang terpenting dalam
penentuan skor apgar ini adalah untuk menetukan bayi tersebut asfiksia atau tidak .
(Sujiyatini , 2011) .

2.3 CARA PENILAIAN APGAR SCORE

A. KRITERIA

Ada lima kriteria Skor Apgar :


Kriteria Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2

Appearance seluruhnya biru warna kulit tubuh normal warna kulit tubuh ,
atau pucat merah muda , tangan , dan kaki
(warna kulit)
tetapi kepala dan normal merah muda , tidak
ekstermitas kebiruan ada sianosis
(akrosianosis)
Pulse tidak teraba <100 kali/menit >100 kali/menit

(denyut
jantung)
Grimace tidak ada respons meringis/menangis lemah meringis/bersin/batuk saat
terhadap stimulasi ketika di stimulasi stimulasi saluran napas
(respons
refleks)
Activity lemah/tidak ada sedikit gerakan bergerak aktif

(tonus otot)
Respiration tidak ada Lemah,  tidak teratur menangis kuat, pernapasan
baik dan teratur
(pernapasan)

B. CARA PENILAIAN APGAR

Skor Apgar dinilai pada menit pertama , menit kelima , dan menit
kesepuluh setelah bayi lahir , untuk mengetahui perkembangan keadaan bayi
tersebut . Namun dalam situasi tertentu , Skor Apgar juga dinilai pada menit ke 10
, 15 , dan 20 , hingga total skor 10 . (Sujiyatini , 2011).

1. Appearance (warna kulit) :

Menilai kulit bayi . Nilai 2 jika warna kulit seluruh tubuh bayi
kemerahan , nilai 1 jika kulit bayi pucat pada bagian ekstremitas , dan nilai
0 jika kulit bayi pucat pada seluruh badan (Biru atau putih semua) .
2. Pulse (denyut jantung) :

Untuk mengetahui denyut jantung bayi , dapat dilakukan dengan


meraba bagian atas dada bayi di bagian apeks dengan dua jari atau dengan
meletakkan stetoskop pada dada bayi . Denyut jantung dihitung dalam satu
menit , caranya dihitung 15 detik , lalu hasilnya dikalikan 4 , sehingga
didapat hasil total dalam 60 detik . Jantung yang sehat akan berdenyut di
atas 100 kali per menit dan diberi nilai 2 . Nilai 1 diberikan pada bayi yang
frekuensi denyut jantungnya di bawah 100 kali per menit . Sementara bila
denyut jantung tak terdeteksi sama sekali maka nilainya 0 .

3. Grimace (respon reflek) :

Ketika selang suction dimasukkan ke dalam lubang hidung bayi


untuk membersihkan jalan nafasnya , akan terlihat bagaimana reaksi bayi .
Jika ia menarik , batuk , ataupun bersin saat di stimulasi , itu pertanda
responnya terhadap rangsangan bagus dan mendapat nilai 2 . Tapi jika
bayi hanya meringis ketika di stimulasi , itu berarti hanya mendapat nilai 1
. Dan jika bayi tidak ada respon terhadap stimulasi maka diberi nilai 0 .

4. Activity (tonus otot) :

Hal ini dinilai dari gerakan bayi . Bila bayi menggerakkan kedua
tangan dan kakinya secara aktif dan spontan begitu lahir , artinya tonus
ototnya bagus dan diberi nilai 2 . Tapi jika bayi dirangsang ekstermitasnya
ditekuk , nilainya hanya 1 . Bayi yang lahir dalam keadaan lunglai atau
terkulai dinilai 0 .

5. Respiration (pernapasan) :

Kemampuan bayi bernafas dinilai dengan mendengarkan tangis


bayi. Jika ia langsung menangis dengan kuat begitu lahir , itu tandanya
paru-paru bayi telah matang dan mampu beradaptasi dengan baik . Berarti
nilainya 2 . Sedangkan bayi yang hanya merintih rintih , nilainya 1 . Nilai
0 diberikan pada bayi yang terlahir tanpa tangis (diam) .
Dan kriteria keberhasilannya adalah sebagai berikut :

1. Hasil skor 7-10 pada menit pertama menunjukan bahwa bayi berada dalam
kondisi baik atau dinyatakan bayi normal.
2. Hasil skor 4-6 dinyatakan bayi asfiksia ringan sedang , sehingga
memerlukan bersihan jalan napas dengan resusitasi dan pemberian oksigen
tambahan sampai bayi dapat bernafas normal.
3. Hasil skor 0-3 dinyatakan bayi asfiksia berat , sehingga memerlukan
resusitasi segera secara aktif dan pemberian oksigen secara terkendali.

PENATALAKSANAAN PADA BAYI BARU LAHIR

1. Asfiksia berat (nilai APGAR 0-3) :

- Kolaborasi dalam pemberian suction .

- Kolaborasi dalam pemberian O2 .

- Berikan kehangatan pada bayi .

- Observasi denyut jantung , warna kulit , respirasi .

- Berikan injeksi vit K , bila ada indikasi perdarahan .

2. Asfiksia ringan sedang (nilai APGAR 4-6) :

- Kolaborasi dalam pemberian suction .

- Kolaborasi dalam pemberian O2 .

- Observasi respirasi bayi .

- Beri kehangatan pada bayi .

2. Bayi normal (nilai APGAR 7-10) :

- Berikan kehangatan pada bayi .


- Observasi denyut jantung , warna kulit , serta respirasi pada menit
selanjutnya sampai nilai Apgar menjadi 10

BAB III
PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI BARU LAHIR

3.1 PENGERTIAN NEONATUS

            Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan umur
kehamilan 38-40 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa
gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.

3.2 PENGUMPULAN DATA

Penilaian atau evaluasi terhadap bayi baru lahir, antara lain meliputi penilaian tahap
pertumbuhan dan perkembangan janin, kesesuaian usia kehamilan; penilaian adaptasi
neonatal(skor APGAR,refleks); penilaian fisik neonatal secara sistematik (ada/tidak kelaian
morfologi/fisiologi); pemberian identifikasi meliputi jenis kelamin, berat badan,panjang
badan; serta menentukan penanganan yang diperlukan. Klasifikasi bayi baru lahir (neonatus),
dibedakan menurut tiga kategori.

Pertama, klasifikasi neonatus menurut masa gestasi:


1. Neonatus kurang bulan (preterm infant) : kurang 259 hari (37 minggu)
2. Neonatus cukup bulan (term infant): lebih dari 259 sampai 294 hari (37-42 minggu)
3. Neonatus lebih bulan (postterm infant): lebih dari 294 hari(42 minggu) atau lebih

Kedua, klasifikasi neonatus menurut berat lahir:


1. Neonatus berat lahir rendah: kurang dari 2500 gram.
2. Neonatus berat lahir cukup : antara 2500 sampai 4000 gram
3. Neonatus berat lahir lebih : lebih dari 4000 gram.

Ketiga, klasifikasi menurut berat lahir terhadap masa


Gestasi, dideskripsikan dengan masa gestasi dan ukuran berat lahir yang sesuai untuk masa
kehamilannnya, yaitu neonatus cukup/kurang/lebih bulan(NCB/NKB/NLB) apakah
sesuai/kecil/besar untuk masa kehamilan (SMK/KMK).

3.3 PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR

A. Pengkajian fisik bayi baru lahir

Pengkajian Pertama Pada Bayi Baru LahirPengkajian ini dilakukan di kamar


bersalin setelah bayi lahir dan setelah dilakukan pembersihan jalan nafas/resusitasi,
pembersihan badan bayi, dan perawatan tali pusat. Bayi ditempatkan di atas tempat tidur
yang hangat. Maksud pemeriksaan ini adalah untuk mengenal/menemukan kelainan yang
perlu mendapatkan tindakan segera dan kelainan yang berhubungan dengan kehamilan,
persalinan, dan kelahiran, misalnya; bayi yang lahir dari ibu dengan diabetes melitus,
eklamsia berat dan lain-lain, biasanya akan mengakibatkan kelainan bawaan pada bayi.
Oleh karena itu, pemeriksaan pertama pada bayi baru lahir ini harus segera dilakukan.
Hal ini ditujukan untuk menetapkan keadaan bayi dan untuk menetapkan apakah seorang
bayi dapat dirawat gabung atau di tempat khusus. Dengan pemeriksaan pertama ini juga
bisa menentukan pemeriksaan dan terapi selanjutnya.

Pengkajian fisik pada bayi baru lahir, dilakukan dalam dua tahap. Pertama,
pengkajian segara setelah lahir. Pengkajian ini bertujuan untuk mengkaji adaptasi bayi
baru lahir dari kehidupan dalam uterus kehidupan luar uterus, yaitu dengan penilaian
APGAR , meliputi appearance (warna kulit) pulse (denyut jantung) grimace (refleks atau
respon terhadap rangsang) activity (tonus otot) and respiratory effourt (usaha bernafas).
Pengkajian sudah dimulai sejak kepala tampak dengan diameter besar di vulva
(crowning). Kedua, pengkajian keadaan fisik. Setelah pengkajian setelah lahir, untuk
memastikan bayi dalam keadaan normal atau mengalami penyimpangan. Pengkajian yang
kedua ini akan lebih lengkap apabila disertai dengan hasil pemeriksaan diagnostik
/penunjang lain dan catatan medik yang menunjang.
Pengkajian fisik pada bayi baru lahir merupakan bagian dari prosedur perawatan
bayi segera setelah lahir (immediate care off the newborn) :
a. Mempelajari hasil anamnesis, meliputi riwayat hamil, riwayat
persalinan, riwayat keluarga
b. Menilai skor APGAR
c. Melakukan resusitasi neonatus
d. Melakukan perawatan tali pusat, pemotongan jangan terlalu pendek dan
harus diawasi setiap hari
e. Memberikan identifikasi bayi dengan member kartu bertulisan nama ibu,
diikatkan di pergelangan tangan, atau kaki
f. Melakukan pemeriksaan fisik dan obserfasi tanda vital.
g. Meletakkan bayi dalam kamar transisi (jika keadaan umum baik), atau
dalam incubator jika ada indikasi
h. Menentukan tempat perawatan; rawat gabung, rawat khusus, atau rawat
intensif
i. Melakuakn prosedur rujukan bila perlu. Jika ada penyakit yang di
turunkan dari ibu, misalnya penyakit hepatitis B aktif, langsung
diberikan vaksinasi (globulin) pada bayi.

Prosedur pemeriksaan atau pengkajian fisik pada bayi baru lahir, antara lain sebagai
berikut:
a. Menginformasikan prosedur dan minta persetujuan orang tua.
b. Mencuci tangan dan keringkan, bila perlu pakai sarung tangan.
c. Memastikan penerangan cukup dan hangat untuk bayi.
d. Memeriksa secara sistematis head to toe (kepala, muka, klavikula, lengan,
tangan, dada, abdomen, tungkai kaki, spinal dan genetalia).
e. Mengidentikikasi warna dan aktifitas bayi.
f. Mencatat miksi dan mekonium bayi
g. Mengukur lingkar kepala (LK), lingkar dada (LD), lingkar perut (LP),
lingkar lengan atas (LLA), menimbang berat badan (BB) dan mengukur
panjang badan (BB) dan mengukur panjang badan (PB) bayi.
h. Mendiskusikan hasil pemeriksaan kepada orang tua.
i. Mendokumentasi hasil pemeriksaan

Tabel 3.1 nilai APGAR


TANDA 0 1 2
Appearance Blue Body pink, limbs All pink (seluru tubuh
(warna kulit) (seluruh tubuh biru blue(tubuh kemerahan)
atau pucat) kemerahan,ekstremita
s biru)
Pulse(denyut Absent (tidak ada) <100 >100
jantung)
Grimace (refleks) None (tidak Grimace (sedikit Cry (reaksi
bereaksi) gerakan) melawan,menangis)
Grimace Limp (tidak Some fleksion of Active movement,
( tonus otot) bereaksi) limbs( ekstremitas limbs well flexed
sedikit fleksi) (gerakan aktif,
ekstremitas fleksi
dengan baik)
Respiratory None Slow, irregular Good, strong cry
(tonus otot) (tidak ada) (lambat,tidak teratur) (menangis kuat)

Sebelum melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir secara komplit, tenaga
kesehatan perlu melakukan beberapa pemeriksaan berikut ini:
a. Pemeriksaan cairan amnion, untuk menilai kelainan cairan amnio( volume)
apakah selama kehamilan terjadi hidramnion/oligohedramnion
b. Pemeriksaan plasenta, untuk menentukan keadaan plasenta, dan jumlah korion.
Hal ini penting untuk menentukan adanya kembar identik/tidak.
c. Pemeriksaan tali pusat, untuk menilai adanya kelainan pada vena/arteri,ada tali
simpul?
d. Pengukuran antropometri, minimal meliputi BB (2500-3000 gram),PB (45-50
cm), LK (33-35), LD (30-33 cm).
Riwayat kesehatan bayi baru lahir yang penting dan harus juga di kaji, antara lain:
a. Factor genetic, meliputi kelainan/gangguan metabolic pada keluarga dan
sindroma genetik.
b. Factor maternal (ibu), meliputi adanya penyakit jantung, diabetes
mellitus,penyakit ginjal,penyakit hati, hipertensi, penyakit kelamin, riwayat
penganiayaan, riwayat abortus, RH/isoimunisasi
c. Factor antenatal, meliputi pernah ANC/tidak, ada riwayat pendarahan,
preeklamsia, infeksi, perkembangan janin terlalu besar /terganggu,diabetes
gestasional,poli/oligohidramnion
d. Factor prenatal, meliputi premature/ postmatur, partus lama, penggunaan obat
selama persalinan, gawat janin, suhu ibu meningkat,posisi janin tidak normal, air
ketuban bercampur mekonium, amnionitis, ketuban peca dini (KPD), pendarahan
dalam persalinan, prolapsus tapi pusat, ibu hipotensi, asidosis janin, jenis
persalinan.

Dalam waktu 24 jam, apabila bayi tidak mengalami masalah apapun, segaralah
melakukan pemeriksaan fisik yang lebih lengkap. Pada saat melakukan pemeriksaan fisik
yang lebih lengkap. Pada saat melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pemeriksa
hendaknya memperhatikan beberapa hal yang penting berikut ini:
a. Periksa bayi dibawah pemancar panas dengan penerangan yang cukup, kecuali
ada tanda-tanda jelas bahwa bayi sudah kepanasan.
b. Untuk kasus bayi baru lahir rujukan, minta orang tua/keluarga bayi hadir selama
pemeriksaan dan sambil berbicara dengan keluarga bayi serta sebelum
melepaskan pakaian bayi, perhatikan warna kulit, frekuensi nafas, postur tubuh,
gerakan, reaksi terhadap rangsangan dan abnormalitas yang nyata.
c. Gunakan tempat yang hangat dan bersih untuk pemeriksaan.
d. Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan, gunakan sarung tangan
e. Bersikap lembut pada waktu memeriksa
f. Lihat, dengar dan rasakan tiap-tiap daerah pemeriksaan head to toe secara
sistematis.
g. Jika ditemukan factor resiko atau masalah, carilah bantuan lebioh lanjut yang
memang diperlukan.
h. Catat setiap hasil pengamatan.

B. PEMERIKSAAN UMUM

a. Pernafasan
Pernafasan bayi baru lahir normal 30-60 kali permenit, tanpa retraksi dada
dan tanpa suara merintih pada fase ekspirasi. Pada bayi kecil, mungkin terdapat
retraksi dada ringan dan jika bayi berhenti nafas secara periodic selama beberapa
detik masih dalam batas normal.

b. Warna kulit
Bayi baru lahir aterm kelihatan lebih pucat dibanding bayi preterm karena
kulit lebih tebal.

c. Denyut jantung
Denyut jantung bayi baru lahir normal antara 100-160 kalipermenit, tetapi
dianggap masih normal jika diatas 160 kali permenit dalam jangka waktu pendek,
bebrapa kali dalam satu hari selama beberapa hari pertama kehidupan, terutama
bila bayi mengalami disstres. Jika ragu, ulangi perhitungan denyut jantung.

d. Suhu Aksiler
36,5 C sampai 37,5 C.

e. Postur dan gerakan


Postur normal bayi baru lahir dalam keadaan istirahat adalah kepalan
tangan longgar, dengan lengan, panggul dan lutut semi fleksi. Pada bayi dengan
letak sungsang selama masa kehamilan, akan mengalami fleksi penuh pada sendi
panggul dan lutut atau sendi lutut ekstensi penuh, sehingga kaki bisa dalam
berbagai posisi sesuai bayi intrauterin. Jika kaki dapat diposisikan dalam posisi
normal tanpa kesulitan, maka tida dibutuhkan terapi. Gerakan ekstremitas bayi
harus secara spontan dan simetris disertai gerakan sendi penuh. Bayi normal dapat
sedikit gemetar.

f. Tonus otot /tingkat kesadaran


Rintang normal tingkat kesadaranbayi baru lahir adalah mulai dari diam
hingga sadar penuh dan dapat di tenangkan jika rewel. Bayi dapat dibangunkan
jika diam atau sedang tidur.

g. Ekstremitas
Periksa posisi, gerakan, reaksi bayi bila ekstremitas disentuh,dan
pembengkakan.

h. Kulit
Warna kulit dan adanya verniks kaseosa, pembengkakan atau bercak
hitam, tanda lahir/tanda mongol. Selama bayi dianggap normal, beberapa kelainan
kulit juga dapat dianggap normal. Kelainan ini disebut milia, biasaanya terlihat
pada hari pertama atau selanjuutny. Kulit tubuh, punggung dan abdomen yang
terkelupas pada hari pertama juga masih dianggap normal.

i. Tali pusat
Normal berwarna putih kebiruan pada hari pertama, mulai kering dan
mengkerut /mengecil dan akhirnya lepas setelah 7-10 hari.

i. Berat badan
Normal 2500-4000 gram.

C. PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

a. Kepala
Ubun-ubun besar, ubun-ubun kecil,sutura,moulase,caput succedaneum, cephal
haematoma, hidrosefalus, rambut meliputi: jumlah,warna,dan adanya lanugo pada bahu
dan punggung.

b. Muka
Tanda-tanda paralitis: Ukuran, bentuk, posisi, kesimetrisan letak dihubungkan
dengan mata dan kepala serta adanya gangguan pendengaran.

c. Mata
Ukuran, bentuk, posisi,(strabismus, pelebaran epicanthus) dan
kesimetrisan,kekeruhan kornea,katarak congenital,trauma, keluar nanah, bengkak pada
kelopak mata, pendarahan subkonjuntifa.

d. Telinga
Jumlah, bentuk, posisi, kesimetrisan letak dihubungkan dengan mata dan kepala
serta adanya gangguan pendengaran.

e. Hidung
Bentuk dan lebar hidung, pola pernapasan , kebersihan.

f. Mulut
Bentuk simetris/tidak, mukosa mulit kering/basah, lidah, palatum, bercak putih
pada gusi, refleks mengisap adakah labio/palatoskisis, trush sianosis.

g. Leher
Bentuk simetris/tidak, adakah pembengkakan dan benjolan, kelainan
tidorid,hemangioma, tanda abnormalitas, kromosom dan lain-lain.

h. Klavikula dan lengan tangan


Adakah fraktur klavikula, gerakan, jumlah jari.
i. Dada
Bentuk dan kelainan, bentuk dada, putting susu gangguan pernafasan, auskultasi
bunyi jantung dan pernafasan.

j. Abdomen
Penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis, pendarahan tali pusat, jumlah
pemb ulu darah pada tali pusat, dinding perut dan adanya benjolan, distensi, gastroskisis,
omfalokel, bentuk simetriks/tidak palpasi hati, ginjal.

k. Genetalia
Kelamin laki-laki: panjang penis,testis sudah turun berada dalam skotum,
orifisium uretrae di ujung penis, kelainan (fimosis,hipospadia/epispadia). Kelamin
perempuan : labia mayora dan labia miyora, klitoris, orifisium fagina, orifisium uretra,
secret dan lain-lain.

l. Tungkai dan kaki


Gerakan, bentuk simetriks/tidak, jumlah jari, pergerakan, pes equinofarus/per
eguinofalgus.
m. Anus
Berlubang atau tidak, posisi, fungsi springter ani, adanya dresia ani, meconium
plug sicdrom, mega colon.

n. Punggung
Bayi tengkurap, raba kurvatura,kolumna vertebralis, skoliosis, pembengkakan,
spinabifi dakoma,mielomeningokel, lesung/bercak berambut dan lain-lain.

o. Pemeriksaan kulit
Ferniks caseosa lanugo, warna, udem, bercak, tanda lahir, memar.

p. Reflek
Berkedip, babinski, merangkak, menari/ melangkah, ekstrusi gallants, moros,
enck rhikting,palmar grasp, rethink, starcle, menghisap, toniknek.

q. Antropometri
BB, PB, LK, LD, LP, LLA

r. Eliminasi
Kaji kepatenan fungsi ginjal dan saluran gastrointestinal bagian bawah . bayi baru
lahir normal biasanya kencing kebih dari 6 kali perhari. Bayi baru lahir normal biasanya
berak cair 6-8 kali perhari. Di curigai diare bila frekuensi menibgkat, tinja hijau, atau
mengandung lendir dan darah. Pendarahan fagin pda bayi baru lahir dapat terjadi
beberapa hari pada minggu pertama kehidupan ini di anggap normal.

D. Pemeriksaan Fisik Pada Neonatus

• Pemeriksaan bayi baru lahir disesuaikan dengan keadaan bayi

• Pemeriksaan awal dilakukan sesegera mungkin

• Pemeriksaan secara lengkap dilakukan bl keadaan bayi sudah stabil (6-24 jam)

• Tujuan pemeriksaan adl utk menemukan kelainan dan menentukan tindakan lebih
lanjut

• Pemeriksaan dilakukan dihadapan orang tua/keluarga

Prinsip yg harus diperhatikan :

1. Ruangan hangat,terang,dan bersih

2. Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan

3. Gunakan APD: celemek &sarung tanagan


4. Yakinkan alat pemeriksaan bersih

5. Lakukan pemeriksaan secara sistimatis head to toe :inspeksi,palpasi,perkusi


auskultasi

6. Jika ada kelainan lakukan tindakan,kolaborasi atau rujuk.

7. Lakukan pendokumentasian

Persiapan alat :

1.Timbangan 8. Tissu

2.Metlin 9. Bengkok

3.Stetoskop bayi 10. Tali pusat

4.Termometer 11. Cairan klorin 0,5%

5.Jam

6.Tongspatel

7.Sarung tangan

I. Anamnesa

1.Faktor genetik (riwayat peny keturunan,kelainan bawaan)

2.Riwayat kehamilan : paritas,kelainan ,obat2an, psikologis,dll

3.Riwayat persalinan: tgl lahir,proses persalinan,trauma, ku, obat2an dll

II. Pemeriksaan fisik

Penilaian mencakup :tanda vital,pengukuran pertumbuhan,penilaian sistem, penilaian umur


kehamilan

1.Keadaan umum
•Nilai bayi secara keseluruhan:besar/kecil

•Ukuran tubuh proporsional/tidak

•Kondisi bayi aktif/lemah

•Tangisan lemah, keras, melengking ?

•Kesadaran ? Letargis, waspada atau sedasi ?

•Pucat/kuning /merah muda ?

2. Tanda-tanda vital

a.Pernafasan

•Hitung dg melihat gerakan abdomen/menit

•Hitung selama satu menit penuh

•Utk BBl stabil, diukur setiap 3-4 jam

•Utk BBl tdk stabil hitung setiap jam

•Frekuensi normal : 40 – 60 kali/menit

•Perhatikan apakah ada tarikan ddg dada, gerakan cuping hidung, kedalaman
nafas

•Bagaimana bunyi nafas ?

Penilaian awal pernafasan saat lahi menjadi evaluasi keberhasilan transisi bayi:

1.Pernafasannya nyaman

2.Tak ada tachypnea

3.Tak ngorok

4.Tak ada lekukan dada

5.Tak ada cyanosis/pucat


Penilaian pernafasan termasuk parameter berikut :

•Warna kulit : merah muda, kebiruan, pucat, gelap,berbintik,kuning

•Pernafasan: ringan,ngorok,cuping hidung kembang kempis, retraksi

•Suara nafas : jauh,dangkal,stridor,wheezing,melemah, seimbang/ tidak seimbang

•Dinding dada : gerakannya simetrik atau tidak

•Apnea/bradycardi: hitungan nafas terendah yg bisa diamati, warna,diukur dg oximeter


dan lama episode

•Sekresi: jumlah (sedikit,sedang, banyak)

Warna (putih,kuning,bening,hijau,berdarah)

Konsistensi : encer, kental atau mukoid

b. Denyut jantung

•Diukur dg cara auskultasi / 2 jari di atas jantung bayi selama satu menit penuh

•Pd BBl stabil dihitung setiap 3-4 jam

•Pd BBl tak stabil dihitung setiap jam

•Denyut jantung normal: 120-160/menit

•Bl > 160 (takikardia): tanda infeksi, hypovolemia, hyperetermia, anemia, konsumsi obat
ibu

•Bl < 100 (Bradikardi): BBl cukup bulan sedang tidur, kekurangan O2

Penialian kardiovaskuler termasuk parameter berikut :

•Prekordium : tenang atau aktif

•Bunyi jantung: jelas, dg splitting dari S2

•Ritme : Normal atau arrhytmia

•Murmur : jelaskan jika ada


•Pengisian kembali kapiler : Beberapa detik

•Denyut perifer : normal, lemah atau tidak

c. Suhu tubuh

•Diukur melalui aksila, tahan 5 menit

•Normal : 36,5 - 37C

•BBl dalam incubator diukur setiap jam

•Hipotermia :bbl sakit atau BBLR, jika berlanjut pertimbangkan sepsis (tanda vital tak
stabil, perubahan glukosa dlm darah),dehidrasi, bacteremia, epidural ibu

•Huipertermia: demam, infeksi, kurang minum

d. Tekanan darah

•Diukur pd tangan kaki sesuai kondisi bayi

•Menggunakan mesin dinamap jk ada

•Normal 60-89/40-50

•Bisa meningkat saat menangis

•Akan turun saat tidur

e. Pengukuran 3 komponen pertumbuhan

1)Berat badan: ditimbang setiap hari

•BB < 2500 gr : prematur atau SGA

•BB > 3800 gr : LGA

•Perlu mengetahui usia kehamilan secara akurat

•Perhatikan glikemia pd BB < / >

•BBL akan kehilangan 10% pd mg pertama

•Bl kehilangan berlebihan : kurang ASI,dehidrasi


•Jk BB sangat berbeda dg kemarin : timbang 2 X

•BB akan kembali pd usia 2 minggu

•Kenaikan BB diharapkan adl 30 gr/hari

2) Panjang badan

•Diukur dr ubun2 s/d tumit, posisi telentang, sendi lutut dan panggul harus ekstensi penuh

•Normal : 45 – 53 cm

•Diukur saat masuk dan setiap minggu dan dibandingkan dengan berat badan

3) Lingkar kepala

•Diukur saat masuk dan setiap minggu

•Diukur: menghubungkan 4 titik : 2 frontal bosses dan 2 occipital protuberances

•Normal 33 – 38 cm

•Letakan pita ukur pd bagian paling menonjol di tulang oksiput dan dahi

•Pengukuran sedikitnya sekali sehari jk bbl gangguan neurologis (perdarahan


intraventricular,hydrocephalus,asfiksia)

3 Kepala

•Apakah ada benjolan, caput, haetaom ?

•Fontanel; cekung, menonjol, datar ?

•Sutura : molase ? Derajat berapa ?

•Pertumbuhan rambut ?

4. Mata

•Simetris/tidak, gerakan bersamaan / tidak

•Adanya darah pd permukaan mata (normal) kecuali pd pupil/iris à hilang

•Tanda ikterus, infeksi,


•Pupil simetris, reaksi (lambat,cepat, tidak ada ?

•Terbuka/ menutup ?

5. Telinga

•Sejajar dengan ujung mata

•Bentuk simetris/tidak,normal/tidak

•Apakah ada pengeluaran ?

6. Hidung dan mulut

•Apakah bernafas spontan/cuping hidung

•Tanda kebiruan /cyanosis

•Tanda labio-palatoskizis

•Refleks rooting dan sucking

7. Leher

•Pembesaran kelenjar tiroid, getah bening

•Tonick neck refleks ?

8. Dada

•Simetris/ tidak, gerakan nafas ? Kesulitan?

•Dengarkan suara nafas,kiri &kanan sama?

•Pembesaran kelenjar mammae

•Dengarkan denyut jantung dg fetoskop

9. Perut/abdomen

•Terlihat normal, tali pusat ?

•Apakah ada hernia umbilicalis saat bayi nangis?

•Suara perut: ada/tidak,hiperaktif, hipoaktif


•Dinding perut: merah,meregang,ada batas perut membuncit

•Palpasi: lembek, nyeri atau meregang

10. Bahu, lengan dan jari

•Simetris/tidak, jari lengkap/tidak ?

•Apakah tangan dapat digerakan secara normal,patah tulang ?

•Refleks graps, refleks moro (hilang 4 bl)

•R moro menetap > 4 bl :kerusakan otak

•Respon yg tdk simetris: fraktur calivula, cedera fleksus brakhialis

11. Genetalia

a.Laki-laki

•Scrotum tdd 2 kantung berisi testis

•Lubang penis tepat di tengah ? Panjang < 2,5 cm ?, miksi ?

b. Perempuan

•Labia mayora & minora ada ?

•Keluarnya cairan : putih,krem,pseudomenorh, akan hilang dlm 10 hari

•Miksi sdh/belum dalam 24 jam.

12 Panggul

•Pegang paha dan betis bayi , gerakan lurus ke arah samping luar, dengarkan & rasakan
bunyi “klik”à kolaborasi

•Gerakan paha ke atas dan kebawah, dengarkan bunyi klik

13. Punggung dan anus

•Adakah benjolan/masa

•Ada/tdk lubang anus, mekoneum ?


14. Ektremitas bawah

•Simetris/tidak

•Jari lengkap/tidak ?

•Refleks babinski ?

•Gerakan aktif/lemah, simetris/tidak ?

•Kelainan bentuk ?

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.Pola nafas tdk efektif berhubungan dg Obstruksi jalan nafas

2.Gangguan pertukaran gas berhub dg hipotermi (cold stress)

3.Resiko tinggi termoregulasi tdk efektif berhub dg Kehilangan panas ke lingkungan

4.Resiko tinggi infeksi berhub dg faktor lingkungan

•Hasil akhir yg diharapkan

1.Utk bayi akan :

a. transisi dr kehidupan intrauterin ke ekstrauterin

b. Mempertahankan pola nafas efektif

c. Mempertahankan termoregulasi efektif

d. Tetap bebas dari infeksi

2. Utk orang tua:

a. Memiliki pengetahuan, keterampilan dan keyakinan ttg aktivitas perawatan bayi

b. Memahami karakteristik perilaku dan biologis bbl

c. Mendemostrasikan interaksi/perilaku yg meningkatkan fungsi keluarga sehat

d. Memiliki kesempatan utk meningkatkan hubungan dg bayi


e. Mulai mengintegrasikan bayi ke dalam keluarga

Rencana Asuhan Bayi 2 – 6 Hari

Pada hari ke 2 – 6 setelah persalinan ada hal – hal yang perlu diperhatikan pada bayi , yaitu :

1. Minum

Berikan ASI sesering mungkin sesuai keinginan ibu ( Jika payudara penuh ) atau
kebutuhan bayi setiap 2 – 3 jam ( paling sedikit setiap 4 Jam ), bergantian antara payudara kiri
dan kanan.

2. BAB

Feses bayi di dua hari pertama setelah persalinan biasanya berbentuk seperti ter atau aspal
lembek. Zat buangan ini berasal dari pencernaan bayi yang dibawa dari kandungan. Setelah itu
feses bayi bisa bergumpal gumpal seperti jelly, padat, berbiji/seeded dan bisa juga berupa cairan,
feses bayi yang diberi ASI ekslusif biasanya tidak berbentuk, bisa seperti pasta/krem, berbiji dan
bisa juga seperti mencret atau mencair. Sedangkan feses bayi yang diberi susu formula berbentuk
padat, bergumpal-gumpal atau agak liat dan bulat. Makanya bayi yang mengkonsumsi susu
formula kadang suka bebelan (susah b a b) sedangkan yang mendapat ASI tidak.

Bila bayi yang sudah minum susu formula mengeluarkan feses berbentuk cair, hal itu
perlu dicurigai. Bisa jadi bayi alergi terhadap susu formula yang dikonsumsinya atau susu
tercampur bakteri yang mengganggu usus. Kesulitan mendeteksi normal tidaknya feses akan
terjadi bila ibu memberikan ASI yang diselang seling susu formula. Misalnya akan sulit
menentukan apakah feses yang cair/mencret itu berasal dari susu atau susu formula. Kalau
mencretnya karena minum ASI, ini normal-normal saja karena sistem pencernaanya memang
belum sempurna. Tettap susui bayi agar ia tidak mengalami dehidrasi. Tapi bila mencretnya
disertai keluhan demam, muntah atau keluhan lain dan jumlahnya sangat banyak atau mancur,
berarti memang ada masalah pada bayi rujuk.
Masalah frekuensi sering mencemaskan ibu karena frekuensi b a b bayi tidak sama
dengan orang dewasa, padahal frekuensi b a b pada setiap bayi berbeda, bahkan bayi yang sama
pun frekuensi b a b nya akan berbeda dari minggu ini dan minggu depannya, itu karena bayi
belum menemukan pola yang pas. Umumnya di 4 atau 5 minggu pertama dalam sehari bisa lebih
dari 5 kali atau 6 kali, tidak masalah selama pertumbuhannya bagus.

Bayi yang minum ASI ekslusif sebaliknya bisa saja tidak b a b selama 2 sampai 4 hari bahkan
bisa 7 hari sekali, bukan berarti mengalami gangguan sembelit tapi bisa saja karena memang
tidak ada ampas makanan yang harus dikeluarkan. Semuanya dapat diserap dengan baik, feses
yang keluar setelah itu juga harus tetap normal seperti pasta. Tidak cair yang disertai banyak
lendir atau berbau busuk dan disertai demam dan penurunan bert badan bayi. Jadi yang penting
lihat pertumbuhannya apakah anak tidak rewel dan minumnya bagus, kalau 3 hari belul b a b,
dan bayinya anteng – anteng saja mungkin memang belum waktunya b a b.

Bayi yang pencernaannya normala akan b a b pada 24 jam pertama setelah lahir. B a b
pertama ini disebut mekonium. Biasanya berwarna hitam kehijauan dan lengket seperti aspal
yang merupakan produk dari sel – sel yang diproduksi dalam saluran cerna selama bayi berada
dalam kanadungan. B a b pertama dalam 24 jam penting artinya, karena menjadi indikasi apakah
pencernaannya normal atau tidak.

Frekuensi bab yang sering bukan berarti pencernaannya terganggu. Waspadai nila
warnanya putih atau disertai darah.

Menurut Dr Waldi Nurhamzah, SPA umumnya warna-warna feses bayi dapat


dibedakan menjadi kuning, coklat, hijau, merah dan putih atau keabuan. Normal atau
tidaknya sistem pencernaan bayi dapat dideteksi dari warna-warna feses tsb.

Warna feses kuning

Warna kuning adalah warna feses yang normal. Warna feses bayi sangan dipengaruhi
oleh susu yang dikonsumsinya. Bila bayi minum ASI secara ekslusif, fesesnya berwarna lebih
cerah dan cenderung cemerlang atau didominasi warna kuning (golden feses). Berarti bayi
mendapatkan ASI penuh., dari foremilk (ASI depan) sampai hindmilk (ASI belakang). Warna
kuning timbul dari Proses pencernaan lemak yang dibantu oleh cairan empedu. Cairan empedu
dibuat di dalam hati dan disimpan beberapa waktu dalam kandung e mpedu sampai saatnya
dikeluarkan. Bila dalam usus terdapat lemak yang berasal dari makanan, kandung empedu akan
berkontraksi(mengecilkan ukurannya) untuk memeras cairan keluar. Cairan empedu ini akan
memecah lemak menjadi zat yang dapat diserap usus. Sedangkan bila yang diminum susu
formula, atau ASI dicampur susu formula, warna feses akan berwarna lebih gelap, seperti kuning
tua, agak coklat, coklat tua, kuning kecoklatan atau coklat kehijauan.

Warna feses hijau

Termasuk kategori normal, meskipun begitu warna ini tidak boleh terus menerus muncul.
Ini berarti cara ibu memberikan ASI nya belum benar. Yang terisap oleh bayi hanya foremilk
saja, sedangkan hindmilk nya tidak. Kasus ini umumnya terjadi kalau produksi ASI sangat
melimpah.

Didalam payudara, ibu memiliki ASI depan (foremilk) dan ASI belakang (hindmilk).
Pada saat bayi menyusu, ia akan selalu menghisap ASI depan lebih dulu. Bagian ini mempunyai
lebih banyak kandungan gula dan laktosa tapi rendah lemak. Sifatnya yang mudah dan cepat
diserap membuat bayi sering lapar kembali. Sedangkan ASI belakang (hindmilk) akan terhisap
kalau foremilk yang keluar lebih dulu sudah habis. Hindmilk mengandung banyak lemak. Lemak
ini yang membuat feses menjadi kuning. Kalau bayi hanya mendapat foremilk yang hanya
mengandung sedikit lemak dan banyak gula, kadang-kadang terjadi perubahan pada proses
pencernaan yang akhirnya membuat feses bayi berwarna hijau. Bahkan sering juga dari situ
terbentuk gas yang terlalu banyak (kentut melulu) sehingga bayi merasa tidak nyaman (kolik).

Mestinya yang bagus itu tidak hijau terus, tetapi hijau kuning, bergantian, ini berarti bayi
mendapat ASI yang komplit, dari foremilk sampai hindmilk supaya kandungan gizinya komplit.
Ibu harus mengusahakan agar bayinya mendapat foremilk dan hindmilk sekaligus. Sayangnya
disamping ASI, ibu juga kerap memberikan tambahan susu formula. Sebelum proses
menyusunya mencapai hindmilk anak sudah terlanjur diberi susu formula hingga
kenyang.Akhirnya bayi hanya mendapat foremillk saja. Sebaiknya berikan ASI secara ekslusif.
Perbaiki penatalaksanaan pemberian agar bayi bisa mendapat foremilk dan hindmilk. Kiatnya :
susui bayi dengan salah satu payudara sampai ASI habis baru pindah ke payudara berikutnya.
Warna feses merah

Feses merah pada bayi disebabkan adanya tetesan darah yang menyertai. Namun bidan
harus melihat apakah merah itu disebabkan dari tubuhnya sendiri atau dari ibunya. Jika bayi
sempat menghisap darah ibunya pada proses persalinan, maka pada fesesnya akan ditemukan
bercak hitam yang merupakan darah. Umumnya bercak itu muncul selama satu sampai tiga hari.
Jadi tinggal di test saja, asalnya dari mana dari darah ibu atau dari darah bayi. Bila darah itu tetap
muncul pada fesesnya (bisa cair ataupun bergumpal), dan ternyata bukan berasal dari darah ibu,
maka perlu diperiksa lebih lanjut. Kemungkinnanya hanya dua, yaitu Alergi susu formula bila
bayi sudah mendapatkannya, dan penyumbatan pada usus yang disebut invaginasi, fua-duanya
butuh penanganan. Darah ini sangat jarang berasal dari dysentri amuba dan basiler, karena
makanan bayi belum banyak ragamnya dan belum makan makanan yang kotor. Kalau
penyakitnya serius, biasanya bayi juga punya keluhan lain seperti perutnya membuncit atau
menegang, muntah, demam, rewel dan kesakitan.

Warna feses kuning pucat atau keabu-abuan

Waspada !!!....baik yang encer maupun padat. Warna putih menunjukkan gangguan yang
paling riskan. Bisa disebabkan gangguan pada hati atau penyumbatan saluran empedu. Ini
berarti cairan empedunya tidak bisa mewarnai feses dan ini tidak boleh terjadi, saat itu juga
haruas dibawa ke dokter. Yang sering terjadi ibu terlambat membawa bayinya, difikirnya feses
ini nantinya akan berubah, padahal kalau dibiarkan bayi sudah tidak bisa diapa apakan lagi
karena umumnya sudah mengalami kerusakan hati. Tindakannya hanya tinggal transplantasi hati
yang masih merupakan tindakan pengbobatan yang sangat mahal di Indonesia.

3. BAK

Bayi baru lahir cenderung sering BAK yaitu 7 – 10 x sehari. Untuk menjaga bayi tetap
bersih, hangat dan kering maka setelah BAK harus diganti popoknya.

4. Tidur
o Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur. Sediakan selimut
dan ruangan yang hangat dan pastikan bayi tidak terlalu panas atau dingin.

o Pola tidur bayi masih belum teratur karena jam biologis yang belum matang. Tetapi
perlahan – lahan akan bergeser sehingga lebih banyak waktu tidur di malam hari
dibandingkan dengan siang hari. Keluhan gangguan tidur biasanya datang dari orang
tuanya yang sulit menerima jam tidur bayi. Dikatakan bahwa orang tua kekurangan tidur
2 jam setiap harinya hingga bayi berusia 5 bulan sampai 2 tahun, orang tua kehilangan 1
jam waktu tidur setiap malamnya. Sehingga orang tua pun perlu menyiasati waktu
tidurnya sesuai dengan pola tidur bayi. Mulai usia 2 bulan bayi mulai lebih banyak tidur
malam dibanding siang. Usia 3-6 bulan jumlah tidudrpun semakin berkurang, kira2 3 kali
dan terus berlkurang hingga 2 kali pada usia 6 – 12 bulan. Menjelang 1 tahun biasanya
bayi hanya perlu tidur siang satu kali saja dengan total jumlah waktu tidur berkisar antara
12 – 14 jam.

Latih anak agar mengerti bahwa malam hari adalah waktu untuk tidur dan siang
hari adalah waktu untuk bangun. Salah satu caranya adalah dengan mengajaknya
bermaiin hanya disiang hari saja, tidak di malam hari.

Latih bayi agar mengetahui bahwa tempat tidur adalah tempatnya untuk tidur.
Letakkan bayi di tempat tidur saat ia sudah mengantuk, hindari membiarkannya tidur
dalam gendongan atau di ruangan lain.

Lampu utama sebaiknya dimatikan, dan nyalakan lampu tidur yang redup

Ketika bayi terbangun, ajari untuk tidur kembali. Jangan nyalakan lampu,
tenangkan dengan kata kata lembut. Selanjutnya tinggalkan ia sendiri untuk kembali
tidur, jika menangis lagi, biarkan dulu 5 menit baru tenangkan lagi. Berikutnya jika
kembali menangis tunggu 10 menit dan seterusnya hingga 15 menit, malam berikutnya
tambah waktu tunggu 5 menit yaitu 10 menit, 15 dan 20 menit. Biasanya bayi
memerlukan waktu hingga 2-3 malam. Jika gagal henetikan dulu prosedur ini dan coba
lagi setelah 1 bulancara ini diperkenalkan oleh Richard Ferber, Boston’s Children
Hospital).
Pastikan bayi tidur dengan aman :

o Letakkan bayi pada permukaan rata yang tidak terlalu empuk. Pasang seprei atau alas
dengan cermat agar tidak mudah lepas

o Jangan merokok disekitar bayi

o Jangan biarkan bayi terlalu hangat, jangan berlebihan dalam membuntal bayi ketika
tidur.

o Jika khawatir kepala bayi akan peyang jika terlalu sering tidur terlentang,
tengkurapkan bayi saat bangun dan ada yang mengawasi. Atau ubah sesekali posisi
kepala saat bayi tidur terlentang.

2. Kebersihan kulit

Muka, pantat dan tali pusat bayi perlu dibersihkan secara teratur. Mandi seluruh tubuh
setiap hari tidak harus selalu dilakukan. Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang
bayi.

3. Keamanan

Jangan sekali – kali meninggalkan bayi tanpa ada yang menunggu. Hindari pemberian
apapun ke mulut bayi selain ASI, karena bayi bisa tersedak. Jangan menggunakan alat
penghangat buatan di tempat tidur bayi.

4. Tanda – tanda bahaya

Sebagian besar bayi akan menangis atau bernafas secara spontan dalam waktu 30
detik setelah lahir.

· Bila bayi tersebut menangis/ bernafas (terlihat dari pergerakan dada paling sedikit
30 kali per menit), biarkan bayi tersebut dengan ibunya.
· Bila bayi tersebut tidak bernafas dalam waktu 30 detik, segeralah cari bantuan, dan
mulailah langkah-langkah resusitasi bayi tersebut.

Penanganan ; persiapkan kebutuhan resusitasi untuk setiap bayi dan siapkan rencana
untuk meminta bantuan, khususnya bila ibu tersebut memiliki riwayat eklamsia,
perdarahan persalinan lama atau macet, persalinan dini atau infeksi.

· Jika bayi tidak segera bernafas, lakukan hal-hal sebagai berikut

1. Keringkan bayi dengan dengan selimut atau handuk yang hangat.

2. Gosoklah punggung bayi tersebut dengan lembut.

· Jika bayi masih belum mulai bernafas setelah 60 detik mulai resusitasi.

· Apabila bayi sianosis (kulit biru) atau sukar bernafas (frekuensi pernafasan kurang
dari 30 atau lebih dari 60 kali per menit), berilah oksigen kepada bayi dengan kateter
nasal atau nasal prongs.

Tanda-Tanda Bahaya Dibagi menjadi Dua:

1. Tanda-tanda bahaya yang harus dikenali oleh ibu yaitu

• Pemberian ASI sulit, sulit menghisap, atau hisapan lemah


• Kesulitan bernafas, yaitu pernafasan cepat > 60/ menit atau menggunakan otot
nafas tambahan.
• Letargi – bayi terus – menerus tidur tanpa bangun untuk makan.
• Warna abnormal-kulit/ bibir biru (sianosis) atau bayi sanagt kuning.
• Suhu terlalu panas (febris) atau terlalu dingin (hipotermia).
• Tanda atau prilaku abnormal atau ttidak biasa.
• Gangguan gastrointestinal, misalnya tidak brtinja selama 3 hari pertama
setelah lahir, muntah terus menerus, muntah dan perut bengkah, tinja hijau tua
atau brdarah/ lender.
• Mata benggkak atau mengeluarkan cairan.
2. Tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai pada bayi baru lahir.

1. Pernafasan- sulit atau lebih dari 60 kali permenit.


2. Kehangatan terlalu panas ( > 38° c atau terlalu dingin < 36ºc)
3. Warna kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat, memar.
4. Pemberian makan, hisapan lemah , mengantuk berlebihan, banyak muntah.
5. Tali pusat merah, bengkak,keluar cairan (nanah), bau busuk, pernafasan sulit.
6. Tinja / kamih-tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada lender
atau darah pada tinja.
7. Aktivitas- menggigil atau tangis tidak biasa, sangat mudah tersinggung, lemas, terlalu
mengantuk, lunglai, kejang, kejang halus, tidak bias tenang, menangis terus menerus.

G. Penanganan

o Beri ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam) mulai
dari hari pertama.

o Pertahankan agar bayi selalu dengan ibu.

o Jaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering dengan mengambil popok dan
selimut sesuai denagn keperluan. Pastikan bayi tidak terlalu panas dan terlalu dingin
( dapat menyebabkan dehidrasi, ingat bahwa kemampuan pengaturan suhu bayi masih
dalam perkembangan). Apa saja yang dimasukkan kedalam mulut bayi harus bersih.

o Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering.

o Peganglah, sayangi dan nikmati kehidupan bersama bayi.

o Awasi masalah dan kesulitan pada bayi dan minta bantuan jika perlu.

o Jaga keamanan bayi terhadap traumadan penyakit atau infeksi.

o Ukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit atau menyusu kurang baik.
Penyuluhan sebelum bayi pulang

 Perawatan tali pusat


 Pemberian ASI
 Jaga Kehangatan Bayi
 Tanda – tanda bahaya
 Imunisasi
 Perawatan harian atau rutin
 Pencegahan infeksi dan kecelakaan.
BAB IV

PENUTUP
4.1 KESIMPULAN

Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan umur
kehamilan 38-40 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa
gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.

Pada bayi lahir normal umumnya tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium, namun kadang-
kadang dengan riwayat kehamilan dan kondisi tertentu perlu dilakukan pemeriksaan
laboratorium sesuai indikasi tertentu

Obat profilaksis yang rutin diberikan pada bayi baru lahir yaitu:

1. Vitamin K

2. Tetes / zalf mata


DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer,dkk.2000. Kapita selekta Kedokteran edisi III jilud 2.Jakarta. MediaAesculapius

Abdul atif,1993.Penatalaksanaan Anastesi pada Bedah Akut Bayi Baru Lahir.Jakarta

Warih BP,Abubakar M.1992.Fisiologi pada neonates.Surabaya

http://sis-doank27.blogspot.com/2010/06/askep-bayi-baru-lahir-normal.html

DepKes RI,1992 Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga

Muslihatun,Wafi Nur.2010.Asuhan Bayi dan Balita.Yogyakarta:Fitramaya

http://www.pgbeautygroomingscience.com/role-of-lipid-metabolism-in-seborrheic-dermatitis-
dandruff.html

Djuanda,adji,Prof,Dr,spkk,dkk.2010. MIMS Indonesia petunjuk konsultasi.Jakarta.CMP


MEDIKA

http://blogger.com/insanimiftachuljanah (Diunduh pada tanggal 23 Maret 2020, 10:00 WIB)

Anda mungkin juga menyukai