Riview
Dosen : Elis Noviati,M.Kep
1 Choirina Nur Aziza, Abu PENGARUH MUROTTAL Total sampel dalam Penelitian ini menggunakan Hasil penelitian ini menunjukkan
Bakar and Elida Ulfiana AL-QURAN TERHADAP penelitian ini quasi-experimental pretest- perbedaan tingkat pengendalian
PENGENDALIAN MARAH berjumlah 44 posttest with two group emosi dengan cara mengatasi
DAN TEKANAN DARAH responden design. emosi negative, mampu
PADA PENDERITA menenangkan diri, dapat
HIPERTENSI mengontrol emosi dan dapat
menunjukkan respon emosi yang
tepat. Pengendalian emosi
kelompok perlakuan (p=0,000) dan
kelompok kontrol (p=0,001), pada
tekanan darah (sistol p=0,000),
(diastol p=0,001) dan tidak
terdapat perbedaan tekanan darah
pada kelompok kontrol (sistol
p=0,317 dan diastole p=0,705).
Pada Uji Mann-whitney pada
pengendalian emosi (p=0,000),
tekanan darah sistol (p=0,004) dan
tekanan darah diastol (p=0,064).
2 Fajriyatul Hasanah,Uswatul PENGARUH Total sampel dalam Metode penelitian ini Berdasarkan hasil analisis bivariat
Khasanah2 PENDIDIKAN penelitian ini menggunakan rancangan Pre menggunakan uji Wilcoxon Signed-
KESEHATAN DENGAN seluruh siswa kelas eksperiment (one group Rank Test dengan tingkat
METODE PERMAINAN V sebanyak 35 pretest-posttest). kemaknaan α = 0, 05 menunjukkan
(ULAR TANGGA) orang. bahwa ada pengaruh pendidikan
TERHADAP TINGKAT kesehatan dengan metode
PENGETAHUAN PHBS DI permainan (ular tangga) terhadap
TATANAN SEKOLAH tingkat pengetahuan siswa tentang
PADA SISWA KELAS V PHBS dengan P value < α (0,000
SDN CAKUNG BARAT 06
JAKARTA TIMUR
3 Treesia Sujana1 , Agus GAMBARAN Total sampel dalam Desain penelitian yang Hasil penelitian ini bahwa
Fitrianto2 , Dessy KETERAMPILAN penelitian ini digunakan peneliti penerapan keterampilan
Febriyanti Hady3 KEPERAWATAN berjumlah 8 orang merupakan kualitatif. keperawatan di Puskesmas yaitu
KOMUNITAS DI Metode penelitian yaitu memberikan tindakan promotif
PUSKESMAS GETASAN deskriptif. Teknik dan preventif. Gambaran
pengumpulan data dalam keterampilan keperawatan
penelitian ini adalah teknik komunitas di Puskesmas getasan
wawancara mendalam. yang terdeskripsi berupa : (1)
Peran perawat komunitas berupa
pemberian asuhan keperawatan
komunitas, edukator, koordinasi,
dan kolaborasi; (2) keterampilan
keperawatan komunitas sebagai
perawat pelaksana komunitas,
perawat menjalankan kegiatan
rutin baik didalam dan diluar
puskesmas berupa promkes,
tindakan preventif, posbindu,
posyandu, lansia dll; (3) hambatan
keperawatan komunitas yang
teridentifikasi berupa kurangnya
SDM serta susahnya mengubah
paradigma masyarakat tentang
pentingnya pemeriksaan
kesehatan.
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY This is an Open Access article
distribute under
ABSTRAK
RIWAYAT ARTIKEL
ABSTRACT
Introduction: Al-Qur'an Murottal is one of the interventions in controlling human
emotions and influencing blood pressure in patients with hypertension because
listening to Al-Qur'an Murottal can have a positive impact on one's body. The purpose of
this study was to determine the effect of Al-Qur'an Murottal on emotional control
(Anger Ma- nagement) and blood pressure in patients with hypertension.
Method: This study used quasi-experimental pretest-posttest with two group designs
The total samples in this study were 44 respondents who had hypertension and had
never received any intervention, were Muslim, replaced 20-60 years and had no hearing
difficulties in Sukorejo Village, Bojonegoro and this research through door to door.
Wilcoxon Signed Ranks Test and the Mann-Whitney U Test were used to analyse this
study.
http://e-journal.unair.ac.id/IJCHN | 23
C. N. AZIZA ET AL.
Result: The Wilcoxon Signed Ranks Test showed differences in the level of emotional
control in the treatment group (p = 0,000) and the control group (p = 0,001), blood
pressure was different in the treatment group (systolic blood pressure p = 0,000 and
diastolic blood pressure p = 0,001) and there was no difference in blood pressure in the
control group (systolic blood pressure p = 0.317 and diastolic blood pressure p=0.705).
The Mann-Whitney U Test showed differences in the level of emotional control in the
treatment group and the control group (p = 0,000) and there were differences in blood
pressure between the treatment group and the control group (systolic blood pressure
p=0.004 and diastolic blood pressure p = 0.064).
Conclusion: Listening to Al-Qur'an Murottal can have a positive impact. So Nurses can
provide Al-Qur'an Murottal listening interventions for patients with hypertensionthat
control patients’s anger and suppress blood emotions.
Keywords
al qur’an murottal; emotional control; anger management; blood pressure;
hypertension
Kutip sebagai: Aziza, C. N., Bakar, A., & Ulfiana, E. (2019). Pengaruh Murottal Al-Quran terhadap
Pengendalian Marah dan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi. Indonesian J. of
Community Health Nurs. J., 4(1), 23-28. Doi: 10.20473/ijchn.v4i1.12359
keseluruhan dan menerima kepercayaan serta penga- kelompok perlakuan dan kelompok kontrol terhadap
laman klien ketika menyelenggarakan pelayanan tekanan darah, tingkat stress, dan emosi yang
spiritual (Potter & Perry, 2009). dirasakan.
Bidang kedokteran jiwa memiliki cara dalam
mengobati penderita marah, melalui pengurangan
sensitivitas emosi, yaitu dengan melatih pasien
untuk melakukan relaksasi sambil mengahadapi
situasi yang sulit sehingga ia terlatih
mengahadapinya tanpa marah atau emosi
(Tharayyarah, 2013).
Salah satu cara melakukan relaksasi yaitu melalui
suara yang dapat menurunkan hormon-hormon
stres, mengaktifkan hormon endorfin alami,
meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan
perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang,
memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga
menurunkan tekanan darah (Heru, 2008). Oleh
karena itu terapi dengan suara dapat dipilih sebagai
metode alternatif untuk membantu menurunkan
tekanan darah.
Karena kebutuhan dari pasien adalah kebutuhan
holistik yang mencakup kebutuhan bio-psiko-sosial-
spitual-kultural, maka dari itu sebagai perawat harus
memberikan pelayanan terhadap kebutuhan dari
setiap pasien. Berdasarkan dari hal tersebut, terapi
suara murottal Al-Qur’an akan digunakan dalam
penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh
dari murottal Al-Qur’an terhadap pengendalian
emosi (Anger Management) dan penurunan tekanan
darah pada penderita hipertensi.
2. METODE
Desain penelitian ini adalah quasy experiment
dengan pendekatan pre and post control group yaitu
untuk melihat hubungan sebab akibat dengan
melibatkan kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan (Nursalam, 2016). Total sampel dalam
penelitian ini berjumlah 44 responden yang
menderita hipertensi dan belum pernah
mendapatkan intervensi apapun, beragama Islam,
berusia 20-60 tahun dan tidak mengalami gangguan
pendengaran di Desa Sukorejo, Bojonegoro.
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas
Bojonegoro pada bulan Januari-Agustus 2018.
Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan
sebelum dilakukan analisis data. Hasil uji normalitas
didapatkan nilai p<0,05 yang berarti data tidak
normal. Berdasarkan uji normalitas tersebut,
penelitian ini digunakan uji Wilcoxon Signed Rank
Test dan Mann Whitney U Test. Pengambilan sampel
penelitian dilakukan dengan metode Simple
Random Sampling. Diambil 44 responden secara
acak. Peneliti melakukan
pembagian kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan, setelah pembagian kelompok peneliti
mendatangi rumah responden, peneliti menjelaskan
tujuan, proses penelitian yang dilakukan dan
memberikan inform consent.
Setelah mendapatkan persetujuan untuk
dilakukan penelitian oleh responden, peneliti
terlebih dahulu melakukan penilaian dengan
kuesioner Regulasi Emosi (pretest) kepada
http://e-journal.unair.ac.id/IJCHN| 25
C. N. AZIZA ET AL.
Dalam penelitian ini peniliti dibantu oleh 9 petugas 18 orang (81, 8 %) sedangkan pada kelompok
kesehatan (perawat) yang sudah menyamakan kontrol
persepsi tentang penelitian ini, dalam pengisian
kuesioner maupun dalam melakukan intervensi
kepada responden.
Intervensi mendengarkan murottal Al-Qur’an
kemudian diberikan kepada kelompok perlakuan.
Peneliti dan 9 asisten penelitian satu persatu
melakukan intervensi di setiap rumah kelompok
perlakuan. Dengan mendengarkan murottal Al-
Qur’an (Q.S Ar-Rahman) selama 10-15 menit,
sebelum dan sesudah dilakukan intervensi
mendengarkan murottal terlebih dahulu dilakukan
observasi tekanan darah. Intervensi dilakukan 2
hari sekali selama 1 minggu di rumah masing-
masing responden, di ruangan yang tertutup.
Responden dikondisikan dalam keadaan duduk dan
mendengarkan murottal Q.S Ar-Rahman. Intervensi
dilakukan satu kali pada waktu sore hari.
Setelah intervensi diberikan kepada kelompok
perlakuan selama 1 minggu, peneliti melakukan
penilaian ulang (posttest) kepada kedua kelompok
untuk mengetahui tekanan darah, tingkat stress,
emosi yang dirasakan pada penderita hipertensi.
Peneliti juga membandingkan tekanan darah,
tingkat stress, emosi yang dirasakan antara
kelompok perlakuan yang diberi intervensi
mendengarkan mu- rottal Al-Qur’an dengan
kelompok kontrol yang hanya sekali mendapatkan
intervensi mendengarkan murottal Q.S Ar-Rahman
pada saat posttest.
Variabel Independen dalam penelitian ini adalah
adalah mendengar murottal Al-Qur’an. dan variabel
dependen dalam penelitian ini adalah adalah
pengen- dalian emosi (Anger Management) pada
penderita hipertensi. Penelitian ini telah lulus etik
dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya
dengan nomor surat 1242-KEPK.
3. HASIL
Karakteristik responden penelitian kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol masing-masing 22
responden dapat dilihat pada Tabel 1 tentang
karakteristik demografi di Desa Sukorejo,
Kabupaten Bojonegoro.
Pada tabel 1 didapatkan hasil distribusi usia
responden pada kelompok perlakuan paling banyak
berusia ≥ 50 tahun dengan jumlah 9 orang (40,9 %)
dari 22 responden. Sementara itu, distribusi usia
pada kelompok kontrol terdapat jumlah yang sama
pada usia 30-39 tahun sebanyak 7 orang (31, 8
%)
dan ≥ 50 tahun sebanyak 7 orang (31, 8 %) dari 22
responden. Sebagian besar jenis kelamin responden
berdasarkan data distribusi menunjukkan bahwa
pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
adalah perempuan dengan prevalensi kelompok
perlakuan sebanyak 13 orang (77, 3 %) dan
pada
kelompok kontrol sebanyak 19 orang (86, 4 %).
Distribusi status pernikahan responden pada
kelompok perlakuan yang sudah menikah terdapat
26 | Volume 4 No 1 FEBRUARI 2019
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY HEALTH NURSING
yang sudah menikah terdapat 14 orang (63, 6%) Management) pada kelompok perlakuan dan kontrol
selebihnya janda atau duda dan belum menikah. adalah sebesar 0,000 yang berarti p < 0,005
Distribusi pendidikan terakhir responden pada sehingga dapat
kelompok perlakuan terdapat hasil yang sama pada
Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Atas
(SMA) masing-masing berjumlah 7 orang (31, 8%)
dan pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
Perguruan Tinggi masing-masing berjumlah 4 orang
(18,2 %) dari 22 responden, pada kelompok kontrol
pendidikan terakhir terbanyak pada perguruan
tinggi berjumlah 10 orang (45, 5%) dari 22
responden. Sedangkan distribusi pekerjaan pada
kelompok perlakuan, 3 orang yang tidak bekerja, 1
orang menjadi guru, 1 orang menjadi polisi, 2 orang
yang menjadi peratani, IRT, buruh, pedagang
masing- masing 4 orang. Pada kelompok kontrol
banyak yang tidak bekerja sebanyak 5 orang (22,
7%), dan ada 1 orang bekerja sebagai tim kesehatan
(perawat) disalah satu rumah sakit swasta di
Bojonegoro.
Distribusi penghasilan per bulan pada kelompok
perlakuan masih banyak yang berada dikisaran <
500.000 rupiah sebesar 5 orang (22, 7%). Pada
kelompok kontrol prevalensi terbanyak berada
dikisaran >2 juta rupiah tiap bulannya sebesar 6
orang (27, 3%). Sedangkan distribusi lama sakit dari
responden, prevalensi terbanyak merupakan pasien
baru < 1th menderita hipertensi, baik pada
kelompok perlakuan maupun pada kelompok
kontrol sebanyak 8 orang (36, 4%) pada masing-
masing kelompok.
Distribusi tingkat pengendalian emosi responden
pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
setelah pengisian kuesioner regulasi emosi pretest
dan posttest ditunjukkan pada table 2.
Pada tabel 2 didapatkan hasil uji Wilcoxon Signed
Ranks Test pada kelompok perlakuan p < 0,005 yaitu
sebesar 0,000 yang berarti bahwa pretest dan
posttest pada kelompok perlakuan terdapat
perbedaan tingkat pengendalian emosi (Anger
Management) yang signifikan maka dapat dikatan
adanya pengaruh murottal Al-Qur’an terhadap
pengendalian emosi (Anger Management) pada
penderita hipertensi. Sementara itu, hasil data yang
didapat dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed
Ranks Test pada pretest dan posttest kelompok
kontrol menunjukkan bahwa p< 0,005 yaitu sebesar
0,001 yang berarti bahwa juga terdapat perbedaan
tingkat pengendalian emosi pada pretest dan
posttest kelompok kontrol tetapi dengan hasil yang
lebih besar dari kelompok perlakuan.
Hasil hasil analisis uji Mann – Whitney U Test
saat pretest-pretest diperoleh nilai p = 0,164
sehingga nilai p > 0,005 yang berarti tidak ada
perbedaan antara kelompok perlakuan dan
kelompok control atau homogen. Sedangkan pada
data posttest pada kelompok perlakuan dan kontrol
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil pada
kedua kelompok yang dilakukan dengan
menggunakan uji Mann – Whitney U Test. Tabel
distribusi menunjukkan perbedaan hasil data
posttest tingkat pengendalian emosi (Anger
http://e-journal.unair.ac.id/IJCHN| 27
C. N. AZIZA ET AL.
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang untuk menerima intervensi pemberian murottal
signifikan hasil data posttest pada kedua kelompok dengan
(kelompok perlakuan dan kontrol).
Data distribusi tekanan darah responden pada
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol di Desa
Sukorejo Bojonegoro pada Bulan Desember 2018
s.d. Januari 2019 ditunjukkan pada Tabel 3.
Pada Tabel 3 ditunjukkan tentang hasil uji statistik
Wilcoxon Signed Ranks Test pada variabel tekanan
darah pada pretest dan posttest kelompok
perlakuan, yang diperoleh nilai tekanan darah sistol
p= 0,000 dan nilai tekanan darah diastol p= 0,001
yang berarti nilai p < 0,005 menunjukkan bahwa
pretest dan posttest pada kelompok perlakuan
terdapat perubahan tekanan darah yang signifikan
maka dapat diartikan adanya pengaruh murottal Al-
Qur’an terhadap tekanan darah pada penderita
hipertensi. Sementara itu , hasil data uji statistik
Wilcoxon Signed Ranks Test pada pretest dan
posttest kelompok kontrol hasil dari nilai tekanan
darah sistol p = 0, 317 dan nilai tekanan darah
diastol p = 0, 705 yang berarti tidak terdapat
perubahan tekanan darah pada pretest dan posttest
kelompok kontrol.
Pada tabel 3 ditunjukkan bahwa hasil analisis uji
Mann – Whitney U Test saat pretest-pretest
diperoleh nilai tekanan darah sistol p = 0,310 dan
nilai tekanan darah diastol p = 0,693 sehingga nilai
p> 0,005 artinya tidak ada perbedaan perubahan
tekanan darah antara kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol atau homogen. Sedangkan pada
hasil posttest-posttest menunjukkan nilai tekanan
darah sistol p= 0,004 dan nilai tekanan darah
diastol p= 0,068 sehingga nilai p
< 0,005 pada tekanan darah sistol sedangkan nilai
p> 0,005 pada tekanan darah diastol yang berarti
ada perubahan yang signifikan pada tekanan darah
sistol responden, dan tidak ada perubahan yang
signifikan dari tekanan darah diastol responden.
Dari data tabel distribusi menunjukkan perbedaan
hasil data tekanan darah pada kelompok perlakuan
dan kontrol sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan hasil data pada
kedua kelompok (kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol).
4. PEMBAHASAN
Pada tabel 2 didapatkan hasil distribusi tingkat
pengendalian emosi (Anger Management)
responden pada kelompok perlakuan dan kontrol.
Pada kelompok perlakuan, sebagian besar tingkat
pengendalian emosi responden pada pretest
pengisian kuesioner regulasi emosi adalah kategori
pengendalian emosi yang buruk, sebanyak 18 orang
(60%) dengan hasil nilai diantara 64-71. Data
distribusi posttest pada kelompok perlakuan
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan tingkat
pengendalian emosi (Anger Management), tingkat
pengendalian emosi (Anger Management) seluruh
responden adalah baik sebanyak 100% (22 orang),
yang dapat mempengaruhi peningkatan tingkat
pengendalian emosi adalah responden mampu
baik, lebih bisa mengontrol amarahnya, dan Pada penelitian sebelumnya yaitu penelitian dari
mengetahui cara untuk melampiaskan amarahnya Ali Machrus tahun 2017 menunjukkan bahwa
ketika sedang marah. Pretest pada kelompok kontrol responden dengan intervensi mendengarkan
menunjukkan bahwa tingkat pengendalian emosi murottal dapat menurunkan tingkat kecemasan. Hal
(Anger Management) pada responden 45% (10 ini disebabkan karena intervensi yang diberikan oleh
orang) tingkat pengendalian emosinya baik dan 55% peneliti berupa mendengarkan murottal yang dapat
(12 orang) tingkat pengendalian emosinya buruk. bekerja mempengaruhi sisi psikologis responden
Pada posttest tidak ada peningkatan yang signifikan yang meminmbulkan ketenangan bagi pasien yang
jumlah responden yang mengalami tingkat akan dilakukan tindakan operasi.
pengendalian emosi buruk menjadi baik, dari hasil
pretest 45% dan dari hasil posttest menjadi 50%. 5. KESIMPULAN
Pada tabel 3 didapatkan hasil distribusi tekanan
darah responden pada kelompok perlakuan dan Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan
kelompok kontrol. Pada data kelompok perlakuan, tentang pengaruh murottal Al-Qur’an terhadap
sebagian besar responden mengalami mengalami pengendalian emosi (Anger Management) dan
hipertensi derajat satu (TD sistol 140-159 mmHg TD tekanan darah pada penderita hipertensi.
diastole 90-99 mmHg) pada pretest sebanyak 59% Pengendalian emosi (Anger Management) pada
(13 orang) dan terdapat 18% (4 orang) yang responden penderita hipertensi masih tergolong
mengalami hipertensi derajat dua (TD sistol ≥160 belum baik, itu disebabkan karena beberapa faktor
mmHg TD diastole ≥ 100 mmHg) dan sisanya yang mempengaruhi diantaranya tekanan dalam
mengalami prahipertensi. pekerjaan, tekanan ekonomi, masalah yang dipen-
Pada hasil di tabel 3, posttest tekanan darah dam, belum bisa mengontrol emosi dengan baik.
responden mengalami perubahan yang signifikan Mendengarkan murrotal dapat mempengaruhi
yaitu 16 orang (72%) prahipertensi, 5 orang (23%) tingkat pengendalian emosi (Anger Management)
hipertensi derajat satu, dan 1 orang (5%) hipertensi dan tekanan darah pada responden. Mendengarkan
derajat dua. Pada kelompok perlakuan intervensi murottal Al-Qur’an dapat merubah pikiran negatif
mendengarkan murottal Al-Qur’an mempengaruhi yang dialami klien menjadi pikiran yang positif
perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi. sehingga klien bisa mengendalikan emosi marahnya.
Data distribusi pretest dan posttest pada kelompok Yang semula mimiliki tingkat pengendalian yang
kontrol tidak ada perubahan tekanan darah pada buruk setelah mendapat intervensi mendengarkan
penderita hipertensi, responden sebagian besar murottal Al-Qur’an meningkat menjadi baik.
mengalami hipertensi derajat satu pada pretest Penguatan spiritual klien dengan membangkitkan
sebesar 10 orang (45%) dan pada posttest menjadi 12 rasa syukur ketika meresapi QS. Ar-Rahman dapat
orang (54%). Faktor yang mempengaruhi perubahan mempercepat adaptasi menuju tahap selanjutnya
tekanan darah pada kelompok perlakuan adalah sehingga klien mengalami acceptance (menerima)
dengan diberikannya intervensi murottal Al-Qur’an terhadap kelemahan yang dimiliki.
dengan berulang-ulang kali sehingga membuat Mendengarkan murottal dapat menurunkan atau
kelompok perlakuan lebih merasa nyaman dan lebih menyatabilkan tekanan darah dari responden.
bisa mengontrol emosinya. Karena dengan mendengarkan murottal akan terjadi
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa releksasi dan kenyamanan pada responden.
responden dengan intervensi memiliki respon yang Masukan bagi profesi keperawatan intervensi
baik dalam penstabilan maupun penurunan tekanan mendengarkan murrotal perlu digunakan dan
darah. Hal ini disebabkan karena intervensi yang dikembangkan bukan hanya untuk penderita
diberikan oleh peneliti berupa mendengarkan hipertensi, tetapi juga untuk klien lainnya yang
murrotal yang dapat bekerja mempengaruhi sisi membutuhkan pendekatan dalam menghadapi
psikologis responden yang menimbulkan tingkat emosional yang tinggi. Intervensi
ketenangan. Respon penerimaan dan kepasrahan mendengarkan murrotal sebagai intervensi yang
terhadap masalah hidup dianggap sebagai ancaman dapat mengendalikan emosi klien dapat digunakan
lebih baik dan cepat dibandingkan responden yang sebagai salah satu tindakan mandiri keperawatan
tidak mendapatkan intervensi mendengarkan untuk menguatkan spiritual klien. Pengkajian
murottal. Keadaan responden dengan intervensi perawat yang selama ini fokus pada aspek biologis,
dapat juga dipengaruhi oleh tingkat pemahaman dapat ditingkatkan pada aspek spiritual sehingga
responden terhadap Al-Qur’an. Mendengarkan kebutuhan klien dapat terpenuhi secara holistik.
murottal bukan hanya sekedar ritual keagamaan, Untuk puskesmas dapat menggunakan intervensi
namun memiliki efek relaksasi dan distraksi. mendengarkan murottal Al-Qur’an sebagai program
Berbeda pada responden yang tidak mendapatkan kegiatan Puskesmas untuk menurunkan atau
intervensi mendengarkan murottal, keadaan menyetabilkan tingkat pengendalian emosi (Anger
stressor dan faktor demografis yang mendukung Management) dan tekanan darah pada penderita
emosional responden tanpa adanya faktor hipertensi. Dan untuk peneliti selanjutnya
pendukung seperti halnya persepsi terhadap paradigma penelitian mixed method (penelitian
penerimaan dan kepasrahan pada kelompok kuantitatif dikombinasikan
perlekuan setelah mendengarkan murottal.
http://e-journal.unair.ac.id/IJCHN| 29
C. N. AZIZA ET AL.
dengan penelitian kualitatif) dapat dikembangkan predictor of trait anger and anger expression,
untuk memperoleh hasil penelitian yang lebih
Education and Science, 37(163), pp. 322–332.
akurat. Dosis pemberian intervensi perlu diteliti lagi
dengan membandingkan beberapa kelompok Potter & Perry. (2009). Fundamental Of Nursing 7th
responden dengan dosis yang berbeda sehingga (2nd ed.; A. F. Nggi & M. Albar, eds.). Jakarta:
efektivitas intervensi dapat teruji. Salemba Medika.
Rafique, R., Anjum, A. and Raheem, S. S. (2017)
DAFTAR PUSTAKA Efficacy of Surah Al-Rehman in Managing
Depression in Muslim Women, Journal of Religion
Aini & Aridiana. (2016). Asuhan Keperawatan Pada
and Health. Springer US, pp. 1–11. doi:
Sistem Endokrin dengan Pendekatan NANDA NIC
10.1007/s10943-017-0492-z.
NOC. Jakarta: Salemba Medika.
Safaria, Triantoro, Nofrans (2012) Manajemen Emosi
Asikin. (2016). Keperawatan Medikal Bedah: Sistem
Sebuah Panduan Cerdas Bagaimana Mengelola
Kardiovaskular. Jakarta: Erlangga
Emosi Positif Dalam Hidup Anda. Bumi Aksara
Bhagani, S., Kapil, V., & Lobo, M. D. (2018).
Saged, A. A. G. (2018) Impact of Quran in Treatment
Hypertension. Medicine, 1–7.
of the Psychological Disorder and Spiritual
https://doi.org/10.1016/j.mpmed.2018.06.009
Illness, Journal of Religion and Health. Springer
Engen, H. G., & Anderson, M. C. (2018). Memory
US, pp. 1– 14. doi: 10.1007/s10943-018-0572-8.
Control: A Fundamental Mechanism of Emotion
Setyowati. (2015) Pengaruh Terapi Murottal Al-
Regulation. Trends in Cognitive Sciences, xx, 1–14.
Qur'an terhadap Tekanan Darah Pasien Pre
https://doi.org/10.1016/j.tics.2018.07.015
Operasi Katarak dengan Hipertensi di Ruang
Frih, B. (2017) Effects of listening to Holy Qur’an
Tulip Rumah Sakit Daerah dr. Soebandi Jember. e-
recitation and physical training on dialysis
Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.5 (no.1)
efficacy, functional capacity, and psychosocial
Sherwood. (2014). Fisiologi Manusia: Dari Sel ke
outcomes in elderly patients undergoing
Sistem (8th ed.). Jakarta: EGC.
haemodialysis, Libyan Journal of Medicine. Taylor
Sobur, A. (2013). Psikologi Umum Dalam Lintasan
& Francis, 12(1). doi:
Sejarah. Bandung: Pustaka Setia.
10.1080/19932820.2017.1372032.
Starner, T. M., & Peters, R. M. (2004). Anger
Heru. (2008). Ruqyah Syar’i Berlandaskan Kearifan
Expression and Blood Pressure in Adolescents.
Lokal. Yogyakarta: Nuha Medika.
The Journal of School Nursing, 20(6), 335–342.
Hussain, F. (2013). “Heart-talk:” Considering the
https://doi.org/10.1177/105984050402000608
Role of the Heart in Therapy as Evidenced in the
01
Quran and Medical Research. Journal of Religion
Tharayyarah. (2013). Buku Pintar Sains Dalam Al-
and Health, 52(4), 1203–1210.
Qur’an Mengerti Mukjizar Ilmiah Firman Allah.
https://doi.org/10.1007/s10943-011-9560-y
Jakarta: Zaman.
Kim, C., & Ko, H. (2018). The impact of self-
Tel, H. (2013). Anger and depression among the
compassion on mental health, sleep, quality of life
elderly people with hypertension. Neurology
and life satisfaction among older adults. Geriatric
Psychiatry and Brain Research, 19(3), 109–113.
Nursing, 000, 1–6.
https://doi.org/10.1016/j.npbr.2013.05.003
https://doi.org/10.1016/j.gerinurse.2018.06.005
Udjianti, W. (2010). Keperawatan Kardiovaskular.
Kurnia, A. A. D. E. (2013). Pengungkapan kemarahan
Jakarta: Salemba Medika.
pada penderita hipertensi naskah publikasi.
Usman, A. S. H. H. (2018) Analisis Risiko Peningkatan
Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu
Hormon Kortisol Pada Hipertensi Gestasional.
Keperawatan: Pendekatan Praktis (4th ed.).
Tesis Universitas Hasanudin Makasar
Jakarta: Salemba Medika
Ö zyeşil, Z. (2012) Five Factor Personality Traits as
ABSTRAK
Anak usia sekolah merupakan kelompok yang rentan terhadap masalah kesehatan dan
umumnya berkaitan dengan PHBS. Salah satu faktor pemicu karena kurangnya
pengetahuan sehingga dibutuhkan pendidikan kesehatan dengan metode yang tepat untuk
meningkatkan pengetahuan siswa tentang PHBS. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode permainan (ular tangga)
terhadap tingkat pengetahuan siswa tentang PHBS di tatanan sekolah pada siswa kelas V
di SDN Cakung Barat 06 Jakarta Timur. Desain penelitian yang digunakan adalah Pre
eksperiment dengan rancangan one group pre test-post test. Pengambilan sampel
dilakukan menggunakan teknik total sampling yaitu seluruh siswa kelas V sebanyak 35
orang. Berdasarkan hasil analisis bivariat menggunakan uji Wilcoxon Signed-Rank Test
dengan tingkat kemaknaan α = 0, 05 menunjukkan bahwa ada pengaruh pendidikan
kesehatan dengan metode permainan (ular tangga) terhadap tingkat pengetahuan siswa
tentang PHBS dengan P value < α (0,000<0,05). Dari hasil penelitian ini disarankan agar
sekolah dan pelayanan kesehatan setempat dapat bekerja sama mensosialisasikan
program PHBS dengan mengembangkan media permainan ular tangga sebagai media
promosi kesehatan guna meningkatkan pengetahuan siswa.
ABSTRACT
School-age children is a group that is vulnerable to health problems and generally
associated with PHBS. One trigger factor due to lack of knowledge so that health
education is needed with the right method to increase students' knowledge about PHBS.
This study aims to determine the effect of health education with the game method (snakes
and ladders) on the level of students' knowledge about PHBS in the school setting for
fifth grade students in SDN (Elementary School) Cakung Barat 06 East Jakarta. The
research design used was Pre Experiment with the design of one group pre test post test.
Sampling was done using a total sampling technique that is all class V students as many
as 35 people. Based on the results of bivariate analysis using the Wilcoxon Signed-Rank
Test test with a significance level α = 0, 05 shows that there is an effect of health
education with the game method (snake ladder) on the level of students' knowledge about
PHBS with P value <α (0,000 <0.05) . From the results of this study it is suggested that
schools and local health services can work together to socialize the PHBS program by
developing a snake ladder game media as a health promotion media to increase students'
knowledge.
1
Jurnal Keperawatan Komunitas, Agustus 2017
Terdapat berbagai metode dan media siswa tidak mengetahui tentang jajanan yang
yang dapat digunakan untuk memberikan sehat dan ciri-cirinya, 7 siswa tidak buang
pendidikan/promosi kesehatan yang sampah pada tempatnya dan tidak
disesuaikan berdasarkan sasarannya mengetahui jenis-jenis sampah, 6 siswa
(Notoatmodjo, 2010). Anak-anak memiliki tidak mengukur berat badan dan tinggi badan
sifat mudah jenuh sehingga untuk mengajak secara rutin, 2 siswa tidak tahu cara
anak-anak belajar biasanya para guru dan memberantas sarang nyamuk, 5 siswa tidak
orang tua cenderung menggunakan berbagai mengetahui alasan menggunakan jamban
alat peraga dan permainan untuk memotivasi yang bersih dan sehat.
minat anak dalam belajar (Hamdalah, 2013). Penelitian ini bertujuan untuk
Melalui permainan, akan terlihat pencapaian mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan
tingkat keterampilan terbaik anak, dengan metode permainan (ular tangga)
keterampilan motorik halus akan meningkat. terhadap tingkat pengetahuan PHBS di
Seiring kendali yang meningkat pada jari dan tatanan sekolah pada siswa kelas V SDN
pergelangan tangan, anak semakin ahli pada Cakung Barat 06 Jakarta Timur.
berbagai kegiatan. Kesempatan penguasaan
keterampilan ini diperoleh melalui pekerjaan METODE
sekolah dan permainan (Potter&Perry, Metode penelitian ini menggunakan
2009). rancangan Pre eksperiment (one group
Salah satu permainan yang dapat pretest-posttest). Ciri tipe penelitian ini
digunakan untuk mempromosikan kesehatan adalah mengungkapkan hubungan sebab
yaitu ular tangga. Hal ini sesuai dengan akibat dengan cara melibatkan satu
penelitian yang dilakukan oleh Ani, dkk kelompok subjek. Kelompok subjek
yang berjudul ‘pengaruh permainan ular diobservasi sebelum dilakukan intervensi,
tangga modifikasi terhadap pengetahuan kemudian diobservasi lagi setelah dilakukan
kesehatan gigi dan mulut pada anak’. Hasil intervensi. Tempat penelitian di SDN
penelitian didapatkan terdapat peningkatan Cakung Barat 06 Jakarta Timur pada bulan
rata-rata pengetahuan setelah diberikan Maret - Agustus 2017. Teknik pengambilan
pendidikan kesehatan melalui permainan ular sampel pada penelitian ini menggunakan
tangga dimana sebelum dilakukan intervensi teknik total sampling, yaitu pengambilan
terdapat 5 anak yang mendapat nilai terendah sampel dengan seluruh populasi yaitu
yaitu 35, dan setelah dilakukan intervensi siswa/siswi kelas V SDN Cakung Barat
mengalami peningkatan nilai dengan rerata 06 Jakarta Timur sebanyak 35 responden
54. yang dibagi menjadi 7 kelompok dengan
Berdasarkan hasil observasi dan masing-masing 1 fasilitator. Sebelum
wawancara yang dilakukan terhadap 10 diberikan pendidikan kesehatan melalui
siswa/siswi kelas IV SDN Cakung Barat 06 permainan ular tangga, dilakukan pre test
Jakarta Timur, didapatkan data bahwa masih terlebih dahulu, kemudian setelah diberikan
banyak siswa/siswi yang berpengetahuan pendidikan kesehatan dilakukan post test.
kurang mengenai PHBS, yaitu 6 siswa tidak Dalam penelitian ini, permainan ular tangga
tahu cara mencuci tangan yang benar dan berisi 32 pernyataan tentang 8 indikator
waktu yang baik untuk mencuci tangan, 4 PHBS di sekolah.
3
Jurnal Keperawatan Komunitas, Agustus 2017
4
Jurnal Keperawatan Komunitas, Agustus 2017
pada kategori baik yaitu sebanyak 22 berbeda dalam cara membimbing belajar
orang (62,9%). Hasil uji statistik anaknya. Semakin tinggi tingkat
menggunakan wilcoxon signed rank test pendidikan orang tua, maka semakin
didapatkan pvalue 0,000 (<0,05) maka besar kesempatan anak dalam
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh memperoleh informasi. Hal ini sejalan
pendidikan kesehatan dengan metode dengan penelitian Cholilah (2007) dengan
permainan (ular tangga) terhadap tingkat judul ‘Tingkat Pendidikan Orangtua Dan
pengetahuan responden tentang PHBS di Hubungannya Dengan Prestasi Belajar
tatanan sekolah. Siswa MI Hayatul Islam Tanah Abang
Jakarta Pusat’ yang menunjukkan
sebagian besar orang tua siswa
PEMBAHASAN
berpendidikan SLTA yaitu sebanyak 69
Karakteristik responden berdasarkan (54%).
jenis kelamin diketahui bahwa lebih
Pengetahuan siswa sebelum
banyak responden berjenis kelamin
diberikan pendidikan kesehatan sebagian
perempuan yaitu 19 orang (54,3%). Hal
besar berada pada kategori cukup yaitu
ini sesuai dengan teori bahwa pengujian
sebanyak 27 orang (77,1%) dari total
psikometri, teknik observasi dan
responden sebanyak 35 orang. Hal ini bisa
pencitraan telah mengungkapkan bahwa,
terjadi karena pengetahuan diukur
pada umumnya, kemampuan bahasa otak
sebelum diberikan pendidikan kesehatan
perempuan memproses lebih mudah, lebih
sehingga masih banyak siswa yang belum
awal, dan lebih cepat daripada laki-laki,
mengetahui informasi yang berkaitan
sementara laki-laki lebih siap unggul
dengan PHBS. Hasil penelitian ini sejalan
dalam tugas keterampilan mekanis spasial
dengan penelitian yang dilakukan oleh
dan mekanik. Gurian dan stevens
Puryanto, dkk tahun 2012 yang
menyatakan bahwa perbedaan ini
menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan
menjelaskan mengapa anak perempuan
responden pada kelompok perlakuan
mengungguli anak laki-laki dalam
sebelum diberikan pendidikan kesehatan
membaca dan menulis, dan mengapa anak
adalah dalam kategori cukup yaitu
laki-laki cenderung tertarik pada aktivitas
sebanyak 8 siswa (50%) dan ada 7 siswa
fisik dan permainan video.
yang masuk dalam kategori kurang
Karakteristik responden berdasarkan dengan persentase 43,8%.
tingkat pendidikan orangtua paling
Pengetahuan siswa sesudah diberikan
banyak berpendidikan SMA yaitu 28
pendidikan kesehatan sebagian besar
orang (80%). Notoatmodjo (2012)
berada pada kategori baik yaitu sebanyak
mengemukakan bahwa pengetahuan
22 orang (62,9%) dari total responden
seseorang dapat dipengaruhi oleh
sebanyak 35 orang. Hal ini bisa terjadi
beberapa faktor salah satunya pendidikan.
karena adanya informasi yang diberikan
Orang tua yang memiliki latar belakang
mengenai suatu hal memberikan landasan
tingkat pendidikan yang berbeda, masing-
kognitif baru terhadap hal tersebut. Usia
masing akan mempunyai pengaruh yang
sekolah merupakan masa keemasan untuk
5
Jurnal Keperawatan Komunitas, Agustus 2017
menanamkan nilai-nilai PHBS dan media permainan ular tangga dengan nilai
berpotensi sebagai agent of change untuk probabilitas (p) adalah 0,000<0,05.
mempromosikan PHBS baik di
Pendidikan kesehatan adalah segala
lingkungan sekolah, keluarga, maupun
upaya yang direncanakan untuk
masyarakat karena anak usia sekolah
mempengaruhi orang lain, baik individu,
terutama pada pendidikan dasar
kelompok, atau masyarakat, sehingga
merupakan kelompok umur yang mudah
mereka melakukan apa yang diharapkan
menerima inovasi baru dan punya
oleh pelaku pendidikan atau promosi
keinginan kuat untuk menyampaikan
kesehatan. Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan dan informasi yang
suatu proses pendidikan di samping faktor
diterimanya kepada orang lain. Dengan
peserta juga ada faktor metode, faktor
menggunakan media permainan ular
materi atau pesannya, pendidik atau
tangga yang menarik dan menyenangkan,
petugas yang melakukannya, dan alat-alat
siswa jadi bersemangat dan cepat
bantu atau media yang digunakan untuk
menangkap informasi yang diberikan
menyampaikan pesan yang disesuaikan
sehingga dapat menyebabkan pengetauan
dengan sasaran pendidikan. Ditinjau dari
siswa meningkat.
sifat anak usia sekolah yang mudah jenuh
Penelitian ini didukung oleh Ernita sehingga dengan menggunakan
(2012) yang menunjukkan bahwa terdapat permainan dalam proses pembelajaran
perbedaan tingkat pengetahuan sebelum memungkinkan untuk memotivasi minat
dan sesudah diberikan pendidikan anak dalam belajar.
kesehatan dimana sebelum dilakukan
Pada umumnya permainan yang
pendidikan kesehatan terdapat 10 anak
digunakan dalam pembelajaran memiliki
yang memiliki pengetahuan baik dan
beberapa manfaat, yaitu: 1) Memberikan
setelah diberikan pendidikan kesehatan
ilmu pengetahuan kepada anak melalui
melaluli simulasi permainan ular tangga
proses pembelajaran bermain sambil
responden yang memiliki pengetahuan
belajar, 2) Menciptakan suasana
baik meningkat menjadi 17 anak.
pembelajaran yang menyenangkan, 3)
Analisis bivariat menggunakan uji Merangsang siswa dalam melakukan
Wilcoxon signed rank test didapatkan aktivitas belajar individual maupun
nilai p value 0,000 (<0,05) maka dapat kelompok, 4) Dapat mengembangkan
disimpulkan bahwa ada pengaruh kreativitas, kemandirian siswa
pendidikan kesehatan menggunakan menciptakan komunikasi timbal balik
metode permainan (ular tangga) terhadap serta dapat membina tanggung jawab dan
tingkat pengetahuan responden tentang disiplin siswa. Permainan ular tangga
PHBS di tatanan sekolah. Hasil penelitian memiliki desain yang menarik dan mudah
ini sejalan dengan penelitian yang digunakan sehingga merupakan alat
dilakukan Ani (2015) yang menunjukkan peraga yang tepat dalam pembelajaran.
bahwa ada peningkatan nilai rerata Gambar atau foto dalam papan permainan
pengetahuan sebelum dan sesudah ular tangga berfungsi untuk
dilakukan penyuluhan menggunakan menyampaikan pesan melalui gambar
6
Jurnal Keperawatan Komunitas, Agustus 2017
7
Jurnal Keperawatan Komunitas, Agustus 2017
8
Jurnal Keperawatan Komunitas, Agustus 2017
Dermawan, Deden. 2012. Buku ajar pada tanggal 3 April 2017 pukul
14.45 wib
keperawatan komunitas. Yogyakarta:
Gosyen Publishing.
Jalaluddin. 2013. Filsafat Ilmu Pengetahuan.
Efendi, Ferry & Makhfud. 2009.
Jakarta: Rajawali Pers
Keperawatan Kesehatan Komunitas
Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta : Salemba Kemenkes RI., Unicef. 10 Pesan Hidup
Medika. Sehat dalam Kedaruratan. Diunduh
dari
Fitri rochaeni, Ria. 2016. Hubungan antara https://www.unicef.org/indonesia/PH
perilaku hidup bersih dan sehat SDalamKedaruratan.pdf pada tanggal
dengan status gizi siswa kelas IV dan 27 April 2017 pukul 20.36 wib
V Tahun ajaran 2016/2017 SD
Negeri Kembaran CandiMulyo
Kabupaten Magelang Jawa Tengah. Kurnia sari, Ernita. 2012. Pengaruh
Skripsi Pendidikan Guru Sekolah Pendidikan Kesehatan Gosok Gigi
Dasar Penjaskes. Yogyakarta: UNY. dengan Metode Permainan Simulasi
Diunduh dari Ular Tangga terhadap Perubahan
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4171 Pengetahuan, Sikap, dan Aplikasi
4 pada tanggal 4 April pukul 9.40 wib Tindakan Gosok Gigi Anak Usia
Sekolah di SD Wilayah Paron Ngawi.
Naskah Publikasi. Surabaya:
Hamdalah, Afif. 2013. Efektivitas Media Universitas Airlangga. Diunduh dari
Cerita Bergambar Dan Ular Tangga journal.unair.ac.id pada tanggal 29
dalam Pendidikan Kesehatan Gigi Juli 2017 pukul 23.50 wib
dan Mulut Siswa SDN 2 Patrang
Kabupaten Jember. Jurnal kesehatan
masyarakat. Jember: Departemen Kylie, Terry., Carman, Susan. 2015. Buku
Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Fakultas Kesehatan Masyarakat Ajar Keperawatan Pediatri edisi 2.
Universitas Jember. Diunduh dari
http://journal.unair.ac.id/download- Jakarta: EGC
fullpapers-
jupromkesa4369c10e3full.pdf pada
tanggal 4 April 2017 pukul 19.50 wib
Labibah, Ani. 2015. Pengaruh Permainan
Ular Tangga Modifikasi terhadap
Hanapi, Ade Nurzaqiah, 2014. Angka Pengetahuan Kesehatan Gigi dan
Kejadian Karies dan Gingivitis Pada Mulut pada Anak (Studi terhadap
Anak Sekolah Dasar Usia 8-12 Siswa SD N 4 Tanggungharjo,
Tahun Di Kabupaten Maros. Skripsi Kecamatan Grobogan). Jurnal
kedokteran gigi. Makassar: Fakultas kedokteran gigi. FK Universitas
Kedokteran Gigi Universitas Islam Sultan Agung: Medali Jurnal
Hasanudin. Diunduh dari volume 2 edisi 1. Diunduh dari
http://repository.unhas.ac.id/handle/1 http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/
23456789/11446 pada tanggal 3 April medali/article/view/441/368 pada
2017 pukul 13.50 wib tanggal 5 April 2017 pukul 19.45 wib
Izzah, dkk. 2012. Faktor-Faktor Yang Magon, Josette Angela. 2009. Gender, The
Mempengaruhi Angka Kejadian Brain and Education: Do Boys and
Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah Girls Learn Differently. Canada:
Dasar 7-12 Tahun di Kelurahan University of Victoria
Kenjeran Surabaya. Jurnal statistika.
Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh
Nopember. Diunduh dari Manda, Syamsur., dkk. 2006. Pedoman
http://digilib.its.ac.id/public/ITS- Pengembangan Kabupaten/Kota
paper-34915-1309100034-Paper.pdf Percontohan Program Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
9
Jurnal Keperawatan Komunitas, Agustus 2017
http://download.portalgaruda.org/arti
. 2010. Promosi Kesehatan
dan Ilmu Perilaku edisi revisi.
cle.php?article=183406&val=6378&t
Jakarta: PT Rineka Cipta
itle=PENGARUH%20PENDIDIKA
. 2012. Promosi Kesehatan N%20KESEHATAN%20TERHADA
dan Ilmu Perilaku edisi revisi.
Jakarta: PT Rineka Cipta P%20PENGETAHUAN%20DAN%2
0SIKAP%20SISWA%20TENTANG
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu %20BAHAYA%20ROKOK pada
Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika tanggal 29 Juli 2017 pukul 23.30 wib
10
Jurnal Keperawatan Komunitas, Agustus 2017
11
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (1) 2020
Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah,
1,2,3
Indonesia
INFORMASI A B S T R A C T
Korespondensi: This research aims to describe of community nursing skills at
desi@staff.uksw.edu Getasan health center. The method the researcher used was
descriptive. Data collection is done by in-depth interviews using
interactive model techniques. Using these techniques the
researcher can describe the phenomenon studied. The community
nursing skills depicted from the research are: (1) the role of the
community nurse are in providing community nursing care,
educators, coordination, and collaboration; (2) community
nursing skills which been used in the community comprises of :
nurses carry out routine activities inside and outside the health
Keywords: center in the form of health promotion, preventive acts, Integrat-
Role Of Nurses, ed development post, Integrated health post, elderly surveillance
Skills, Health etc; (3) community nursing barriers which identified are : lack of
Centers human resources and the difficulty of changing people paradigm
about the importance of health examination. Conclusion:
implementations of nursing skills in the health centers are providing
nursing care as an educators, coordinator, and collaborator; and
the skills of community nursing in giving promotive and preventive
actions
31
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (1) 2020
32
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (1) 2020
33
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (1) 2020
Beberapa penelitian yang telah dilakukan wawancara sangat tepat untuk mendapatkan data
sebelumn- ya terkait peran perawat, antara lain: yang mendalam dari re- sponden. Metode ini
menyimpulkan bahwa tindakan-tindakan yang digunakan untuk mengetahui sikap, dan pandangan
dilakukan oleh seo- rang perawat komunitas di partisipan terhadap suatu ma- salah. Peneliti dapat
Puskesmas memberikan pengaruh pada hubungan mengajukan pertanyaan secara formal dan
antara pengetahuan ibu dengan pemberian terstruktur. Dengan kriteria partisipan
imunisasi dasar lengkap pada bayi di Kelurahan
Parupuk Tabing, kota Padang (Dewi, A. P.,
Darwin, E., & Edison,.2014). Selanjutnya, pene-
litian lain menemukan bahwa faktor yang
menyebab- kan pelaksanaan kegiatan di wilayah
kerja Puskesmas Ketapang 2, kabupaten kota
Waringin Timur, provin- si Kalimantan Tengah
tidak berjalan sesuai dengan yang direncanakan
adalah tenaga pelaksana kegiatan yang masih
terbatas dan sumber daya manusia yang tidak
memadai (Rahayu, T., 2012).
Dalam menjalankan perannya, perawat Puskesmas
harus memiliki keterampilan. Keterampilan
seorang perawat sangat berpengaruh pada kinerja
sebagai tenaga kesehatan. Keterampilan tersebut
berupa ket- erampilan keperawatan yang mampu
diterapkan ses- uai dengan kebutuhan dari
masyarakat. Namun, pada kenyataannya belum
semua tenaga perawat Puskes- mas mampu
memberikan pelayanan sesuai dengan konsep. Hal
ini kemungkinan disebabkan oleh pema- haman
perawat Puskesmas yang belum sama menge- nai
konsep dasar perawat komunitas dan peranannya
dalam keperawatan komunitas. Oleh karena itu,
da- lam penelitian ini yang menjadi fokus
permasalahan yang ini diteliti oleh peneliti yaitu “
Bagaimana ket- erampilan keperawatan diterapkan
di masyarakat?. Sedangkan untuk tujuan penelitian
yaitu untuk mendeskripsikan gambaran
keterampilan keper- awatan komunitas terutama
pada pelaksanaan atau penerapan keterampilan
keperawatan serta hambatan yang didapatkan
dalam menjalankan keterampilan keperawatan di
masyarakat dan Puskesmas Getasan.
METODE
Desain penelitian yang digunakan peneliti merupa-
kan kualitatif. Metode penelitian yaitu deskriptif,
dimana mendeskripsikan fenomena-fenomena
yang ditelitinya, atau menggambarkan besarnya
masalah yang diteliti. Teknik pengumpulan data
dalam pe- nelitian ini adalah teknik wawancara
mendalam. Teknik wawancara mendalam ialah
proses interaksi atau komunikasi secara langsung
antara pewawancara dengan responden. Metode
34
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (1) 2020
antara lain, partisipan berjumlah delapan orang, “...atau melakukan kolaborasi dengan
dan partisipan memiliki pendidikan keperawatan teman sejawat maupun yang bukan non
mini- mal D3, serta memiliki pengalaman bekerja medi”(P8:Q6K2)
minimal 1 tahun. “...kita mengerjakan yang satunya tetap harus
Proses analisa data diawali dengan pengumpulan ada koordinasi dengan teman” (P7:Q6K1)
data yaitu dengan wawancara mendalam. Untuk
memu- dahkan analisa.penelitian, peneliti
menggunakan teknik analisa Miles dan Huberman
teknik ini um- umnya disebut interactive model
(Sugiono, 2009). Teknik analisis ini terdiri dari
tiga komponen : re- duksi data, penyajian data,
dan penarikan serta pen- gujian data. Langkah
reduksi data melibatkan beber- apa tahap
diantaranya, coding, penentuan kata kunci dan
pengkategorian. Kemudian, peneliti menyusun
catatan atau gagasan mengenai beberapa hal,
sehing- ga peneliti dapat menemukan subtema
sampai pada tema penelitian.
Hasil wawancara berupa suara yang awalnya
direkam kemudian diubah ke lembaran salinan
dalam bentuk verbatim. Setelah proses
penyalinan, kemudian dilan- jutkan dengan
memberikan kode-kode pada tiap per- nyataan
dan menjadi verbatim utuh. Penelitian ini
dilakukan selama 1 bulan pada bulan agustus-sep-
tember di Puskesmas Getasan.
HASIL
Dalam penelitian ini ditemukan beberapa
komponen keterampilan keperawatan komunitas.
Selain itu juga terdapat beberapa komponen
hambatan dalam men- jalankan keterampilan
keperawatan itu sendiri. Beri- kut ini adalah
deskripsi dari setiap komponen yang
dimaksudkan :
35
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (1) 2020
PEMBAHASAN
Keterampilan keperawatan merupakan suatu tinda-
kan asuhan keperawatan yang diberikan seorang
per- awat terhadap kliennya baik dalam tindakan
medis ataupun kolaborasi. Dalam penelitian ini
partisipan menilai keterampilan keperawatan
komunitas mere- ka melalui tiga komponen yaitu:
peran perawat ko- munitas, keterampilan
keperawatan komunitas, dan hambatan
36
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (1) 2020
Peran perawat komunitas berupa pemberian tuk dapat memberi arahan, membuat rencana dan
asu- han keperawatan komunitas, edukator, melaksanakan kegiatan (pelayanan kesehatan)
koordina- si, dan kolaborasi. sesuai dengan yang dibutuhkan klien. Dalam
Wahit Iqbal Mubarak dan Nurul Chayatin (2009), (Mastuty, A., dan Paju W., 2018) mengatakan,
mengatakan, peran perawat komunitas yaitu koordinasi yang ku- rang diantara sesama perawat
sebagai pemberi asuhan keperawatan, sebagai dapat mempengaruhi
advokat, se- bagai edukator, sebagai koordinator,
sebagai kolabo- rator, sebagai konsultan, dan
sebagai pembaharu. Hal yang sama peneliti
temukan pada penelitian ini, yaitu peran perawat
komunitas yang dijalankan oleh par- tisipan
diantaranya pemberian asuhan keperawatan,
edukator, kolaborasi dan koordinasi.
Pemberian asuhan keperawatan dilaksanakan par-
tisipan dengan memberikan layanan
menggunakan proses dari keperawatan, sehingga
dapat dilakukan tindakan yang tepat sesuai
dengan yang dibutuhkan, seperti yang dikatakan
oleh (Wakhid, A., dkk, 2016) bahwa peran
perawat komunitas sebagai asuhan keperawatan
langsung yaitu menggunakan pendeka- tan proses
keperawatan yang meliputi, melakukan
pengkajian kemudian menegakkan diagnosa
keper- awatan berdasarkan hasil analisa data,
merencanakan intevensi keperawatan sebagai
upaya mengatasi ma- salah. Sedangkan kita
ketahui bahwa dalam pembe- rian layanan
kesehatan dalam lingkup keperawatan komunitas
tidak hanya meliputi apa yang telah par- tisipan
paparkan diatas melainkan dengan menggu-
nakan keterampilan keperawatan di komunitas
mis- alnya perawatan pasien dengan penyakit
kronis yang tinggal dirumah, dengan melakukan
perawatan pada pasien dengan ulkus diabetikum,
dimana teknik per- awatan luka ynag digunakan
berupa balutan bersi- fat lembab yang berfungsi
untuk membantu proses penyembuhan,
mengurangi komplikasi infeksi dan pertumbuhan
jaringan residual (Kusyati, E., dan Pu- tri, A. A.,
2016).
Peran perawat komunitas sebagai edukator
dijalank-
an partisipan dengan cara mengajari masyarakat
un- tuk dapat menjalankan pola hidup yang sehat.
Hal senada juga dikatakan oleh (Rahmah, dkk,
2016) bahwa Peran tenaga kesehatan adalah
memberikan edukasi atau pendidikan kepada
masyarakat berupa pendidikan kesehatan dengan
tujuan untuk mengu- bah pengetahuan dan
kebiasaan masyarakat dengan berperan aktif
untuk meningkatkan kesehatan yang optimal.
Sebagai koordinator, seorang perawat dituntut un-
37
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (1) 2020
38
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (1) 2020
Keterampilan perawat adalah suatu tindakan penyakit) Sedangkan, (Fooladi, M. M., 2015),
keper- awatan yang dilakukan perawat komunitas menyatakan bahwa perawat harus dapat
terhadap masyarakat. Dalam penelitian ini, yang memberikan motivasi, membimbing dan
menjadi ket- erampilan keperawatan komunitas memberikan informasi untuk mempertimbangkan
partisipan ada- lah sebagai pelaksana fungsi pemeriksaan kesehatan, imunisasi anak-anak dan
edukator. Fungsi edu- kator yang dijalankan lan- sia. Namun tidak hanya dorongan dari tim
partisipan bertujuan untuk meningkatkan medis saja tetapi Kesadaran masyarakat adalah
pengetahuan dan merubah perilaku masyarakat aspek penting dari perawatan kesehatan preventif
menjadi pola hidup sehat. Untuk men- jalankan sendiri dan mungkin
fungsi tersebut, partisipan melakukan upaya
promotif dan preventif meliputi penyuluhan, yang
dilaksanakan di individu, kelompok maupun mas-
yarakat dengan beberapa komponen terkait
diantara- nya: penkes, komunikasi terapeutik,
serta pemerik- saan gula darah, dan asam urat.
Penyuluhan menjadi penting untuk dilaksanakan
seperti yang dikatakan oleh (Fadillah, M., 2012)
bahwa salah satu indikator keberhasilan kegiatan
promotif dan preventif antara lain; dengan
melakukan penyuluhan langsung kepa- da setiap
rumah tangga, institusi pendidikan, institusi
sarana kesehatan institusi tempat kerja.
Selain usaha promotif dan preventif, usaha lain
yang
berkaitan dengan keterampilan perawat
komunitas partisipan adalah pelaksanaan asuhan
keperawatan. Pelaksanaan asuhan keperawatan
tersebut dibagi menjadi 2 yaitu asuhan
keperawatan komunitas dan asuhan keperawatan
kritis. Asuhan keperawatan ko- munitas
merupakan keterampilan partisipan dalam
melakukan pemeriksaan umum seperti tanda-
tanda vital. Sedangkan asuhan keperawatan kritis
adalah keterampilan partisipan dalam melakukan
hecting, perawatan luka, melakukan injeksi dan
infus.
Dalam keterampilan keperawatan komunitas
ternya- ta tidak hanya terdapat kegiatan yang
seperti peneliti paparkan pada beberapa jurnal
juga terdapat bebera- pa keterampilan lain seperti,
(Adib-Hajbaghery, M., 2013) mengatakan bahwa
perawat komunitas di Iran mendukung program
pemerintah dengan melaku- kan kemajuan dalam
proyek ”pemantauan kesehatan populasi” dengan
melakukan skrining tekanan darah tinggi dan
pada penderita obesitas, adapun kegiatan yang
dilakukan tidak hanya mengacu pada kegiatan
skrining saja melainkan melakukan pencegahan
pen- yakit, pendidikan kesehatan dan promosi
kesehatan. (memberikan pendidikan kesehatan,
promosi keseha- tan serta mencegah terjadinya
39
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (1) 2020
mereka yang bertanggung jawab untuk kualitas perawat melainkan lebih mengarah pada
mengimple- mentasikan dalam keseharian untuk jumlah perawat yang masih sedikit. Partisipan
berusaha mewu- judkan faktor-faktor kunci lain memaparkan bahwa keku- rangan Sumber Daya
yang mempengaruhi kesehatan masyarakat Manusia (tenaga perawat) pada puskesmas, dapat
tersebut. Menurut peneliti diperlukan juga seorang mempengaruhi dalam pembagian shiff yang
perawat komunitas yang mempunyai keterampilan terkadang berpartner bukan dengan teman
keperawatan biasa pada pasien homecare seperti sejawatnya melainkan dengan tenaga nonmedis
perawatan luka dan pemberi- an kebutuhan dasar. da-
Pendapat peneliti sejalan dengan (Rahmi, U., &
Ramadhanti, D., 2017), bahwa home- care adalah
pelayanan kesehatan yang dilaksanakan dirumah
klien dan dikembangkan di Liverpool den- gan
sebutan perawatan dirumah dimana kegiatannya
berupa pengobatan yang dilakukan terhadap klien
penderita sakit yang tidak setuju melakukan per-
awatan di rumah sakit. (Maria Ose, I. M., Utami,
A. P., 2018), menyatakan bahwa perawatan luka
sering dilakukan pada penderita penyakit diabetes
mellitus (DM) dimana tindakan keperawatan yang
dilakukan berupa Wet-dry/Moist Wound Healing
yang berpen- garuh terhadap proses
penyembuhan klien. (Dewie,
N. S., dkk, 2017), memaparkan bahwa
kebutuhan
dasar (basic needs) berfokus pada klien dengan
imo- bilisasi fisik, dimana perawat memberikan
perawatan pada klien yang tidak dapat melakukan
self-care.
lam menjalankan tugasnya. Persoalan ini tentu ket- erampilan keperawatan di Puskesmas yaitu
saja menyebabkan beban kerja perawat meningkat member- ikan tindakan promotif dan preventif.
dan dapat mengakibatkan pelayanan yang Gambaran keterampilan keperawatan komunitas di
diberikan ke- pada klien kurang optimal. Puskesmas getasan yang terdeskripsi berupa : (1)
Berdasarkan penjelasan peneliti, diperkuat juga Peran perawat
dengan pandangan (Anna Fa- luzi, dkk., 2018),
yang menyatakan bahwa yang men- jadi faktor
hambatan utama terkait SDM di rawat inap adalah
masalah kekurangan SDM khususnya untuk
profesi keperawatan sebanyaknya 32%. Fak-
tanya banyaknya kerja rangkap yang dilakukan
oleh profesi keperawatan sehingga beban kerja
yang ada menjadi lebih tinggi.
Selain sumber daya manusia, terdapat juga
hambatan lain yaitu susahnya mengubah
paradigma masyarakat tentang pentingnya
pemeriksaan kesehatan. Dalam penelitian ini,
partisipan mengatakan bahwa bebera- pa
masyarakat masih beranggapan dengan mengkon-
sumsi obat-obatan dapat menyembuhkan penyakit
yang diderita namun pada kenyataannya pada ka-
sus-kasus tertentu mengkonsumsi obat bukan satu-
sa- tunya alternatif dalam proses penyembuhan
tersebut. Paradigma yang berkembang ini
menyebabkan pen- yuluhan yang dilakukan
partisipan belum direspon dengan baik oleh
beberapa masyarakat, padahal den- gan
menerapkan pola hidup sehat juga ternyata dapat
mencegah penyakit yang diderita klien.
Dalam melakukan perannya sebagai seorang per-
awat komunitas ternyata tidak hanya kekurangan
SDM dan kurangnya paradigma masyarakat
tentang pentingnya kesehatan seperti peneliti
paparkan, na- mun pada kenyataannya dalam
beberapa jurnal yang peneliti temui terdapat
beberapa hambatan lain an- taranya komunikasi,
(Muntea, Tomita, Ungureanu, 2013) menyatakan
bahwa perawat komunitas di Rumania melakukan
komunikasi yang baik terha- dap sesama tim
medis ataupun dengan klien karena mengingat
pentingnya kualitas hunbungan manu- sia dalam
proses penyembuhan klien tersebut serta merubah
paradigma masyarakat untuk melakukan layanan
kesehatan di Rumania sendiri. Dimana pada
(Mutiara Syagitta dkk, 2017) memaparkan
bahwa, perawat dengan keterampilan komunikasi
yang baik akan menumbuhkan kepercayaan klien
terhadap per- awat sehingga klien dengan terbuka
dapat menjelas- kan penyakit yang di alaminya.
KESIMPULAN
Penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan
41
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (1) 2020
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, W.I, & Chayatin, N. (2009). Ilmu
Keper- awatan Komunitas Pengantar dan
Teori Jilid 1. Jakarta : Salemba Madika
Mubarak, W.I, & Chayatin, N. (2009). Ilmu
Keper- awatan Komunitas Pengantar dan
Teori Jilid 1. Jakarta : Salemba Madika
Rohmatul, N., Sulistiawati, & Yuni, I. (2017).
Nurse Behavior in Implementasi of Diabetes
Millitus Education Based on Theory of
Planned Behavior. Jurnal Ners. 12(1), 19-26
Martino, & Satino. (2015). Model Asuhan
Keper- awatan Komunitas Untuk Percepatan
MDGs Sektor Perilaku Sanitasi Kesehatan.
Jurnal Ners. 10(2), 301-307
Mubarak, W.I, & Chayatin, N. (2009). Ilmu
Keper- awatan Komunitas Pengantar dan
Teori Jilid 1. Jakarta : Salemba Madika
Mubarak, W.I, & Chayatin, N. (2009). Ilmu
Keper- awatan Komunitas Pengantar dan
Teori Jilid 1. Jakarta : Salemba Madika
Kementerian Kesehatan RI. (2015). Profil
Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI
Kementerian Kesehatan RI. (2017). Profil
Kesehatan Indonesia Tahun 2016. Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI
Dewi, A. P., Darwin, E., & Edison,. (2014).
Hubun- gan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan
pemberian Imunisasi Dasar Lengkap pada
Bayi di Kelura- han Parupuk Tabing Wilayah
Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang
Tahun 2013. Jurnal Kesehatan Andalas. 3(2)
Rahayu, T. (2012). Evaluasi Pelaksanaan Program
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja
Puskesmas Ketapang 2. Jurnal Kesehatan
Mas- yarakat. 1(2), 479-492
Sugiono. (2009). Memahami Penelitian
42
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (1) 2020
Mubarak, W.I, & Chayatin, N. (2009). Ilmu Dewie, N. S., & Has, E. M. M. (2017). Self-Care
Keper- awatan Komunitas Pengantar dan Needs in Patients with Physical
Teori Jilid 1. Jakarta : Salemba Madika Immobilization. Jurnal Ners. 12(2), 286-295
Wakhid, A., dkk. (2016). Pengaruh Senam Sando, W., dkk. (2018). Pelaksanaan Program
Otak (Brain Gym) Terhadap Fungsi Pen- gendalian Penyakit Infeksi Saluran
Kognitif Lansia Dengan Dimensia Di Unit Pernaasan Akut (P2 ISPA) di Puskesmas
Pelayanan Sosial Lan- jut Usia Wening Sungai Pakning Kabupaten Bengkalis.
Wardoyo Ungaran. Jurnal Ilmu Keskom. 4(2), 102-111
Keperawatan dan Kebidanan. Faluzi, A., dkk. (2018). Analisis Penerapan
Kusyati, E., & Putri, A. A. (2016). Home Care Upaya
Da- lam Perawatan Ulkus Diabetikum di
Kota Sema- rang. Jurnal INJEC. 1(1), 34-41
Rahmah, dkk. (2016). Penatalaksanaan Diare
Berba- sis Komunitas Dengan Pendekatan
Manajemen Terpadu Balita Sakit di
Kecamatan Ngampilan. Jurnal Berdikari.
4(2)
Mastuty, A., & Paju, W. (2018) Upaya Dalam
Men- gurangi Absenteeisme Tenaga Perawat
Pada Or- ganisasi Kerja. Jurnal Ners
Lantera. 6(1)
Martiningsih, W. (2011). Praktik kolaborasi
Per- awat-Dokter dan Faktor yang
Mempengaruhin- ya. Jurnal Ners. 6(2), 147-
155
Darsini. (2016). Hubungan Kominukasi Perawat
Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang
Dirawat Di Ruang Kana Rumah Sakit Gatoel.
NurseLine Journal. 1(1)
Mariatul, F. (2012). Analisis Implementasi
Kegiatan Promotif dan Preventif di
Puskesmas Kampus Palembang Tahun 2010.
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 3(2)
Adib-Hajbaghery, M. (2013). Nurse Role In The
Community. Nurs Midwifery Stud. 2(2), 169-70
Fooladi, M. M. (2015). The Role of Nurses in
Com- munity Awarensess and Preventive Healht.
IJCB-
NM. 3(4), 328-329
Rahmi, U., & Ramadhanti, D.
(2017).Gambaran Pengetahuan Perawat
Tentang Manajemen Pe- layanan Hospital
Homecare Di RSUD Al-Hisan Jawa Barat.
Jurnal Pendidikan Keperawatan Indo-
nesia. 3(1), 78-82
Ose, I. M., Utami, A. P. (2018). Efektifitas
Perawatan Luka Teknik Balutan Wet-Dry dan
Moist Wound Healing pada Penyembuhan
Ulkus Diabetik. Journal of Borneo Holistic
Health. 1(1), 101-112, P ISSN 2621-9530 e
ISSN 2621-9514
43
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (1) 2020
44