Anda di halaman 1dari 37

Tugas Keperawatan Komunitas Literatur

Riview
Dosen : Elis Noviati,M.Kep

Oleh : Elsa Nurhuzaefah


Kelas : 3A
NIM : 1803277017

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYA
CIAMIS
2021
No Peneliti Judul Sampel Metode Hasil

1 Choirina Nur Aziza, Abu PENGARUH MUROTTAL Total sampel dalam Penelitian ini menggunakan Hasil penelitian ini menunjukkan
Bakar and Elida Ulfiana AL-QURAN TERHADAP penelitian ini quasi-experimental pretest- perbedaan tingkat pengendalian
PENGENDALIAN MARAH berjumlah 44 posttest with two group emosi dengan cara mengatasi
DAN TEKANAN DARAH responden design. emosi negative, mampu
PADA PENDERITA menenangkan diri, dapat
HIPERTENSI mengontrol emosi dan dapat
menunjukkan respon emosi yang
tepat. Pengendalian emosi
kelompok perlakuan (p=0,000) dan
kelompok kontrol (p=0,001), pada
tekanan darah (sistol p=0,000),
(diastol p=0,001) dan tidak
terdapat perbedaan tekanan darah
pada kelompok kontrol (sistol
p=0,317 dan diastole p=0,705).
Pada Uji Mann-whitney pada
pengendalian emosi (p=0,000),
tekanan darah sistol (p=0,004) dan
tekanan darah diastol (p=0,064).
2 Fajriyatul Hasanah,Uswatul PENGARUH Total sampel dalam Metode penelitian ini Berdasarkan hasil analisis bivariat
Khasanah2 PENDIDIKAN penelitian ini menggunakan rancangan Pre menggunakan uji Wilcoxon Signed-
KESEHATAN DENGAN seluruh siswa kelas eksperiment (one group Rank Test dengan tingkat
METODE PERMAINAN V sebanyak 35 pretest-posttest). kemaknaan α = 0, 05 menunjukkan
(ULAR TANGGA) orang. bahwa ada pengaruh pendidikan
TERHADAP TINGKAT kesehatan dengan metode
PENGETAHUAN PHBS DI permainan (ular tangga) terhadap
TATANAN SEKOLAH tingkat pengetahuan siswa tentang
PADA SISWA KELAS V PHBS dengan P value < α (0,000
SDN CAKUNG BARAT 06
JAKARTA TIMUR
3 Treesia Sujana1 , Agus GAMBARAN Total sampel dalam Desain penelitian yang Hasil penelitian ini bahwa
Fitrianto2 , Dessy KETERAMPILAN penelitian ini digunakan peneliti penerapan keterampilan
Febriyanti Hady3 KEPERAWATAN berjumlah 8 orang merupakan kualitatif. keperawatan di Puskesmas yaitu
KOMUNITAS DI Metode penelitian yaitu memberikan tindakan promotif
PUSKESMAS GETASAN deskriptif. Teknik dan preventif. Gambaran
pengumpulan data dalam keterampilan keperawatan
penelitian ini adalah teknik komunitas di Puskesmas getasan
wawancara mendalam. yang terdeskripsi berupa : (1)
Peran perawat komunitas berupa
pemberian asuhan keperawatan
komunitas, edukator, koordinasi,
dan kolaborasi; (2) keterampilan
keperawatan komunitas sebagai
perawat pelaksana komunitas,
perawat menjalankan kegiatan
rutin baik didalam dan diluar
puskesmas berupa promkes,
tindakan preventif, posbindu,
posyandu, lansia dll; (3) hambatan
keperawatan komunitas yang
teridentifikasi berupa kurangnya
SDM serta susahnya mengubah
paradigma masyarakat tentang
pentingnya pemeriksaan
kesehatan.
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY This is an Open Access article
distribute under

HEALTH NURSING the terms of the


Creative Commons Attribution
4.0 International License
(Jurnal Keperawatan Komunitas)
Vol. 4, No. 1 Februari 2019

PENGARUH MUROTTAL AL-QURAN TERHADAP PENGENDALIAN MARAH


DAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI
(Al-Qur'an Murottal Effects on Anger Management and Blood Pressure in Patients with
Hypertension)
Choirina Nur Aziza, Abu Bakar and Elida Ulfiana
Fakultas Keperawatan, Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia

ABSTRAK
RIWAYAT ARTIKEL

Diterima: 17 Maret 2019


Pendahuluan: Murottal Al-Qur’an merupakan salah satu intervensi non konvensional
Disetujui: 01 Oktober 2019 dalam mengendalikan emosi seseorang yang mempengaruhi tekanan darah pada
penderita hipertensi karena dengan mendengarkan murottal Al-Qur’an selama beberapa
menit atau jam dapat memberikan dampak positif bagi tubuh seseorang. Tujuan
KONTAK PENULIS penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh murottal Al-Qur’an terhadap
pengendalian emosi (Anger Management) dan tekanan darahpada penderita hipertensi.
Choirina Nur Aziza
choirina.nur.aziza- Metode: Penelitian ini menggunakan quasi-experimental pretest-posttest with two
2017@fkp.unair.ac.id group design. Total sampel dalam penelitian ini berjumlah 44 responden yang
menderita Fakultas Keperawatan, hipertensi dan belum pernah mendapatkan intervensi apapun, beragama Islam, berusia
Universitas Airlangga
20-60 tahun dan tidak mengalami gangguan pendengaran di Desa Sukorejo Bojonegoro
dan penelitian ini melalui Door to Door. Analisis ini menggunakan uji Wilcoxon Signed
Ranks Test dan Mann-Whitney U Test. Variabel independen dalam penelitian ini adalah
murottal Al-Qur’an dan variabel dependen adalah pengendalian emosi (Anger
Management) dan tekanan darah.
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan tingkat pengendalian emosi dengan
cara mengatasi emosi negative, mampu menenangkan diri, dapat mengontrol emosi dan
dapat menunjukkan respon emosi yang tepat. Pengendalian emosi kelompok perlakuan
(p=0,000) dan kelompok kontrol (p=0,001), pada tekanan darah (sistol p=0,000),
(diastol p=0,001) dan tidak terdapat perbedaan tekanan darah pada kelompok kontrol
(sistol p=0,317 dan diastole p=0,705). Pada Uji Mann-whitney pada pengendalian emosi
(p=0,000), tekanan darah sistol (p=0,004) dan tekanan darah diastol (p=0,064).
Kesimpulan: Mendengarkan murottal Al-Qur’an dapat memberikan dampak positif,
karena dapat memberikan ketenangan dan perasaan nyaman yang dapat
mengendalikan emosi marah dan tekan darah. Perawat dapat memberikan intervensi
mendengarkan murottal Al-Qur’an pada penderita hipertensi untuk mengendalikan
emosi marah dan tekanan darah.
Kata Kunci
murottal al-qur’an; pengendalian emosi; anger management; tekanan darah; hipertensi

ABSTRACT
Introduction: Al-Qur'an Murottal is one of the interventions in controlling human
emotions and influencing blood pressure in patients with hypertension because
listening to Al-Qur'an Murottal can have a positive impact on one's body. The purpose of
this study was to determine the effect of Al-Qur'an Murottal on emotional control
(Anger Ma- nagement) and blood pressure in patients with hypertension.
Method: This study used quasi-experimental pretest-posttest with two group designs
The total samples in this study were 44 respondents who had hypertension and had
never received any intervention, were Muslim, replaced 20-60 years and had no hearing
difficulties in Sukorejo Village, Bojonegoro and this research through door to door.
Wilcoxon Signed Ranks Test and the Mann-Whitney U Test were used to analyse this
study.

http://e-journal.unair.ac.id/IJCHN | 23
C. N. AZIZA ET AL.

Result: The Wilcoxon Signed Ranks Test showed differences in the level of emotional
control in the treatment group (p = 0,000) and the control group (p = 0,001), blood
pressure was different in the treatment group (systolic blood pressure p = 0,000 and
diastolic blood pressure p = 0,001) and there was no difference in blood pressure in the
control group (systolic blood pressure p = 0.317 and diastolic blood pressure p=0.705).
The Mann-Whitney U Test showed differences in the level of emotional control in the
treatment group and the control group (p = 0,000) and there were differences in blood
pressure between the treatment group and the control group (systolic blood pressure
p=0.004 and diastolic blood pressure p = 0.064).
Conclusion: Listening to Al-Qur'an Murottal can have a positive impact. So Nurses can
provide Al-Qur'an Murottal listening interventions for patients with hypertensionthat
control patients’s anger and suppress blood emotions.
Keywords
al qur’an murottal; emotional control; anger management; blood pressure;
hypertension

Kutip sebagai: Aziza, C. N., Bakar, A., & Ulfiana, E. (2019). Pengaruh Murottal Al-Quran terhadap
Pengendalian Marah dan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi. Indonesian J. of
Community Health Nurs. J., 4(1), 23-28. Doi: 10.20473/ijchn.v4i1.12359

1. PENDAHULUAN atau emosi dapat menyebabkan penambahan kadar


adrenalin dalam jumlah besar (Tharayyarah, 2013).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu Sedangkan hipertensi sendiri dipengaruhi oleh
peningkatan abnormal tekanan darah dalam hormon kortisol. Kortisol sebagai glikokortikoid ada-
pembuluh darah arteri secara terus menerus lebih lah berperan besar dalam proses metabolisme
dari suatu periode. Hipertensi memiliki prevalensi glukosa serta metabolisme protein dan lemak
yang tinggi pada masyarakat umum, merupakan melalui peningkatan proses glukoneogenesis di hati
faktor risiko utama penyebab kematian terbesar di dan berperan dalam proses adaptasi terhadap stress.
seluruh dunia, menjadi penyebab terjadinya stroke Fungsi lain dari kortisol adalah mengatur tonus ar-
dan penyakit jantung koroner (PJK) (Bhagani, Kapil, teriol dan menjaga tekanan darah (merangsang
& Lobo, 2018). Mulai dari anak-anak sampai lansia sekresi angiotensin II) (Aini & Aridiana, 2016).
sangat berisiko terhadap terjadinya hipertensi. Keadaan ini diakibatkan oleh adanya efek permisif
Faktor-faktor risiko ini dianggap tidak dapat diubah signifikan kortisol terhadap aktivitas hormon lain.
(misalnya usia, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga) Epinefrin adalah salah satu jenis hormon yang ak-
atau dapat dimodifikasi (misalnya, obesitas, gaya tivitasnya dipengaruhi oleh kadar hormon kortisol,
hidup, merokok, koping terhadap stres) (Starner & kortisol harus ada dalam jumlah yang memadai agar
Peters, 2015). epinefrin dapat menimbulkan vasokonstriksi
Penelitian awal tentang kaitan antara emosi dan (penyempitan pembuluh darah).
perilaku emosional dengan penyakit hipertensi. Kondisi stres tubuh akan meningkatkan sekresi
Kemarahan adalah emosi yang telah menerima epinefrin hingga 300 kali lipat dari kadar normalnya,
banyak perhatian penelitian karena memunculkan tergantung dari jenis dan intensitas rangsangan
peningkatan kardiovaskular yang kuat. Penelitian stress (Sherwood, 2014). Kortisol meningkatkan
telah menunjukkan bahwa tingkat kemarahan yang aktivitas epinefrin, sehingga terjadi peningkatan
berlebihan serta gaya ekspresi kemarahan yang frekuensi jantung dan tekanan darah (Aini &
berbeda (penekanan, ekspresi, atau kontrol Aridiana, 2016). Karena hal tersebut dapat meng-
kemarahan) dapat memiliki dampak yang signifikan akibatkan terjadinya peningkatan emosional pada
terhadap kesehatan. Orang dengan tingkat ekspresi penderita hipertensi.
kemarahan yang tinggi ditemukan berisiko tinggi Jiwa manusia adalah kekuatan, spiritualitas
untuk penyakit jantung koroner dan peningkatan mempunyai arti yang berbeda bagi setiap individu.
reaktivitas tekanan darah terhadap stres. Hal ini Oleh karena itu, perawat memerlukan kesadaran
terutama berlaku untuk pria. Penelitian menun- terhadap spiritualitas diri mereka agar dapat
jukkan bahwa wanita lebih mungkin untuk menyediakan pelayanan spiritual yang relevan dan
mengelola atau menekan kemarahan mereka dalam sesuai. Dalam menyelenggarakan pelayanan spiritual
hati, dengan penekanan terkait dengan tekanan yang suportif dan penuh arti, penting bagi perawat
darah tinggi (Starner & Peters 2015). untuk memahami konsep-konsep spiritualitas,
Secara ilmiah terbukti bahwa sejumlah hormon kesejahteraan spiritualitas, kepercayaan, agama, dan
nor-adrenalin dalam darah dapat bertambah sampai harapan. Perawat perlu melayani individu secara
dua atau tiga kali lipat dalam posisi berdiri selama
lima menit. Sementara hormon adrenalin, hanya naik
sedikit ketika berdiri. Sementara itu, tekanan jiwa

24 | Volume 4 No 1 FEBRUARI 2019


INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY HEALTH NURSING

keseluruhan dan menerima kepercayaan serta penga- kelompok perlakuan dan kelompok kontrol terhadap
laman klien ketika menyelenggarakan pelayanan tekanan darah, tingkat stress, dan emosi yang
spiritual (Potter & Perry, 2009). dirasakan.
Bidang kedokteran jiwa memiliki cara dalam
mengobati penderita marah, melalui pengurangan
sensitivitas emosi, yaitu dengan melatih pasien
untuk melakukan relaksasi sambil mengahadapi
situasi yang sulit sehingga ia terlatih
mengahadapinya tanpa marah atau emosi
(Tharayyarah, 2013).
Salah satu cara melakukan relaksasi yaitu melalui
suara yang dapat menurunkan hormon-hormon
stres, mengaktifkan hormon endorfin alami,
meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan
perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang,
memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga
menurunkan tekanan darah (Heru, 2008). Oleh
karena itu terapi dengan suara dapat dipilih sebagai
metode alternatif untuk membantu menurunkan
tekanan darah.
Karena kebutuhan dari pasien adalah kebutuhan
holistik yang mencakup kebutuhan bio-psiko-sosial-
spitual-kultural, maka dari itu sebagai perawat harus
memberikan pelayanan terhadap kebutuhan dari
setiap pasien. Berdasarkan dari hal tersebut, terapi
suara murottal Al-Qur’an akan digunakan dalam
penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh
dari murottal Al-Qur’an terhadap pengendalian
emosi (Anger Management) dan penurunan tekanan
darah pada penderita hipertensi.

2. METODE
Desain penelitian ini adalah quasy experiment
dengan pendekatan pre and post control group yaitu
untuk melihat hubungan sebab akibat dengan
melibatkan kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan (Nursalam, 2016). Total sampel dalam
penelitian ini berjumlah 44 responden yang
menderita hipertensi dan belum pernah
mendapatkan intervensi apapun, beragama Islam,
berusia 20-60 tahun dan tidak mengalami gangguan
pendengaran di Desa Sukorejo, Bojonegoro.
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas
Bojonegoro pada bulan Januari-Agustus 2018.
Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan
sebelum dilakukan analisis data. Hasil uji normalitas
didapatkan nilai p<0,05 yang berarti data tidak
normal. Berdasarkan uji normalitas tersebut,
penelitian ini digunakan uji Wilcoxon Signed Rank
Test dan Mann Whitney U Test. Pengambilan sampel
penelitian dilakukan dengan metode Simple
Random Sampling. Diambil 44 responden secara
acak. Peneliti melakukan
pembagian kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan, setelah pembagian kelompok peneliti
mendatangi rumah responden, peneliti menjelaskan
tujuan, proses penelitian yang dilakukan dan
memberikan inform consent.
Setelah mendapatkan persetujuan untuk
dilakukan penelitian oleh responden, peneliti
terlebih dahulu melakukan penilaian dengan
kuesioner Regulasi Emosi (pretest) kepada
http://e-journal.unair.ac.id/IJCHN| 25
C. N. AZIZA ET AL.
Dalam penelitian ini peniliti dibantu oleh 9 petugas 18 orang (81, 8 %) sedangkan pada kelompok
kesehatan (perawat) yang sudah menyamakan kontrol
persepsi tentang penelitian ini, dalam pengisian
kuesioner maupun dalam melakukan intervensi
kepada responden.
Intervensi mendengarkan murottal Al-Qur’an
kemudian diberikan kepada kelompok perlakuan.
Peneliti dan 9 asisten penelitian satu persatu
melakukan intervensi di setiap rumah kelompok
perlakuan. Dengan mendengarkan murottal Al-
Qur’an (Q.S Ar-Rahman) selama 10-15 menit,
sebelum dan sesudah dilakukan intervensi
mendengarkan murottal terlebih dahulu dilakukan
observasi tekanan darah. Intervensi dilakukan 2
hari sekali selama 1 minggu di rumah masing-
masing responden, di ruangan yang tertutup.
Responden dikondisikan dalam keadaan duduk dan
mendengarkan murottal Q.S Ar-Rahman. Intervensi
dilakukan satu kali pada waktu sore hari.
Setelah intervensi diberikan kepada kelompok
perlakuan selama 1 minggu, peneliti melakukan
penilaian ulang (posttest) kepada kedua kelompok
untuk mengetahui tekanan darah, tingkat stress,
emosi yang dirasakan pada penderita hipertensi.
Peneliti juga membandingkan tekanan darah,
tingkat stress, emosi yang dirasakan antara
kelompok perlakuan yang diberi intervensi
mendengarkan mu- rottal Al-Qur’an dengan
kelompok kontrol yang hanya sekali mendapatkan
intervensi mendengarkan murottal Q.S Ar-Rahman
pada saat posttest.
Variabel Independen dalam penelitian ini adalah
adalah mendengar murottal Al-Qur’an. dan variabel
dependen dalam penelitian ini adalah adalah
pengen- dalian emosi (Anger Management) pada
penderita hipertensi. Penelitian ini telah lulus etik
dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya
dengan nomor surat 1242-KEPK.

3. HASIL
Karakteristik responden penelitian kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol masing-masing 22
responden dapat dilihat pada Tabel 1 tentang
karakteristik demografi di Desa Sukorejo,
Kabupaten Bojonegoro.
Pada tabel 1 didapatkan hasil distribusi usia
responden pada kelompok perlakuan paling banyak
berusia ≥ 50 tahun dengan jumlah 9 orang (40,9 %)
dari 22 responden. Sementara itu, distribusi usia
pada kelompok kontrol terdapat jumlah yang sama
pada usia 30-39 tahun sebanyak 7 orang (31, 8
%)
dan ≥ 50 tahun sebanyak 7 orang (31, 8 %) dari 22
responden. Sebagian besar jenis kelamin responden
berdasarkan data distribusi menunjukkan bahwa
pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
adalah perempuan dengan prevalensi kelompok
perlakuan sebanyak 13 orang (77, 3 %) dan
pada
kelompok kontrol sebanyak 19 orang (86, 4 %).
Distribusi status pernikahan responden pada
kelompok perlakuan yang sudah menikah terdapat
26 | Volume 4 No 1 FEBRUARI 2019
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY HEALTH NURSING

yang sudah menikah terdapat 14 orang (63, 6%) Management) pada kelompok perlakuan dan kontrol
selebihnya janda atau duda dan belum menikah. adalah sebesar 0,000 yang berarti p < 0,005
Distribusi pendidikan terakhir responden pada sehingga dapat
kelompok perlakuan terdapat hasil yang sama pada
Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Atas
(SMA) masing-masing berjumlah 7 orang (31, 8%)
dan pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
Perguruan Tinggi masing-masing berjumlah 4 orang
(18,2 %) dari 22 responden, pada kelompok kontrol
pendidikan terakhir terbanyak pada perguruan
tinggi berjumlah 10 orang (45, 5%) dari 22
responden. Sedangkan distribusi pekerjaan pada
kelompok perlakuan, 3 orang yang tidak bekerja, 1
orang menjadi guru, 1 orang menjadi polisi, 2 orang
yang menjadi peratani, IRT, buruh, pedagang
masing- masing 4 orang. Pada kelompok kontrol
banyak yang tidak bekerja sebanyak 5 orang (22,
7%), dan ada 1 orang bekerja sebagai tim kesehatan
(perawat) disalah satu rumah sakit swasta di
Bojonegoro.
Distribusi penghasilan per bulan pada kelompok
perlakuan masih banyak yang berada dikisaran <
500.000 rupiah sebesar 5 orang (22, 7%). Pada
kelompok kontrol prevalensi terbanyak berada
dikisaran >2 juta rupiah tiap bulannya sebesar 6
orang (27, 3%). Sedangkan distribusi lama sakit dari
responden, prevalensi terbanyak merupakan pasien
baru < 1th menderita hipertensi, baik pada
kelompok perlakuan maupun pada kelompok
kontrol sebanyak 8 orang (36, 4%) pada masing-
masing kelompok.
Distribusi tingkat pengendalian emosi responden
pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
setelah pengisian kuesioner regulasi emosi pretest
dan posttest ditunjukkan pada table 2.
Pada tabel 2 didapatkan hasil uji Wilcoxon Signed
Ranks Test pada kelompok perlakuan p < 0,005 yaitu
sebesar 0,000 yang berarti bahwa pretest dan
posttest pada kelompok perlakuan terdapat
perbedaan tingkat pengendalian emosi (Anger
Management) yang signifikan maka dapat dikatan
adanya pengaruh murottal Al-Qur’an terhadap
pengendalian emosi (Anger Management) pada
penderita hipertensi. Sementara itu, hasil data yang
didapat dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed
Ranks Test pada pretest dan posttest kelompok
kontrol menunjukkan bahwa p< 0,005 yaitu sebesar
0,001 yang berarti bahwa juga terdapat perbedaan
tingkat pengendalian emosi pada pretest dan
posttest kelompok kontrol tetapi dengan hasil yang
lebih besar dari kelompok perlakuan.
Hasil hasil analisis uji Mann – Whitney U Test
saat pretest-pretest diperoleh nilai p = 0,164
sehingga nilai p > 0,005 yang berarti tidak ada
perbedaan antara kelompok perlakuan dan
kelompok control atau homogen. Sedangkan pada
data posttest pada kelompok perlakuan dan kontrol
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil pada
kedua kelompok yang dilakukan dengan
menggunakan uji Mann – Whitney U Test. Tabel
distribusi menunjukkan perbedaan hasil data
posttest tingkat pengendalian emosi (Anger

http://e-journal.unair.ac.id/IJCHN| 27
C. N. AZIZA ET AL.
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang untuk menerima intervensi pemberian murottal
signifikan hasil data posttest pada kedua kelompok dengan
(kelompok perlakuan dan kontrol).
Data distribusi tekanan darah responden pada
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol di Desa
Sukorejo Bojonegoro pada Bulan Desember 2018
s.d. Januari 2019 ditunjukkan pada Tabel 3.
Pada Tabel 3 ditunjukkan tentang hasil uji statistik
Wilcoxon Signed Ranks Test pada variabel tekanan
darah pada pretest dan posttest kelompok
perlakuan, yang diperoleh nilai tekanan darah sistol
p= 0,000 dan nilai tekanan darah diastol p= 0,001
yang berarti nilai p < 0,005 menunjukkan bahwa
pretest dan posttest pada kelompok perlakuan
terdapat perubahan tekanan darah yang signifikan
maka dapat diartikan adanya pengaruh murottal Al-
Qur’an terhadap tekanan darah pada penderita
hipertensi. Sementara itu , hasil data uji statistik
Wilcoxon Signed Ranks Test pada pretest dan
posttest kelompok kontrol hasil dari nilai tekanan
darah sistol p = 0, 317 dan nilai tekanan darah
diastol p = 0, 705 yang berarti tidak terdapat
perubahan tekanan darah pada pretest dan posttest
kelompok kontrol.
Pada tabel 3 ditunjukkan bahwa hasil analisis uji
Mann – Whitney U Test saat pretest-pretest
diperoleh nilai tekanan darah sistol p = 0,310 dan
nilai tekanan darah diastol p = 0,693 sehingga nilai
p> 0,005 artinya tidak ada perbedaan perubahan
tekanan darah antara kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol atau homogen. Sedangkan pada
hasil posttest-posttest menunjukkan nilai tekanan
darah sistol p= 0,004 dan nilai tekanan darah
diastol p= 0,068 sehingga nilai p
< 0,005 pada tekanan darah sistol sedangkan nilai
p> 0,005 pada tekanan darah diastol yang berarti
ada perubahan yang signifikan pada tekanan darah
sistol responden, dan tidak ada perubahan yang
signifikan dari tekanan darah diastol responden.
Dari data tabel distribusi menunjukkan perbedaan
hasil data tekanan darah pada kelompok perlakuan
dan kontrol sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan hasil data pada
kedua kelompok (kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol).

4. PEMBAHASAN
Pada tabel 2 didapatkan hasil distribusi tingkat
pengendalian emosi (Anger Management)
responden pada kelompok perlakuan dan kontrol.
Pada kelompok perlakuan, sebagian besar tingkat
pengendalian emosi responden pada pretest
pengisian kuesioner regulasi emosi adalah kategori
pengendalian emosi yang buruk, sebanyak 18 orang
(60%) dengan hasil nilai diantara 64-71. Data
distribusi posttest pada kelompok perlakuan
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan tingkat
pengendalian emosi (Anger Management), tingkat
pengendalian emosi (Anger Management) seluruh
responden adalah baik sebanyak 100% (22 orang),
yang dapat mempengaruhi peningkatan tingkat
pengendalian emosi adalah responden mampu

28 | Volume 4 No 1 FEBRUARI 2019


INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY HEALTH NURSING

baik, lebih bisa mengontrol amarahnya, dan Pada penelitian sebelumnya yaitu penelitian dari
mengetahui cara untuk melampiaskan amarahnya Ali Machrus tahun 2017 menunjukkan bahwa
ketika sedang marah. Pretest pada kelompok kontrol responden dengan intervensi mendengarkan
menunjukkan bahwa tingkat pengendalian emosi murottal dapat menurunkan tingkat kecemasan. Hal
(Anger Management) pada responden 45% (10 ini disebabkan karena intervensi yang diberikan oleh
orang) tingkat pengendalian emosinya baik dan 55% peneliti berupa mendengarkan murottal yang dapat
(12 orang) tingkat pengendalian emosinya buruk. bekerja mempengaruhi sisi psikologis responden
Pada posttest tidak ada peningkatan yang signifikan yang meminmbulkan ketenangan bagi pasien yang
jumlah responden yang mengalami tingkat akan dilakukan tindakan operasi.
pengendalian emosi buruk menjadi baik, dari hasil
pretest 45% dan dari hasil posttest menjadi 50%. 5. KESIMPULAN
Pada tabel 3 didapatkan hasil distribusi tekanan
darah responden pada kelompok perlakuan dan Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan
kelompok kontrol. Pada data kelompok perlakuan, tentang pengaruh murottal Al-Qur’an terhadap
sebagian besar responden mengalami mengalami pengendalian emosi (Anger Management) dan
hipertensi derajat satu (TD sistol 140-159 mmHg TD tekanan darah pada penderita hipertensi.
diastole 90-99 mmHg) pada pretest sebanyak 59% Pengendalian emosi (Anger Management) pada
(13 orang) dan terdapat 18% (4 orang) yang responden penderita hipertensi masih tergolong
mengalami hipertensi derajat dua (TD sistol ≥160 belum baik, itu disebabkan karena beberapa faktor
mmHg TD diastole ≥ 100 mmHg) dan sisanya yang mempengaruhi diantaranya tekanan dalam
mengalami prahipertensi. pekerjaan, tekanan ekonomi, masalah yang dipen-
Pada hasil di tabel 3, posttest tekanan darah dam, belum bisa mengontrol emosi dengan baik.
responden mengalami perubahan yang signifikan Mendengarkan murrotal dapat mempengaruhi
yaitu 16 orang (72%) prahipertensi, 5 orang (23%) tingkat pengendalian emosi (Anger Management)
hipertensi derajat satu, dan 1 orang (5%) hipertensi dan tekanan darah pada responden. Mendengarkan
derajat dua. Pada kelompok perlakuan intervensi murottal Al-Qur’an dapat merubah pikiran negatif
mendengarkan murottal Al-Qur’an mempengaruhi yang dialami klien menjadi pikiran yang positif
perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi. sehingga klien bisa mengendalikan emosi marahnya.
Data distribusi pretest dan posttest pada kelompok Yang semula mimiliki tingkat pengendalian yang
kontrol tidak ada perubahan tekanan darah pada buruk setelah mendapat intervensi mendengarkan
penderita hipertensi, responden sebagian besar murottal Al-Qur’an meningkat menjadi baik.
mengalami hipertensi derajat satu pada pretest Penguatan spiritual klien dengan membangkitkan
sebesar 10 orang (45%) dan pada posttest menjadi 12 rasa syukur ketika meresapi QS. Ar-Rahman dapat
orang (54%). Faktor yang mempengaruhi perubahan mempercepat adaptasi menuju tahap selanjutnya
tekanan darah pada kelompok perlakuan adalah sehingga klien mengalami acceptance (menerima)
dengan diberikannya intervensi murottal Al-Qur’an terhadap kelemahan yang dimiliki.
dengan berulang-ulang kali sehingga membuat Mendengarkan murottal dapat menurunkan atau
kelompok perlakuan lebih merasa nyaman dan lebih menyatabilkan tekanan darah dari responden.
bisa mengontrol emosinya. Karena dengan mendengarkan murottal akan terjadi
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa releksasi dan kenyamanan pada responden.
responden dengan intervensi memiliki respon yang Masukan bagi profesi keperawatan intervensi
baik dalam penstabilan maupun penurunan tekanan mendengarkan murrotal perlu digunakan dan
darah. Hal ini disebabkan karena intervensi yang dikembangkan bukan hanya untuk penderita
diberikan oleh peneliti berupa mendengarkan hipertensi, tetapi juga untuk klien lainnya yang
murrotal yang dapat bekerja mempengaruhi sisi membutuhkan pendekatan dalam menghadapi
psikologis responden yang menimbulkan tingkat emosional yang tinggi. Intervensi
ketenangan. Respon penerimaan dan kepasrahan mendengarkan murrotal sebagai intervensi yang
terhadap masalah hidup dianggap sebagai ancaman dapat mengendalikan emosi klien dapat digunakan
lebih baik dan cepat dibandingkan responden yang sebagai salah satu tindakan mandiri keperawatan
tidak mendapatkan intervensi mendengarkan untuk menguatkan spiritual klien. Pengkajian
murottal. Keadaan responden dengan intervensi perawat yang selama ini fokus pada aspek biologis,
dapat juga dipengaruhi oleh tingkat pemahaman dapat ditingkatkan pada aspek spiritual sehingga
responden terhadap Al-Qur’an. Mendengarkan kebutuhan klien dapat terpenuhi secara holistik.
murottal bukan hanya sekedar ritual keagamaan, Untuk puskesmas dapat menggunakan intervensi
namun memiliki efek relaksasi dan distraksi. mendengarkan murottal Al-Qur’an sebagai program
Berbeda pada responden yang tidak mendapatkan kegiatan Puskesmas untuk menurunkan atau
intervensi mendengarkan murottal, keadaan menyetabilkan tingkat pengendalian emosi (Anger
stressor dan faktor demografis yang mendukung Management) dan tekanan darah pada penderita
emosional responden tanpa adanya faktor hipertensi. Dan untuk peneliti selanjutnya
pendukung seperti halnya persepsi terhadap paradigma penelitian mixed method (penelitian
penerimaan dan kepasrahan pada kelompok kuantitatif dikombinasikan
perlekuan setelah mendengarkan murottal.

http://e-journal.unair.ac.id/IJCHN| 29
C. N. AZIZA ET AL.

dengan penelitian kualitatif) dapat dikembangkan predictor of trait anger and anger expression,
untuk memperoleh hasil penelitian yang lebih
Education and Science, 37(163), pp. 322–332.
akurat. Dosis pemberian intervensi perlu diteliti lagi
dengan membandingkan beberapa kelompok Potter & Perry. (2009). Fundamental Of Nursing 7th
responden dengan dosis yang berbeda sehingga (2nd ed.; A. F. Nggi & M. Albar, eds.). Jakarta:
efektivitas intervensi dapat teruji. Salemba Medika.
Rafique, R., Anjum, A. and Raheem, S. S. (2017)
DAFTAR PUSTAKA Efficacy of Surah Al-Rehman in Managing
Depression in Muslim Women, Journal of Religion
Aini & Aridiana. (2016). Asuhan Keperawatan Pada
and Health. Springer US, pp. 1–11. doi:
Sistem Endokrin dengan Pendekatan NANDA NIC
10.1007/s10943-017-0492-z.
NOC. Jakarta: Salemba Medika.
Safaria, Triantoro, Nofrans (2012) Manajemen Emosi
Asikin. (2016). Keperawatan Medikal Bedah: Sistem
Sebuah Panduan Cerdas Bagaimana Mengelola
Kardiovaskular. Jakarta: Erlangga
Emosi Positif Dalam Hidup Anda. Bumi Aksara
Bhagani, S., Kapil, V., & Lobo, M. D. (2018).
Saged, A. A. G. (2018) Impact of Quran in Treatment
Hypertension. Medicine, 1–7.
of the Psychological Disorder and Spiritual
https://doi.org/10.1016/j.mpmed.2018.06.009
Illness, Journal of Religion and Health. Springer
Engen, H. G., & Anderson, M. C. (2018). Memory
US, pp. 1– 14. doi: 10.1007/s10943-018-0572-8.
Control: A Fundamental Mechanism of Emotion
Setyowati. (2015) Pengaruh Terapi Murottal Al-
Regulation. Trends in Cognitive Sciences, xx, 1–14.
Qur'an terhadap Tekanan Darah Pasien Pre
https://doi.org/10.1016/j.tics.2018.07.015
Operasi Katarak dengan Hipertensi di Ruang
Frih, B. (2017) Effects of listening to Holy Qur’an
Tulip Rumah Sakit Daerah dr. Soebandi Jember. e-
recitation and physical training on dialysis
Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.5 (no.1)
efficacy, functional capacity, and psychosocial
Sherwood. (2014). Fisiologi Manusia: Dari Sel ke
outcomes in elderly patients undergoing
Sistem (8th ed.). Jakarta: EGC.
haemodialysis, Libyan Journal of Medicine. Taylor
Sobur, A. (2013). Psikologi Umum Dalam Lintasan
& Francis, 12(1). doi:
Sejarah. Bandung: Pustaka Setia.
10.1080/19932820.2017.1372032.
Starner, T. M., & Peters, R. M. (2004). Anger
Heru. (2008). Ruqyah Syar’i Berlandaskan Kearifan
Expression and Blood Pressure in Adolescents.
Lokal. Yogyakarta: Nuha Medika.
The Journal of School Nursing, 20(6), 335–342.
Hussain, F. (2013). “Heart-talk:” Considering the
https://doi.org/10.1177/105984050402000608
Role of the Heart in Therapy as Evidenced in the
01
Quran and Medical Research. Journal of Religion
Tharayyarah. (2013). Buku Pintar Sains Dalam Al-
and Health, 52(4), 1203–1210.
Qur’an Mengerti Mukjizar Ilmiah Firman Allah.
https://doi.org/10.1007/s10943-011-9560-y
Jakarta: Zaman.
Kim, C., & Ko, H. (2018). The impact of self-
Tel, H. (2013). Anger and depression among the
compassion on mental health, sleep, quality of life
elderly people with hypertension. Neurology
and life satisfaction among older adults. Geriatric
Psychiatry and Brain Research, 19(3), 109–113.
Nursing, 000, 1–6.
https://doi.org/10.1016/j.npbr.2013.05.003
https://doi.org/10.1016/j.gerinurse.2018.06.005
Udjianti, W. (2010). Keperawatan Kardiovaskular.
Kurnia, A. A. D. E. (2013). Pengungkapan kemarahan
Jakarta: Salemba Medika.
pada penderita hipertensi naskah publikasi.
Usman, A. S. H. H. (2018) Analisis Risiko Peningkatan
Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu
Hormon Kortisol Pada Hipertensi Gestasional.
Keperawatan: Pendekatan Praktis (4th ed.).
Tesis Universitas Hasanudin Makasar
Jakarta: Salemba Medika
Ö zyeşil, Z. (2012) Five Factor Personality Traits as

30 | Volume 4 No 1 FEBRUARI 2019


Jurnal Keperawatan Komunitas, Agustus 2017

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODE PERMAINAN (ULAR


TANGGA) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN PHBS DI TATANAN
SEKOLAH PADA SISWA KELAS V SDN CAKUNG BARAT 06 JAKARTA TIMUR

Fajriyatul Hasanah1 Uswatul Khasanah2


Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
email: fajriatulhasanah@gmail.com
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

ABSTRAK

Anak usia sekolah merupakan kelompok yang rentan terhadap masalah kesehatan dan
umumnya berkaitan dengan PHBS. Salah satu faktor pemicu karena kurangnya
pengetahuan sehingga dibutuhkan pendidikan kesehatan dengan metode yang tepat untuk
meningkatkan pengetahuan siswa tentang PHBS. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode permainan (ular tangga)
terhadap tingkat pengetahuan siswa tentang PHBS di tatanan sekolah pada siswa kelas V
di SDN Cakung Barat 06 Jakarta Timur. Desain penelitian yang digunakan adalah Pre
eksperiment dengan rancangan one group pre test-post test. Pengambilan sampel
dilakukan menggunakan teknik total sampling yaitu seluruh siswa kelas V sebanyak 35
orang. Berdasarkan hasil analisis bivariat menggunakan uji Wilcoxon Signed-Rank Test
dengan tingkat kemaknaan α = 0, 05 menunjukkan bahwa ada pengaruh pendidikan
kesehatan dengan metode permainan (ular tangga) terhadap tingkat pengetahuan siswa
tentang PHBS dengan P value < α (0,000<0,05). Dari hasil penelitian ini disarankan agar
sekolah dan pelayanan kesehatan setempat dapat bekerja sama mensosialisasikan
program PHBS dengan mengembangkan media permainan ular tangga sebagai media
promosi kesehatan guna meningkatkan pengetahuan siswa.

Kata kunci : PHBS di tatanan sekolah, pengetahuan, permainan ular tangga

ABSTRACT
School-age children is a group that is vulnerable to health problems and generally
associated with PHBS. One trigger factor due to lack of knowledge so that health
education is needed with the right method to increase students' knowledge about PHBS.
This study aims to determine the effect of health education with the game method (snakes
and ladders) on the level of students' knowledge about PHBS in the school setting for
fifth grade students in SDN (Elementary School) Cakung Barat 06 East Jakarta. The
research design used was Pre Experiment with the design of one group pre test post test.
Sampling was done using a total sampling technique that is all class V students as many
as 35 people. Based on the results of bivariate analysis using the Wilcoxon Signed-Rank
Test test with a significance level α = 0, 05 shows that there is an effect of health
education with the game method (snake ladder) on the level of students' knowledge about
PHBS with P value <α (0,000 <0.05) . From the results of this study it is suggested that
schools and local health services can work together to socialize the PHBS program by
developing a snake ladder game media as a health promotion media to increase students'
knowledge.

Keywords: PHBS in school settings, knowledge, snake and ladder games

1
Jurnal Keperawatan Komunitas, Agustus 2017

PENDAHULUAN dan gingivitis). Berdasarkan hasil penelitian


Anak usia sekolah merupakan Izzah, dkk (2012) yang dilakukan pada 68
kelompok yang rentan terhadap masalah responden usia 7-12 tahun, didapatkan
kesehatan (Maryunani, 2013). Hal ini sebanyak 66% anak menderita karies gigi
dikarenakan, dengan masuknya anak ke dengan persentase perempuan lebih banyak
lingkungan sekolah, anak akan banyak dengan yaitu sebesar 54%. Hasil penelitian
menghabiskan waktu di luar rumah, mulai juga menunjukkan 42,6% anak yang
bergabung dengan teman usianya, menderita karies gigi mengkonsumsi
mempelajari budaya masa kanak-kanak, dan makanan manis diantara jam makan.
menggabungkan dirinya ke dalam kelompok Masalah kesehatan lainnya yang juga
sebaya yang merupakan hubungan dekat terjadi pada anak usia sekolah terkait dengan
pertama setelah keluarga (Wong, 2009). PHBS yaitu masalah gizi. Berdasarkan
Kebiasaan anak sekolah bersama Riskesdas (2013), prevalensi pendek anak
teman sebayanya seperti mengkonsumsi usia sekolah (5-12 tahun) sebesar 30,7%
jajanan secara bebas, tidak mencuci tangan (12,3% sangat pendek dan 18,4% pendek),
sebelum makan menyebabkan anak usia dan prevalensi kurus anak usia sekolah (5-
sekolah mudah terkena berbagai masalah 12) tahun yaitu 11,2% (4% sangat kurus dan
kesehatan dan akan mempengaruhi 7,2% kurus). Hal ini sependapat dengan
pertumbuhan dan perkembangan kesehatan beberapa hasil penelitian terkait diantaranya
anak usia sekolah (Retno Purwandari, dkk., penelitian yang dilakukan oleh Ria (2016)
2013). Masalah kesehatan yang terjadi pada yang menunjukkan bahwa terdapat
anak usia sekolah pada umumnya berkaitan hubungan antara perilaku hidup bersih dan
dengan PHBS. sehat dengan status gizi anak usia sekolah
Berdasarkan data dari Kemenkes RI, dengan nilai rhitung (0,613) > rtabel (0,296).
2013 masalah Perilaku Hidup Bersih dan Salah satu faktor yang menjadi
Sehat (PHBS) pada anak sekolah dasar pemicu timbulnya masalah kesehatan pada
meliputi menggosok gigi dengan baik dan anak usia sekolah yaitu kurangnya
benar, mencuci tangan menggunakan sabun, pengetahuan dalam menerapkan Perilaku
karies gigi, kecacingan, kelainan Hidup Bersih dan Sehat (Lawrence Green,
refreksi/ketajaman penglihatan dan masalah dalam Notoatmodjo, 2010). Oleh karena itu,
gizi. Data tentang laporan prevalensi perlunya penanganan untuk meningkatkan
penyakit pada anak usia sekolah pengetahuan siswa sehingga siswa dapat
menunjukkan bahwa proporsi anak usia memahami, dan mempraktekkannya di
sekolah yang terkena penyakit diare per lingkungan sekolah dan untuk dirinya sendiri
propinsi berkisar antara 2-30%, 1-3% lebih salah satunya dengan memberikan promosi
untuk tifus, dan sekitar 20-30% anak usia atau pendidikan kesehatan di sekolah.
sekolah di Indonesia menderita ISPA Sekolah dianggap sebagai salah satu sasaran
(Joy&Arianti, 2009). untuk mempromosikan kesehatan, karena
Masalah kesehatan lainnya yang sekolah sebagai tempat untuk menanamkan
terjadi pada anak usia sekolah terkait dengan dasar perilaku untuk kehidupan anak,
PHBS yaitu pada area gigi dan mulut (karies termasuk perilaku kesehatan (Notoatmodjo,
2010).
2
Jurnal Keperawatan Komunitas, Agustus 2017

Terdapat berbagai metode dan media siswa tidak mengetahui tentang jajanan yang
yang dapat digunakan untuk memberikan sehat dan ciri-cirinya, 7 siswa tidak buang
pendidikan/promosi kesehatan yang sampah pada tempatnya dan tidak
disesuaikan berdasarkan sasarannya mengetahui jenis-jenis sampah, 6 siswa
(Notoatmodjo, 2010). Anak-anak memiliki tidak mengukur berat badan dan tinggi badan
sifat mudah jenuh sehingga untuk mengajak secara rutin, 2 siswa tidak tahu cara
anak-anak belajar biasanya para guru dan memberantas sarang nyamuk, 5 siswa tidak
orang tua cenderung menggunakan berbagai mengetahui alasan menggunakan jamban
alat peraga dan permainan untuk memotivasi yang bersih dan sehat.
minat anak dalam belajar (Hamdalah, 2013). Penelitian ini bertujuan untuk
Melalui permainan, akan terlihat pencapaian mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan
tingkat keterampilan terbaik anak, dengan metode permainan (ular tangga)
keterampilan motorik halus akan meningkat. terhadap tingkat pengetahuan PHBS di
Seiring kendali yang meningkat pada jari dan tatanan sekolah pada siswa kelas V SDN
pergelangan tangan, anak semakin ahli pada Cakung Barat 06 Jakarta Timur.
berbagai kegiatan. Kesempatan penguasaan
keterampilan ini diperoleh melalui pekerjaan METODE
sekolah dan permainan (Potter&Perry, Metode penelitian ini menggunakan
2009). rancangan Pre eksperiment (one group
Salah satu permainan yang dapat pretest-posttest). Ciri tipe penelitian ini
digunakan untuk mempromosikan kesehatan adalah mengungkapkan hubungan sebab
yaitu ular tangga. Hal ini sesuai dengan akibat dengan cara melibatkan satu
penelitian yang dilakukan oleh Ani, dkk kelompok subjek. Kelompok subjek
yang berjudul ‘pengaruh permainan ular diobservasi sebelum dilakukan intervensi,
tangga modifikasi terhadap pengetahuan kemudian diobservasi lagi setelah dilakukan
kesehatan gigi dan mulut pada anak’. Hasil intervensi. Tempat penelitian di SDN
penelitian didapatkan terdapat peningkatan Cakung Barat 06 Jakarta Timur pada bulan
rata-rata pengetahuan setelah diberikan Maret - Agustus 2017. Teknik pengambilan
pendidikan kesehatan melalui permainan ular sampel pada penelitian ini menggunakan
tangga dimana sebelum dilakukan intervensi teknik total sampling, yaitu pengambilan
terdapat 5 anak yang mendapat nilai terendah sampel dengan seluruh populasi yaitu
yaitu 35, dan setelah dilakukan intervensi siswa/siswi kelas V SDN Cakung Barat
mengalami peningkatan nilai dengan rerata 06 Jakarta Timur sebanyak 35 responden
54. yang dibagi menjadi 7 kelompok dengan
Berdasarkan hasil observasi dan masing-masing 1 fasilitator. Sebelum
wawancara yang dilakukan terhadap 10 diberikan pendidikan kesehatan melalui
siswa/siswi kelas IV SDN Cakung Barat 06 permainan ular tangga, dilakukan pre test
Jakarta Timur, didapatkan data bahwa masih terlebih dahulu, kemudian setelah diberikan
banyak siswa/siswi yang berpengetahuan pendidikan kesehatan dilakukan post test.
kurang mengenai PHBS, yaitu 6 siswa tidak Dalam penelitian ini, permainan ular tangga
tahu cara mencuci tangan yang benar dan berisi 32 pernyataan tentang 8 indikator
waktu yang baik untuk mencuci tangan, 4 PHBS di sekolah.
3
Jurnal Keperawatan Komunitas, Agustus 2017

HASIL sebelum diberikan pendidikan kesehatan


1. Analisa Univariat menggunakan metode permainan (ular
Distribusi responden berdasarkan tangga) berada pada kategori cukup yaitu
karakteristik sebanyak 27 orang (77,1%).
Tabel 1
Karakteristik jenis kelamin responden
Tabel 4
Frekuensi Karakteristik pengetahuan responden
Variabel Kategori
N % sesudah diberikan pendidikan kesehatan
Variabel Kategori N %
Laki-laki 16 45,7 %
Jenis Kurang 0 0%
kelamin Perempuan 19 54,3 %
Pengetahuan Cukup 13 37,1%
Total 35 100% Baik 22 62,9%

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa Total 35 100%

mayoritas responden berjenis kelamin Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa


perempuan yaitu sebanyak 19 orang mayoritas pengetahuan responden
(54,3%). sebelum diberikan pendidikan kesehatan
menggunakan metode permainan (ular
Tabel 2 tangga) berada pada kategori baik yaitu
Karakteristik Pendidikan orangtua
sebanyak 22 orang (62,9%).
responden
Frekuensi
Variabel Kategori N % 2. Analisa Bivariat
Tidak 0 0% Mengetahui pengaruh pendidikan
sekolah
kesehatan dengan metode permainan (ular
Pendidikan SD 2 5,7%
tangga) menggunakan uji wilcoxon signed
SMP 0 0%
rank test
SMA 28 80%
Tabel 5
PT 5 14,3% Pengaruh pendidikan kesehatan dengan
metode permainan (ular tangga) terhadap
Total 35 100%
tingkat pengetahuan responden
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa Sebelum Sesudah
mayoritas pendidikan orangtua responden Pengetahuan N % N % pvalue
yaitu SMA sebanyak 28 orang (80%). Kurang 4 11,4% 0 0%
Cukup 27 77,1% 13 37,1% 0,000
Tabel 3 Baik 4 11,4% 22 62,9%
Karakteristik pengetahuan responden 35 100% 35 100%
sebelum diberikan pendidikan kesehatan
Variabel Kategori N % Dari tabel 5 dapat diketahui bahwa
Kurang 4 11,4%
mayoritas pengetahuan responden
Pengetahuan Cukup 27 77,1%
sebelum diberikan pendidikan kesehatan
Baik 4 11,4%
dengan metode permainan (ular tangga)
Total 35 100%
berada pada kategori cukup yaitu

Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa sebanyak 27 orang (77,1%) dan sesudah

mayoritas pengetahuan responden diberikan pendidikan kesehatan mayoritas


tingkat pengetahuan responden berada

4
Jurnal Keperawatan Komunitas, Agustus 2017

pada kategori baik yaitu sebanyak 22 berbeda dalam cara membimbing belajar
orang (62,9%). Hasil uji statistik anaknya. Semakin tinggi tingkat
menggunakan wilcoxon signed rank test pendidikan orang tua, maka semakin
didapatkan pvalue 0,000 (<0,05) maka besar kesempatan anak dalam
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh memperoleh informasi. Hal ini sejalan
pendidikan kesehatan dengan metode dengan penelitian Cholilah (2007) dengan
permainan (ular tangga) terhadap tingkat judul ‘Tingkat Pendidikan Orangtua Dan
pengetahuan responden tentang PHBS di Hubungannya Dengan Prestasi Belajar
tatanan sekolah. Siswa MI Hayatul Islam Tanah Abang
Jakarta Pusat’ yang menunjukkan
sebagian besar orang tua siswa
PEMBAHASAN
berpendidikan SLTA yaitu sebanyak 69
Karakteristik responden berdasarkan (54%).
jenis kelamin diketahui bahwa lebih
Pengetahuan siswa sebelum
banyak responden berjenis kelamin
diberikan pendidikan kesehatan sebagian
perempuan yaitu 19 orang (54,3%). Hal
besar berada pada kategori cukup yaitu
ini sesuai dengan teori bahwa pengujian
sebanyak 27 orang (77,1%) dari total
psikometri, teknik observasi dan
responden sebanyak 35 orang. Hal ini bisa
pencitraan telah mengungkapkan bahwa,
terjadi karena pengetahuan diukur
pada umumnya, kemampuan bahasa otak
sebelum diberikan pendidikan kesehatan
perempuan memproses lebih mudah, lebih
sehingga masih banyak siswa yang belum
awal, dan lebih cepat daripada laki-laki,
mengetahui informasi yang berkaitan
sementara laki-laki lebih siap unggul
dengan PHBS. Hasil penelitian ini sejalan
dalam tugas keterampilan mekanis spasial
dengan penelitian yang dilakukan oleh
dan mekanik. Gurian dan stevens
Puryanto, dkk tahun 2012 yang
menyatakan bahwa perbedaan ini
menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan
menjelaskan mengapa anak perempuan
responden pada kelompok perlakuan
mengungguli anak laki-laki dalam
sebelum diberikan pendidikan kesehatan
membaca dan menulis, dan mengapa anak
adalah dalam kategori cukup yaitu
laki-laki cenderung tertarik pada aktivitas
sebanyak 8 siswa (50%) dan ada 7 siswa
fisik dan permainan video.
yang masuk dalam kategori kurang
Karakteristik responden berdasarkan dengan persentase 43,8%.
tingkat pendidikan orangtua paling
Pengetahuan siswa sesudah diberikan
banyak berpendidikan SMA yaitu 28
pendidikan kesehatan sebagian besar
orang (80%). Notoatmodjo (2012)
berada pada kategori baik yaitu sebanyak
mengemukakan bahwa pengetahuan
22 orang (62,9%) dari total responden
seseorang dapat dipengaruhi oleh
sebanyak 35 orang. Hal ini bisa terjadi
beberapa faktor salah satunya pendidikan.
karena adanya informasi yang diberikan
Orang tua yang memiliki latar belakang
mengenai suatu hal memberikan landasan
tingkat pendidikan yang berbeda, masing-
kognitif baru terhadap hal tersebut. Usia
masing akan mempunyai pengaruh yang
sekolah merupakan masa keemasan untuk

5
Jurnal Keperawatan Komunitas, Agustus 2017

menanamkan nilai-nilai PHBS dan media permainan ular tangga dengan nilai
berpotensi sebagai agent of change untuk probabilitas (p) adalah 0,000<0,05.
mempromosikan PHBS baik di
Pendidikan kesehatan adalah segala
lingkungan sekolah, keluarga, maupun
upaya yang direncanakan untuk
masyarakat karena anak usia sekolah
mempengaruhi orang lain, baik individu,
terutama pada pendidikan dasar
kelompok, atau masyarakat, sehingga
merupakan kelompok umur yang mudah
mereka melakukan apa yang diharapkan
menerima inovasi baru dan punya
oleh pelaku pendidikan atau promosi
keinginan kuat untuk menyampaikan
kesehatan. Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan dan informasi yang
suatu proses pendidikan di samping faktor
diterimanya kepada orang lain. Dengan
peserta juga ada faktor metode, faktor
menggunakan media permainan ular
materi atau pesannya, pendidik atau
tangga yang menarik dan menyenangkan,
petugas yang melakukannya, dan alat-alat
siswa jadi bersemangat dan cepat
bantu atau media yang digunakan untuk
menangkap informasi yang diberikan
menyampaikan pesan yang disesuaikan
sehingga dapat menyebabkan pengetauan
dengan sasaran pendidikan. Ditinjau dari
siswa meningkat.
sifat anak usia sekolah yang mudah jenuh
Penelitian ini didukung oleh Ernita sehingga dengan menggunakan
(2012) yang menunjukkan bahwa terdapat permainan dalam proses pembelajaran
perbedaan tingkat pengetahuan sebelum memungkinkan untuk memotivasi minat
dan sesudah diberikan pendidikan anak dalam belajar.
kesehatan dimana sebelum dilakukan
Pada umumnya permainan yang
pendidikan kesehatan terdapat 10 anak
digunakan dalam pembelajaran memiliki
yang memiliki pengetahuan baik dan
beberapa manfaat, yaitu: 1) Memberikan
setelah diberikan pendidikan kesehatan
ilmu pengetahuan kepada anak melalui
melaluli simulasi permainan ular tangga
proses pembelajaran bermain sambil
responden yang memiliki pengetahuan
belajar, 2) Menciptakan suasana
baik meningkat menjadi 17 anak.
pembelajaran yang menyenangkan, 3)
Analisis bivariat menggunakan uji Merangsang siswa dalam melakukan
Wilcoxon signed rank test didapatkan aktivitas belajar individual maupun
nilai p value 0,000 (<0,05) maka dapat kelompok, 4) Dapat mengembangkan
disimpulkan bahwa ada pengaruh kreativitas, kemandirian siswa
pendidikan kesehatan menggunakan menciptakan komunikasi timbal balik
metode permainan (ular tangga) terhadap serta dapat membina tanggung jawab dan
tingkat pengetahuan responden tentang disiplin siswa. Permainan ular tangga
PHBS di tatanan sekolah. Hasil penelitian memiliki desain yang menarik dan mudah
ini sejalan dengan penelitian yang digunakan sehingga merupakan alat
dilakukan Ani (2015) yang menunjukkan peraga yang tepat dalam pembelajaran.
bahwa ada peningkatan nilai rerata Gambar atau foto dalam papan permainan
pengetahuan sebelum dan sesudah ular tangga berfungsi untuk
dilakukan penyuluhan menggunakan menyampaikan pesan melalui gambar

6
Jurnal Keperawatan Komunitas, Agustus 2017

yang menyangkut indera penglihatan sekolah harus memperhatikan


sehingga dapat menarik perhatian, tersedianya fasilitas untuk menunjang
mengilustrasikan fakta atau informasi pelaksanaan PHBS bagi siswa, serta
(Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, bekerja sama dengan pelayanan
2011 dalam Nafiah, 2014). Petak-petak kesehatan setempat membuat program
tertentu berisi gambar yang mengandung kesehatan rutin seperti KMS,
pesan atau perbuatan. Pesan atau pemberantasan sarang nyamuk (3M
perbuatan baik biasanya diganjar dengan plus).
kenaikan ke petak yang lebih tinggi lewat
tangga, sedangkan pesan atau perbuatan b. Pelayanan kesehatan
buruk dihukum dengan cara turun ke Bagi pelayanan kesehatan khususnya
petak yang lebih rendah melalui ular. puskesmas sebagai pelayanan tingkat

Berdasarkan hasil paparan di atas awal diharapkan agar lebih

dapat disimpulkan bahwa memberikan meningkatkan program promosi

pendidikan kesehatan dengan kesehatan khususnya mengenai PHBS

menggunakan metode permainan (ular pada anak sekolah dasar. Petugas

tangga) terbukti dapat memberikan puskesmas dapat bekerja sama dengan

pengaruh terhadap tingkat pengetahuan pihak sekolah mensosialisasikan

siswa. program PHBS dengan


mengembangkan permainan ular
tangga sebagai media promosi
PENUTUP kesehatan guna meningkatkan
1. Kesimpulan pengetahuan siswa.
Berdasarkan hasil uji statistik
menggunakan wilcoxon signed rank test c. Peneliti selanjutnya
dengan tingkat kepercayaan 95% (α= Diharapkan lebih memperhatikan
0,05) diperoleh p value 0,000. maka faktor yang dapat mengganggu
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pelaksanaan pendidikan kesehatan,
pendidikan kesehatan menggunakan seperti waktu pelaksanaan penelitian
metode permainan (ular tangga) terhadap agar pada saat penelitian berlangsung
tingkat pengetahuan siswa tentang PHBS dapat berjalan lebih efektif. dan agar
di sekolah. lebih luas lagi dalam mengembangkan
pendidikan kesehatan khususnya
2. Saran mengenai PHBS tidak hanya dengan
a. Sekolah menggunakan metode permainan,
Diharapkan sekolah terus menanamkan tetapi dapat juga menggunakan metode
pengetahuan kepada siswa mengenai 8 menarik lainnya seperti Bola Salju
indikator PHBS di tatanan sekolah (Snow Balling), Kelompok-kelompok
sesuai buku pedoman (Depkes RI, kecil ( Buzz Group), dan atau
2007) dengan menggunakan media memainkan peran (Role Play)
permainan ular tangga. Selain itu,

7
Jurnal Keperawatan Komunitas, Agustus 2017

DAFTAR PUSTAKA Cahyaningrum, Resti. 2016. Tingkat


Ajun kurniawan, Ahmad. 2016. Perilaku Pengetahuan Perilaku Hidup Bersih
Hidup Bersih dan Sehat Siswa Kelas Sehat (PHBS) terhadap Kebersihan
IV-VI SD Negeri Ngentak Baturetno Pribadi Siswa Kelas IV dan V SD
Banguntapan, Bantul Tahun Ajaran Negeri Kraton Yogyakarta Tahun
2015/2016. Skripsi Ilmu 2015/2016. Skripsi ilmu
Keolahragaan. Yogyakarta: keolahragaan. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta.
Diunduh dari Diunduh dari
http://eprints.uny.ac.id/37551/1/ajun. http://eprints.uny.ac.id/39389/1/resti.
pdf pada tanggal 27 April 2017 pukul pdf pada tanggal 27 April 2017 pukul
20.22 wib 13.57 wib

Alimul Hidayat, Aziz. 2009. Metode Chadijah, dkk. 2014. Hubungan


Penelitian Keperawatan dan Teknik Pengetahuan, Perilaku, dan Sanitasi
Analisis Data. Jakarta: Salemba Lingkungan dengan Kejadian
Medika. Kecacingan pada Anak Sekolah
Dasar di Kota Palu. Jurnal
kesehatan. Palu : Media litbangkes
vol.24 No.1 Diunduh dari
Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-dasar
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/in
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
dex.php/MPK/article/viewFile/3487/
3449 pada tanggal 4 April pukul
20.30 wib
. 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Choiriyah, Endar Wahyu. 2015. Hubungan
Antara Tingkat Asupan Protein, Zat
Cipta Besi Dan Vitamin C Dengan
Kejadian Anemia Pada Remaja Putri
Kelas X Dan XI SMA Negeri 1
Astuti, Eka Kurnia. 2014. Pengaruh Polokarto Kabupaten Sukoharjo.
Pendidikan Kesehatan dengan Media Naskah publikasi skripsi kesehatan
Audio Visual terhadap Perilaku masyarakat. Surakarta: Universitas
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Muhammadiyah Surakarta. Diunduh
Siswa Kelas III-V di SD Negeri dari
Wanurojo Kemiri Purworejo. Skripsi http://eprints.ums.ac.id/39695/1/NAS
Keperawatan. Yogyakarta: Sekolah KAH%20PUBLIKASI.pdf pada
Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah. tanggal 3 April 2017 pukul 15.50 wib
Diunduh dari
http://opac.unisayogya.ac.id/592/1/E
KA%20KURNIA%20ASTUTI%202 Cholilah. 2007. Tingkat Pendidikan Orang
01210201161.pdf pada tanggal 20 Tua dan Hubungannya dengan
juli 2017 pukul 13.45 wib Prestasi Belajar Siswa MI Hayatul
Islam Tanah Abang Jakarta Pusat.
Azwar, Saifuddin. 2009. Sikap Manusia, Skripsi Pendidikan Agama Islam.
Teori, dan Pengukurannya. Yogyakarta: Jakarta: Universitas Islam Negeri
Pustaka Pelajar Syarif Hidayatullah. Diunduh dari
tp://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bits
tream/123456789/24037/1/CHOLIL
Bani, Ahsanul. 2016. Peran Pendidikan AH.pdf pada tanggal 25 Juli 2017
Kesehatan terhadap Perilaku Hidup pukul 15.35 wib
Bersih Sehat(PHBS) Siswa Kelas
Atas SDN 1 Kesugihan Kecamatan
Kesugihan Kabupaten Cilacap. Donna L. Wong., dkk. 2009. Buku ajar
Skripsi ilmu keolahragaan.
Yogyakarta: Universitas Negeri keperawatan pediatrik edisi 6. Jakarta: EGC
Yogyakarta. Diunduh dari
http://eprints.uny.ac.id/37825/1/Skrip
si%20Fix.pdf pada tanggal 27 April
2017 14.35 wib

8
Jurnal Keperawatan Komunitas, Agustus 2017

Dermawan, Deden. 2012. Buku ajar pada tanggal 3 April 2017 pukul
14.45 wib
keperawatan komunitas. Yogyakarta:

Gosyen Publishing.
Jalaluddin. 2013. Filsafat Ilmu Pengetahuan.
Efendi, Ferry & Makhfud. 2009.
Jakarta: Rajawali Pers
Keperawatan Kesehatan Komunitas
Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta : Salemba Kemenkes RI., Unicef. 10 Pesan Hidup
Medika. Sehat dalam Kedaruratan. Diunduh
dari
Fitri rochaeni, Ria. 2016. Hubungan antara https://www.unicef.org/indonesia/PH
perilaku hidup bersih dan sehat SDalamKedaruratan.pdf pada tanggal
dengan status gizi siswa kelas IV dan 27 April 2017 pukul 20.36 wib
V Tahun ajaran 2016/2017 SD
Negeri Kembaran CandiMulyo
Kabupaten Magelang Jawa Tengah. Kurnia sari, Ernita. 2012. Pengaruh
Skripsi Pendidikan Guru Sekolah Pendidikan Kesehatan Gosok Gigi
Dasar Penjaskes. Yogyakarta: UNY. dengan Metode Permainan Simulasi
Diunduh dari Ular Tangga terhadap Perubahan
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4171 Pengetahuan, Sikap, dan Aplikasi
4 pada tanggal 4 April pukul 9.40 wib Tindakan Gosok Gigi Anak Usia
Sekolah di SD Wilayah Paron Ngawi.
Naskah Publikasi. Surabaya:
Hamdalah, Afif. 2013. Efektivitas Media Universitas Airlangga. Diunduh dari
Cerita Bergambar Dan Ular Tangga journal.unair.ac.id pada tanggal 29
dalam Pendidikan Kesehatan Gigi Juli 2017 pukul 23.50 wib
dan Mulut Siswa SDN 2 Patrang
Kabupaten Jember. Jurnal kesehatan
masyarakat. Jember: Departemen Kylie, Terry., Carman, Susan. 2015. Buku
Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Fakultas Kesehatan Masyarakat Ajar Keperawatan Pediatri edisi 2.
Universitas Jember. Diunduh dari
http://journal.unair.ac.id/download- Jakarta: EGC
fullpapers-
jupromkesa4369c10e3full.pdf pada
tanggal 4 April 2017 pukul 19.50 wib
Labibah, Ani. 2015. Pengaruh Permainan
Ular Tangga Modifikasi terhadap
Hanapi, Ade Nurzaqiah, 2014. Angka Pengetahuan Kesehatan Gigi dan
Kejadian Karies dan Gingivitis Pada Mulut pada Anak (Studi terhadap
Anak Sekolah Dasar Usia 8-12 Siswa SD N 4 Tanggungharjo,
Tahun Di Kabupaten Maros. Skripsi Kecamatan Grobogan). Jurnal
kedokteran gigi. Makassar: Fakultas kedokteran gigi. FK Universitas
Kedokteran Gigi Universitas Islam Sultan Agung: Medali Jurnal
Hasanudin. Diunduh dari volume 2 edisi 1. Diunduh dari
http://repository.unhas.ac.id/handle/1 http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/
23456789/11446 pada tanggal 3 April medali/article/view/441/368 pada
2017 pukul 13.50 wib tanggal 5 April 2017 pukul 19.45 wib

Izzah, dkk. 2012. Faktor-Faktor Yang Magon, Josette Angela. 2009. Gender, The
Mempengaruhi Angka Kejadian Brain and Education: Do Boys and
Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah Girls Learn Differently. Canada:
Dasar 7-12 Tahun di Kelurahan University of Victoria
Kenjeran Surabaya. Jurnal statistika.
Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh
Nopember. Diunduh dari Manda, Syamsur., dkk. 2006. Pedoman
http://digilib.its.ac.id/public/ITS- Pengembangan Kabupaten/Kota
paper-34915-1309100034-Paper.pdf Percontohan Program Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
9
Jurnal Keperawatan Komunitas, Agustus 2017

Makassar: Pemerintah Provinsi si_Nafiah%20Nurul%20Ratnaningsih


Sulawesi Selatan Dinas Kesehatan _09108241025. pdf pada tanggal 4
Subdin Promosi dan Kesehatan Mei 2017 pukul 22.05 wib
Masyarakat

Poedjawijatna. 2004. Tahu dan


Maryunani, Anik. 2013. Perilaku Hidup Pengetahuan. Jakarta: Rineka Cipta
Bersih dan Sehat. Jakarta : Trans Info
Media.
Potter&Perry. 2009. Fundamental
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Miller Del Rosso, Joy&Arianti, Rina. 2009.
Investasi untuk kesehatan dan gizi
sekolah di indonesia. Indonesia:
Proverawati&Rahmawati. 2012. Perilaku
Basic Education Capacity -Trust
Fund. Diunduh dari
hidup bersih dan sehat (PHBS).
http://datatopics.worldbank.org pada
tanggal 27 Maret 2017 pukul 14.25
Yogyakarta: Nuha Medika
wib

Puryanto, dkk. 2012. Pengaruh Pendidikan


Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan
dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta Kesehatan terhadap Pengetahuan

dan Sikap tentang Bahaya Rokok.


. . 2010. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Naskah Publikasi. Semarang.
Cipta
Diunduh dari

http://download.portalgaruda.org/arti
. 2010. Promosi Kesehatan
dan Ilmu Perilaku edisi revisi.
cle.php?article=183406&val=6378&t
Jakarta: PT Rineka Cipta
itle=PENGARUH%20PENDIDIKA
. 2012. Promosi Kesehatan N%20KESEHATAN%20TERHADA
dan Ilmu Perilaku edisi revisi.
Jakarta: PT Rineka Cipta P%20PENGETAHUAN%20DAN%2

0SIKAP%20SISWA%20TENTANG
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu %20BAHAYA%20ROKOK pada
Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika tanggal 29 Juli 2017 pukul 23.30 wib

Pengertian PHBS. Diunduh dari Riskesdas. 2013. Hasil Riset Kesehatan


http://perilakuhidupbersihsehat.com/a Dasar. Diunduh dari
pa-itu-phbs/ pada tanggal 1 April www.depkes.go.id pada tanggal 27
2017 pukul 20.35 Maret 2017 pukul 15.45 wib

Santrock, J.W. 2008. Psikologi pendidikan.


Nurul Rahmaningsih, Nafiah. 2014. Jakarta: Prenada Media Grup
Penggunaan Permainan Ular Tangga
untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
IPS Kelas III A SDN Nogopuro,
Salafiah, Nurul. 2014. Pengaruh Pendidikan
Sleman. Skripsi Pendidikan Guru
Kesehatan terhadap Pengetahuan dan Sikap
Sekolah Dasar. Yogyakarta:
Ibu tentang Pola Asuh Anak Usia Bayi
Universitas Negeri Yogyakarta.
(Infant) di Wilayah Kerja Puskesmas
Diunduh dari
Kartasura. Naskah Publikasi. Surakarta:
http://eprints.uny.ac.id/14296/1/Skrip

10
Jurnal Keperawatan Komunitas, Agustus 2017

Universitas Muhammdiyah Surakarta.


Diunduh dari
http://eprints.ums.ac.id/32273/25/naskah%20
publikasi.pdf pada tanggal 29 Juli 2017
pukul 23.38 wib

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian


Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta

. 2013. Statistika untuk Penelitian.


Bandung: Alfabeta

Sumiati, Asra. 2008. Metode pembelajaran.


Bandung: Wacana Prima

Taufiq Qurahman, Mohamad Aziz. 2010.


Hubungan Perilaku Hidup Sehat dan
Gizi Seimbang dengan Status Gizi
Anak Sekolah Dasar Negeri
Bulukantil di Ngoresan Surakarta.
Skripsi Kedokteran. Surakarta: FK
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Diunduh dari
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/deta
il/12599/Hubungan-perilaku-hidup-
sehat-dan-gizi-seimbang-dengan-
status-gizi-anak-Sekolah-Dasar-
negeri-bulukantil-di-Ngoresan-
Surakarta pada tanggal 5 Mei pukul
22.30 wib

Wawan dan Dewi. 2011. Teori &


Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha
Medika.

Wikipedia. Ular tangga. Diunduh dari


https://id.wikipedia.org/wiki/Ular_tan
gga pada tanggal 4 april 2017 pukul
21.20 wib

11
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (1) 2020

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah


Alamat Website: http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/JKM

Gambaran Keterampilan Keperawatan Komunitas Di Puskesmas Getasan

Treesia Sujana1, Agus Fitrianto2, Dessy Febriyanti Hady3

Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah,
1,2,3

Indonesia

INFORMASI A B S T R A C T
Korespondensi: This research aims to describe of community nursing skills at
desi@staff.uksw.edu Getasan health center. The method the researcher used was
descriptive. Data collection is done by in-depth interviews using
interactive model techniques. Using these techniques the
researcher can describe the phenomenon studied. The community
nursing skills depicted from the research are: (1) the role of the
community nurse are in providing community nursing care,
educators, coordination, and collaboration; (2) community
nursing skills which been used in the community comprises of :
nurses carry out routine activities inside and outside the health
Keywords: center in the form of health promotion, preventive acts, Integrat-
Role Of Nurses, ed development post, Integrated health post, elderly surveillance
Skills, Health etc; (3) community nursing barriers which identified are : lack of
Centers human resources and the difficulty of changing people paradigm
about the importance of health examination. Conclusion:
implementations of nursing skills in the health centers are providing
nursing care as an educators, coordinator, and collaborator; and
the skills of community nursing in giving promotive and preventive
actions

31
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (1) 2020

PENDAHULUAN Pemerintah pada saat ini menjadikan Puskesmas


Rapat Kerja Keperawatan Kesehatan Masyarakat, (Pusat Kesehatan Masyarakat) sebagai salah satu
1990 (dalam Wahit Iqbal dan Nurul Cahyati, pe- layanan kesehatan yang utama pada
2009) mendefinisikan keperawatan komunitas masyarakat. Puskesmas ialah suatu tempat
sebagai suatu bidang keperawatan komunitas pelaksana pelayanan kesehatan yang fungsional
dengan pengabun- gan diantara keperawatan dan tingkat pertama dalam menyelenggarakan
kesehatan masyarakat (public health) dimana kegiatannya dimana berpusat pada
mendapatkan dukungan peran dari masyarakat
secara aktif dan memberikan priori- tas pada
pemberian pelayanan promotif dan prevenif tanpa
mangabaikan pelayanan kuratif dan rehabil- itatif
itu sendiri baik menyeluruh ataupun terpadu
dengan sasaran pada individu keluarga, kelompok
dan masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui
pros- es keperawatan (nursing process) untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara
optimal sehingga mampu mandiri dalam upaya
kesehatan. Tujuannya berupa pencegahan dan
peningkatan pada keseha- tan masyarakat melalui
cara, antara lain : direct care atau pelayanan
keperawatan komunitas yang diber- ikan kepada
individu, keluarga, dan kelompok se- cara
langsung, serta health general community atau
perhatian yang diberikan secara langsung terhadap
masyarakat dengan melihat situasi serta isu yang
berkembang dan dapat mempengaruhi masyarakat
tersebut (Wahit Iqbal dan Nurul Cahyati, 2009).
Tu- juan tersebut dapat terlaksana apabila
keperawatan komunitas mampu menjalankan
perannya, antara lain peran sebagai pendidik,
sebagai coordinator pe- layanan kesehaan,
pelaksana pelayanan keperawatan, sebagai
pembaharu (innovator), yang mengorganina- si
pelayanan kesehatan (organizer), sebagai panutan
(role model), fasilitator (tempat orang bertanya),
dan pengelola (manager).
Beberapa penelitian yang telah dipaparkan
terkait
dengan peran perawat komunitas, diantaranya pe-
nelitian yang dilakukan (Rohmatul, N.,
Sulistiawati, & Yuni, I., (2017)), mendapati bahwa
dalam men- jalankan perannya sebagai pendidik,
sikap seorang perawat komunitas akan
berpengaruh pada pelaksa- naan edukasi diabetes
mellitus. Selanjutnya penelitian yang dilakukan
oleh (Martono dan Satino, (2015)) menemukan
terdapat beberapa hal yang terkait dalam
mengubah perilaku masyarakat tentang kesehatan
lingkungan yang bersih (sanitasi lingkungan) yang
dilihat dari lingkungan keluarga, pandangan
budaya sehat serta keaktifan kader.

32
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (1) 2020

pembangunan kesehatan dan partisipasinya Pedoman Kerja Puskesmas, terdapat beberapa


adalah masyarakat yang membutuh layanan kegiatan pokok kese- hatan yang dapat dilakukan
kesehatan baik menyeluruh, terpadu, dan oleh Puskesmas, antara lain : Upaya Kesehatan Ibu
mempunyai keterkait- kan antara tempat tinggal dan Anak (KIA), Upaya Perbaikan Gizi, Upaya
dalam suatu wilayah mas- yarakat tertentu. Selain Kesehatan Lingkungan, Upa- ya Pencegahan dan
sebagai salah satu pelayanan kesehatan yang Pemberantasan Penyakit Menular, Upaya
utama pada masyarakat, Puskesmas juga memiliki Pengobatan dan Upaya Penyuluhan Kesehatan
isu strategis. Misalnya isu strategis ak- sebelitas Masyarakat.
tentang pelayanan dan pemenuhan SDM maupun
sarana dan prasarananya. Terkait dengan pe-
menuhan/penyediaan SDM, menurut data Kemen-
trian Kesehatan RI 2015 menyatakan bahwa,
jumlah tenaga kesehatan setidaknya harus
memiliki Surat Tanda Regisrasi (STR), sampai
dengan tahun 2014 tenaga kesehatan di seluruh
di Indonesia berjumlah
666.069 menurut hasil pendataan yang
dipaparkan MTKI. Jumlah terbanyak SDM dalam
bidang kes- ehatan yaitu pada jenis perawat dan
bidan, sedang- kan Permenkes 75 Tahun 2014,
jumlah perawat pada puskesmas non rawat inap
adalah lima perawat dan pada puskesmas rawat
inap adalah delapan perawat. Adapun rasio
perawat di Puskesmas terhadap jum- lah
Puskesmas di Indonesia pada tahun 2016 sebesar
98,86 perawat per Puskesmas. Dan secara
nasional jumlah tenaga kesehatan (perawat) sudah
memenuhi target, tetapi dalam persebaran per
provinsi yang be- lum juga merata.
Sebagai upaya kesehatan tingkat pertama,
Puskesmas memiliki dua strategi dalam rangka
mewujudkan pembangunan kesehatan,
diantaranya: comprehen- sive health care
service berfokus pada layanan keseha- tan yang
bersifat menyeluruh, dan holistic approach
berfokus pada layanan kesehatan dengan
melakukan pendekatan yang secara menyeluruh.
Pelayanan kes- ehatan tersebut dilakukan didalam
gedung maupun diluar gedung. Adapun
pelayanan kesehatan didalam gedung berupa,
Penerimaan klien; Proses seleksi ka- sus prioritas;
dan Penyampaian informasi. Sedangkan
pelayanan kesehatan diluar gedung berupa,
Mempe- lajari informasi mengenai data
kesenjangan pelayanan kesehatan dan
menampung informasi yang berasal dari
masyarakat; Seleksi untuk mendapatkan sasa- ran
prioritas, yaitu individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat; Menyampaikan informasi sasaran
prior- itas; dan Pelaksanaan asuhan keperawatan
terhadap sasaran prioritas. Berdasarkan Buku

33
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (1) 2020

Beberapa penelitian yang telah dilakukan wawancara sangat tepat untuk mendapatkan data
sebelumn- ya terkait peran perawat, antara lain: yang mendalam dari re- sponden. Metode ini
menyimpulkan bahwa tindakan-tindakan yang digunakan untuk mengetahui sikap, dan pandangan
dilakukan oleh seo- rang perawat komunitas di partisipan terhadap suatu ma- salah. Peneliti dapat
Puskesmas memberikan pengaruh pada hubungan mengajukan pertanyaan secara formal dan
antara pengetahuan ibu dengan pemberian terstruktur. Dengan kriteria partisipan
imunisasi dasar lengkap pada bayi di Kelurahan
Parupuk Tabing, kota Padang (Dewi, A. P.,
Darwin, E., & Edison,.2014). Selanjutnya, pene-
litian lain menemukan bahwa faktor yang
menyebab- kan pelaksanaan kegiatan di wilayah
kerja Puskesmas Ketapang 2, kabupaten kota
Waringin Timur, provin- si Kalimantan Tengah
tidak berjalan sesuai dengan yang direncanakan
adalah tenaga pelaksana kegiatan yang masih
terbatas dan sumber daya manusia yang tidak
memadai (Rahayu, T., 2012).
Dalam menjalankan perannya, perawat Puskesmas
harus memiliki keterampilan. Keterampilan
seorang perawat sangat berpengaruh pada kinerja
sebagai tenaga kesehatan. Keterampilan tersebut
berupa ket- erampilan keperawatan yang mampu
diterapkan ses- uai dengan kebutuhan dari
masyarakat. Namun, pada kenyataannya belum
semua tenaga perawat Puskes- mas mampu
memberikan pelayanan sesuai dengan konsep. Hal
ini kemungkinan disebabkan oleh pema- haman
perawat Puskesmas yang belum sama menge- nai
konsep dasar perawat komunitas dan peranannya
dalam keperawatan komunitas. Oleh karena itu,
da- lam penelitian ini yang menjadi fokus
permasalahan yang ini diteliti oleh peneliti yaitu “
Bagaimana ket- erampilan keperawatan diterapkan
di masyarakat?. Sedangkan untuk tujuan penelitian
yaitu untuk mendeskripsikan gambaran
keterampilan keper- awatan komunitas terutama
pada pelaksanaan atau penerapan keterampilan
keperawatan serta hambatan yang didapatkan
dalam menjalankan keterampilan keperawatan di
masyarakat dan Puskesmas Getasan.

METODE
Desain penelitian yang digunakan peneliti merupa-
kan kualitatif. Metode penelitian yaitu deskriptif,
dimana mendeskripsikan fenomena-fenomena
yang ditelitinya, atau menggambarkan besarnya
masalah yang diteliti. Teknik pengumpulan data
dalam pe- nelitian ini adalah teknik wawancara
mendalam. Teknik wawancara mendalam ialah
proses interaksi atau komunikasi secara langsung
antara pewawancara dengan responden. Metode
34
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (1) 2020

antara lain, partisipan berjumlah delapan orang, “...atau melakukan kolaborasi dengan
dan partisipan memiliki pendidikan keperawatan teman sejawat maupun yang bukan non
mini- mal D3, serta memiliki pengalaman bekerja medi”(P8:Q6K2)
minimal 1 tahun. “...kita mengerjakan yang satunya tetap harus
Proses analisa data diawali dengan pengumpulan ada koordinasi dengan teman” (P7:Q6K1)
data yaitu dengan wawancara mendalam. Untuk
memu- dahkan analisa.penelitian, peneliti
menggunakan teknik analisa Miles dan Huberman
teknik ini um- umnya disebut interactive model
(Sugiono, 2009). Teknik analisis ini terdiri dari
tiga komponen : re- duksi data, penyajian data,
dan penarikan serta pen- gujian data. Langkah
reduksi data melibatkan beber- apa tahap
diantaranya, coding, penentuan kata kunci dan
pengkategorian. Kemudian, peneliti menyusun
catatan atau gagasan mengenai beberapa hal,
sehing- ga peneliti dapat menemukan subtema
sampai pada tema penelitian.
Hasil wawancara berupa suara yang awalnya
direkam kemudian diubah ke lembaran salinan
dalam bentuk verbatim. Setelah proses
penyalinan, kemudian dilan- jutkan dengan
memberikan kode-kode pada tiap per- nyataan
dan menjadi verbatim utuh. Penelitian ini
dilakukan selama 1 bulan pada bulan agustus-sep-
tember di Puskesmas Getasan.
HASIL
Dalam penelitian ini ditemukan beberapa
komponen keterampilan keperawatan komunitas.
Selain itu juga terdapat beberapa komponen
hambatan dalam men- jalankan keterampilan
keperawatan itu sendiri. Beri- kut ini adalah
deskripsi dari setiap komponen yang
dimaksudkan :

a. Peran Perawat Komunitas


Penelitian ini menunjukan bahwa peran yang
dilaku- kan oleh perawat komunitas berupa
pemberian asu- han keperawatan komunitas,
edukator, koordinasi, dan kolaborasi. Berikut
pernyataan partisipan :

“...kalau perawat di Puskesmas itu selain


kita melakukan kerjaan kita sebagai
merawat pa- sien buat asuhan
keperawatan” (P1:Q1K1) “...sekarang ini
tugasnya bukan memberikan pengobatan tapi
bagaimana mengajari mas- yarakat itu
menjalankan pola hidupnya den- gan pola
hidup yang sehat jadi tidak harus nunggu
sakit dulu” (P1:Q2K2)

35
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (1) 2020

b. Keterampilan Keperawatan Komunitas keperawatan komunitas. Berikut penjelas- an dari


Partisipan dalam penelitian ini memiliki setiap komponen :
keterampi- lan keperawatan sebagai pelaksana
fungsi edukator dalam usaha preventif yang
meliputi penyuluhan, promkes,penkes,
komunikasi yang terapeutik, pe- meriksaan gula
darah, asam urat, serta pelaksana asuhan
keperawatan meliputi keperawatan komuni- tas
dan keperawatan kritis yakni pemeriksaan umum
yang terdiri dari melakukan pemeriksaan ttv, dan
kri- tis yang terdiri dari keterampilan hecting,
perawatan luka, melakukan injeksi, dan infus.
Berikut ungkapan partisipan :

“...posyandu lansia, ada posbindu, ada


kadang kita melakukan pemeriksaan
laboratnya kita juga membantu laboratnya,
kadang pemerik- saan gula, asam urat,
kalau pesertanya ban- yak kadang kita
bantu analis” (P8: Q3K2, K3) “...saya kan
sering juga di Pemeriksaan umum misalnya
melakukan ttv” (P5: Q3K2) “...kasus2 yang
di IGD seperti hecting, sama perawat luka
kalau yang celaka misalnya ha- rus tau”
(P4: Q3K1, K2)

c. Hambatan Keperawatan Komunitas


Berdasarkan penelitian yang dilakukan ditemukan
beberapa hambatan yang teridentifikasi berupa
ku- rangnya SDM serta susahnya mengubah
paradigma masyarakat tentang pentingnya
pemeriksaan keseha- tan. Berikut pernyataan
partisipan:

“...hambatan ya kekurangan itu karna jumlah


tenaga perawat kita yang kurang jadi untuk
yang jaga kita masih meminta bantuan dari
bidan desa” (P3: Q5K1)
“...Cuma kalau di masyarakat itu mengubah
paradigmanya itu susah kalau di kasih penu-
yuluhan sama ya kalau dia keluhannya apa
ya pinginnya minta obat” (P2: Q5K2)

PEMBAHASAN
Keterampilan keperawatan merupakan suatu tinda-
kan asuhan keperawatan yang diberikan seorang
per- awat terhadap kliennya baik dalam tindakan
medis ataupun kolaborasi. Dalam penelitian ini
partisipan menilai keterampilan keperawatan
komunitas mere- ka melalui tiga komponen yaitu:
peran perawat ko- munitas, keterampilan
keperawatan komunitas, dan hambatan
36
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (1) 2020

Peran perawat komunitas berupa pemberian tuk dapat memberi arahan, membuat rencana dan
asu- han keperawatan komunitas, edukator, melaksanakan kegiatan (pelayanan kesehatan)
koordina- si, dan kolaborasi. sesuai dengan yang dibutuhkan klien. Dalam
Wahit Iqbal Mubarak dan Nurul Chayatin (2009), (Mastuty, A., dan Paju W., 2018) mengatakan,
mengatakan, peran perawat komunitas yaitu koordinasi yang ku- rang diantara sesama perawat
sebagai pemberi asuhan keperawatan, sebagai dapat mempengaruhi
advokat, se- bagai edukator, sebagai koordinator,
sebagai kolabo- rator, sebagai konsultan, dan
sebagai pembaharu. Hal yang sama peneliti
temukan pada penelitian ini, yaitu peran perawat
komunitas yang dijalankan oleh par- tisipan
diantaranya pemberian asuhan keperawatan,
edukator, kolaborasi dan koordinasi.
Pemberian asuhan keperawatan dilaksanakan par-
tisipan dengan memberikan layanan
menggunakan proses dari keperawatan, sehingga
dapat dilakukan tindakan yang tepat sesuai
dengan yang dibutuhkan, seperti yang dikatakan
oleh (Wakhid, A., dkk, 2016) bahwa peran
perawat komunitas sebagai asuhan keperawatan
langsung yaitu menggunakan pendeka- tan proses
keperawatan yang meliputi, melakukan
pengkajian kemudian menegakkan diagnosa
keper- awatan berdasarkan hasil analisa data,
merencanakan intevensi keperawatan sebagai
upaya mengatasi ma- salah. Sedangkan kita
ketahui bahwa dalam pembe- rian layanan
kesehatan dalam lingkup keperawatan komunitas
tidak hanya meliputi apa yang telah par- tisipan
paparkan diatas melainkan dengan menggu-
nakan keterampilan keperawatan di komunitas
mis- alnya perawatan pasien dengan penyakit
kronis yang tinggal dirumah, dengan melakukan
perawatan pada pasien dengan ulkus diabetikum,
dimana teknik per- awatan luka ynag digunakan
berupa balutan bersi- fat lembab yang berfungsi
untuk membantu proses penyembuhan,
mengurangi komplikasi infeksi dan pertumbuhan
jaringan residual (Kusyati, E., dan Pu- tri, A. A.,
2016).
Peran perawat komunitas sebagai edukator
dijalank-
an partisipan dengan cara mengajari masyarakat
un- tuk dapat menjalankan pola hidup yang sehat.
Hal senada juga dikatakan oleh (Rahmah, dkk,
2016) bahwa Peran tenaga kesehatan adalah
memberikan edukasi atau pendidikan kepada
masyarakat berupa pendidikan kesehatan dengan
tujuan untuk mengu- bah pengetahuan dan
kebiasaan masyarakat dengan berperan aktif
untuk meningkatkan kesehatan yang optimal.
Sebagai koordinator, seorang perawat dituntut un-
37
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (1) 2020

kualitas dalam pemberian pelayanan kesehatan. Keterampilan keperawatan komunitas sebagai


Koordinasi yang tinggi antar sesama perawat per- awat pelaksana komunitas, perawat
akan dapat memudahkan beban kerja perawat dan menjalankan kegiatan rutin baik didalam dan
tekanan yang didapatkan berkurang. Dalam diluar Puskesmas berupa Promkes, tindakan
menjalankan per- an koordinasi, partisipan preventif, Posbindu, Posyandu, lansia dll.
diperhadapkan pada dua kondisi yaitu kondisi
pada saat berada di Puskesmas dan kondisi pada
saat melakukan penyuluhan. Pada saat berada di
Puskesmas, partisipan menjalankan perannya
dengan melakukan koordinasi terkait pem- bagian
shiff. Sedangkan pada saat melakukan penyu-
luhan, partisipan melakukan koordinasi dengan
to- koh-tokoh masyarakat. Tujuan semua ini
dilakukan untuk memberikan peningkatan serta
menjaga kuali- tas dari pelayanan kesehaan yang
diberikan Kolaborasi termasuk salah satu peran
yang juga ha- rus dijalankan oleh seorang
perawat. (Martiningsih, W., 2011) mengatakan,
peran kolaborasi dijalankan karena perawat tidak
dapat bekerja sendiri melaink- an harus
bekerjasama dengan tenaga medis lainnya yaitu
dokter, ahli gizi, laboratorium, fisioterapis, ra-
diologi dan lain-lain serta berdiskusi untuk
menge- tahui perawatan yang akan di berikan
serta tindakan lanjutannya. Dalam penelitian ini
peran kolabora- si di lakukan partisipan baik di
dalam Puskesmas maupun pada saat penyuluhan.
Pada saat berada di Puskesmas, partisipan
melakukan kolaborasi dengan dokter dalam hal
adanya pasien yang membutuhkan perawatan.
Sedangkan pada saat penyuluhan, peran tersebut
partisipan jalankan dengan cara melakukan
kolaborasi dengan bidan-bidan desa dan semua
pihak yang nantinya terlibat.
Peran perawat pada pemberian asuhan
keperawatan
terhadap klien tidak hanya yang seperti peneliti
pa- parkan sebelumnya melainkan dalam beberapa
kasus yang peneliti dapatkan di (Darsini, 2016),
menga- takan bahwa dalam pemberian asuhan
keperawatan di perlukan komunikasi yang efektif
baik yang verbal dan non verbal dalam menunjang
kesembuhan klien tersebut. Menurut peneliti Peran
perawat komunitas yang telah dipaparkan diatas
diantaranya peran se- bagai edukator, koordinator,
dan kolaborasi sudah di- jalankan dengan cukup
baik oleh partisipan terhadap klien dengan
diaplikasikan dalam tindakan pembe- rian asuhan
keperawatan sesusai dengan peran-peran perawat
komunitas.

38
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (1) 2020

Keterampilan perawat adalah suatu tindakan penyakit) Sedangkan, (Fooladi, M. M., 2015),
keper- awatan yang dilakukan perawat komunitas menyatakan bahwa perawat harus dapat
terhadap masyarakat. Dalam penelitian ini, yang memberikan motivasi, membimbing dan
menjadi ket- erampilan keperawatan komunitas memberikan informasi untuk mempertimbangkan
partisipan ada- lah sebagai pelaksana fungsi pemeriksaan kesehatan, imunisasi anak-anak dan
edukator. Fungsi edu- kator yang dijalankan lan- sia. Namun tidak hanya dorongan dari tim
partisipan bertujuan untuk meningkatkan medis saja tetapi Kesadaran masyarakat adalah
pengetahuan dan merubah perilaku masyarakat aspek penting dari perawatan kesehatan preventif
menjadi pola hidup sehat. Untuk men- jalankan sendiri dan mungkin
fungsi tersebut, partisipan melakukan upaya
promotif dan preventif meliputi penyuluhan, yang
dilaksanakan di individu, kelompok maupun mas-
yarakat dengan beberapa komponen terkait
diantara- nya: penkes, komunikasi terapeutik,
serta pemerik- saan gula darah, dan asam urat.
Penyuluhan menjadi penting untuk dilaksanakan
seperti yang dikatakan oleh (Fadillah, M., 2012)
bahwa salah satu indikator keberhasilan kegiatan
promotif dan preventif antara lain; dengan
melakukan penyuluhan langsung kepa- da setiap
rumah tangga, institusi pendidikan, institusi
sarana kesehatan institusi tempat kerja.
Selain usaha promotif dan preventif, usaha lain
yang
berkaitan dengan keterampilan perawat
komunitas partisipan adalah pelaksanaan asuhan
keperawatan. Pelaksanaan asuhan keperawatan
tersebut dibagi menjadi 2 yaitu asuhan
keperawatan komunitas dan asuhan keperawatan
kritis. Asuhan keperawatan ko- munitas
merupakan keterampilan partisipan dalam
melakukan pemeriksaan umum seperti tanda-
tanda vital. Sedangkan asuhan keperawatan kritis
adalah keterampilan partisipan dalam melakukan
hecting, perawatan luka, melakukan injeksi dan
infus.
Dalam keterampilan keperawatan komunitas
ternya- ta tidak hanya terdapat kegiatan yang
seperti peneliti paparkan pada beberapa jurnal
juga terdapat bebera- pa keterampilan lain seperti,
(Adib-Hajbaghery, M., 2013) mengatakan bahwa
perawat komunitas di Iran mendukung program
pemerintah dengan melaku- kan kemajuan dalam
proyek ”pemantauan kesehatan populasi” dengan
melakukan skrining tekanan darah tinggi dan
pada penderita obesitas, adapun kegiatan yang
dilakukan tidak hanya mengacu pada kegiatan
skrining saja melainkan melakukan pencegahan
pen- yakit, pendidikan kesehatan dan promosi
kesehatan. (memberikan pendidikan kesehatan,
promosi keseha- tan serta mencegah terjadinya

39
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (1) 2020

mereka yang bertanggung jawab untuk kualitas perawat melainkan lebih mengarah pada
mengimple- mentasikan dalam keseharian untuk jumlah perawat yang masih sedikit. Partisipan
berusaha mewu- judkan faktor-faktor kunci lain memaparkan bahwa keku- rangan Sumber Daya
yang mempengaruhi kesehatan masyarakat Manusia (tenaga perawat) pada puskesmas, dapat
tersebut. Menurut peneliti diperlukan juga seorang mempengaruhi dalam pembagian shiff yang
perawat komunitas yang mempunyai keterampilan terkadang berpartner bukan dengan teman
keperawatan biasa pada pasien homecare seperti sejawatnya melainkan dengan tenaga nonmedis
perawatan luka dan pemberi- an kebutuhan dasar. da-
Pendapat peneliti sejalan dengan (Rahmi, U., &
Ramadhanti, D., 2017), bahwa home- care adalah
pelayanan kesehatan yang dilaksanakan dirumah
klien dan dikembangkan di Liverpool den- gan
sebutan perawatan dirumah dimana kegiatannya
berupa pengobatan yang dilakukan terhadap klien
penderita sakit yang tidak setuju melakukan per-
awatan di rumah sakit. (Maria Ose, I. M., Utami,
A. P., 2018), menyatakan bahwa perawatan luka
sering dilakukan pada penderita penyakit diabetes
mellitus (DM) dimana tindakan keperawatan yang
dilakukan berupa Wet-dry/Moist Wound Healing
yang berpen- garuh terhadap proses
penyembuhan klien. (Dewie,
N. S., dkk, 2017), memaparkan bahwa
kebutuhan
dasar (basic needs) berfokus pada klien dengan
imo- bilisasi fisik, dimana perawat memberikan
perawatan pada klien yang tidak dapat melakukan
self-care.

Hambatan keperawatan komunitas yang teriden-


tifikasi berupa kurangnya SDM serta susahnya
mengubah paradigma masyarakat tentang pentin-
gnya pemeriksaan kesehatan.
Sebagai tenaga medis atau perawat komunitas
dalam menjalankan tugasnya seringkali terdapat
hambatan dalam mengaplikasikan keterampilan
keperawatan tersebut. Dari informasi yang di
dapatkan peneliti yakni dari delapan partisipan
yang diwawancara, lima diantaranya menyatakan
bahwa terdapat kekurangan tenaga medis (Sumber
Daya Manusia). (Welly San- do, dkk, 2018)
mengatakan, Sumber Daya Manusia (SDM)
merupakan suatu tenaga kerja yang memi- liki
potensi yang bagus serta keterampilan dalam
bidang yang ditekuni baik secara individu maupun
berkelompok (organisasi), apabila sdm yang
dimiliki tidak memiliki potensi serta ketarampilan
yang cuk- up baik dapat berakibat pada pekerjaan
yang tidak dapat terselesaikan secara optimal.
Dalam penelitian ini, masalah Sumber Daya
Manusia sebagai hambatan tidak terletak pada
40
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (1) 2020

lam menjalankan tugasnya. Persoalan ini tentu ket- erampilan keperawatan di Puskesmas yaitu
saja menyebabkan beban kerja perawat meningkat member- ikan tindakan promotif dan preventif.
dan dapat mengakibatkan pelayanan yang Gambaran keterampilan keperawatan komunitas di
diberikan ke- pada klien kurang optimal. Puskesmas getasan yang terdeskripsi berupa : (1)
Berdasarkan penjelasan peneliti, diperkuat juga Peran perawat
dengan pandangan (Anna Fa- luzi, dkk., 2018),
yang menyatakan bahwa yang men- jadi faktor
hambatan utama terkait SDM di rawat inap adalah
masalah kekurangan SDM khususnya untuk
profesi keperawatan sebanyaknya 32%. Fak-
tanya banyaknya kerja rangkap yang dilakukan
oleh profesi keperawatan sehingga beban kerja
yang ada menjadi lebih tinggi.
Selain sumber daya manusia, terdapat juga
hambatan lain yaitu susahnya mengubah
paradigma masyarakat tentang pentingnya
pemeriksaan kesehatan. Dalam penelitian ini,
partisipan mengatakan bahwa bebera- pa
masyarakat masih beranggapan dengan mengkon-
sumsi obat-obatan dapat menyembuhkan penyakit
yang diderita namun pada kenyataannya pada ka-
sus-kasus tertentu mengkonsumsi obat bukan satu-
sa- tunya alternatif dalam proses penyembuhan
tersebut. Paradigma yang berkembang ini
menyebabkan pen- yuluhan yang dilakukan
partisipan belum direspon dengan baik oleh
beberapa masyarakat, padahal den- gan
menerapkan pola hidup sehat juga ternyata dapat
mencegah penyakit yang diderita klien.
Dalam melakukan perannya sebagai seorang per-
awat komunitas ternyata tidak hanya kekurangan
SDM dan kurangnya paradigma masyarakat
tentang pentingnya kesehatan seperti peneliti
paparkan, na- mun pada kenyataannya dalam
beberapa jurnal yang peneliti temui terdapat
beberapa hambatan lain an- taranya komunikasi,
(Muntea, Tomita, Ungureanu, 2013) menyatakan
bahwa perawat komunitas di Rumania melakukan
komunikasi yang baik terha- dap sesama tim
medis ataupun dengan klien karena mengingat
pentingnya kualitas hunbungan manu- sia dalam
proses penyembuhan klien tersebut serta merubah
paradigma masyarakat untuk melakukan layanan
kesehatan di Rumania sendiri. Dimana pada
(Mutiara Syagitta dkk, 2017) memaparkan
bahwa, perawat dengan keterampilan komunikasi
yang baik akan menumbuhkan kepercayaan klien
terhadap per- awat sehingga klien dengan terbuka
dapat menjelas- kan penyakit yang di alaminya.

KESIMPULAN
Penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan
41
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (1) 2020

komunitas berupa pemberian asuhan keperawatan Kualitatif.


komunitas, edukator, koordinasi, dan kolaborasi; Bandung : Alfabeta
(2) keterampilan keperawatan komunitas sebagai
per- awat pelaksana komunitas, perawat
menjalankan ke- giatan rutin baik didalam dan
diluar puskesmas beru- pa promkes, tindakan
preventif, posbindu, posyandu, lansia dll; (3)
hambatan keperawatan komunitas yang
teridentifikasi berupa kurangnya SDM serta
susahnya mengubah paradigma masyarakat
tentang pentingn- ya pemeriksaan kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, W.I, & Chayatin, N. (2009). Ilmu
Keper- awatan Komunitas Pengantar dan
Teori Jilid 1. Jakarta : Salemba Madika
Mubarak, W.I, & Chayatin, N. (2009). Ilmu
Keper- awatan Komunitas Pengantar dan
Teori Jilid 1. Jakarta : Salemba Madika
Rohmatul, N., Sulistiawati, & Yuni, I. (2017).
Nurse Behavior in Implementasi of Diabetes
Millitus Education Based on Theory of
Planned Behavior. Jurnal Ners. 12(1), 19-26
Martino, & Satino. (2015). Model Asuhan
Keper- awatan Komunitas Untuk Percepatan
MDGs Sektor Perilaku Sanitasi Kesehatan.
Jurnal Ners. 10(2), 301-307
Mubarak, W.I, & Chayatin, N. (2009). Ilmu
Keper- awatan Komunitas Pengantar dan
Teori Jilid 1. Jakarta : Salemba Madika
Mubarak, W.I, & Chayatin, N. (2009). Ilmu
Keper- awatan Komunitas Pengantar dan
Teori Jilid 1. Jakarta : Salemba Madika
Kementerian Kesehatan RI. (2015). Profil
Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI
Kementerian Kesehatan RI. (2017). Profil
Kesehatan Indonesia Tahun 2016. Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI
Dewi, A. P., Darwin, E., & Edison,. (2014).
Hubun- gan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan
pemberian Imunisasi Dasar Lengkap pada
Bayi di Kelura- han Parupuk Tabing Wilayah
Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang
Tahun 2013. Jurnal Kesehatan Andalas. 3(2)
Rahayu, T. (2012). Evaluasi Pelaksanaan Program
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja
Puskesmas Ketapang 2. Jurnal Kesehatan
Mas- yarakat. 1(2), 479-492
Sugiono. (2009). Memahami Penelitian
42
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (1) 2020

Mubarak, W.I, & Chayatin, N. (2009). Ilmu Dewie, N. S., & Has, E. M. M. (2017). Self-Care
Keper- awatan Komunitas Pengantar dan Needs in Patients with Physical
Teori Jilid 1. Jakarta : Salemba Madika Immobilization. Jurnal Ners. 12(2), 286-295
Wakhid, A., dkk. (2016). Pengaruh Senam Sando, W., dkk. (2018). Pelaksanaan Program
Otak (Brain Gym) Terhadap Fungsi Pen- gendalian Penyakit Infeksi Saluran
Kognitif Lansia Dengan Dimensia Di Unit Pernaasan Akut (P2 ISPA) di Puskesmas
Pelayanan Sosial Lan- jut Usia Wening Sungai Pakning Kabupaten Bengkalis.
Wardoyo Ungaran. Jurnal Ilmu Keskom. 4(2), 102-111
Keperawatan dan Kebidanan. Faluzi, A., dkk. (2018). Analisis Penerapan
Kusyati, E., & Putri, A. A. (2016). Home Care Upaya
Da- lam Perawatan Ulkus Diabetikum di
Kota Sema- rang. Jurnal INJEC. 1(1), 34-41
Rahmah, dkk. (2016). Penatalaksanaan Diare
Berba- sis Komunitas Dengan Pendekatan
Manajemen Terpadu Balita Sakit di
Kecamatan Ngampilan. Jurnal Berdikari.
4(2)
Mastuty, A., & Paju, W. (2018) Upaya Dalam
Men- gurangi Absenteeisme Tenaga Perawat
Pada Or- ganisasi Kerja. Jurnal Ners
Lantera. 6(1)
Martiningsih, W. (2011). Praktik kolaborasi
Per- awat-Dokter dan Faktor yang
Mempengaruhin- ya. Jurnal Ners. 6(2), 147-
155
Darsini. (2016). Hubungan Kominukasi Perawat
Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang
Dirawat Di Ruang Kana Rumah Sakit Gatoel.
NurseLine Journal. 1(1)
Mariatul, F. (2012). Analisis Implementasi
Kegiatan Promotif dan Preventif di
Puskesmas Kampus Palembang Tahun 2010.
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 3(2)
Adib-Hajbaghery, M. (2013). Nurse Role In The
Community. Nurs Midwifery Stud. 2(2), 169-70
Fooladi, M. M. (2015). The Role of Nurses in
Com- munity Awarensess and Preventive Healht.
IJCB-
NM. 3(4), 328-329
Rahmi, U., & Ramadhanti, D.
(2017).Gambaran Pengetahuan Perawat
Tentang Manajemen Pe- layanan Hospital
Homecare Di RSUD Al-Hisan Jawa Barat.
Jurnal Pendidikan Keperawatan Indo-
nesia. 3(1), 78-82
Ose, I. M., Utami, A. P. (2018). Efektifitas
Perawatan Luka Teknik Balutan Wet-Dry dan
Moist Wound Healing pada Penyembuhan
Ulkus Diabetik. Journal of Borneo Holistic
Health. 1(1), 101-112, P ISSN 2621-9530 e
ISSN 2621-9514

43
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (1) 2020

Pencapaian Standar Sasaran Keselamatan


Pasien Bagi Profesional Pemberi Asuhan
Dalam Pening- katan Mutu Peleyanand di
Rawat Inap RSUP Dr.
M. Djamil Padang Tahun 2017. Jurnal
Kesehatan Andalas. 7
Muntea, A., Tomita, M., & Ungureanu, R.
(2013). The Role of the Community Nerse in
Promoting Health and Human Dignity-Narrative
Review Article. Iranian J Publ Health. 42(10),
1077-1084 Syagitta, M. (2017). Persepsi Perawat
Terhadap Pelaksaan Komunikasi Efektif di IRJ
Al-Islam
Bandung. Jurnal Keperawatan BSI. 5(2)

44

Anda mungkin juga menyukai