Disusun Oleh :
(KELOMPOK 5)
Oleh :
1. DEWI SEKARWANGI
2. DONY RONANDO JAYA
3. ELIN MARLIANA
4. ELSA NURHUZAEFAH
5. EKA MUSTIKA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Covid-19 atau Corona virus disease 2019 adalah penyakit infeksi yang
menyerang saluran pernafasan yang dapat ditularkan melalui air liur. Covid-19
merupakan penyakit yang menyebabkan Middle East Respiratory Syndrome
(MERSCoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrom (SARS-CoV) (Ni Putu Emy Darma
Yanti1*, 2020).
Kasus virus corona muncul dan menyerang manusia pertama kali di provinsi
Wuhan, China. Awal kemunculannya diduga merupakan penyakit pneumonia, dengan
gejala serupa sakit flu pada umumnya. Gejala tersebut di antaranya batuk, demam, letih,
sesak napas, dan tidak nafsu makan (sari, sholihah, & atiqoh, 2020). Peningkatan
kejadian covid-19 sangat pesat meskipun di tandai dengan adanya pasien yang sembuh
tapi tidak sedikit pula pasien-pasien baru yang terjangkit covid-19, Setiap hari jumlah
kasus positif dan korban meninggal terus bertambah, baik dari kalangan masyarakat
umum maupun tenaga medis, orang dewasa maupun anak-anak (Sari, 2021)
ِّدي ِْنeوْ ا فِى الeُةٌ لِّيَتَفَقَّهeَ ٍة ِّم ْنهُ ْم طَ ۤا ِٕىفeَ ِّل فِرْ قeر ِم ْن ُكe ۗ
َ َوْ اَل نَفeََو َما َكانَ ْال ُمْؤ ِمنُوْ نَ لِيَ ْنفِرُوْ ا َك ۤافَّةً فَل
١٢٢ - ࣖ َ قَوْ َمهُ ْم اِ َذا َر َجع ُْٓوا اِلَ ْي ِه ْم لَ َعلَّهُ ْم يَحْ َذرُوْ نeَولِيُ ْن ِذرُوْ ا
Artinya : “Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi
(ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di
antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan
agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya
apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga
dirinya.” (QS. At-Taubah [9]: 122) (Yulyani et al., 2018).
Maksud dari ayat di atas dapat diambil kesimpulan, jika tidak dapat menjadi orang
yang pandai dan mengajarkan ilmu kepada orang lain, maka jadilah sebagai orang yang
mau belajar dan mendengarkan dari lingkungan sekitar atau dari orang-orang yang
pandai. Pengetahuan memegang peranan penting dalam penentuan perilaku yang utuh
karena pengetahuan akan membentuk kepercayaan yang selanjutnya dalam
mempersepsikan kenyataan, memberikan dasar bagi pengambilan keputusan dan
menentukan perilaku terhadap objek tertentu (Yuliastuti, Novita, & Narsih, 2014).
sehingga akan mempengaruhi seseorang dalam berperilaku. Terbentuknya suatu perilaku
dimulai pada domain kognitif dalam arti subyek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus
yang berupa materi atau obyek di luarnya, sehingga menimbulkan pengetahuan baru
yang akan terbentuk dalam sikap maupun tindakan (sari, sholihah, & atiqoh, 2020).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Moudy & Syakurah, 2020) yang berjudul
Pengetahuan Terkait Usaha Pencegahan Corona virus Disease (Covid-19) di Indonesia
menunjukan bahwa memberikan pengetahuan yang spesifik, valid, dan tepat sasaran
dapat meningkatkan perilaku usaha pencegahan terhadap infeksi Covid-19.
Berdasarkan pada uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih
lanjut tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Ketidak Patuhan Wisatawan
Terhadap Penggunaan Masker Dipantai Pangandaran.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan dunia saat ini tertuju pada Covid-19 karena jumlah kasus setiap
harinya mengalami peningkatan. Penggunaan masker saat berada di luar rumah
merupakan langkah antisipasi paling awal untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Tempat wisata adalah salah satu tempat yang memungkinkan penyebaran covid-19
karena kondisinya sebagai fasilitas umum tempat terjadinya kerumunan dan banyak
orang beraktivitas di lokasi tersebut yang datang dari berbagai tempat sehingga
menjadikannya seringkali penuh dan sesak dimana social dan physical distancing sulit
diterapkan. Ditambah lagi para wisatawan masih banyak yang tidak menggunakan
masker dan tidak mengikuti protokol kesehatan yang sudah ditetapkan pemerintah.
Tingkat pengetahuan tentang pencegahan penularan Covid-19 pada wisatawan dengan
kepatuhan penggunaan masker memegang peranan penting terhadap putusnya rantai
penularan Covid-19. Dari latar belakang yang telah diuraian di atas dapat diambil
rumusan masalah yaitu “Bagaimana hubungan tingkat pengetahuan wisatawan dengan
kepatuhan pengunaan masker di pantai pangandaran?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan ketidak patuhan wisatawan
terhadap penggunaan masker dipantai pangandaran.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan wisatawan tentang penggunaan
masker di pantai Pangandaran
b. Mengetahui gambaran kepatuhan wisatawan dalam pengunaan masker di pantai
Pangandaran.
c. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan pedagang dengan kepatuhan
pengunaan masker di pantai Pangandaran.
A. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan hasil penelitian ini bisa menambah wawasan tentang hubungan
antara tingkat pengetahuan wisatawan dengan kepatuhan pengunaan masker.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pantai Pangandaran
Memberikan masukkan dan sumber informasi bagi para wisatawan sebagai
dasar strategi dalam meningkatkan kepatuhan dan pemantauan terhadap
pengunaan masker pada wisatawan sebagai upaya pencegahan penyakit Covid-
19.
b. Bagi STIKes Muhammadiyah Ciamis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber referensi atau
informasi yang bermanfaat untuk memperluas wawasan serta dapat dijadikan
penelitian lanjutan dengan variabel yang lebih luas.
c. Bagi Wisatawan
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan memberikan informasi
bagi wisatwan mengenai tingkat pengetahuan yang berhubungan dengan
kepatuhan pengunaan masker sebagai upaya pencegahan penyakit Covid-19,
sehingga wisatawan dapat meningkatkan pengetahuannya dan lebih mematuhi
pengunaan masker agar dapat mencegah resiko terjadinya penyakit Covid-19.
d. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini dapat dijadikan perbandingan dan petimbangan untuk
melakukan penelitian-penelitian ditempat lain yang berkaitan dengan penelitian
ini
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Covid-19
a. Pengertian Covid-19
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-Cov-
2) yang merupakan coronavirus jenis baru dan belum pernah diidentifikasi
sebelumnya pada manusia. Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang
ditularkan secara zoonosis (antara hewan dan manusia) dan dapat
menyebabkan gejala ringan hingga berat. Sebelumnya, setidaknya terdapat
dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit pada manusia,
yaitu Middle East Respiratory Syndrome (MERSCoV) dan Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS-CoV) (Kemenkes RI, 2020).Pada 11 Februari 2020,
WHO mengumumkan nama resmi dari penyakit baru ini, yaitu sebagai “COVID-
19” (Coronavirus Disease 2019) yang tertera pada International Classification of
Diseases (ICD) (Moudy & Syakurah, 2020).
b. Gejala Covid-19
Beberapa orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala apapun dan tetap
merasa sehat. Gejala yang paling umum adalah demam, rasa lelah, dan batuk
kering. Beberapa pasien mungkin mengalami rasa nyeri dan sakit, hidung
tersumbat, pilek, nyeri kepala, konjungtivitis, sakit tenggorokan, diare, hilang
penciuman dan pembauan atau ruam kulit. Pada kasus COVID-19 yang berat
dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernafasan akut, gagal ginjal, dan
bahkan kematian. Gejala yang muncul di awal infeksi masih bersifat ringan dan
sering diabaikan, padahal harus segera ditangani karena gejala virus ini muncul
secara bertahap dengan masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dan masa inkubasi
terpanjang 14 hari, (Sari, 2021).
c. Penyebaran Covid-19
Covid-19 dapat menyerang siapa saja tanpa kecuali, termasuk anak muda.
Kelompok
ini memiliki imunitas yang lebih baik sehingga mungkin dapat terpapar tanpa
menunjukkan gejala (asimtomatik), tetapi berbahaya dan dapat menyebabkan
kematian bagi orang-orang di sekitarnya (silent killer). Menurut WHO,
kelompok yang paling banyak menyebarkan virus ini berada dalam rentang usia
20-40 tahun. Sedangkan kelompok lain yang berisiko tinggi terhadap penularan
virus adalah orang berusia lanjut (usia 60 tahun ke atas), berpenyakit penyerta
(komorbid), memiliki daya tahan tubuh rendah, dan yang mengalami obesitas
(berat badan berlebih). COVID-19 tidak ditularkan oleh hewan, tetapi menular
antarmanusia terutama dari orang-orang terdekat. Virus ini ditularkan melalui
cipratan liur (droplet) yang dikeluarkan seseorang dari mulut atau hidung
ketika bersin, batuk, bahkan saat berbicara. Droplet dapat jatuh dan menempel
pada benda-benda di sekitar. Oleh sebab itu, ketika memegang benda-benda
itu, tangan seseorang berpotensi menjadi jalur transmisi penularan COVID-19
jika menyentuh hidung, mulut, dan mata (Sari, 2021).
d. Dampak Covid-19
Virus Corona juga Berdampak pada investasi karena masyarakat akan lebih
berhati-hati saat memebeli barang maupun berinvestasi . virus corona juga
mempengaruhi proyek pasar investor bisa menunda investasi karena ketidak
jelasan supply chin. Virus corona juga berdampak pada sektor pariwisata,
perdagangan, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) (Hanoatubun, 2020).
e. Pencegahan Covid-19
Berbagai upaya penanganan dan pencegahan COVID 19 dilakukan oleh
pemerintah. Selain menganjurkan pola hidup sehat, pemakaian masker kain,
cuci tangan dengan sabun, upaya melalui pendekatan media juga dilakukan.
Salah satunya mengembangkan website resmi (https://www.covid19.go.id/)
dan Infeksi Emerging website (https://covid19.kemkes.go.id/). Hal ini menjadi
bagian dari kegiatan intervensi yang gencar dilakukan dalam upaya mitigasi
pencegahan COVID-19 kepada masyarakat yaitu melalui media massa. Media
sosial merupakan salah satu cara untuk mengedukasi masyarakat. Melalui
media sosial dan online, seseorang akan dengan mudahnya mendapatkan,
membagikan data atau informasi dari satu media sosial ke media sosial yang
lainnya sehingga menjadi viral dan trend Intervensi media memiliki potensi
untuk membantu individu baik pasien suspect COVID-19 dan masyarakat
umum dalam memodifikasi perilaku untuk meningkatkan kesehatan fisik,
mental, dan perilaku (Utami Zainal, 2021).
2. Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan pemahaman partisipan tentang topik yang diberikan.
Pengetahuan adalah kemampuan untuk menerima, mempertahankan, dan
menggunakan informasi, yang dipengaruhi oleh pengalaman dan keterampilan.
Sebagian besar dari pengetahuan yang dimiliki seseorang berasal dari
pendidikan baik formal dan informal, pengalaman pribadi maupun orang lain,
lingkungan, serta media massa (Moudy & Syakurah, 2020)
b. Tingkat Pengetahuan
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Yanti B ,
dkk (2020) yang Menyebutkan bahwa 99% masyarakat Indonesia mempunyai
pengetahuan yang baik, 59 % mempunyai sikap positif dan 93 % mempunyai
perilaku yang baik terhadap upaya pencegahan Covid-19 di Indonesia dengan
social distancing. Masyarakat yang memiliki pengetahuan baik juga memiliki
sikap dan perilaku yang baik pula. Selain itu , tingkat pengetahuan yang tinggi
ini juga di dukung dengan tingkat pendidikan tinggi ( diploma dan Sarjana ) .
Tingkat pendidikan seseorang yang tinggi akan semakin mudah untuk
mendapatkan akses informasi tentang suatu permasalahan (Purnamasari & Ell
Raharyani, 2020)
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Salah satu faktor internal yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang
adalah tingkat pendidikan, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka
semakin tinggi pula pengetahuan. Pengetahuan Merupakan Faktor esensial yang
dapat mempengaruhi perubahan perilaku dan individu dapat memperoleh
pengetahuan dan keterampilan melalui proses belajar , dengan demikian
pengetahuan masyarakat yang masih perlu diluruskan dan perilaku masyarakat
yang masih negativ dapat diupayakan dengan kegiatan pembelajaran melalui
edukasi oleh pihak- pihak yang berwenang. (Purnamasari & Ell Raharyani,
2020)
d. Pengukuran Pengetahuan
3. Kepatuhan
a. Pengertian Kepatuhan
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan
c. Pengukuran Tingkat Kepatuhan
d. Kepatuhan Penggunaan Masker pada Pedagang Pasar
B. Landasan Teori
C. Kerangka Konsep
D. Hipotesis Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Girsang, V. I. (2020). Pencegahan Covid-19 pada Pedagang Pasar Karya Wisata Kelurahan Gedung
Johor. Jurnal Abdimas Mutiara, 1(2), 76-85.
Hafsari, A. R. (2020). Penggunaan Bahan Herbal dan Pendekatan Spiritual Untuk Mencegah Stress
Selama Karantina COVID-19.
Huang, C. W. (2020). Clinical features of patiet infected with 2019 novel corona virus in wuhan china.
The Lancer, 497-506.
Maharani, T. (2020). Update 1 Desember : Ada 72.015 Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia.
Kompas.Com.
Moudy, J., & Syakurah, R. A. (2020). Pengetahuan terkait Usaha Pncegahan Coronavirus Disease
(COVID-19) di Indonesia. Higeia Journal of Public Helath Research and Development 4(3),
333-346.
Natalia, R. N., Malinti, E., & Elon, Y. (2020). Kesiapsiagaan Remaja Dalam Menghadapi Wabah Covid-
19. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis.
Ni Putu Emy Darma Yanti1*, I. M. (2020). Gambaran Pengetahuan Masyarakat Tentang Covid-19 dan
Prilaku Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Keperawatan Jiwa, 8.
Ningrum, P., Mubarak, H., Sari, T. W., & Husnah, H. (2020). Sosialisasi Gerakan Masyarakat Cerdas
Mneggunakan Masker Dimasa Pandemi Guna Mnecegah Penyebaran Virus COVID-19. Jurnal
Abdidas , 430-435.
Pikobar. (2021). Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Provinsi Jawa Barat.
Saputro, A. A. (2020). Tingkat Pengetahuan Virus Covid-19 Pada Peserta Didik Kelas X SMA dan MA
Wilayah Kecamatan Ploso Kabupaten Jombang. 12-18.
sari, d. p., sholihah, n., & atiqoh. (2020). HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN MASYARAKAT
DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN MASKER SEBAGAI. infokes vol 10, 52-55.
Wijaya, R. L. (2020). Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Pemanfaatan E-Learning. Dimensi, 9(2),
307322.
Yuliastuti, C., Novita, N. W., & Narsih, S. (2014). Tingkat Pengetahuan TB Paru Mempengaruhi
Penggunaan Masker Pada Penderita TB Paru. Jurnal Ilmiah Kesehatan-7(2), 122-137.
Yunus, N. R., & Rezki, A. (2020). Kebijakan Pemberlakuan Lockdown Sebagai Antisipasi Penyebaran
Corona Virus Covid-19. Sosial & Budaya Syar-I.