Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN JOURNAL READING SEARCHING/ READING

1. SUMBER PENCARIAN : GOOGLE SCHOLAR


2. METODE PENCARIAN :
P (populasi) : low back pain, dengan hasil temuan 3.730.000
I (intervensi) : low back pain AND teknik relaksasi napas dalam, dengan hasil
temuan 1.460
C (comparation) : low back pain AND teknik relaksasi napas dalam teknik slow
stroke back massage, dengan hasil temuan 110
O (outcome) : low back pain AND teknik relaksasi napas dalam AND teknik
slow back massage AND skala nyeri, dengan hasil temuan 77
3. Analisa PICOT

POPULASI :

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang mengalami low back pain pada
tahun 2020 sebanyak 31 orang.

INTERVENSI:
Data dianalisis secara univariat dan bivariate dengan uji independent t test. Pada
kelompok SSBM skala nyeri sebelum 5,40 dan setelah dilakukan SSB 2,80. Hasil uji
statsistik p value 0,012.
Penatalaksanaan terapi nonfarmakologis lainnya yaitu terapi relaksasi nafas dalam.
Teknik relaksasi napas dalam adalah suatu bentuk tindakan keperawatan yang mana
perawat mengajarkan kepada pasien bagaimana cara melakukan napas dalam untuk
mengurangi nyeri. Pasien dapat memejamkan matanya dan bernapas dengan perlahan dan
nyaman. Irama yang konstan dapat dipertahankan dengan menghitung dalam hati dan
lambat bersama setiap inhalasi (“hirup, dua, tiga) dan ekshalasi (hembuskan, dua, tiga)
(Smeltzer & Bare, 2002) Penelitian Henni (2018) didapatkan bahwa terdapat pengaruh
terapi relaksasi nafas dalam dengan penurunan skala nyeri pada pasien.

COMPARATION:
ada perbedaan teknik relaksasi nafas dalam dan teknik slow stroke back massage terhadap
skala nyeri pada penderita low back pain di Puskesmas Jaya Loka. Saran peneliti
hendaknya pihak puskesmas akif melakukan penyuluhan dan mengajarkan teknik slow
stroke back massage sebagai salah satu cara untuk menguranggi nyeri yang dirasakan.
untuk mengetahui perbedaan skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan terapi massage
dan terapi relaksasi nafas dalam, digunakan uji statistik uji t independen dengan tingkat
keyakinan 95% atau  0,05 dan bila ῤ ≤ 0,05 berarti ada perbedaan sedangkan bila ῤ >
0,05 yang berarti tidak ada pengaruh. Sedangkan untuk mengetahui perbedaan skala nyeri
antara terapi relaksasi nafas dalam dengan terapi slow stroke back massage maka uji
statistik yang digunakan adalah independen sampel t test, karena sampel yang digunakan
adalah kelompok perlakuan yang berbeda.
OUTCOME :
Hasil pengukuran skala nyeri diketahui 6 orang dengan skala nyeri 5 dan 4 orang dengan
skala nyeri 4. Hasil pra peneliti yang dilakukan pada kelima responden dengan cara
memberikan teknik relaksasi nafas dalam sebanyak 5 orang dan teknik slow stroke back
massage sebanyak 5 orang sesuai dengan Standar Operasional Prsedur (SOP) yang ada
selama 10 menit pertama di diketahui bahwa terjadi penurunan skala nyeri yang berbeda
beda.
Setelah dilakukan terapi responden merasakan rileks, tidak terjadi ketegangan otot,
merasa nyaman sesaat, tenang sehingga responden merasa melupakan rasa sakit yang
dideritanya dan tidak merasa cemas, nyeri sedikit berkurang ketika melakukan
pergerakan.

TIME:
Terapi relaksasi nafas dalam yang dilakukan yaitu terapi relaksasi sesuai dengan standar
operasional prosedur dengan pelaksanaan 3 kali selama 5 menit dengan interval 1 menit.
Hal ini dilakukan agar responden dapat merasakan perubahan setelah dilakukan terapi
relaksasi saat pertama kali. Selain itu peneliti menjaga suasana kamar agar responden
tampak rileks dan tenang hal ini dapat mempengaruhi hasil pengukurang skala nyeri.

Analisa VRA

ANALISA YANG DILAKUKAN DENGAN MENJAWAB BEBERAPA PERTANYAAN BERIKUT, HASIL JAWABAN
DIBUAT DALAM BENTUK NARASI

1. VALIDITAS
a. Jelaskan metodelogi penelitian yang digunakan artikel?
Penitian ini menggunakan penelitian kuantitatif Jenis penelitian ini adalah quasi
experiment, dengan desain eksperimen yang digunakan adalah two group before after atau
pre-test and post test group design.
b. Beberapa besar populasi dalam penelitian
10 orang
c. Jelaskan kriteria sampel yang baik inklusi dan eklusi
teknik relaksasi nafas dalam dan teknik slow stroke back massage terhadap skala nyeri pada
penderita low back pain di Puskesmas Jaya Loka
d. Bagaimana kriteria inklusi dan ekslusi
terapi SSBM rata–rata skala nyeri responden adalah 5,40 (kategori nyeri sedang) dengan
skala minimum 5 dan skala
e. Beberapa besar jumlah sample
10 responden menggunakan terapi SSBM sebelum dan sesudah
f. Jika terdapat dalam kelompok apakah jumlah sample kelompok sama besar
Jumlah sample 10 responden menggunakan teraps ssbm sedudah dan sebelum
2. Reliabilitas
a. Apa hasil penelitian
hasil penelitian dengan menggunakan uji uji statistik inependen sampel t test, didapatkan
bahwa p value 0,012 (p < 0,05) artinya terdapat perbedaan skala nyeri yang diberikan terapi
relaksasi nafas dalam dengan terapi SSBM pada pasien LBP di Puskesmas Jaya Loka.
b. Apa intervensi yang dilakukan? JELASKAN
diberikan terapi relaksasi nafas dalam dengan terapi SSBM pada pasien LBP di Puskesmas
Jaya Loka.
c. Apakah intervensi dapat berjalan sesuai hasil yang diharapkan
Intervensi berjalan dengan sesuai yang diharapkan dengan penelitian dan hasilnya
membuktikan terapi relaksasi nafas dalam dengan terapi SSBM pada pasien LBP di
Puskesmas Jaya Loka.
d. Berapa besar efek dari intervensi yang diberikan
Sangat besar
e. Apakah intervensi yang dilakukan dalam artikel akan memperoleh hasil yang sama jika
intervensi penelitian pada tatanan praktik
Iya

3. Aplikabilitis
a. Apakah sampel yang digunakan dalam artikel penelitian memiliki kesamaan dengan pasien
diruangan saya atau pasien saya ? iya
b. Apakah terdapat bahaya dalam intervensi yang diberikan? Jelaskan
Tidak ada, pemberian terapi relaksasi nafas dan terapi sbbm sangat bermanfaat
c. Apakah intervensi yang diberikan dalam artikel penelitian dapat dilakukan intervensi yang
sama pada tempat saya bekerja ? iya
d. Apakah intervensi tersebut mudah dilakukan?jelaskan
Sangat mudah

Anda mungkin juga menyukai