Anda di halaman 1dari 8

UNIVERSITAS FALETEHAN

EVIDENCE BASED PRACTICE (EBP)


PENGARUH PEMBERIAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP NYERI
PADA PASIEN FRAKTUR
RUANG DAHLIA

TATI UMAYAH
5023031147

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
TAHUN 2023/2024
PENDAHULUAN

Fraktur atau patah tulang merupakan gangguan penuh atau sebagian pada kontinuitas
struktur tulang. Fraktur terjadi dikarenakan hantaman langsung sehingga sumber tekanan
lebih besar dari pada yang bisa diserap. Ketika tulang mengalami fraktur maka struktur
sekitarnya akan ikut terganggu (Sastra & Despitasari, 2018). Penanganan terhadap fraktur
dapat dengan pembedahan atau tanpa pembedahan, meliputi: Imobilisasi, Reduksi,
Proteksi saja, Reposisi, Traksi dan Rehabilitation (Mansjoer et al., 2000).

Nyeri adalah peristiwa yang tidak menyenangkan pada seseorang dan dapat menimbulkan
rasa sakit (Rusminah et al., 2019). Penatalaksanaan nyeri meliputi terapi farmakologis
dan nonfarmakologis. Terapi farmakologis meliputi pemberain obat analgetik dengan
cara berkolaborasi dengan dokter secara medis, dan cara lain berupa terapi
nonfarmakologis salah satunya dengan teknik relaksasi nafas dalam sebagai media
distraksi atau pengalihan nyeri secara komplementer. Teknik relaksasi dapat menurunkan
nyeri dengan merilekskan ketegangan otot yang menunjang nyeri. Teknik relaksasi terdiri
atas nafas abdomen dengan frekuensi lambat, berirama. Pasien dapat memejamkan
matanya dan bernafas dengan perlahan dengan nyaman (Lela & Reza, 2018)

Untuk itu penting bagi seorang perawat menerapkan teknik relaksasi nafas dalam
terhadap nyeri akibat fraktur sebagai bagian dari asuhan keperawatan. Karena selama
proses perawatan pasien harus mendapatkan kenyamanan dan terhindar dari perasaan
cemas, takut, dan terganggu. Berdasarkan data jurnal yang ada, maka penulis bermaksud
untuk merivew sebanyak 3 jurnal terkait pengaruh relaksasi nafas dalam terhadap nyeri
fraktur.
TINJAUAN JURNAL

A. Argumen Jurnal I
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP
PENURUNAN NYERI PADA PASIEN FRAKTUR DI RS SITI KHADIJAH
PALEMBANG
Peneliti : Lela Aini, Reza Reskita
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian argument riset I yaitu untuk mengetahui pengaruh teknik
relaksasi nafas dalam terhadap penurunan nyeri pada pasien fraktur di RSI Siti
Khadijah Palembang

2. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam desain penelitian ini adalah Pra-
Eksperimental dengan rancangan One Group Pretest- Post test dimana peneliti
memberikan perlakuan sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas
dalam pada pasien yang mengalami fraktur berusia 16-55 tahun. Dengan teknik
purposive sampling

3. Pengambilan Sampel
Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berjumlah 30
responden

4. Prosedur Intervensi
Intervensi yang dilakukan peneliti dengan memberikan perlakuan relaksasi nafas
dalam pada 15 Juni – 14 Juli 2017. Sumber data yang digunakan pada penelitian
yaitu dengan melakukan penukuran skala nyeri menggunakan Numeric Rating
Scale dari skala 0 (tidak nyeri), 1-3 (nyeri ringan), dan 4-6 (nyeri sedang)
responden diberikan analgetik yang sama dan sudah lebih dari 8 jam. Data
dianalisa secara 2 tahapan yaitu: analisa univariat untuk melihat distribusi
frekuensi dan analisa bivariat dengan statistik nonparametrik menggunakan uji
wilcoxon untuk mengetahui skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan teknik
relaksasi napas dalam

5. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diketahui bahwa rata-rata skala nyeri pasien fraktur sebelum
dilakukan teknik relaksasi nafas dalam adalah skala nyeri terendah 2 (nyeri
ringan) dan skala nyeri tertinggi 6 (nyeri sedang) sedangkan setelah dilakukan
terapi relaksasi nafas dalam skala nyeri terendah 1 (nyeri ringan) dan tertinggi
skala nyeri 5 (nyeri sedang). Hasil uji statistik didapatkan nilai p-value=0,001,
maka dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan tingkat skala nyeri sebelum
dan sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam pada pasien fraktur di RSI Siti
Khadijah Palembang Tahun 2017. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan (p-
value=0,001, α=0,05), maka didapatkan perbedaan yang signifikan antara
pengukuran intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas
dalam. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tindakan teknik relaksasi nafas dalam
yang dilakukan sesuai dengan aturan dapat menurunkan intensitas nyeri pada
pasien fraktur.

B. Argumen Jurnal II
PENGARUH TERAPI RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP INTENSITAS
NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR DI RUANG SERUNI RSUD
Dr. M. YUNUS BENGKULU
Peneliti : Devi Listiana, Pawiliyah, Fatma Hidayah
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh terapi relaksasi nafas
dalam terhadap intensitas nyeri pada pasien post operasi fraktur

2. Metode Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pra-Eksperimental
menggunakan The One Group Pretest Postest Design
3. Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Actidental
Sampling sebanyak 30 orang pasien.

4. Prosedur Intervensi
Penelitian ini sumber data primernya didapatkan langsung dari pasien yang sudah
menjalankan tindakan post operasi fraktur setelah 4 jam diruangan. Data dianalisis
menggunakan analisis univariat, uji normalitas data dan analisis bivariate dengan
uji Compared Mean Paired T Test.

5. Hasil Penelitian
Dari 30 orang pasien post operasi fraktur sebelum dilakukan teknik relaksasi
pernafasan didapat skala nyeri minimum 3, skala nyeri maksimum 9, skala nyeri
rata-rata 5,80 dengan standar deviasi 1,518. setelah dilakukan teknik relaksasi
pernafasan didapat skala nyeri minimum 2, skala nyeri maksimum 8, skala nyeri
rata-rata 4,97 dengan standar deviasi 1,520. Dengan nilai P 0,002 artinya terdapat
pengaruh terapi relaksasi nafas dalam terhadap intensitas nyeri pada pasien post
operasi fraktur.

C. Argumen Jurnal III


PERBEDAAN NYERI PADA PASIEN PASCA BEDAH FRAKTUR
EKSTREMITAS SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN TEKNIK
RELAKSASI NAPAS DALAM
Peneliti : Prita Devy Igany
1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui perbedaan rata-rata intensitas nyeri pada pasien pasca bedah
fraktur sebelum dan sesudah diberikan teknik relaksasi nafas dalam
2. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang akan menggunakan
rancangan penelitian Quasi Eksperimental, dengan pendekatan pretest-posttest
design with control group
3. Pengambilan Sampel
Sampel yang digunakan berjumlah 30 orang dengan teknik purposive sampling

4. Prosedur Intervensi
Prosedur penelitian ini ditujukan pada pasien dengan diagnosa medis pasca bedah
fraktur ekstremitas yang terbagi kedalam dua kelompok, yaitu kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen. kelompok kontrol hanya dilakukan observasi saja
sedangkan yang diberikan perlakuan intervensi relaksasi nafas dalam yaitu
kelompok eksperimen

5. Hasil Penelitian
Perbedaan hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukan bahwa rata-rata
intensitas nyeri pasca bedah sebelum dilakukan teknik relaksasi napas dalam pada
kelompok kontrol menunjukan tidak signifikan dengan nilai P=0,52 (p>0,05) hal
ini dikarenakan responden belum mendapat intervensi untuk mengurangi rasa
nyerinya sehingga nyeri masih dirasakan. Sedangkan setelah dilakukan teknik
napas dalam pada kelompok eksperimen hasil penelitian menunjukkan ratarata
intensitas nyeri menurun dan menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan
antara sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi napas dalam dengan nilai
p=0.02 (p<0.05).
KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian Lela & Reza (2018) yang telah diuji dan disimpulkan bahwa
ada pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan tingkat nyeri pada
pasien fraktur di RS siti Khadijah palembang dengan hasil yang signifikan yaitu
nilai P 0,001 (Pvalue<0,005) artinya ada pengaruh teknik relaksasi nafas dalan terhadap
penurunan nyeri pada pasien fraktur di RSI Siti Khadijah Palembang. Didukung oleh
penelitian yang dilakukan Listiana, Pawiliyah & Hidayah (2018) bahwa hasil
penelitiannya dengan uji dua sampel berhubungan (Paired simple T-Test) didapat nilai
t=3,403 dengan p=0,002<0,05 berarti signifikan ada pengaruh terapi relaksasi nafas
dalam terhadap intensitas nyeri pada pasien post operasi fraktur di ruang seruni RSUD
Dr. M. Yunus Bengkulu. Dibuktikan oleh penelitian Igiany (2018) yang melibatkan dua
kelompok pengujian yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diperoleh bahwa
kelompok eksperimen yang sudah diberikan teknik relaksasi nafas dalam menunjukan
rata-rata intensitas nyeri menurun dan menunjukan adanya perbedaan yang signifikan
antara sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi dengan nilai p=0,02 (p<0,05)
dibanding kelompok kontrol yang belum diberikan teknik relaksasi nafas dalam dengan
nilai p=0,52 (p>0,05).
DAFTAR PUSTAKA

Igiany, P. D. (2018). Perbedaan Nyeri Pada Pasien Pasca Bedah Fraktur Ekstremitas
Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Teknik Relaksasi Napas Dalam. Jurnal
Manajemen Informasi Dan Administrasi Kesehatan (JMIAK), 1(1), 16–21.
https://doi.org/10.32585/jmiak.v1i1.123
Lela, A., & Reza, R. (2018). Pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan
nyeri pada pasien fraktur. Jurnal Kesehatan, 9(2), 262–266.
Listiana, D., Pawiliyah, & Hidayah, F. (2018). Pengaruh Terapi Relaksasi Nafas Dalam
Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Fraktur di Ruang Seruni RSUD
dr. M. Yunus Hospital Bengkulu. Jurnal Sains Kesehatan, 26(2), 21–29.
Mansjoer, Triyani, & Savitri. (2000). No TitleKapita Selekta Kedokteran Perpustakaan
Poltekkes Kemenkes Jambi.
Sastra, & Despitasari, L. (2018). Pengaruh Terapi Dingin Cryotherapy Terhadap
Penurunan Nyeri Pada Fraktur Ekstremitas Tertutup.

Anda mungkin juga menyukai