id=ccRiDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=preeklamsia&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwi
6vpP9kI3mAhXXbX0KHc5tCkwQ6AEIVTAF#v=onepage&q=preeklamsia&f=false
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian ibu (AKI) merupakan suatu petunjuk yang dapat digunakan
untuk menggambarkan jumlah ibu yang meninggal per 100.000 kelahiran hidup, dari
suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya, tidak
termasuk kecelakaan atau kasus insidentil selama kehamilan , persalinan dan masa nifas
(42 hari setelah melahirkan ) tanpa memperhitungkan lama kehamilan (Dinkes Kota
Semarang, 2018). World Health Organization (WHO) memperkirakan sekitar 830 ibu
meninggal disaat kehamilan dan persalinan , 99% kematian ibu terjadi di negara
berkembang.. Menurut data SDKI angka kematian ibu di Indonesia pada tahun 2015
sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup(BKKBN, 2017).
Preeklamsi merupakan penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, oedema, dan
proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini biasanya timbul pada kehamilan
setelah memasuki 20 minggu tetapi dapat timbul lebih awal. Hipertensi biasanya timbul
lebih awal dari pada tanda yang lain . Untuk menegakan diagnosa pada preeklamsi
kenaikan tekanan darah sistolik harus 30 mmHg atau lebih. Sedangkan kenaikan tekanan
darah diagnostik meningkat 15 mmHg atau lebih (Fatmawati, Marmi, & Suryaningsih,
2016).
Faktor penyebab preeklampsi diantaranya usia, jarak kehamilan , paritas , dan
kehamilan ganda. Ibu yang hamil pada usia <20 tahun atau >35 tahun, berisiko
mengalami preeklampsi 7,875 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang hamil usia
reproduksi sehat yaitu di umur 20-35 tahun. Jarak kehamilan <2 tahun mempunyai risiko
terjadi preeklampsi dibandingkan ibu dengan jarak kehamilan 2 tahun atau lebih. Paritas
juga berisiko mengalami preeklamsi sebesar 1,56 kali dibandingkan ibu hamil anak yang
kedua(Fatkhiyah, Kodijah, & Masturoh, 2018).
Kematian ibu di Kota Semarang pada tahun 2018 sebanyak 19 kasus dari 25.074
kelahiran hidup atau sekitar 75,77 per 100.000 KH. Angka kematian Ibu (AKI)
mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya yaitu 88 per 100.000 KH pada tahun
2017 dan 121,5 per 100.00 KH pada tahun 2016. Diketahui kematian ibu disebabkan oleh
pendarahan hebat (26%), penyakit CVA,Ca (16%), sepsis (10%) dan tertinggi
disebabkan oleh eklamsi (37%)(Dinkes Kota Semarang, 2018). Penyebab kematian ibu
akibat preeklampsia dan eklampsia di Indonesia masih cukup tinggi dibandingkan dengan
Asia Tenggara atau dunia. Angka kejadian preeklampsia di dunia sebesar 3-10%, di
Indonesia sebesar 9,8-25,5%, di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menunjukan
angka kematian ibu pada tahun 2015 sebanyak 29 kasus, pada tahun 2016 naik 39 kasus
dan kembali turun menjadi 34 kasus pada tahun 2017 dan Pada tahun 2018 menunjukan
kenaikan menjadi 36 kasus(Profil Dinas Kabupaten Bantul, 2018).
Preeklampsia dapat diatasi dengan 2 cara yakni, secara farmakologi seperti obat –
obat anti hipertensi dengan jangka panjang maupun seumur hidup, sedangkan pengobatan
non farmakologi adalah pengobatan alamiah seperti terapi yogurt, terapi mendengarkan
murotal, rendam kaki dengan air hangat, dan terapi yoga terhadap hipertensi bagi ibu
hamil. Penelitian yang dilakukan oleh Bershadsky pada tahun 2014 menyatakan bahwa
wanita yang melakukan yoga selama kehamilan akan mengalami penurunan kortisol yang
sangat signifikan. Yoga terbukti meningkatkan serotonin. Serotonin (5HT) menjadi salah
satu pengatur regulasi dari neurotransmitter norepinefrin. Aktivasi dari reseptor 5HT-
1B/1D yang berlokasi pada terminal presinaptik simpatik menyebabkan inhibisi dari
pelepasan norepinefrin. Hal ini menyebabkan terhambatnya perubahan norepinefrin
menjadi epinefrin dengan bantuan enzim phenyletanolamine N-methyltransferase.
Aktivitas kerja sistem saraf simpatis yang mengalami penurunan menyebabkan
penurunan terjadinya vasokonstriksi sehingga menurunkan tekanan darah .
Yoga merupakan salah satu pelayanan prenatal yang merupakan suatu alternative
terapi untuk ibu hamil, dalam gerakan yoga terkandung efek relaksasi yang dapat
menstabilakan emosi pada ibu hamil. Aktifitas fisik selama kehamilan telah dianjurkan
karena memiliki banyak manfaat kesehatan di perjalan hidup. Menjadi aktif secara fisik
selama kehamilan dikaitkan dengan penurunan resiko kehamilan dan kelahiran hasil yang
merugikan , termasuk preeklampsia.
B. Rumusan masalah
Berdasarakan latar belakang tersebut rumusan masalah pada penelitian ini adalah .
Apakah terdapat Pengaruh hatha yoga Terhadap Tekanan Darah pada Ibu Hamil dengan
Preeklampsi di Puskesmas Kedungmundu
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh hatha yoga terhadap tekanan darah pada ibu hamil
dengan preeklamsi
2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah untuk :
a. Mengetahui sebelum dilakukan hatha yoga terhadap tekanan darah pada ibu
hamil dengan preeklampsi di Puskesmas Kedungmundu
b. Mengetahui sesudah dilakukan hatha yoga terhadap tekanan darah pada ibu
hamil dengan preeklampsi di Puskesmas Kedungmundu
c. Menganalisis pengaruh hatha yoga terhadap tekanan darah pada ibu hamil
dengan preeklampsi di Puskesmas Kedungmundu
D. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara praktis sebagai berikut :
1. Bagi instansi pelayanan kesehatan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi pelayanan
kesehatan sebagai upaya pencegahan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
terutama bagi ibu hamil dengan riwayat preeklampsi
2. Bagi profesi keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam tindakan keperawatan
mandiri non farmakologi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pasien ibu hamil dengan preeklampsi
3. Bagi masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan manfaat bagi
masyarakat terutama ibu hamil dengan riwayat preeklampsi, untuk menambah
pengetahuan mengenai senam hamil terhadap tekanan darah pada ibu hamil dengan
preeklamsi
E. Bidang Ilmu
Bidang ilmu penelitian ini adalah dalam bidang ilmu keperawatan maternitas
F. Keaslian penelitian
Beberapa penelitian yang terkait dengan kejadian hatha yoga
5 Supriyati 2016 Pengaruh senam Jenis penelitian Skor waktu kala 1 persalinan
Puji yoga terhadap Quasi pada ibu bersalin
waktu kala 1 eksperimen primigravida yang mengikuti
persalinan pada dengan two kelas ibu hamil dan senam
ibu bersalin group post test . yoga rata – rata 5,55, standar
primigravida di deviasi 0,39 dengan nilai
puskesmas minimal 5,05 dan nilai
banyubiru maksimal 6,15 . skor waktu
kabupaten kala 1 persalinan pada ibu
semarang bersalin primigravida di
puskesmas banyubiru
kabupaten semarang yang
mengikuti kelas ibu hamil
dan senam yoga dan yang
hanya mengikuti kelas ibu
hamil (p=0,000).
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada variable independen
dependen dan tempat penelitian . variable independen ini hatha yoga , variable dependen
penelitian ini tekana darah . tempat penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu
Semarang .